Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2016
sebesar 34/1000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan pada tahun 2017
yaitu 32/1000 kelahiran hidup.Adapun penyebab AKB yaitu asfiksia, sepsis
neonatorum dan BBLR.(Badan PPSDM Kesehatan, 2018).
Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan
sebagian besar kematian dapat dicegah dengan pengenalan dini dan
pengobatan yang tepat. Sebenarnya penggunaan peralatan canggih tidak
diperlukan untuk menolong sebagian besar bayi ini, melainkan pelayanan dan
penanganan yang cepat, tepat, dan aman.
Bayi Baru Lahir kecil atau yang mempunyai masalah berat yang
mengancam kehidupannya (dalam keadaan emergency) memerlukan diagnosa
dan pengelolaan segera. Terlambat dalam pengenalan masalah atau
managemen yang tidak tepat akan mengakibatkan kematian.
Bayi Baru Lahir memerlukan asuhan yang segera yang cepat, tepat,
aman dan bersih. Hal tersebut merupakan bagian esensial bayi baru lahir.
Sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi sehubungan dengan
proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan persalinan
baru dikatakan berhasil jikalau ibu dan bayinya dalam kondisi yang optimal,
sehingga selain ibunya bayi yang dilahirkanjuga harus dalam keadaan sehat.
Melihat dari teori tersebut maka penulis tertarik untuk memahami dan
menanggulanginya dalam bentuk upaya memberikan Asuhan Kebidanan pada
By. Ny.”C” usia 18 jam di Puskesmas Kampung Bugis Tahun 2019.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada By. Ny.”C” usia 18 jam di
Puskesmas Kampung Bugis Tahun 2019.

1
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada By.Ny. C
b. Melakukan pemeriksaan data objektif pada By. Ny. C
c. Melakukan Assesment dan menegakkan diagnosa By. Ny.C
d. Memberikan Planning dari pemeriksaan By. Ny. C

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi klien
Bagi klien memperoleh pelayanan asuhan kebidanan dan dapat menyadari
pentingnya pemeriksaan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan
2. Bagi Institusi Pelayanan
Dapat menjadi bahan masukan bagi praktek klinik bidan dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir
3. Bagi profesi
Dapat meningkatakan skill dan meningkatkan mutu pelayanan dalam
melakukan asuhan bayi baru lahir.

D. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan meliputi Latar Belakang,Tujuan Penulisan, Sistematika
Penulisan
Bab II Tinjauan Teori
Bab III Tinjauan Kasus
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup meliputi Kesimpulan dan Saran

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah usia bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram.
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada jam
pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah lahir.
(Maryunani, 2008)

B. Asuhan Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama
jam pertama setelah kelahiran. Hari sesudah bayi lahir sangat penting oleh
karena keadaan bayi saat itu menentukan perkembangan selanjutnya.Pada
keadaan itu, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan diluar
kandungan, dan inilah yang diperlukan untuk kehidupan selanjutnya
(Maryunani A, 2009).
Adapun asuhan bayi baru lahir yang terdapat dalam manajemen bayi
baru lahir normal yaitu (JNPK-KR, 2008) :
1. Jaga kehangatan.
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
a) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
b) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung
antara tubuh dengan permukaan yang lebih dingin.
c) Radiasi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi.
d) Evaporasi adalah cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi
dan menguap, misalnya bayi baru lahir tidak langsung
dikeringkan.Jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan

3
kehilangan panas maka bayi baru lahir dapat mengalami
hipotermi.Upaya untuk mencegah kehilangan panas yaitu
mengeringkan tubuh bayi tanpa menghilangkan verniks, letakkan
bayi agar terjadi kontak antara kulit ibu dan kulit bayi, selimutkan
dan pakaikan topi dikepala bayi serta tempatkan bayi
dilungkungan yang hangat.
2. Bersihkan jalan napas bila perlu
3. Keringkan dan jaga kehangatan.
4. Potong tali pusat tanpa dibubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah
lahir. Nasehati keluarga agar tidak membungkus punting tali pusat
atau mengoleskan cairan/bahan apapun ke punting tali pusat.
5. Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dengan cara segera setelah
lahir dan tali pusat diikat, letakkan bayi bersentuhan langsung ke kulit
ibu setidaknya 1 jam atau lebih. Dengan dilakukanya IMD, ini akan
membantu optimalisasi hormonal ibu dan bayi, seperti merangsang
produksi oksitosin dan prolaktin ibu sehingga bayi mendapatkan
kolostrum. Kolostrum merupakan makanan dengan kualitas dan
kuantitas optimal yang dapat meningkatkan kecerdasan anak. Selain
itu IMD juga membantu mengurangi kematian bayi hingga 22% dan
dapat meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
6. Beri salep mata antibiotik tertasiklin 1% pada kedua mata. Salep mata
untuk mencegah infeksi diberikan setelah satu jam kulit ibu dengan
kulit bayi. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan
lebih dari satu jam setelah kelahiran.
7. Beri suntikan vitamin K 1 mg dipaha kiri. Semua bayi baru lahir harus
diberikan vitamin K, injeksi intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit
ibu ke kulit bayi setelah menyusui untuk mencegah perdarahan pada
bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
sebagian bayi baru lahir.
8. Beri imunisasi HB0 0,5 ml intramuscular dipaha kanan anterolateral,
diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K, imunisasi ini

4
bermanfaat untuk mencegah infeksi heoatitis B terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu ke bayi saat bayi berumur 2 jam setelah
pemberian vitamin K. selanjutnya hepatitis B dan DPT diberikan pada
usia 2, 3, dan 4 bulan. Dianjurkan BCG dan OPV (Oral Polio Vaksin)
diberikan pada saat bayi berumur 24 jam atau pada usia 1 bulan.

C. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
kelainan pada bayi.Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam
pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitasi kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama.Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan pada saat bayi berada di
klinik (24 jam) pada saat kunjungan neonatus. Adapun pemeriksaan bayi
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Keadaan umum apakah bayi merintih, hitung napas (apakah 40-60 per
menit, jika tidak ulang), apakah terdengar retraksi dinding dada bagian
bawah. Lalu melihat gerakan (apakah tonus otot baik), melihat warna
kulit, merasa kehangatan, melihat adanya hipersalivasi/muntah, serta
terlihat apakah ada kelainan bawaan.
2. Melihat kepala apakah ada bengkak atau memar.
3. Memeriksa abdomen apakah ada pendarahan tali pusat.
4. Memeriksa apakah ada pengeluaran mekonium dan air seni.
5. Menimbang bayi.
6. Menilai cara menyusui.
Pemeriksaan antropometri juga dilakukan pada bayi baru lahir yaitu
(Maryunani A, 2010) :
1. Pengukuran lingkar kepala
Lingkar kepala normal adalah 31-35,5 cm pada bayi cukup bulan
sekitar 2-3 cm lebih besar dari lingkar dada.Jika lingkar kepala lebih
kecil dari lingkar dada, bias dicurigai adanya mikrosefalus atau
kraniostenosis (terjadinya penutupan secara dini).Jika lingkar kepala

5
lebih besar dari 4 cm dari lingkar dada dan tetap menetap atau tambah
meningkat selama beberapa hari, maka harus dicurigai adanya
hidrosefalus.
2. Pengukuran lingkar dada
Lingkar dada pada bayi cukup bulan adalah 30,5-33 cm. sekitar 2 cm
lebih kecil dari lingkar kepala. Pengukuran tepat dilakukan pada garis
buah dada.Bila panjang badan kecil dari 30 cm perlu dicurigai adanya
prematur.
3. Pengukuran panjang badan
Diukur dari puncak kepala sampai tumit pada bayi cukup bulan
normalnya adalah 48-53 cm. Terkadangagak sulit dilakukan pada bayi
cukup bulan karena adanya molase, ekstensi lutut tidak sempurna.Bila
panjang badan kurang dari 45 cm atau lebih dari 55 cm perlu
dicurugai adanya penyimpangan kromosom.
4. Pengukuran berat badan
Berat badan cukup bulan adalah 2500–4000 gram.Normalnya bayi
baru lahir kehilangan 10% dari berat badan lainnya pada minggu
pertama kehidupannya karena adanya kehilangan cairan ekstraseluler
dan mekonium yang berlebihan maupun asupan makan/minum yang
terbatas, terutama pada bayi yang menyusui ASI, berat badan bayi
akan kembali naik pada hari ke 10.
5. Refleks
Refleks-refleks untuk menilai keadaan bayi :
a. Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap
rangsangan mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8
minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya refleks moro
menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.
b. Refleks Rooting / Refleks Dasar

6
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut,
bayi akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka
mulutnya siap untuk menghisap.
c. Refleks Menyedot/ Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan
dengan pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang
aman dan gizi yang memadai.
d. Refleks Menelan (Refleks Swallowing)
Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-benda
yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan
makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.
e. Refleks Babinsky
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram
ketika bagian bawah kaki diusap.
f. Refleks Graps / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau
pensil di dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam
dengan erat. Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan
membelai bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).
g. Refleks Stalping dan Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan
yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.
h. Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala
menoleh kearah itu terulur.

D. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Bila ditemukan tanda bahaya sebagai berikut, rujuk bayi ke fasilitas
kesehatan (JNPK-KR, 2008) :
1. Tidak dapat menyusui
2. Kejang

7
3. Mengantuk dan tidak sadar
4. Nafas cepat (>60 per menit)
5. Merintih
6. Retraksi dinding dada bawah
7. Sianosis sentral

E. Jadwal Kunjungan Rumah Masa Neonatus


Menurut Kemenkes RI (2010)Pelayanan neonatus dasar dilakukan secara
komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru
lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan manajemen terpadu bayi
muda (MTBM).
1. Kunjungan neonatus pertama (KN 1) dilakukan pada kurung waktu 6
– 48 jam setelah lahir. Hal yang dilaksanakan yaitu jaga kehangatan
tubuh, beri ASI ekslusif, cegah infeksi, perawatan tali pusat
2. Kunjungan neonatus ke 2 (KN 2) dilakukan pada hari ke 3 sampai
hari ke 7 setelah lahir. Hal yang dilaksanakan yaitu jaga kehangatan
tubuh, beri ASI Ekslusif, cegah infeksi, perawatan tali pusat
3. Kunjungan neonatus ke 3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke
8 sampai hari ke 28 setelah lahir. Hal yang dilaksanakan yaitu periksa
ada atau tidak tanda bahaya atau gejala sakit, jaga kehangatan tubuh,
perawatan tali pusat, beri ASI Ekslusif

F. Deteksi Dini Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir Dan Neonatus


1. tidak mau minum atau menyusu atau memuntahkan semua
2. riwayat kejang
3. bergerak jika hanya dirangsang (letargi)
4. frekuensi nafas < 36,5oC atau >37oC
5. tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
6. merintih
7. ada pustule pada kulit
8. nanah banyak dimata dan mata cekung

8
9. pusar kemerahan meluas ke dinding perut
10. turgor kulit kembali <1 detik
11. timbul kuning atau tinja berwarna pucat
12. berat badan menurut umur rendah dan atau masalah dalam pemberian
ASI
13. bayi berat lahir rendah <2500 gram atau >4000 gram
14. kelainan congenital seperti ada celah di bibir atau langit-langit.
(Saputra L, 2014)

G. APGAR Score
Merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan kepada bayi yang
baru lahir (masih di ruang bersalin). Pemeriksaan ini secara cepat akan
mengevaluasi keadaan fisik dari bayi yang baru lahir dan sekaligus
mengenali adanya tanda-tanda darurat yang memerlukan dilakukannya
tindakan segera terhadap bayi baru lahir. Apgar skor mulai berkembang
sejak tahun 1952 oleh seorang dokter anastasi (bius) bernama Virginia
Apgar. Dan APGAR sendiri merupakan gabungan kata Activity (Aktifitas),
Pulse (Nadi), Grimace (Mimik), Appearance (Tampilan kasat mata) dan
Respiration (Pernapasan). Dimana kelima hal tersebut merupakan faktor
yang dinilai pada bayi baru lahir.
Lima hal yang menjadi parameter penilaian kondisi bayi baru lahir,
diberikan skor 0-2 dimana 2 merupakan skor tertinggi:
Tabel 1
Penilaian APGAR
Tanda APGAR 2 1 0

Lengan dan kaki


Aktif (Pergerakan Tidak ada gerakan sama
Aktivitas otot menekuk dengan sedikit
spontan) sekali
pergerakan
Normal (diatas
Denyut jantung Di bawah 100/menit Tidak ada
100/menit)

Menarik diri, batuk


Perubahan mimik hanya Tidak ada respon
Mimik oleh karena ada
ketika dirangsang terhadap rangsangan
rangsangan

9
Warna kulit normal, Warna pucat atau
Warna kulit normal,
Tampilan merata di seluruh kebiruan di seluruh
kaki dan tangan pucat
tubuh tubuh
Normal, tanpa ada
Pelan, tidak teratur,
Pernapasan usaha berlebih, Tidak bernapas
menangis lemah
menangis kuat

Lalu menjumlahkan kelima hasil penilaian di atas, untuk


mendapatkan total APGAR score. Skor yang diberikan antara 0-10 dengan
skor tertinggi 10. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi
normal (vigorous baby = nilai Apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai
Apgar 4-6), atau bayi menderita asfiksia berat (nilai Apgar 0-3).

10
BAB III
TIJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.C


USIA 18 JAM BAYI BARU LAHIR NORMAL
DI PUSKESMAS KAMPUNG BUGIS

Hari/Tanggal : Minggu, 05 Mei 2019


Pukul : 08.00 WIB

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Bayi : By. Ny. C
Umur : 18 jam
JK : Perempuan
Tanggal/Pukul Lahir : 04 Mei 2019/ 13.36 WIB

Nama ibu : Ny. C Nama suami : Tn. J


Umur : 20 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Abdul Rahman Kp.Bugis
2. Keluhan : Tidak ada
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi sehari-hari
a. Pola Nutrisi : ASI
b. Pola Eliminasi
1) BAK : 5 kali
2) BAB : 4 kali
c. Personal hygiene : mengganti popok saat BAB dan BAK

11
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Bayi : tidak ada caput succedaneum, chepal hematoma,
atau cacat bawaan
b. Tanda-tanda Vital
Nadi : 140 kali/ menit
Suhu : 37, 10C
Pernafasan : 50 kali/ menit
c. Antropometri
Berat Bayi : 3400 gr Lingkar Dada : 34 cm
Panjang Bayi : 52 cm Lingkar Perut : 35 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
UUK dan UUB : Datar
Rambut : Hitam, lurus
b. Mata
Sclera : Putih
Konjungtiva : Merah muda
Bentuk : Simetris
c. Telinga
Bentuk : Simetris
Kelainan : Tidak ada
d. Hidung
Bentuk : Normal
Kelainan : Tidak ada
e. Mulut
Bentuk : Simetris
Reflek rooting : Ada
Reflek sucking : Ada

12
f. Leher
Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
Refleks tonick neck : Ada
g. Dada
Bentuk : Tidak ada retraksi dinding dada
Jantung : Bunyi lup-dup, teratur
Paru-Paru : Tidak Ada wheezing dan ronchi
h. Abdomen
Benjolan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Tali Pusat : Tidak Ada Kelainan
i. Genetalia
Kelainan : Tidak ada
j. Punggung
Benjolan : Tidak ada
k. Anus : Ada lubang
l. Ekstremitas atas
Jari-jari : Lengkap
Reflek moro : Ada
Refleks graps : Ada
m. Ekstremitas bawah
Jari-jari : Lengkap
Reflek babinsky : Ada

C. Assesment
Diagnosis : Bayi Ny.C Usia 18 jam bayi baru lahir normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Pemberian Hb0, Pemberian Asi
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada

13
D. Planning
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan bayi
baik (tidak ada tanda-tanda kelainan). Ibu mengerti.
2. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayi akan di beri imunisasi HB0 di 1/3
pada paha kanan anterolateral secara IM. Penyuntikan Imunisasi ini untuk
mencegah penyakit hepatitis yang akan merusak hati. Terlaksana.
3. Memberitahu ibu untuk menjaga personal hygiene bayinya dengan cara
memandikannya 2 kali sehari, serta menggantikan popok saat bayi BAB
dan BAK. Ibu mengerti dan sedia melakukan.
4. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat yaitu
tali pusat harus dalam kondisi kering dan bersih, menutupi tali pusat
dengan kassa steril dan selalu mengganti jika kotor atau basah dan
memberitahukan kepada ibu jika tali pusat sudah lepas tetap dilihat bekas
lukanya untuk menilai apakah ada tanda-tanda infeksi. Ibu mengerti.
5. Menginformasikan kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya
untuk mencegah terjadinya hipotermi dengan cara mendekatkan bayi pada
ibu apabila sewaktu-waktu ada keluhan bayinya terasa dingin dan
memberikan selimut yang bersih dan kering. Ibu mengerti dan sudah
memakaikan bayinya topi serta dibedong.
6. Mendukung dan mengingatkan ibu untuk memberikan ASI secara
eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan atau susu formula tambahan,
berikan secara on-demand atau sesuai dengan kebutuhan pada kedua
payudara dan mengajarkan ibu untuk menyusui yang benar. Ibu sudah
melakukan ASI Eksklusif dengan benar selama masa pemulihan.
7. Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir yaitu suhu tubuh
bayi panas >380C dan tidak turun selama 3 hari, bayi tidak mau menyusu,
kulit bayi pucat atau kebiruan. Jika ibu menemukan salah satu tanda
tersebut, segera datang ke fasilitas kesehatan. Ibu menegrti dan mau
melakukan. Tidak dapat menyusui
8. Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi sesuai jadwal
sampai dengan imunisasi yang terakhir yaitu imunisasi campak serta

14
imunisasi tambahan lainnya. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan
ulang imunisasi dengan jadwal yang telah ditentukan.
9. Memberitahukan kepada ibu kunjungan ulang 1 minggu lagi pada tanggal
11 April 2018. Namun jika ada keluhan, ibu bisa segera datang sebelum
waktunya. Ibu mengerti dan mau melakukan.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

Kunjungan pertama BBL dilakukan pada usia 18 jam bersamaan


dengan kunjungan nifas hal ini sesuai dengan teori Kemenkes RI (2010) yaitu
kunjungan pertama bayi baru lahir adalah 6 jam – 48 jam. Sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Pada pemeriksaan berat badan bayi didapatkan hasil yaitu 3400 gram,
panjang badan 52, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33cm, nadi 140x/i, suhu
37,1oC pernafasan 50x/i dan hasil pemeriksaan dikatakan normal. Hal ini
disesuaikan dengan teori bahwa lingkar kepala normal yaitu 31-35,5, lingkar
dada normal yaitu 30,5-33 cm, panjang badan normal 48-53 cm dan berat
badan normal 2500-4000 gram, suhu normal 36,5oC-37,5oC, nadi normal 100-
165 x/i, Pernafasan normal 30-60 x/i (Maryunani A, 2009)
Asuhan yang diberikan kepada bayi baru lahir adalah mengeringkan bayi
dan jaga kehangatan bayi, melakukan pemeriksaan antropometri, menyuntikan
imunisasi HB 0 untuk mencegah bayi dari penyakit hepatitis B. Hal ini telah
sesuai dengan JNPK-KR (2008) adapun manajemen bayi baru lahir antara lain
jaga kehangatan, bersihkan jalan napas, keringkan, lakukan IMD, beri salep
mata, beri suntikan vit K, beri imunisasi hepatitis HB 0 dan melakukan
pemeriksaan bayi baru lahir.Berdasarkan hasil pengkajian tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Asuhan yang diberikan pada bayi Ny.C sama hal nya dengan
kunjungan pertama seperti menjaga personal hygiene, kehangatan tubuh bayi,
pemberian ASI secara eksklusif, pencegah infeksi, dan mengingatkan ibu
untuk membawa anaknya imunisasi ke Posyandu atau PMB.

16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama
jam pertama setelah kelahiran. Hari sesudah bayi lahir sangat penting oleh
karena keadaan bayi saat itu menentukan perkembangan selanjutnya.Pada
keadaan itu, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan diluar
kandungan, dan inilah yang diperlukan untuk kehidupan selanjutnya
(Maryunani A, 2009).
Dari pemeriksaan pada Ny.C dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari data pengkajian data subjektif yang dilakukan pada By. Ny.C
didapatkan diagnosa bayi baru lahir dengan keadaan normal tidak
ada kelainan.
2. Secara keseluruhan pemeriksaan objektif tidak ditemukan kelainan
pada kondisi By. Ny.C.
2. Dari assesment didapatkan diagnosa By. Ny.C dengan keadaan
normal
3. Dari planning di beritahukan menjaga personal hygiene, kehangatan
tubuh bayi, pemberian ASI secara eksklusif, pencegah infeksi, tanda
bahaya, serta jadwal imunisasi selanutnya

B. Saran
1. Bagi pasien dan keluarga
Pasien disarankan untuk datang ke tenaga kesehatan jika telah terjadi
tanda-tanda bahaya kehamilan, nifas untuk menurunkan angka kematian
dan kesakitan pada ibu dan bayi.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta lebih jeli dalam menentukan masalah yang sedang dihadapi oleh
pasien dan mampu menentukan solusi dalam menangani masalah tersebut

17
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan agar institusi pendidikan meningkatkan atau menambah
referensi, sehingga dapat membantu penulis atau mahasiswa yang akan
mengambil kasus yang sama.

18

Anda mungkin juga menyukai