3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas,tujuan penelitian yang akan
di kaji yaitu:
1. Mengetahui praktik etika bisnis..................
2. Menganalisis praktik etika bisnis dan Marketing pada Perusahaan dan
anak perusahaan Lippo Group yang beroperasi di Indonesia
1
2.3 Consumer Autonomy
Menurut (Siipi, 2008) Konsumen dalam menentukan pilihan dibuat oleh dirinya
sendiri. Terdapat 3 kondisi yang harus dipenuhi
individu/konsumen.Pertama,Konsumen tersebut harus memiliki sifat
Kompeten,Kedua ,Konsumen tersebut memiliki keinginan dan keyakinan autentik
,dan Ketiga,Konsumen memiliki kekuatan dalam mengimplemantasikan
keyakinan dan keinginannya dalam menentukan pilihan dalam suatu keputusan
pembelian.Kompetensi yang dimiliki individu mengacu pada psikologis dan fisik
dari konsumen itu sendiri. Konsumen dapat di pandang sebagai individu yang
kompeten apabila memiliki kapasitas dan kemampuan yang relevan dalam
menentukan pembelian terhadap suatu barang.
2
2.4 Needs and Wants
Maslow Need Hierarchy Therory dikemukakan oleh Abraham Maslow pada tahun
1943 menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan konsumen itu konvensional
yaitu meliputi kebutuhan psikologis dan biologis berupa materiil dan non
materiil.(Djata, 2018)
1. Kebutuhan fisiologis
Hierarki kebutuhan manusia yang paling dasar dan merupakan kebutuhan
primer yang harus di penuhi oleh individu misalnya sandang ,pangan
,papan ,makan dan sebagainya.
2. Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan ini meliputi keamanan baik secara fisik maupun psikologis.
Dalam arti fisik keamanan meliputi di tempat pekerjaan dan keamanan di
dalam area bekerja. Keamanan dari sisi psikologis meliputi perlakukan
individu yang manusiawi dan adil , jaminan akan kelangsungan pekerjaan,
jaminan pensiun .
3. Kebutuhan sosial
Kebutuhan ini meliputi untuk bersosialisasi dengan sahabat ,dan interaksi
yang erat dengan sesama individu lainnya. Dalam organisasi individu
menginginkan adanya kelompok kerja yang kompak.
4. Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan ini meliputi keinginan individu akan di hormati, di hargai atas
prestasi seseorang dan Individu tersebut mengimplikasikan bahwa
3
individu mampu menyelesaikan segenap tugas dan tantangan dalam
hidup individu tersebut.
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan ini berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi
yang sesungguhnya dimiliki oleh masing-masing individu.
4
2.5 Teori Dependent Effect
Menurut (Achyar, 2013) Ketergantungan (dependency) dimanfaatkan pada
memperkirakan pembuatan keputusan dan merupakan faktor yang
mempengaruhi rencana skenario yang akan dikeluarkan.Salah satu wujud dari
ketergantungan konsumen yang berdampak bagi perilaku konsumen itu sendiri
yaitu semakin tidak terpisahkannya konsumen dengan suatu produk
tertentu.Ketergantungan adalah suatu perilaku psikologis seseorang terhadap
suatu hal.Terdapat banyak penelitian yang menjelaskan definisi dan pengaruh
Dependent Effect terhadap perilaku konsumen.(Bornstein, 2006) menjelaskan
mengenai ekonomi and Domestic Violance menyebutkan ketergantungan
ekonomi memulai pada sejauh mana individu bergantung kepada individu yang
lain guna mendukung keuangan dan digunakan untuk mendeskripsikan situasi di
mana salah satu anggota dari pasangan individu tersebut memiliki kendali yang
eksklusif terhadap sumber daya finansial.
5
BAB 4
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Profil Singkat Perusahaan
Lippo Group adalah sebuah perusahaan besar yang ada di Indonesia dan di
dirikan oleh Mochtar Riady.Lippo Group memulai usahanya dengan membangun
dan membentuk perusahaan yang dinamakan Bank Lippo yang telah berganti
nama dan berubah menjadi Bank CIMB Niaga.Lippo Group mengembangkan diri
pada industri properti dan berkembang di Indonesia,Tiongkok dan negara lainya.
Selain memiliki usaha pada industri properti Lippo Group juga melakukan
pengembangan unit bisnis lainya pada industri
eceran,telekomunikasi,perkantoran kelas premium,pendidikan,pusat
perbelanjaan,hotel,golf dan rumah sakit.
4.2 Anak Perusahaan
4.2.1 Meikarta
Meikarta merupakan salah satu unit bisnis di bawah naungan PT.Lippo Cikarang
Tbk di mana merupakan salah satu kota modern dengan budget anggaran
sebesar 278 Triliun rupiah. Meikarta dibangun pada area seluas 22 juta m2 di
wilayah Cikarang,Bekasi,Jawa Barat.Proses pembangunan meikarta tersebut
sudah dimulai sejak awal tahun 2016 yang lalu. Namun ,pada bulan Oktober
2018 Meikarta menghadapi suatu kasus atas dugaan suap proyek yang
melibatkan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi dan
petinggi Lippo Grup. Ada beberapa hal yang dapat berpotensi merugikan
konsumen yang telah terlanjur membeli produk properti yang di jual oleh
Meikarta. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak agar
perusahaan dalam hal ini PT. Lippo Cikarang agar bertanggung jawab atas dana
yang sudah konsumen keluarkan dalam membeli atau mencicil properti Meikarta.
(Risalah,Rahayu Subekti, 2019).
Proyek Meikarta dihentikan apabila ada masalah perizinan yang belum selesai
maka ada peran pemerintah dalam kasus ini sehingga pemerintah harus
menjamin hak-hak keperdataan konsumen yang telah membeli proyek properti
Meikarta tersebut.
6
Terdapat beberapa aduan konsumen terhadap kasus Meikarta di antaranya
adalah mengenai down payement yang tidak bisa di kembalikan/ refund ,padahal
dalam iklan atau advertising Meikarta sebelumnya dicantumkan bahwa down
payment dapat di kembalikan. Selanjutnya masalah model properti yang dijual
juga tidak ada ,padahal dalam iklan yang di sebar oleh meikarta tersedia model
tersebut yang di inginkan konsumen.
Di dalam artikel (Tempo, 2017) menyatakan bahwa Meikarta dalam hal ini
PT.Lippo Cikarang Tbk agar melakukan pemasaran secara wajar dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku ,Pasalnya, dalam iklan lokasi hunian properti
meikarta tersebut dinyatakan seluas 500 hektar , tetapi kenyataannya baru
memperoleh izin hanya 84,6 hektar . Namun terdapat pembelaan dari pihak
Meikarta menyatakan bahwa perusahaan tidak melakukan pelanggaran dalam
hal advertising ,lantaran menurut perusahaan kegiatan iklan tersebut dilakukan
secara paralel , terlebih kegiatan tersebut masih pada tahap pre-selling yang
belum ada transaksi di dalamnya.
4.2.2 Bolt
Bolt merupakan operator 4G LTE yang ada di Indonesia dan diluncurkan oleh
Internux pada tahun 2013, dan diambil alih oleh First Media pada pertengahan
tahun 2014 .Layanan Bolt resmi di stop oleh Kementerian Komunikasi dan
Informatika dengan mencabut hak penggunaan pita frekuensi 2,3 Ghz pada
tanggal 28 Desember 2018 dikarenakan Bolt tidak mampu membayar
kewajibannya dalam BHP( Biaya Hak Penggunaan) frekuensi kepada negara.
7
mempermudah pengembalian hak konsumen dan menindaklanjuti tata cara
pengembalian pulsa dan kuota yang dimiliki konsumen ,serta hak konsumen
yang lain jika masih ada. (Pertiwi, 2018) .
4.2.3 Siloam Hospital
Siloam Hospital didirikan pada tahun 1996 dengan nama PT.Sentralindo Wirasta
yang bergerak pada bidang pelayanan kesehatan. menurut Frost&Sullivan,
Silloam Hospital Group merupakan grup rumah sakit swasta terbesar di
Indonesia dalam jumlah kapasitas dam tempat tidur operasional .pada tahun
2018 Siloam Hospital telah membangun 20 Rumah sakit di seluruh Indonesia,
Namun pada awal tahun 2015 telah terjadi kasus yang merugikan pasien dalam
hal ini konsumen dikarenakan adanya kasus pasien yang meninggal di Rumah
Sakit Siloam Hospital Karawaci usai diberi injeksi obat bius Buvanest Spinal
buatan PT. Kalbe Farma yang diduga isinya tertukar dengan asam tranexamat
atau lebih dikenal dengan obat pengental darah.(Nodia, 2015)
8
BAB 5
PEMBAHASAN KASUS
Dalam kasus Meikarta (Rusli, 2012) terdapat beberapa kasus yang dapat di
kaitkan dengan teori yang berkaitan dengan etika dan marketing di antaranya
adalah kasus korupsi yang terjadi pada proyek Meikarta, ini merupakan suatu
tindakan yang tidak sesuai dengan moral. Banyak pihak yang dirugikan dalam
kasus ini mulai dari pemerintah , pegawai proyek serta konsumen yang telah
melakukan investasi pada proyek tersebut .Dari segi Contractual liability
perusahaan dalam hal ini Meikarta harus memiliki prinsip tanggung jawab yang
dapat diberlakukan sebagai upaya untuk melindungi konsumen yang dirugikan
karena pembelian produk dalam praktiknya dapat berupa tanggung jawab
Kontraktual, Tanggung jawab kontraktual dapat dilakukan oleh perusahaan
dalam hal ini Meikarta telah melakukan wanprestasi (breach of contract).menurut
artikel (Yadika, 2018) menyatakan bahwa terdapat beberapa kekhawatiran
konsumen yang sudah terlanjur membeli apartemen Meikarta tersebut ,namun
konsumen juga tepat meyakini hak konsumen akan tetap di lindungi sehingga
dengan adanya hal tersebut maka konsumen akan mendapat win-win solution.
Konsumen Meikarta dalam hal ini dapat meminta pertanggung jawaban pihak
Meikarta selaku pelaku usaha dan dapat mengajukan gugatan hukum di dalam
proses peradilan. Ketidaksesuaian periklanan yang dilakukan oleh Meikarta juga
dapat pula di jadikan agar gugatan yang dilakukan oleh konsumen Meikarta tidak
sia-sia.
Dari sisi Costumer Autonomy pihak Meikarta dalam melakukan kegiatan
periklanannya dilakukan secara masif di semua ruang media ,di Televisi iklan
tersebut bukan hanya sekali dua kali muncul tetapi bahkan puluhan kali ini
menyebabkan konsumen tidak bisa bebas ’free’ dalam menentukan suatu pilihan
akan membeli suatu properti .kejadian ini juga sudah menjadi perhatian dari
pihak Ombudsman RI bahwa pihak Meikarta telah melakukan pelanggaran
karena di rasa terlalu berlebihan , yang pada saat itu notabene Meikarta belum
mendapat izin Pembangunan Properti . kegiatan ini juga melanggar pasal 42 ayat
(2) UU Nomor 2 tahun 2011 yang menyatakan bahwa kegiatan pemasaran hanya
dapat dilakukan apabila Pengembang dalam hal ini Meikarta sudah
mendapatkan izin pembangunan dari lembaga penjamin. namun pihak Meikarta
membela diri dengan menyatakan bahwa kegiatan yang mereka lakukan hanya
sebatas pre-selling dan kegiatan itu dapat dikatakan ‘normal’ dan banyak
dilakukan oleh perusahaan properti lainnya.
Dari Sisi Impulse Buying dalam kasus Meikarta perusahaan membuat Tagline
iklan megaproyek dengan kalimat ‘Aku Ingin Pindah ke Meikarta’,sehingga
membuat konsumen Meikarta tertarik terhadap sebuah iklan yang di tampilkan di
9
fasilitas umum , dengan menawarkan program DP nol persen hingga booking
Fee sekitar 2 Juta rupiah saja. Iklan yang dilakukan secara masif dan besar
besaran tersebut juga membuat konsumen akhirnya berpikir mencoba untuk
melakukan investasi dalam hal ini properti apartemen.(Kumparan, 2018).
Dalam kasus Bolt terdapat beberapa masalah yang dapat dikaitkan dengan teori
yang berkaitan dengan etika dan marketing di antaranya adalah kasus
pencabutan izin frekuensi yang dapat merugikan konsumen sehingga ada peran
pemerintah dalam mengambil sikap melindungi hak para pelanggan Bolt, di
antaranya adalah Pemerintah dalam hal ini menunjuk Kementerian Teknologi
dan Informasi menggandeng organisasi perlindungan konsumen .
Dari segi Ethical in Advertising Bolt terindikasi melakukan iklan yang menipu
dengan mengklaim dapat mendownload hingga 1,5G dan untuk streaming, Bolt
tanpa buffering, sementara operator lain buffering dapat mencapai 15 detik.
Awalnya konsumen sangat puas akan servis yang di berikan oleh Bolt , tetapi
lama kelamaan kecepatan Bolt tersebut lemot dan lama. Konsumen khususnya
di daerah Jabodetabek sudah kelimpungan ,sedangkan ekspektasi /bayangan
konsumen akan produk yang ditawarkan sudah tinggi dan diluncurkan secara
bombastis yang membuat konsumen memutuskan untuk membeli produk
tersebut .
Dalam kasus Siloam Hospital terdapat beberapa masalah yang dapat dikaitkan
dengan etika dan marketing di antaranya adalah dikarenakan adanya kasus
pasien yang meninggal di Rumah Sakit Siloam Hospital Karawaci usai diberi
injeksi obat bius Buvanest Spinal buatan PT. Kalbe Farma yang diduga isinya
tertukar dengan asam tranexamat atau lebih dikenal dengan obat pengental
darah.
Dalam hal ini Siloam Hospital seharusnya dapat menjamin mutu dan keamanan
pasien dan Siloam Hospital juga harus memiliki produk yang sudah ter
standarisasi dan disertifikasi, sehingga pihak rumah sakit dapat benar menjaga
dan memberikan jaminan atas produk yang akan diberikan kepada
konsumen/pasien. Dengan adanya kejadian tersebut pasien maupun keluarga
pasien merasa dirugikan dengan adanya kejadian tersebut. PT.Kalbe Farma
selaku produsen Obat bius tersebut juga harus bertanggung jawab terhadap
produk yang di hasilkannya dan produk tersebut telah ter standarisasi. Dari segi
product liability PT.Kalbe Farma harus bertanggung jawab untuk produk yang
dibawa ke dalam peredaran dalam hal ini kepada konsumen.dengan adanya hal
tersebut pula perlu di perlukan caveat venditor atau producer beware sehingga
PT.Kalbe Farma dalam hal ini harus lebih berhati hati ,dan dengan adanya hal
tersebut pula produsen yang melakukan kesalahan (presumption of fault)
PT.Kalbe Farma ju.ga berkewajiban untuk memberi ganti rugi kepada keluarga
korban /pasien
10
11
Daftar Pustaka
12
bagaimana-nasib-konsumen-meikarta
Rusli, T. (2012). Tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan
konsumen. TANGGUNG JAWAB PRODUK DALAM HUKUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN, 7(26).
Setyadi, A. (2015). Pasien Meninggal di RS Siloam, Produsen Obat Disalahkan.
Retrieved from okenews website:
https://news.okezone.com/read/2015/03/15/338/1118737/pasien-
meninggal-di-rs-siloam-produsen-obat-disalahkan
Siipi, H. (2008). Consumer Autonomy and Sufficiency of GMF Labeling.
Consumer Autonomy and Sufficiency of GMF Labeling, 21(4), 353–369.
Susanti, R. (1986). OBSESI KONSUMEN DAN ETIKA PEMASARAN (ERA
BARU PEMASARAN) Retno Susanti Fakultas Ekonomi Universitas Slamet
Riyadi Surakarta. 117–126.
Tempo. (2017). Ombudsman Minta Iklan Meikarta Sesuai Kenyataan. Retrieved
from Tempo.Co website: https://bisnis.tempo.co/read/907509/ombudsman-
minta-iklan-meikarta-sesuai-kenyataan
Yadika, B. (2018). Meikarta Tersandung Kasus Suap di KPK, Bagaimana Nasib
Pembeli? Retrieved from Liputan 6.com website:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3671648/headline-meikarta-
tersandung-kasus-suap-di-kpk-bagaimana-nasib-pembeli
13