Anda di halaman 1dari 3

Wawasan Kebangsaan

Kelompok 2
ISU
“Aksara Sunda, Media Komunikasi Tulis Tradisional Jawa Barat yang Terlupakan”

LATAR BELAKANG
Bahasa Sunda adalah bahasa daerah yang tumbuh dan berkembang di sebagian besar
wilayah Jawa Barat. Bahasa Sunda bukan hanya sekedar media komunikasi bagi masyarakat
penuturnya saja. Jauh lebih dalam, bahasa Sunda mengandung sistem nilai, pengetahuan, dan
cara pandang masyarakat Sunda terhadap kehidupan.
Sebagai media komunikasi bahasa Sunda pada awal perkembangannya memiliki aksara
tersendiri yang dikenal dengan Aksara Sunda. Aksara Sunda terdiri dari berbagai jenis aksara
yaitu aksara Ngalagena atau Konsonan, aksara Swara atau Vocal, aksara Rarangken, dan aksara
Angka. Seiring dengan perkembangan zaman penggunaan aksara Sunda sudah mulai jarang
digunakan oleh masyarakat Sunda. Penggunaan aksara Sunda untuk menuliskan kalimat
bahasa Sunda sudah digantikan dengan menggunakan alfabet atau aksara latin. Penggunaan
aksara latin dianggap lebih mudah dan juga merupakan dasar penulisan kalimat bahasa
Indonesia sebagai bahasa Nasional.
Hasil sensus tahun 2000 menunjukkan bahwa saat ini penutur bahasa Sunda berjumlah 34
juta jiwa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Balai Bahasa Bandung menunjukkan
gejala bahwa penutur bahasa Sunda menurun sebanyak 20% dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Hal ini berdasarkan pada survei yang dilakukan oleh Balai Bahasa Bandung pada
tahun 2010 yang melibatkan 850 responden. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa yang terlihat dalam kondisi stabil, tetapi mengalami
kemunduran. Sedangkan untuk aksara Sunda sendiri hanya 5% responden yang mengetahuinya.
Kegelisahan atas fenomena bahasa Sunda seperti di atas telah mendorong
Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Bandung untuk melahirkan kebijakan dalam bentuk
Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2012 tentang Penggunaan,
Pemeliharaan, dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda (P3BSAS). Perda Nomor
9 Tahun 2012 ini selaras dan wujud turunan dari Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
14 Tahun 2014 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun
2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah. Kelahiran Perda P3BSAS ini
sejiwa dengan fenomena bahasa Sunda dewasa ini. Selain itu, Perda ini juga dapat menjadi
landasan kuat dalam perencanaan bahasa (language planning) yang menempatkan bahasa
Sunda sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari strategi atau politik kebudayaan daerah di
Jawa Barat dan nasional.
Oleh karena itu, atas dasar berlakunya Perda tentang Penggunaan, Pemeliharaan, dan
Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda maka sekolah sebagai penyelenggara
pendidikan wajib memberikan muatan lokal bahasa Sunda dalam kurikulum pembelajarannya
dan melakukan kegiatan pembiasaan bahasa Sunda di lingkungan sekolah bagi peserta didik.
TINDAKAN PENANGGULANGAN
Menanggapi diberlakukannya Perda tentang Penggunaan, Pemeliharaan, dan
Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda, sekolah sudah memberikan muatan lokal
bahasa Sunda dalam kurikulum pembelajarannya. Namun pengaplikasian aksara Sunda pada
kehidupan keseharian masih sangat terbatas. Peserta didik hanya mengenal saja dan masih
belum mampu mengaplikasikannya. Maka perlu adanya kegiatan atau aktivitas sebagai wadah
bagi peserta didik untuk mengaplikasikan aksara Sunda pada aktivitas kesehariannya.
Aktivitas yang dapat dilakukan untuk melestarikan penggunaan aksara Sunda adalah
dengan mengaplikasikan penggunaan aksara Sunda di lingkungan sekolah melalui beberapa
kegiatan berikut :
 Kegiatan yang berkaitan dengan administrasi sekolah
- Membuat daftar hadir peserta didik dengan menggunakan aksara latin dan aksara
Sunda
- Membuat surat pemberitahuan atau undangan dengan menggunakan aksara latin
dan aksara Sunda
 Pengembangan diri peserta didik dalam bidang sastra
- Menulis cerpen, naskah drama, puisi dengan menggunakan aksara Sunda
 Pembuatan label
- Membuat name tak peserta didik dengan menggunakan aksara Sunda
- Membuat label ruangan dengan menggunakan aksara Sunda
- Membuat label nama benda yang ada di lingkungan sekolah dengan
menggunakan aksara Sunda
 Hari bahasa Sunda
- Pada hari tertentu setiap pekannya peserta didik, guru, dan semua yang ada di
lingkungan sekolah menggunakan bahasa Sunda pada saat berkomunikasi baik
lisan maupun tulisan, dalam hal tulisan yang digunakan adalah aksara Sunda
 Lomba kaligrafi aksara Sunda
- Setiap tahunnya mengadakan lomba kaligrafi aksara Sunda untuk menarik minat
peserta didik dalam melestarikan aksara Sunda dan memperkenalkan aksara
Sunda pada khalayak umum
Untuk merealisasikan aktivitas tersebut di sekolah maka harus melibatkan semua pihak
yang ada di lingkungan sekolah yaitu meliputi guru bahasa Sunda, guru mata pelajaran lainnya,
tenaga kependidikan, pegawai sekolah, kepala sekolah, dan komite sekolah. Kegiatan
pembiasan penggunaan aksara Sunda perlu melibatkan peran aktif dari setiap warga sekolah.
Selain itu untuk melestarikan bahasa Sunda setiap tahunnya sekolah mengadakan festival bulan
bahasa yang terbuka untuk umum yang bertujuan untuk menarik perhatian dan khalayak umum
dalam melestarikan bahasa Sunda. Pada festival tersebut ditampilkan berbagai karya peserta
didik dan mengadakan lomba yang partisipannya adalah khalayak umum.

INDIKATOR KEBERHASILAN
- Membuat narasi dengan menggunakan aksara Sunda
- Membacakan karya sastra yang ditulis menggunakan aksara Sunda

Anda mungkin juga menyukai