Daya Oksidasi Halogen
Daya Oksidasi Halogen
Tujuan Percobaan :
Menentukan kekuatan mengoksidasi dari halogen
Mengidentifikasi senyawa Alkali tanah - Halida
Dasar Teori :
Unsur-unsur halogen bersifat relatif reaktif. Unsur-unsur halogen terdiri dari astatin,
brom, chlor, fluor, dan iod. Kita tidak melakukan analisa untuk astatin dan fluor, karena
astatin bersifat radioaktif dan fluor terlalu reaktif. Atom-atom halogen cenderung menarik
elektron dan membentuk anion X (Cl, Br, dan lain-lainnya). Karena sifat tersebut
halogen merupakan oksidator yaitu zat yang cenderung mengoksidasi zat lain.
Jika larutan yang berisi halogen X 2 (Cl2, Br2, I2) dicampur dengan larutan yang berisi
ion halida Y (Cl, Br, I), maka dapat terjadi reaksi :
X2 (larutan) + 2Y (larutan ) 2X (larutan) + Y2 (larutan)
Reaksi tersebut dapat berlangsung bila X merupakan oksidator yang lebih baik dari Y.
Bila Y merupakan oksidator yang lebih baik dari X, maka reaksi diatas tidak akan terjadi.
Reaksi akan bersifat spontan dengan arah yang berlawanan. Dalam percobaan ini kita akan
mencampurkan larutan halogen dengan larutan ion halida untuk menentukan daya oksidasi
dari unsur-unsur halogen. Daya oksidasi bervariasi dari satu unsur ke unsur halogen lainnya
di dalam sistem periodik. Didalam air dan khususnya didalam pelarut organik, halogen
mempunyai warna yang khas. Ion-ion halida tidak berwarna didalam air dan tidak larut
dalam pelarut organik. Brom didalam 1,1,1 TCE berwarna orange (coklat), sedangkan Cl 2
dan I2 dalam pelarut tersebut mempunyai warna lain. Brom lebih larut dalam TCE
dibandingkan dalam air, sehingga bila kita mengocok larutan air brom dengan TCE, maka
brom akan pindah ke pelarut TCE dan menghasilkan warna orange. Kemudian kedalam
campuran tersebut ditambahkan larutan yang berisi ion halida, misalnya Cl , lalu dikocok
dengan baik. Bila Br2 merupakan pengoksidasi yang lebih baik dari Cl 2, maka brom akan
mengambil elektron dari ion Cl dan berubah menjadi Br dengan reaksi :
Br2 (larutan) + 2Cl (larutan) 2Br(larutan) + Cl2 (larutan)
Bila reaksi diatas terjadi, maka warna dari lapisan TCE akan berubah, karena Br2
digunakan dan terbentuk Cl2. Warna lapisan TCE akan berubah dari coklat kewarna larutan
Cl2 dalam TCE. Bila reaksi tidak berlangsung, maka warna TCE akan tetap coklat. Kita
harus belajar membedakan halogen dengan ion halida, karena kedua zat ini tidak sama
walaupun namanya hampir mirip.
Halogen merupakan molekul dan zat pengoksidasi serta mempunyai bau. Hanya
sedikit larut dalam air dan sangat larut dalam TCE dengan warna yang berbeda. Ion halida
hanya terdapat dalam bentuk larutan dalam air, tidak berwarna dan tidak berbau dan
kebanyakan merupakan zat pengoksidasi. Ion halida tidak larut dalam TCE.
Prosedur kerja :
Halogen
Kira-kira 2 Ml air brom dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan TCE
sebanyak 2 Ml.
Tutup tabung reaksi dan kocok hingga warna Brom terserap oleh TCE.
Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan Air Clor dan Air Iod.
Catat setiap perubahan warna Br2, Cl2 dan I2 dalam air maupun dalam TCE.
Data pengamatan :
Warna Halogen
Halogen Air 1,1,1 Tri Cloro Etana
Brom Larutan berwarna Kuning Larutan berwarna Kuning
Clor Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna
Iod Larutan berwarna Ungu Larutan berwarna Ungu
Reaksi antara Halogen dengan Ion Halida
Halogen TCE Ion Brom Ion Clor Ion Iod
Brom Kuning Kuning muda Kuning muda Kuning muda
Clor Bening Bening Bening (setelah lama Keruh) Bening
Iod Ungu Ungu Ungu Ungu
Pembahasan :
Warna Halogen
Daya oksidasi dari halogen dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi seperti
halnya Brom dan Clor (sedangkan untuk Clor terjadi juga pemisahan antara Clor
dengan TCE).
Reaksi antara Halogen dengan Ion Halida
Perubahannya dapat dilihat bentuknya seperti hanya terjadi
pemisahan antar larutan, dan warna yang larutan tersebut.
Kesimpulan :
Dari hasil percobaan urutan daya oksidasi dari halogen :
Cl > Br > I
Dari hasil percobaan urutan daya reduksi pada ion halida :
Cl < Br < I
z
Jawaban pertanyaan :
1. A2 + 2B 2A + B2
Dari reaksi diatas zat yang teroksidasi adalah zat B sedangkan zat yang tereduksi
adalah zat A.
Jika larutan A dicampur dengan larutan yang berisi ion C , ternyata tidak terjadi reaksi
maka A merupakan oksidator yang lebih baik dari pada B. Sedangkan ion C oksidator
yang lebih kuat dari pada ion A.
Susunan kekuatan oksidator dari yang terkuat adalah C > A > B
Daftar pustaka :
Jhon Willey & sons, Laboratory eksperiments for chemistry and the living organisme,
3th, Molly bloomfield.
Emil j. Slowinsky, Wayne wolsey, William L. Masterton,
Chemical principle in the laboratory with qualitatives analisis, Japan, Holt-saunders
Int.ed.
Laborpraxis, 2 Messmethoden, Brikhaeuser.