Anda di halaman 1dari 26

RENCANA BELANJA DAN ANGGARAN

RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH


TAHUN ANGGARAN 2019

RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH

JL. Naryo Atmajan 27 A Ambarawa, Kabupaten Semarang

Telp. 0298-591280 Faks. 0298-591211

email : rsubinakasih@yahoo.co.id
Rencana Belanja dan Anggaran

Rumah Sakit Umum Bina Kasih

Anggaran Tahun 2019

Dipersiapkan oleh

Direktur RSU Bina Kasih

dr. Ahmad Sulaiman Lubis, SpU


NIK. 92.581.01.401

Menyetujui :

DEWAN PENGAWAS RSU BINA KASIH

dr. Rini Susilowati, M.Kes, MM

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga Rumah
Sakit Umum Bina Kasih telah mampu menyusun Rencana Belanja dan Anggaran dengan
berpedoman pada Peraturan Yayasan Bina Kasih.

Dokumen Rencana Belanja dan Anggaran RSU Bina Kasih Tahun 2019 memuat rencana
kerja dan kegiatan seluruh satuan kerja yang terintegrasi dan saling terkait. Secara
konseptual, Rencana Belanja dan Anggaran disusun melalui proses bottom-up dan top down
atau dimulai dari usulan masing-masing pusat pertanggungjawaban bagian, bidang dan
instalasi, dengan mempertimbangkan berbagai asumsi-asumsi baik makro termasuk kurs
dolar, tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi serta asumsi volume pelayanan, pengembangan
pelayanan baru dan tarif.

Pada hakekatnya dokumen Rencana Belanja dan Anggaran (RBA) merupakan peta
rencana kerja dalam pembiayaan rumah sakit untuk membantu fungsi pengelolaan keuangan
dan non keuangan secara efisiensi dan dapat dipergunakan sebagai alat kontrol untuk menilai
indikator kinerja keuangan, indikator kinerja pelayanan, indikator kinerja mutu pelayanan dan
manfaat bagi masyarakat dengan harapan kinerja rumah sakit dalam tahun 2019 akan lebih
meningkat dari tahun sebelumnya baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas.

Demikian rencana belanja dan anggaran tahun 2019 ini dibuat untuk dapat dipakai
sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan rumah sakit dan semoga apa yang telah
ditetapkan dapat tercapai.

Ambarawa, Januari 2019


Direktur RSU Bina Kasih

dr. Ahmad Sulaiman Lubis, SpU


NIK. 92.581.01.401

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

Dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka


Rumah Sakit Umum Bina Kasih telah melaksanakan pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek
bisnis yang sehat.
Rumah Sakit Umum Bina Kasih terletak di Jl. Naryo Atmajan 27 Kecamatan
Ambarawa, Kabupaten Semarang yang merupakan satu dari 19 (sembilan belas)
kecamatan di Kabupaten Semarang dengan jarak kurang lebih 20 Km dari Kota Ungaran
Luas tanah di RSU Bina Kasih sebesar 6.971 m² dengan luas bangunan kurang
lebih 5.580 m². Dalam memberikan pelayanan kesehatan RSU Bina Kasih memberikan
pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat serta Pelayanan Penunjang
Diagnostik dengan kapasitas tempat tidur pasien pada Tahun 2018 sejumlah 55 tempat
tidur dengan kelas Rumah Sakit Kelas D.
Adapun pelayanan yang ada di RSU Bina Kasih sekarang ini meliputi:
1. Spesialis Penyakit Bedah
2. Spesialis Penyakit Anak
3. Spesialis Penyakit Kandungan
4. Spesialis Penyakit Dalam
5. Spesialis THT
6. Spesialis Penyakit Mata
7. Spesialis Penyakit Syaraf
8. Gigi Umum
9. Dokter Umum
10. Konsultasi Gizi
11. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
12. Pelayanan Gawat Darurat
13. Pelayanan High Care Unit
1
14. Pelayanan Rawat Inap
15. Pelayanan Laboratorium
16. Pelayanan Radiologi

Jenis pelayanan yang lain :


1. Treadmill
2. Electro Cardiografi ( ECG )
3. USG 4 D

B. Visi Rumah Sakit Umum Bina Kasih


Visi Rumah Sakit Umum Bina Kasih yaitu ”Menjadi rumah sakit dengan pelayanan
yang cepat, tepat, aman, bermutu, ramah dan bertanggung jawab serta profesional
demi tercapainya kepuasan masyarakat.”

C. Misi Rumah Sakit Umum Bina Kasih

Dalam mewujudkan Visi RSU Bina Kasih diperlukan kerjasama dan tekad yang baik agar
permasalahan yang dihadapi akan mudah diselesaikan, sehingga misi rumah sakit
dirumuskan sebagai berikut :

”Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau oleh seluruh


lapisan masyarakat agar derajat kesehatan masyarakat meningkat.”

D. Maksud dan Tujuan


1. MAKSUD

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka mencapai visi


dan misi RSU Bina Kasih.

2. TUJUAN
a. Mewujudkan pelayanan rumah sakit yang lengkap, berkualitas dan
bertanggungjawab dengan sarana yang memadai, memiliki sumber daya

2
aparatur yang profesional dengan biaya yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat.
b. Melaksanakan Rumah Sakit Tipe D dan mewujudkan sistem informasi rumah
sakit yang tepat guna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
c. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia dan manajemen Rumah Sakit,
menciptakan budaya kerja yang cepat, tepat dan cermat agar menjadi rumah
sakit andalan masyarakat.

E. Susunan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas

Susunan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Bina Kasih sesuai dengan Pedoman
Pengorganisasian RSU Bina Kasih nomor 02/YBK/VI/2018 sebagai berikut:
1. Direktur
2. Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi :
a. Sub Seksi Pelayanan Medik
b. Sub Seksi Keperawatan
3. Seksi Penunjang Medik dan Non Medik membawahi :
a. Sub Seksi Penunjang Medik
b. Sub Seksi Penunjang Non Medik
4. Sub Bagian Tata Usaha membawahi :
a. Urusan Perencanaan
b. Urusan Kepegawaian dan Umum
c. Urusan Keuangan
d. Urusan Informasi
5. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Sanitasi membawahi :
a. Unit Sarana
b. Unit Sanitasi
c. Unit Loundry
6. Kelompok Jabatan Fungsional

3
Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Bina Kasih secara lengkap terurai
sebagai berikut :

Uraian tugas pokok masing-masing Jabatan sebagai berikut :


1. Direktur
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Melaksanakan sebagian tugas RSU Bina Kasih bidang penyusunan perencanaan,
pengelolaan administrasi keuangan, administrasi umum, dan administrasi kepegawaian.
3. Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan
Melaksanakan sebagian tugas RSU Bina Kasih di bidang pelayanan medik dan
keperawatan.
4. Kepala Seksi Penunjang Medik dan Non Medik
Melaksanakan sebagian tugas RSU Bina Kasih bidang penunjang medik dan penunjang
non medik.
5. Kepala Seksi Sarana dan Sanitasi
Melaksanakan sebagian tugas RSU Bina Kasih di bidang sarana dan sanitasi.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Terdiri dari Komite-komite yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur
4
7. Instalasi
Dipimpin oleh kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada direktur.

Dewan Pengawas merupakan lembaga yang bertugas melakukan pengawasan dan


pembinaan terhadap pelaksanaan pengelolaan Rumah Sakit Umum Bina Kasih yang dilakukan
oleh pejabat pengelola agar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban Dewan Pengawas:
a. Memberikan pendapat dan saran kepada Ketua Yayasan mengenai Rencana Belanja
dan Anggaran (RBA) yang diusulkan oleh Direktur;
b. Melaporkan kepada Ketua Yayasan apabila terjadi gejala menurunnya kinerja RSU Bina
Kasih;
c. Mengikuti perkembangan kegiatan rumah sakit dan memberikan pendapat serta saran
kepada Ketua Yayasan mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan rumah sakit;
d. Melaporkan kinerja rumah sakit kepada Ketua Yayasan;
e. Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam melaksanakan pengelolaan
rumah sakit;
f. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja, baik keuangan maupun non keuangan, serta
memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat
Pengelola;
g. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.

5
BAB II
KINERJA RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH
TAHUN ANGGARAN 2018

A. Kondisi Lingkungan yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja


1. Faktor Internal
a. Kekuatan
1). Pelayanan Medis
Pengembangan beberapa jenis layanan unggulan baik dalam Pelayanan
Rawat Jalan maupun Pelayanan Rawat Inap serta pemenuhan standar
pelayanan rumah sakit, antara lain:
1. Tersedianya pelayanan spesialis
2. Tersedianya pelayanan rehabilitasi medik
3. Tersedianya pelayanan Treatmill
4. Tersedianya pelayanan Electro Cardiografy (ECG)
5. Tersedianya pelayanan USG kandungan 4D

2). Organisasi dan SDM


- Sumber daya tenaga medis sesuai dengan standar Rumah Sakit Kelas D.
- Adanya program pengembangan sumber daya manusia untuk
meningkatan kompetensi pegawai.
- Kesiapsiagaan dalam penanganan kedawatdaruratan 24 jam cukup
memadai.
- Terlaksanannya kegiatan-kegiatan sosial ( misal : bakti sosial sircumsisi
yang berkerja sama dengan organisasi profesi) sebagai wujud ”social
responsibility” untuk menjaga citra rumah sakit.
- Adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk seluruh kegiatan
utama pelayanan, sehingga standar mutu pelayanan terjaga.
- Adanya dokter spesialis mitra sangat membantu dalam pelayanan.

6
3). Keuangan
- Pembiayaan lebih efisien karena melakukan prioritas pembelanjaan.
- Adanya trend pendapatan yang semakin meningkat setiap tahunnya.
- Pembiayaan kebutuhan operasional yang bersumber dari pendapatan
operasional rumah sakit semakin meningkat.
- Kemampuan investasi yang didanai oleh pendapatan rumah sakit
semakin meningkat.
- Adanya kerjasama pelayanan kesehatan dengan pihak ketiga sehingga
mendukung peningkatan pendapatan.

4). Sarana dan Prasarana


- Letak rumah sakit yang cukup strategis, tenang, nyaman dan mudah
dijangkau.
- Bangunan utama perawatan rawat inap yang memadai.
- Tersedianya bangunan penunjang lainnya yang cukup memadai serta
arean parkir yang cukup terjamin keamanannya.
- Fasilitas dan jenis peralatan kesehatan yang semakin lengkap.
- Proses pengembangan gedung rawat inap dengan pelayanan yang
sesuai standart diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan
pendapatan rumah sakit.

b. Kelemahan
1). Pelayanan Medis
Masih ada alur pelayanan yang belum sepenuhnya efektif (perlu
pembaharuan Standar Pelayanan Operasional (SPO) disesuaikan dengan
kondisi dan perkembangan pelayanan RS).
2). Organisasi dan SDM
- Masih kurangnya jumlah SDM terutama dokter spesialis dan perawat.

7
3). Keuangan
- Terlambatnya pembayaran klaim pelayanan BPJS sehingga menganggu
dalam pembiayaan operasional rumah sakit.
- Terlambatnya pembayaran klaim Jampersal .
- Tarif pelayanan belum sesuai unit cost sehingga belum sesuai dengan
kebutuhan biaya operasional.
- Masih adanya piutang pelayananan terutama dari pasien umum,
perusahaan dan penjamin sehingga mempengaruhi biaya operasional
yang harus disediakan.
4). Sarana dan Prasarana
- Penataan ruang pelayanan dan pendukung pelayanan belum efektif.
- Penambahan alat kesehatan belum sebanding dengan jumlah alat
kesehatan yang dibutuhkan.
- Keterbatasan lokasi rumah sakit sehingga tidak dapat dilakukan
pengembangan gedung untuk pelayanan dan penunjang pelayanan.
- Lahan parkir yang belum memadai bagi seluruh pengunjung dan
karyawan rumah sakit.

2. Faktor Eksternal
a. Peluang
Berbagai kondisi eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi keberhasilan RSU Bina Kasih dalam mencapai tujuan, antara lain
meliputi :
1) Persaingan dalam industry pelayanan kesehatan
- Adanya rumah sakit swasta dan pemerintah yang ada di Kabupaten
Semarang menjadikan persaingan pasar yang semakin ketat, sehingga
mendorong RSU Bina Kasih untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
- Kepercayaan masyarakat terhadap RSU Bina Kasih cukup baik
khususnya di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya.
8
2) Keadaan Perekonomian
Perekonomian yang relatif stabil dan kondisi perekonomian masyarakat
yang semakin meningkat mempunyai dampak yang positif dalam
penyelenggaraan kegiatan operasional.

3) Tumbuhnya Perindustrian di wilayan Kabupaten Semarang


Semakin banyaknya industri dilingkungan Kabupaten Semarang merupakan
peluang dalam meningkatkan jangkauan pelayanan karena dengan menjalin
kerja sama antara perusahaan dengan rumah sakit maka dalam
meningkatkan sumber pendapatan rumah sakit.

b. Hambatan
1. Perkembangan teknologi kedokteran yang sangat cepat dan membutuhkan
biaya yang besar, sedangkan kemampuan keuangan rumah sakit belum
memadai dalam menyediakan sarana kesehatan, serta daya beli masyarakat
yang terbatas merupakan hambatan bagi rumah sakit untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan perkembangan
teknologi kedokteran dan kemampuan masyarakat.
2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menuntut RSU Bina
Kasih untuk dapat cepat merespon kebutuhan Sistem Informasi Kesehatan
maupun Sistem Informasi Manajemen Kesehatan.
3. Adanya peraturan BPJS Kesehatan yang sering berubah, mengakibatkan
adanya perubahan kebijakan pelayanan terhadap pasien.

9
B. Perbandingan Asumsi pada Waktu Menyusun Rencana Belanja dan Anggaran dengan
Fakta yang Terjadi
1. Aspek Makro

Asumsi Anggaran Riil Juni


No Unsur
Tahun 2018 2018
1 2 3 4
1 Pertumbuhan ekonomi (%) 5,4 % 5,27%
2 Tingkat inflasi (%) 3,5 % 0,59%
Tingkat suku bunga pinjaman 5,3 % 5,5%
3
(%)
4 Kurs (Rp) 13.500 14.467

Asumsi : Faktor luar yang diluar kendali RSU Bina Kasih


Sumber : amp.tirto.id

Dengan adanya tingkat inflasi sebesar 3,5% akan berpengaruh pada


kenaikan harga dan kenaikan biaya–biaya bahan yang digunakan untuk
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat sehingga biaya pembelian bahan
yang dikeluarkan pihak rumah sakit menjadi meningkat. Kenaikan tingkat suku
bunga pinjaman sebesar 5,3% tidak secara langsung berpengaruh terhadap
pelayanan kepada masyarakat. Kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar Rp
13.500,- mempengaruhi harga alat kesehatan yang berasal dari luar negeri.

2. Aspek Mikro

No Unsur Asumsi TA 2018 Fakta TA 2018

1 2 3 4
1 Kenaikan tarif Adanya penyesuaian Adanya penyesuaian tarif
layanan tarif pelayanan untuk pelayanan untuk pasien
pasien umum yang umum yang telah
telah ditetapkan pada ditetapkan pada tahun
tahun 2018 2018

10
Perubahan tarif rumah sakit tahun 2018 merupakan penyesuain harga
komponen biaya pelayanan yang lebih rasional sehingga upaya peningkatan
pelayanan kepada masyarakat terwujud.
Pelayanan uji kesehatan yang dilakukan merupakan bentuk
pengembangan pelayanan yang dilakukan RSU Bina Kasih sehingga berdampak
pada meningkatnya penerimaan pendapatan rumah sakit.

C. Pencapaian Kinerja
1. Non Keuangan
a. Berdasarkan Unit Layanan

Realisasi
No Jenis Layanan Satuan
Tahun 2018
1 2 3 4
1 Instalasi Rawat Jalan pasien 6.553
2 Instalasi Gawat Darurat pasien 2.511
3 Instalasi Rawat Inap pasien 2.657
4 Instalasi Radiologi pemeriksaan 700

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Instalasi Rawat Jalan
Realisasi pelayanan Instalasi Rawat Jalan sampai Desember 2018 sebesar
6.553 pasien.
2. Instalasi Gawat Darurat
Jumlah pasien pada IGD sampai dengan sampai Desember 2018 mencapai
2.511 pasien
3. Instalasi Rawat Inap
Pelayanan pada Instalasi Rawat Inap sampai dengan sampai Desember 2018
telah mencapai 2.657 pasien
4. Instalasi Radiologi
Pelayanan radiologi sampai dengan sampai Desember 2018 sebesar 700
pemeriksaan.

11
b. Berdasarkan Kinerja Pelayanan Rumah Sakit
Capaian Kinerja Rumah Sakit sampai dengan Desember 2018 sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Satuan 2018

1 BOR ( Bed Occupation Rate ) % 53,57


2 LOS ( Length of Stay ) hari 4
3 TOI ( Turn Over Interval ) hari 4
4 BTO ( Bed Turn Over ) kali 39
5 GDR (Gross Death Rate) %o 8
6 NDR (Net Death Rate) %o 9
Dari table diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Bed Ocupancy Rate (BOR) yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada
satu satuan tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai
parameter BOR sesuai angka standar dalah 60%-80%. Tabel di atas
menunjukkan bahwa presentase pemakaian tempat tidur belum efisien.

b) Average length of Stay (LOS) yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien ,
indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum nilai AVLOS
sesuai angka standar antara 6-9 hari. Tabel di atas menunjukkan bahwa
lama rawat pasien lebih sedikit dari nilai ideal.

c) Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat teriisi berikutnya. Angka standar TOI
sebesar 1-3 hari. Tabel diatas menunjukkan interval pemakaian tempat
tidur belum efisien.

d) Bed Turn Over (BTO) yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
(biasanya dalam perode 1 tahun). Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur. Idealnya dalam setahun 1

12
tempat tidur dipakai 40 – 50 kali. Angka BTO pada tahun 2018 frekuensi
pemakaian tempat tidur belum efisien.

e) Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar rumah sakit. Nilai GDR seyogyanya tidak melebihi 45
pada 1000 penderita keluar. Tabel diatas menunjukkan mutu pelayanan
baik, jumlah pasien meninggal seluruhnya dalam batas ideal.

f) Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran
mutu pelayanan dirumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat
ditolelir adalah kurang dari 25 per 1000. Tabel diatas menunjukkan
bahwa mutu pelayanan baik, dibuktikan dengan jumlah pasien yang
meninggal > 48 jam dalam batas ideal.

13
2. Keuangan

Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran pada tahun 2018

2018
Pendapatan
Pasien Umum 9.208.003.000
Pasien BPJS 2.645.086.518
11.853.089.518

Pengeluaran 2018
Pembelian Penunjang Medis 3.665.625.864
Pembelian Obat 3.130.447.224
Pembelian Alkes 343.450.440
Pembelian Bahan Laborat 155.728.200
Pembelian Bahan Radiologi 36.000.000
Gaji Karyawan 2.508.000.000
Jasa Medis 2.042.982.000
By. Listrik 197.705.424
By. Telepon dan Fax 30.857.520
By. Telepon Berlangganan 15.597.060
By. Pulsa Handphone 3.168.000
By. Internet 12.092.460
By. Air (PDAM+ABT) 27.026.810
By. Transportasi 44.988.700
By. Manajemen (SIMRS) 18.000.000
By. Admin dan ATK 77.468.050
Pajak 127.416.000
By. Sumbangan 20.000.000
By. HRD 20.000.000
By. Rekruitmen Karyawan 10.000.000
By. Seragam Karyawan 10.000.000
By. Perijinan 73.280.000

14
By. SIP dan STR 20.000.000
By. Ijin Rumah Sakit 50.000.000
By. Ijin Radiologi 2.280.000
By. Iuran Perkumpulan RS 1.000.000
By. Food and Beverage 465.440.500
By. Keperluan Umum 68.273.300
By. Marketing 2.822.763
By. Pemeliharaan Bangunan 35.527.910
By. Pemeliharaan Alat Medis 137.641.300
By. Pemeliharaan Kendaraan 35.527.910
By. Penyusutan 165.218.294
By. Peningkatan Mutu 340.000.000
By. Akreditasi 166.000.000
By. Seminar/ Workshop/ In
House Training 174.000.000
By. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 237.831.126
By. Pelunasan Kredit 1.000.000.000

TOTAL ANGGARAN BELANJA 11.341.633.471

INVESTASI 511.456.047

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa investasi pendapatan Tahun
2018 yang diterima sebesar Rp 511.456.047,00

15
BAB III
RENCANA BELANJA DAN ANGGARAN
ANGGARAN TAHUN 2019

A. Kondisi Lingkungan yang diprediksi akan Mempengaruhi Pencapaian Kinerja


1. Faktor Internal
a. Kekuatan
1). Pelayanan Medis
Pengembangan beberapa jenis layanan unggulan baik dalam Pelayanan
Rawat Jalan maupun Pelayanan Rawat Inap serta pemenuhan standar
pelayanan rumah sakit, antara lain:
1. Tersedianya pelayanan spesialis
2. Tersedianya pelayanan rehabilitasi medik
3. Tersedianya pelayanan Treatmill
4. Tersedianya pelayanan Electro Cardiografy (ECG)
5. Tersedianya pelayanan USG kandungan 4D.
2). Organisasi dan SDM
- Sumber daya tenaga medis sesuai dengan standar Rumah Sakit Kelas D.
- Adanya program pengembangan sumber daya manusia untuk
meningkatan kompetensi pegawai.
- Kesiapsiagaan dalam penanganan kedawatdaruratan 24 jam cukup
memadai.
- Terlaksanannya kegiatan-kegiatan sosial ( misal : bakti sosial sircumsisi
yang berkerja sama dengan organisasi profesi) sebagai wujud ”social
responsibility” untuk menjaga citra rumah sakit.
- Adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk seluruh kegiatan
utama pelayanan, sehingga standar mutu pelayanan terjaga.
- Adanya dokter spesialis mitra sangat membantu dalam pelayanan.
3). Keuangan
- Adanya trend pendapatan yang semakin meningkat setiap tahunnya.

16
- Pembiayaan kebutuhan operasional yang bersumber dari pendapatan
operasional rumah sakit semakin meningkat.
- Kemampuan investasi yang didanai oleh pendapatan rumah sakit
semakin meningkat.
- Adanya kerjasama pelayanan kesehatan dengan pihak ketiga sehingga
mendukung peningkatan pendapatan.
- Adanya perubahan tarif yang dapat meningkatkan pendapatan rumah
sakit.

4). Sarana dan Prasarana


- Letak rumah sakit yang cukup strategis, tenang, nyaman dan mudah
dijangkau.
- Bangunan utama perawatan rawat inap yang memadai.
- Tersedianya bangunan penunjang lainnya yang cukup memadai serta
area parkir yang cukup terjamin keamanannya.
- Fasilitas dan jenis peralatan kesehatan yang semakin lengkap.
- Proses pengembangan gedung rawat inap diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan dan pendapatan rumah sakit.

b. Kelemahan
1). Pelayanan Medis
Masih ada alur pelayanan yang belum sepenuhnya efektif (perlu
pembaharuan Standar Pelayanan Operasional (SPO) disesuaikan dengan
kondisi dan perkembangan pelayanan RS).
2). Organisasi dan SDM
- Masih kurangnya jumlah SDM terutama dokter spesialis dan perawat.
3). Keuangan
- Terlambatnya pembayaran klaim pelayanan BPJS sehingga menganggu
dalam pembiayaan operasional rumah sakit.
- Terlambatnya pembayaran klaim Jampersal
17
- Tarif pelayanan belum sesuai unit cost sehingga belum sesuai dengan
kebutuhan biaya operasional.
- Masih adanya piutang pelayananan terutama dari pasien umum,
perusahaan dan penjamin sehingga mempengaruhi biaya operasional
yang harus disediakan.

4). Sarana dan Prasarana


- Penataan ruang pelayanan dan pendukung pelayanan belum efektif.
- Penambahan alat kesehatan belum sebanding dengan jumlah alat
kesehatan yang dibutuhkan.
- Keterbatasan lokasi rumah sakit sehingga tidak dapat dilakukan
pengembangan gedung untuk pelayanan dan penunjang pelayanan.
- Lahan parkir yang belum memadai bagi seluruh pengunjung dan
karyawan rumah sakit.

3. Faktor Eksternal
a. Peluang
Berbagai kondisi eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi keberhasilan RSU Bina Kasih dalam mencapai tujuan, antara lain
meliputi :
2) Persaingan dalam industry pelayanan kesehatan
- Adanya rumah sakit swasta dan pemerintah yang ada di Kabupaten
Semarang menjadikan persaingan pasar yang semakin ketat, sehingga
mendorong RSU Bina Kasih untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.
- Kepercayaan masyarakat terhadap RSU Bina Kasih cukup baik khususnya
di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya.
3) Keadaan Perekonomian
Perekonomian yang relatif stabil dan kondisi perekonomian masyarakat yang
semakin meningkat mempunyai dampak yang positif dalam penyelenggaraan
kegiatan operasional.

18
4) Tumbuhnya Perindustrian di wilayan Kabupaten Semarang
Semakin banyaknya industri dilingkungan Kabupaten Semarang merupakan
peluang dalam meningkatkan jangkauan pelayanan karena dengan menjalin
kerja sama antara perusahaan dengan rumah sakit maka dalam meningkatkan
sumber pendapatan rumah sakit.

c. Hambatan
1. Perkembangan teknologi kedokteran yang sangat cepat dan membutuhkan
biaya yang besar, sedangkan kemampuan keuangan rumah sakit belum
memadai dalam menyediakan sarana kesehatan, serta daya beli masyarakat
yang terbatas merupakan hambatan bagi rumah sakit untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan perkembangan
teknologi kedokteran dan kemampuan masyarakat.
2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menuntut RSU Bina
Kasih untuk dapat cepat merespon kebutuhan Sistem Informasi Kesehatan
maupun Sistem Informasi Manajemen Kesehatan.
3. Adanya peraturan BPJS Kesehatan yang sering berubah, mengakibatkan
adanya perubahan kebijakan pelayanan terhadap pasien.

B. Asumsi yang digunakan


1. Aspek Makro

Asumsi Anggaran
No Unsur Ket
Tahun 2019
1 2 3 4
1 Pertumbuhan ekonomi (%) 5,3 %
2 Tingkat inflasi (%) 3,5 %
Tingkat suku bunga pinjaman 5,3 %
3
(%)
4 Kurs (Rp) Rp14.400
Asumsi : faktor luar yang diluar kendali RSU Bina Kasih
Sumber : Kompas.com

19
Dengan adanya asumsi tingkat inflasi sebesar 3,5% akan berpengaruh pada
kenaikan harga dan kenaikan biaya –biaya bahan, sedangkan pertumbuhan
ekonomi yang cukup baik 5,3% akan berpengaruh pada kemampuan masyarakat
berobat di rumah sakit yang semakin meningkat.

2. Aspek Mikro

No Unsur Asumsi 2019

1 Kenaikan tarif layanan Adanya penyesuaian tarif pelayanan


untuk pasien umum yang telah
ditetapkan pada tahun 2019

Asumsi yang mempengaruhi kinerja tahun 2019 adalah kenaikan tarif pelayanan
pasien umum.

C. Sasaran dan target Kinerja

No Jenis Layanan Satuan Target 2019

1 2 3 4
1 Instalasi Rawat Jalan pasien 7.044
2 Instalasi Gawat Darurat pasien 2.699
3 Instalasi Rawat Inap pasien 2.856
4 Instalasi Radiologi pemeriksaan 753

D. Perkiraan Pendapatan

NO UNIT CAPAIAN 2018 PROYEKSI TAHUN 2019


1 2 3 4
A PASIEN UMUM 9.208.003.000 9.898.603.225
B PASIEN BPJS 2.645.086.518 2.843.468.007
JUMLAH 11.853.089.518 12.742.071.232

20
Proyeksi Pendapatan pada Tahun 2019 sebesar Rp. 12.742.071.232,- atau naik sebesar
Rp. 888.981.714,-

E. Perkiraan Biaya

Pengeluaran 2018 2019


Pembelian Penunjang Medis 3.665.625.864 3.940.547.804
Pembelian Obat 3.130.447.224 3.365.230.766
Pembelian Alkes 343.450.440 369.209.223
Pembelian Bahan Laborat 155.728.200 167.407.815
Pembelian Bahan Radiologi 36.000.000 38.700.000
Gaji Karyawan 2.508.000.000 2.696.100.000
Jasa Medis 2.042.982.000 2.196.205.650
By. Listrik 197.705.424 212.533.330
By. Telepon dan Fax 30.857.520 33.181.834
By. Telepon Berlangganan 15.597.060 16.776.839
By. Pulsa Handphone 3.168.000 3.405.600
By. Internet 12.092.460 12.999.395
By. Air (PDAM+ABT) 27.026.810 29.053.820
By. Transportasi 44.988.700 48.362.852
By. Manajemen (SIMRS) 18.000.000 19.350.000
By. Admin dan ATK 77.468.050 83.278.154
Pajak 127.416.000 136.972.200
By. Sumbangan 20.000.000 21.500.000
By. HRD 20.000.000 21.500.000
By. Rekruitmen Karyawan 10.000.000 10.750.000
By. Seragam Karyawan 10.000.000 10.750.000
By. Perijinan 73.280.000 78.776.000
By. SIP dan STR 20.000.000 21.500.000
By. Ijin Rumah Sakit 50.000.000 53.750.000
By. Ijin Radiologi 2.280.000 2.451.000
By. Iuran Perkumpulan RS 1.000.000 1.075.000

21
By. Food and Beverage 465.440.500 500.348.538
By. Keperluan Umum 68.273.300 73.393.798
By. Marketing 2.822.763 3.034.470
By. Pemeliharaan Bangunan 35.527.910 38.192.503
By. Pemeliharaan Alat Medis 137.641.300 147.964.398
By. Pemeliharaan Kendaraan 35.527.910 38.192.503
By. Penyusutan 165.218.294 177.609.666
By. Peningkatan Mutu 340.000.000 365.500.000
By. Akreditasi 166.000.000 178.450.000
By. Seminar/ Workshop/ In House
Training 174.000.000 187.050.000
By. Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi 237.831.126 255.668.460
By. Pelunasan Kredit 1.000.000.000 1.075.000.000

TOTAL ANGGARAN BELANJA 11.341.633.471 12.192.265.980

22
BAB IV
PENUTUP

A. Hal - hal Yang Perlu mendapat Perhatian dalam Implementasi Kegiatan Rumah Sakit

- Pendapatan pada Anggaran Tahun 2019 diproyeksikan sebesar


Rp. 12.742.071.232,- yang bersumber dari operasional rumah sakit

- Peningkatan kinerja keuangan dan kinerja pelayanan merupakan tujuan yang


harus dicapai pada setiap tahun anggaran.

B. Kesimpulan
- Kinerja rumah sakit akan tercapai apabila didukung oleh komitmen semua pihak.
- Penerapan rencana strategi dan rencana belanja serta anggaran pada rumah
sakit banyak memberikan manfaat terutama dalam meningkatkan efisiensi
pembiayaan maupun meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
- Semakin banyaknya kompetitor menuntut rumah sakit untuk dapat memberikan
pelayanan terbaik sehingga kinerja baik pelayanan maupun keuangan semakin
meningkat.

23

Anda mungkin juga menyukai