Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH DAN FILOSOFI KEMA

Oleh
Sri Dian Fitriani

Keluarga mahasiswa merupakan pergantian nama yang awalnya menggunakan lembaga


kemahasiswaan. Perubahan nama akibat timbulnya sekat antara mahasiswa yang berkecimpung
dalam lembaga dan mahasiswa di luar lembaga. Terjadi keresahan akibat kuatnya eksistensi dari
lembaga kemahasiswaan. Nama lembaga kemahasiswaan menjadi keluarga mahasiswa di
dalamnya menjadikan aturan sebagai kendaraan sehingga terwujud sebuah keteraturan. Sehingga
sebagai bahan perbandingan, dapat terlihat perbandingan aturan dari aturan tahun 2010, 2011,
dan 2013. Dalam aturan belum mengatur secara menyeluruh masyrakat psikologi.
1. Aturan tahun 2010 (lembaga kemahasiswaan), mengatur maperwa dan BEM dalam
melaksanakan fungsi legislative dan eksekutif.
2. Aturan tahun 2011 (lembaga kemahasiswaan), mengatur maperwa, bem, dan BKM. BKM
merupakan lembaga non-struktural BEM dalam mewadahi minat dan bakat mahasiswa
psikologi.
3. Aturan tahun 2013 (lembaga kemahasiswaan), mengatur maperwa, bem, dan BKM lebih ke
ranah teknis dan BKM sebagai lembaga minat bakat.
Artinya bahwa dalam masa transisi perubahan aturan yang berlaku akan mempertimbangkan
kondisi yang terjadi di tengah masyarakat. Kemudian melanjutkan permasalahan merobohkan
sekat yang terjadi di dalam masyarakat psikologi terhadap lembaga kemahasiswaan dan
sebaliknya maka dibuatlah sebuah amandemen terhadap aturan yang ada. Dengan melakukan
pengkajian secara filosofis, sosiologis, dan yuridis.
1. Filosofis
Aturan ada karena apa? Untuk mengatur jalannya sebuah system yang akan memumpuni
organisasi agar terlaksana sesuai yang diharapkan. Artinya ibarat sebuah perjalanan lalu
lintas, individu akan berhenti bila lampu lalu lintas berwrna merah, kuning untuk berhati-hati,
dan jalan bila berwarna hijau. Bayangkan bila tidak ada sebuah aturan yang mengatur, apakah
manusia akan tetap tertib? Jawabannya bisa ya, bisa saja tidak. Kembali pada kesadaran
manusia bahwa manusia hidup diberi rasa sadar atas kodratnya sebagai manusia yang
memiliki pemimpin. Dapat dari diri maupun dari orang lain.
2. Sosiologis
Telah tergambar berdasarkan pemaparan diatas bahwa untuk merobohkan sekat yang
terjadi diantara masyarakat psikologi dan lembaga kemahasiswaan
3. Yuridis
Mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia seperti UUD 1945 atau aturan lainnya
(perubahan yang jelas terlihat adalah peraturan perundangan yang lebih diatur berdasarkan
hirarki perundangan). (lihat surat ketetapan AD/ART pada Mubes tahun 2017)
Dari gambaran pertimbangan yang tertuang dalam landasan sehingga dibuatkan amandemen
terhadap aturan sebelumnya untuk tujuan menyempurnakan. Hasil penyempurnaan tersebut
tertuang dalam perubahan tata peraturan yang berlaku di Kema F.Psi UNM. Sebelumnya hanya
memiliki AD/ART, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), dan Petunjuk Teknis (Juknis), aturan
tambahan, dan AD/ART BKM. Kesemuanya tidak mengandung hierarki tata peraturan yang
baku. Sehingga tidak jarang akan mengakibatkan multitafsir di dalam tata kelembagaan itu
sendiri. Atas pertimbangan tersebut maka dilakukan adaptasi tata peraturan perundang-undangan
Negara untuk diimplementasikan di ruang lingkup kema yang kemudian dikenal dengan tata urut
peraturan perundang-undangan Kema F.Psi UNM. Tata urutan tersebut bersifat hierarkis dan
berlaku lex superialis yang berarti peraturan di bawah tidak bertentangan dengan peraturan di
atasnya. Urutan tersebut adalah sebagai berikut (lihat gambar 1):
AD/ART Kema F.Psi UNM merupakan peraturan dasar
yang disusun bersama oleh seluruh anggota Kema F.Psi
AD/ART Kema UNM yang bersifat mengikat karena mengandung nilai
kesepakatan bersama dan di tetapkan di Musyawarah
F.Psi UNM Besar Kema F.Psi UNM.

Ketetapan Maperwa Kema F.Psi UNM merupakan


ketetapan yang dibuat dan ditetapkan oleh
Maperwa melalui siding paripurna dan bersifat
ATURAN DI BAWAH TIDAK BOLEH BERTENTANGAN

TAP Maperwa umum dan mengikat karena merupakan


Kema F.Psi UNM representasi aspirasi dari konstituen yang berada di
dalam maperwa. Ruang lingkup cakupan Tap
DENGAN ATURAN DI ATASNYA

Maperwa Kema F.Psi UNM disesuaikan


berdasarkan cakupan aturan yang akan dibuat.

Undang-undang kema F.Psi UNM merupakan


UU Kema F.Psi peraturan yang dibuat dan ditetapkan bersama oleh
Maperwa dan BEM yang bersifat teknis dan
UNM merupakan penjelas dari AD/ART Kema F.Psi
UNM. Sesuai aspirasi anggota kema F.Psi UNM
untuk menetapkan regulasi dalam pengubahan
peraturan perundang-undangan maka Rancangan
UU baru yang akan di tetapkan di dasarkan dalam
Peraturan proyek legislasi yang ditetapkan oleh maperwa.
(read: UU Peraturan perundang-undangan dan tatib
Eksekutif Kema maperwa)
Peraturan eksekutif Kema F.Psi UNM merupakan
F.Psi UNM penjabaran teknis dari UU kema F.Psi UNM yang
ditetapkan olehBEM kema F.Psi UNM.

Peraturan internal BKM F.Psi UNM merupakan


peraturan yang dibuat dan ditetapkan oleh BKM.
Peraturan Konten yang dapat dijabarkan di dalam peraturan
Internal BKM tersebut boleh saja berasal dari luar hirarki
Kema F.Psi UNM pertauran perundangan kema selama tidak
bertentangan dengan peraturan di atasnya yaitu
AD/ART, TAP, UU, dan PE.

Gambar. 2. Hierarki peraturan perundang-undangan Kema F.Psi UNM


Seiring dengan pembentukan peraturan perundang-undangan yang baru tersebut, mekanisme
kerja kelembagaan Kema F.Psi UNM pun turut diamandemen. Awalnya yang tertuang di dalam
aturan kemahasiswaan UNM yang mengatur antara maperwa dan bem saja. Kemudian BKM
dirangkul sebagai satuan eksekutif BEM kema F.Psi UNM karena status BKM awalnya masih
menuai ketidak jelasan. Alhasil karena lembaga kemahasiswaan pada aturan kemahasiswaan
UNM hanya memberi anggaran kepada BEM dan Maperwa maka atas inisiasi bersama, BKM
diangkat sebagai satuan kerja BEM agar dapat membagi anggaran secara adil. Sehingga,
Lembaga Kemahasiswaan Kema F.Psi UNM sebagai satuan kerja, Maperwa sebagai lembaga
legislative dan yudikatif, BEM dan BKM sebagai satuan eksekutif. Terkhusus untuk BKM kema
F.Psi UNM merupakan lembaga yang mewadahi minat bakat anggota Kema. (lihat gambar 2)

MAPERWA Kema F.Psi


BEM Kema F.Psi UNM
UNM

BKM Kema F.Psi UNM

Gambar.2. Satuan Kerja Kema F.Psi UNM


Keterangan
( ) : Garis komando
1. Bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh BEM Kema F.Psi UNM merupakan persetujuan
dan pengawasan dari Maperwa Kema F.Psi UNM.
2. Bahwa segala bentuk kegiatan/pernyataan sikap/tindakan yang dilaksanakan oleh BEM
merupakan hasil dari aspirasi anggota Kema F.Psi UNM yang tertuang di dalam
AD/ART dan turunannya, rekomendasi Mubes Kema F.Psi UNM,dan/atau permintaan
lisan maupun tertulis dari anggota Kema F.Psi UNM yang disampaikan kepada Maperwa
Kema F.Psi UNM.
( ) : Garis rekomendasi
1. Bahwa segala bentuk kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh BKM selama sejalan dengan
AD/ART dan turunannya, rekomendasi, dan aspirasi wajib dilaporakan dan
dikoordinasikan kepada BEM kema F.Psi UNM sebagai representasi dari pelaksana
teknis kerja eksekutif berdasarkan ruang lingkup masing-masing BKM.
2. Bahwa BKM kema F.Psi UNM merupakan lembaga yang bertugas untuk membantu
BEM dalam mewadahi pengembangan potensi anggota kema F.Psi UNM
3. Bahwa BKM memiliki hak istimewa yakni hak penetapan anggota dengan memberikan
sendiri status keanggotaan mereka.
Kembali lagi pada pembahasan awal, pemilihan penggunaan nama keluarga mahasiswa
adalah keputusan akhir dari badan perumus (waktu itu) setelah menimbang berbagai nama yang
dijadikan referensi seperti republik mahasiswa, dan pilihan jatuh pada keluarga mahasiswa
dengan tujuan akan terjalin keakraban anatara fungsionaris kelembagaan dengan masyarakat
psikologi yang lebih lanjutnya mengatur tentang status keanggotaan dalam fakultas psikologi.

Anda mungkin juga menyukai