Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang berperan penting dalam
mendorong perkembangan ilmu lain atau dalam penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Salah satu penerapannya adalah ilmu astronomi yang sangat
berguna dalam kehidupan manusia.
Namun dalam penerapan ilmu matematika masih banyak masalah yang
terjadi melibatkan siswa. Masalah yang perlu mendapat perhatian adalah apabila
siswa dihadapkan dengan materi pelajaran tertentu sedangkan siswa tersebut
belum siap untuk memahaminya, maka siswa tersebut tidak saja gagal dalam
belajar tetapi akan muncul sikap yang jenuh dan bosan terhadap pelajaran
matematika, dan berusaha untuk menghindari mata pelajaran tersebut. Oleh
kerena itu, guru memiliki peran penting untuk merubah pandangan miring tentang
matematika tersebut dengan pembelajaran yang menarik sehinga siswa mampu
bersaing di zaman yang sangat membutuhkan pemikiran kritis, logis, kreatif, dan
efektif.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan
dapat bekerjasama antar siswa satu dengan yang lain dalam kelompok
kemampuan anggotanya berbeda adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh
dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk bisa bekerjasama dalam
membahas suatu materi dan saling menjelaskan materi yang mereka kuasai,
selanjutnya siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini penulis membahas salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yaitu Tipe Jigsaw. Dalam Tipe Jigsaw ini siswa dilatih untuk bekerja
sama dan saling ketergantungan yang positif serta bertanggung jawab secara
mandiri. Salah satu fakor yang menyebabkan rendahnya sikap positif siswa
terhadap pelajaran matematika adalah karena mereka tidak dapat melihat
keterkaitan antara materi yang dipelajarinya dengan masalah yang dihadapinya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Jigsaw ?
2. Apa saja unsur-unsur model pembelajaran Jigsaw ?
3. Apa saja langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Jigsaw ?
5. Bagaimana contoh RPP yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw ?

C. Tujuan Masalah
Tujuan yang akan dicapai dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Jigsaw.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur model pembelajaran Jigsaw.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Jigsaw.
5. Untuk mengetahui contoh RPP yang menggunakan model pembelajaran
Jigsaw.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw


Model pembelajaran jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran aktif yang
terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang (materi disajikan
peserta didik dalam bentuk teks) dan setiap peserta didik bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut
kepada anggota lain.
Slavin (2005:235) menyatakan bahwa model pembelajaran jigsaw telah
dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas
Texas, dan teman-teman di Universitas John Hopkins pada tahun 1978. Jigsaw
merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen. Materi pembelajaran yang
diberikan kepada siswa berupa teks dan setiap anggota bertanggung jawab atas
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari.
Teknik ini serupa dengan pertukaran antar kelompok. Bedanya setiap
siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada materi
belajar yang bisa disegmentasikan. Tiap siswa mempelajari setiap bagian yang
bila digabungkan akan membentuk pengetahuan yang padu (Sibermen, 2004:65).
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda bertemu dengan topik yang
sama dalam kelompok untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan
pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk
mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota
kelompok kemudian kembali kepada kelompok asal dan berusaha mengajarkan
pada teman sekelompok nya apa yang mereka dapatkan saat pertemuan di
kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
peserta didik secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif
terhadap teman sekelompoknya selanjutnya diakhiri pembelajaran. Peserta didik
diberi kuis secara individu yang mencakup materi setiap peserta didik terhadap

3
anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar
dapat mengerjakan kuis dengan baik (Slavin, 2005:247).
Jadi model pembelajaran jigsaw merupakan sistem pembelajaran
kelompok dengan memanfaatkan kelompok asal dan kelompok ahli dalam
mengembangkan materi yang diajarkan.

B. Unsur-unsur Model Pembelajaran Jigsaw


Sebagai bagian dari Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar
belajar dalam kelompok. Suprijono (2010:58) dalam bukunya menuliskan, ada
unsur-unsur dasar pembelajaran Jigsaw yang dilakukan diantaranya (1)
“Memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti, fakta,
keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama (2)
Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten
menilai.
Menurut Anita Lie (2005:32), model pembelajaran jigsaw sebagaimana
pembelajaran berbasis kelompok yang lain memiliki unsur-unsur yang saling
terkait, diantaranya:
1. Saling ketergantungan positif (positive interdependence).
Ketergantungan positif ini bukan berarti siswa bergantung secara
menyeluruh kepada siswa lain. Jika siswa mengandalkan teman lain tanpa
dirinya memberi ataupun menjadi tempat bergantung bagi sesamanya, hal itu
tidak bisa dinamakan ketergantungan positif. Guru Johnson di universitas
Minnesota, Shlomo Sharan di Universitas Tel Aviv, dan Robert E. Slavin di
John Hopkins, telah menjadi peneliti sekaligus praktisi yang mengembangkan
Cooperative Learning sebagai salah satu model pembelajaran yang mampu
meningkatkan prestasi siswa sekaligus mengasah kecerdasan interpersonal
siswa. harus menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling
membutuhkan. Perasaan saling membutuhkan inilah yang dinamakan positif
interdependence. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui
ketergantungan tujuan, tugas, bahan atau sumber belajar, peran dan hadiah.

4
2. Akuntabilitas individual (individual accountability)
Model jigsaw menuntut adanya akuntabilitas individual yang mengukur
penguasaan bahan belajar tiap anggota kelompok, dan diberi balikan tentang
prestasi belajar anggota-anggotanya sehingga mereka saling mengetahui rekan
yang memerlukan bantuan. Berbeda dengan kelompok tradisional,
akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering
dikerjakan oleh sebagian anggota. Dalam model jigsaw, peserta didik harus
bertanggungjawab terhadap tugas yang diemban masing-masing anggota.
3. Tatap muka ( face to face interaction )
Interaksi kooperatif menuntut semua anggota dalam kelompok belajar
dapat saling tatap muka sehingga mereka dapat berdialog tidak hanya dengan
guru tapi juga bersama dengan teman. Interaksi semacam itu memungkinkan
anak-anak menjadi sumber belajar bagi sesamanya. Hal ini diperlukan karena
siswa sering merasa lebih mudah belajar dari sesamanya dari pada dari guru.
4. Ketrampilan Sosial (Social Skill)
Unsur ini menghendaki siswa untuk dibekali berbagai keterampilan sosial
yakni kepemimpinan (leadership), membuat keputusan (decision making),
membangun kepercayaan (trust building), kemampuan berkomunikasi dan
ketrampilan manajemen konflik (management conflict skill).
Ketrampilan sosial lain seperti tenggang rasa, sikap sopan kepada teman,
mengkritik ide, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi
yang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin
hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja
diajarkan.
5. Proses Kelompok (Group Processing) Proses ini terjadi ketika tiap anggota
kelompok mengevaluasi sejauh mana mereka berinteraksi secara efektif untuk
mencapai tujuan bersama. Kelompok perlu membahas perilaku anggota yang
kooperatif dan tidak kooperatif serta membuat keputusan perilaku mana yang
harus diubah atau dipertahankan.

5
Jadi unsur-unsur di atas mendorong terciptanya masyarakat belajar dimana
hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain berupa
sharing individu, antar kelompok dan antar yang tahu dan belum tahu.

C. Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw


Natuna (2004:133) menyatakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah:
1. Peserta didik dibagi berkelompok 5 atau 6 orang anggota kelompok heterogen,
disebut kelompok asal.
2. Materi pembelajaran diberikan kepada peserta didik dalam bentuk teks.
3. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan
yang diberikan.
4. Anggota kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan
berdiskusi tentang topik tersebut, atau dengan kelompok ahli.
5. Tim ahli kembali kekelompok asal dan mengajarkan apa yang telah
dipelajarinya dan didiskusikan dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan
kepada teman sekelompoknya sendiri.
6. Kuis individual tentang materi belajar
7. Pemberian skor.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini di desain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri dan dituntut juga untuk
saling ketergantungan positif terhadap teman sekelompoknya.
Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan
Langkah-langkah dalam persiapan yang dilakukan oleh guru adalah:
a. Menyusun materi, dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw materi harus
horizontal dimana materi untuk setiap kelompok ahli bukan merupakan
topik prasyarat untuk kelompok ahli lainya.
b. Membuat perangkat pelajaran yaitu Program Satuan Pelajaran (PSP), dan
lembar ahli.

6
c. Menentukan jadwal kegiatan pembelajaran
d. Pembentukan kelompok Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam menentukan Kooperatif Tipe Jigsaw, ada tiga kegiatan yang
dilakukan yakni membuat peringkat siswa berdasarkan prestasi akademik
dalam kelas diambil skor tes terdahulu, menentukan jumlah kelompok
Kooperatif Tipe Jigsaw. Bila memungkinkan perlu diperhatikan jenis
kelamin, sosial budaya dan ekonomi. Apabila 27% siswa mendapatkan
skor tertinggi dikatakan kelompok asal dan 27% siswa mendapatkan skor
rendah dikatakan kelompok bawah, sisanya di tengah-tengah sebanyak
46%.
2. Tahap pelaksanaan
Kegiatan kelompok siswa dalam pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
adalah:
a. Memberikan materi
Guru memberikan informasi tentang materi untuk memotivasikan rasa
ingin tahu tentang materi yang akan mereka pelajari.
b. Diskusi kelompok ahli
Siswa mendapatkan meteri-materi ahli yang sama bertemu untuk
mendiskusikan topik tersebut dan guru menunjukan pimpinan diskusi.
c. Laporan kelompok
Anggota kelompok ahli menyusun laporan kelompoknya kemudian
kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan materi.
d. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara mandiri yang mana mencangkup semua
materi yang telah didiskusikan. Pada saat itu, saat bekerja dengan
kelompoknya. Skor yang diperoleh siswa dalam evaluasi selanjutnya
diproses untuk menentukan nilai perkembangan individu yang akan
disumbangkan sebagai skor kelompok.
Tabel 2.1 Nilai Perkembangan Individu
No. Skor Kuis Individu Skor Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5 poin

7
2. 10 poin sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 poin
3. Skor dasar sampai 10 poin diatasnya 20 poin
4. Lebih dari 20 poin diatas skor dasar 30 poin
(Muslim, 2000: 57)
e. Penghargaan kelompok
Tingkat penghargaan ini diambil dari hasil tes yang diadakan setelah
selesai satu sub pokok pembahasan. Prestasi kelompok di peroleh dari
besarnya poin yang disumbangkan siswa pada timnya. Setiap kelompok
menerima suatu sertifikat khusus berdasarkan pada sistem dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2. 2 Tingkat Penghargaan Kelompok
No. Rata-rata kelompok Penghargaan
1. 15-19 Kelompok baik
2. 20-24 Kelompok hebat
3. 25-30 Kelompok Super
(Muslim, 2000: 62)
D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut :
a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok
ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya
b. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam
berbicara dan berpendapat.
d. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, menerapkan
bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih tinggi dan
memperbaiki kehadiran.
e. Pemahaman materi lebih mendalam, meningkatkan motivasi belajar
f. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
g. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok lain
h. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.

8
Adapun kekurangan yang bisa ditemukan didalam pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol
jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar
memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota
kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian
baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai
tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli
secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi,
agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
d. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas
yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti
jalannya diskusi.
e. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses
pembelajaran.
f. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga
menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan.

9
E. RPP Model Pembelajaran Jigsaw
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Tahuna
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
Menentukan unsur dan sifat dan garis bangun ruang sisi datar
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti sifat-sifat bangun ruang sisi datar
C. Indikator
1. Melukiskan bangun ruang sisi datar
2. Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sisi datar
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melukiskan bangun ruang sisi datar
2. Siswa dapat menyebutkan sidat-sifat bangun ruang sisi datar
3. Siswa dapat menjelaskan arti sifat-sifat bangun ruang sisi datar
E. Materi Ajar
Bangun ruang sisi datar
F. Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw
G. Sumber Pelajaran dan Logistik Yang Diperlukan
1. Buku siswa
2. Lembar Ahli
3. Alat Tulis
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa dlm
menit
Pendahuluan
 Mengucapkan salam  Membalas salam dari guru

10
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa dlm
menit
 Menyampaikan tujuan  Memperhatikan/
pembelajaran. mendengarkan penyampaian
guru
 Mengingatkan kepada siswa  Memperhatikan dan
bahwa mereka akan belajar mengingat penjelasan guru. 10
dalam kelompok.
 Membagi tugas yang berupa  Para ahli menerima tugas
materi matematika untuk 4 sesuai dengan kelompoknya.
kelompok ahli. Yaitu materi
A-1, B-1, C-1, dan D-1.
Kegiatan Inti
 Menyuruh para ahli  Para ahli membaca tugasnya 3
membaca tugas masing- dalam kelompok ahli
masing dalam kelompok ahli
sejenis.
 Menyuruh para ahli  Para ahli berdiskusi dalam 10
berdiskusi dalam kelompok kelompok ahli
ahli. Dilanjutkan dengan
mengerjakan latihan A-1,
latihan B-1, latihan C-1, dan
latihan D-1.
 Setelah kelompok ahli  Para ahli kembali ke 2
selesai berdiskusi guru kelompok asal.
meminta para ahli kembali
ke kelompok asal untuk
berdiskusi dengan teman-
temannya.
 Guru memerintah ahli  Ahli materi A-1 menjelaskan 7
materi A-1 untuk pada teman anggota
menjelaskan dan berdiskusi kelompok sambil berdiskusi.
dengan kelompoknya
(diharapkan kooperatif dapat
berjalan).
 Guru memerintah ahli  Ahli materi B-1 menjelaskan
materi B-1 untuk pada teman anggota 7
menjelaskan dan berdiskusi kelompok sambil berdiskusi.
dengan kelompoknya.
 Guru memerintah ahli  Ahli materi C-1 menjelaskan
materi C-1 untuk pada teman anggota 7
menjelaskan dan berdiskusi kelompok sambil berdiskusi.
dengan kelompoknya.
 Guru memerintah ahli  Ahli materi D-1 menjelaskan
7

11
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa dlm
menit
materi D-1 untuk pada teman anggota
menjelaskan dan berdiskusi kelompok sambil berdiskusi.
dengan kelompoknya.
 Guru memanggil salah satu  Salah satu siswa maju 7
siswa dari salah satu kedepan dan menjelaskan
kelompok untuk apa yang didiskusikan
menjelaskan didepan kelas dikelompok.
materi yang didiskusikan
dengan kelompok asal.
 Guru meminta kepada  Siswa dari kelompok lain 7
kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
menanggapi jawaban dari kelompok yang dipanggil.
perwakilan kelompok yang
mempresentasikan didepan
kelas.
 Guru memberikan  Kelompok terbaik menerima 3
penghargaan kepada penghargaan.
kelompok terbaik.  Siswa mendengarkan 5
 Guru mengulang materi penjelasan guru.
secara singkat.
Penutup
 Guru menjelaskann bahwa  Siswa mendengarkan
materi A-2, B-2, C-2, dan penjelasan guru
D-2, dilanjutkan pada 5
pertemuan berikutnya.
 Mengucapkan salam Membalas salam guru

12
Lembar Ahli 1
Materi A-1
1. Arti Kubus
Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang kongruen
berbentuk persegi.
Perhatikan gambar berikut!

Diketahui :
ABCD EFGH = kubus dengan sisi j
ABCD = bidang alas
EFGH = bidang atas
BCHE = bidang diagonal

2. Sifat-sifat kubus
a) Memiliki 8 titik sudut (A, B, C, D, E, F, G, H)
b) Memiliki 6 buah sisi kongruen bentuk persegi
 1 sisi bidang alas : ABCD
 1 sisi bidang atas : EFGH
 4 sisi tegak : ABFE, BCGH, CDHG, ADHE
c) Memiliki 12 rusuk sama panjang : AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE,
AE, BF, CG, DH
d) Memiliki 12 diagonal sisi sama panjang : AF, BE, BG, CF, CH, DG, DE,
AH, AC, BD, EG, FH
e) Memiliki 6H bidang diagonal kongruen berbentuk persegi panjang :
ABGH, EFCD, BCHE, FGDA, BFHD, AEGC
f) Memiliki 4 diagonal ruang sama panjang : AG, BH, CE, DF
 Rusuk kubus adalah pertemuan dua sisi kubus yang berupa garis ruas
garis
 Titik sudut adalah pertemuan tiga buah rusuk yang saling tegak lurus
 Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
saling berhadapan
 Bidang diagonal adalah bidang yang melalui dua buah rusuk yang
saling berhadapan

13
Latihan A-1
Perhatikan Kubus pada gambar berikut!

a. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan KL!


b. Sebutkan kelompok rusuk lain yang saling sejajar!
Ada berapa kelompok?
c. Berdasarkan jawaban diatas, maka setiap kubus
memiliki… kelompok rusuk yang sejajar.

14
Lembar Ahli 2
Materi B-1
1. Arti Balok
 Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi dan 3
pasang sisi berbentuk persegi kongruen.
 Perhatikan gambar berikut:
ABCD EFGH = balok

2. Sifat-sifat Balok
a. Memiliki 8 titik sudut: A, B, C, D, E, F, G, H
b. Memilki 6 bidang sisi persegi panjang yang berhadapan dan kongruen:
ABCD≈AFGH, ADFE≈DCGH. BCGF≈ADHE.
c. Memiliki 12 rusuk dalam 3 kelompok yang sama dan sejajar:
- AB sama dan // DC, EF, HG = panjang balok
- BC sama dan // AD, FG, EH = lebar balok
- AE sama dan // BF, CG, DH = tinggi balok
d. Memiliki 12 diagonal sisi = AF, BE, BG, CF, CH, DG, AH, AC, BD, EG,
dan FG
e. Memiliki 6 bidang diagonal persegi panjang: ABGH, EFCD, BCHE,
FGDA, BFHD, dan AEGC
f. Memiliki 4 diagonal ruang: AG, BH, CE, dan DF

Latihan B-1
Perhatikan Balok pada gambar berikut!

a. Sebutkan bidang / sisi yang luasnya sama dengan


luas bidang / sisi SRVW!
b. Sebutkan rusuk-rusuk lebarnya!

15
Lembar Ahli 3
Materi C-1
1. Arti Prisma
 Prima adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar dan
beberapa bidang lain yang saling memotong menurut garis yang sejajar
 Prima pada dasarnya dibedakan menjadi dua:
a. Prisma tegak: rusuk tegaknya lurus pada alas
b. Prisma condong: rusuk tegaknya tidak tegak lurus pada alas
 Nama prisma dikelompokkan sesuai dengan bidang alasnya, contohnya:
a. Alas berupa segitiga = prisma segitiga
b. Alas berupa segi empat = prisma segi empat
c. Alas berupa segi lima = prisma segi lima
d. Alas berupa segi- n = prisma segi -n
2. Sifat-sifat Prisma
a) Prisma tegak segitiga
o Mempunyai 6 titik sudut: A, B, C, D, E, F
o Bidang alas dan bidang atas sejajar dan
kongruen
o Mempunyai 9 rusuk: AB, BC, CA, AD, DE,
BE, CF, EF, DF
o Mempunyai 6 diagonal sisi: AE, AF, BD,
BF, CE, CD
o Tidak memiliki bidang diagonal maupun
diagonal ruang

b) Prisma tegak segilima


o mempunyai 10 titik sudut: K, L, M, N, O, P,
Q, R, S, T
o Mempnyai 7 sisi, terdiri atas:
- 1 sisi alas
- 1 sisi atas
- 5 sisi tegak
o Mempunyai 15 rusuk: KL, LM, MN, NO,
OP, OK, PQ, QR, RS, ST, KP, LQ, MR, NS,
OT
o Mempunyai 20 diagonal sisi, terdiri atas:
- 5 diagonal atas
- 5 diagonal alas
- 10 diagonal sisi tegak
o Mempunyai 10 diagonal ruang

16
c) Pada prisma segi-n, dan n = segi maka banyaknya:
a. Titik sudut : 2n
b. Sisi :n+2
c. Rusuk : n(n – 3)
1
d. Diagonal sisi alas : 2 𝑛(𝑛 − 3)
1
e. Bidang diagonal ruang : 2 𝑛(𝑛 − 3)

Latihan C-1
Perhatikan Prisma pada gambar berikut!

a. Sebutkan rusuk-rusuk tegaknya!


b. Sebutkan bidang/sisi alasnya!
c. Memiliki berapa titik sudut? Sebutkan!

17
Lembar Ahli 4
Materi D-1
1. Arti Limas
Limas adalah bangun ruang dengan bagian alas berupa segi banyak dan
dibentuk sisi segitiga yang bertemu pada satu titik
2. Sifat-sifat Limas
a) Limas Segitiga
 Mempunyai 4 titik sudut: A, B, C, T
 Mempunyai 4 bidang sisi: ABC, ABT, BCT,
ACT
 Mempunyai 6 rusuk: AB, BC, CA, AT, BT, CT
 TTi = garis tinggi limas
Pada limas beraturan, Ti berada paad
perpotongan sumbu simetris alas
b) Limas Segiempat
 Mempunyai 6 titik sudut: A, B, C, D, E, T
 Mempunyai 6 bidang sisi: ABCDE, ABT, BCT,
CDT, DET, EAT
 Mempunyai 10 rusuk: AB, BC, CD, DE, EA
TA, TB, TC, TD, TE
 Tt = garis tinggi limas T ABCD

Limas yang alasnya berbentuk segitiga maka bidang sisinya berjumlah


4
Limas yang alasnya berbentuk persegi panjang maka bidang sisinya
berjumlah 5, dan seterusnya
Garis tinggi sisi tegak yang ditarik dari puncak limas beraturan disebut
apotema
Limas beraturan adalah limas yang alasnya beraturan dan titik kaki
garis tinggi berimpit di pusat bidang alas
Nama limas sesui dengan bentuknya:
- Alasnya segitiga disebut limas segitiga
- Alasnya segiempat disebut limas segiempat
- Alasnya segi-n disebut limas segi-n
c) Limas Segi-n
Banyaknya rusuk = 2n
Banyaknya titi sudut = n
Banyaknya sisi = n
𝑛
Banyaknya diagonal sisi atas = 2 (𝑛 − 3)
𝑛
Banyaknya bidang diagonal = 2 (𝑛 − 3)

18
Latihan D-1
Perhatikan Limas pada gambar berikut!

a. Sebutkan namanya dengan benar!


b. Berbentuk apakah bidang/sisi tegaknya?
c. Berapakah jumlah sisi-sisinya?

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran jigsaw merupakan sistem pembelajaran kelompok
dengan memanfaatkan kelompok asal dan kelompok ahli dalam mengembangkan
materi yang diajarkan.
Unsur – unsur model pembelajaran jigsaw yaitu, saling ketergantungan
positif (positive interpendence), akuntabilitas individual (individual
accountability), tatap muka (face of face interaction), keterampilan social (social
skill), dan proses kelompok (group processing).
Langkah – langkah pembelajaran jigsaw terdiri atas dua tahap yaitu, tahap
persiapan (menyusun materi, membuat perangkat pelajaran, menentukan jadwal
kegiatan, membentuk kelompok jigsaw), dan tahap pelaksanaan (memberikan
materi, diskusi kelompok ahli, laporan kelompok, evaluasi, penghargaan
kelompok).

B. Saran
1. Guru sebaiknya menjelaskan model pembelajaran tipe jigsaw ini dulu kepada
siswa sebelum menerapkannya, agar siswa tidak binggung.
2. Guru harus pandai dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk
diterapkan dalam model ini.
3. Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa melihat
guru/papan tulis dengan jelas, bisa melihat rekan-rekan kelompoknya dengan
baik, dan berada dalam jangkauan kelompoknya dengan merata.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu digunakan atau diterepkan
karena suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah atau guru, selain itu siswa akan
merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir serta meningkatkan
keaktifan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning


di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Muslim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Natuna. 2004. Pengantar Jadi Guru Program Pengalaman Lapangan. Unri:


Press.

Sibermen. 2004. 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning). Bandung:


Nusa Media.

Slavin. 2005. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media

Suprijono. 2010. Cooperative Learning: Teor dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

21

Anda mungkin juga menyukai