Anda di halaman 1dari 4

2.

Kandungan oncom dan hubungannya dengan hepatoma ( yogi )

Jawab :

 Kandungan oncom

Oncom mengandung :

 air 87.46%
 lemak 0.92%
 protein 4.37
 karbohidrat 3.05%
 serat kasar 1.65%serta mengandung mineral seperti :
 zat besi (Fe)
 Kalium (K), dan
 Natrium (Na).Walaupun demikian perlu diketahui bahwa kandungan gizi pada
oncomtergantung pada bahan baku yang digunakan. Perbedaan kandungan gizi
antaraoncom merah dan oncom hitam sangat signifikan. Misalnya oncom merahdengan
bahan baku ampas tahu mengandung protein sebesar 4.9% , sedangkanoncom hitam
dengan bahan baku bungkil kacang mengandung protein sebesar 8.6%
Gambar disamping adalah oncom merah. Sebenarnya oncom ada dua macam, oncom
merah dan hitam. Kalau yang merah terbuat dari bungkil (ampas) tahu, sedangkan yang
hitam terbuat dari bungkil kacang tanah dicampur dengan singkong . Dijelaskan juga
kalau Oncom merah didegradasi oleh kapang (ragi) oncom Neurospora sitophila atau N.
intermedia, sedangkan oncom hitam didegradasi oleh kapang tempe Rhizopus
oligosporus. Bedanya oncom dengan tempe adalah pada jenis ragi dan tahapan proses
pembuatannya.Tempe siap diperdagangkan sebelum kapang menghasilkan spora
sedangkan oncom diperdagangkan ketika kapang sudah menghasilkan spora. Jadi yang
warna orange itu sporanya.
Oncom hitam menurutku lebih berbahaya, karena bungkil kacang tanah mengandung
aflatoksin (senyawa toksik dan bersifat karsinogenik/penyebab kanker). Walaupun
fermentasi ragi dapat menguranginya hingga 50%, tapi kan tetap aja ada aflatoksinnya.
Aflatoksin dalam oncom hitam dapat menyebabkan kanker hati dan usus. Untuk
mengurangi kadar aflatoksin, sebaiknya oncom dimasak lama sekitar 30 menit

 Aflatoksin
Aflatoksin berasal dari singkatan Aspergillus flavus toxin. Toksin ini pertama kali
diketahui berasal dari kapang Aspergillus flavus yang berhasil diisolasi pada tahun 1960.
sedikitnya ada 13 tipe aflatoksin yang diproduksi di alam. Aflatoksin B1 diduga sebagai
yang paling toksik, dan diproduksi oleh Aspergillus flavus dan A. parasiticus. Aflatoksin
G1 dan G2 diproduksi oleh A. parasiticus. Aspergillus flavus dan A. parasiticus ini
tumbuh pada kisaran suhu yang jauh, yaitu berkisar dari 10-120C sampai 42-430C
dengan suhu optimum 320-330C dan pH optimum 6 (Anonimus 2006c).
Di antara keempat jenis aflatoksin tersebut AFB1 memiliki efek toksik yang paling
tinggi. Mikotoksin ini bersifat karsinogenik, hepatatoksik dan mutagenik sehingga
menjadi perhatian badan kesehatan dunia (WHO) dan dikategorikan sebagai karsinogenik
golongan 1A. Selain itu, aflatoksin juga bersifat immunosuppresif yang dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Di Indonesia, aflatoksin merupakan mikotoksin yang sering ditemukan pada produk-
produk pertanian dan hasil olahan. Selain itu, residu aflatoksin dan metabolitnya juga
ditemukan pada produk peternak seperti susu, telur, dan daging ayam. Sudjadi et al
(1999) dalam Maryam (2002) melaporkan bahwa 80 diantara 81 orang pasien (66 orang
pria dan 15 orang wanita) menderita kanker hati karena mengkonsumsi oncom, tempe,
kacang goreng, bumbu kacang, kecap dan ikan asin. AFB1, AFG1, dan AFM1 terdeteksi
pada contoh liver dari 58% pasien tersebut dengan konsentrasi diatas 400 µg/kg.

Aflatoxin-b adalah segolongan senyawa toksik yang sangat berpotensi menyebabkan


HCC karena bersifat karsinogenik. Toksin ini merupakan produk dari jamur Aspergillus
flavus yang ditemukan pada makanan yang disimpan dilingkungan panas ataupun
lembab. Jamur ini sering ditemukan pada biji kacang-kacangan, seperti kacang tanah,
kacang kedelai, beras, jagung, maupun gandum. Aflatoxin-b ini dapat menyebabkan
mutasi gen p53 di sel hati. Gen p53 merupakangen penekan tumor yang sangat penting
sehingga apabila terjadi mutasi pada gen ini maka akan terjadi kerusakan siklus mitosis
sel-sel hati

Faktor risiko HCC


Faktor risiko utama untuk terjadinya HCC adalah sirosis hati. Faktor resiko untuk HCC
adalah virus (hepatitis B kronis dan hepatitis C) HBV bertanggung jawab atas 50% -80%
dari kasus HCC di seluruh dunia, sedangkan 10% -25% dari kasus yang dianggapsebagai
akibat infeksi HCV, toksik (alkohol dan aflatoksin), metabolik (diabetes dan fattyliver
diseases non-alkohol), keturunan dan kelainan hati yang berkaitan dengan sistemimunitas
(primary biliary sirosis dan hepatitis autoimun).Respon inflamasi kronis pada hatiyang
disebabkan oleh HCV, HBV dan aflatoksin akan menginduksi kehancuran sel hati
danterjadi regenerasi sehingga menciptakan perubahan genetik yang berkontribusi untuk
perkembangan HCC

Patofisilogi
Pada sebagian besar kasus HCC di latar belakangi baik oleh hepatitis kronis atausirosis,
meskipun HCC dapat muncul pada hati yang normal. Di seluruh dunia hasil otopsi
menunjukan, terdapat sekitar 10-20% dari pasien HCC tidak mengalami sirosis.
Namun,hanya sebagian kecil dari HCC terjadi pada hati yang benar-benar normal. Sirosis
hati merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya HCC. infeksi HBV dan infeksi HCV
kronis,hemokromatosis dan alkoholisme merupakan penyebab utama sirosis
.Hepatocarcinogenesis, disebabkan oleh proliferasi sel yang berulang, peradangan,
dannekrosis. Proses ini terjadi berulang kali melibatkan sel - sel, seperti hepatosit,
endotel, selKupfer dan sel stellata
Daftar Pustaka :
Lewis L, Onsongo M, Njapau H, Rogers HS, Luber G, Kieszak S, et al. Aflatoxin
contamination of commercial maize products during an outbreak of acute aflatoxicosis in
Eastern and Central Kenya: Environ Health Perspect. 2005; 113: 1763-7.

Anda mungkin juga menyukai