GAGAL JANTUNG
PEMBIMBING :
dr. Ismugi, Sp.JP
dr. Dewi, Sp.JP
dr. Muhammad Haris, Sp.JP
dr. David Gustav, Sp.JP
DISUSUN OLEH :
Ahmad Fauzi 1102014006
Dhana Fitria Sari 1102014071
Siti Zulfah 1102014255
Yovi Sofiah 1102013314
I. DEFINISI
2
menjadi gagal jantung dalam 30 hari. Dengan begitu, maka fokus
perkembangan suatu penyakit jantung berdasarkan faktor risiko yang
ada, sebagai berikut :
Tabel 1 : Faktor Risiko Perkembang menuju Gagal Jantung
Faktor risiko yang banyak dimiliki orang dengan gagal jantung salah
satunya adalah hipertensi. Pada studi jantung Framingham, hipertensi
menjadi faktor pencetus gagal jantung sebesar 91% kasus gagal jantung.
Terbukti bahwa penanganan hipertensi menurunkan angka kejadian
hipertensi. Pada RCT menunjukan secara konsisten bahwa mengontrol
tekanan darah dapat menurunkan onset baru gagal jantung hingga 50%
(Abraham & Hasan, 2011).
3
Grafik 3 : Hipertensi sebagai Faktor Risiko Gagal Jantung
4
III. PATOFISIOLOGI
5
Grafik 5 : Kondisi yang
menyebabkan terjadinya
gagal jantung sisi kiri
(Chattejee & Fifer,
2011)
6
Pada gagal jantung sisi kanan, secara anatomis dinding ventrikel
kanan lebih tipis daripada sisi kiri dan memiliki komplaians yang tinggi
dalam menerima jumlah darah pada tekanan rendah dan ejeksi melawan
resistensi pulmoner yang rendah. Apabila jantung bagian kanan
mengalami kelemahan dalam berkontraksi, maka yang terjadi adalah
darah akan menimbun (congestion) dalam vena sistemik. Hal ini akan
meningkatkan tekanan akhir diastolik ventrikel kanan atrium kanan
tekanan sistemik vena.
Efek berat dari gagal jantung sisi kanan adalah edema perifer.
Faktor gravitasi menyebabkan edema paling jelas terlihat di bagian
bawah. Edema perifer akan meningkatkan berat badan, sehingga berat
badan merupajan pengukuran penting untuk menilai apabila terjadi
perburukan gagal jantung.
Tabel 3 : Penyebab Gagal Jantung Sisi Kanan (Chattejee & Fifer, 2011)
Selain edema
perifer, gagal jantung
sisi kanan juga
menyebabkan
penimbunan aliran
darah organ visceral,
yaitu hepar, limpa, dan
usus. Retrograde
congestion pada vena
hepatica akan
menyebabkan
hepatomegaly dan lebih
buruknya akan menyebabkan sel-sel hepar mati. Selain hepar juga akan
mempengaruhi limpa. Ascites juga dapat terjadi. Apabila ada
penimbunan pada sistem gastrointestinal, yang terjadi adalah
7
terganggunya penyerapan nutrisi, sehingga pasien terlihat anorexic dan
perut kembung. Pengaruh lainnya adalah congestion pada vena cava
superior vena jugular external menjadi terdistensi dan terlihat jelas
saat posisi kepala pasien >30 derajat atau saat sedang duduk dan berdiri
(Cornelius, 2014).
Terdapat mekanisme kompensasi yang kompleks untuk tetap
menjaga perfusi organ-organ vital, yaitu dengan tetap menjaga output
jantung dan tekanan darah. Kompensasi ini tidak bersifat permanen, bisa
mengalami kegagalan kompensasi yang disebut dengan ADHF (Acute
Decompensated Heart Failure). Ada tiga macam kompensasinya, yaitu
mekanisme Frank-Straling, Neurohormonal, dan Remodelling Ventrikel.
(Cornelius, 2014)
8
Berikut ini adalah proses kompenasasi jantung terhadap penurunan output dari
jantung secara neurohormonal :
Grafik 6 : Neurohormonal Sistem Kompensasi Penurunan Cardiac
Output
9
Banyak orang dengan gagal jantung tidak menunjukan gejala apapun oleh karena
kerusakan bersifat ringan atau proses kompensasi terjadi secara seimbang dengan
dsifungsi jantungnya. Berikut ini adalah pemicu terjadinya gejala insufisiensi
jantung pada pasien dengan gagal jantung terkompensasi :
10
IV. DIAGNOSIS dan GEJALA KLINIS
V. DIAGNOSA BANDING
11
DAFTAR PUSTAKA
12