Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERJANJIAN BORONGAN

PEKERJAAN STRUKTUR BAJA BAY 5 & NEW WAREHOUSE


PROYEK PT. ALSTOM ​POWER ENERGY SYSTEM INDONESIA
ANTARA PT. SAHABAT BERKARYA
DENGAN PT. LENGAN BAJA
NO. V5A/02001/SUB/04-2007

Pada hari Rabu tanggal 04 bulan April Tahun Dua Ribu Tujuh kami yang bertanda tangan
dibawah ini:

1. ​LISNO KARNO​.ST : Direktur Cabang


PT. SAHABAT BERKARYA
Komp. Mega Galaxy Blok 14C-5
Jln. Kertajaya Indah Timur – SURABAYA
Selanjutnya disebut ​PIHAK KESATU

2. DELEORIS PRIMA FS. Dipl Ing. : Direktur


PT. LENGAN BAJA
Jl. P. Jayakarta 117. Blok B 52-54 Jakarta 10730
Selanjutnya disebut ​PIHAK KEDUA

Dengan ini menyatakan bahwa kedua belah pihak masing-masing telah sepakat dan setuju untuk
mengikat diri dalam status perjanjian borongan dengan ketentuan dan syarat-syarat
sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal di bawah ini:

PASAL 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK KESATU menyerahkan pekerjaan borongan kepada PIHAK KEDUA untuk melaksakan
pekerjaan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan tersebut dibawah ini:
Mengerjakan pengadaan Material dan Pemasangan Baja Bay 5 & New Warehouse pada Proyek
PT. ALSTOM Power Energy System Indonesia sesuai Gambar Rencana, uraian dan
syarat-syarat kerja yang telah disetujui bersama oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA,
dalam waktu yang telah disetujui PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah
sepenuhnya memahami segala kondisi Lapangan Pekerjaan dimana proyek tersebut akan
dikerjakan.

PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 harus dilaksanakan menurut :


2.1. Time Schedule terperinci yang disetujui oleh PIHAK KESATU.
2.2. Gambar-gambar rencana Uraian dan syarat-syarat pekerjaan yang telah disetujui oleh
PIHAK KESATU dan Gambar-gambar dari Pihak Ketiga yang diperlukan oleh PIHAK
KEDUA.
2.3. Semua ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan administrasi dan teknik yang tercantum
dalam.
2.3.1 Algemene voorwaarden voor de uilvoering bij aannneming van openbare werken
(A.V) yang disyahkan dengan surat Keputusan Pemerintah no. 9 tgl 28 Mei 1941 dan tambahan
Lembaran Negara no. 14571
2.3.2 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (PUBB 1982)
2.3.3 Peraturan Pemerintah tentang Konstruksi Baja.
2.3.4 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah yang berlaku.
2.3.5 Peraturan Pemerintah mengenai Keselamatan kerja.
2.3.6 Petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan PIHAK KESATU atau WAKIL
PIHAK KESATU untuk tercapainya tujuan dan maksud Perjanjian Borongan ini.

PASAL 3
MATERIAL ALAT- ALAT KERJA
DAN TENAGA KERJA

3.1. Material, alat-alat kerja dan Tenaga Kerja yang berpengalaman dan cakap sesuai
Pekerjaan yang dikerjakan termasuk juga semua peralatan Bantu yang diperlukan untuk
menghasilkan pekerjaan dengan sempurna, seperti alat-alat ukur dan peralatan kerja
lainnya, juga sarana dan prasarana transportasi untuk pekerjaan borongan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban PIHAK KEDUA.
3.2. Perburuhan :
3.2.1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas keselamatan kerja buruhnya di
tempat pekerjaan.
3.2.2. PIHAK KEDUA berkewajiban mencegah terjadinya kecelakaan para buruhnya
dengan menyediakan sarana yang diperlukan serta menyediakan sarana
pertolongan pada waktu terjadi kecelakaan.
3.2.3. Biaya yang diperlukan untuk semua keperluan tersebut diatas sepenuhnya
menjadi beban PIHAK KEDUA.
3.2.4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab / sepenuhnya atas hubungan kerja dengan
para buruhya serta tidak melibatkan PIHAK KESATU dari segala masalah yang
timbul dengan para buruhnya maupun dengan PIHAK KETIGA
3.2.5. PIHAK KEDUA dianggap sepenuhnya memahami dan akan mematuhi semua
ketentuan hukum yang berlaku Peraturan Pemerintah maupun Pemerintah
Daerah yang berlaku yang menyangkut ketenaga-kerjaan.

PASAL 4
PENGAWAS PEKERJAAN

Sebagai Pengawas Direksi Pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK OWNER / PT.
ALSTOM Power Energy System Indonesia adalah Orang/Pejabat yang ditunjuk oleh PIHAK
OWNER / PT. ALSTOM Power Energy System Indonesia.

PASAL 5
PIMPINAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA berkewajiban menunjuk dan menempatkan wakilnya secara penuh dilapangan
dan berfungsi sebagai Project Manager serta mempunyai wewenang penuh dalam mewakili
PIHAK KEDUA dalam menjalankan tugasnya sehingga dijamin pelaksanaan pekerjaan akan
berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana waktu dan mutunya.
PASAL 6
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Dengan mengesampingkan ketentuan dalam pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum


Perdata PIHAK KESATU berhak secara sepihak memutuskan perjanjian ini dengan
pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya dalam hal PIHAK KEDUA :
a. Didalam waktu 14 (empat belas) hari terhitung dari tanggal surat perjanjian ini tidak
atau belum mulai melaksanakan pekerjaan borongan ini.
b. Didalam waktu 14 (empat belas) hari berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan
borongan ini yang telah dimulainya.
c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan borongan ini.
d. Memberikan keterangan yang tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan
PIHAK KESATU sehubungan dengan pekerjaan borongan ini.
e. Melakukan hal-hal yang melanggar atau tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam uraian dan syarat-syarat pekerjaan dan gambar kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan borongan ini.
f. Bila pekerjaan borongan ini dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan
jadwal waktu (time schedule) rencana kerja dan syarat-syarat kerja,
gambar-gambar dan lain-lain yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan telah disetujui
oleh PIHAK KESATU dan atas Direksi Pekerjaan.
g. Bila PIHAK KEDUA tanpa seijin tertulis dari PIHAK KESATU mensubkan sebagian
besar atas seluruh pekerjaan kepada pihak lain atau pihak ketiga.
2. Bila terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK KESATU sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, PIHAK KESATU berhak menunjuk pemborong lain
atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan
borongan ini.
3. Dalam hal demikian, PIHAK KEDUA dengan ini mengikat dirinya untuk menyerahkan
kepada PIHAK KESATU semua arsip gambar-gambar, perhitungan-perhitungan dan
keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan surat perjanjian ini.
4. PIHAK KEDUA tidak berhak lagi atas sisa borongan yang telah dikerjakan tetapi belum
dibayar oleh PIHAK KESATU.
5. PIHAK KEDUA harus mengembalikan kepada PIHAK KESATU kelebihan uang yang
telah diterima oleh PIHAK KEDUA setelah dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan
oleh PIHAK KEDUA dan yang telah disetujui oleh PIHAK KESATU.

PASAL 7
HARGA BORONGAN

Harga borongan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 disetujui oleh kedua belah
pihak sebesar :

1. Preparation Work : US$ 70, 053.81


2. Steel Structure Work : US$ 1,089,309.64
3. Miscellaneouse Work : US$ 10,525.60 ​ +
US$ 1,169,889.05
( Satu Juta Seratus Enam Puluh Sembilan Ribu Delapan Ratus Delapan Puluh Sembilan Point
Nol Lima Dollar ).
Harga tersebut akan dikenakan pajak P.P.N 10% dan akan dikenakan pemotongan PPH 2%.

PASAL 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA akan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dengan BERITA ACARA
PENYERAHAN PEKERJAAN PERTAMA, sebagai berikut :
- Pekerjaan tersebut pada Pasal 1 harus selesai dilaksanakan selambat-lambatnya 15
Hari Sejak tanggal 04 April 2007 – 30 September 2007 dengan prestasi minimum
mencapai 80 % dengan tidak mengganggu pekerjaan sipil PIHAK KESATU.
2. PIHAK PERTAMA akan bersedia menerima pekerjaan dengan BERITA ACARA
PENYERAHAN PEKERJAAN PERTAMA, bila seluruh pekerjaan telah seluruhnya
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dan telah memulai semua ketentuan yang disyaratkan
dalam Gambar. Spesifikasi/uraian dan Syarat-syarat pekerjaan, dan berdasarkan Laporan
Wakil PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK PERTAMA berhak menolak penyerahan Pekerjaan, bila kewajiban PIHAK KEDUA
Belem seluruhnya dipenuhi, termasuk merapikan dan memperbaiki kembali sarana dan
prasarana yang digunakan oleh PIHAK KEDUA untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

PASAL 9
FORCE MAJEURE

PIHAK KEDUA dibebankan dari kewajibannya bila terjadi keadaan Force Majeure, yaitu :

a. Bencana Alam
b. Peperangan
c. Huru-hara Masal
d. Sabotase
e. Tindakan Pemerintah dalam Bidang Moneter

Dalam hal timbul FORCE MAJEURE, PIHAK KEDUA wajib memberi tahukan kepada PIHAK
KESATU secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 5 x 24 jam setelah terjadinya FORCE
MAJEURE.
Bilamana PIHAK KEDUA lalai memberitahukan FORCE MAJEURE kepada PIHAK KESATU
dalam waktu tersebut diatas, maka PIHAK KESATU berhak menolak kejadian tersebut sebagai
FORCE MAJEURE, dan segala akibat yang ditimbulkan oleh keadaan FORCE MAJEURE
tersebut sepenuhnya menjadi beban PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut
adanya tambahan biaya maupun waktu untuk perbaikan kerusakan yang terjadi akibat keadaan
FORCE MAJEURE tersebut.

Bila PIHAK KEDUA mengajukan Laporan Tertulis dalam waktu yang ditentukan diatas, maka
PIHAK KESATU bersama-sama dengan PIHAK KEDUA akan meninjau kerusakan yang terjadi.
Bilamana dari hasil peninjauan tersebut kerusakan dianggap benar, maka PIHAK KESATU
secara bersama-sama dengan PIHAK KEDUA menetukan waktu dan biaya tambahan yang
diperlukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
PASAL 10
DENDA

Apabila PIHAK KEDUA gagal menyerahkan pekerjaan sebagaimana yang ditetapkan dalam
PASAL 8 tanpa adanya suatu alasan yang sah yang disetujui PIHAK KESATU. Maka untuk
setiap hari kelambatan PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar: 0.5 % (nol koma lima persen)
per hari sampai sebanyak-banyaknya 15 % (lima belas persen) dari harga borongan ini sesuai
dengan kontrak dengan pihak owner.

Bilamana sampai denda maximum dicapai dan PIHAK KEDUA belum dapat juga menyelesaikan
pekerjaannya, maka PIHAK KESATU berhak secara sepihak memanggil PIHAK KETIGA untuk
menyelesaikan sisa pekerjaan dan biaya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut
akan diambil dan sisa tagihan PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut
apapun kepada PIHAK KESATU maupun kepada PIHAK KETIGA.

Pihak KESATU berkewajiban membayar tagihan PIHAK KEDUA paling lambat dalam waktu 14
(empat belas) hari setelah penagihan dengan segala lampiran yang diperlukan diterima oleh
PIHAK KESATU dari PIHAK KEDUA.

PIHAK KESATU akan dikenakan denda keterlambatan pembayaran sebesar 1 %o (permil) untuk
setiap hari keterlambatan pembayaran, bila keterlambatan pembayaran ini disebabkan oleh
kelalaian PIHAK KESATU, dan seluruh prosedur penagihan telah dilengkapi seluruhnya oleh
PIHAK KEDUA, beserta laporan prestasi pekerjaan berdasarkan Berita Acara yang
ditandatangani oleh Wakil PIHAK KESATU.

Besarnya denda keterlambatan pembayaran tersebut dibatasi sampai sebesar 5 % (lima persen)
dari Harga Borongan, Bilamana batas maximum tersebut telah dicapai, dan PIHAK KESATU
belum/tidak melakukan pembayaran, maka PIHAK KEDUA berhak menghentikan kegiatan
pekerjaannya, dan keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang diakibatkan oleh penghentian
pekerjaan tersebut menjadi beban tanggung jawab PIHAK KESATU.

PASAL 11
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran harga borongan tersebut dalam pasal 7 surat perjanjian ini ditetapkan sebagai
berikut :
a. Uang Muka Tahap I sebesar 10%, dibayarkan 14 hari setelah invoice diterima PT MAU.
b. Tahap II dan selanjutnya sesuai progress dengan perhitungan sebagai berikut :
30 % Nilai Kontrak dibayarkan dalam bulan AGUSTUS Tahun 2019.
c. Tahap III dan selanjutnya sesuai progres dengan perhitungan sebagai berikut :
% progress x 50 % nilai kontrak.
d. Retensi sebesar 10% akan dibayarkan 3 (tiga) bulan setelah tanggal Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan Pertama.

PASAL 12
KENAIKAN HARGA

PIHAK KEDUA tidak berhak atas tuntutan terhadap kenaikan harga kecuali terjadi tindakan
Pemerintah dalam bidang moneter sehingga mempengaruhi secara langsung pekerjaan
borongan ini.
PASAL 13
TAMBAH / KURANG PEKERJAAN

Apabila terjadi tambahan/pengurangan pekerjaan atas perintah PIHAK KESATU, yang


disampaikan kepada PIHAK KEDUA secara tertulis, maka dalam hal nilai Pekerjaan
Tambah/Kurang tersebut tidak melebihi 10 % (sepuluh persen) dari nilai kontrak yang tercantum
dalam pasal 7 diatas, maka PIHAK KEDUA wajib melaksanakan perintah tersebut tanpa suatu
kontrak tambahan dan besarnya harga tambahan/pengurangan pekerjaan tersebut dihitung
berdasarkan harga-harga satuan yang tercantum dalam surat penawaran PIHAK KEDUA untuk
kontrak ini, atau berdasarkan suatu analisa harga yang wajar yang disetujui bersama bilamana
satuan harga untuk pekerjaan tersebut tidak tercantum dalam penawaran harga untuk kontrak
ini, kecuali dalam hal terjadinya Tindakan Moneter oleh Pemerintah sebelum atau pada waktu
pekerjaan tambah/kurang tersebut diperintahkan oleh PIHAK KESATU.

PASAL 14
PAJAK-PAJAK, IURAN DAN SEJENISNYA

Semua pajak-pajak, iuran, bea materia, maupun pungutan lainnya yang timbul/dipungut
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan borongan ini dibebankan sesuai dengan
kompromi/persetujuan antara PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.

PASAL 15
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan dalam surat perjanjian ini adalah 90 (sembilan
puluh) hari terhitung mulai dari tanggal Penyerahan Pertama berdasarkan BERITA ACARA
PENYERAHAN PERTAMA yang disetujui oleh PIHAK KESATU.

2. PIHAK KESATU berhak menolak menanda tangani BERITA ACARA PENYERAHAN


PEKERJAAN meskipun jangka waktu masa pemeliharaan telah dicapai, apabila PIHAK
KEDUA Belem menyelesaikan kewajiban perbaikan atau penyempurnaan yang harus
dilakukan dalam masa pemeliharaan.

3. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan oleh PIHAK KESATU terdapat adanya


Sub-Kontraktor, maka tanggung jawab dalam masa pemeliharaan atau hasil kerja
Sub-kontraktor tetap berada pada tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 16
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA

1. Adanya Pengawas dari PIHAK PIHAK OWNER / PT. ALSTOM Power Energy System
Indonesia, sama sekali tidak mengurangi tanggung jawab PIHAK KEDUA atau mutu hasil
pekerjaannya.

2. Pekerjaan yang dilakukan oleh Sub-kontraktor yang telah disetujui oleh PIHAK KESATU
sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang dilakukannya. Adanya
persetujuan PIHAK KESATU sama sekali tidak mengurangi tanggung jawab PIHAK KEDUA
atau kebenaran dan ketelitian perencanaannya.

PASAL 17
PERATURAN KERJA

Dalam melaksanakan pekerjaan menurut surat perjanjian ini, PIHAK KEDUA wajib mentaati
semua peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan safety, Health and Environment Procedures
(K3) termasuk dalam Pasal-Pasal di atas.

PASAL 18
TEMPAT KEDIAMAN

Kedua belah pihak setuju memilih tempat kediaman umum yang tidak dapat diubah lagi yaitu
kantor Panitera Pengadilan Negeri Bandung.

PASAL 19
LAIN – LAIN

Pihak kedua harus melengkapi lampiran-lampiran kontrak berupa : Struktur Organisasi lapangan
dan Curiculum Vitae. Spesifikasi material, spesifikasi alat, Sertifikat tukang las, Sertifikat
operator, Metode pengencangan baut, metode kerja, sertifikat kalibrasi alat yang digunakan. Bila
lampiran-lampiran tersebut tidak dilengkapi maka setiap tagihan yang masuk tidak akan
dibayarkan.

PASAL 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Bila terjadi perselisihan antar kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan
secara musyawarah.
2. Jika dengan cara musyawarah tersebut belum dapat diatasi, maka perselisihan tersebut
akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Kelas 1 Bandung.

Demikianlah Surat Perjanjian Borongan ini yang aslinya dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang
sama kuatnya dan ditandatangani di atas materai yang cukup oleh kedua belah pihak di
Surabaya pada hari dan tanggal tersebut di atas.

Surabaya, 27 JUNI 2019

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA,


PT. SAHABAT BERKARYA, PT. LENGAN BAJA,
LISNO KARNO.ST ​DELEORIS PRIMA FS. Dipl Ing
​Direktur Cabang Direktur

Anda mungkin juga menyukai