160610037
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MASLIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
NOVEMBER 2018
ii
Pengesahan
iii
Kata penghantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan usulan penelitian ini. Penulisan
penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat mata
bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
penelitian ini, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
2. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dan dukungan
penelitian ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini
Penulis
iv
Daftar isi
Daftar tabel
Tabel 3.1 proporsi sampel......................................................................................23
Daftar gambar
Gambar 1 kerangka teori........................................................................................20
Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan
penyakit, utamanya penyakit infeksi. Secara epidemiologis, penyebaran penyakit
berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi,
khususnya kasus infeksi seperti diare. Penyakit diare masih merupakan masalah
8
9
Penularan diare dapat dengan cara fekal-oral, yaitu melalui makanan atau
minuman yang tercemar oleh enteropatogen, kontak tangan langsung dengan
penderita, barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau secara tidak
langsung melalui lalat. Cara penularan ini dikenal dengan istilah 4F, yaitu finger,
flies, fluid, field
2.1 Diare
2.1.1 Definisi diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi,
yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer
tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung
kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari
14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare
yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus,
Bakteri, dan Parasit.
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja
di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam
waktu yang singkat (Zein et al., 2004)
11
12
2. Mekanisme patofisiologi
enterosit.
a. penyebab langsung
1. Faktor infeksi
b) Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti Otitis Media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis
dan sebagainya.
2) Faktor malabsorpsi
3) Faktor makanan
1) Status gizi
2) Pendidikan
3) Sosial Ekonomi
besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai
penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan.
a. Gangguan osmotik
b. Gangguan sekresi
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari
usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis
ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap
berlangsung walaupun dilakukan puasa makan/minum.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah banyak kehilangan
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. Berat badan menurun,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan
yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan
berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi Dehidrasi hipotonik, Isotonik,
dan Hipertonik (Indriasari devi, 2009)
2.1.6 Patofisiologi
Gastroenteritis akut (Diare) adalah masuknya Virus (Rotavirus,
Adenovirus enteritis), bakteri atau toksin (Salmonella. E. colli), dan parasit
(Biardia, Lambia). Beberapa mikroorganisme pathogen ini me nyebabkan infeksi
pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau cytotoksin Penyebab dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal oral dari satu klien ke klien lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman
yang terkontaminasi.
17
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi: Kehilangan air
dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan
asam-basa (asidosis metabolik, hypokalemia dan sebagainya), Gangguan gizi
sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah),
Hipoglikemia, Gangguan sirkulasi darah (Ngastiyah, 2005 ).
dasar yang kadang lebih dari 2 kali dalam sehari dan itulah sebabnya anak-anak
yang telah mulai suka jajan sering terkena penyakit diare.
Cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan air saja tidak cukup. Penggunaan sabun selain membantu singkatnya
waktu cuci tangan, dengan menggosok jemari dengan sabun menghilangkan
kuman yang tidak tampak minyak / lemak/ kotoran di permukaan kulit,
serta meninggalkan bau wangi. Perpaduan kebersihan dan bau wangi dan
perasaan segar merupakan hal positif yang diperoleh setelah menggunakan sabun
(Depkes RI, 2009).
19
diare
Faktor yang
mempengaruhi diare:
Patofisiologi
dampak
Anak
Jajan sembarangan
H₀ = Tidak ada hubungan personal hygiene dengan kejadian diare pada anak di
SD Lhoukseumawe 2018.
3.3.2 Sampel
1. Kriteria inklusi
1) Siswa kelas VI di SD Negeri 1 Lhokseumawe
2) Siswa kelas VI yang berusia ≤13 tahun
3) Siswa yang bersedia menjadi responden yang dinyatakan secara
tertulis
2. Kriteria eksklusi
1) Siswa yang tidak hadir atau sakit pada saat penelitian.
21
22
𝛼
𝑁. 𝑍 2 1 − 2 . 𝑝. 𝑞
𝑛= 𝛼
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝑍 2 1 − 2 . 𝑝. 𝑞
3.4.1 Variabel
dalam
menjawab
pernyataan
1. alat tulis
2. kuisioner
3. kamera
tujuan, dan manfaat penelitian serta meminta responden yang bersedia untuk
6.Analisis data.
1. Editing
dilengkapi.
2. Coding
2. Entry
3. Tabulating
26
4. Cleaning
pembetulan atau koreksi. Setelah data sudah benar lalu dianalisis untuk
mendapatkan informasi.
1. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan dari masing-masing
variabel, baik variabel terikat yaitu diare maupun variabel bebas yaitu
personal hygiene.
2. Analisis bivariat
Untuk menganalisis dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Analasis ini akan menggunakan teknik berupa uji statistik Chi
Square dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan nilai
α= 0,05. Untuk uji Chi square, Ho ditolak jika p> α.
27
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare Menurut. (2005).
Indriasari, Devi, 2009, A-Z Deteksi, Obati, dan Cegah Penyakit, Yogyakarta: Pustaka
Grahatama.
Kemenkes RI. (2011). Buletin data dan Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia.
McCranie, K. D., Faulkner, M., French, D., Daddis, G. A., Gow, J., & Long, A. (2011). <No
Title>. Journal of Strategic Studies, 34(2), 281–293.
https://doi.org/10.1080/01402390.2011.569130
Winanti, I. L. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak SDN
Brujul di Kecamatan Karanganyar Tahun 2015.
Zein, U., Sagala, K. H., Ginting, J., Kedokteran, F., Ilmu, B., Dalam, P., & Utara, U. S.
(2004). Diare Infeksi Bakteri, 1–15.