Anda di halaman 1dari 4

II.

PRINSIP KETIDAK-PASTIAN HEISENBERG

Pendahuluan

1. Gelombang zat, atau gelombang pengarah, menjadi bagian khazanah ilmu fisika di
tahun 1925 dengan munculnya hpotesa (atau postulat) de Broglie.
Sebagaimana dijelaskan dalam bagian pertama dari catatan ini, hipotesa tentang
gelombang pengarah sangat diilhami oleh studi mengenai gerak elektron dalam atom
Bohr.
Gelombang Zat rang senantiasa menyertai gerak suatu zarah, melengkapkan
pandangan tentang dualisme zarah-gelombang. Dengan demikian perbedaan antara
cahaya dan zarah, atau lebih tegas lagi antara gelombang dan zarah, menjadi hilang.
Gelobang cahaya dapat berprilaku sebagai zarah, sedangkan zarah dapat berprilaku
sebagai gelombang.
Pandangan semacam itu sangat berbeda dengan persepsi manusia tentang gejala-
gejala fisik konkri yang dialaminya sehari-hari. Memang sejak awal abad ke-20 teori-
teori klasik mulai dipertanyakan kesahihannya untuk dipergunakan pada tingkat atom
dan sub-tom, tetapi makin jauh studi tentang gejala singkat berjalan makin
revolusioner pula konsep-konsepnya berkembang.
Revolusioner dalam arti menjungkir-balikkan pandangan para ilmuwan tentag dunia
fisik.

2. Satu tahun sesudah postulat de Broglie disebarluaskan, seorang ahli fisika dari Austria
yang bernama Erwin Schrödinger berhasil merumuskan suatu PERSAMAAN
DIFERENSIAL UMUM UNTUK GELOMBANG DE BROGLIE dan menunjukkan
pula kesahihannya untuk berbagai gerak elektron. Teori Planck tentang radiasi
thermal, teori Einstein tentang foton, teori Bohr tentang atom hidrogen, postulat de
Broglie tentang gelombang zat, bersama prinsip Heisenberg, dikenal sebagai teori
kuantum lama.
Dalam teori kuantum lama terkandung hampir semua landasan bagi suatu teori yang
dapat menguraikan perilaku sistem-sistem fisika pada tingkat atom dan sub-atom.
MELEPASKAN DIRI DARI KONSEP KLASIK TENTANG LINTASAN
3. Telah terlihat dalam pembahasan sebelum ini berbagai upaya yang harus ditempati
untuk dapat menempatkan gejala-gejala fisika yang diamati dalam suatu kerangka
konseptual.
Dalam menelaah radiasi thermal perlu dihipotesakan bahwa energi (osilator) itu
terkuantisasi; dalam menelaah efek foto-listrik dan efek Compton timbul hipotesa
bahwa cahaya itu terkuantisasi dan berprilaku sebagai zarah.
Teori Bohr mempostulatkan bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu elektron yayng
dalam gerakannya mengelilingi ini atom mengalami percepatan (sentrifugal) tidak
memancarkan radiasi elektromagnet.
Dan banyak hal lagi yang bersifat fundamental dalam daerah fisika klasik harus
ditinggalkan apabila dilanjuttkan untuk menemukan suatu kerangka konseptual yang
dapat menjadi landasan teoritik untuk gejala-gejala fisika tingkat atom dan sub-atom.

4. Salah satu yang perlu ditinjau lagi adalah pandangan klasik tentang lintasan.
Pandangan bahwa jalan yang ditempuh suatu benda dalam ruang dapat dilukiskan
sebagai uatu titik (titik pusat massa) yang menempuh suatu lintasan berupa garis.
Pandangan itu didasarkan pengalaman manusia sejak ia melempar tombaknya yang
pertama sampai pada saat dia mempelajari lintasan-lintasan yang ditempuh peluru-
peluru meriam, dan pengalaman lain lagi.
Pandangn tersebut tidak berkarat dalam otak manusia, dan makin diperkuat oleh
pengamatannya sehari-hari tentang perilaku benda-benda yang bergerak.
Demikian kuatnya pandangan itu berakar dalam benaknya sehingga dalam menelaah
gerak zarah dalam sistem tingkat atom besar kecendrungannya untuk juga berpegang
pada konsep lintasan klasik itu.
Pertanyaan sekarang adalah : APAKAH KONSEP KLASIK TENTANG LINTASAN
SUATU BENDA (ZARAH) DALAM RUANG MASIH TETAP DAPAT
DIPEGANG UNTUK MENELAAH SISTEM-SISTEM ATOM DAN SUB-ATOM ?

5. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu ditelaah terlebih dahulu kondisi yang
melingkupi suatu perangkat pengamatan lintasan uuntuk sistem fisika klasik (makro),
dan melihat apakah kondisi-kondisi tersebut dipenuhi oleh perangkat pengamatan
untuk suatu sistem atomik atau sub-atomik.
Andaikanlah bahwa ingin direkam lintasan yang ditempuh sebuah bola dalam ruang;
bola tersebut bergerak dibawah gaya gravitati bumi. Katakanlah bahwa gerak bola
tersebut diikuti dengan tiga buah kamera film yang merekam kedudukan boola
dengan sangat cepat. Dengan mnenmpatkan masing-masing kamera termaksud dalam
posisi yang tepat, maka lintasan bola tersebut dalam ruang dapat diketahui.
Bagaimanakah kedudukan bola tersebut terekam pada film ?
Secara fisika bola teramati karena cahay matahari (atau cahaya buatan) yang
dapntulkan oleh bola tersebut sampai pada film di dalam kamera. Pemantulan berarti
bahwa foton-foton yang bertumbuk dengan bola kemudian terhambur ke dalam sistem
kamera.
Karena momentum linier foton-foton tersebut sangat kecil apabila dibandingkan
dengan momentu linier bola, maka pengarah tembakannya dapat diabaikan. Lintasan
yang ditempuh bola tidak terganggu oleh sistem pengamatannya (arus foton dari
kamera).
Disini terlihat adanya dua sistem :
Pertama, sistem fisika yang diamati, yaitu bola yang bergerak dalam ruang
dibawah gaya gravitasi bumi.
Kedua, sistem pengamatan yang terdiri dari 3 kamera film dan sumber cahaya
Dalam susunan percobaan di atas kedua sistem tersebut tidak saling mempngaruhi
operasi masing-masing. Sistem peengamatan dan sistem yang diamati tidak saling
mempengaruhi.

6. Kita perhatikan sekarang suatu sistem mikro, dimana diamati lintasan elektron
lintasan elektron dibawah pengaruh medan gaya luar. Agar elekron tidak dipengaruhi
oleh kehadiran persamaan diferensial ini yang kemudian juga dikenal sebagai
persamaan gelombang Schrödinger membuka jalan ke arah perumusan suatu teori
mekanika kuantum yang komprehensip dan lebih formalistik.
Dalam tahun 1927, satu tahun sesudah Erwin Schrödinger merumuskan persamaan
gelombangnya, Heisenberg merumskan suatu prinsip yang sangat fundamental
sifatnya. Prinsip ini ddirumuskan pada waktu orang sibuk mempelajari persamaan
Schrödinger dan berusaha keras untuk dapat memahami maknanya.
Di tahun 1926 Heisenberg juga muncul dengan suatu cara baru untuk menerangkan
garis-garis spektrum yang dipancarkan oleh sistem atom. Pendekatannya sangat laiin
karena yang digunakannya adalah matrix. Hasil yang diperoleh dengan caranya ini
sama dengan apa yang diperoleh melalui persamaan Schrödinger.

7. Mekanika kuantumnya Heisenberg dinamakan mekanika matrix.


Prinsip Heisenberg atau prinsip ketidak-pastian, muncul disaat dua pendekatan
mekanika baru tampil, dan pada saat orang sibuk mencari makannya.
Secara kronologis prinsip Heisenberg muncul sesudah dirumuskannya persamaan
Schrödinger. Tetapi sebagai suatu prinsip teoritik hal itu merupakan suatu yang
fundamental, dan dapat disejajarkan dengan teori kuantum Einstein, postulat de
Broglie, postulat-postulat Bohr. Oleh karenanya maka dalam pembahasannya, prinsip
Heisenberg ditampilkan lebih dahulu dari persamaan Schrödinger.

8. Sifat atau perilaku gelombang dari sifat berkas elektron dapat juga ditunjukkan
melalui kembaran elektron yang menembus suatu lapis logam yanng sangat tipis.
Gamabarrr
Suatu berkas elektron dengan energi di daerah beberapa keV ditembakkan dalam
suatu cuplikan logam yang sangat tipis ?????. Elektron yang ???? pada suatu pelat
fotografi.
Pada pelat fotografi ini terlihat pola difraksi elektron.
Karena membuktikan adanya sifat atau perilaku gelombang ntuk elektron ini G.P.
Thomson, yang berhasil dengan prcobaan di atas, dan C.J. Davisson memperoleh
hadiah Nobel di tahun 1937.
G.P. Thomson adalah putra dari J.J. Thomson, ayahnya mendapat hadiah Nobel
karena menunjukkan elektron adalah sebuah zarah, sedangkan puteranya memperoleh
hadiah itu karena menunjukkan bahwa elektron adalah suatu gelombang.

Pentup
9. Dengan demikian lengkaplah ???? perilaku zarah dan gelombang. Dualisme zarah-
gelombang menyatakan bahwa ada beberapa gejala fisik dapat diterangkan dengan
mengannggap bahwa cahaya berperilaku sebagai gelombang, sedangkan beberapa
gejala fisik yang lain hanya dapat diterangkan dengan menganggap cahaya
berperilaku sebagai zarah; dan sebaliknya dengan zarah, yang dalam beberapa gejala
fisika harus dianggap berperilaku sebagai gelombang.

Anda mungkin juga menyukai