Anda di halaman 1dari 21

OBAT-OBATAN YANG SERING DIGUNAKAN UNTUK RESUSITASI

1. Terapi fibrinolitik

Terapi fibrinolitik adalah modalitas pengobatan definitif untuk pasien


dengan STEMI yang dapat dilakukan dalam waktu 12 jam dari onset gejala
dan tidak memiliki kontraindikasi untuk penggunaannya. Terapi fibrinolitik
direkomendasikan untuk STEMI jika onset gejala telah dalam waktu 12 jam
presentasi dan PPCI tidak tersedia dalam waktu 90 menit pertama kontak
medis (Class I, LOE A). Sebelum menerima terapi fibrinolitik pasien terlebih
dahulu harus menjalani penapisan resiko penggunaan fibrinolitik baik absolute
maupun relative. Pasien dengan riwayat ICH, lesi cerebrovascullar, neoplasma
intracranial, CVA ischemic dalam 3 bulan terakhir, resiko ddiseksi aorta,
pendarahan aktif dan riwayat cidera kepala dalam 3 bulan terakhir tidak boleh
menerima terapi fibrinolitik. Sedangkan kontra indikasi relative meliputi
riwayat hipertensi, CVA ischemic lebih dari 3 bulan, CPR > 10 menit, operasi
mayor dalam 10 bulan terakhir, intestinal bleeding dalam 2–4 minggu
sebelumnya, terapi streptokinase > 5hari, kehamilan, peptic ulcer dan
penggunaan antikoagulan (Robert, et al., 2010).

1
Fibrinolitik bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan
plasminogen untuk membentuk plasmin, yang mendegradasi fibrin dan
kemudian memecah trombus. Manfaat obat trombolitik untuk pengobatan
infark miokard telah diketahui dengan pasti. Yang termasuk dalam golongan
obat ini di antaranya streptokinase, urokinase, alteplase, dan anistreplase.

Streptokinase dan alteplase telah diketahui dapat menurunkan angka


kematian. Reteplase dan tenekteplase juga disarankan untuk infark miokard;
keduanya diberikan secara injeksi intravena (tenekplase diberikan dengan
injeksi bolus). manfaat paling besar dirasakan oleh pasien dengan perubahan
pada hasil EKG berupa elevasi/peningkatan segmen ST (STEMI) (terutama
pada pasien infark anterior) dan pada pasien dengan bundle branch block.
Pasien tidak boleh menolak pengobatan dengan trombolitik berdasarkan
alasan usia saja karena angka kematian pada kelompok ini tinggi dan
penurunan risiko kematian sama dengan kelompok pasien yang lebih muda.

Streptokinase digunakan dalam pengobatan trombosis vena yang


mengancam jiwa, dan dalam embolisme paru. Pengobatan harus dimulai
dengan tepat. Alteplase, streptokinase, dan urokinase digunakan pada anak-
anak untuk melarutkan trombus intravaskuler dan untuk menormalkan blokade
occluded shunts dan kateter. Pengobatan sebaiknya dimulai sesegera mungkin
setelah terjadi pembekuan darah dan dihentikan apabila terdeteksi perbaikan
pada organ yang sakit, atau shunt atau kateter sudah tidak terblokade.

Keamanan dan efikasi pengobatan dengan menggunakan obat ini masih


belum dapat dipastikan, terutama pada neonatus. Obat fibrinolitik
kemungkinan hanya bermanfaat apabila oklusi arteri mengancam kerusakan
iskemik; antikoagulan mungkin dapat menghentikan bekuan darah menjadi
lebih besar. Alteplase merupakan fibrinolitik yang lebih disukai untuk
neonatus dan anak-anak. Risiko efek sampingnya termasuk reaksi alergi lebih
kecil.

Efek samping trombolitik terutama mual, muntah, dan perdarahan. Bila


trombolitik digunakan pada infark miokard, dapat terjadi aritmia reperfusi.

2
Hipotensi juga dapat terjadi dan biasanya dapat diatasi dengan menaikkan kaki
penderita saat berbaring, mengurangi kecepatan infus atau menghentikannya
sementara. Nyeri punggung telah dilaporkan. Perdarahan biasanya terbatas
pada tempat injeksi, tetapi dapat juga terjadi perdarahan intraserebral atau
perdarahan dari tempat-tempat lain. Jika terjadi perdarahan yang serius,
trombolitik harus dihentikan dan mungkin diperlukan pemberian faktor-faktor
koagulasi dan obat-obat antifibrinolitik (aprotinin atau asam traneksamat).
Streptokinase dan anistreplase dapat menyebabkan reaksi alergi dan
anafilaksis.

2. Heparin

Heparin adalah untuk pencegahan serta pengobatan trombosis vena dan


emboli paru. Pada penggunaan jangka panjang heparin juga dapat bermanfaat
bagi pasien yang mengalami tromboemboli berulang meskipun telah mendapat
antikoagulan oral. Selain itu, pada dosis rendah heparin juga dapat digunakan
untuk pencegahan tromboemboli vena pada pasien beresiko tinggi, misalnya
operasi tulang.Adapun faktor resiko dari terjadinya trombosis vena dapat
dibagi menjadi 3, kelompok risiko, yaitu faktor tindakan bedah, faktor
medikal dan faktor herediter/pasien.

3
Dosis heparin Larutan, suntikan, natrium: 1000 unit (500 ml), 2000 unit
(1000 mL), 25 000 unit (250 ml, 500 ml); 1000 unit/mL (1 mL, 10 mL, 30
mL); 2500 unit/mL (10 mL); 5000 unit/mL (1 mL, 10 mL); 10000 unit/mL (1
mL, 4 mL, 5 mL); 20 000 unit/mL (1 mL). Larutan, intravena, natrium: 10 000
unit (250ml), 12.500 unit (250 ml), 20 000 unit (500 ml), 25 000 unit (250 ml,
500 ml), 1 unit/mL (1 mL, 2 mL, 2,5 mL, 3 mL, 5 mL, 10 mL), 2 unit/mL (3
mL), 10 unit/mL (1 mL, 2 mL, 2,5 mL, 3 mL, 5 mL, 10 mL, 30 mL), 100
unit/mL (1 mL, 2 mL, 2,5 mL, 3 mL, 5 mL, 10 mL, 30 mL), 2000 unit/mL (5
mL). efek samping heparin mual, muntah, berkeringat, gatal-gatal, gatal,
kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau
merasa seperti Anda akan pingsan.

Laksono, B. B. (2016). LITERATURE REVIEW EFEKTIFITAS TERAPI


FIBRINOLITIK DAN PPCI (PRIMARY PERCUTANEUS CORORNARY
INTERVENTION) SEBAGAI ALTERNATIVE TERAPI
REVASKULERISASI PADA ACUTE CORONARY SYNDROME (ACS).
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, 3(3), 62-68.

4
3. Nitrogliserin
Obat ini digunakan membuka pembuluh darah dan meningkatkan aliran
menuju otot jantung. Nitrogliserin secara efektif mengurangi
ketidaknyamanan dada iskemik, dan memiliki efek hemodinamik yang
bermanfaat. Efek fisiologi nitrat menyebabkan pengurangan LV dan ventrikel
kanan.
Berikan pasien 1 dosis tablet setiap 3-5 menit untuk gejala yang sedang
berlangsung jika dizinkan oleh medis dan tidak ada kontraindikasi. Dosis
dapat diulang dua kali (total 3 dosis). Berikan obat jika pasien tetap stabil
secara hemodinamik. (DARI BUKU ACLS) DOSIS KURANG LENGKAP
SAMA EFEK SAMPINGNYA KURANG

4. Morphine
Obat ini gunakan untuk ketidaknyamanan dada yang tidak responsif
terhadap subingual. Morphine adalah venodilator, jadi gunakan dosis yang
lebih kecil dan hati-hati memonitor respon fisiologis sebelum memberikan
dosis tambahan pada pasien. Berikan morphine dengan dosis 10 mg
parenteral, 30 mg untuk oral, serbuk morphine sulfat 30 mg dan 15 mg.

5
Efek yang timbulkan dari obat ini adalah mual dan muntah (Nurrochmad,
Masahiko, Narita dan Suzuki, 2004).

Yahya, A. Fauzi.(2010).MENAKLUKAN PEMBUNUH NO.1:


MENCEGAH DAN MENGATASI PENYAKIT KORONER SECARA
TEPAT DAN CEPAT.Bandung:Qanita PT Mizan Pusaka
Kabo, Peter.(2008).Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung
Koroner.Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama
Nurrochad, Arief., Masahiko, Ozaki., Narita, Minoru., dan Suzuki,
Tsutomu.(2004). Keuntungan Fentanyl Untuk Pengobatan Nyeri: Studi
Tentang Profil Farmakologi dan Efek Sampingnya. Majalah Farmasi
Indonesia, 15(4), 185-193.

5. Aspirin
Aspirin adalah sebuah merk dagang dari asam salisilat yang pertama
diproduksi oleh Pabrik obat Bayer pada tahun 1899. Willow Bark (salix alba)
merupakan tumbuhan yang dikenal sebagai obat demam. Leroux berhasil
mengisolasi suatu glikosida yang pahit dari tumbuhan ini yang diberi nama
salicin. Tahun 1838, Piria membuat asam salisilat sari salicin yang digunakan
untuk obat penurun panas yang saat ini dikenal dengan merk dagang aspirin
(Kabo, 2008).

6
Dosis aspirin non-enterik 160-325 mg menyebabkan penghambatan segera
dan hampir total pada produksi tromboksan A dengan menghambat platelet
oycloorygenase. Gunakan supositorianaspirin dengan dosis 300 mg untuk
pasien dengan mual, muntah, penyakit tukak lambung aktif atau gangguan lain
pada salura Gi atas (BUKU ACLS). Efek samping yang ditimbulkan obat
aspirin adalah nyeri ulu hati dan perdarahan. Obat ini harus diminum dengan
makanan untuk mecegah nyeri ulu hati (Yahya, 2010).

6. Approved Fibrinolytic Agent (rtPA)


Golongan obat ini digunakan sebagai terapi reperfusi untuk mengembalikan
perfusi darah yang terhambat pada serangan stroke akut. Jenis obat golongan
ini adalah alteplase, tenecteplase dan reteplase, namun yang tersedia di
Indonesia hingga saat ini hanya alteplase. Obat ini bekerja memecah trombus
dengan mengaktivasi plasminogen yang terikat pada fibrin.

Alteplase

Alteplase merupakan sebuah


rekombinan aktivator plasminogen
jaringan yang pada saat ini menjadi obat
yang efektif, tepat dan aman untuk
pasien stroke. Alteplase merupakan obat
trombolik satu-satunya yang
mendapatkan legalitas dari FDA untuk
penanganan stroke iskemik akut dalam kurun waktu kurang dari 3 jam.
a. Dosis Minum Obat Alteplase
Dosis merupakan suatu istilah dalam dunia medis untuk
menyatakan takaran atau ukuran suatu obat yang harus dikonsumsi
oleh penggunanya. Meski memiliki penyakit yang sama, namun pasien
belum tentu memiliki dosis yang sama satu sama lain. Hal ini

7
dikarenakan pengaruh beberapa faktor seperti kondisi kesehatan pasien
saat ini, riwayat penyakit yang pernah di derita dan usia pasien.
Terdapat perbedaan dosis untuk Alteplase secara garis besar dibedakan
menjadi :
a) Infark Miocardial (Rejimen dipercepat)
Untuk mengawalinya injeksi akan diberikan sebanyak 15 mg
kemudian diikuti dengan infus 35 mg selama 60 menit. Sehingga
totalnya menjadi 100 mg selama kurang lebih 90 menit. Dosis
harus diturunkan jika diberikan pada pasien dengan berat badan
kurang dari 65kg.
b) Infark Miocardial atau Serangan Jantung (Rejimen Dosis 3 Jam)
Terapi awal diberikan dalam kurun waktu 6 sampai dengan 12
jam. Diberikan injeksi Intravena 10 mg kemudian diikuti dengan
infus Intravenda 50 mg selama 60 menit. Setelah itu dilakukan
infus intravena sebanyak 4 kali masing-masing 10 mg selama 30
menit. Sehingga totalnya mejadi 100 mg selama 3 jam. Pada pasien
dengan berat badan 65 kg maksimal dosis yang diberikan adalah
1,5 mg/kg.
c) Emboli Paru atau Pulmonary Embolism
Diberikan injeksi Intravena sebanyak 10 mg selama kurang
lebih 1 sampai dengan 2 menit. Kemudian diikuti dengan infus
intravena sebanyak 9 mg selama kurang lebih 2 jam. Pasien dengan
berat badan kurang dari 65 kg memiliki batas dosis maksimal
sebanyak 1,5 mg/kg.
d) Stroke Iskemik Akut
Nah, untuk satu ini, terapi yang diberikan harus dimulai dalam 3
jam. Meliputi Intraverna 900 mcg/kg bb yang berarti masimal 900
mg selama 60 menit. 10% dari dosis tersebut diberikan melalui
injeksi intravena (Untuk pasien Lansia). Sedangkan dosis ini tidak
berlaku atau tidak dianjurkan bagi pasien dengan usia 90 ke atas.

8
b. Efek Samping
a) Hematoma Superfisial (Ekimosis), Pendarahan Gingiva
b) Melaena, Hematuria
c) Hemoptisis, Epistaksis atau mimisan
d) Pendarahan Mata Perikardial
e) Ruam kulit
f) Urtikaria
g) Bronkospasme, Angioedema
h) Pireksia
i) Intrakranial
j) Retroperitoneal
k) Gangguan Saluran Pernafasan, Gangguan Saluran Pencernaan
l) Genitourinari
m) Angina Pektoris, Gagal Jantung
n) Edema Paru
o) Syok Kardiogenik
p) Jantung Berhenti
q) Reinfaction
r) Aritmia Reperfusi
s) Sepsis
t) Emboliasi Kolestrol
u) Hipotensi, Demam, Pusing
v) Pandangan Mengabur
w) Perubahan Warna dari Jari Tangan ataupun Kaki
x) Kebingungan
y) Sakit Dada

Penatalaksanaan Farmakologi Stroke Iskemik Akut, Vol. 12 No. 1 Buletin


Rasional.

9
7. Labetalol
Labetalol (diberikan IV)
dikenal sebagai antihipertensi lini
kedua untuk mengobati hipertensi
parah pada wanita pre-eclampsia.
Obat ini biasanya dijadikan
sebagai cadangan bila target
tekanan darah tidak tercapai
dengan hidralazin.

Dosis :
15-20 mg (diberikan IV) dengan infus lambat selama 1-2 menit, kemudian
beri 20-80 mg (dengan bolus IV) dengan jarak 10 menit sampai efek yang
diinginkan tercapai.
Dosis maksimum: 300mg

Efek samping:
Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); efek
CV (gagal jantung, hipotermia, impotensi); Efek berturut-turut (bronchospasm
pada pasien yang rentan dan obat dengan kandungan beta1 harus digunakan
secara hati-hati pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare, konstipasi);
Efekmetabolik (bisa memproduksi hiper- atau hipoglikemia, perubahan pada
serum kolestrol & trigliserid.

10
8. Nicardipine

Nicardipine merupakan obat yang termasuk kelompok calcium channel


blocker yang bekerja dengan cara mengendurkan (memperlebar) pembuluh
darah, yang membuat jantung lebih mudah memompa dan mengurangi beban
kerjanya.

Pemberian reguler:
Dosis diberikan sebesar 10-20 mg melalui mulut (per oral), sebanyak 3 kali
sehari.
Dosis boleh ditambah hingga 20-40 mg melalui mulut (per oral), sebanyak
3 kali sehari.
Pemberian lanjutan:
Melalui mulut (per oral) 40 mg, sebanyak 2 kali sehari.

Efek samping:
Efek CV (depresi dari fungsi kardiak, hipotensi, gagal jantung yang
memburuk, edema, bradycardia); Efek GI (konstipasi); Efek CNS (sakit
kepala, pening).
HR mengatur kalsium antagonist (seperti Diltiazem, Gallopamil &
Verapamil); penguraian AV, AV block, bradycardia & gangguan batang sinus.

11
Interaksi singkat agen dihydropyridine harus dihindari karena memiliki
potensi mempertinggi risiko memburuknya keadaan jantung
https://health.detik.com/obat/d-1393439/nicardipine.

9. Enalaprilat

Enalapril adalah obat yang digunakan


untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Penurunan tekanan darah membantu
mencegah stroke, serangan jantung, dan
masalah ginjal. Obat ini juga digunakan
untuk mengobati gagal jantung serta
membantu mencegah masalah jantung
(disfungsi ventrikel kiri) yang memicu gagal
jantung.

Enalapril termasuk kelompok obat yang dikenal sebagai Inhibitor ACE. Obat
ini bekerja dengan melonggarkan pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir
lebih mudah.

- Dosis Dewasa biasa untuk Hipertensi:

Dosis awal (tablet oral atau solusi): 5 mg diminum sekali sehari. Dosis
pemeliharaan (tablet oral atau solusi): 10-40 mg diminum per hari sebagai
dosis tunggal atau dalam 2 dosis yang terbagi.

Dosis maksimum: 40 mg diminum setiap hari sebagai dosis tunggal atau


dalam 2 dosis yang terbagi.

Dalam kombinasi dengan obat diuretic:

Dosis awal: 2,5 mg diminum sekali sehari

12
Jika memungkinkan, penggunaan obat diuretik harus dihentikan 2-3 hari
sebelum memulai terapi menggunakan enalapril. Apabila dibutuhkan, terapi
diuretik tetap bisa berlanjut secara bertahap.

Parenteral: 1,25-5 mg IV selama 5 menit setiap 6 jam

Dosis Dewasa biasa untuk Gagal Jantung Kongestif:

Dosis awal: 2,5 mg diminum sekali sehari

Dosis pemeliharaan: 2.5 hingga 20 mg sehari dalam 2 dosis terbagi

Dosis maksimum: 40 mg diminum per hari dalam 2 dosis terbagi

Dosis Dewasa biasa untuk Disfungsi Ventrikel Kiri:

Dosis awal: 2,5 mg diminum dua kali sehari

Dosis pemeliharaan: 20 mg diminum per hari dalam 2 dosis terbagi

Bagaimana dosis enalapril untuk anak-anak?

- Dosis Pediatrik biasa untuk Hipertensi: tablet minum atau larutan:

Anak-anak 1 bulan hingga 17 tahun: Dosis awal: 0,08 mg/kg/hari (hingga


5 mg) dalam 1-2 dosis terbagi. Sesuaikan dosis berdasarkan respon pasien.

Dosis maksimum: Dosis lebih besar dari 0,58 mg/kg (40 mg) belum
dievaluasi pada pasien anak.

Efek samping:

- merasa seperti akan pingsan


- kencing lebih atau kurang dari biasanya, atau tidak sama sekali
- kenaikan berat badan secara drastic
- lemah, linglung, rasa haus meningkat, kehilangan nafsu makan,
muntah, detak jantung menjadi cepat

13
- demam, menggigil, nyeri badan, gejala flu
- kulit pucat, mudah memar atau mengalami perdarahan
- detak jantung menjadi cepat atau tidak menentu
- kadar kalium tinggi (denyut jantung menjadi lambat, denyut nadi
lemah, lemah otot, merasa geli)
- sakit dada
- sakit kuning (pada kulit atau mata).

Efek samping yang tidak terlalu serius antara lain:

- batuk
- hilangnya sensitivitas peraba, kehilangan nafsu makan
- pusing, mengantuk, sakit kepala
- masalah tidur (insomnia)
- bibir kering
- mual, muntah, diare atau
- gatal-gatal ringan atau ruam

https://hellosehat.com/obat/enalapril/

10. nitroprusside

Suatu obat yang digunakan


untuk menurunkan tekanan darah.
Hal ini dapat dilakukan jika
tekanan darah sangat tinggi dan
mengakibatkan gejala, pada
beberapa tipe gagal jantung, dan
selama operasi untuk menurunkan
pendarahan. Obat ini digunakan melalui injeksi terus-menerus ke dalam
pembuluh darah. Onset biasanya langsung dan efeknya bertahan hingga
sepuluh menit.
Efek samping yang umum termasuk tekanan darah rendah dan keracunan
sianida. Efek samping serius lainnya termasuk metahemoglobinemia.[2] Obat

14
ini biasanya tidak dianjurkan selama kehamilan karena kekhawatiran efek
samping. Dosis tinggi tidak disarankan selama lebih dari sepuluh menit. Obat
ini bekerja dengan menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_nitroprusida
Dosis awal: 0.3-0.5 mcg/kg/menit. Boleh ditingkatkan dengan kenaikan
0.5 mcg/kg/menit. Sesuaikan dosis tergantung pada pengaruh hemodinamik
atau kemunculan sakit kepala atau mabuk. Dosis biasa: 3 mcg/kg/menit. Dosis
maksimum: 10 mcg/kg/menit. Penginfusan yang lebih cepat daripada 2
mcg/kg/menit menyebabkan cyanide yang lebih cepat dari yang bisa ditangani
pasien https://health.detik.com/obat/d-1417426/sodium-nitroprusside.

11. Obat Diuretik (Furosemid)


Furosemide adalah obat untuk mengurangi cairan berlebih dalam tubuh
(edema) yang disebabkan oleh kondisi seperti gagal jantung, penyakit hati,
dan ginjal.Obat ini juga digunakan untuk mengobati tekanan darah
tinggi. Furosemide adalah obat diuretik yang menyebabkan Anda menjadi
lebih sering buang air kecil untuk membantu membuang air dan garam yang
berlebihan dari tubuh Anda.Obat ini juga dapat digunakan untuk menurunkan
kadar kalsium yang tinggi dalam darah (hiperkalsemia).

Dosis

- Dosis Furosemide Untuk Asites

Oral

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.

Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis

15
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

- Dosisf Furosemide Untuk Gagal Jantung Kongestif

Oral:

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.

Infus

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg sebagai dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

- Dosis Furosemide Untuk Edema

Oral:

Awal: 20-80 mg per dosis.

16
Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.

Infus:

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

- Dosis Furosemide Untuk Oliguria Nonobstruktif

Oral:

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.

Infus:

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

17
- Dosis Furosemide Untuk Edema Paru

Oral:

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.

Infus:

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

- Dosis Furosemide Untuk Gagal Ginjal

Oral:

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.

Infus:

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir

18
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

- Dosisf Urosemide Untuk Transplantasi Ginjal

Oral:

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.

Infus:

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

- Dosis Furosemide Untuk Oliguria

Awal: 20-80 mg per dosis.

Rumatan: Naikkan 20-40 mg/dosis setiap 6-8 jam untuk efek yang
diinginkan. Interval dosis biasanya 1 atau 2 kali sehari, dengan dosis
maksimal harian 600 mg.

19
Infus:

10-20 mg sekali selama 1-2 menit. Dosis ulangan yang sama dengan dosis
awal dapat diberikan dalam 2 jam jika belum berespon baik. Setelah dosis
ulangan, jika masih belum berespon dalam 2 jam kemudian, dosis IV terakhir
dapat ditingkatkan 20-40 mg hingga terjadi diuresis.Dosis tunggal melebihi
200 mg jarang dibutuhkan.

Infus IV berkelanjutan: 0.1 mg/kg dengan dosis awal bolus, diikuti 0.1
mg/kg/jam digandakan setiap 2 jam hingga maksimal 0.4 mg/kg/jam.

- Dosis Furosemide Untuk Hiperkalsemia

Oral: 10-40 mg 4 kali sehari.

IV: 20-100 mg setiap 1-2 jam selama 1-2 menit

Efek samping:
- Berhenti gunakan Furosemide dan hubungi dokter jika Anda
mengalami efek samping serius seperti:
- Telinga berdenging, tuli
- Gatal, tidak napsu makan, urin berwarna gelap, bab dempul, sakit
kuning (kulit atau mata menguning)
- Nyeri hebat pada perut atas menyebar ke punggung, mual dan muntah
- Berat badan turun, nyeri badan, baal
- Bengkak, penambahan berat badan dengan cepat, lebih jarang atau
tidak buang air kecil
- Nyeri dada, batuk baru atau memburuk dengan demam, masalah
pernapasan
- Kulit pucat, memar, perdarahan yang tidak biasa, merasa seperti
melayang, denyut jantung cepat, sulit konsentrasi
- Rendah kalium (bingung, denyut jantung tidak teratur, rasa tidak
nyaman pada kaki, lemah otot atau rasa seperti pincang)
- Rendah kalsium (rasa geli di sekitar mulut, otot kencang atau
kontraksi, refleks berlebihan)

20
- Sakit kepala, sempoyongan, lemah atau sulit menelan
- Reaksi kulit hebat – demam, sakit tenggorokan, bengkak wajah atau
lidah, rasa terbakar pada mata Anda, nyeri kulit, diikuti ruam merah
atau ungu yang menyebar (khususnya pada wajah atau tubuh bagian
atas) dan menyebabkan lepuhan dan mengelupas
- Efek samping yang lebih ringan dari furosemide yaitu:
- Diare, sembelit, nyeri perut
- Pusing, sensasi berputar
- Gatal atau ruam ringan

21

Anda mungkin juga menyukai