BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
12
disemua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
13
Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life Saving Patient Safety
Solutions dari WHO patient safety ( 2007 ) yang digunakan juga oleh Komite
yaitu :
1) Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien
2) Sasaran II : Peningkatan Komunikasi yang efektif
3) Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang perlu diwaspadai
( High Alert )
4) Sasaran IV : Kepastian Tepat Lokasi, Tepat prosedur, Tepat pasien
Operasi
5) Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
6) Sasaran VI : Pengurangan Risiko Jatuh.
Kriteria:
pelayanan.
secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
Kriteria:
pelayanan. Karena itu di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme
Kriteria:
15
dan efektif.
Standar IV.
Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang
Kriteria:
mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien
16
sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja antara lain
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
Standar V.
KTD/KNC
17
keselamatan pasien.
keselamatan pasien.
Kriteria:
pasien.
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jalas untuk keperluan analisis.
h. Terdapat kolaburasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar disiplin.
tersebut.
Standar VI.
secara jelas.
Kriteria:
19
orientasi bagi staf baru yang memuat topik tentang keselamatan paien
dalam setiap kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang jelas
Standar VII.
eksternal
Kriteria:
pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera,
cedera
3) Kejadian Nyaris Cedera ( KNC )
4) Kejadian nyaris cedera adalah terjadinya insiden yang belum sempat
terpapar kepasien.
5) Kejadian Potensial Cedera
Kondisi yang sangat potensial untuk terjadinya cedera, tetapi belum
terjadinya insiden.
6) Kejadian Sentinel
21
faktor eksternal / luar rumah sakit, faktor organisasi dan manajemen, faktor
lingkungan kerja, faktor tim, faktor petugas dan kinerja, faktor pasien dan faktor
komunikasi (Depkes,2008 ).
Henriksen,et. Al (2008) mengemukakan bahwa faktor yang berkontribusi
informasi yang tidak adek kuat, masalah SDM, hal – hal lain yang berhubungan
dengan pasien, transfer pengetahuan di rumah sakit, alur kerja, kegagal tehnis,
kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat. WHO menyatakan ada empat yang
pada barisan terdepan yang memiliki dampak secara langsung pada mutu
dan motivasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Astrianty(menunjukkan responden
stres kerja tinggi (100%), kelelahan kerja tinggi (54%), dan usia ≤25 tahun
usia muda umumnya memiliki keunggulan dalam fisik yang lebih kuat,
kurang tanggung jawab, dan turn over tinggi. Staf dengan usia lebih tua
kondisi fisiknya kurang tetapi bekerja lebih ulet, tanggung jawab besar, dan
safety di ruang Instalasi Rawat Darurat RSUD Prof DR. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo. Dengan nilai pengetahuan p value = 0,001 dan nilai Odds Ratio =
44,0 dan nilai motivasi p value = 0,000 dan nilai Odds Ratio = 176,0.
2.3.2 Faktor Organisasi, Lingkungan Sosia dan Lingkungan Fisik
Lingkungan organisasi merupakan lingkungan manusia di dalam organisasi
gedung rumah sakit harus benar – benar memikirkan keselamatan baik bagi
untuk sifat dasar pekerjaaan yang dilakukan telah dipahami dengan baik
pada industri lain yang beresiko tinggi selama bertahun – tahun. Baru –
verbal dan tertulis dalam hal ini komunikasi antar perawat, perawat dengan
dokter, perawat dengan pasien dan perawat dengan profesi lainnya. Sesuai
25
standar keselamatan pasien rumah sakit yang terdiri dari tujuh standar
yang salah satunya adalah komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
2008)`
Agency for Healthcare Research and Quality/AHRQ203
dan non verbal, mis komunikasi antar staf, antar shif, komunikasi yang tidak
satu penyebab insiden atau kejadian yang tidak diharapkan yang dialmi
komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah
jawab dari satu orang atau tim petugas ke orang atau tim petugas lain. Pada
26
yang diterima.
( Depkes,2008 ).
Kondisi yang tidak terencana dengan baik, kurang tepatnya
adalah periode laten karena semua itu terjadi sejak sangat lama, jauh dari
ditetapkan.
mutu.
2.3.6 Pengetahuan
tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimiliki yaitu: mata,
28
perilaku masyarakat.
1) Tahu (know).
diterima.
2) Memahami (Comprehension).
3) Aplikasi (Application).
4) Analisis (Analysis).
5) Sintesis (Syntesis).
6) Evaluasi (Evaluation).
mengontrol keuangan, material dan sumber daya manusia yang ada untuk
keluarganya.
2.4.1 Pengertian Perawat
Perawat adalah orang yang memberikan pelayanan / asuhan
klien
g. Sebagai pembaharu yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahan
(Consultan).
2.5 Kerangka Teoritis
Merujuk pada model system Henriskey, Kaye, Morisseau ( 1993)
Depkes (2008)
faktor eksternal / luar rumah sakit
faktor organisasi dan manajemen
faktor lingkungan kerja K
faktor tim, faktor petugas dan
Henriksen,et. kinerja
Al (2008) E
faktor
faktor pasien dan faktor komunikasi S
manusia yang meliputi interaksi yang
E
kurang,
L
kesalahan dalam mengambil keputusan klinis A
salah persepsi M
Menurut Agency for Helthcare research and
pengetahuan manusia
Quality/AHRQ ( 2003 ) A
keterbatasan mengoperasional alat dan mesin,
faktor organisasi T
system,sifat
faktor tugas dan
dari pekerjaan
pekerjaan Gambar 2.1 A
N
faktor lingkungan dan faktor individu
Kerangka Teori Penelitian
kejadian IKP dengan nilai P value masing – masing 0.0028,0.010, 0.028 dan
2.6.2 Tri Puji Astuti (2013), Analisis penerapan Manajemen Pasien Safety Dalam
safety, belum adanya timbal balik dari KKPRS, peran PMKP secara