1. Terapi fibrinolitik
1
Fibrinolitik bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan
plasminogen untuk membentuk plasmin, yang mendegradasi fibrin dan
kemudian memecah trombus. Manfaat obat trombolitik untuk pengobatan
infark miokard telah diketahui dengan pasti. Yang termasuk dalam golongan
obat ini di antaranya streptokinase, urokinase, alteplase, dan anistreplase.
2
Hipotensi juga dapat terjadi dan biasanya dapat diatasi dengan menaikkan kaki
penderita saat berbaring, mengurangi kecepatan infus atau menghentikannya
sementara. Nyeri punggung telah dilaporkan. Perdarahan biasanya terbatas
pada tempat injeksi, tetapi dapat juga terjadi perdarahan intraserebral atau
perdarahan dari tempat-tempat lain. Jika terjadi perdarahan yang serius,
trombolitik harus dihentikan dan mungkin diperlukan pemberian faktor-faktor
koagulasi dan obat-obat antifibrinolitik (aprotinin atau asam traneksamat).
Streptokinase dan anistreplase dapat menyebabkan reaksi alergi dan
anafilaksis.
2. Heparin
3
Dosis heparin Larutan, suntikan, natrium: 1000 unit (500 ml), 2000 unit
(1000 mL), 25 000 unit (250 ml, 500 ml); 1000 unit/mL (1 mL, 10 mL, 30
mL); 2500 unit/mL (10 mL); 5000 unit/mL (1 mL, 10 mL); 10000 unit/mL (1
mL, 4 mL, 5 mL); 20 000 unit/mL (1 mL). Larutan, intravena, natrium: 10 000
unit (250ml), 12.500 unit (250 ml), 20 000 unit (500 ml), 25 000 unit (250 ml,
500 ml), 1 unit/mL (1 mL, 2 mL, 2,5 mL, 3 mL, 5 mL, 10 mL), 2 unit/mL (3
mL), 10 unit/mL (1 mL, 2 mL, 2,5 mL, 3 mL, 5 mL, 10 mL, 30 mL), 100
unit/mL (1 mL, 2 mL, 2,5 mL, 3 mL, 5 mL, 10 mL, 30 mL), 2000 unit/mL (5
mL). efek samping heparin mual, muntah, berkeringat, gatal-gatal, gatal,
kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau
merasa seperti Anda akan pingsan.
4
3. Nitrogliserin
Obat ini digunakan membuka pembuluh darah dan meningkatkan aliran
menuju otot jantung. Nitrogliserin secara efektif mengurangi
ketidaknyamanan dada iskemik, dan memiliki efek hemodinamik yang
bermanfaat. Efek fisiologi nitrat menyebabkan pengurangan LV dan ventrikel
kanan.
Berikan pasien 1 dosis tablet setiap 3-5 menit untuk gejala yang sedang
berlangsung jika dizinkan oleh medis dan tidak ada kontraindikasi. Dosis
dapat diulang dua kali (total 3 dosis). Berikan obat jika pasien tetap stabil
secara hemodinamik. (DARI BUKU ACLS) DOSIS KURANG LENGKAP
SAMA EFEK SAMPINGNYA KURANG
4. Morphine
Obat ini gunakan untuk ketidaknyamanan dada yang tidak responsif
terhadap subingual. Morphine adalah venodilator, jadi gunakan dosis yang
lebih kecil dan hati-hati memonitor respon fisiologis sebelum memberikan
dosis tambahan pada pasien. Berikan morphine dengan dosis 10 mg
parenteral, 30 mg untuk oral, serbuk morphine sulfat 30 mg dan 15 mg.
5
Efek yang timbulkan dari obat ini adalah mual dan muntah (Nurrochmad,
Masahiko, Narita dan Suzuki, 2004).
5. Aspirin
Aspirin adalah sebuah merk dagang dari asam salisilat yang pertama
diproduksi oleh Pabrik obat Bayer pada tahun 1899. Willow Bark (salix alba)
merupakan tumbuhan yang dikenal sebagai obat demam. Leroux berhasil
mengisolasi suatu glikosida yang pahit dari tumbuhan ini yang diberi nama
salicin. Tahun 1838, Piria membuat asam salisilat sari salicin yang digunakan
untuk obat penurun panas yang saat ini dikenal dengan merk dagang aspirin
(Kabo, 2008).
6
Dosis aspirin non-enterik 160-325 mg menyebabkan penghambatan segera
dan hampir total pada produksi tromboksan A dengan menghambat platelet
oycloorygenase. Gunakan supositorianaspirin dengan dosis 300 mg untuk
pasien dengan mual, muntah, penyakit tukak lambung aktif atau gangguan lain
pada salura Gi atas (BUKU ACLS). Efek samping yang ditimbulkan obat
aspirin adalah nyeri ulu hati dan perdarahan. Obat ini harus diminum dengan
makanan untuk mecegah nyeri ulu hati (Yahya, 2010).
Alteplase
7
dikarenakan pengaruh beberapa faktor seperti kondisi kesehatan pasien
saat ini, riwayat penyakit yang pernah di derita dan usia pasien.
Terdapat perbedaan dosis untuk Alteplase secara garis besar dibedakan
menjadi :
a) Infark Miocardial (Rejimen dipercepat)
Untuk mengawalinya injeksi akan diberikan sebanyak 15 mg
kemudian diikuti dengan infus 35 mg selama 60 menit. Sehingga
totalnya menjadi 100 mg selama kurang lebih 90 menit. Dosis
harus diturunkan jika diberikan pada pasien dengan berat badan
kurang dari 65kg.
b) Infark Miocardial atau Serangan Jantung (Rejimen Dosis 3 Jam)
Terapi awal diberikan dalam kurun waktu 6 sampai dengan 12
jam. Diberikan injeksi Intravena 10 mg kemudian diikuti dengan
infus Intravenda 50 mg selama 60 menit. Setelah itu dilakukan
infus intravena sebanyak 4 kali masing-masing 10 mg selama 30
menit. Sehingga totalnya mejadi 100 mg selama 3 jam. Pada pasien
dengan berat badan 65 kg maksimal dosis yang diberikan adalah
1,5 mg/kg.
c) Emboli Paru atau Pulmonary Embolism
Diberikan injeksi Intravena sebanyak 10 mg selama kurang
lebih 1 sampai dengan 2 menit. Kemudian diikuti dengan infus
intravena sebanyak 9 mg selama kurang lebih 2 jam. Pasien dengan
berat badan kurang dari 65 kg memiliki batas dosis maksimal
sebanyak 1,5 mg/kg.
d) Stroke Iskemik Akut
Nah, untuk satu ini, terapi yang diberikan harus dimulai dalam 3
jam. Meliputi Intraverna 900 mcg/kg bb yang berarti masimal 900
mg selama 60 menit. 10% dari dosis tersebut diberikan melalui
injeksi intravena (Untuk pasien Lansia). Sedangkan dosis ini tidak
berlaku atau tidak dianjurkan bagi pasien dengan usia 90 ke atas.
8
b. Efek Samping
a) Hematoma Superfisial (Ekimosis), Pendarahan Gingiva
b) Melaena, Hematuria
c) Hemoptisis, Epistaksis atau mimisan
d) Pendarahan Mata Perikardial
e) Ruam kulit
f) Urtikaria
g) Bronkospasme, Angioedema
h) Pireksia
i) Intrakranial
j) Retroperitoneal
k) Gangguan Saluran Pernafasan, Gangguan Saluran Pencernaan
l) Genitourinari
m) Angina Pektoris, Gagal Jantung
n) Edema Paru
o) Syok Kardiogenik
p) Jantung Berhenti
q) Reinfaction
r) Aritmia Reperfusi
s) Sepsis
t) Emboliasi Kolestrol
u) Hipotensi, Demam, Pusing
v) Pandangan Mengabur
w) Perubahan Warna dari Jari Tangan ataupun Kaki
x) Kebingungan
y) Sakit Dada
9
7. Labetalol
Labetalol (diberikan IV)
dikenal sebagai antihipertensi lini
kedua untuk mengobati hipertensi
parah pada wanita pre-eclampsia.
Obat ini biasanya dijadikan
sebagai cadangan bila target
tekanan darah tidak tercapai
dengan hidralazin.
Dosis :
15-20 mg (diberikan IV) dengan infus lambat selama 1-2 menit, kemudian
beri 20-80 mg (dengan bolus IV) dengan jarak 10 menit sampai efek yang
diinginkan tercapai.
Dosis maksimum: 300mg
Efek samping:
Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); efek
CV (gagal jantung, hipotermia, impotensi); Efek berturut-turut (bronchospasm
pada pasien yang rentan dan obat dengan kandungan beta1 harus digunakan
secara hati-hati pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare, konstipasi);
Efekmetabolik (bisa memproduksi hiper- atau hipoglikemia, perubahan pada
serum kolestrol & trigliserid.
10
8. Nicardipine
Pemberian reguler:
Dosis diberikan sebesar 10-20 mg melalui mulut (per oral), sebanyak 3 kali
sehari.
Dosis boleh ditambah hingga 20-40 mg melalui mulut (per oral), sebanyak
3 kali sehari.
Pemberian lanjutan:
Melalui mulut (per oral) 40 mg, sebanyak 2 kali sehari.
Efek samping:
Efek CV (depresi dari fungsi kardiak, hipotensi, gagal jantung yang
memburuk, edema, bradycardia); Efek GI (konstipasi); Efek CNS (sakit
kepala, pening).
HR mengatur kalsium antagonist (seperti Diltiazem, Gallopamil &
Verapamil); penguraian AV, AV block, bradycardia & gangguan batang sinus.
11
Interaksi singkat agen dihydropyridine harus dihindari karena memiliki
potensi mempertinggi risiko memburuknya keadaan jantung
https://health.detik.com/obat/d-1393439/nicardipine.
9. Enalaprilat
Enalapril termasuk kelompok obat yang dikenal sebagai Inhibitor ACE. Obat
ini bekerja dengan melonggarkan pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir
lebih mudah.
Dosis awal (tablet oral atau solusi): 5 mg diminum sekali sehari. Dosis
pemeliharaan (tablet oral atau solusi): 10-40 mg diminum per hari sebagai
dosis tunggal atau dalam 2 dosis yang terbagi.
12
Jika memungkinkan, penggunaan obat diuretik harus dihentikan 2-3 hari
sebelum memulai terapi menggunakan enalapril. Apabila dibutuhkan, terapi
diuretik tetap bisa berlanjut secara bertahap.
Dosis maksimum: Dosis lebih besar dari 0,58 mg/kg (40 mg) belum
dievaluasi pada pasien anak.
Efek samping:
13
- demam, menggigil, nyeri badan, gejala flu
- kulit pucat, mudah memar atau mengalami perdarahan
- detak jantung menjadi cepat atau tidak menentu
- kadar kalium tinggi (denyut jantung menjadi lambat, denyut nadi
lemah, lemah otot, merasa geli)
- sakit dada
- sakit kuning (pada kulit atau mata).
- batuk
- hilangnya sensitivitas peraba, kehilangan nafsu makan
- pusing, mengantuk, sakit kepala
- masalah tidur (insomnia)
- bibir kering
- mual, muntah, diare atau
- gatal-gatal ringan atau ruam
https://hellosehat.com/obat/enalapril/
10. nitroprusside
14
ini biasanya tidak dianjurkan selama kehamilan karena kekhawatiran efek
samping. Dosis tinggi tidak disarankan selama lebih dari sepuluh menit. Obat
ini bekerja dengan menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_nitroprusida
Dosis awal: 0.3-0.5 mcg/kg/menit. Boleh ditingkatkan dengan kenaikan
0.5 mcg/kg/menit. Sesuaikan dosis tergantung pada pengaruh hemodinamik
atau kemunculan sakit kepala atau mabuk. Dosis biasa: 3 mcg/kg/menit. Dosis
maksimum: 10 mcg/kg/menit. Penginfusan yang lebih cepat daripada 2
mcg/kg/menit menyebabkan cyanide yang lebih cepat dari yang bisa ditangani
pasien https://health.detik.com/obat/d-1417426/sodium-nitroprusside.
Dosis
Oral
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.
Infus
10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
15
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.
Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.
Oral:
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.
Infus
10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.
Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg sebagai dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.
Oral:
16
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.
Infus:
10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.
Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.
Oral:
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.
Infus:
10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.
Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.
17
- Dosis Furosemide Untuk Edema Paru
Oral:
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.
Infus:
10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.
Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.
Oral:
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.
Infus:
10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
18
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.
Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.
Oral:
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.
Infus:
10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.
Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.
19
Infus:
10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.
Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.
Efek samping:
- Berhenti gunakan Furosemide dan hubungi dokter jika Anda
mengalami efek samping serius seperti:
- Telinga berdenging, tuli
- Gatal, tidak napsu makan, urin berwarna gelap, bab dempul, sakit
kuning (kulit atau mata menguning)
- Nyeri hebat pada perut atas menyebar ke punggung, mual dan muntah
- Berat badan turun, nyeri badan, baal
- Bengkak, penambahan berat badan dengan cepat, lebih jarang atau
tidak buang air kecil
- Nyeri dada, batuk baru atau memburuk dengan demam, masalah
pernapasan
- Kulit pucat, memar, perdarahan yang tidak biasa, merasa seperti
melayang, denyut jantung cepat, sulit konsentrasi
- Rendah kalium (bingung, denyut jantung tidak teratur, rasa tidak
nyaman pada kaki, lemah otot atau rasa seperti pincang)
- Rendah kalsium (rasa geli di sekitar mulut, otot kencang atau
kontraksi, refleks berlebihan)
20
- Sakit kepala, sempoyongan, lemah atau sulit menelan
- Reaksi kulit hebat – demam, sakit tenggorokan, bengkak wajah atau
lidah, rasa terbakar pada mata Anda, nyeri kulit, diikuti ruam merah
atau ungu yang menyebar (khususnya pada wajah atau tubuh bagian
atas) dan menyebabkan lepuhan dan mengelupas
- Efek samping yang lebih ringan dari furosemide yaitu:
- Diare, sembelit, nyeri perut
- Pusing, sensasi berputar
- Gatal atau ruam ringan
21