PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.
2. Agar mengerti tentang penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS.
3. Supaya memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
tersebut.
4. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit HIV/AIDS
C. Manfaat
PEMBAHASAN
A. Pengertian
HIV adalah virus yang masuk ke dalam tubuh dan melemahkan system
kekebalan yang jika terus memburuk akan membawa pengidap HIV pada
kondisi AIDS yakni kondisi kehilangan system pertahanan tubuh sehingga
semua jenis infeksi dapat masuk dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian
B. Penyebab
Retrovirus HIV-1 merupakan agen etiologic yang primer,penularan terjadi
melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dan berkaitan dengan perilaku
risiko-tinggi yang bias dikenali. Keadaann ini secara kurang proporsional
tergambar pada :
1. Laki-laki homoseksual dan biseksual
2. Para pemakai obat intravena
3. Neonatus dari ibu yang terinfeksi
4. Resipien darah atau produk darah yang terkontaminasi
5. Pasangan heteroseksual pada individu yang masuk dalam kelompok
sebelumnya.
6. Transfusi darah yang tidak steril
7. Tattoo dan piercing tindik
C. Patofisiologi
Riwayat alami AIDS dimulai dengan infeksi oleh retrovirus HIV yang
hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium, dan kemudian
berakhir dengan kematian. Data-data yang berhasil dikumpulkan selama 20
tahun menunjukkan bahwa HIV tidak ditularkan melalui pekerjaan rumah
tangga yang biasa ataupun kontak social. Virus HIV dapat masuk ke dalam
tubuh melalui salah satu dari beberapa jalur yang melibatkan transmisi darah
atau cairan darah seperti :
1. Inokulasi langsung pada saat hubungan intim, khususnya jika hubungan
intim tersebut berupa anal sex yang menimbulkan trauma pada mukosa
rectum.
2. Transfusi darah atau produk darah yang terkontaminasi (resiko ini dapat
dikurangi dengan pemeriksaan rutin terhadap semua produk darah)
3. Penggunaan bersama jarum suntik yang tercemar
4. Penularan transplasenta atau pasca partum dari ibu yang terinfeksi kepada
janin (melalui kontak serviks atau darah pada saat pelahiran dan dalam air
susu ibu).
HIV menyerang sel T helper yang membawa antigen CD4+. Pada keadaan
terinfeksi HIV, antigen yang dalam keadaan normal merupakan reseptor
untuk molekul MCH (major histocompatibility complex) akan menjadi
reseptor untuk retrovitus dan memungkinkan virus tersebut masuk ke dalam
sel. Pengikatan virus juga memerlukan keberadaan koreseptor (yang diyakini
berupa reseptor kemokin CCR5). Pada permukaan sel. Virus tersebut juga
dapat menginfeksi sel-sel yang membawa antigen CD4+ pada traktus GI,
serviks uteri, dan neuroglia.
Seperti halnya retrovirus lain, HIV akan mengopi materi genetiknya
secara terbalik (reverse manner) bila dibandingkan dengan virus dan sel-sel
lain. Melaui kerja enzim reverse transcriptase, HIV memproduksi DNA dari
RNA virusnya. Transkripsi ini sering berlangsung sangat buruk sehingga
terjadi mutasi yang sebagian diantaranya membuat virus tersebut resisten
terhadap obat-obat anti-virus. DNA virus memasuki nucleus sel dan
kemudian menyatu dengan DNA sel hospes. Disini, DNA tersebut akan
ditranskipsi menjadi lebih banyak rna virus. jika sel hospes mengadakan
reproduksi, maka reproduksi ini melipatgandakan DNA virus bersama DNA
sel itu sendiri dan kemudian mewariskannya kepada sel-sel turunannya.
Karena itu jika diaktifkan, sel-sel hospes tersebut membawa informasi ini dan
bila di aktifkan, akan menghasilkan replikasi virus. Enzim virus, protease,
menyusun komponen struktur dan RNA menjadi partikel virus yang
berpindah ke bagian perifer sel hospes tempat virus tersebut bertunas dan
muncul dari sel hospes. Dengan demikian, virus virus tersebut kini bebas
bermigrasi dan menginfeksi sel-sel lain.
Replikasi HIV dapat menyebabkan kematian sel atau membuat infeksi
virus tersebut menjadi laten. Infeksi HIV menimbulkan perubahan patologi
yang bisa terjadi langsung melalui destruksi sel-sel CD4+ , sel-sel imun lain
dan sel-sel neuroglia, atau secara tidak langsung melalui efek sekunder
disfungsi sel-T CD4+ dan imunosupresi yang diakibatkan.
Ketika muncul, keluhan dan gejalanya timbul dalam bentuk, yang meliputi:
E. Komplikasi
Komplikasi AIDS meliputi :
Infeksi oportunis yang berulang. Infeksi oportunis pada AIDS :
Kategori B
Angiomatosis basiler
Kandidiasis orofaring atau vulvovagina yang persisten, demam atau
diare yang berlangsung lebih dari satu bulan
Idiopatik trombositopenia purpura (ITP)
Penyakit pelvik inflamatori khususnya abses tuboovarii
Neuropati perifer
Kategori C
F. Penanganan
Terapi yang dapat menyembuhkan AIDS sampai saat ini masih belum
ditemukan. Terapi yang primer meliputi penggunaan berbagai kombinasi tiga
tipe obat antivirus berbeda untuk mendapatkan manfaat yang maksimal
dalammenghambat replikasi virus dengan reaksi yang merugikan paling
sedikit. Rekomendasi terakhir meliputi penggunaan dua preparat nukleosida
plus satu inhibitor protease dan satu preparat nunnokleosida untuk membantu
menghambat produksi strain mutan yang resisten. Obat-obatan ini adalah :
1. Inhibitor protease untuk menyekat replikasi partikel virus yang terbentuk
melalui kerja enzim protease virus (sehingga mengurangi jumlah partikel
virus baru yang dihasilkan).
2. Inhibitor reverse-transcriptase nukleosida untuk mengganggu pengopian
RNA virus menjadi DNA virus oleh enzim reverse-transcriptase.
3. Inhibitor reverse-transcriptase non nukleosida untuk mengganggu kerja
enzim reverse transcriptase.
Terapi tambahan meliputi :
1. Preparat imunomodulator untuk meningkatkan system imun yang menjadi
lemah karena AIDS dan terapi retrovirus.
2. Preparat factor pertumbuhan (growth factor) yang menstimulasi
pertumbuhan koloni granulosit manusia untuk menstimulasi produksi
neutrofil (terapi retrovirus menyebabkan anemia sehingga pasien
memerlukan preparat epoetin alfa).
3. Preparat antiinfeksi dan antineoplasma untuk mengurangi infeksi
oportunis serta penyakit kanker yang menyertai (sebagian preparat ini
memiliki khasiat profilaksis untuk membantu pasien bertahan terhadap
berbagai infeksi oportunis).
4. Terapi suportif, termasuk dukungan gizi, terapi penggantian cairan dan
elektrolit, terapi untuk meredakan nyeri, dan dukungan psikologis.
BAB III
A. Pengkajian
Riwayat Kesehatan
B. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret yang
mengental.
b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
nafsu makan menurun.
c. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor :Penurunan
responimun , kerusakan kulit.
C. Intervensi
Noc :
Nic :
Noc :
1. Albumin serum
2. Pre albumin serum
3. Hematokrit
4. Hemoglobin
5. Total iron binding
6. Capacity
7. Jumlah limfosit
Nic :
Noc :
1. Immune Status
2. Knowledge : Infection control
3. Risk control
Kriteria Hasil :
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaannya
3. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4. Jumlah leukosit dalam batas normal
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC :
Infection Control (Kontrol infeksi)
1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung meninggalkan pasien
5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
7. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
8. Tingktkan intake nutrisi Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
- Monitor hitung granulosit, WBC
- Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Pertahankan teknik isolasi k/p
- Berikan perawatan kuliat pada area epidema
- Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
9. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
10. Dorong masukan cairan
11. Dorong istirahat
12. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
13. Ajarkan cara menghindari infeksi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah
pengetahuan tentang penyakit HIV dan penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang bisa membantu dalam penulisan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer , Bare, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Brunner dan
suddart, Edisi 8, Jakarta, EGC
M. Muliana. 2014.
https://www.google.com/search?q=makalah+tentang+AIDS&oq=makalah
+tentang+AIDS&aqs=chrome..69i57j0l5.15264j0j7&sourceid=chrome&ie
=UTF-8. Di akses tgl 19 Maret 2019 jam 19.00
http://revansadiva.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-hivaids-biologi.html