DI SUSUN OLEH :
Rini Malau (188110163)
Said Fadillah Akbar (188110015)
Barita Edward (188110045)
Mohammad Irvan (18811 )
Frandika R Nasution (188110089)
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
TAHUN AKADEMIK
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Lapisan
Perkerasan Lentur” dengan baik. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Bahan Kosnstuksi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Penulis menyadari dalam penyusunan
laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurang sempurnaan, maka kritik dan saran yang
konstruktif dari semua pihak, akan penulis terima dengan senang hati untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
semua pihak yang membutuhkan serta dapat menjadi sumber inspirasi untuk kedepan
nantinya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
3.2. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . 10
.DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
.
1. Untuk mengetahui penyusun lapisan perkerasan lentur.
2. Untuk mengetahui fungsi lapisan perkerasan lentur.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai antara lain
adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja.
Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain adalah aspal, semen dan tanah liat.
dibedakan atas :
dasar.
beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasat dengan atau
tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh
pelat beton.
perkerasan lentur.
Perbedaan utama antara perkerasan kaku dan lentur diberikan pada tabel 2.1 di
bawah ini.
2
Tabel 2.1. Perbedaan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku
bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Aspal itu
sendiri adalah material berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang
berbentuk padat sampai agak padat. Jika aspal dipanaskan sampai suatu
temperatur tertentu, aspal dapat menjadi lunak / cair sehingga dapat membungkus
partikel agregat pada waktu pembuatan aspal beton. Jika temperatur mulai turun,
aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat termoplastis).
Sifat aspal berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku dan rapuh
sehingga daya adhesinya terhadap partikel agregat akan berkurang. Perubahan ini
dapat diatasi / dikurangi jika sifat-sifat aspal dikuasai dan dilakukan langkah-
menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan yang ada dibawahnya,
3
sehingga beban yang diterima oleh tanah dasar lebih kecil dari beban yang
diterima oleh lapisan permukaan dan lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.
Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya. Lapisan yang
biasanya kita pijak, atau lapisan yang bersentuhan langsung dengan ban kendaraan.
4
Jenis lapis permukaan yang umum digunakan di Indonesia antara lain :
1. Lapisan bersifat nonstruktural, berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air.
Aspal campuran panas (Hot Mix) dengan jenis A TB, A TS8, HRS, HRSS I
AC
Aspal campuran dingin (Cold Mix) dengan jenis slurry seal, DGEM, OGEM
dan Macadam Emulsion
Burtu (laburan aspal satu lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam,
dengan tebal maksimum 2 cm
Burda (laburan aspal dua lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan
dengan tebal padat maksimum 3,5 cm
Latasir (lapis tipis aspal pasir), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar dan
dipadatkan pada suhu tertentu dengan tebal padat 1 – 2 cm
Buras (laburan aspal), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan
aspal taburan pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8 inch
Latasbum (lapis tipis asbuton murni), merupakan lapis penutup yang terdiri
dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan perbandingan tertentu
yang dicampur secara dingin dengan tebal padat maksimum 1 cm
Lataston (lapis tipis aspal beton), dikenal dengan hot rolled sheet (HRS)
merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat
bergradasi timpang, mineral pengisi (filler) dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
Tebal padat antara 2,5 – 3,0 cm
5
2. Lapisan bersifat struktural, berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan
menyebarkan beban roda kendaraan.
Penetrasi Macadam (Lapen), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari
agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang
diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis
demi lapis. Di atas lapen ini biasanya diberi laburan aspal dengan agregat
penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat bervariasi antara 4 – 10 cm.
Lasbutag, merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari
campuran antara agregat, asbuton dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar
dan dipadatkan secara dingin. Tebal pada tiap lapisannya antara 3 – 5 cm.
Laston (Lapis aspal beton), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan
yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi
menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu.
1. Agregat bergradasi baik, dapat dibagi atas batu pecah kelas A, batu pecah
kelas B dan batu pecah kelas C. Batu pecah kelas A mempunyai gradasi
6
yang lebih kasar dari batu pecah kelas B, dan batu pecah kelas B lebih
kasar dari batu pecah kelas C. Kriteria dari masing-masing jenis lapisan di
atas dapat diperoleh pada spesifikasi yang diberikan.
Sebagai contoh diberikan persyaratan gradasi dari lapisan pondasi atas
kelas B.
Lapis pondasi kelas B terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah atau batu pecah
dengan berat jenis yang seragam dengan pasir, lanau atau lempung dengan persyaratan
di bawah ini :
1,5” 100
1” 60 – 100
0,75 55 – 85
No. 4 35 – 60
No. 10 25 – 50
No. 40 15 – 30
No. 200 8 - 15
Partikel yang mempunyai diameter kurang dari 0,02 mm harus tidak lebih
dari 3% dari berat total contoh bahan yang diuji.
2. Pondasi Macadam
3. Pondasi Telford
4. Penetrasi Macadam (Lapen)
5. Aspal Beton Pondasi (Asphal Concrete Base / Asphalt Treated Base)
6. Stabilisasi, yang terdiri dari :
Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated Base)
Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated Base)
Stabilisasi agregat dengan aspal (Asphalt Treated Base)
7
2.2.3. Lapis Pondasi Bawah (Sub-Base Course)
Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar
dinamakan lapis pondasi bawah (sub-base course) yang berfungsi sebagai :
Dimana :
D15 : diameter nutir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 15%
D85 : diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 85%
8
Stabilisasi tanah dengan semen ( Soil Cement Stabilization)
Stabilisasi tanah dengan kapur (Soil Lime Stabilization)
sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Dalam pedoman ini diperkenalkan
modulus resilien (MR) sebagai parameter tanah dasar yang digunakan dalam
perencanaan Modulus resilien (MR) tanah dasar juga dapat diperkirakan dari CBR
standar dan hasil atau nilai tes soil index. Korelasi Modulus Resilien dengan nilai
CBR (Heukelom & Klomp) berikut ini dapat digunakan untuk tanah berbutir halus
(fine-grained soil) dengan nilai CBR terendam 10 atau lebih kecil. MR (psi) =
1.500 x CBR
• Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar
air.
• Daya dukung tanah tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti pada
daerah dan jenis tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya, atau
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan
saran sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://cremonagalerie.blogspot.com/2012/04/teknik-perkerasan-jalan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_jalan_raya_2.html
http://www.scribd.com/doc/91782999/perkerasan-kaku
11