BAB IV
A. Gambaran Umum
a. Misi
terjangkau.
(IT).
b. Visi
humanisme.
30
31
Dengan 123 tempat tidur terdiri dari VVIP 3 TT (Tempat Tidur), VIP
Tidur), ruang bersalin terdiri dari 2 TT (Tempat Tidur), ruang bayi baru
5. Farmasi
6. Laboratorium, Radiology
31
32
Bagansiapiapi
BAGIAN TATA
KELOMPOK USAHA
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
KEUANGAN
SUB BAGIAN
PERENCANAAN
DAN PROGRAM
32
33
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Univariat
dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah
33
34
No Bayi N %
1 BBLR 34 24,8
103 (75,2%).
34
35
2. Hasil Bivariat
N % N % N %
35
36
C. Pembahasan Penelitian
63,11 %
70
60
50
36,89 %
40 Preterm
76,47% UK < 37
30 Minggu
Aterm UK
20 > 37
Minggu
23,53%
10
0
BBLR TIDAK BBLR
mengalami ketuban pecah dini (aterm) usia kehamilan > 37 minggu yang
36
37
Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh p value 0,000 < ∝ (0,05)
Dini dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum
Dari hasil uji statistik juga diperoleh nilai POR (Prevalensi Odds
yang mengalami ketuban pecah dini preterm usia kehamilan < 37 minggu
mempunyai peluang sebesar 5.559 kali untuk mengalami bayi berat lahir
Hal ini sesuai dengan teori ketuban pecah dini yaitu pecahnya selaput
mempunyai pengaruh yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi
kurang bulan. Khususnya pada ibu yang mengalami ketuban pecah dini <
37
38
Ana Dwi Andriyani (2008) tentang Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan
partus prematurus.
KPD terjadi pada aterm dan preterm, pada aterm 90% terjadi dalam 24
jam sedangkan pada preterm sering lebih lama, dengan hasil uji statistik
didapat p value = 0,015 (< 0,05) berarti ada hubungan antara KPD Dengan
peluang 3,063 kali untuk mengalami BBLR dibandingkan ibu yang tidak
KPD.
38
39
D. Keterbatasan Penelitian
pengolahan data, serta analisa data yang kurang sempurna. Selain itu
penelitian ini perlu ditindak lanjuti melalui penelitian dengan skala yang
lebih luas serta metode yang lebih bervariasi untuk memberikan keyakinan
dapat diterapkan.
39