Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional dicapai


dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga
dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk. Sebagai generasi penerus
yang akan melanjutkan pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan
makmur, proses pertumbuhan penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah
satunya dengan pengadaan program Keluarga Berencana (KB).
Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian
kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk.Dalam upaya menjunjung
keberhasilan Program KB Nasional yaitu tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk
seimbang.
Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha meningkatkan mutu para
pelaksana, pengelola dan peserta KB disemua lini lapangan di pedesaan baik di kota
maupun di desa. Begitu juga dengan para akseptor KB diharapkan memiliki
pengetahuan yang cukup tentang alat kontrasepsi yang digunakannya .
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin kompleks sebagai
dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan hasil pembangunan
bangsa Indonesia.Masyarakat semakin peka terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu dan semakin tahu haknya tentang pelayan yang seharusnya mereka terima
termaksuk pelayan KB yang menjadi tugas utama tim kesehatan.
Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang PerkembanganKependudukan dan
Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa KeluargaBerencana adalah upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia idealmelahirkan, mengatur kehamilan
melalui promosi, perlindungan dan bantuansesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga berkualitas. Keluargaberkualitas adalah keluarga yang

1
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah danbercirikan sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal.
Perkembangan keluarga berencana di Indonesia di pengaruhi oleh berbagai faktor
yang dibagi manjadi dua, yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung. Faktor yang
menghambat penyebarluaskan program keluarga berencana di Indonesia antara lain
budaya, agama, tingkat pengetahuan masyarakat dan wawasan kebangsaan. Faktor
pendukung penyebarluaskan program keluarga berencana, antara lain adanya
komitmen politis, dukungan pemerintah, dukungan tokoh agama atau tokot
masyarakat dan dukungan masyarakat terkait masalah kependudukan

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keluarga berencana ?
2. Apakah tujuan dari keluarga berencana ?
3. Apa saja macam-macam kontrasepsi dengan alat ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keluarga berencana
2. Mengetahui apa saja tujuan dari keluarga berencana
3. Mengerahui macam-macam kontrasepsi dengan alat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Pengertian Menurut World Health Organisation (WHO) keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur
intervaldiantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suamiistri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.Keluarga berencana
menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangankependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepeduliandan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturankelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagiadan
sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan
jarakkehamilan dengan memakai kontrasepsi.Secara umum keluarga berencana dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa
sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah sertakeluarganya yang bersangkutan
tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsungdari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matangkehamilan merupakan
suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindardari perbuatan untuk
mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
Dan Kontrasepsi juga merupakan Usaha-usaha yang dapat bersifat sementara, dapat
juga bersifat permanent. Yang bersifat permanent dinamakan pada wanita tubektomi dan
pada pria vasektomi.

3
B. TUJUAN KELUARGA BERENCANA (KB)
Pasangan yang menggunakan KB tentu memiliki tujuan masing-masing.yaitu, KB tidak
hanya dilakukan untuk menekan jumlah kelahiran bayi.tujuan KB terbagi menjadi dua
bagian, di antaranya:
1. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
2. Tujuan khusus
 Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
 Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
 Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

C. MANFAAT KB BAGI PASANGAN SUAMI ISTRI


Menjalani program KB sangat bermanfaat bagi pasangan suami istri, selain membatasi
kelahiran, juga bermanfaat mengurangi risiko penyakit hingga gangguan mental.berikut
ini beberapa manfat KB untuk pasangan suami istri:
1.) Menurunkan risiko kehamilan
Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.Alat
kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan terlalu muda atau terlalu
tua.
Jika perempuan yang terlalu tua dan belum menopause melakukan hubungan intim tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, ada kemungkinan terjadi kehamilan. Melahirkan di atas
usia 35 tahun akan berisiko pada wanita dan dapat menyebabkan kematian.
2.) Menurunknan risiko kanker pada wanita
Kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita, seperti jenis suntik, pil, atau IUD biasanya
mengandung progesteron dan estrogen.Hormon ini dapat membantu wanita
mengendalikan kehamilan dan menurunkan risiko kanker pada sistem reproduksi.

4
Kanker yang dapat diatasi dua hormon tersebut adalah kanker indung telur (ovarium) dan
kaker atau dinding rahim (endometrium).Program KB hormonal juga dapat menurunkan
risiko tumbuhnya mioma di rahim.
3.) Tidak mengganggu tumbuh kembang anak
Jika anak belum satu tahun sudah memiliki adik, tumbuh kembang anak akan terganggu.
Normalnya jarak anak pertama dan kedua antara 3-5 tahun.Jika anak belum berusia 2
tahun sudah mempunyai adik, ASI untuk anak tidak bisa penuh 2 tahun sehingga
kemungkinan mengalami gangguan kesehatan.
Orang tua yang mempunyai dua anak juga akan mengalami kesulitan membagi waktu.
Maka anak yang lebih besar akan akan kurang perhatian, meski anak masih
membutuhkan perhatian penuh dari kedua orangtuanya.
4.) Risiko radang panggul menurun
Hormon untuk KB adalah bermanfaat menurunkan radang panggul. Radang pada panggul
akan menyerang area rahim, ovarium, dan area sekitar vagina lainnya.
Risiko terkena radang panggul menurun jika wanita menggunakan program KB jenis
implan.Tubektomi juga menurunkan risiko gangguan pada panggul yang dapat
membahayakan nyawa wanita.
5.) Menjaga kesehatan mental
Sebagian wanita kemungkinan mengalami depresi yang cukup hebat setelah
melahirkan.Depresi biasanya hilang jika mendapatkan dukungan dari pasangan.Jika
terjadi kelahiran anak dengan jarak yang dekat, kemungkinan risiko depresi semakin
besar.Depresi juga dapat terjadi pada ayah karena tidak siap secara fisik dan mental.
Dua kondisi tersebut bisa dihilangkan dengan melakukan program Keluarga Berencana.
Jika melakukan pengaturan kehamilan, pasangan suami istri bisa hidup lebih sehat.
Bahkan anak bisa tumbuh secara maksimal dan perencanaan kehamilan akan berjalan
matang.

5
D. MACAM- MACAM KONTRASEPSI

A. Intra uterin device (AKDR/AIUD)

Alat kontrasepsi IUD adalah alat berbentuk T yang terbuat dari plastik yang
ditempatkan dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Sebuah tali plastik melekat
pada IUD untuk memastikan penempatan yang benar dan untuk penarikan ketika
akan diambil. IUD adalah bentuk kontrasepsi yang mudah dan reversibel dalam
pengendalian kelahiran, dan IUD dapat dengan mudah diambil.Namun, IUD hanya
dapat diambil oleh seorang profesional medis.IUD merupakan bentuk long-
acting kontrasepsi reversibel (LARC).

Berikut adalah beberapa penjelasan singkat mengenai kontrasepsi IUD:

a. IUD (Intrauterine Device) adalah suatu perangkat berbentuk T kecil yang


dimasukkan ke rahim wanita untuk mencegah kehamilan.
b. Dua jenis IUD yang tersedia:

1. IUD yang mengandung tembaga


2. IUD yang melepaskan hormon.

c. IUD harus dimasukkan dan diambil oleh seorang tenaga kesehatan yang
profesional .
d. Sebelum memasukkan IUD, makaakan menjalani tes kehamilan dan
pemeriksaan untuk menyingkirkan infeksi panggul.
e. IUD memiliki efektivitas lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan.
f. IUD adalah metode reversibel jangka panjang pengendalian kelahiran.

g. Efek samping dari IUD tergantung pada jenis IUD yang dimasukkan.
h. Jika menggunakan iud maka harus melakukan pemeriksaan setiap bulan untuk
memastikan IUD masih di tempat.

6
i. Penempatan IUD dapat dilakukan di klinik.
j. Tergantung pada jenisnya, beberapa IUD dapat dibiarkan di rahim hingga 10
tahun.

Mekanismes kerja IUD

IUD hormonal
Dengan IUD hormonal, sejumlah kecil progestin, hormon yang mirip dengan hormon
progesteron alami, dilepaskan ke dinding rahim.Hormon ini mengental lendir serviks dan
membuat sulit bagi sperma untuk masuk serviks.IUD hormonal juga memperlambat
pertumbuhan lapisan rahim, sehingga lapisan rahim tidak ramah untuk membuat sel telur
dibuahi sperma.

IUD tembaga
Mekanisme IUD tembaga adalah dengan “peradangan steril” yang dilepaskan tembaga ke
dinding rahim artinya radang tanpa ada infeksi.Dengan inflamasi dalam dinding rahim
ini, diharapkan sel telur dan sperma tidak mampu menempel di dinding rahim sehingga
kehamilan tidak terjadi. IUD tembaga dapat mencegah sperma untuk dapat masuk ke sel
telur oleh melumpuhkan sperma dalam perjalanan ke saluran telur

Efek Samping KB Spiral atau IUD


1. Rasa Nyeri
Sebagian wanita akan mengalami nyeri punggung dan kram seperti nyeri haid yang
terjadi dalam beberapa jam setelah pemasangan spiral.

2. Gangguan Mentruasi
IUD tembaga dapat meningkatkan pendarahan menstruasi atau nyeri haid
(dismenore).Perempuan juga bisa mengalami bercak (ngeflek) antara
periode menstruasi.Sedangkan IUD hormonal dapat mengurangi masalah ini.

7
3. Perforasi Uterus
Perforasi artinya jebol atau bocor, Terjadi pada 1 dari 1.000 wanita, IUD terjebak di
dalam atau menusuk rahim sehingga terjadi perforasi pada rahim. Meskipun hal ini jarang
terjadi, tapi hampir selalu terjadi selama proses pemasangan. Jika efek KB spiral ini
terjadi, maka spiral harus segera dilepas

4. Spiral Lepas
Sekitar 2 - 10 dari 100 IUD terlepas sendiri dan keluar melalui jalan lahir.Hal ini biasanya
terjadi dalam beberapa bulan pertama penggunaan. Terlepasnya spiral itu lebih mungkin
ketika dipasang tepat setelah melahirkan, atau keluar ketika seorang wanita sedang
menstruasi.
Lepasnya spiral ini harus diketahui, karena apabila telah terlepas maka tidak ada lagi
perlindungan dalam mencegah kehamilan.

5. Radang Panggul
Efek samping KB spiral yang satu ini tidak selalu muncul. Risiko akan meningkat apabila
pemasangan yang kurang memperhatikan higienitas (alat-alat yang steril) dan pada
wanita yang memiliki pasangan lebih dari satu karena berisiko tinggi
terkena penyakit menular s**sual (PMS)

6. Kista
IUD hormonal dapat menyebabkan tumor jinak atau non-kanker yang
disebut kista ovarium, namun kista ini biasanya hilang sendiri.

7. Efek Hormonal
Khusus IUD hormonal dapat menyebabkan efek samping yang mirip dengan efek
samping pil KB, seperti nyeri payudara, perubahan suasana hati, sakit kepala,
dan jerawat.Efek samping ini jarang terjadi dan kalaupun terjadi biasanya hilang setelah
beberapa bulan pertama.

8
B. STERILISASI

Sterilisasi adalah kontrasepsi yang bersifat permanen karena kesuburan seorang wanita
tidak bisa dikembalikan lagi.Meski bisa dilakukan oleh pria, tapi sterilisasi pada wanita
lebih banyak dilakukan.

Prosedur ini dilakukan dengan cara mengikat tuba falopi dengan klip, clamps, cincin, atau
"dilem" dengan listrik, yang bertujuan mencegah sperma bertemu dengan sel telur.
Sterilisasi memiliki efektivitas sampai 99 persen dan tidak berpengaruh pada hormon
perempuan.

Efek samping dari prosedur ini berasal dari proses operasinya, misalnya perdarahan,
infeksi, atau reaksi dari anestesinya. Meski jarang, prodesur ini juga bisa mengalami
kegagalan akibat tuba falopi terbuka kembali.

Prosedur pelaksanaan tubektomi

Sebelum memulai proses tubektomi, dokter biasanya akan melakukan serangkaian tes
untuk memeriksa kondisi kesehatan sekaligus memastikan Mama sedang tidak hamil.

Ada dua prosedur pelaksanaan tubektomi yang bisa di pilih, yakni :

 Tuba implan. Tuba impan (Hysteroscopic sterilization) merupakan metode KB steril


yang dilakukan tanpa operasi atau pembedahan. Metode ini dilakukan dengan
memasukkan dua logam kecil (essure) ke dalam tuba falopi melalui vagina dan leher
rahim Mama, sehingga dapat mencapai saluran tuba falopi.

Implan ini berfungsi sebagai penghambat untuk mencegah bertemunya sperma dan sel
telur. Proses ini memakan waktu sekitar tiga bulan sebelum bekas luka (jaringan parut)

9
dari implan benar-benar menutup tuba falopi dengan sempurna. Oleh sebab itu,
disarankan untuk tetap

menggunakan kontrasepsi lain seperti kondom atau pil KB selama proses penebalan luka
berlangsung

 bedah laparoskopi. Metode ini dilakukan melalui pembedahan, yakni dengan mengikat
tuba falopi demi mencegah masuknya sel telur ke rongga rahim. Operasi yang dilakukan
bersifat minor dimana dokter akan membuat sayatan kecil diatas pubis untuk menutup
tuba falopi.

Efek Samping Tubektomi

 Trauma pada organ-organ di sekitar saluran tuba fallopi secara tidak sengaja.
 Infeksi pasca-operasi. Biasanya ditandai dengan luka bekas sayatan yang tidak sembuh-
sembuh, demam, dan nyeri pada perut.
 Perdarahan. ...
 Komplikasi dari penggunaan obat anestesi. ...
 Kehamilan ektopik

10
C.Pada wanita ( MOW)

Pengertian.

Pemotongan ( oklusi ) kedua tuba falopii sehingga spermatozoa dan ovum tidak
dapat bertemu.Disebut juga tubektomi atautubal ligation.
MOW ( Metode operasi wanita) / tubektomi adalah tindakan penutupan terhadap
kedua saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak dapat
melewati sel telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma
laki-laki sehingga tidak terjadi kahamilan.
Metode operasi wanita merupakan salah satu cara kontrasepsi diikuti dengan
tindakan pembedahan pada saluran telur wanita. Tubektomi merupakan tindakan
medis berupa penutupan tuba uterine dengan penutupan tuba uterine dengan
maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai
seumur hidup.
Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba falloppi wanita yang
mengakibatkan seseorang tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan
lagi.Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen yang hanya diperuntukkan bagi
mereka yang memang tidak ingin atau boleh memiliki anak (karena alasan
kesehatan).
MOW (Medis Operatif Wanita)/ Tubektomi atau juga dapat disebut dengan
sterilisasi. MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur
kanan dan kiri yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati saluran telur,
dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki laki sehingga
tidak terjadi kehamilan, oleh karena itu gairah seks wania tidak akan turun
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas atau
kesuburan perempuan dengan mengokulasi tuba fallopi (mengikat dan memotong
atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.jadi
dasar dari MOW ini adalah mengokulasi tubafallopi sehingga spermatozoa dan
ovum tidak dapat bertemu

11
keuntungan dan kerugian mow.
1. Keuntungan.
Menurut BKKBN (2006) keuntungan dari kontrasepsi mantap ini antara lain:

1. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi

2. Tidak mengganggu kehidupan suami istri

3. Tidak mempengaruhi kehidupan suami istri

4. Tidak mempengaruhi ASI

5. Lebih aman (keluhan lebih sedikit), praktis (hanya memerlukan satu kali
tindakan), lebih efektif (tingkat kegagalan sangat kecil), lebih ekonomis

Sedangkan menurut Noviawati dan Sujiyati (2009) keuntungan dari kontrasepsi


mantap adalah sebagai berikut:

1. Sangat efektif (0.5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan).
2. Tidak mempengaruhi proses menyusui (breasfeeding).
3. Tidak bergantung pada faktor senggama.
4. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.
5. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local.
6. Tidak ada perubahan fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon
ovarium)

Kerugian:
1. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini tidak dapat
dipulihkan kembali.
2. Klien dapat menyesal dikemudian hari
3. Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi umum
4. Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
5. Dilakukan oleh dokter yang terlatih dibutuhkan dokter spesalis ginekologi atau
dokter spesalis bedah untuk proses laparoskopi.

12
6. Tidak melindungi diri dari IMS.

Teknik MOW di sertai keuntungan dan kerugian.

1. Penyinaran
Penggunaan sinar laser untuk oklusi tuba.

Keuntungan:

a) Kerusakan tuba falopii terbatas

b) Morbiditas rendah

c) Dapat dikerjakan dengan laparoskopi histeroskopi atau laparatomi

Kerugian:

a) Memerlukan peralatan yang mahal

b) Memerlukan latihan khusus

c) Belum ditentukan standardisasi prosedur ini

d) Potensi reversibilitas belum diketahui

2. Operatif
Dapat dilakukan dengan 3 cara :

1) Abdominal
a. Laparotomi
Laparotomi saja untuk kontap wanita tidak dianjurkan karena diperlukan
insisi yang panjang dan anestesi umum atau anestesi spinal.Laparotomi
hanya diperlukan bila cara-cara kontap lainnya gagal atau timbulkomplikasi
sehingga sehingga memerlukaninsisi yang lebih besar. Atau jika
padakeadaan lain, jika kontap bukan meriupakan operasi utama, tetapi
sebagai pelengkapmisalnya padasectio sesaria, KET dll.

b. Mini- Laparatomi
1) Waktu operasi
 Post-partum
 Post-abortus
 Interval (dilakukan pada saat bukan post-partum atau post-abortus)

13
2) Tempat Insisi
 Sub-umbilikal / infra-umbilika
 Supra-pubis / Mini-Pfannenstiel

Keuntungan:

1. Mudah dipelajari
2. Dapat dikerjakan oleh setiap tenaga medis yang memiliki dasar-dasar
ilmu bedah dan keterampilan bedah
3. Hanya memerlukan alat-alat sederhana dan tidak mahal, terutama alat-
alat bedahstandar
4. Komplikasibiasanya hanya komplikasi minor
5. Dapat dilakukan segera setelah melahirkan

Kerugian:

1. Waktu operasi lebih lama


2. Sukar dilakuakn pada wanita yang sangat gemuk
3. Meninggalkan bekas luka kecil yang masih dapat terlihat
4. Nyeri singkat
5. Angka kejadian infeksi lebih tinggi daripada laparoskopi

a. Penyumbatan tuba mekanis


 Tubal clipsTubal clips dipasang pada isthmus tuba fallopii, 2-3 cm dari
uterus, melalui laparotomi,laparoskopi, kolpotomi atau
kuldoskopi.Tubal clips menyebabkan kerusakan yang lebih sedikit atau
kecil pada tuba fallopiidiandingkan dengan cara-cara oklusi tuba
fallopii lainnya.
 Tubal ringDengan memasang cincin berdiameter 1 mm pada tuba
fallopii. Dapat dipakai pada minilaparotomi, laparoskopi dan cara trans-
vaginal, dipasang pada ampula tuba atauampulary-isthmic junction, 2-3
cm dari uterus. Tubal ring merusak tuba fallopii sepanjang1-3 cm.

b. Penyumbatan tuba kimiawi


Banyak zat-zat kimia yang saat ini dalam penelitian eksperimental untuk
oklusi tuba fallopii,terutama dilakukan pada hewan percobaan. Sedangkan
pada manusia baru beberapa zat kimiasaja yang telah diteliti.

Cara kerja :

 Tissue adhesiveZat kimia akan menjadi padat sehingga terbentuk


sumbat didalam tuba fallopii.
 Sclerosing agent

14
Zat kimia akan merusak saluran tuba fallopii dan menimbulkan fibrosis.Zat kimia
dalam bentuk cairan, pasta atau padat, diasukkan melalui serviks kedalam utero-
tubal junction, dapat dengan visualisasi secara langsung yaitu dengan histeroskop,
atau tanpavisualisasi langsung ( blind-delivery ) dengan kateter, kanula atau
tabung suntik. Atau dapatdikerjakan juga melalui ujung fimbriae, dengan melihat
secara langsung melalui jalan trans-abdominal atau trans-vaginal.Saat ini, zat-zat
kimia yang telah diteliti untuk kontap wanita yaitu :
phenol (carbolic acid)compounds, Quinacrine, dan Methyl-
cyanoacrylate (MCA).

Zat-zat kimia yang ideal untuk oklusi tuba fallopii harus :

1. Sedapatnya diberikan dalam 1 kali pemberian


2. Efektif 100%
3. Non-toksik
4. Murah
5. Tersedia setiap saat
6. Terbatas pada tuba fallopii, tidak boleh sapai ke rongga
abdomen.
7. Tidak menyebabkan rasa sakit
8. Stabil, dengan masa kerja tak terbatas

Keuntungan:

1. Mengerjakannya mudah
2. Dapat dikerjakan secara rawat jalan.

Kerugian:

1. Kebanyakan zat kimia kurang efektif setelah satu kali pemberian,


sehingga akseptor haruskembali untuk peberian berikutnya (sampai
tiga kali pemberian) dengan interval satu minggu atau satu bulan.
2. Ada beberapa zat kimia yang sangat toksik, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan jaringan sektarnya.
3. Beberapa zat kimia memerlukan alat khusus untuk aplikasinya.
4. Irreversibel
5. Dosis zat kimia sukar ditentukan sebelumnya.

15
Teknik Melakukan Mow

1. Tahap persiapan pelaksanaan

a. Informed consent

b. Riwayat medis/ kesehatan

c. Pemeriksaan laboratorium

d. Pengosongan kandung kencing, asepsis dan antisepsis daerah abdomen

e. anesteri

Tindakan pembedahan teknik yang digunakan dalam pelayanan tubektomi


antara lain:

a. Minilaparotomi

Metode ini merupakan penyederhanaan laparotomi terdahulu, hanya diperlukan sayatan


kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah perut bawah (suprapubik) maupun subumbilikal
(pada lingkar pusat bawah).Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien, relative
murah, dan dapat dilakukan oleh dokter yang mendapat pelatihan khusus. Operasi ini
juga lebih aman dan efektif

Baik untuk masa interval maupun pasca persalinan, pengambilan tuba dilakukan melalui
sayatan kecil.Setelah tuba didapat, kemudian dikeluarkan, diikat dan dipotong
sebagian.Setelah itu, dinding perut ditutup kembali, luka sayatan ditutup dengan kasa
yang kering dan steril serta bila tidak ditemukan komplikasi, klien dapat dipulangkan
setelah 2 - 4 hari.

16
b. Laparoskopi

Prosedur ini memerlukan tenaga Spesialis Kebidanan dan Kandungan yang telah dilatih
secara khusus agar pelaksanaannya aman dan efektif.Teknik ini dapat dilakukan pada 6
– 8 minggu pasca pesalinan atau setelah abortus (tanpa komplikasi).Laparotomi
sebaiknya dipergunakan pada jumlah klien yang cukup banyak karena peralatan
laparoskopi dan biaya pemeliharaannya cukup mahal.Seperti halnya minilaparotomi,
laparaskopi dapat digunakan dengan anestesi lokal dan diperlakukan sebagai klien rawat
jalan setelah pelayanan.

Perawatan post operasi

a. Istirahat 2-3 jam

b. Pemberian analgetik dan antibiotik bila perlu

c. Ambulasi dini

d. Diet biasa

e. Luka operasi jangan sampai basah, menghindari kerja berat selama 1 minggu, cari
pertolongan medis bila demam (>38), rasa sakit pada abdomen yang menetap, perdarahan
luka insisi.

17
Waktu Pelaksanaan Mow

pelaksanaan MOW dapat dilakukan pada saat:

1. Masa Interval (selama waktu selama siklus menstrusi)

2. Pasca persalinan (post partum)

Tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat lambatnya
dalam 48 jam pasca persalinan. Tubektomi pasca persalinan lewat dari 48 jam akan
dipersulit oleh edema tuba dan infeksi yang akan menyebabkan kegagalan sterilisasi.
Edema tuba akan berkurang setelah hari ke-7 sampai hari ke-10 pasca persalinan. Pada
hari tersebut uterus dan alat alat genetal lainnya telah mengecil dan menciut, maka
operasi akan lebih sulit, mudah berdarah dan infeksi.

3. Pasca keguguran

Sesudah abortus dapat langsung dilakukan sterilisasi

4. Waktu opersi membuka perut

Setiap operasi yang dilakukan dengan membuka dinding perut hendaknya harus dipikirkan
apakah wanita tersebut sudah mempunyai indikasi untuk dilakukan sterilisasi. Hal ini harus

diterangkan kepada pasangan suami istri karena kesempatan ini dapat dipergunakan sekaligus
untuk melakukan kontrasepsi mantap.

Indikasi MOW

Komperensi Khusus Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia tahun 1976 di


Medan menganjurkan agar tubektomi dilakukan pada umur 25 – 40 tahun, dengan jumlah
anak sebagai berikut: umur istri antara 25 – 30 tahun dengan 3 anak atau lebih, umur istri
antara 30 – 35 tahun dengan 2 anak atau lebih, dan umur istri 35 – 40 tahun dengan satu
anak atau lebih sedangkan umur suami sekurang kurangnya berumur 30 tahun, kecuali

18
apabila jumlah anaknya telah melebihi jumlah yang diinginkan oleh pasangan
tersebut.(Wiknjosastro,2005)

Menurut Mochtar (1998) indikasi dilakukan MOW yaitu sebagai berikut:


1. Indikasi medis umum
Adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih berat bila wanita ini hamil lagi.
a. Gangguan fisik
Gangguan fisik yang dialami seperti tuberculosis pulmonum, penyakit jantung, dan sebagainya.
b. Gangguan psikis
Gangguan psikis yang dialami yaitu seperti skizofrenia (psikosis), sering menderita psikosa
nifas, dan lain lain.
2. Indikasi medis obstetrik
Indikasi medik obstetri yaitu toksemia gravidarum yang berulang, seksio sesarea yang berulang,
histerektomi obstetri, dan sebagainya.
3. Indikasi medis ginekologik
Pada waktu melakukan operasi ginekologik dapat pula dipertimbangkan untuk sekaligus
melakukan sterilisasi.

4. Indikasi sosial ekonomi


Indikasi sosial ekonomi adalah indikasi berdasarkan beban sosial ekonomi yang sekarang ini
terasa bertambah lama bertambah berat.
a. Mengikuti rumus 120 yaitu perkalian jumlah anak hidup dan umur ibu, kemudian
dapat dilakukan sterilisasi atas persetujuan suami istri, misalnya umur ibu 30 tahun
dengan anak hidup 4, maka hasil perkaliannya adalah 120.
b. Mengikuti rumus 100

Umur ibu 25 tahun ke atas dengan anak hidup 4 orang

Umur ibu 30 tahun ke atas dengan anak hidup 3 orang

Umur ibu 35 tahun ke atas dengan anak hidup 2 orang

19
Kontraindikasi MOW
1. Kontra indikasi mutlak
a. Peradangan dalam rongga panggul
b. Peradangan liang senggama aku (vaginitis, servisitis akut)
c. Kavum dauglas tidak bebas,ada perlekatan

2. Kontraindikasi relative
a. Obesitas berlebihan
b. Bekas laparotomy

menurut Noviawati dan Sujiyati (2009) yang sebaiknya tidak menjalani Tubektomi yaitu:

1. Hamil sudah terdeteksi atau dicurigai

2. Pedarahan pervaginal yang belum jelas penyebabnya

3. Infeksi sistemik atau pelvik yang akut hingga masalah itu disembuhkan atau
dikontrol

4. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan

5. Belum memberikan persetujuan tertulis.

20
Komplikasi dan Penanganan Mow

KOMPLIKASI PENANGANAN

Infeksi Luka Apabila terlihat infeksi luka, obati dengan


antibiotik.

Demam pascaoperasi ( > 38 oC) Obati infeksi berdasarkan apa yang


ditemukan

Luka pada kandung kemih. Mengacu ke tingkat asuhan yang tepat.


Intestinal (jarang terjadi). Apabila kandung kemih atau usus luka dan
diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi
primer. Apabila ditemukan pasca operasi,
dirujuk kerumah sakit yang tepat bila perlu.

Hematoma (subkutan) Gunakan pack yang hangat dan lembab


ditempat tersebut.

Emboli gas yang dilakukan oleh Ajurkan ke tingkat asuhan yang tepat dan
laparoskopi (sangat jarang terjadi) mulailah resusitasi intensif, termasuk cairan
intravena, resusitasi cardiopulmonary dan
tindakan penunjang kehidupan lainnya.

Rasa sakit pada lokasi pembedahan Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati
berdasarkan apa yang ditemukan

Perdarahan superficial (tepi tepi Mengontrol perdarahan dan obati


kulit atau subkutan) berdasarkan apa yang ditemukan.

21
D. MOP ( Vasektomi )
.Pengertian
Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi.Caranya ialah dengan memotong saluran
mani (vasdeverens) kemudian kedua ujungnya di ikat, sehingga sel sperma tidak dapat
mengalir keluar penis (urethra). Sterilisasi laki-laki termasuk operasi ringan, tidak
melakukan perawatan di rumahsakit dan tidak mengganggu kehidupan seksual. Nafsu
seks dan potensi lelaki tetap, dan waktumelakukan koitus terjadi pula ejakulasi,tetapi
yang terpancar hanya semacam lendir yang tidak mengandung sperma.Kontap pria ini
masih merupakan metode yang “terabaikan” dan kurang mendapatkan perhatian.

Cara kerja MOP

Oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak


didapatkan spermatozoa didalam semen/ejakulat.

Efektifitas MOP

a. Angka kegagalan 0-2,2 % ,umumnya < 1 %


b. Kegagalan kontap , umumnya disebabkan oleh:
 Senggamaa yang tidak terlindung sebelum semen/ejakulat bebas sama sekali
dari spermatozoa.
 Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan
granulomaspermatozoa
 Pemotongan dan oklusi struktur jaringan lain selama operasi
 Jarang : duplikasi congenital dari vas deferens.4.

keuntungan dan kerugian MOP

1. Keuntungan:
 Efektif
 Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
 Sederhana
 Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
 Hanya memerlukan anestesi lokal saja
 Biaya rendah
 Secara kultural, sangat dianjrkan di negara-negara dimana wanita merasa malu
untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis
wanita.

22
2. Kerugian:
 Diperlukan suatu tindakan operatif
 Kadang-kadangmenyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi
 Belum memberi perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah ada
didalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan.
 Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin
bertambah parahsetelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi
pria.

Teknik MOP

1. Operatif

a. Vasektomi dengan pisau setelah anestesilokal yaitu dengan larutan prokain


lidokain atau lignokain tanpamemakai adrendin maka dilakukan irisan pada
kulit scrotum. Kulit dan otot-otot disayat,maka tampak vas deferens dengan
sarungnya. Irisan dapat dilakukan pada garis tengah antara dua belahan
scrotum atau pada dua tempat di atas masing-masing vas deferensKedua vas
tampak sebagai saluran yang putih dan agak kenyal pada perabaan. Vas
dapatdibedakan dari pembuluh-pembuluh darah, karena tidak berdenyut.
IdentifikasiVasterutaa sukar apabila kulit scrotumtebal.
b. Vasektomi
Tanpa pisau untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut calon akseptor
kontap pria akantindakan operasi ( yang umumnya dihubungkam dengan
pemakaian pisau operasi ), danuntuk menggalakkan penerimaan kontap pria, di
Indonesia sekarang telah diperkenalkanmetode vasektomi tanpa pisau ( VTP
).Vasektomi pada pisau juga dapat dilakukan tanpa mengiris kulit, jadi tanpa
memakai pisau sama sekali, yaitu dengan cara:

 Saluran diikat bersama-sama dengan kulit scrotum dengan cara


mencobloskan jarum dengan benang sampai ke bawah saluran mani.
 Dapat juga disuntikkan ke dalam saluran mani.
 Saluran mani dapat dibakar dengan mencobloskan jarum kauter halus
melalui kulit ke dalam saluran mani.

2. Penyumbatan vas deferens


Mekanis dilakukan dengan penjepitan vas deferens menggunakan :

 Vaso-clips
 Intra Vasal Thread (IVT)
 Reversible Intravas Device (R-IVD).
 Shug
 Phaser (Bionyx Control)
 Reversible Intravasal Occlusive Devices (RIOD)

23
3. Penyumbatan vas deferens kimiawi
dilakukan penyumbatan terhadap vas deferens menggunakan zat-zat kimiawi berupa
:

1.Quinacrine

2.Ethanol

3.Ag-nitrat

Indikasi dan Kontraindikasi MOP

 Indikasi
Pada dasarnya indikasi untuk melakukan vasektomi ialah bahwa pasangan suami-istri
tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan
kontrasepsi dilakukan pada dirinya.

 Kontraindikasi
1. Infeksi kulit lokal, misalnya Scabies (penyakit kulit menular akibat tuma gatal).
2. Infeksi traktus genetalia.
3. Kelainan skrotum dan sekitarnya :
a. Varicocele (varikositas pleksus pampiniformis korda spermatika, yang
membentuk benjolan skrotum yang terasa seperti ”kantong cacing”).
b. Hydrocele besar
c. Filariasis.
d. Hernia inguinalis.
e. Orchiopexy (fiksasi testis yang tidak turun pada skrotum).
f. Luka parut bekas operasi hernia.
g. Skrotum yang sangat tebal.
4. Penyakit sistemik :
a. Penyakit-penyakit perdarahan.
b. Diabetes Mellitus.
c. Penyakit jantung koroner yang baru.
5. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil.

Konseling pasca operasi

1. Menjaga daerah insisi agar tetap kering


2. Tidak menarik-narik atau menggaruk-nggaruk luka yang sedang
dalam penyembuhan.
3. Memakai penahan skrotum (celana dalam).
4. Menghindari mengangkat benda berat dan kerja keras untuk 3 hari.

24
5. Klien boleh bersenggama sesudah tidak merasa sakit (hari ke 2-3), namun untuk
mencegah kehamilan,pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan
atau sampai ejakulasi15-20 kali.
6. Periksa semen 3 bulan pasca vasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi

Macam-Macam Efek Samping Atau Masalah Kontrasepsi


Efek samping yang dapat timbul yang akan timbul adalah:
a. Timbul rasa nyeri.
b. Infeksi pada bekas luka.
c. Membengkaknya kantung biji zakar karena pendarahan.
d. Belum ada efek samping jangka panjang.
e. Mengalami ketidak-nyamanan setelah operasi.
f. Komplikasi yang serius karena operasi jarang terjadi

25
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
a.MOW atau Tubektomi
MOW atau tubektomi merupakan alat kontrasepsi modern sterilisasi pada wanita
atau juga merupakan alat kontarsepsi mantap yaitu penutupan terhadap kedua saluran
telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati sel telur, dengan
demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi
kahamilan.
Adapun keuntungan dan kerugian dari kontrasepsi MOW ini salah satunya yaitu
Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi dan tidak dapat dipulihkan
kembali.
Sedangkan teknik melakukan kontrasepsi ini yaitu ada berbagai cara : penyinaran,
operatif, dan penyumbatan tuba secara kimiawi.

b. MOP atau Vasektomi


MOP atau vasektomi merupakan alat kontrasepsi mantap pada laki-laki yaitu
dengan memotong saluran mani (vasdeverens) kemudian kedua ujungnya di ikat,
sehingga sel sperma tidak dapat mengalir keluar penis (urethra).
Kerugian dari kontrasepsi ini yaitu salah satunya yaitu Belum memberi
perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah ada didalam sistem
reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan.
Teknik melakukan kontrasepsi ini ada berbagai cara yaitu : operatif, penyumbatan
vas deverens, dan penyumbatan vas deferens kimiawi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, ari . 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika

Bari Abdul, Saifudin. 2006. Buku Panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.

Notodiharjo, Riono. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana. Jakarta : Yayasan
bina pustaka

Wikhjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.

Proverawati atikah, dkk. 2010. panduan memilih kontrasepsi. Yogyakarta : muha medika

27

Anda mungkin juga menyukai