Anda di halaman 1dari 5

ada dua mata yang tidak akan pernah tersentuh panasnya neraka, yaitu mata yang menangis

karena takut kepada-Nya, dan mata yang selalu terjaga karena berjuang dijalan Allah SWT."

Di antara semua ke-tha’at-an y

MAY

20

Enam Hal yang Dirahasiakan ALLAH oleh Rahasia Ketajaman Mata


Hati pada 29 Agustus 2010 jam 6:22
~Enam Hal yang Dirahasiakan ALLAH~

“ALLAH Ta’ala meletakkan dengan rahasia enam hal pada enam perkara, yaitu:

1. ALLAH merahasiakan ridla-NYA di antara ke-tha’at-an hamba.

Di antara semua ke-tha’at-an yang hamba lakukan, DIA letakkan ridla-NYA pada hamba tersebut
secara rahasia agar setiap hamba bersungguh-sungguh menjalankan ke-tha’at-an. Maka, tidak
sepantasnya engkau remehkan mengerjakan ke-tha’at-an yang (tampak) kecil, siapa tahu di situ
ALLAH letakkan ridla-NYA padamu).Sayidina Umar ra adalah Mukmin yang dahsyat menjalani
ke-tha’at-an kepada ALLAH. Beliau adalah Sahabat Nabi saw. Kokoh dalam iman. Hidup zuhud.
Dipilih kemudian menjadi khalifah, beliau memimpin dengan ‘adil. Berkata dengan benar, bahkan
Nabi saw bersabda (menjamin) setiap ucapan Umar ra pasti benar.

Sangat cerdas. Nabi saw bersabda bahwa Umar dikaruniai ALLAH bisa tahu ayat (tertentu)
Qur’an bakal turun. Setelah wafat, beliau hadir dalam mimpi para Sahabat dan mengabarkan
betapa ALLAH meridlainya karena pernah membelas-kasihi seekor burung pipit yang lemah.

Imam Ghazali adalah ulama besar penghidup ilmu agama dan Hujjatul Islam. Baliau sangat kuat
mengerjakan ke-tha’at-an kepada ALLAH. Beliau (berkat dikaruniai ALLAH mampu “melipat
waktu”) dalam sehari menunaikan ribuan shalat sunah dan mengkhatamkan Qur’an ditambah
kesibukan menulis kitab. Diriwayatkan, setelah Imam Ghazali wafat, ALLAH ridlo kepada beliau
lantaran amal kebajikan menahankan diri mencelupkan pena ke dalam tinta hingga seekor lalat
bisa berkecukupan mereguk tinta yang beliau pakai menulis kitab.

Demikianlah bila ALLAH meridlai seorang hamba. ALLAH letakkan secara rahasia di antara
sekian ke-tha’at-an ke-tha’at-an yang hamba itu kerjakan hingga ke-tha’at-an yang (tampak)
kecil. Ribuan ke-tha’atan telah dikerjakan Sayidina Umar ra atau Imam Ghazali, namun ALLAH
justru mengaruniai ridla-NYA atas ke-tha’at-an yang (tampak) remeh hamba.

Ke-tha’at-an kecil laksana pemantik api. Ke-tha’at-an yang besar-besar bagai bensin. Pemantik
api menyalakan bensin hingga mesin pun bergerak. Bila tak ada bensin, pemantik bakal sia-sia
saja memercikkan api karena tak beroleh apa pun. Sebaliknya, bila bensin tersedia banyak
namun pemantiknya tidak ada maka bensin yang banyak tadi tidak akan menyala menggerakkan
mesin.

Ke-tha’at-an yang besar dan ke-tha’at-an yang kecil/remeh, keduanya sekaligus mesti
dikerjakan. Andai Sayidina Umar ra atau Imam Ghazali tidak (meski mustahil) mengerjakan ke-
tha’at-an ke-tha’at-an yang besar-besar kepada ALLAH niscaya DIA tidak akan
menganugerahkan ridla-NYA (dengan ridla yang DIA letakkan atas ke-tha’at-an yang kecil).

Ridla kepada hamba DIA letakkan atas ke-tha’at-an tertentu di antara ke-tha’at-an ke-tha’at-an
(besar atau kecil) yang hamba itu kerjakan. Ridla ALLAH juga diberikan berbeda antara hamba
satu dengan hamba yang lain. Ketahuilah, surga memiliki banyak pintu masuk (ada pintu shalat,
zakat, puasa, haji, berbelas kasih, jihad, mengaji ilmu agama, jujur dan ribuan pintu lainnya).
Setiap pintu masuk surga tersebut diperuntukkan bagi rombongan hamba menurut ke-tha’at-an
masing-masing yang diridlai ALLAH.

2. Allah menyembunyikan murka-Nya dalam kemaksiatan seorang hamba-Nya.

Tujuannya adalah agar hamba-hamba-Nya selalu berupaya dengan seluruh daya dan upaya
meninggalkan kemaksiatan dan takut terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan itu. Meskipun
kemaksiatan itu hanyalah kemaksiatan yang sangat kecil, karena bisa saja dengan kemaksiatan
yang sangat kecil itu justru terdapat murka Allah SwT. Memang dalam beberapa kasus Allah
SwT menampakkan kemurkaan-Nya, seperti orang yang sedang mabuk tiba-tiba tersambar petir
padahal tidak ada hujan dan cuaca yang cerah. Atau ketika sedang bermesraan dengan bukan
pasangan yang dihalalkan tiba-tiba meninggal dunia. Namun, kasus-kasus seperti itu hanyalah
sebagian kecil saja dan mayoritas kemurkaan Allah SwT dirahasiakan oleh Allah SwT.

3. Allah SwT menyembunyikan kapan Malam Lailatul Qadar muncul di bulan Ramadhan.

Dengan merahasiakan datangnya Malam Lailatu Qadar ini diharapkan dapat memberikan
semangat kepada orang-orang yang beriman untuk selalu menghidupkan bulan Ramadhan baik
siang maupun malam selama satu bulan penuh, agar dapat melahirkan ketakwaan dalam diri
sesuai dengan tujuan pelaksanaan puasa Ramadhan (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Kerahasiaan
Malam Lailatul Qadar ini memang cukup beralasan, karena nilainya lebih baik dari 1000 bulan
atau setara dengan 83 tahun 4 bulan (QS. Al-Qadr [97]: 1-5).

4. Allah SwT menyembunyikan keberadaan para wali di antara manusia.

Agar setiap orang selalu menghormati orang lain dan tidak mudah meremehkan orang lain
karena status sosial yang disandangnya. Siapa tahu, orang yang diremehkan itu adalah wali
Allah SwT.

5. Allah SwT menyembunyikan kapan datangnya kematian kepada seseorang.

Sebenarnya ini merupakan sebuah cara agar manusia selalu mempersiapkan diri untuk
menghadapi kematian dengan selalu taat beribadah kepada Allah SwT dan melaksanakan
sunnah Rasulullah Saw. Namun, masih banyak yang melupakan persiapan menyambut
kedatangan maut yang pasti akan menjemput. Buktinya, masih banyak yang bermaksiat kepada
Allah SwT dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Korupsi merajalela, perselingkuhan,
perzinahan, mabuk-mabukkan, mencuri, meninggalkan shalat lima waktu, tidak mengeluarkan
zakat, tidak mau berpuasa Ramadhan dan kemaksiatan lainnya yang dapat dengan jelas kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita. Mudah-mudahan kita termasuk golongan
yang mempersiapkan kedatangan kematian itu.

6. perkara yang dirahasiakan oleh Allah SwT yang keenam adalah ash-shalatul wustha
(shalat yang paling utama) dalam shalat lima waktu. Supaya setiap orang muslim senantiasa
memelihara shalat lima waktunya dengan baik.

Pada intinya semua perkara yang dirahasiakan oleh Allah SwT bertujuan agar hamba-Nya selalu
berupaya untuk beribadah kepada Allah SwT, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya tanpa terkecuali. Dan tentunya disempurnakan dengan mengikuti dan
melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Mudah-mudahan dapat menambah keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah SwT. Amiiin ya Rabbal ‘Alamiin.

Rahasia Ketajaman Mata Hati (Mukasyafatul Qulub)


Mata hati adalah sebuah panca indera yang tidak dapat
dikategorikan dalam panca indera, karena mata hati adalah
indera keenam atau ketujuh, atau keseratus dari indra yang
ada ditubuh manusia (kita hanya mengenal lima panca indra
yang diantaranya, penciuman, perasa, peraba, penglihatan,
pendengaran) tapi tahukah anda bahwa sebenarnya kita
memiliki lebih dari itu karena Allah SWT telah menciptakan
mahklukNya yang begitu sempurna sehingga kalau kita
mengumpulkan seluruh mahluk yang ada di bumi dan di
langit yang semuanya terbaik dalam bidangnya masing-
masing. Dan bila disuruh membuat ciptaan Allah SWT satu
saja dari mahlukNya seekor nyamuk saja saya yakin tidak
akan mungkin sesempurna ciptaan Allah SWT sang Maha
Pencipta.

Apabila engkau ingin melihat Allah dengan matahati keimanan dan keyakinan sepanjang waktu, maka engkau
harus senantiasa bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan ridha terhadap ketentuan-ketentuan-Nya.

"Dan nikmat apa saja yang datang kepadamu, maka dari Allah-lah(datangnya), dan bila kamu ditimpa
kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu memohon pertolongan." (QS. An-Nahl: 53)

Apabila engkau inginkan suatu pergantian yang jauh dan dirimu atau darimu, maka sembahlah Allah atas dasar
kecintaan, bukan atas dasar perniagaan (ingin balasan pahala atau takut neraka), juga atas dasar ma 'rifat melalui
pengagungan dan mawas diri.

Bashirah (matahati) itu seperti mata indera, manakala ada sesuatu yang jatuh pada mata itu, akan terganggu
pandangannya walaupun tidak sampai membutakan. Suatu bisikan buruk bisa mengaburkan pandangan hati dan
mengotori pikiran. Sementara keinginan pada keburukan itu akan menghapus kebajikan Manakala seseorang
melakukan tindakan seperti itu, pemiliknya akan kehilangan andil dalam Islam yang dimilikinya karena hasrat
mendatangkan kontranya.

Apabila keburukan itu terus menerus menetap andil Islamnya akan runtuh satu persatu. Apabila kenyataan
demikian menimpa para imam agama dan para pemimpin dhalim, mereka akan sangat mencintai dunia dan
kedudukan duniawi, disbanding akhirat. pada saat demikian itu, hilanglah seluruh ke-lslamannya.

Karena itulah engkau jangan tertipu oleh indikasi yang bersifat lahiriah. Sebab indikator seperti itu tidak
memiliki ruh. Sedangkan Ruhul Islam adalah mencintai Allah dan Rasulnya, serta mencintai akhirat, dan
mencintai hamba-hamba-Nya yang saleh. Pusat segala sesuatu dalam sifat-sifat adalah terpusatnya ketika
wujudnya belum ada. Lalu lihatlah, apakah engkau melihat mata, di mana? Atau engkau melihat jagad ini ada,
bahkan apakah engkau melihat suatu perkara itu cacat? begitu pula setelah semua itu ada.

Kebutaan matahati itu dalam tiga hal:


Pertama, mengarahkan fisik ini pada perbuatan maksiat kepada Allah.
Kedua, bermain-main dalam ketaatan kepada Allah, dan
Ketiga, tamak terhadap makhiuk Allah. Siapa saja yang mengaku memiliki matahati, sementara ada satu unsur
dari ketiga unsur tersebut dalam dirinya, maka hatinya dihadapkan pada asumsi-asurnsi hawa nafsu dan waswas
syetan. (Sulthanul Auliya 'Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili)

Janganlah membuatmu ragu pada janji Allah, ketika doa yang dijanjikan ijabahnya oleh Allah itu tidak kunjung
tiba, walaupun, sangat jelas bahwa engkau yakin tibanya janji itu pada saat yang ditentukan. Hal demikian, agar
engkau tidak melukai matahatimu dan meredupkan cahaya rahasia batinmu.

Mata hati adalah kompilasi dari kelima panca indra yang dipadukan oleh kebenaran hakiki yang diberikan
sebagai fitrah sang Kholik, kita dapat merasakan suatu kebenaran dalam pandangan mata hati walaupun itu
harus berlawanan dengan public opinion dan kita wajib meyakininya walaupun berlawanan dengan kebanyakan
orang.

Kehidupan manusia tentu mempunyai tingkatan yang berbeda-beda. Ada orang-orang yang menjalani hidupnya
secara datar dan biasa. Namun ada pula orang-orang yang berjuang keras untuk menjalani kehidupan ini, karena
selalu berjuang melawan setiap cobaan yang ada di hadapan mereka. Jika dibandingkan, keduanya tentu
mempunyai kwalitas yang jauh berbeda.

Masalah yang menyelimuti kita tidak mungkin akan berakhir, jika kita tidak menghadapi dan menyelesaikan
masalah tersebut. Saat kita sudah yakin dan terbiasa menghadapi setiap masalah, sesungguhnya kita sendirilah
yang tahu tindakan apa yang harus dilakukan. “Sebuah mata hati itu akan semakin tajam, jika ia sering
digunakan. Dan sebenarnya pada saat itulah pertolongan Allah akan datang”.

Jangan Anda kira orang-orang yang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah mempunyai tingkatan
yang sama dengan orang lain. Mereka tentu berbeda. “Mereka itu tidak sama; di antara Ahli kitab itu ada
golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang
mereka juga bersujud (sembahyang). (Q.S Al Imran : 113).
Orang- orang yang selalu berdzikir di manapun dia berada dan mau mengorbankan waktu tidur mereka untuk
Tahajud akan senantiasa dibukakan mata hatinya untuk melihat dan membaca apa yang tersirat dibalik misteri
hidup ini. Karena pada keheningan malam terdapat berbagai macam hikmah, sehingga kita dapat mengenal dan
menjalin rahasia kedekatan yang lebih kepada Allah.

“Sultan Muhammad Al Fatih”, seseorang yang tegas bila berhadapan dengan musuh tapi lembut bila berhadapan
dengan rakyatnya. Ia bisa menaklukkan Konstatinopel saat berumur 21 tahun. Bukan karena jumlah pasukannya
yang banyak, namun karena ia mempunyai rahasia kedekatan dengan Allah. Pada keheningan malam, dia selalu
berkeliling untuk memastikan pasukan dan rakyatnya untuk melaksanakan shalat Tahajud serta bermunajat
penuh agar senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah.

“Nuruddin Mahmud Zanki”. Sejarah mencatatnya sebagai Penakluk keganasan pasukan salib. Bukan pula
karena ketangguhan pasukannya, tetapi karena ia mempunyai rahasia kedekatan dengan Allah. Rentetan
kemenangan yang diraihnya adalah karena doa dan sholat-sholat malam yang penuh kekhusyu’an. Seorang
ulama tersohor, Ibnu Katsir mengatakan, ”Nuruddin itu kecanduan sholat malam, banyak berpuasa, dan berjihad
dengan akidah yang benar”. Istrinya bernama Khotun binti Atabik. Dia adalah istri sholehah di hadapan
suaminya, terlebih lagi di hadapan Allah. Malam- malam mereka adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai
keimanan. Gemerisik dedaunan, desahan angin, dan tetesan air mata seakan menjadi pernak-pernik mereka
dalam sujud yang panjang. MasyaAllah…

“Maimun”, seorang budak yang miskin harta, hitam pekat. Lebih pekat dari malam-malam yang dilaluinya.
Hanya manusia biasa, namun Malik bin Dinar & Tsabit Al Bunani kagum padanya, lantaran do'anya yang
sangat makbul karena ia selalu mengisi malam demi malam dengan tetesan air mata dan taqarrub pada Allah.
Imam Ghazali pun menulis banyak rahasia kehidupan dalam bukunya yang berjudul Mukasyafatul Qulub
(Rahasia Ketajaman Mata Hati).

Lakukanlah berbagai macam amalan yang bisa membedakan kita dengan orang lain. “Jika ingin memperoleh
tingkatan orang-orang yang berbeda, maka lakukanlah amalan-amalan berbeda, yang jarang dilakukan oleh
orang lain”. Disaat orang-orang sibuk dengan urusan Dunia pada pagi harinya, maka luangkanlah sejenak waktu
anda untuk shalat dhuha, karena itulah kunci untuk membuka pertolongan Allah di siang harinya.

Pada saat orang-orang tidur terlelap pada 1/3 malam yang terakhir, maka bangunlah. Lakukan shalat Tahajud,
karena itu akan memperkuat ikatan hati kita kepada Allah dan menjaga kita dari berbagai macam bencana. Saat
melangkah di manapun Anda berada, maka hidupkan hati anda dengan senantiasa berdzikir kepada Allah,
karena itu dapat membersihkan hati kita. Ibarat sebuah kaca berdebu, jika selalu dibersihkan maka ia akan dapat
menerima tabir/ cahaya dari luar.

Seseorang yang dapat mengatasi setiap masalah yang ada, bukan karena ketangguhan yang ia miliki. Namun
karena ia telah mendapatkan kunci pertolongan dan rahasia kedekatan dengan Allah. Allah telah membukakan
tabir atau misteri dibalik masalah yang ia hadapi, sehingga ia sudah tahu apa yang harus dilakukan. Orang-orang
biasa, hanya mempunyai 5 panca indra. Namun bagi orang-orang yang senantiasa mendekakatkan dirinya
kepada Allah, maka ia akan dibukakan indra ke 6, yaitu “Ketajaman Mata Hati”.

Anda mungkin juga menyukai