TINJAUAN KASUS
III.3.1 Kasus
Kasus anak sekolah
Data laporan hasil survey yang dilakukan oleh penanggung jawab UKS dan
puskesmas di SD X sebagai berikut: jumlah siswa 123 orang, dipinggir jalan banyak
pedagang yang berjualan, makanan yang dijual kebersihannya tidak terjamin, dan siswa
jarang sarapan pagi. Perilaku siswa terlihat tidak mencuci tangan sebelum makan. Hasil
pemeriksaan fisik juga didapatkan kebersihan gigi dan mulut kurang sehat serta kuku jari
tangan kotor juga panjang. Selain itu, sebanyak 33 orang siswa menderita cacingan
khususnya siswa kelas II dan III. Pada saat istirahat, siswa lebih banyak membeli jajanan
ke pedagang kaki lima daripada di kantin. Siswa juga mengeluh sulit menyebrang jalan
karena kendaraan yang lewat banyak. Tidak ada petugas yang menyeberangkan siswa.
III.3.2 Pengkajian
A. Data inti (core)
1. Demografi
Jumlah anak sekolah keseleruhan menurut data yang dilakukan oleh
penanggungjawab UKS dan Puskesmas di SD X berjumlah 123 orang. Selain itu
terdapat 33 orang siswa menderita cacingan khususnya siswa kelas II dan III.
2. Status perkawinan
100% dari anak usia sekolah belum kawin.
3. Nilai, kepercayaan dan agama
Disekolah tersebut terdapat musola untuk tempat beribadah karena letak SD X
bersebelahan dengan musola tersebut dan di sekolah terdapat mata pelajaran
Agama.
B. Data Sub-sistem
1. Lingkungan fisik
Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.
Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1 kantin di
dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin kebersihannya.
Terdapat banyak penjual makanan di dpinggir jalan sekolah. Jenis makanan yang
dijual tidak terjamin kebersihannya dan siswa jarang sarapan pagi. Perilaku siswa
terlihat tidak mencuci tangan sebelum makan. Terdapat 2 kamar mandi yang
terpisah antara kamar mandi anak laki-laki dan perempuan, kondisi terawat
dengan baik.
Hasil pemeriksaan fisik juga didapatkan kebersihan gigi dan mulut kurang
serta kuku jari tangan kotor dan panjang-panjang. Pada saat istirahat, siswa lebih
banyak memebeli jajanan ke pegadang kaki lima daripada di kantin. Siswa juga
mengeluh sulit menyeberang jalan karena kendaraan yang lebih banyak dan tidak
ada petugas yang menyeberangkan siswa tersebut.
Kualitas udara di SD X buruk, dikarenakan dekat tempat pembuangan
sampah dan terletak di kawasan padat penduduk. Udara terasa pengap dan bau
sampah yang menyengat. Begitu juga dengan kualitas air tanahnya, sudah
tercemar limbah dari tempat pembuangan sampah, ditandai dengan air yang keruh
dan berbau.
Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Tenaga kesehatan setempat rutin datang ke sekolah untuk memberikan
pelayanan kesehatan pada siswa sekali dalam setahun. Jenis pelayanan kesehatan
yang diberikan seperti imunisasi, pemberian makanan tambahan, dan
pemeriksaan gigi. Pelayanan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kurang
begitu banyak berdampak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat karena
kegiatan tersebut hanya dilakukan sekali dalam setiap tahunnya dan tidak
berkelanjutan.
2. Ekonomi
Rata-rata penghasilan dari orang tua siswa itu cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari misalnya kebutuhan rumah tangga. Selain itu juga ada
beberapa siswa yang bekerja sambilan setelah pulang sekolah untuk membantu
kebutuhan keluarganya, ada yang menjual Koran, membantu ayahnya di bengkel
kecil dan membantu ibunya menjual makanan. Dengan penghasilan yang
cukup,maka siswa-siswi SD Sumberejo 3 jarang sekali memeriksakan
kesehatannya apabila mereka sakit,mereka hanya membeli obat diwarung-
warung.
3. Keamanan dan transportasi
SD X tidak memiliki petugas keamanan, sehingga tidak ada yang membantu
siswa menyebrang jalan ketika akan membeli jajanan. Siswa pun merasa
kesulitan ketika akan pulang dari sekolah karena tidak ada petugas keamanan
yang membantu menertibkan siswa ketika keluar dari area sekolah tersebut . Di
SD X pun tidak disediakan sarana transportasi seperti bis sekolah untuk
mengantar jemput siswa sehingga dapat menyebabkan banyak siswa yang tidak
langsung pulang ke rumah sepulang dari sekolah, dan sebagian siswa ada yang
berangkat dari rumah namun tidak sampai ke sekolah. kebanyakan siswa
menggunakan sepeda sebagai trasportasinya, selain itu juga banyak siswa yang
jalan kaki ketika berangkat dan pulang dari sekolah. Keamanan fasilitas
sekolahnya kurang terjaga dengan baik seperti seperti ruang UKS yang tidak
terawat, kantin yang kurang terjaga kebersihannya dan banyak pedagang kaki
lima yang menjul jajanan yang kurang sehat.
4. Politik dan pemerintahan
Pemerintah daerah mempunyai kebijakan tentang pemakaian seragam batik
pada hari kamis. Selain itu juga sekolah memiliki tata tertib yang harus dipatuhi
oleh siswa-siswi dan memiliki guru BK untuk menangani siswa-siswi yang
bermasalah.
5. Komunikasi
Hanya ada beberapa siswa yang membawa alat komunikasi berupa
handphone ke sekolah, karena kebanyakan siswa yang lain berasal dari keluarga
yang kurang mampu. Dampak adanya siswa yang membawa alat komunikasi ke
sekolah adalah timbulnya kecemburuan sosial. Alat komunikasi tersebut
(handphone) dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa, karena siswa terlalu
asik bermain dan mengesampingkan belajar.
6. Pendidikan
Di SD X terdapat kurikulum tentang promosi kesehatan, tetapi kurikulum
ini tidak berjalan dengan baik, dikarenakan kekurangan tenaga kerja. Di SD X
juga terdapat ekstrakurikuler yang terdiri dari pramuka, dokcil (dokter kecil). Di
SD X juga terdapat pembelajaran tentang kesehatan, namun pembelajaran ini
belum terstruktur dengan baik dan belum dilaksanakan secara rutin.
7. Relaksasi
Di daerah tersebut terdapat lapangan sepak bola yang biasa digunakan oleh
anak-anak SD X untuk main bola, layang-layangan dan banyak lagi permainan
untuk mengisi waktu kosong saat hari libur. Selain itu juga mereka mempunyai
TV dirumah masing-masing sebagai sarana rekreasi. Mereka selalu menggunakan
hari liburnya untuk bermain bersama teman-temannya.
NO Diagnosa Keperawatan
III.3.7 Implementasi
III.3.8 Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses
dari pelaksanaan diagnose keperawatan pertama di SDN X adalah 100% peserta
hadir , 90% peserta terlibat aktif dalam diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjlan
sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasil yang dapat diketahui adalah melalui
peningkatan pengetahuan kelompok anak usia sekolah tentang cara membersihan
gigi, menjaga pola hidup sehat yang dapat dilihat dari antusias anak usia sekolah
dalam mempraktikkannya.