Dokumen Standardisasi
Command Center
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PROVINSI JAWA BARAT
Lembar Kontrol Dokumen
Judul Dokumen
Tanda Tangan
Catatan Penerbitan
Halaman
Versi Tanggal Rilis Keterangan
Terpengaruh
1.0 26 November 2018 Semua
Daftar Distribusi
Dokumen ini mengandung informasi, pokok pikiran, strategi, hak cipta dan hak paten yang dimiliki oleh Penulis yang dilindungi oleh
Undang-Undang Hak Atas Kekayaan Intelektual. Tidak diperbolehkan mengutip, memperbanyak dan / atau mendistribusikan isi
seluruh atau sebagian dari Dokumen ini tanpa ijin tertulis dari Penulis.
Command Center adalah sebuah lokasi yang lengkap dengan infrastruktur yang
diperlukan, dimana seorang Pimpinan bersama-sama dengan Tim dapat
melakukan pertemuan, mengambil keputusan, menugaskan, mengkoordinasi,
memonitor dan mengontrol seluruh tindakan yang diperlukan sebagai respon
terhadap krisis yang dihadapi, meliputi : tindakan tanggap darurat, rencana aksi
untuk perbaikan dan pemulihan, langkah perencanaan, monitoring pelaksanaan
tugas, dan langkah penyediaan informasi publik.
Dengan batasan seperti tersebut di atas, maka ruang lingkup Command Center
yang dimaksud dalam dokumen ini adalah sebuah fasilitas ruangan pengendalian
operasional yang dilengkapi dengan infrastruktur peralatan, jaringan dan sistem
yang digunakan sebagai sarana untuk mengelola tindakan-tindakan yang
berkaitan dengan krisis / kedaruratan yang meliputi masalah-masalah keamanan,
kesehatan, kebencanaan, pelayanan utilitas publik, penanganan keluhan /
pengaduan / pelaporan dalam hal layanan publik serta kehumasan.
Dispatch System. Suatu sistem yang berfungsi sebagai alat pengelolaan laporan
/ keluhan / insiden yang diterima di Command Center yang memiliki kemampuan
SLA. Service Level Agreement (SLA) adalah sebuah kesepakatan yang dirancang
untuk menciptakan pemahaman bersama tentang layanan, prioritas dan tanggung
jawab.
Face Recognition. Face Recognition (FR) adalah teknologi dari komputer yang
memungkinkan kita untukmengidentifikasi atau memverifikasi wajah seseorang
melalui sebuah gambar digital.
1. Lokasi
Gedung / ruangan Command Center boleh dirancang dengan konsep interior dan
estetika yang sesuai dengan selera atau muatan lokal setempat sepanjang masih
memenuhi persyaratan dimensi minimum, pembagian area serta spesifikasi teknis
sebagaimana dinyatakan dalam Dokumen Standardisasi Command Center ini. Hal
ini dimaksudkan agar tiap-tiap Command Center dirancang dan dibangun dengan
kreativitas dan nilai estetika yang tinggi.
5. Ergonomi
a. Raised floor
▪ Ketinggian pedestal minimal 20 cm (Provinsi) atau 15 cm
(Kabupaten/Kota), terbuat dari bahan galvanis.
▪ Stringer System Chassis berbahan galvanis.
▪ Panel bertipe solid berukuran 60x60cm, dengan material Calcium Sulphate
atau Wooden. Dilengkapi dengan material HPL/Vinyl bercorak sesuai
konsep ruangan.
c. Workdesk
Workdesk / meja operator memiliki ketinggian 60-65 cm. Meja ini harus
dirancang untuk ergonomi yang baik untuk petugas operator, serta memiliki
luas bidang kerja yang cukup untuk menempatkan:
Untuk kapasitas AC yang diperlukan, dapat dihitung dengan rumus panjang x lebar
x 500, contoh ruangan sebesar 8 x 6 = 48 m2 menghasilkan angka 24.000 Btu/h,
artinya jika menggunakan split unit maka diperlukan 2 unit AC split dengan
kapasitas 1.5 PK.
7. Sistem Keamanan
Jenis electronic access control yang digunakan bisa yang menggunakan PIN,
Contactless Access Card atapun Biometric Access.
Media / Streaming Server digunakan untuk merekam CCTV feed dari berbagai
sumber CCTV baik yang dimiliki oleh Dinas / UPT jajaran maupun dari stakeholder
lainnya. Perekaman feed CCTV ini memungkinkan dijalankannya fitur Playback /
putar ulang feed CCTV saat diperlukan. Kapasitas penyimpanan pada server
harus mampu menyimpan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari feed CCTV dari
semua titik yang terhubung.
Adapun spesifikasi minimum untuk setiap server dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Spec Value
Lebar Dalam 19 inci (48.26 cm)
Lebar Luar ± 600 mm
Tinggi ± 2000 mm
Kedalaman 1200 mm – 1250 mm
Jumlah Rak 42U
Dinding samping Ya
Pintu Depan Ya (tembus pandang)
Pintu Belakang Ya
Kapasitas Beban 1000 – 1300 kg
Kelengkapan ▪ Cable Management
▪ Cooling Fan
▪ Tool less shelves
a. Peralatan Telekomunikasi
i. Sambungan Telepon
b. Peralatan Jaringan
i. Data modem (FO dari provider jaringan internet)
ii. Routerboard
iii. Firewall
iv. Unmanaged Gigabit Switch
a. Workstation Operator
b. Workstation Pengendali
4. Peralatan Visualisasi
Peralatan video conference juga merupakan salah satu sarana komunikasi dan
kordinasi yang dimiliki oleh Command Center dalam bentuk audio visual.
Umumnya fasilitas video conference digunakan untuk kordinasi dengan jajaran
horisontal atau vertical secara bersama-sama, selain itu fasilitas ini juga dapat
digunakan untuk melakukan kordinasi secara live dan langsung dengan unit
pelaksana di lapangan.
Untuk alasan fleksibilitas, kemudahan dan efektifitas biaya, maka teknologi yang
digunakan pada lingkungan Pemprov / Pemkab / Pemkot di Jawa Barat adalah
teknologi Desktop / Mobile Video Conferencing System, yang harus memenuhi
persyaratan teknis sebagai berikut:
Data Centre
Router
Internet Cloud
Kapasitas daya minimal adalah 1.5 kali (150%) dari total jumlah kebutuhan
daya seluruh perangkat terpasang (termasuk lampu dan AC)
b. Panel Distribusi
▪ Lampu Penerangan
▪ AC
▪ Sistem Audio
▪ Perangkat Visualisasi (masing-masing sektor memiliki MCB sendiri)
▪ Perangkat Komputer Operator
▪ Perangkat Server dan Jaringan pada Rack System
▪ Peralatan lainnya
c. Voltage Stabilizer
UPS harus memiliki modul display yang menampilkan status baterai dan
keluaran yang dihasilkan.
f. Cabling / Pengkabelan
8. Peralatan Tracking
▪ Dilengkapi baterai internal yang mampu menjalankan perangkat saat daya dari
baterai kendaraan terputus / tidak tersedia sekurangnya selama 12 (dua belas)
jam.
▪ Memiliki kemampuan untuk melaporkan posisi secara akurat ke server aplikasi
yang interval waktu dan alamat (URL) nya dapat diatur melalui konfigurasi
perangkat.
▪ Memiliki kemampuan untuk merekam data kordinat posisi pada memory
internal pada kondisi jaringan komunikasi data tidak tersedia (blank coverage
area), untuk kemudian mengirimkan data tersebut secara batch pada saat
komunikasi data sudah tersedia.
▪ Mampu mengirimkan status operasional peralatan ke server secara berkala
(sumber listrik yang digunakan, deteksi case opened)
▪ Mampu mengirimkan data kendaraan ke server secara berkala (kecepatan,
mesin hidup/mati, dan parameter lainnya).
▪ Dilengkapi aplikasi fleet management yang memiliki API yang terhubung ke
server / aplikasi yang ditentukan.
1. Diagram Jaringan
Contoh:
1. Sistem Operasi
▪ Berbasis web
▪ Mampu menerima input melalui berbagai saluran baik saluran
konvensional, saluran aplikasi maupun saluran Internet of Things (IoT).
▪ Memiliki fitur untuk dengan cepat menetapkan lokasi pelapor
▪ Memiliki kemampuan untuk mendelegasikan tugas secara langsung
kepada jajaran operasional terkait yang posisinya saat itu paling dekat
dengan lokasi pelapor, baik orang per orang maupun secara kelompok
Aplikasi Quick Response adalah aplikasi mobile yang digunakan oleh jajaran
petugas operasional lapangan untuk menerima pendelegasian tugas serta
melaporkan pelaksanaan penanganan secara langsung.
Aplikasi Quick Response ini merupakan alat bantu utama para petugas
operasional di lapangan, yang harus memiliki kriteria sebagai berikut:
Aplikasi Emergency Medical System (EMS) adalah aplikasi berbasis web dan
mobile yang digunakan dalam penanganan kegawatdaruratan medis.
License Plate Recognition (LPR) atau disebut juga Automotive Number Plate
Recognition (ANPR) adalah teknologi yang memiliki kemampuan untuk
membaca data digital dalam bentuk video atau gambar untuk mencari adanya
pola tertentu yang dapat diekstrak ke dalam bentuk tulisan huruf dan angka
yang terkorelasi dengan format Plat Nomor kendaraan bermotor. Hasil bacaan
ini kemudian diperbandingkan dengan data yang tersedia pada penyedia data
terkait (data Regident di Polda atau data PKB di Bapenda atau data Kelaikan
Uji di Dishub) yang jika ditemukan kecocokan maka akan menghasilkan data
identitas kendaraan bermotor yang terdiri dari identitas kendaraan (merk, tipe,
warna, tahun pembuatan, status pembayaran pajak kendaraan bermotor,
status uji laik jalan) maupun data pemilik kendaraan tersebut.
Bentuk pemanfaatan dari fitur Traffic Violation Detection antara lain adalah:
Bentuk pemanfaatan dari fitur Vehicle Counting & Classification antara lain
adalah:
Bentuk pemanfaatan dari fitur People Counting & Clasiffication antara lain
adalah:
Bentuk pemanfaatan dari fitur Water Level Detection antara lain adalah:
Bentuk pemanfaatan dari fitur Dwelling Time Detection antara lain adalah:
Bentuk pemanfaatan dari fitur Sidewalk / Trotoar Violation antara lain adalah:
Salah satu fitur utama di Command Center adalah pemantauan CCTV yang
tersebar di berbagai tempat. Mengingat beragamnya jenis feed CCTV yang
diakses dimana di antaranya adalah perangkat CCTV yang tidak dimiliki oleh
Pemerintah Daerah (milik masyarakat, milik Kepolisian, milik instansi lain)
yang hanya bersifat stream, maka diperlukan adanya suatu Video
Management System (VMS).
n. Dashboard
Aplikasi Layanan Publik adalah aplikasi berbasis mobile yang digunakan oleh
masyarakat untuk mengakses informasi, melaporkan kejadian yang
memerlukan penanganan atau mengadukan keluhan atas pelayanan
Pemerintahan.
▪ Bersifat terbuka dan dapat diunduh melalui Play Store atau App Store
▪ Terintegrasi dengan data Disdukcapil, Bapenda dan Dishub
▪ Memiliki proses verifikasi berbasis NIK dan nomor handphone
▪ Menyediakan informasi layanan Pemerintahan, prosedur pelayanan,
nomor telepon penting dan lokasi-lokasi pelayanan Pemerintahan serta
direktori kota
▪ Menyediakan form isian untuk mengirimkan informasi dan pengaduan
keluhan
▪ Menyediakan akses cepat ke layanan bantuan darurat: Medis, Kebakaran
dan Kepolisian
▪ Masyarakat dapat memilih untuk mengidentifikasi diri sebagai “anonim”
saat menyampaikan laporan dan / atau pengaduan keluhan
▪ Menerima notifikasi terkait broadcast informasi massal (misalkan saat
terjadi ancaman bencana tsunami) maupun notifikasi personal terkait
status penanganan laporan / keluhan / permintaan bantuan yang telah
dikirimkan
▪ Menerima notifikasi terkait kewajiban pengguna kepada Pemerintah
misalnya kewajiban pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bumi
dan Bangunan, Retribusi Daerah dan kewajiban lainnya yang terdaftar
sesuai dengan NIK pengguna
▪ Memiliki fitur pengaturan profil pengguna
▪ Memiliki fitur untuk mengetahui potensi ancaman kebencanaan dan
gangguan keamanan sesuai dengan lokasi di mana pengguna sedang
berada pada saat itu
3. Integrasi dan kolaborasi dengan data, sistem dan aplikasi pada instansi lain
4. Keamanan Aplikasi
Semua transmisi dan komunikasi data pada aplikasi yang digunakan, baik
yang bersifat client-server maupun host-to-host harus dilakukan melalui
protokol yang terenkripsi (TLS/HTTPS/FTPS) dengan sertifikat digital yang
dikeluarkan oleh otoritas (CA) yang berwenang (bukan Self-signed Certificate).
1. Proses Bisnis
Dokumen SOP dibuat untuk menjelaskan tiap-tiap proses dan sub proses yang
ada pada Proses Bisnis secara rinci. Penjelasan ini dibuat melalui penulisan dalam
format Tahapan Hirarkis, Diagram Alur dan Narasi.
Dokumen SOP untuk masing-masing proses dan sub-proses dalam Proses Bisnis
tidak termasuk dalam ruang lingkup dokumen ini dan akan diatur serta ditetapkan
kemudian.
Perjanjian Tingkat Layanan (SLA) adalah bagian dari perjanjian layanan secara
keseluruhan antara 2 dua entitas untuk peningkatan kinerja atau waktu pengiriman
harus di perbaiki selama masa tertentu. Dua entitas tersebut biasanya dikenal
sebagai penyedia layanan dan klien, dan dapat melibatkan perjanjian secara
hukum karena melibatkan uang, atau perjanjian lebih informal antara unit-unit
bisnis internal.
SLA ini biasanya terdiri dari beberapa bagian yang mendefinisikan tanggung jawab
berbagai pihak, dimana layanan tersebut bekerja dan memberikan garansi,
dimana jaminan tersebut bagian dari SLA memilik tingkat harapan yang disepakati,
tetapi dalam SLA mungkin terdapat tingkat ketersediaan, kemudahan layanan,
kinerja, operasi atau tingkat spesifikasi untuk layanan itu sendiri. Selain itu,
Perjanjian Tingkat Layanan akan menentukan target yang ideal, serta minimum
yang dapat diterima.
Dalam operasional Command Center, SLA diterapkan pada tiap-tiap proses bisnis
dalam bentuk yang dapat diukur seperti di bawah ini:
Dokumen SLA untuk masing-masing Proses Bisnis tidak termasuk dalam ruang
lingkup dokumen ini dan akan diatur serta ditetapkan kemudian.
1. Jam Operasional
2. Sumber Daya
Khusus untuk Petugas Operasional Fungsi dapat mengambil dari OPD sesuai
fungsi yang diawaki petugas (misalnya fungsi Damkar, fungsi Perhubungan)
atau mengambil petugas dari OPD lain yang telah diberikan pelatihan
fungsional untuk menjalankan fungsi yang akan diawaki.
b. Asset
Yang dimaksud sebagai asset dalam lingkup dokumen ini adalah seluruh
sarana pendukung baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang diperlukan
dalam menjalankan fungsi operasional Command Center, meliputi:
▪ Kendaraan Operasional
▪ Perangkat CCTV (milik sendiri maupun milik stakeholders)
▪ Peralatan Internet of Things (IoT)
▪ Fasilitas Pelayanan
▪ Lainnya
Semua sarana pendukung tersebut harus terdata dalam database dan kondisi
kesiapannya harus selalu terupdate. Keberadaan asset tersebut juga harus
dapat disajikan dalam visual berbasis peta di Command Center secara
realtime.
1. Pemeliharaan
Dokumen ini dibuat sebagai hasil akhir (deliverables) dari Kegiatan Penyusunan
Standardisasi Pusat Data dan Command Center yang dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2018 di Bidang e-Government Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Jawa Barat.
Dokumen ini di kemudian hari dapat mengalami revisi, penambahan dan / atau
pengurangan isi sesuai dengan kebutuhan yang ditandai dengan perubahan Nomor
Versi Dokumen.