Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman hematologi II

Nama: martha kafolakiding


Nim : 17 3145 453 120
Kelas : 17C

A. Eritrosit (sel darah merah)

Sel darah merah yang dikenal dengan istilah “Eritrosit” yang mana eritrosit
terdiri dari dua kata yaitu erythros yang berarti merah dan kata kytos artinya
ruang sel, jadi eritrosit adalah ruang sel merah atau sel darah merah , dalam
sel darah merah terdapat hemoglobin (warna merah) dan hematokrit (eritrosit
mudah) dan juga terdapat unsur heam atau unsur besi dimana unsur heam
inilah yang memberikan warna merah pada eritrosit atau yang dikenal
dengan hemoglobin adapun nilai normal hemaglobin pada manusia yaitu
pada laki-laki : 14-18 g/dl dan perempuan yaitu 12-16 g/dl yang terdapat
dalam eritrosit untuk nilai normal eritrosit pada laki-laki 4,5-6,0 juta/µl dan
perempuan yaitu 4,0-5,5 juta/µl
Membran eritrosit terdiri dari beberapa kandungan yaitu antara lain protein
sebanyak 50%, lemak sebanyak 40%, dan 10% karbohidrat dan juga terdiri
dari dua lapis lemak (lipid bilayer) proten membran integral dan suatu rangka
membran (sitoskeleton)
Anatomi atau morfologi eritrosit terdiri dari bentuknya bulat atau bikonkaf,
tidak memiliki inti sel, dan ukuran terdiri dari diameter 7,2-8,4 mikron, luas
120 mikron, volume 85 mikron dan eritrosit ini dihasilkan didalam hati, limfa,
dan sumsum tulang belakang, umur eritrosit 120 hari dan hemoglobin
mengandung unsur besi dan dalam hemoglobin terdapat 1 globin dan 1 hem
Adapun fungsi dari eritrosit yaitu untuk mengikat dan membawa oksigen (O2)
dan juga untuk mengikat dan mempermudah tranport karbondioksida (CO 2 )
Sintesis erirosit yaitu umur eritrosit 120 hari dan akan mati kemudian
menghasilkan destruksi dilimfa menjadi hemoglobin dimana yang terdiri dari
haem dan globin. Haem tersusun dari besi dan profirin dimana zat besi ini
yang akan digunakan untuk membentuk eritrosit baru tempat pembuatan sel
eritrosit yaitu sumsum tulang belakang, limfa dan hati.
B. Leukosit (sel darah putih)
Leukosit terdiri dari dua kata yaitu Leukos dan Kytos, dimana Leukos
yang artinya putih sedangkan Kytos artinya ruang jadi leukosit merupakan
sel darah putih, leukosit ini adalah salah satu komponen sel darah, leukosit
ini juga termasuk fagositik yang mana akan mengfagotosis atau membunuh
bakteri, virus, parasit dan jamur. Dan sebagai sistem kekebalan tubuh
dimana leukosit akan melawan penyakit infeksi dan benda asing yang masuk
kedalam tubuh. Dan sel leukosit ini memiliki inti sel dan dapat bergerak
secara amoeboid dan dapat menembus dinding kapiler/ diapedesis. Leukosit
merupakan seldarah yang mengandung inti, jumlah leukosit pada manusia
dewasa sebanyak 4000- 10000/ µl darah dan waktu lahir 15000- 25000/ µl
darah. adapun kelainan pada jumlah leukosit yang dikenal dengan istilah
leukopenia yang mana jumlah leukosit kurang dari nilai normal dan
leukositosis yaitu jumlah leukosit lebih dari nilai normal dan contoh penyakit
pada leukopenia yaitu HIV jika orang mengalami penyakit ini maka Dilihat
dalam mikroskop cahaya maka, SDP mempunyai granula spesifik (granulosit)
dalam sitoplasma dan memiliki bentuk ini yang bervariasi sedangkan contoh
penyakit pada leukositosis yaitu leukimia atau kanker darah.
Leukosit sebagai fungsi kekebalan tubuh terbagi atas dua bagian yaitu
leukosit yang bergranula dan leukosit yang tidak bergranula dimana leukosit
yang tidak bergranula terdiri atas dua jenis leukosit yaitu monosit dan limfosit
sedangkan leukosit yang bergranula terdiri dari tiga jenis leukosit yaitu
basofil, eosinofil dan neutrofil.
a. Neutrofil merupakan sebagai fungsi pertahanan terhadap bakteri, jamur
dan inflamasi dan sebagai pertahanan pertama terhadap infeksi bakteri
dan merupakan jenis leukosit yang paling banyak terdapat dalam darah,
jenis leukosit ini hidup dalam darah kurang dari satu hari (6 jam)
sedangkan dalam jaringan hidupnya selama 1-2 hari. neutrofil memiliki
inti dimana dalam inti terdapat beberapa segmen 2-5 atau lobus yang
dihubungikan oleh filamen kromatin dan jika dilihat maka sitoplasmanya
terlihat transparan dan granula terlihat berwarna lembayung.
b. Esinofil merupakan jenis leukosit yang mengandung 1 inti, 2 lobus,
eosinofil ini berhubungan dengan infeksi parasit, granula sitoplasma
berwana merah cerah (eosin), memiliki respon kemotaktik(khas) yang
ditimbulkan pada perkembangan reaksi alergi dan sebagai fagositosis
dan dapat mematikan mikroorganisme tertentu,dan juga memiliki resptor
yang mengikat IgE, eosinofil dapat bertahan dalam sirkulasi selama 8-12
jam dan pada jaringan 8-12 hari tanpa adanya stimulasi.
c. Basofil merupakan jenis leukosit yang memberikan reaksi alergi dan
antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan
peradangan, basofil ini memiliki 1 inti 2 lobus yang umumnya berbentuk
huruf S dan garis tengahnya berukuran 12 µm ,Mengndung histamin
vasodilator yang meningkatkan aliran darah ke jaringan,
d. Limfosit berasal dari timus dan limfa, lebih umum dalam sistem limfa yang
mana terdiri dari 3 jenis yaitu sel B ,sel T dan sel NK, sitoplasmanya
sedikit, mengandung ribosom bebas, Dibentuk pada sistem limfa, tidak
bersifat fagositis, Limfosit B (sel B) menghasilkan antibody, Limfosit T
(sel T) terlibat dalam penarikan makrofag dan neutrofil ke tempat infeksi,
melepas agent toksik untuk membunuh benda asing atau sel mati, dan
membantu sel B menghasilkan antibodi. Monosit merupakan jenis
leukosit yang memiliki 2 fungsi utama dalam sistem kekebalan yaitu
1. Menambah jumlah makrofag dan sel dendritik pada daerah yang
normal
2. Merespon peradangan, monosit dapat bergerak cepat (sekitar 8-12
jam) ke daerah infeksi dan berdiferensiasi. Monosit beredar dalam
aliran darah 1-3 hari dan jaringan seluruh tubuh

C. Leukimia merupakan istilah untuk beberapa jenis penyakit yang berbeda


dengan menisfestasi patofisiologi yang berbeda. Di tandai dengan
adanya proliferasi sel-sel darah putih yang abnormal atau imatur. Ciri
khas sel leukimia yaitu kelainan poliferasi sel, kelainan sitogenik dan
morfologi sel, keggalan diferiensasi, abnormal biokimia sel.

Klasifikasi leukimia yaitu leukimia Akut. Leukimian akut terdiri dari


leukimia myeloid akut ( M0- M7) dan leukimia Limfoblastik ( L1-L3).
Leukimia kronik terdiri dari leukimia myeloid kronik dan leukimia
limfositik kronik. Leukimia Mieloblastik Akut ( LMA). LMA merupakan
salah satu penyakit akibat gangguan diferiensasi sel-sel progenitor dari
seri mieloid. Penyebab LMA tidak di ketahui pasti penyebab dari LMA,
ada beberapa faktor kemungkinan menjadi penyebab yaitu: kemoterapi
alkylating, Radiasi ionik, Sindrom down dan paparan benzena.
Leukimia Limfoblastik Akut ( LLA) merupakan penyakit akibat
poliferasi dan ekspansi seri limfoid yang imatur pada sumsum tulang. Pada
LLA sel yang mengalami imatur/abnormal yaitu limfosit. LLA paling banyak
pada anak-anak (80%) , 80% kasus LLA akibat limfosit B, sisanya akibat
limfosit T. Penyebab LLA sebagian besar tidak di ketahui. Penyebab faktor
keturunan dan sindroma predisposisi genetik lebih berhubungan dengan
LLA yang terjadi pada anak anak.
Leukimia myeloid kronik penyakit mieloproliferatif menahun .
gambaran klinis yaitu hipermetabolisme penurunan berat badan, kelelahan,
anoreksia atau keringat malam, anemia dan splenomegaly. Leukimia limfosit
kronik yaitu penyakit keganasan akibat adanya liumfosit kecil dalam darah
,sumsum tulang dan jaringan limfiosit. Gambaran klinis 25% penyakit ini
bersifat asimtomatik. Adanya pembesaran kelenjar getah bening ( tidak
sakit), penurunan berat badan, neutropenia, pendarahan dan splenomegaly.

C. Trombosit (pembekuan)

Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari


sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam
sirkulasi darah selama 10 hari. Dalam keadaan normal, jumlah trombosit
berkisar antara 200.000 sampai 500.000/µL. apabila jumlah trombosit
kurang dari nomal maka keadaan itu disebut trombositopenia.
Trombositopenia dapat menimbulkan perdarahan yang
berkepanjangan setelah trauma maupun perdarahan spontan seperti
purpura atau perdarahan mukosa. Berdasarkan uraian singkat di atas, maka
dipandang perlu untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan
perhitungan jumlah trombosit di dalam tubuh dan melakukan perbandingan
dengan nilai normalnya. Sebab-sebab Trombositopenia sekunder adalah
berbagai obat atau infeksi virus atau bakteri tertentu.
Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit diatas
3
400.000/mm dalam sirkulasi. Dan ini berkaitan dengan peningkatan risiko
trombosit dalam system pembuluh. Apabila terjadi berkepanjangan akan
mengalami memar dan perdarahan, karena trombosit habis terpakai.
Trombositosis dibagi menjadi dua yaitu:
a. Trombositosis primer
Trombositosis primer dapat terjadi pada polisitemia vera atau
leukemia abnormal sel megakariosit dalam sumsum tulang.
b. Trombositosis sekunder
Terjadi akibat infeksi, olahraga, ovulasi, dan stress atau kerja fisik
disertai pengeluaran trombosit dari pool cadangan ( dari limpa) atau saat
terjadinya peningkatan permintaan sumsum tulang seperti pada pendarahan
atau pada anemia hemolitik. Jumlah trombosit yang meningkat juga
ditemukan pada orang yang limpanya sudah dibuang dengan pembedahan.
Limpa adalah tempat penyimpanan dan penghancuran utama trombosit,
splenektomi tanpa disertai pengurangan pembentukan sumsum tulang juga
dapat menyebabkan trombositosis.Sifat-sifat Trombosit yaitu Mudah
pecah, Cenderung melekat pada permukaan asing, Mudah
menggumpal, Sukar dibedakan dari kotoran kecil.
Trombosit atau keping sel darah merupakan salah satu komponen darah
yang mempunyai fungsi utama dalam pembentukan darahTrombosit akan
bekerja dengan menutupi pembuluh darah yang rusak dan membentuk
benang-benangfibrin seperti jaring-jaring yang akan menutup kerusakan
tersebut. Trombosit manusia berukuran kecil dan berbentuk bulat, bentuk
dan ukuran trombosit tersebut memungkinkan trombosit masuk ke
pembuluh darah yang kecil dan mampu menempatkan diri pada lokasi yang
paling optimal dalam menjaga keutuhan pembuluh darah.
Trombosit dibentuk di dalam sumsum tulang dalam bentuk yang lebih
besar yang disebut dengan megakariosit (sel dengan inti yang besar),
kemudian mengalami pematangan menjadi trombosit yang tidak memiliki inti
sel lagi dan beredar di peredaran darah. Masa hidup trombosit dalam
peredaran darah kurang lebih 10 hari.
Bila kadar trombosit di bawah rentang normal (<150.000/mikroliter)
disebut dengan trombositopenia. Bila hanya nilai trombosit yang mengalami
penurunan, biasanya disebabkan oleh penyakit idiopatik
trombositopenia purpura (ITP), trombositopenia yang disebabkan oleh obat-
obatan tertentu, atau karena gangguan pembekuan darah di seluruh tubuh
akibat infeksi atau peradangan yang meluas. Bila trombositopenia diikuti
dengan penurunan nila normal komponen sel darah yang lain (sel darah
merah dan sel darah putih), perlu dicurigai adanya kegagalan sumsum
tulang dalam memproduksi seluruh komponen sel darah seperti pada
kanker darah yang akut (leukemia akut) atau kelainan dalam pembentukan
sumsum tulang (myelodysplasia).
D. Faktor pembekuan
Hemostasis adalah proses dimana darah daalm sistem sirkulasi
tergantung dari kontribusi dan interaksi dari 5 faktor, yaitu : dinding
pembulu darah, trombosit, faktor koagulasi, sistem fibrinolisis dan inhibitor.
Hemostasis bertujuan untuk menjaga agar darah tetap cair didalam arteri
dan vena, mencegah kehilangan darah karena luka, memperbaiki aliran
darah selama proses penyembuhan luka. Fibrinolisis adalah proses
penghancuran deposit fibrin oleh system fibrinolotik sehingga aliran darah
akan terbuka kembali. Sistem fibrinolitik merupakan system enzim
multikomponen yang menghasilkan pembentukan enzim aktif plasmin.
Plasmin menyebabkan degradasi fibrin, meningkatkan jumlah produk
degradasi fibrin yang terlarut. Sistem fibrinolitik terdiri dari tiga komponen
utama yaitu: Plasminogen, Aktivator plasminogen dan Inhibitor
plasmin.
Aktivasi plasminogen terjadi melalui 3 jalur yang berbeda yaitu:
1. Jalur instrinsik
Jalur instrinsik melibatkan F.XII, prekalikrein dan HMWK. Aktivasi
F.XII menjadi F.XIIa yang akan mengubah prekalikrein menjadi
kalikrein dengan adanya HMWK. Kaalikrein yang terbentuk akan
mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin, juga mengubah F.XII
menjadi F.XIIa.
2. Jalur ekstrinsik
Pada jalur ekstrinsik aktivator yang terdapat di dalam jaringan
atau endotel pembuluh darah akan dilepaskan ke dalam darah bila
terdapat amin vasoaktif dan protein C.
3. Jalur eksogen
Aktivator eksogen contohnya adalah urokinase yang dibentuk
ginjal dan dieksresi bersama urin, dan streptokinase yang
merupakan produk streptokokus beta hemolitikus.
Adapun Faktor yang mempengaruhi fibrinolisis yaitu
1. Usia
Proses fibrinolisis pada anak dan dewasa lebih cepat daripada orang
tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi
hati dapat mengganggu sintesis dari factor pembekuan darah.
2. Merokok
Merokok dapat menaikkan fibrinogen darah, menambah agregasi
trombosit, menaikkan hematokrit dan viskositas darah.
3. Aktivitas fisik
Pengaruh aktivitas fisik terhadap keseimbangan hemostasis pertama
kali diamati oleh John Hunter pada tahun 1794 dimana ia menemukan
darah hewan yang tidak membeku setelah lari jarak jauh. 150 tahun
kemudian dilakukan penelitian ilmiah oleh Bigss dkk pada tahun 1947
dimana ditemukan bahwa latihan fisik memacu aktivitas fibrinolisis darah
a. Faktor Pembekuan
Faktor pembekuan darah yang diaktifkan akan membentuk benang-
benang fibrin yang akan membuat sumbat trombosit menjadi non permeabel
sehingga perdarahan dapat dihentikan.
Proses hemostasis terjadi melalui tiga proses yaitu
1. Fase vascular Karena akibat dari adanya trauma pada pembuluh darah
maka respon yang pertama kali adalah respon dari vaskuler/kapiler
yaitu terjadinya kontraksi dari kapiler disertai dengan extra-vasasi dari
pembuluh darah, akibat dari extra vasasi ini akan memberikan tekanan
pada kapiler tersebut (adanya timbunan darah disekitar kapiler).
2. Fase Platelet/trombosit Pada saat terjadinya pengecilan lumen kapiler
(vasokontriksi) dan extra vasasi ada darah yang melalui permukaan
asar (jaringan kolagen) dengan akibatnya trombosit. Akibat dari
bertemunya trombosit dengan permukaan kasar maka trombosit
tersebut akan mengalami adhesi serta agregasi.Setelah terjadinya
adhesi maka dengan pengaruh ATP akan terjadilah agregasi yaitu
saling melekat dan desintegrasi sehingga terbentuklah suatu massa
yang melekat.

3. Fase koagulasi Fase ini terdiri dari tiga tahapan yaitu : Pembentukan
prothrombinase/prothrombin activator , Perubahan prothrombine
menjadi trombone dan Perubahan fibrinogen menjadi fibrin.

F.Anemia
Anemia merupakan suatu kondisi dimana kadar Hb atau hitung eritrosit
lebih rendah dari nilai normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl
dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada
wanita. Penyeban anemia pada umunya
yaitu Perdarahan, Kekurangan gizi seperti, zat besi, vitamin B 12 dan
asam folat, Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis,
empiema, dll, Kelainan darah, Ketidak sanggupan sumsum tulang
membentuk sel-sel darah dan Malabsorpsi.

Penyebab anemia pada kehamilan :

a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin


b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Patofisiologi
1. Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldesteron.
G.Trombosis
Trombosis ialah proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam
sistem vaskular(yaitu,pembuluh darah atau jantung) selama manusia masih
hidup.Koagulum darah dinamakan trombus.Akumulasi darah yang membeku diluar
sistem vaskular,tidak disebut sebagai trombus.Selain itu,bekuan yang terbentuk
didalam sistem kardiovaskular setelah manusia meninggal tidak dinamakan
trombus tetapi disebut bekuan postmortem. Aliran darah pada sirkulasi arteri
merupakan aliran dengan tekanandan kecepatan yang tinggi, dan arteri itu sendiri
berdinding agak tebal dan tidak mudah berubah bentuk.Karena alasan ini maka
penyebab tersering trombosis arteri adalah penyakit pada lapisan dan dinding
arteri, khususnya aterosklerosis.Pada sirkulasi vena, aliran darah nya merupakan
aliran bertekanan rendah dengan kecepatan yang relatif rendah.Vena berdinding
tipis sehingga mudah berubah bentuk oleh tekanan-tekanan dari luar.

Anda mungkin juga menyukai