Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat , ridho
dan hidayah dari Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul
“PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN”.

Tak lupa sholawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa
kita semua ke zaman yang terang benderang seperti sekarang.

Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini. Terutama kepada dosen pembimbing kami, Ibu Istiqamah S.Kep.S.ST

Kami menyadari betul bahwa memang makalah ini belum sempurna seutuhnya.Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Terakhir pesan dari kami semoga makalah ini dapat dipahami dan selanjutnya dapat dimanfaatkan di
bidang pendidikan dan dunia kerja, serta bermanfaat untuk pembangunan kesehatan bangsa ini.
.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di era
globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem menuntut semua
manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak
merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam
masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti
konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan
kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif
maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap fisik maupun
mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang siap mengabdi di kawasan
pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan masyarakat yang
mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan masyarakat.. Tidak mudah mengubah pola pikir
ataupun sosial budaya masyarakat. Apalagi masalah proses persalinan yang umum masih banyak
menggunakan dukun beranak.
Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah kemiskinan,
pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi
bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki bidan.
Untuk itu seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap masyarakat perlu
mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk,
struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai,
agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.

1.2 Tujuan Makalah


Untuk mengetahui aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang bidan.
1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Kehamilan, Persalinan,


Nifas dan Bayi baru Lahir?
2. Bagaimana pendekatan Melalui Budaya dan Kegiatan Kebudayaan Kaitannya
dengan Peran Seorang Bidan?
3. Bagaimana cara pengaplikasian pendekatan sosial budaya dalam praktik
kebidanan?
BAB II

PEMBAHASAN
Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Kehamilan
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk
menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante
natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Contohnya di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu (Maluku) terdapat suatu
tradisi upacara kehamilan yang dianggap sebagai suatu peristiwa biasa, khususnya masa
kehamilan seorang perempuan pada bulan pertama hingga bulan kedelapan. Namun pada usia
saat kandungan telah mencapai Sembilan bulan, barulah mereka akan mengadakan suatu
upacara. Masyarakat nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia kandungan seorang
perempuan telah mencapai Sembilan bulan, maka pada diri perempuan yang bersangkutan
banyak diliputi oleh pengaruh roh-roh jahat yang dapat menimbulkan berbagai bahaya gaib.
Dan tidak hanya dirinya sendiri juga anak yang dikandungannya, melainkan orang lain
disekitarnya, khususnya kaum laki-laki. Untuk menghindari pengaruh roh-roh jahat tersebut, si
perempuan hamil perlu diasingkan dengan menempatkannya di posuno. Masyarakat nuaulu juga
beranggapan bahwa pada kehidupan seorang anak manusia itu baru tercipta atau baru dimulai
sejak dalam kandungan yang telah berusia 9 bulan. Jadi dalam hal ini ( masa kehamilan 1-8
bulan ) oleh mereka bukan dianggap merupakan suatu proses dimulainya bentuk kehidupan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi.
Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan
terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang
ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya
sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu
dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama
di daerah pedesaan.
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang
banyak. Sementara di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9
bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkan. Di masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan
kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dan memang, selain ibunya kurang gizi,
berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya
tahan dan kesehatan si bayi.
Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Kelahiran
Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum rendaman air rumput Fatimah akan
merangsang mulas. Memang,rumput Fatimah bias membuat mulas pada ibu hamil,tapi apa
kandungannya belum diteliti secara medis. Jadi,harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum
meminumnya.soalnya,rumput ini hanya boleh diminum pada pembukaannya sudah mencapai 3-
5 cm,letak kepala bayi sudah masuk panggul,mulut rahim sudah lembek atau tipis,dan posisi
ubun-ubun kecilnya normal. Jika letak ari-arinya di bawah atau bayinya sungsang,tak boleh
minum rumput ini karena sangat bahaya. Tarlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu
justru dirangsang mulas pakai rumput ini,bias-bisa janinnya malah naik ke atas dan membuat
sesak nafas si ibu. Mau tak mau,akhirnya dilakukan jalan operasi.
Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang persalinan,akan membantu
melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih mudah keluar. Keluarnya cairan keputihan pada
usia hamil tua justru tak normal,apalagi disertai gatal,bau,dan berwarna. Jika terjadi,segera
konsultasikan ke dokter. Ingat,bayi akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terenfeksi,bias
mengakibatkan peradangan selaput mata pada bayi. Harus diketahui pula, yang membuat
persalinan lancer bukan keputihan,melainkan air ketuban. Itulah mengapa ,bila air ketuban
pecah duluan,persalinan jadi seret.
Minum minyak kelapa memudahkan persalinan. Minyak kelapa,memang konotasinya bikin lancer
dan licin.namun dalam dunia kedokteran,minyak tak ada gunanya sama sekali dalam
melancarkan keluarnya sang janin. Mungkin secara psikologis,ibu hamil meyakini,dengan minum
dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya.
Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan madu tidak boleh
sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup,sebaiknya jangan minum madu karena
bias mengakibatkan overweight.bukankah madu termasuk karbonhidrat yang paling,tinggi
kalorinya. Jadi,madu boleh diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang
di tentukan,sebaiknya segera dihentikan.akan halnya telur tak masalah,karena mengandung
protein yang juga menambah kalori.
Makan duren,tape,dan nanas bisa membahayakan persalinan.ini benar karena bisa
mengakibatkan pendarahan atau keguguran. Duren mengandung alkohol,jadi panas ke
tubuh.begitu juga tape. Untuk masakkan yang menggunakan arak ,sebaiknya dihindari. Buah
nanas juga,karena bisa mengakibatkan keguguran.
Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket,hingga mempersulit persalinan.yang membuat
lengket ari-ari bukan daun kemangi,melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau
punya banyak anak,missal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan
harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS
besar.hingga,bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.
Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk menolong
persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan
mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek-praktek persalinan oleh dukun yang dapat
membahayakan si ibu.

Masa nifas adlah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamnya enam minggu.

Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama
pada masa sesudah persalinan.

1. macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas


~Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong ,daun
lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.

Dampak positif: tidak ada

Dampak negative :merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang bergizi
seimbang agar ibu dan bayi sehat.

~Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa
garam ,ngayep´dilarang banyak makan dan minum, makanan harus disangan/dibakar.

Dampak positif:tida ada

dampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan


mempercepat penyembuhan luka.

~masa nifas dilarang tidur siang.

Dampakpositif:tidakada

Dampak negative : karena masa nifas harus cukup istirahat, kurangi kerja berat.
Karena tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi‡

~Masa nifas /saat menyusui setelah waktunya Maghrib harus puasa tidak makan
makanan yangpadat.

Dampak positif : Hal ini

dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah maghrib dapat menyebabkan
badan masa nifas mengalami penimbunan lemak,disamping itu organ -organ
kandungan pada masa nifas belum pulih kembali.

Dampak negative : ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadii berkuran

~ Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Dampak positif: tidak ada

Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru lahir (pemberian
imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang -kurangnya 2 kali dalam bulan
pertama yaitu umur0-7haridan8-30hari .

~ Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis / lerongan dan
tapel.

Dampak positif : jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi menjadii
lancar
Dampak negative : pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat merusak
kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan
alergi.

~Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan
asam diminumkan supaya ASI banyak.

Dampak positif : tidakada

Dampak negative : karena abu, garam dan asam tidak mengandung zat gizi yang
diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi ASI nya.

~Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim

Dampak positif : dari sisi medis, sanggama

memang dilarang selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, a ktivitas yang
satu ini akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim,
yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Contohnya infeksi
atau malah perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang belum muncul
ataupun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun
ketakutan bakal hamil lagi

Dampak negative: tidakada.

2.Aspek social budaya pada masa nifas pada daerah yang lain:

1.Harus pakai sandal kemana pun iBu harus pergi, selama 40hari.

2.Harus memakai Stagen /udet/ centing. (positif)

3.Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.

4.Pakai lulur param kocok keseluruh badan, biar capek pada badannya cepat hilang.

5.Tidak boleh bicara dengan keras keras

6.tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah
lancar .

7.kalau tidur/ duduk kaki harus lurus. Tidak boleh ditekuk /posisi miring, hal itu
dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru melahirkan/
mudah terkena Varises.

8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran.


9. Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas Bayi.
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN BAYI BARU LAHIR
Menjadi orang tua baru memang menyenangkan, tapi terkadang juga bisa menjadi gugup atau
penakut karena banyaknya mitos-mitos soal bayi yang dibawa turun temurun dari orang-orang
tua kita dulu yang mungkin kita sendiri menjadi bagian dari mitos-mitos yang dianut orang tua
kita. Namun menurut saya mitos-mitos itu tidak selalu salah, mungkin hanya beda pengertian
saja namun juga tidak semuanya benar, bahkan ada yang benar-benar salah menurut dokter.
Inilah beberapa mitos yang masih beredar di masyarakat.

1. Dibedong agar kaki tidak bengkok.


Ternyata di bedong bisa membuat peredaran darah bayi menjadi terganggu, kerja jantung
akan lebih berat memompa darah, akibatnya bayi akan sering sakit di daerah paru-paru dan jalan
nafasnya. Selain itu dibedong akan menghambat perkembangan motorik si bayi karena tidak ada
kesempatan untuk bergerak.
Sebaiknya dibedong saat sesudah mandi untuk melindungi dari dingin atau saat cuaca
dingin itu pun dibedong longgar. Jadi dibedong itu tidak ada hubungannya dengan pembentukan
kaki karena semua kaki bayi yang baru lahir kakinya bengkok, sebab di dalam perut tidak ada
ruang yang cukup untuk meluruskan kakinya sehingga waktu lahirpun masih bengkok, tapi akan
lurus dengan sendirinya.
2. Hidung ditarik-tarik agar mancung
Sebenarnya tidak hubungannya menarik hidung dengan mancung tidaknya hidung,
semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya dan itu sudah bawaan, lagi pula kasihan si
bayinya "sakit tau..." Jadi mau ditarik-tarik setiap detikpun kalo memang tidak mancung ya ga
bakal mancung.
3. Pemakaian gurita agar tidak kembung.
Ini jelas salah karena pemakaian gurita akan menghambat perkembangan organ-organ
perut. Sekarang bayangkan kalau perut anda di ikat seperti itu tentu akan merasa sesak dan tidak
nyaman bukan. Jika memang harus memakaikan gurita jangan mengikat terlalu kencang
terutama di bagian dada agar jantung n paru-parunya bisa berkembang dengan baik. Dan jika
tujuannya supaya pusar tidak bodong sebaiknya di pakaikan hanya di pusar dan ikatannya pun
tidak kencang.
4. Menggunting bulu mata agar lentik
Memotong bulu mata bisa mengurangi fungsinya untuk melindungi mata dari benda-
benda asing. Panjang pendeknya bulu mata sudah menjadi bawaan dari bayi itu sendiri.
5. Beri setetes kopi agar bayi tidak step (kejang)
Pemberian kopi pada bayi jelas berbahaya karena mengandung kafein yang akan
memacu denyut jantungnya bekerja lebih cepat. Lagi pula bayi itu minumnya susu bukan kopi.
6. Jangan memeras kencang-kencang saat mencuci baju bayi, bayi akan gelisah tidurnya.
Kalo di pikir secara logika jelas tidak masuk akal, mungkin bayi gelisah saat tidur karena
dia pipis, pub, gerah, atau ada faktor lain, jadi bukan karena saat memeras pakaiannya, mungkin
lebih masuk akal kalau jangan memeras terlalu keras karena akan merusak pakaian si bayi yang
kalau sudah koyak atau lepas jahitannya akan membuat gelisah sang ayah karena harus
membelikan pakaian yang baru lagi.
7. Jangan menyusui bayi jika bunda sedang sakit
Tadinya saya percaya karena penalaran saya bayi akan tertular sakit si ibu, ternyata saya
salah karena setelah saya konsultasi ke dokter ternyata malah sebaliknya, saat ibu sedang sakit
tubuh si ibu akan menghasilkan sistem kekebalan tubuh yang lebih banyak dan akan ikut ke
dalam asi yang jika di minum si bayi akan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Yang tidak
boleh adalah menyusui bayi saat sakit tanpa ada pelindung untuk anda, contohnya pakailah
masker penutup mulut dan hidung saat anda flu karena akan memularkan penyakit, jadi bukan
karena ASI nya.

B. Pendekatan melalui budaya dan kegiatan kebudayaan


1. pendekatan Melalui Agama

Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya
pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :

a. Upaya pemeliharaan kesehatan

Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk
memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain :

1. Makan makanan yang bergizi

2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman) Berolah


raga

3. Pengobatan diwaktu sakit

b. Upaya pencegahan penyakit

Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:

1. Dengan pemberian imunisasi

imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 - kelas 3.

2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun

(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu untuk
menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun.

3. Memberikan penyuluhan kesehatan.

Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan


lainnya.

b. Upaya pengobatan penyakit

Macam- macam pendekatan sosial budaya dalam masyarakat di praktik kebidanan:

Khitan pada perempuan Mengenai khitan untuk perempuan para ulama berbeda pendapat dalam
menghukuminya seperti halnya Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad berpendapat khitan juga wajib
bagi anak perempuan, adapun sebagian besar ulama seperti mahzab Hanafi, Al- Maliky, Hambali,
berpendapat khitan disyariatkan dan disunahkan bagi perempuan. Serta sebagaimana telah
disabdakan nabi Allah Muhammad SAW dalam sebuah hadis dalam riwayat Al-Zuhri: “Barang
siapa yang masuk islam, maka wajib baginya berkhitan walaupun ia sudah dewasa”.

Paguyuban Pendekatan paguyuban yang dapat dilakukan oleh bidan misalnya: • Mengadakan
pendekatan dengan pamong desa yaitu untuk mengajak masyarakat untuk memanfaatkan
posyandu dengan giat . • Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang balita, imunisasi, KB, dll.
• Bekerja sama dengan pamong desa untuk mendatangi para ibu yang memiliki bayi untuk
melakukan imunisasi

Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat digunakan sebagai
media dalm melakukan pendekatan kepada masyarakat, Seorang petugas bisa menyelipkan
pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:

* Dengan Kesenian wayang kulit

Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan
dan pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau pertanyaan – prtanyaan yang
diberikan oleh penonton.

* Menciptakan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah


setempat.

Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui kehidupan zaman
sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai batas untuk
dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam
mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan
lagu, seni memahat patung, dll.

Cara Cara Pendekatan Bidan dalam wilayah Banjar Bali

Para bidan mempunyai berbagai cara untuk pendekatan diantara nya :

menggerakan dan membina peran serta masyarat dalam bidang kesehatan dengan melakukan
penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan dan masalah kesehatan setempat .

Pemerintah memberikan ,menerapkan dan menjalalnkan PosKesDes (pos kesehatan Desa) yang
ditujukan kepada seluruh masyarakat setempat sampai kedaerah pedalaman.

Penyuluhan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat.

4.Membina dan memberikan bimbingan (peran bidan sebagai pendidik).Bersama sampai

Kelas 3.

Anda mungkin juga menyukai