Abstract
Parents attempt to resolve inattention symptom problem in child with ADHD. This
research involves a major redesigning of parenting techniques into a medication-free approach
called the Caregiver Skill Program (CSP). This study focuses to reduce attention deficit in
ADHD child with Caregiver Skill Program (CSP). CSP is a skill method where parents give child
considerable attention and assistance by giving time out sanction. When CSP was done at home,
parents always got feedback written in the daily report card everyday from the class teacher. The
subject of the research is a boy, aged 9 years old. He is an ADHD child based on DSM IV. The
method of the research was a single subject design (ABC with 1 month follow up). After the
parents were trained and began implementing the CSP, inattention as a target behavior seemed
decrease. After one month follow up, it indicated that the attention of the this child had improved
and be stable. The result of the study showed that CSP may reduce the attention deficiency of
ADHD child.
Key words: CSP; parent home-based management; inattention; the daily report card; time out
-87-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 2, Mei 2011
mengalami gangguan Attention Deficit and paling berat di sekolah karena ia gagal
Hyperactivity Disorder (ADHD). menyelesaikan pekerjaannya, tidak
ADHD adalah gangguan pada anak mempunyai motivasi untuk mengerjakan
yang timbul pada masa perkembangan dini tugas-tugas kelas, tidak mendengarkan
(sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama petunjuk guru dan sulit mentaati aturan-
ketidakmampuan memusatkan perhatian aturan di kelas.
inatensi, impulsif, dan hiperaktif (DSM-IV Menurut Hartono (1998 : 13),
1994 : 78). Ciri utama ini mewarnai kompleks sekali permasalahan pada anak
berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga ADHD, maka kompleks juga
dewasa (Zaviera 2007 : 12). penanganannya. Pendekatan bisa melalui
Gejala inatensi pada anak-anak beberapa aspek. Aspek pendidikan di
ADHD, dapat dilihat dari kegagalan anak keluarga dan sekolah, program-program
dalam memberikan perhatian secara utuh perbaikan hubungan anak dan orangtua,
terhadap sesuatu. Anak yang mengalami latihan-latihan untuk memusatkan perhatian
kesulitan dalam pemusatan perhatian, juga dengan suatu terapi kognitif, metode terapi
ditandai dengan kurang mendengarkan perilaku dan obat-obatan.
lawan bicara atau tidak mau menatap lawan Pemberian obat-obatan pada anak
bicaranya. Hambatan ini membuatnya ADHD mungkin saja dianggap efektif untuk
cenderung tidak bisa cermat dan gagal menurunkan sikap agresif dan
menyelesaikan tugas seperti layaknya anak hiperaktivitasnya, namun pengaruh negatif
lain. Kurangnya pemusatan perhatian juga dari pemakaian jangka panjang perlu
membuat anak tidak mampu melakukan pemantauan. Oleh karena itu, menurut
sesuatu secara teratur. Kesulitannya dalam Widyorini (1998 : 19) pemberian medikasi
memusatkan perhatian di kelas, pada oleh dokter saja belum cukup, karena itu
beberapa anak ADHD juga menunjukkan perlu penanganan dengan terapi perilaku dan
sikap membantah atau membangkang pada kognitif, yang melibatkan orangtua dan
petunjuk guru atau peraturan-peraturan. guru. Perlakuan pada anak ADHD dapat
Gejala inatensi pada anak ADHD sangat dilaksanakan secara individual maupun
menjadikan masalah terutama dalam proses kelompok. Ada beberapa langkah dalam
belajar di sekolah. Menurut Widyorini (1998 pengelolaan perilaku secara individual
:15), anak ADHD mengalami masalah maupun kelompok. Pertama adalah
-88-
Penerapan “Caregiver Skill Program” Untuk Mereduksi Inatensi Pada Anak ADHD (Alice Z)
-89-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 2, Mei 2011
reinforcer. Menurut Martin & Pear (1992 : emosi mempengaruhi perilaku (Ronen,
169), dalam modifikasi perilaku, selain 1993).
penguat dapat juga diberikan hukuman Metode pelatihan kognitif
(punishment) yaitu : hukuman fisik, teguran sangat mengharapkan peran dari lingkungan
keras, time out, dan response cost. anak, baik lingkungan di rumah maupun
Menurut Kendal (1996) menyatakan sekolah. Perlakuan atau terapi yang
bahwa indikasi dari ciri-ciri kunci kognitif dilakukan oleh seorang terapis tidak akan
anak-anak ADHD adalah karena mereka berhasil apabila orangtua dan guru di
“tidak dapat berpikir”, ditambahkan oleh sekolah tidak mendukung dan terlibat
Braswell dan Bloomquist (1991) bahwa didalamnya.
pelatihan kognitif – behavioral - based Menurut Petersen (2005 :
parent management untuk anak-anak ADHD 126), salah satu cara penerapan praktis
memiliki kesuksesan yang meningkat dari melatih kognitif anak untuk meningkatkan
ringan ke sedang (dikutip dalam Stein, atensi atau memusatkan perhatian pada anak
1999). ADHD adalah dengan metode STOP THINK
Petersen (1992) mengemukakan DO. Langkah-langkah pada pelatihan
tentang pendekatan kognitif-behavioral kognitif dengan metode STOP THINK DO
untuk memberikan saran juga penguatan menggunakan analogi isyarat-isyarat rambu
pada perilaku-perilaku yang tidak diinginkan lalu lintas yaitu :
karena hal itu berhubungan, sementara anak a. Stop atau “berhenti” (lambang lalu lintas
memulai untuk berperilaku yang benar berwarna merah)
(dikutip dalam Stein, 1999). Tahap Stop, menekankan pengontrolan
Alasan utama mengapa para terapis reaksi impulsif. Anak diarahkan untuk
kognitif meyakini bahwa anak dapat duduk tenang, kemudian mengingat
mengambil manfaat dari terapi kognitif kebiasaan atau perilakunya sehari-hari,
adalah bahwa anak memiliki kemampuan dengan tujuan agar anak
untuk belajar (Safaria, 2004 : 69). Jika anak- MENGHENTIKAN ( STOP ) perbuatan
anak mampu mempelajari tentang mengapa atau kebiasaanya yang tidak baik.
air bisa mendidih, tentu saja mereka bisa b. Think atau “berpikir” (lambang lalu lintas
memahami bagaimana pikiran mampu berwarna kuning)
mengubah emosi seseorang dan bagaimana
-90-
Penerapan “Caregiver Skill Program” Untuk Mereduksi Inatensi Pada Anak ADHD (Alice Z)
Pada tahap ini anak diajak untuk perlu adanya pemberian pelatihan kognitif
berpikir atau bertukar pikiran secara tepat. Ada beberapa perlakuan yang
mengenai solusi-solusi apa yang memberikan pelatihan kognitif menjadi
bisa dicoba untuk mengatasi bagian dari rangkaian suatu intervensi.
permasalahan yang terjadi dan Pada tahun 1999, Stein mengadakan
konsekuensi apa yang mungkin penelitian untuk menanggapi secara positif
ditimbulkan dari pilihan tersebut, keluhan orangtua-orangtua yang anaknya
kemudian MEMIKIRKAN (THINK) mengalami ADHD tentang penghindaran
sesuatu seperti, “Apa yang seharusnya terhadap obat sebagai terapi. Penelitian ini
kamu kerjakan saat ini?” menggunakan The Caregivers Skills
c. Do atau “melakukan” (lambang lalu Program (CSP), yaitu orangtua diberi tugas
lintas berwarna hijau) menyadarkan, mengingatkan dan
Pada tahap ini anak menentukan mendampingi anaknya di rumah. Sebelum
pilihan dan keputusan serta masuk dalam CSP, tahap yang harus dilalui
melaksanakan rencana kerja program oleh anak adalah tahap pelatihan kognitif
solusi yang diambil untuk mencapai dengan metode Stop Think Do atau disebut
tujuan. MELAKUKAN (DO) misalnya tahap pre-CSP dan juga orangtua diberikan
duduk tegak dan memandang muka pelatihan pendampingan anak di rumah atau
guru, mendengarkan perintah guru, dan parent home-based management untuk
berusaha bertanya bila belum mengerti. menerapkan CSP di rumah, terutama tentang
(Petersen, 2005 : 126) aturan-aturan yang berlaku dalam CSP.
Pemikiran pokok CSP didasari pada teori
Pelatihan kognitif sangatlah penting dasar dari Cognitive-Behavioral.
diberikan pada anak, dengan asumsi bahwa Stein (1999) melakukan penelitian
kemampuan anak berpikir sangat dengan jumlah subyek 12 anak ADHD
dipengaruhi oleh bagaimana anak dapat dengan rentang usia 5 sampai 11 tahun.
menggunakan kognitif-nya secara optimal. Target perilaku pada penelitian berjumlah
Anak-anak dengan gejala ADHD seringkali 13 perilaku yaitu tidak melakukan seperti
dianggap bodoh karena hasil akademisnya yang dikatakan, melawan perintah, temper
selalu tidak memuaskan, padahal bukan tantrum, pernyataan “ketidakmampuan diri”,
berarti kerusakan pada kognitif-nya, namun pernyataan-pernyataan negatif, rengekan,
-91-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 2, Mei 2011
-92-
Penerapan “Caregiver Skill Program” Untuk Mereduksi Inatensi Pada Anak ADHD (Alice Z)
-93-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 2, Mei 2011
Total skor hasil Skala Rating Inatensi dapat dikaregorikan menjadi lima (5) yaitu :
Skala ini diisi pada saat baseline reliabilitas seorang rater adalah 0,939 yang
(sebelum perlakuan), pada saat perlakuan berarti sangat reliabel. Tabel dan grafik
diberikan dan pada saat follow up (sesudah berdasarkan skor-skor dari guru kelas
perlakuan diberi jeda waktu) dengan tujuan subyek, dikarenakan rata-rata reliabilitas
untuk melihat ada atau tidaknya perubahan seorang rater mempunyai hasil yang tinggi,
inatensi setelah perlakuan dihentikan, yang dan tujuan penelitian untuk melihat inatensi
diisi oleh guru kelas, seorang observer subyek di sekolah.
lulusan psikologi strata satu dan ibu subyek.
Desain Eksperimen
Validitas dan Reliabilitas Penelitian ini menggunakan metode
Validitas alat ukur yang digunakan kuasi eksperimen dengan Single Subject
dalam penelitian ini adalah validitas isi yaitu Design dengan pola ABC with 1 month
validitas yang diestimasi lewat pengujian Follow Up (Harbert, Barlow, Hersen, &
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau Austin, h.150, 1984) yang merupakan
lewat professional judgment (Azwar, 2008 : sebuah desain penelitian untuk
45). mengevaluasi efek suatu perlakuan dalam
Reliabilitas yang digunakan adalah Subyek tunggal. Pada desain ini baseline
reliabilitas interrater yang merupakan suatu (A) dilakukan pengukuran terhadap variabel
prosedur evaluasi melalui rating yang tergantung yang telah dimiliki subyek.
dilakukan lebih dari seorang pemberi rating Kemudian (B) pada saat perlakuan I
(rater) untuk meminimalkan pengaruh (Pelatihan Kognitif) dilakukan pengukuran
subyektivitas dalam pemberian skor (Azwar, dan (C) perlakuan II (parent home-based
2008, h.105). Hasil reliabilitas alat ukur management) penerapan CSP dilakukan
dengan tiga rater adalah 0,979 , yang pengukuran, setelah perlakuan dihentikan,
berarti sangat reliabel. Estimasi rata-rata dengan jeda waktu 1 bulan dilakukan
-94-
Penerapan “Caregiver Skill Program” Untuk Mereduksi Inatensi Pada Anak ADHD (Alice Z)
pengukuran kembali atau follow up terhadap Analisis data dengan melihat grafik
variabel tergantung dengan alat ukur yang perubahan inatensi subyek penelitian pada
sama. saat baseline, selama perlakuan (Pelatihan
Kognitif dan Parent Home-Based
Analisis Data Management) dan satu bulan setelah
perlakuan dihentikan yaitu follow up.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Pengukuran Inatensi
Tabel Total skor yang diperoleh pada saat baseline, perlakuan, dan follow up
BAS ELINE PERLAKUAN PERLAKUAN 1 MONTH FOLLOW UP
ITEM - ITEM
B1 B2 B3 B4 B5 B6 T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 T1.5 T1.6 T2.1 T2.2 T2.3 T2.4 T2.5 T2.6 F1 F2 F3 F4 F5 F6
Tidak mengerjakan PR 4 3 4 3 4 3 4 4 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
Mudah terganggu 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1
Tidak mengerjakan tugas 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 0 0 0 2 1 1 1 0 1 1
Mudah menyerah 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 0 0 1 1
Sulit untuk memusatkan perhatian 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1
Tidak bisa menyimpan barangnya 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 0 0 2 0
Kesulitan mengatur tugas 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1
Sulit untuk mengikuti perintah 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1
Sering berpindah aktivitas 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 0
Menghilangkan sesuatu yang penting 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 0 1 2 1 1 0 1 2 1 0 0 1 1
Tidak mendengarkan lawan bicara 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1
Tidak menatap lawan bicara 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 1 0 0
Tidak dapat tenang pada saat tertentu 3 3 3 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1
TOTAL 43 37 38 35 37 36 43 40 30 22 21 18 22 23 19 21 17 18 18 17 7 8 14 9
-95-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 2, Mei 2011
-96-
Penerapan “Caregiver Skill Program” Untuk Mereduksi Inatensi Pada Anak ADHD (Alice Z)
-97-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 2, Mei 2011
ditulis oleh guru kelasnya, antara lain : penerapan CSP di rumah berdampak positif
ketika subyek tidak menyelesaikan tugas dan terjadi peningkatan atensi pada subyek,
malahan jalan-jalan di dalam kelas hal ini berdasarkan observasi dan
kemudian ditegur gurunya, subyek mau taat wawancara dengan guru-guru di sekolah dan
kembali ke tempat duduk namun berjalan orang tua di rumah.
sambil memukul temannya. Terapis Setelah CSP, subyek melakukan
memberikan sanksi time out, subyek mau aktivitasnya tanpa perlakuan apapun selama
duduk diam dan berpikir, kemudian dia satu bulan. Kemudian dilakukan follow up
berkata,” Sudah bu, aku tahu... aku tidak dengan mengambil skor Skala Rating
boleh jalan-jalan kalau pelajaran, aku harus Inatensi dalam proses belajar di sekolah
belajar baik ya... tidak boleh memukul selama dua minggu. Hasil yang diperoleh
temanku.” Subyek dapat mengungkapkan sangat menggembirakan, karena perilaku
dengan benar apa saja kesalahannya serta inatensi subyek mengalami penurunan, yang
dapat mengatakan perilaku yang seharusnya artinya Caregiver Skill Program (CSP)
dilakukan. Demikian juga berdasarkan dapat mereduksi inatensi pada anak ADHD.
wawancara dengan guru dan orangtua, Hal ini dapat dilihat dari hasil pengisian
subyek menjadi lebih baik perilakunya, mau Skala Rating Inatensi, wawancara dengan
menurut dan kooperatif. orangtua dan guru, serta observasi di
Setelah pelatihan kognitif, orangtua sekolah, dimana subyek lebih sering
yang sebelumnya juga sudah diberikan mengerjakan pekerjaan rumahnya tanpa
pelatihan melakukan penerapan CSP di disuruh orangtuanya, di kelas subyek lebih
rumah. Tugas utama orangtua adalah memperhatikan pelajaran dan bila mulai
pendampingan anak di rumah (parent home- terganggu perhatiannya saat di kelas, subyek
based management) dan mengingatkan mau taat ketika diingatkan oleh guru,
subyek untuk tetap dapat memusatkan sehingga hampir semua tugas yang
perhatiannya di sekolah. Apabila subyek diberikan pada subyek dapat
melakukan perilaku inatensi, maka subyek diselesaikannya. Subyek tidak lagi banyak
harus menjalani time out. Ibu berperan aktif berkeluh kesah tentang sulitnya tugas yang
dalam time out sebagai supervisor, sehingga harus dikerjakannya, tetapi mau
ketegasan dan konsistensi dibutuhkan dalam mengerjakan dengan perhatian dan terus
perlakuan pada subyek. Selama dua minggu menerus, bahkan jarang sekali terlihat
-98-
Penerapan “Caregiver Skill Program” Untuk Mereduksi Inatensi Pada Anak ADHD (Alice Z)
subyek berpindah aktivitas lainnya tanpa cara berpikir subyek, sehingga subyek mulai
menyelesaikan. Subyek sudah mulai jarang belajar berpikir dengan benar sebelum
kehilangan alat-alat tulisnya dan barangnya berperilaku. Kemampuan berpikir dan
yang lain, karena setiapkali selesai memecahkan masalah yang sudah diperoleh
menggunakannya, subyek mau subyek selama pelatihan kognitif menjadi
menyimpannya sendiri. Subyek juga sudah tetap bertahan pada saat dilakukan
mulai dapat mengatur beberapa tugas dan pendampingan orangtua di rumah (parent
kegiatannya, meskipun kadang-kadang home-based management) dengan
masih harus diingatkan. Subyek cukup patuh penerapan CSP. Sesuai dengan CSP,
kepada guru dan orangtuanya, hal ini orangtua memberikan reinforcement positif
ditunjukkan dengan kepatuhannya dalam berupa pujian dan reinforcement negatif
mengikuti perintah. Perilaku yang tampak berupa time out kepada subyek. Berdasarkan
berubah juga dapat dilihat ketika mengikuti penelitian ini, CSP yang menggunakan teori
upacara di sekolah, subyek lebih tenang dan dasar dari Cognitive-Behavioral Therapy
mengikuti dengan baik. menunjukkan bahwa inatensi pada subyek
Pada penelitian ini, perilaku yang dapat tereduksi.
hendak direduksi adalah inatensi pada anak Dari hasil ke-13 item pada Skala
ADHD. Mengacu pada penelitian Rating Inatensi, ada 7 (tujuh) item yang
sebelumnya yang dilakukan oleh Stein konsisten perubahan atau penurunannya,
(1999) bahwa perilaku inatensi dapat yaitu : item mudah terganggu, sulit untuk
direduksi. Maka hasil pada penelitian memusatkan perhatian terhadap tugas secara
sebelumnya sama dengan penelitian yang terus menerus, sulit untuk mengikuti
dilakukan pada saat ini, keadaan subyek perintah, sering berpindah dari satu aktivitas
sebelum mendapat perlakuan memiliki ke aktivitas lainnya tanpa menyelesaikan,
inatensi tinggi, setelah mendapatkan tidak mendengarkan lawan bicara, tidak
perlakuan dengan CSP, maka hasilnya menatap lawan bicara saat diajak bicara
inatensi pada subyek dapat tereduksi, yang secara langsung, tidak dapat tenang pada
artinya subyek menjadi lebih dapat keadaan tertentu Disamping itu, ada 6
memusatkan perhatiannya terutama dalam (enam) item yang penurunannya tidak
proses belajar di sekolah. Pelatihan kognitif konsisten, sehingga kecenderungan
dengan STOP THINK DO dapat mengubah perubahannya belum dapat diprediksi secara
-99-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 2 No. 2, Mei 2011
pasti, yaitu : item tidak mengerjakan Demikian juga sikap orangtua menjadi lebih
pekerjaan rumah, tidak mengerjakan tugas positif yaitu orangtua menjadi lebih
sampai akhir atau selesai, mudah menyerah perhatian pada anaknya.
dalam mengerjakan tugas, tidak bisa
menyimpan barangnya sendiri, kesulitan Daftar Pustaka
mengatur tugas-tugas dan kegiatan, American Psychiatric Ass. (1994).
Diagnostic and Statistical Manual of
menghilangkan sesuatu yang penting untuk
Mental Disorder (fourth ed).
tugasnya. Item yang penurunannya tidak Washington : DC / APA
konsisten merupakan item-item yang lebih
Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan
berkaitan dengan tanggungjawab terhadap Validitas. cetakan pertama, edisi
kelima. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
tugas atau benda, sehingga keterlibatan
Offset.
lingkungan subyek secara aktif masih
Barkley, R. A. (2002). Psychosocial
diperlukan dalam pendampingan.
Treatments for Attention Deficit /
Peneliti menyadari bahwa penelitian Hyperactivity Disorder in Children.
Journal Clinical Psychiatry, 63,
ini tentu saja tidak terlepas dari kelemahan-
36 – 43.
kelemahan. Kelemahan dalam penelitian ini
Ekowarni, E. (1998). Beberapa Teknik
terjadi karena peneliti hanya menggunakan
Melatih Anak Hiperaktif dalam
satu subyek sehingga skor-skor yang Semiloka Mengenal dan
Membimbing Anak Hiperaktif.
diperoleh tidak dapat dibandingkan dengan
Semarang: P2GPA.
yang lain.
Evans, S. W., Schultz, B. K., Sadler, J.
M. (2008). Psychosocial
Kesimpulan Interventions Used to Treat
Children with ADHD : Safety
Berdasarkan hasil dan diskusi, dapat
and Efficacy. Journal of
disimpulkan bahwa inatensi dapat Psychosocial Nursing & Mental
Services, 46, 49-57.
diturunkan dengan Caregiver Skill Program
(CSP). Penelitian terbukti efektif meskipun Harbert, Barlow, Hersen, & Austin.
(1984). Single Case Experimental
dilakukan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan,
Designs dalam Strategies for
hal ini dikarenakan keterlibatan orangtua Studying Behavior Change.
Pergamon Press.
secara intensif pada waktu yang relatif
singkat sehingga dalam menerapkan Hartono, B. (1998). Pokok-pokok Dalam
Mengenal Anak Hiperaktif dalam
program ini di rumah menjadi konsisten.
Semiloka Mengenal dan
-100-
Penerapan “Caregiver Skill Program” Untuk Mereduksi Inatensi Pada Anak ADHD (Alice Z)
-101-