Anda di halaman 1dari 9

SEMINASTIKA, Balikpapan 2018 ISSN: 2655-0881

KAJIAN SISTEM SINKRONISASI GENERATOR PADA BEBAN 3 PHASE

STUDY OF GENERATOR SYNCHRONIZATION SYSTEM IN 3 PHASE


LOADS
Hardianto
Sekolah Tinggi Teknologi Bontang, Bontang

E-mail: Hard_yan@Yahoo.com

ABSTRAK
Proses bekerjanya dua buah generator yang terhubung secara paralel membutuhkan persyaratan
dalam operasinya, persyaratan yang dimaksud adalah sinkronisasi. Sinkronisasi merupakan proses
penyamaan tegangan, frekuensi, dan urutan fase dari kedua generator yang diparalelkan. Proses
sinkronisasi dapat dilakukan secara manual dan otomatis. Jika kedua generator yang diparalelkan
tidak sinkron maka akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila hal ini terjadi, generator akan
kehilangan kondisi paralel. Keadaan ini menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan
frekuensi operasi sistem. Akibat ketidaksinkronan adalah timbulnya kerusakan pada beban listrik
dan menyebabkan terjadinya stres pada belitan generator, gaya putar yang berfluktuasi dan
resonansi yang akan merusak generator dan pengeraknya (prime over). Masalah yang biasanya
timbul pada proses sinkronisasi dua buah generator, yaitu: 1). Terjadi Sync error yang menyebabkan
gagalnya sinkronisasi pada kedua genset tersebut (kedua genset kehilangan kondisi parallel), 2).
Rusaknya beberapa peralatan listrik akibat arus yang tinggi dan penyimpangan frekuensi sistem, 3).
Tegangan tidak mencapai nilai nominal yang telah ditentukan, serta 4). Terjadinya gagal start yang
diakibatkan oleh ketidak mampuan teknisi menyelesaikan permasalahan. Permasalahan lain yang
terjadi adalah pemeliharaan genset tidak dilakukan dengan baik misalnya pemeliharaan pada
accumulator, sensor oli, radiator. Proses sinkronisasi generator yang baik menunjukan tegangan
yang dihasilkan oleh genset 1 sama dengan tegangan yang dihasilkan oleh genset 2, Frekuensi genset
1 sama dengan frekuensi yang dihasilkan oleh genset 2 dan urutan fase pada kedua sistem sama.
Kata kunci:Sinkronisasi, generator, parallel, Beban, Tegangan, Frekuensi, 3 Phase,

ABSTRACT
The process of working two generators connected in parallel requires requirements in its operation,
the requirements referred to are synchronization. Synchronization is the process of equalizing the
voltage, frequency, and phase sequence of the two generalized generators. The synchronization
process can be done manually and automatically. If the two generators parallelized are out of sync,
it will cause system instability. If this happens, the generator will lose parallel conditions. This
situation results in high peak currents and system operating frequency deviations. As a result of
inconsistency is the occurrence of damage to the electrical load and cause stress on the generator
winding, swivel forces that fluctuate and resonance which will damage the generator and the engine
(prime over). Problems that usually arise in the process of synchronizing two generators, namely: 1).
A Sync error has occurred which causes the synchronization to fail on both of the generator sets (both
generator sets lose parallel conditions), 2). Damage to some electrical equipment due to high currents
and system frequency deviations, 3). The voltage does not reach the specified nominal value, and 4).
The failure of the start caused by the inability of the technician to solve the problem. Another problem
that occurs is the maintenance of generator sets is not done properly, such as maintenance of the
accumulator, oil sensor, radiator. A good generator synchronization process shows that the voltage
produced by generator 1 is the same as the voltage produced by generator 2, the frequency of
generator 1 is the same as the frequency produced by generator set 2 and the phase sequence in both
systems is the same.
Keywords: Synchronization, generator, parallel, load, voltage, frequency, 3 phase,

193
SEMINASTIKA, Balikpapan 2018 ISSN: 2655-0881

PENDAHULUAN generator yang diparalelkan. Proses


Kemampuan PT. PLN (Persero) sinkronisasi dapat dilakukan secara manual dan
mempertahankan tingkat keandalan sistemnya otomatis. Jika kedua generator yang
berpengaruh pada kualitas layanan pada diparalelkan tidak sinkron maka akan
konsumen, khususnya pelanggan besar seperti menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila
sektor industri dan bisnis. Dengan melihat hal ini terjadi, generator akan kehilangan
kenyataan bahwa tingkat keandalan PT. PLN kondisi paralel. Keadaan ini menghasilkan arus
(Persero) cabang Bontang masih rendah, puncak yang tinggi dan penyimpangan
membuat pelanggan harus menyediakan frekuensi operasi sistem. Akibat
pembangkit listrik cadangan atau back up yang ketidaksinkronan adalah timbulnya kerusakan
dioperasikan saat terjadi pemadaman listrik pada beban listrik dan menyebabkan terjadinya
oleh PT. PLN (Persero). stres pada belitan generator, gaya putar yang
Hasil data estimasi jumlah daya listrik berfluktuasi dan resonansi yang akan merusak
dari tahun 2010-2017 menunjukan bahwa generator dan pengeraknya (prime over).
tingkat kebutuhan energi listrik setiap tahun
semakin meningkat. Pertumbuhan kebutuhan Masalah yang biasanya timbul pada
energi listrik disebabkan oleh pertumbuhan proses sinkronisasi dua buah generator, yaitu:
beban terutama sektor industri. Hal ini 1). Terjadi Sync error yang menyebabkan
berimplikasi pada kemampuan penyedia energi gagalnya sinkronisasi pada kedua genset
listrik (PT. PLN) untuk mampu memenuhi tersebut (kedua genset kehilangan kondisi
kebutuhan energi listrik tersebut. Hal ini parallel), 2). Rusaknya beberapa peralatan
dilakukan antara lain dengan pembangunan listrik akibat arus yang tinggi dan
pembangkit listrik baru atau Interkoneksi penyimpangan frekuensi sistem, 3). Tegangan
dengan jaringan Mahakam. tidak mencapai nilai nominal yang telah
Selain kemampuan untuk menyediakan ditentukan, serta 4). Terjadinya gagal start yang
energi listrik sesuai kebutuhan, PT. PLN diakibatkan oleh ketidak mampuan teknisi
(Persero) diharapkan dapat meningkatkan menyelesaikan permasalahan. Permasalahan
kualitas layanan. Salah satu indikator kualitas lain yang terjadi adalah pemeliharaan genset
layanan adalah keandalan sistem untuk tidak dilakukan dengan baik misalnya
menyalurkan energi listrik kepada konsumen pemeliharaan pada accumulator, sensor oli,
secara terus menerus. Keandalan bermakna radiator.
kemampuan PT. PLN (Persero) untuk Berdasarkan permasalan yang biasanya
mempertahankan kontinuitas distribusi energi ditimbulkan oleh proses sinkronisasi generator,
listrik kepada konsumen. Terdapat dua maka dipandang perlu untuk melakukan studi
indikator penting keandalan sistem, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai proses
frekuensi pemadaman dan durasi pemadaman. sinkronisasi generator 3 phasa. Selain itu studi
Jika kedua indikator tersebut tinggi berarti ini juga diharapkan dapat menemukan kendala
tingkat keandalan sistem rendah. atau permasalahan yang terjadi pada proses
Sistem peralihan suplai listrik dari sinkronisasi genset dan menentukan solusi atas
suplai PLN ke generator set pada saat terjadi kendala atau permasalahan tersebut
pemadaman pada sebuah
perusahaan/perkanotran/perhotelan METODOLOGI
dikendalikan secara otomatis oleh sistem A. Tahap-tahap Penelitian
kendali Automatic Transfer Switch (ATS). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Delay time peralihan suplai dari PLN ke kualitatif, yang bertujuan menggambarkan
generator set sebesar 13 detik, sedangkan delay proses sinkronisasi generator 3 phasa, dan
time peralihan suplai dari genset ke suplai PLN permasalahan yang terjadi pada proses
sebesar 3 detik. Suplai listrik dari genset sinkronisasi generator 3 phasa.
diberikan oleh dua buah generator yang B. Tempat Penelitian
terhubung secara paralel dan bekerja secara Laboratorium Teknik Elektro STITEK
bersamaan. Bontang dengan Objek dalam penelitian ini
Proses bekerjanya dua buah generator adalah sistem sinkronisasi generator 3 phasa..
yang terhubung secara paralel membutuhkan C. Variable Penelitian
persyaratan dalam operasinya, persyaratan Penelitian ini mengkaji variabel tunggal yaitu
yang dimaksud adalah sinkronisasi. proses sinkronisasi generator 3 phasa dengan
Sinkronisasi merupakan proses penyamaan subvariabel proses sinkronisasi dan
tegangan, frekuensi, dan urutan fase dari kedua permasalahan pada proses sinkronisasi.
194
SEMINASTIKA, Balikpapan 2018 ISSN: 2655-0881

D. Definisi Operasional dengan cara mengorganisasikan data, memilah


Variabel dalam penelitian ini didefinisikan data, melakukan sentesis data, mencari dan
sebagai berikut: menemukan pola, menentukan data penting dan
1. Proses sinkronisasi adalah proses membuat narasi dalam bentuk kalimat.
penyamaan tegangan, frekuensi, dan urutan
fase dua buah generator 3 phasa. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Permasalahan sinkronisasi adalah semua A. Hasil
bentuk kendala yang terjadi pada saat proses 1. Deskripsi Sistem Pembangkitan
sinkronisasi dua buah generator 3 phasa. a. Data Spesifikasi Genset
Dari beberapa genset yang sering
E. Teknik Pengumpulan Data digunakan pada gedung-gedung perkantoran,
Teknik yang digunakan untuk menggumpulkan dalam penelitian ini membahas tentang genset
data penelitian adalah: merek cummins dengan kapasitas daya sebesar
1. Teknik dokumentasi, yaitu teknik 1.250 kVA. Proses sinkronisasi genset dalam
pengumpulan data yang dilakukan dengan sebuah gedung seringkali digunakan metode
meneliti berbagai macam dokumen dan genset yang lebih dahulu terinstalasi/terpasang
literature yang terkait dengan proses dijadikan leader dalam proses sinkronisasi.
sinkronisasi generator 3 phase. Data spesifikasi genset yang digunakan
2. Teknik observasi, yaitu: teknik sebagai objek penelitian ialah cummins yang
pengumpulan data penelitian yang terpasang pada sebuah gedung perkantoran di
dilakukan melalui proses pengamatan Makassar. Data sepesifikasi ditunjukkan pada
terhadap proses sinkronisasi generator 3 tebel 1.
phasa, yaitu Tabel 1. Data Spesifikasi Genset
a. Proses operasi generator 3 phasa
dimulai dari proses starting sampai No. Spesifikasi Genset 1
Genset 2
proses penghentian operasi.
b. Kendala atau permasalahan yang 41124389
1 Engine No. 25321492
terjadi pada proses sinkronisasi
KTA 50-G3
generator 3 phasa. 2 Model KIA-50-G3
3. Interview (wawancara), yaitu teknik 1645 at 1500 310 at 1500 rpm
pengumpulan data yang diperoleh melalui 3 Advertised HP
rpm
proses tanya jawab yang berlangsung 4 Date of mfg 4. 2007
11 – 2009
secara lisan kepada operator atau teknisi
66222
generator yang menanganginya. 5 So.No 15092
Pertanyaan yang diajukan adalah
Cid 50 L
pertanyaan yang berkaitan dengan proses Engine
Family D 28
6 Cert CPL 2227
sinkronisasi generator 3 phasa, kendala Iden
CPL 2227
yang dihadapi pada saat proses
sinkronisasi 575 – 650 575 – 650
7 Idle Speed
rpm
4. Penggukuran yaitu teknik pengumpulan Injection CQ
data yang dilakukan dengan cara 8 GQ
Timing Code
melakukan pengukuran besaran-besaran Injection 90
9 90
listrik yang berhubungan dengan proses Torque
sinkronisasi generator 3 pahasa. Besaran- Injection 0BC
10 0BC
Travel
besaran tersebut adalah tegangan output 0.36 Int 0.69
generator, frekuensi generator, urutan fase Valve Lash 0.14 lnt 0.27 Exh
11
Cold Exh
generator dan arus beban. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan alat ukur X X11K025423
12 Serial Number
07D163074
sinkronscope, volt meter, ampere meter,
Machine Id -
dan frekuensi meter. 13
Number
-
F. Teknik Analisis Data PI734A
14 Frame/Core PI734B1
Teknis analisis data yang digunakan pada kVA Base 1.250
15 1.250
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif Rate (BR)
kualitatif. Analisis ini memberikan penjelasan 16
KW Base Rate
1.000
1.000
(BR)
tentang gambaran proses kerja sinkronisasi
50
generator 3 phasa. Analisis ini dilakukan 17 Hz 50

195
SEMINASTIKA, Balikpapan 2018 ISSN: 2655-0881

1.500 Tabel 2. Jumlah pembebanan daya listrik


18 RPM 1.500
daya
400 No. Item Uraian Ampere (kVA)
19 Volt 380
1 Outgoing SDP 229
3 348
20 Fase 3 Trafo 1 penerangan
1.819 119
Amps Base SDP AHU 181
21 1.899,2
Rate (BR)
0,8 37
22 Pf 0,8 SDP Lift 56

CONT 0,9
23 Rating CONT SDP STP 3,7

44,5 7
24 Ex. Volts 64 SDP MAC 10

2,15 SDP Pompa 5,5


25 Ex. Amps 3,80 12
Air Bersih
40 SDP Pompa 0,9
Ambient 3,7
26 40 Solar
Temp. C
SDP Exhaust 0,75
IP23 5,2
27 Engclosure IP23 Fan
153
Insulation H SDP H31 233
28 H
Class 2 Outgoing 650
311 Trafo 2 SDP Chiller 988
29 Stator Wdg 12
SDP 74
S STAR 112
30 Stator Conn STAR Infomedia
Outgoing SDP Kampus 66
MX341 3 100
31 AVR MX321 Trafo 3 2 Unifa
1.277,1
Jumlah total daya terpakai kVA
Berdasarkan tabel 1 di atas kedua buah genset
tersebut dapat diuraikan kapasitas darimasing-
masing genset tersebut: Bagi pelanggan PLN, terutama
1) Kapasitas Genset 1 pelanggan Indusri, kelebihan pemakaian kVAr
a) Daya output sebesar 1.250 kVA atau pada rata–rata faktor daya (Cos Ø) kurang dari
setara dengan 1.000 kW. 0.8 akan dikenakan biaya kelebihan pemakaian
b) Putaran 1.500 rpm kVAr. Pemakaian daya kVAr oleh pelanggan
c) Tegangan yang dihasilkan ialah industri tidak bisa dihindari karena mesin dan
tegangan 3 fase sebesar 380 volt, peralatan yang digunakan seperti motor listrik
d) Faktor daya sebesar 0,8 memerlukan daya reaktif untuk beroperasi.
e) Frekuensi sebesar 50 Hz Dikarenakan kebutuhan daya reaktif tersebut,
f) Ampere sebesar 1.899,2 A pelanggan industri harus selalu memperhatikan
2) Kapasitas Genset 2 pemakaian daya reaktifnya sehingga tidak
a) Daya output sebesar 1.250 kVA atau melebihi dari batas yang ditetapkan pleh PLN.
setara dengan 1.000 kW. Berdasarkan tabel di atas dapat
b) Putaran 1.500 rpm diuraikan faktor daya dari jumlah total daya
c) Tegangan yang dihasilkan ialah yang terpakai ialah sebagai berikut:
tegangan 3 fase sebesar 380 volt,
d) Faktor daya sebesar 0,8 Daya semu:
e) Frekuensi sebesar 50 Hz S = 1.277,1 kVA
f) Ampere sebesar 1.819 A Atau;
2. Analisis Beban Tersambung S = 1.277.100 VA
a. Jumlah Beban Terpasang
Total daya output generator mampu Daya aktif:
melayani keseluruhan beban pada gedung pada P = 1.277,1 kVA x 0,8
saat suplai listrik PLN terputus. P = 1.021,68 kW
Data pembebanan gedung perkantoran Daya reaktif:
tersebut ditunjukkan pada tabel 2. Q = √𝑆² - P²
Q = √1.277,12 - 1.021,682
Q = √587.154,39
Q = 766,26 KVAr

196
SEMINASTIKA, Balikpapan 2018 ISSN: 2655-0881

Berdasarkan perhitungan faktor daya diperoleh a) Sub Distribution Panel (SDP)


jumlah daya semu sebesar 1.277,1 kVA, serta Chiller yaitu melayani beban chiller
daya aktif sebesar 1.021,68 kW dan daya reaktif dan pompa sebesar 650 kVA
sebesar 766,26 kVAr. b) Sub Distribution Panel (SDP)
Tebel 2 menunjukan pembebanan Infomedia yaitu melayani
masing-masing transformator ialah sebagai kebutuhan listrik sebuah PT dalam
berikut: gedung tersebut sebesar 74 kVA.
1) Transformator 1 melayani pembebanan 3) Transformator 1 melayani pembebanan
sebesar 548 kVA melalui Sub sebesar 66 kVA melalui Sub Distribution
Distribution Panel (SDP) dengan rincian Panel (SDP) dengan rincian beban
beban sebagai berikut: sebagai berikut:
a) Sub Distribution Panel (SDP) a) Sub Distribution Panel (SDP) lokasi
penerangan yaitu beban penerangan 1 yaitu semua beban yang dilayani
pada gedung sebesar 229 kVA oleh pada lokasi 1 sebesar 66 kVA
b) Sub Distribution Panel (SDP) AHU b. Penghantar
yaitu beban Air Handing Unit Berdasarkan data spesifikasi generator
(AHU) pada gedung sebesar 119 dapat diketahui kemampuan hantar arus
kVA penghantar yang digunakan. Kemampuan
c) Sub Distribution Panel (SDP) Lift hantar arus penghantar ditentukan berdasarkan
yaitu beban lift pada gedung sebesar besaran arus maksimum yang dilalui oleh
37 kVA penghantar tersebut. Berikut persamaan dalam
d) Sub Distribution Panel (SDP) STP menentukan besaran arus penghantar adalah
yaitu beban pompa yang berfungsi sebagai berikut:
sebagai pengelolaan limbah Arus nominal 1 fase, In = P / ( 𝑉 × 𝐼 × 𝐶𝑜𝑠 ∅)...........(16)
Arus nominal 3 fase, In = P / (√3 × 𝑉 × 𝐼 × 𝐶𝑜𝑠 ∅) (17)
pemisah kotoran cairan dan padat
Sebelum menentukan luas penampang kabel,
(diuraikan) sebesar 0,9 kVA.
e) Sub Distribution Panel (SDP) MAC perlu dihitung KHA lebih dahulu, KHA adalah
yaitu melayani perusahaan penyedia Kemampuan Hantar Arus deng an rumus
layanan penguat sinyal dalam persamaan sebagai berikut:
KHA = 125% x I nominal......................................... (18)
gedung sebesar 7 kVA. Generator 1 dan II adalah generator 1.250 kVA
f) Sub Distribution Panel (SDP) dan 380 V / 220 V, 3∅, 4 wire, 0,8 pf dan
Pompa Transfer Air Bersih yaitu frekuensi kerja 50 Hz.
beban pompa yang yang digunakan Maka arus nominal dari generator
mengalirkan air bersih dari pompa tersebut:
tandon bawah ke tandon atas 1.000
kemudian dari tandon atas secara 𝐼𝐺 = = 1,934,98 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
gravitasi melayani masing-masing √3 × 380 × 0,8
Kuat hantar arus = 125% × I nominal
toilet di tiap-tiap lantai sebesar 5,5
kVA. = 1,25 × 1,934,98
g) Sub Distribution Panel (SDP) = 2.418,73 Ampere
Berdasarkan perhitungan persamaan di
Pompa Solar yaitu beban pompa
yang berfungsi untuk mengisi daily atas dalam menentukan KHA yang akan
tank (untuk harian) dari storage tank digunakan pada penghantar generator set
dihalaman sebesar 0,9 kVA. tersebut adalah jenis penghantar NYY 4× (4C
h) Sub Distribution Panel (SDP) × 300 mm2).
Exhaust Fan yaitu beban exhaust
yang digunakan untuk c. Kapasitas Pengaman Generator Set
mendinginkan suhu ruangan genset Generator set yang digunakan terdiri dari
sebesar 0,75 kVA 2 (dua) unit, maka peralatan pengaman yang
i) Sub Distribution Panel (SDP) H31 dipasang pada masing-masing unit. Kapasitas
yaitu beban perangkat MSC profider per unit adalah 1250 kVA, 380 V dengan
3 (jaringan seluler) sebesar 153 pf=0,8, maka pengaman yang digunakan ialah
kVA. ACB (Air Circuit Breaker) dengan kapasitas
2) Transformator 2 melayani pembebanan dari masing-masing suplai genset sebesar 2.000
sebesar 724 kVA melalui Sub Ampere/line.
Distribution Panel (SDP) dengan rincian
beban sebagai berikut:
197
SEMINASTIKA, Balikpapan 2018 ISSN: 2655-0881

Besarnya kapasitas pengaman dihitung = 4.837.45 Ampere


berdasarkan besarnya arus nominal masing-
masing generator × 250 %. Atau,

Ip = 250% × I nominal
= 2,5 × 1,934,98
3. Sinkronisasi
a. Gambar rangkaian sinkronisasi

ALAT UKUR ALAT UKUR


V, A, Hz dan Fase MAIN BUSBAR V, A, Hz dan Fase
Indikator Indikator

AUTO MAINS FAILURE


AUTO/MANUAL ENGINE
START/STOP
ACB 4P AUTO/MANUAL ACB 4P
2000A F/T SYNCHRONIZING 2000A F/T
ELEKTRICAL
LOAD SHARING INTERLOCK
ATS

MCCB 3P, 400 A

MCCB 3P, 63 A

MCCB 3P, 40 A

ACB 4P GENSET 2
2500A F/T

GENSET 1 MCCB 3P, 800 A

MCCB 3P, 630 A

MCCB 3P, 200 A

ACB 4P
MCCB 3P, 100 A
1600A F/T

TRAFO 1

MCCB 3P, 80 A

MCCB 3P, 63 A

MCCB 3P, 63 A
ELEKTRICAL
MCCB 3P, 40 A INTERLOCK
ATS SUPLAI
ACB 4P PLN
2500A F/T

ACB 3P, 2500 A


ACB 4P
MCCB 3P, 80 A 2500A F/T

TRAFO 2
MCCB 3P, 63 A

MCCB 3P, 40 A

Gambar 1 Single line diagram sinkronisasi

adalah sinkronisasi. Berikut ini akan dijelaskan


b. Proses sinkronisasi proses sinkronisasi generator set pada gedung
Sistem kelistrikan pada gedung perkantoran perkantoran adalah sebagai berikut:
tersebut menggunakan dua buah generator set
sebagai back up atau cadangan yang senantiasa a. Pengoperasian dilakukan secara otomatis,
stand by. Saat suplai PLN terputus (fail) secara pada saat suplai PLN fail, maka ACB
otomatis generator set akan beroperasi. Salah incoming Trafo 1, 2 dan 3 serta coupler 1,
satu faktor penting pada pengoperasian dua 2 dan 3 akan open breaker sesuai perintah
buah generator yang dioperasikan secara paralel PLC di ruang LC-MDP. PLC ini
198
SEMINASTIKA, Balikpapan 2018 ISSN: 2655-0881

merupakan “otak” yang mengatur star/stop Tabel 3. Data sinkronisasi generator


genset, sinkronisasi, maupun open closed Tegangan Frekuensi
Generator
breaker akan memerintahkan kedua genset (Volt) (Hz)
untuk running. Generator 1 385 50
b. Setelah tegangan nominal masing-masing Generator 2 385 50
genset tercapai, maka PLC kembali
memerintahkan ACB masing-masing Data pada tabel 3 merupakan data
incoming genset untuk closed breaker. generator yang akan berkerja secara paralel
Setelah itu, modul synchronoscope akan untuk memenuhi kebutuhan daya listrik pada
melakukan proses sinkronisasi secara gedung perkantoran selama suplai jaringan PLN
outomatic. (modul sinkronisasi secara fail.
manual tetap tersedia untuk mengantisipasi
kejadian yang tidak diinginkan). Setelah B. Pembahasan
terjadi sinkronisasi, PLC kembali
memerintahkan ACB coupler 1, 2 dan 3 Dalam sistem kerja sinkronisasi pada
untuk closed breaker untuk mensuplai generator memperhatikan kondisi tegangan
beban listrik dari masing-masing coupler generator (yang akan diparalelkan) dengan
tersebut. (incoming trafo 1, 2 dan 3 masih tegangan sistem jaringan harus sama besarnya
dalam posisi open breaker). (nilainya), frekuensi generator dan frekuensi
c. Sinkronisasi di set pada beban ± 800 KW. sistem harus sama, dan urutan fase mesin
Sehingga, jika PLC membaca beban masuk harus sama dengan yang dari rel serta
kurang dari 800 KW maka PLC akan yang menjadi kendala ketika persyaratan
memerintahkan salah satu genset yang sinkronisasi tidak sesuai atau tidak terpenuhi
tadinya telah sinkron untuk shutting down (Hamidah Hamris, 2015)
(melepas bebannya). Apabila kedua generator yang
d. Namun, ketika beban listrik naik secara diparalelkan tidak sinkron maka, akan
bertahap hingga mencapai nominal 800 menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila
KW + 10 %, maka PLC akan hal ini terjadi, generator akan kehilangan
memerintahkan genset yang tadinya kondisi paralel. Keadaan ini menghasilkan arus
shutting down untuk kembali running dan puncak yang tinggi dan penyimpangan
dilakukan proses sinkronisasi kembali frekuensi operasi sistem. Akibat
oleh modul synchronoscope. ketidaksinkronan adalah timbulnya kerusakan
e. Kemudian, jika PLC menerima sinyal pada beban listrik dan menyebabkan terjadinya
bahwa suplai PLN sudah normal kembali, stres pada belitan generator, gaya putar yang
maka PLC akan memberikan sinyal stand berfluktuasi dan resonansi yang akan merusak
by untuk shutting down selama 180 detik, generator dan pengeraknya (prime over).
yaitu jeda waktu maksimal, yang Proses sinkronisasi dapat dilakukan
diperlukan untuk mengantisipasi jangan secara manual dan otomatis, Sinkronisasi
sampai suplai PLN fail kembali. Namun, generator merupakan suatu proses
beban keseluruhan gedung masih di pikul menggabungkan generator dengan generator
oleh genset. lainnya setelah memenuhi syarat tertentu.
f. Jika dalam waktu 180 detik tersebut, suplai Adapun tujuan dari sinkronisasi generator
PLN tidak terputus, maka PLC akan adalah untuk mendapatkan daya yang lebih
memerintahkan breaker ACB incoming besar, seiring berkembangnya teknologi sistem
genset 1 dan 2 untuk open breaker, penyinkronisasi dan pengamanan modul
sedangkan breaker ACB incoming trafo 1, generator kini telah berbasis PLC yang
2 dan 3 untuk closed breaker. Sehingga, diharapkan bisa mempermudah proses
sistem kelistrikan gedung kembali di suplai sinkronisasi generator. PLC yang akan
oleh tegangan PLN. Kedua genset digunakan sebagai pengendali proses
melakukan proses cooling down selama sinkronisasi generator berdasarkan input dari
180 detik untuk mengantisipasi terjadi fail pembacaan sensor dan untuk mengontrol kerja
sumber tegangan PLN (beban keseluruhan kontaktor agar bekerja sesuai dengan parameter
gedung telah disuplai oleh PLN). yang diinginkan. Dari hasil yang telah
Adapun data hasil pengukuran generator dilakukan generator akan sinkron apabila syarat
set yang telah disinkronkan ialah pada tabel 3. kerja paralel telah terpenuhi yaitu ketika
tegangannya sama 380 volt dan frekuensinya
50 Hz dengan urutan fasa yang sama.
199
SEMINASTIKA, Balikpapan 2018 ISSN: 2655-0881

Hasil wawancara terhadap salah seorang 3. Pastikan oli yang anda gunakan adalah oli
penanggung jawab dalam bidang kelistrikan, dengan kualitas yang baik;
mengapa Terjadi Sync error yang menyebabkan Pemanasan mesin dibutuhkan bagi
gagalnya sinkronisasi pada kedua genset genset, dengan jangka waktu dari jenis genset
tersebut disebabkan rusaknya ACB (Air Circuit tersebut. Misalnya genset dengan stater elektrik
Breaker). Dalam kondisi ini kedua buah genset membutuhkan pemanasan mesin paling tidak
telah running normal, serta syarat kerja paralel satu minggu sekali. Ini di karenakan genset
juga terpenuhi, namun ACB incoming genset 2 menggunakan aki yang membutuhkan
trouble sehingga ACB tidak bisa close breaker, pengisian yang konsisten. Terlalu lama tidak
sehingga PLC memerintahkan GPC untuk menghidupkan genset akan menyebabkan aki
menghentikan proses sinkronisasi. Solusi yang kosong (Awaluddin, 2016).
dilakukan untuk mengatasi permasalahan Permasalahan lain yang biasanya terjadi
tersebut yaitu dengan menganti ACB. ialah terjadinya gagal start yang diakibatkan
Breker Utama biasanya sudah kurangnya pemeliharaan pada kualitas aki,
menggunakan ACB (Air Circuit Breaker) yaitu (tegangan berada di bawah tegangan normal)
breaker dengan motorize pendorong berhidrolik solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
udara, sebenarnya motorize ada yang permasalahan ini ialah dengan menganti aki
menggunakan langsung listrik akan tetapi jika yang memiliki tagangan normal.
motorized rusak atau listrik terputus maka Terjadi penundaan waktu dari waktu
braker tidak dapat dinyalakan, berbeda dengan normal yang telah di tentukan, pada awal uji
ACB walaupun juga menggunakan listrik akan coba sinkronisasi telah di atur waktu delay
tetapi jika terdapat masalah pada breker masih selama 10 detik, namun proses sinkronisasi
dapat dipompa untuk menghasilkan angin gagal dilakukan sebab alarm memberi sinyal
sehingga motorize masih bisa bekerja. Dan yang bahwa sistem dalam masalah, menurut teknisi
digunakan type UVT (Under Voltage Trip) hal ini berkaitan dengan adanya perbedaan usia
yaitu apabila voltase yang keluar dari genset dari salah satu genset tersebut sehingga
tidak sesuai dengan setingan maka breker akan mempengaruhi kemampuan kinerja dari genset,
turun. (Awaluddin, 2016) sehingga melihat kondisi tersebut delay waktu
Permasalahan yang juga sering terjadi di atur selama 18 detik. dimana genset 2 telah
ialah start genset tidak stabil dan bunyinya stabil dan telah siap untuk disinkronkan namun,
berayun disebabkan oleh beberapa faktor salah genset 1 belum siap untuk masuk ke sistem
satunya disebabkan karena keteledoran oleh sehinga menunggu hingga genset 1 telah stabil
teknisi saat melakukan maintenance, seperti dan siap untuk masuk ke sistem.
minimnya pengecekan kualitas solar yang Berdasarkan uraian permasalahan serta
kurang baik (tangki kemasukan air) sehingga solusi dalam menyelesaikan permasalahan pada
pembakaran engine tidak sempurna, hal proses sinkronisasi generator set tersebut sangat
tersebut tentu berdampak pada start genset penting untuk meningkatkan perawatan dan
sebab mesin engine sendiri merupakan pemeliharaan secara berkala. Dalam kurung
pengerak mula yang dapat memutar poros waktu yang cukup lama apabila hal ini tidak
generator, terkadang juga mengapa terjadi ditindaki sebagaimana mestinya dapat saja
bunyi dari genset seperti berayun disebabkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, hal ini
valve (stop kran), suplai solar tertutup akibat dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sistem
keteledoran oleh teknisi saat melakukan dan efisiensi kerja dari generator set akan
maintenance, solusi yang dapat dilakukan untuk semakin menurun bahkan dapat menyebabkan
mengatasi permasalahan ini ialah melakukan kerusakan pada peralatan maupun genset itu
pengecekan rutin terhadap bahan bakar serta sendiri.
memastikan semua valve (stop kran) dalam Perawatan genset secara langsung akan
kondisi sebagaimana mestinya. berpengaruh pada kinerja genset. Jika setiap
Untuk mengoptimalkan umur genset ada komponen genset dirawat dan dijaga
beberapa hal pokok yang harus menjadi kondisinya, maka kinerjanya menjadi lebih baik
perhatian serius. Ada pun langkah serta memberi keamanan selama proses bekerja.
perawatannya nya adalah: Itu sebabnya, selain dibersihkan secara berkala,
1. Pastikan oli mesin yang anda gunakan sesuai periksalah volume oil, air radiator, dan tangki
dengan kapasitas mesin; bahan bakar secara teratur dan
2. tambahkan jika oli kurang dan ganti jika melakukanpenggantian dengan rutin.
suda cukup lama digunakan; Dianjurkan juga untuk menyalakan genset
diesel setiap minggu sekali tanpa diberi beban
200
SEMINASTIKA, Balikpapan 2018 ISSN: 2655-0881

untuk sirkulasi oli sehingga seluruh komponen [2] Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan
genset diesel lebih tahan lama. Kencangkanlah dan Konservasi Energi : Laporan Akhir
baut-baut genset jika ada yang kendur dan PT. Fajar Graha Pena Makassar : PT.
lakukan service tenaga ahli. (Awaluddin, 2016) Cakrabuana Consultans. 2014
[3] Djoekardi Djuhana. 1997. Mesin-Mesin
KESIMPULAN Listrik Mesin Sinkron. Jakarta: Universitas
Trisakti
Berdasarkan hasil penelitian studi proses [4] Kadir Abdul. 1996. Pembangkit Tenaga
sistem sinkronisasi generator set, dapat Listrik Edisi Revisi. Jakarta: Universitas
disimpulkan : Indonesia (UI-Press)
1. Proses sinkronisasi generator yang baik [5] Marappung, Muslimin. ,1998. Teknik
menunjukan tegangan yang dihasilkan Tenaga Listrik. Bandung : CV. Armico
oleh genset 1 sama dengan tegangan yang [6] Murdana, Muhamad Hajar. 2010.
dihasilkan oleh genset 2, Frekuensi genset Pembagian Beban Pada Operasi Paralel
1 sama dengan frekuensi yang dihasilkan Generator Set Yang Optimal Dengan
oleh genset 2 dan urutan fase pada kedua Simulasi Beban Resistif, Skripsi tidak
sistem sama. diterbitkan. Depok : Fakultas Teknik
2. Pada saat proses sinkronisasi generator set Program Teknik Elektro Universitas
yang sering menjadi kendala dalam proses Indonesia
sinkronisasi tersebut yaitu: 1). Terjadi [7] Rijono, Yon. 1997. Dasar Teknik Tenaga
Sync error atau gagal sinkronisasi, 2). Listrik. Jakarta : Andi Yogyakarta
Terjadinya gagal start dan 3). Start genset [8] Sunarlik Wahyu. 2014. Prinsip Kerja
tidak stabil dan bunyinya berayun dan 4). Generator Sinkron. Jurnal Ilmu
Terjadi pendelay-an waktu sinkronisasi Pendidikan, (on line) vol. 17, nomor 5,6.
dari waktu normal yang telah ditentukan. (http://updkediri.ac.id/wpcontent/uploads/
2014 /06/Prinsip-Kerja-Geneator-
Sinkron.pdf, diakses 22 Maret 2018)
SARAN [9] Zuhal. 1982. Dasar Tenaga Listrik.
Berdasarkan hasil penelitian studi sistem Bandung : ITB
sinkronisasi generator set, maka peneliti
menyarankan agar memperhatikan
pemeliharaan dan perawatan dalam
pengoperasian sistem sinkronisasi generator set
yang merupakan faktor penting agar dapat
berjalan sebagaimana mestinya serta
meminimalisir terjadinya permasalahan yang
tidak diinginkan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih saya ucapkan kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikannnya
penelitian ini. Dan kepada program studi teknik
elektro yang telah mendukung kegiatan ini
dengan laboratoriumnya yang sangat lengkap .

DAFTAR PUSTAKA

[1] Biro Klasifikasi Indonesia. 2014. Volume


IV Rules For Electrical Installations 2014
Edition.Jilid IV. Jakarta.

201

Anda mungkin juga menyukai