Mual didefinisikan sebagai sensasi tidak enak yang bersifat subjektif yang berhubungan dengan
keinginan untuk muntah. Retching adalah ketika tidak ada isi lambung yang keluar walaupun dengan
kekuatan otot untuk mengeluarkannya. Sedangkan muntah adalah ekspulsi dengan tenaga penuh dari
isi gaster.
sumber:
1. Zainumi, Cut Meliza. Perbandingan Antara Skor Apfel Dengan Skor Koivuranta Terhadap
Prediksi Terjadinya Post Operative Nausea And Vomiting Pada Anestesi Umum. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2011
2. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2013.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 1.
Mekanisme asites
Tertimbunnya cairan dalam rongga peritoneum merupakan manifestasi dari kelebihan garam/natrium
dan air secara total dalam tubuh, tetapi tidak diketahui secara jelas faktor pencetusnya. Terbentuknya
asites merupakan suatu proses patofisiologis yang kompleks dengan melibatkan berbagai faktor dan
mekanisme pembentukannya diterangkan dalam 3 hipotesis berdasarkan temuan eksperimental dan
klinik sebagai berikut:
Teori underfilling mengemukakan bahwa kelainan primer terbentuknya asites adalah terjadinya
sekuestrasi cairan yang berlebihan dalam splansnik vascular bed disebabkan oleh hipertensi portal
yang meningkatkan tekanan hidrostatik dan kapiler-kapiler splanknik dengan akibat menurunnya
volume darah efektif dalam sirkulasi. Menurut teori ini, penurunan volume efektif intravascular
(underfilling) direspon oleh ginjal untuk melakukan kompensasi dengan menahan air dan garam lebih
banyak melalui peningkatan aktifasi rennin-aldosteron-simpatis dan melepaskan hormone antidiuretik
aldosteron lebih banyak.
Teori overflow mengemukakan bahwa pada pembentukan asites kelainan primer yang terjadi adalah
retensi garam dan air yang berlebihan tanpa disertai penurunan volume darah efektif, oleh karena pada
observasi penderita sirosis hepatis terjadi hipervolemia dan bukan hipovolemia.
Teori vasodilatasi arteri perifer dapat menyatukan kedua teori diatas. Dikatakan bahwa hipertensi
portal pada sirosis hepatis menyebabkan terjadinya vasodilatasi pada pembuluh darah splanknik dan
perifer akibat peningkatan kadar nitric oxide (NO) yang merupakan salah satu vasodilator yang kuat
sehingga terjadi pooling darah dengan akibat penurunan volume darah yang efektif (underfilling).
Pada siroris hepatis yang makin lanjut aktivitas neurohormonal meningkat, system rennin-angiotensin
lebih meningkat, sensitivitas terhadap atrial peptide natriuretik menurun sehingga lebih banyak air dan
natrium yang diretensi. Terjadi ekspansi volume darah yang menyebabkan overflow cairan kedalam
rongga peritoneum dan terbentuk asistes lebih banyak. Pada pasien sirosis hepatis dengan asites
terjadi aktivitas sintesis NO lebih tinggi dibanding sirosis hepatis tanpa asites. Menurut teori
vasodilatasi bahwa teori underfilling prosesnya terjadi lebih awal, sedangkan teori overflow bekerja
belakangan setelah proses penyakit lebih progresif.
Sumber: H.A.M Akil dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati, Edisi Pertama, Hal 365-68