Anda di halaman 1dari 6

KEBIJAKAN Tanggal : 16-1-2018

RSIA HARAPAN BUNDA Lampiran SK no : 015/SK/RSIA HB/II/2017


Revisi : 00
Halaman : 1/1

KEBIJAKAN PELAYANAN SEDASI RSIA HARAPAN BUNDA


1. Pelayanan Sedasi diklasifikasikan menjadi :
a. Pelayanan Sedasi Ringan
b. Pelayanan Sedasi Sedang
c. Pelayanan Sedasi Dalam
2. Pelaksana pemberi pelayanan Sedasi terhadap masing-masing tingkatan sedasi yaitu
a. Pelayanan Sedasi Ringan dilakukan oleh spesialis dalam bidangnya yang memiliki SIP di
RSIA Harapan Bunda dan memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan yaitu mampu melakukan teknik sedasi, melakukan monitoring tepat,
menanggulangi komplikasi, mampu menggunakan bahan antidotum, dan mampu
melakukan basic life support (BLS).
b. Pelayanan Sedasi sedang dan dalam dilakukan oleh spesialis Anestesi.
3. Pelayanan sedasi diberikan kepada pasien dewasa
4. Pelayanan Sedasi di RSIA Harapan Bunda dilakukan di unit kamar operasi maupun diluar kamar
operasi antara lain:
1. Pelayanan Sedasi Ringan dilakukan di UGD, Poli Obgyn
2. Pelayanan Sedasi Sedang dan Dalam dilakukan di Kamar Operasi
5. Pelayanan Sedasi di RSIA Harapan Bunda dilakukan 24 jam termasuk pada pasien kegawat
daruratan dan pasien ini mendapatkan prioritas utama dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa
pasien.
6. Pelayanan Sedasi yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan pelayanan Sedasi dari disiplin
terkait serta sesuai dengan bentuk pelayanan Sedasi yang dimiliki di RSIA Harapan Bunda
7. Setiap pelayanan Sedasi harus melalui proses penerimaan, penilaian, perencanaan dan persiapan.
Persiapan meliputi persiapan puasa, persiapan alat dan obat khusus, sarana pemantauan yang
dibutuhkan, dan persiapan ruang rawat.
8. Setiap pelayanan sedasi yang dilakukan oleh DPJP Anestesi harus melalui proses komunikasi dan
pemberian informasi serta mendapat persetujuan sedasi dari pasien atau keluarga pasien.
9. Setiap memberikan pelayanan Sedasi harus dipastikan alat:
a. Pelayanan sedasi ringan: ada monitor EKG, oksimetri, tabung oksigen dan perlengkapannya
suction dengan perlengkapannya, ada trolley emergency, ada obat Nalokson hidrokloridadan
flumazenil.
b. Pelayanan sedasi sedang: ada monitor EKG, oksimetri, tabung oksigen dan perlengkapannya
suction dengan perlengkapannya, ada trolley emergency, ada obat Nalokson hidrokloridadan
flumazenil.
c. Pelayanan sedasi berat: ada monitor EKG, oksimetri, tabung oksigen dan perlengkapannya
suction dengan perlengkapannya, ada trolley emergency, ada obat Nalokson hidrokloridadan
flumazenil, dan persediaan alat untuk pemasangan IV akses.
10. Pelayanan Sedasi dapat dibedakan dari obat-obat dan dosis yang digunakan
dengan tujuan untuk suatu tindakan/prosedur
Sedasi dapat diklasifikasikan menjadi:
KEBIJAKAN Tanggal : 16-1-2018
RSIA HARAPAN BUNDA Lampiran SK no : 015/SK/RSIA HB/II/2017
Revisi : 00
Halaman : 1/1

a. Pelayanan Sedasi Ringan adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan


kondisi dimana pasien masih berespon normal terhadap perintah verbal,
namun fungsi kognitif dan koordinasi fisik terganggu, akan tetapi reflek
jalan nafas dan ventilasi serta fungsi kardiovaskular tidak dipengaruhi. Obat
yang termasuk dalam sedasi ringan adalah.
DEWASA
a) Midazolam (0,5 mg/kg; dosis max 20 mgh):......mg Pox1
- Jika tingkat yang ddinginkan dari obat penenang tidak tercapai, dapat
memberikan (0,25-0,5mg/kg) =........mg PO setelah 15-30 menit
- Jika tingkat yang diinginkan dari obat penenang tidak tercapai dapat
diberikan (0,01-0,05mg/kg) =-------mgIVx-----dose(s) 5 menit
terpisah (mak 3 dosis dan dosis total, dosis total 0,1 mg /kg selain
dosis PO)
b) Midazolam (0,02-0,1 mg/kg; dosis max 2 mg):......mg IVx1
- Jika tingkat yang ddinginkan dari obat penenang tidak tercapai, dapat
diberikan (0,02-0,05mg/kg)=........mg IVX -----dose(s) 5 menit
terpisah (max 3 dosis total, dosis total maksimum 0,1 mg/ kg)
c) Fentanil (0,25-0,5 mcg/kg) ----------mcg IV x1
- Jika tingkat yang diinginkan analgesia tidak tercapai dapat diberikan
(0,25-0,5mcg)/kg=........mcg IVx ------dosis(s) 5 menit terpisah (max
3 dosis total, dosis total maksimum 1 mcg/kg)
d) Diazepam: oral (5 mg), IV (5 mg), rectal (5 mg). Pemberian obat-obat
tersebut diberikan bolus pelan-pelan (selama 1 menit), bila obat diberikan
secara IV.

PEDIATRIK
Pada pasien pediatrik menggunakan obat Chloral hydrat
a) Hipnotik dosis (30-50mg/kg saat tidur atau 1,5 g/m2, maksimum 1000
mg dosis tunggal).
b) Sedatif dosis (25 mg/kg/hari dibagi menjadi 3-4 dosis setelah makan,
maksimum 500 mg/dosis).
Bila diperlukan sedasi yang lebih dalam dalam suatu kondisi tertentu
diwajibkan untuk melakukan konsultasi dengan dr Anestesi .
b. Pelayanan Sedasi Sedang adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan
penurunan kesadaran tetapi masih berespon terhadap rangsangan verbal dan
rangsangan taktil ringan, jalan nafas ventilasi masih terjaga dengan baik dan
fungsi kardiovaskular masih terjaga baik. Obat-obat sesuai dengan obat yang
dipakai pada layanan sedasi minimal yang mempunyai efek sesuai dengan
KEBIJAKAN Tanggal : 16-1-2018
RSIA HARAPAN BUNDA Lampiran SK no : 015/SK/RSIA HB/II/2017
Revisi : 00
Halaman : 1/1

layanan sedasi sedang ditambah dengan Fropopol 1-2 mg/kg BB diberikan


secara intravena pelan-pelan.
c. Pelayanan Sedasi Dalam adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan
penurunan kesadaran dimana pasien sulit dibangunkan tapi masih bisa
berespon terhadap rangsangan nyeri berulang, jalan nafas dan fungsi
ventilasi spontan kemungkinan terganggu, sehingga memerlukan bantuan
untuk mempertahankan kelapangan jalan nafas dan mempertahankan
ventilasi yang adekuat, fungsi kardiovaskular biasanya masih terjaga baik.
Obat-obat sesuai dengan obat yang dipakai pada layanan sedasi minimal
yang mempunyai efek sesuai dengan layanan sedasi sedang ditambah
dengan Fropopol 1-2 mg/kg BB diberikan secara intrvena pelan-pelan.
11. Setiap pelayanan sedasi harus dilakukan pemantauan selama pre, durante dan post sedasi:
1. Pelayanan Sedasi Ringan:
a. Pada saat pre sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan saturasi dan
dilakukan penilaian nyeri (direkam sebelum sedasi pada catatan sedasi).
b. Pada saat Durante sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan saturasi
setiap 5 menit, dilakukan penilaian nyeri serta dilakukan penilaian terhadap kedalaman
sedasi (direkam dalam catatan sedasi).
Dewasa menggunakan Ramsay score:
1. Cemas, gelisah
2. Kooperatif, tenang
3. Respon cepat terhadap ketokan di dahi atau suara keras
4. Respon lambat terhadap ketokan di dahi atau suara keras
5. Tidak ada respon
Nilai: 1 dan 2 termasuk sedasi ringan
3 termasuk sedasi sedang
4 dan 5 termasuk sedasi berat
Pediatrik menggunakan RASS score:
1. Tidak sadar penuh tetapi berespon terhadap suara (kontak dan buka mata lebih dari
10 detik).
2. Tidak sadar penuh tetapi berespon terhadap suara (kontak dan buka mata kurang dari
10 detik).
3. Bergerak dan buka mata dengan suara keras (tetapi tidak bisa kontak dan buka mata.
4. Tidak ada respon terhadap suara tetapi bisa buka mata dengan rangsangan.
5. Tidak ada respon
Nilai: 1 dan 2 termasuk sedasi ringan
3 termasuk sedasi sedang
4 dan 5 termasuk sedasi berat
c. Pada saat post sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan saturasi setiap
15 menit sampai stabil dan kembali ke kondisi awal, dilakukan penilaian nyeri serta
KEBIJAKAN Tanggal : 16-1-2018
RSIA HARAPAN BUNDA Lampiran SK no : 015/SK/RSIA HB/II/2017
Revisi : 00
Halaman : 1/1

dilakukan pemantauan kedalaman sedasi seperti diatas, (direkam dalam catatan sedasi).
2. Pelayanan Sedasi Sedang
a. Pada saat pre sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan saturasi dan
dilakukan penilaian nyeri (direkam sebelum sedasi pada catatan sedasi).
b. Pada saat Durante sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan saturasi
setiap 5 menit, dilakukan penilaian nyeri serta dilakukan penilaian kedalaman sedasi,
(direkam dalam catatan sedasi).
c. Pada saat post sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan saturasi setiap
15 menit sampai stabil dan kembali ke kondisi awal, dilakukan penilaian nyeri serta
penilaian kedalaman sedasi (direkam dalam catatan sedasi).
3. Pelayanan Sedasi Dalam
a. Pada saat pre sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan saturasi dan
dilakukan penilaian nyeri (direkam sebelum sedasi pada catatan sedasi.
b. Pada saat Durante sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan saturasi
setiap 5 menit, dilakukan penilaian nyeri serta penilaian kedalaman sedasi, (direkam
dalam catatan sedasi).
c. Pada saat post sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, RR dan saturasi setiap
15 menit sampai stabil dan kembali ke kondisi awal, dilakukan penilaian nyeri serta
penilaian kedalaman sedasi (direkam dalam catatan sedasi).
12. Penatalaksanaan jika pasien mengalami syok karena pemberian sedasi:
a. Memberikan O2 dengan masker
b. Jika saturasi kurang dari 85% walaupun sudah diberikan O2 maka:
1) Berikan Flumazenil ( 0.01 mg/kg/dosis: max 0,2 mg)=-----mg IV setiap 1 menit
sampai max dosis 5 dari dosis total, bila diberikan sedasi Midazolam.
2) Berikan Nalokson (0,001mg/kg,dosis minimal 0.01 mg)=----mgIV setiap 2 menit
sampai ada peningkatan keadaan pasien , biladiberikan sedasi Fentanil
Pengadaannya dengan mengencerkan 1 ml (1 mg) dalam larutan Nacl 0.9% 9 ml,
untuk konsentrasi 0,1mg/ml.
13. Tindakan Sedasi dilakukan seragam di seluruh rumah sakit.
14. Semua proses sedasi harus tercatat atau didokumentasikan secara terpisah didalam status
anestesi (catatan Sedasi).
15. Setiap pemberi pelayanan sedasi bertanggungjawab untuk :
1) Ikut mengembangkan, menanamkan dan menjaga agar kebijakan serta prosedur
pelayanan Sedasi yang ada terus dikembangkan dan diperbaiki
2) Menjaga program pengendalian kualitas yang telah dibentuk serta melaksanakannya.
3) Mengawasi dan meninjau seluruh pelayanan Sedasi yang telah dibentuk serta melaksanak
KEBIJAKAN Tanggal : 16-1-2018
RSIA HARAPAN BUNDA Lampiran SK no : 015/SK/RSIA HB/II/2017
Revisi : 00
Halaman : 1/1

Ditetapkan di :Denpasar
Pada tanggal :
Direktur RSIA Harapan Bunda

dr. Surti Patmini


NIK 07.05.1999
KEBIJAKAN Tanggal : 16-1-2018
RSIA HARAPAN BUNDA Lampiran SK no : 015/SK/RSIA HB/II/2017
Revisi : 00
Halaman : 1/1

Anda mungkin juga menyukai