MAKALAH
ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas harian mata kuliah virologi
yang diampu oleh dosen Fitri Rahmi Fadilah, S.Si, M Biomed
Oleh :
Lista Dewi
Nurul Azmi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan
sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun
dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi
dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin
terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah
” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai
dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam
cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Salah satu
diantranya adalah virus Hepatitis B.
Hepatitis B yang merupakan peradangan hati yang bisa berpotensi fatal,
disebabkan infeksi virus hepatitis B, ibarat fenomena gunung es. Hanya 20-30
persen yang terdeteksi. Lebih dari 70 persen tidak diketahui. Padahal, 75 persen
kasus hepatitis B berada di kawasan Asia Pasifik.
Mengingat hepatitis merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), maka imunisasi Hepatitis B merupakan awal dimulainya upaya
pengendalian hepatitis di Indonesia. Imunisasi hepatitis B pada bayi baru lahir
atau birth dose menggunakan prefilled injection device sudah dilakukan sejak
1997.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Penyakit Hepatitis B?
2. Bagaimana Patogenitas Virus Hepatitis B?
3. Bagaimana Siklus Hidup Virus Hepatitis B?
4. Apa Gejala Penyakit Hepatitis B?
5. Bagaimana Cara Penularan Hepatitis B?
6. Bagaiman Pemeriksaan terhadap penderita Hepatitis B?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Penyakit Hepatitis B?
2. Untuk Mengetahui Patogenitas Virus Hepatitis B
3. Untuk Mengetahui Siklus Hidup Virus Hepatitis B
4. Untuk Mengetahui Gejala Penyakit Hepatitis B
5. Untuk Mengetahui Cara Penularan Hepatitis B
6. Untuk Mengetahui Pemeriksaan terhadap penderita Hepatitis B
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi VHB berlangsung dalam dua fase. Selama fase proliferatif, DNA
VHB terdapat dalam bentuk episomal, dengan pembentukan virion lengkap dan
semua antigen terkait. Ekspresi gen HBsAg dan HBcAg di permukaan sel disertai
dengan molekul MHC kelas I menyebabkan pengaktifan limfosit T CD8+
sitotoksik. Selama fase integratif, DNA virus meyatu kedalam genom pejamu.
Seiring dengan berhentinya replikasi virus dan munculnya antibodi virus,
infektivitas berhenti dan kerusakan hati mereda. Namun risiko terjadinya
karsinoma hepatoselular menetap. Hal ini sebagian disebabkan oleh disregulasi
pertumbuhan yang diperantarai protein X VHB. Kerusakan hepatosit terjadi akibat
kerusakan sel yang terinfeksi virus oleh sel sitotoksik CD8+ (Kumar et al, 2012).
C. Siklus Hidup
D. Gejala Penyakit
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat
berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam
ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas.
Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata
tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti
teh.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang
disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis B persisten. Hepatituis B kronis ditandai
dengan HBsAg positif (>6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan
berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif
diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan
Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
peningkatan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas normal (BANN).
E. Cara Penularan
Penularan virus Hepatitis B bisa melalui berbagai cara, sebagai berikut :
a) Melalui darah : Virus hepatitis B ditemukan terutama dalam darah, dan
ditularkan melalui darah yang tercemar. Tidak seperti hepatitis A, virus hepatitis
B tidak ditemukan dalam air seni, keringat atau kotoran, meskipun virus hepatitis
B terdapat dalam cairan tubuh lainnya seperti air mani dan air liur. Pada umumnya
hepatitis B menular melalui transfusi darah yang terkontaminasi. Kini semua
darah yang akan dipakai untuk transfusi diteliti untuk menyaring virus hepatitis B.
b) Melalui jarum suntik : Virus tersebut juga disebarkan melalui jarum suntik yang
terkontaminasi dengan darah. Para pekerja kesehatan yang memakai jarum suntik
dalam tugas mereka dan secara tidak sengaja tertusuk jarum adalah mereka yang
beresiko, sebagaimana juga pemakaian obat bius yang memakai jarum suntik
secara bersama-sama.
c) Jarum tato atau akupuntur yang terkontaminasi juga merupakan sumber
penularan.
d) Melalaui hubungan seksual : Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui
hubungan seks. Orang heteroseksual yang memiliki banyak pasangan dan lelaki
homoseksual memiliki risiko terbesar.
e) Melalui kelahiran : Virus dapat ditularkan dari ibu ke bayi pada saat atau sekitar
waktu kelahiran (yang disebut penularan vertikal). Ini merupakan hal umum di
negara-negara seperti Cina atau banyak negara di Asia Tenggara dimana
penularan hepatitis B amatlah lazim.
Mereka yang hidup atau bekerja dengan pembawa virus hepatitis B
menahun memiliki risiko penularan yang kecil, kecuali melalui hubungan seksual.
F. Pemeriksaan
Ada tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan
diagnosa infeksi hepatitis B yaitu:
1. HBsAg (hepatitis B surface antigen) adalah satu dari penanda yang muncul
dalam serum selama infeksi dan dapat dideteksi 2-8 minggu sebelum munculnya
kelainan kimiawi dalam hati atau terjadinya jaundice (penyakit kuning). Jika
HBsAg berada dalam darah lebih dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis.
Pemeriksaan HBsAg bisa mendeteksi 90% infeksi akut.
Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :
indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B
mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik
tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet, dll)
skrining kehamilan
2. Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya
“reaktif/positif” menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis
B yang berasal dari vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.
3. Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B), terdiri dari 2 tipe yaitu Anti
HBc IgM dan anti HBc IgG.
Anti HBc IgM :
muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga 6
bulan
berperan pada core window (fase jendela yaitu saat dimana HBsAg sudah
hilang tetapi anti –HBs belum muncul.
Anti HBc IgG :
muncul sebelum anti Hbc IgM hilang
terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik
tidak mempunyai efek protektif Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung
hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti HBs.
4. HbeAG
HBeAG adalah antigen “e” Hepatitis yang merupakan protein dari virus dan
menunjukkan bahwa virus secara aktif mereplikasi dalam hati dan bahwa darah
seseorang dan cairan tubuhnya sangat menular. Hasil positif (reaktif)
mengindikasikan adanya virus yang bisa ditularkan pada orang lain. Hasil negatif
berarti virus tidak bisa ditularkan pada orang lain, kecuali di belahan dunia di
mana strain virus tidak memproduksi protein e-antigen adalah hal yang umum.
5. SGPT
6. SGOT
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT,
SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati.
SGOT akan meningkat kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati.
Namun SGOT tidak spesifik hanya terdapat di dalam hati. SGOT juga dapat
ditemukan di sel darah, sel jantung dan sel otot, karena itu peningkatan
SGOT tidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati.
Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir
semua sel rmetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang ditemukan di jantung,
otot rangak, hati, ginjal, otak dan sel darah merah.
8. Amonia serum
Amonia serum merupakan indicator yang sensitive untuk menunjukkan cedera
selhati sangat membantu dalam pendeteksian penyakit hati yang akut seperti
hepatitis.
G. Komplikasi
Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang menjadi awal mula
timbulnya penyakit yang mengganggu fungsi organ hati. Hepatitis merupakan
jenis penyakit yang dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Sebenarnya
penyakit hepatitis ini tidak cukup berbahaya apabila mendapat penangganan
secara cepat dan sesuai dengan standar prosedur pengobatan yakni dengan cara
pemberian vaksinasi.
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya hepatitis. Berikut akan
diulas beberapa faktor kompilikasi lainnya yang dapat menyebabkan hepatitis itu
dapat terjadi, diantaranya:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut world heath organization (WHO) dalam Depkes RI (2010)
memperkirakan lebih dari dua miliar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B dengan
angka kematian 250 ribu orang per tahun dan 170 juta penduduk dunia mengidap
hepatitis C dengan tingkat kematian 350 ribu orang per tahun. Indonesia,
merupakan negara dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas
tinggi, yaitu lebih dari 8 persen dimana 1,5 juta orang Indonesia berpotensi
mengidap kanker hati (liver cancer).
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
hepatitis B yang merusak hati. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan
pengerasan hati (Cirrhosis Hepatis), kanker hati (Hepato Cellular Carsinoma) dan
menimbulkan kematian. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala.
Cara pencegahan:
Imunisasi
Usaha untuk memberikan kekebalan aktif pada bayi dan anak terhadap
penyakit tertentu dengan cara pemberian vaksin yaitu kuman penyebab
penyakit yang telah dilemahkan.
Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan.
Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi.
Hindari menggunakan jarum suntik bekas.
B. Saran
Dari uraian diatas, penulis menyarankan kepada masyarakat untuk selalu
menjaga kesehatan kebersihan sanitasi lingkungan serta memberikan imunisasi
Vaksin Hepatitis B Rekombinan dan Vaksin DPT-HB.tepat sesuai rekomendasi
jadwal yang diberikan agar pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat
parenteral (darah) khususnya penyakit Hepatitis B bisa tercapai.
DAFTAR PUSTAKA