Anda di halaman 1dari 63

KEGAWATAN PADA NEONATUS

dr I Wayan Dharma Artana SpAK


3 Macam Kondisi Bayi Baru Lahir
(BBL)

• BBL risiko rendah (Perawatan level I)


• BBL risiko sedang (Perawatan level II)
• BBL risiko tinggi (Perawatan level III)
Berbagai Masalah
Kegawatdaruratan Neonatus

• Suhu → hipotermi, hipertermi


• Pernapasan → apnea, sesak, hipoksia
• Asfiksia → Resusitasi neonatus
• Sirkulasi → syok/renjatan
• Saluran cerna → kembung, muntah
• Traktus urinarius→ anuri, oligo, poliuri
• Metabolisme → hipoglikemi, hipokalsemi
• Lain-lain → perdarahan, kuning, kejang,
elektrolit
Fenomena “dua pertiga”

▪ Kematian bayi baru lahir


(0 – 28 hari) merupakan
2/3 dari kematian bayi
33%
▪ Kematian perinatal (0–7
hari) merupakan 2/3 dari
67%
kematian bayi baru lahir
▪ Kematian bayi (0 – 1 hari)
merupakan 2/3 dari
kematian perinatal

Lawn J, The Healthy Newborn: A Reference Manual for Program


Managers, accessed online
4
at
www.cdc.gov/nccdphp/drh/health_newborn.htm
Masalah Neonatus

Pengaturan
suhu
Penyakit terbatas
yang
mempersulit
>
Luas
permukaan
relatif >
Aktivitas otot dan
imunitas kurang
Lemak coklat
sedikit
BAYI ASFIKSIA

• BAYI BARU LAHIR


• TIDAK BERNAPAS SPONTAN & TERATUR

HIPOKSIA
ASIDOSIS
Angka kejadian

• 1.0-1.5% kelahiran hidup :


• <36 mg : 9%
• >36 mg : 0.5%

• ~23,9% dari kematian perinatal


Penyebab kematian neonatus

Lain2
7%
Kelainan
bawaan Prematur Prem
7% 28% Infek
Aspiksia Asp
23% Kela
Infeksi Lain
35%
Lawn JE, Causens S, Zupan J. 4 million neonatal, deaths : When ? Where? Why ? The Lancet.
9
2005, 365:891-900.
Perkiraan Distribusi Penyebab Langsung
4 Juta Kematian Neonatal

Sumber : Lawn JE et al 4 million neonatal deaths: When? Where? Why? Lancet 2005; 365: 891 –900
Penyebab Kematian Neonatus di Negara
sedang Berkembang
Penyebab Utama Kematian Neonatal
di Indonesia
Asfiksia perinatal
Definisi
Keadaan pada masa perinatal berupa
• Asidosis yang diakibatkan oleh hipoksia, hiperkapnia dan iskemia
• Menyebabkan kegagalan fungsi paling kurang 2 organ.
• pH <7
• Nilai Apgar <3 selama 5 menit pertama
• Gangguan neurologis
• Gangguan fungsi organ lain
• Apabila tidak memenuhi syarat diatas disebut depresi Neonatal
WHO ICD 10

• Nilai APGAR 0-3 pada menit pertama,


disertai :
Denyut jantung menurun atau menetap
< 100
Tidak bernapas atau megap-megap
Tidak ada tonus otot
Diagnosis Asfiksia

 Nilai APGAR
 APGAR 0 – 3  Asfiksia berat
 APGAR 4 – 6  Asfiksia sedang
 APGAR 7 – 10  Vigorous baby
•APGAR dinilai : 1 menit setelah bayi lahir
•APGAR menit perrtama: Beratnya
asfiksia
•APGAR menit kelima: keberhasilan
resusitasi
Apgar Tanda Nilai Jumlah

0 1 2

Appearance Warna Biru/pucat Tubuh Tubuh dan


kemerahan ekstremitas
ekstremitas kemerahan
biru

Pulse Frekuensi (-) < 100 x/mnt > 100 x/mnt


jantung

Grimace Refleks (-) Gerakan Menangis


sedikit

Aktivity Tonus lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif


otot fleksi sedikit

Respiration Usaha (-) Lambat, tidak Menangis


napas teratur kuat
ASFIKSIA BBL

• Keadaan bayi tdk bernapas secara spontan & teratur segera


setelah lahir

PENYEBAB
 Keadaan ibu
 Keadaan tali pusat
 Keadaan bayi
18
KEADAAN IBU

• Preeklampsia & eklampsia


• Pendarahan abnormal (plasenta previa/solusio
plasenta)
• Partus lama/partus macet
• Demam selama persalinan
• Infeksi berat (sepsis, malaria, sifilis, TBC,
HIV, isk )
• Kehamilan Post Matur (sesdh 42 mgg
kehamilan)

19
KEADAAN TALI PUSAT

• Lilitan tali pusat


• Tali pusat pendek
• Simpul tali pusat
• Prolapsus tali pusat

20
KEADAAN BAYI

• Bayi prematur (seblm 37 mgg kehamilan)


• Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar,
distosia bahu, ekstraksi vakum, forsep)
• Kelainan kongenital
• Air ketuban bercampur mekonium (warna
kehijauan)
• Infeksi

21
BBL: Transisi bayi

• Transisi dari kehidupan intra uterin ke kehidupan extra uterin


memerlukan adaptasi neonatal termasuk pernafasan yang
spontan
• Pengetahuan mengenai fisiologi masa transisi ini akan
membantu kita mengerti mengenai kebutuhan bayi yang
mengalami kesulitan pada saat lahir
Paru
Selama di dalam kandungan fetus bergantung pada plasenta
sebagai organ pertukaran gas O2 dan CO2
Alveolus di dalam paru terisi oleh cairan dan tidak ada
pertukaran gas di dalam organ paru
Fisiologi fungsi pernafasan pada fetus

• Plasenta merupakan organ untuk fungsi


pernafasan
• Adanya Multi-villous circulation di plasenta
menyebabkan paparan darah ibu dengan bayi
luas.
• PH ibu yang lebih rendah dan afinitas HbF
terhadap O2 lebih tinggi dari HbA menyebabkan
transfer O2 ibu ke bayi meningkat
Transisi ke kehidupan ekstra uterin

• Masa transisi ini didefinisikan sebagai saat dari lahir sampai usia 4
sampai 6 jam
• Pada proses ini terjadi perubahan fisiologis dari berbagai fungsi
organ
• Proses ini sudah dimulai in utero sewaktu bayi sudah siap untuk
dilahirkan
Transisi ke kehidupan ekstra uterin

Kunci terhadap keberhasilan adaptasi:

• Pengembangan paru (alveolus bersih dari cairan)


• Resistensi vaskular paru menurun
• Peningkatan aliran darah ke paru
• Inisiasi pertukaran gas di paru
• Penutupan pirau sirkulasi
• Stabilisasi suhu

• Observasi yang teliti dapat mengidentifikasi bayi yang tidak dapat


beradaptasi dengan adekuat
Saat lahir dan menangis
Cairan paru keluar dari alveoli
Alveoli terisi udara

© 2000 AAP/AHA
Terjadi
• Dilatasi arteriol paru
Peningkatan aliran darah paru

© 2000 AAP/AHA
Hubungan antara perubahan paru dan
kardiovaskular

Setelah lahir
Kadar oksigen
darah meningkat
Duktus arteriosus
menutup
Darah mengalir
melalui paru untuk
mengambil oksigen

© 2000 AAP/AHA
Kegagalan transisi

Gangguan pengembangan alveolus dan


pengosongan cairan paru

Resistensi vaskular
paru tetap tinggi .

Hipoksia/Apnea
Kegagalan Transisi

Gangguan pengembangan dan pembersihan alveolus dari


cairan paru

• Apnea saat lahir tanpa usaha bernapas


• Pernapasan yang dangkal dan tidak efektif
• Prematuritas / defisiensi surfaktan
• Tidak bernapas karena penggunaan obat-obat sedatif
selama persalinan
• Pengembangan paru yang tidak normal
• Cairan paru yang masih menetap
• Sindrom aspirasi mekonium
Kegagalan Transisi

Resistensi vaskular paru yang tetap tinggi


• Pengembangan alveolus yang terganggu
• Pembentukan vaskular paru yang abnormal
• Hernia diafragma
• Hipoplasi paru
• Hipoksia intrauteri kronik
• Displasia pembuluh darah kapiler alveolus
• Vasokontriksi pulmoner
• Sepsis disertai pelepasan sitokin
• Penggunaan NSAID oleh ibu
Gagal transisi: APNEA

Apneu Apneu
primer sekunder

© 2000 AAP/AHA
Asphyxia

Decreased oxygen supply Decreased blood


in the blood supply

Oxygen Deficit
End Organ
Organ injury
Organ yang dipengaruhi oleh Hipoksia

• Otak • Kelenjar adrenal


• Jantung :HR,CO • Usus: aliran: NEC
• Hati :glikolisis • Limpa: aliran
• Ginjal • Tubuh : O2→ konsumsi →
gangguan metabolisme
Komplikasi

Asfiksia perinatal dapat berakibat :


 Kematian janin,
 Kematian neonatal,
 Waktu penyembuhan dimana kemungkinan
terjadi disfungsi organ yang berlangsung
lama, terutama pada fungsi neurologis
Multi organ dysfunction in severe
asphyxia/hypoxia.

Neurological Cardiovascular
problem System

Respiratory Urogenital
problem System

Gastrointestinal Metabolic
System
Changes
Audiovisual
disturbances
Multi organ dysfunction

Study on 72 babies with severe neonatal


asphyxia (82% of babies have one or
more dysfunction)
 Neurological problem 72%
 Renal problem 42%
 Respiratory problem 26%
 Cardiac dysfunction 29%
 Gastrointestinal problem 29%

(Sumber : Martin-Ancel A, Garcia - Alix A, et al. Multiple organ


involvement in perinatal asphyxia. J Pediatr 1995; 127:786-93.)
Akibat Asfiksia pada SSP

• Perdarahan serebral
• Edema serebral
• Ensefalopati hipoksik-ishemik (HIE)
• Kejang
Akibat Asfiksia pada Paru

• Permulaan respirasi tertunda


• Distres pernafasan
• Sindrom aspirasi mekonium
Akibat Asfiksia pada Sistem Kardiovaskular

• Kegagalan miokardium
• Nekrosis otot papilari
• Sirkulasi fetal persisten

Klinis :
• Iskemia miokardium
• Asidosis → daya kontraksi rendah
• Hipertensi Pulmonar → regurgitasi trikuspid
• Hipotensi
Akibat Asfiksia pada Sistem Ginjal

• Nekrosis Kortikal / tubular / medullar


• Nefropati vasomotor (pre-renal):
• ↓perfusi renal
• disfungsi ginjal ± kerusakan parenkim
Akibat Asfiksia pada Sistem Gastrointestinal

Klinis
• Iskemia → kerusakan dinding usus →
enterokolitis nekrotikans
• Iskemia → peningkatan transaminase hati
Akibat Asfiksia pada Darah

• Disseminated intravascular coagulation


• Supresi SST : trombositopenia pada usia ± 5
sampai 7 hari
Tatalaksana Asfiksia Neonatus

Tatalaksana segera
ABCD
Resusitasi

Tatalaksana jalan napas


Bantuan napas
Bantuan sirkulasi
Obat-obatan dan cairan
PERSIAPAN RESUSITASI BBL
• Persiapan keluarga
• Persiapan tempat resusitasi
• Persiapan alat resusitasi
• Persiapan diri

47
Tatalaksana di Kamar Bersalin
ABCD Resusitasi neonatus
Terdapat 4 kategori Tindakan

 Langkah dasar termasuk penilaian cepat dan langkah


awal untuk stabilisasi (mencegah hipotermi, membersihkan
jalan napas, keringkan, evaluasi)

Langkah yang paling penting dan efektif adalah pemberian


oksigen, termasuk penggunaan balon dan sungkup

Kompresi dada

Pemberian obat-obatan dan cairan


…lanjutan tatalaksana

• Ventilasi tekanan positif dengan menggunakan


balon dan sungkup apabila laju detak jantung
(LDJ) <100 x/menit
• Ventilasi bersama penekanan dada dilakukan
bila laju detak jantung <60 x/menit
…lanjutan tatalaksana
• Obat-obatan:
• Epinephrine
• Apabila LDJ <60 x/mnt setelah 30 detik pemberian ventilasi dan tekanan dada yang
adekuat
• 0.01 to 0.03 mg/kg 3-5 min melalui ET/IV
• Natrium bikarbonat
• Hanya diberikan apabila ventilasi dan sirkulasi adekuat
• 1-2 mEq/kg dari larutan 4,2 mg/L (0.5 mEq/L) secara perlahan melalui intravena
• Cairan pengganti (Volume expander)
• Nacl 0,9% atau Ringer Laktat
• Darah golongan O rhesus neg apabila ada bukti kehilangan darah
• Albumin: tidak dianjurkan lagi
Menilai reaksi bayi saat lahir
Selalu
diperlukan
Jaga tetap hangat, posisi, bersihkan jalan
napas, keringkan, rangsang, & beri O2 (bila
perlu)

Berikan ventilasi yang efektif:


Balon & sungkup
Lebih Intubasi endotrakeal
jarang
diperlukan Kompresi dada

Pemberian
obat2an
Kadang-
kadang
52
Tatalaksana di NICU
Cairan
• Risiko tinggi untuk nefropati vasomotorik (disfungsi ginjal
tanpa atau dengan kerusakan parenkim) → Pantau produksi
urin, berat badan, elektrolit serum, osmolalitas.
• Bedakan Oliguria (<1ml/kg/hr) oleh karena hipovolemia vs
gagal ginjal
• Vasopresor:
• Dopamin (kronotropik): dosis rendah (0.5-2 μg/kg/min);
sedang (2-6 μg/kg/min); tinggi (6-10 μg/kg/min) : reseptor
δ dan β, dapat memicu aritmia, ↑ tahanan vaskular paru
• Dobutamin (inotropik)
• Steroid (Tantivit et al. J Perinat. 1999;19:352)
▪ Fisioterapi
Tatalaksana di NICU
Susunan saraf pusat
• Edema serebral:
• Hiperventilasi : bisa berbahaya
• Larutan garam hipertonik : berguna bagi orang dewasa,
belum ada data penggunaan pada neonatus
• Cooling terapi
• Pertahankan normoglikemia
• Hiper/hipo glikemia: Kerusakan neuron
• Kecepatan infus glukosa (GIR): 4-6 mg/kg/min
• Antikonvulsan
• fenobarbital sebagai lini pertama
• Resusitasi serebral
• Puasa
Pemantauan Pertumbuhan Perkembangan
dan Fisioterapi
• Dimulai saat perawatan
• Feeding terapi
• sensorik motorik
• visual
• pendengaran
• mencegah CP
• Kognitif - neurologis
• pertumbuhan dan perkembangan normal
Kesimpulan

• Asfiksia perinatal adalah kegagalan


proses transisi intra uterin ke ekstra
uterin
•Patofisiologi asfiksia perinatal terdiri
atas serangkaian reaksi sel terhadap
kejadian iskemia diikuti oleh
kerusakan oleh reperfusi
•Diagnosis cepat dan tepat diperlukan
untuk penatalaksanaan yang efektif
.....Kesimpulan
• Penatalaksanaan yang tepat, dapat
mengurangi lama rawat dan
mencegah kecacatan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai