Anda di halaman 1dari 2

ADSORPTION BEHAVIOUR OF LEAD ONTO A NEW CLASS OF

FUNCTIONALIZED SILICA GEL (Kushwaha, A. K., Guphta. N.,


Chattopadhyaya.2012)

1. Latar belakang
Pelepasan logam berat yang dilakukan oleh banyak industri secara bebas akan
meningkatkan konsentrasi logam berat dalam perairan. Hal ini dapat mengganggu
kondisi ekosistem dan kesehatan yang cukup serius. Timbal termasuk logam berat
yang paling beracun, dan dapat ditemukan di industri plating logam, pemurnian
minyak, produksi baterai. Penghilangan timbal dari larutan dilakukan dalam
banyak metode, contohnya ion exchange, fotokatalisis, flotasi,hyper-filtration,
pengendapan secara kimia, reverse osmosis. Dari semua metode, adsorpsi di pilih
karena murah, dan efektivitas pengilangan timbal dari larutan. Kemampuan silika
sangat baik dan berpotensi dalam adsorpsi komponen organik dan anorganik.
Keberadaan gugus -OH dalam permukaan silika gel dapat membuat sisi untuk
mengadsorp timbal. Untuk meningkatkan dan membandingkan kapasitas adsorpsi,
beberapa silica gel yang digunakan dalam jurnal ini activated silica gel(ASG), 2-
thiophenecarbonyl loaded silica gel (TLSG), 2-furoryl loaded silica gel(FLSG),
dan L-proline loaded silica gel(PLSG).
2. Tujuan
Menentukan efektifitas pH, dosis adsorben, konsentrasi awal dari timbal,
waktu kontak, dan temperatur
3. Variabel
Konsentrasi awal timbah: 5, 10, 15, 20,dan 25 mg/L
4. Metode
Mensintesis silika gel menjadi TLSG, FLSG,PLSG. Larutan Pb(II) (1000mg/L)
didapat dengan melarutkan Pb(NO3)2. Kemudian diencerkan dengan beda
konsentrasi (5, 10, 15,20,dan 25mg/L) dan pH dijaga dengan menambahkan HNO3
atau NaOH. Dalam Setiap eksperiment, ditambahkan adsorben sebanyak 50 ml
dari larutan ion Pb(II), kemudian diberikan pengadukan dengan kecepatan 200 rpm.
Adsorpsi dipantau dari an atomic adsorption sphectrophotometer(ECIL-414).
5. Hasil
Berdasarkan pada pH, kondisi optimum pada pH 5.5, apabila pH melebihi kondisi
optimum akan mengakibatkan pembentukan hidroksi. Berdasarkan dari dosis
adsorben dalam range 0,5-4 g/L, Kenaikan dari 0,5 -2 g/L menunjukkan kenaikan
dari tingkat adsoprsi luas permukaan, dan kemampuan dari sisi active adsorpsi.
Berdasarkan efek dari konsentrasi awal ion Pb(II) dengan dosis adsorben sebanyak
2g/L, ada penurunan persen removal Pb(II) untuk konsentrasi awal yang semakin
besar hal ini dikarenakan semakin besar Pb(II), maka akan semakin besar dan kuar
driving force-nya sehingga kapasitas adsorpsi semakin besar. Berdasarkan dari
kinetika adsorpsinya menurut model pseudo orde satu, pseudo orde dua, dan difusi
intrapartikelnya, dalam jurnal ini ASG, TSLG, FLSG, PLSG mengikuti model
pseudo orde dua karena nilai dari koefisien regresi (R2) yang mendekati adalah
pseudo orde dua. Berdasarkan pada adsorpsi dengan kondisi isotermnya,
penentuannya juga berdasarkan pada nilai R2 nilai keduanya hampir sama sehingga
dapat mengikuti model langmuir dan model Freundlich. Berdasarkan kedua model
isoterm, adsorben diurutkan dari tingkat adsorpsi tinggi ke rendah yaitu,
ASG<TLSG<FLSG<PLSG.
6. Kesimpulan
Kenaikan persen removal Pb(II) setelah ditambahkan SG dengan gugus organik
dan pengamatan adsorpsi tertinggi pada PLSG(95%). Kondisi adsorpsi optimum
pada pH 5.5 dan tempertatur 303K . Adsorpsi mengkuti kinetika pseudo orde dua,
adsorpsi permukaan dan difusi intrapartikel. Adsorpsi Pb(II) dengan ASG, TLSG,
FLSG, PLSG mengikuti model Langmuir dan Freundlich pada kondisi isoterm.

Anda mungkin juga menyukai