KAJIAN EKSPERIMENTAL
PENGARUH PENGURANGAN KADAR AIR TERHADAP
NILAI KALOR PADA BAHAN BAKAR PADAT
Oleh :
DANIEL ROMATUA
03 0401 081
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas karunia dan kasih-Nya yang diberikan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang
diharapkan sebelumnya.
Skripsi ini merupakan Tugas Sarjana yang harus diselesaikan oleh setiap
Utara pada saat akan menyelesaikan masa studinya sebagai pelengkap salah satu
Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat” dengan cara dikeringkan
berbagai pihak dan melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
M.T yang dalam hal ini juga sebagai dosen pembimbing saya.
studi.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
4. Para staf pegawai atas bantuan tertib administrasi selama masa studi.
semua keluarga yang ada di Bekasi dan di Medan yang selalu memberi
Rico, dan teman-teman yang ada di kos 17+ dan teman-teman yang
kecil.
diberikan selama penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis menerima saran dan
kritik dari teman-teman yang membaca skripsi ini guna untuk mendapatkan hasil
Daniel Romatua
NIM : 03 0401 081
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR GAMBAR vi
ABSTRAK ix
BAB 1 PENDAHULUAN
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Dulong dan Petit 12
Pendekatan Mendeleyev 14
5.1 Kesimpulan 52
5.2 Saran 53
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN 54
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
hidup masyarakat di dunia. Sekarang ini energi dapat diciptakan atau dihasilkan
sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi seperti hasil limbah padat pada
pabrik kelapa sawit yaitu serabut dan cangkang yang digunakan sebagai bahan
bakar ketel dan limbah hasil pertanian yaitu sekam padi dan masih banyak lagi
Jenis sumber energi alternatif yang bisa dikembangkan antara lain : energi
matahari, energi angin, energi panas bumi, energi panas laut (OTEC) dan energi
yang relatif besar. Limbah pertanian tersebut apabila diolah bersama-sama dengan
batu bara dan zat pengikat polutan akan menjadi suatu bahan bakar padat buatan
yang lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif yang di sebut
biobriket.
uap (steam boiler) pada industri-industri besar, kapal-kapal dagang maupun kapal
sumber energi, limbah padat pabrik minyak sawit juga dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi, yaitu sampah serabut, cangkang atau TBK, dapat dipakai
sebagai bahan bakar ketel uap untuk memenuhi kebutuhan uap panas (steam) dan
listrik dan juga limbah padat pada penggilingan padi yang jumlahnya mencapai
Bahan bakar yang umumnya dipakai untuk pabrik kelapa sawit adalah
Dalam hal ini nilai kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar
padat terdiri dari kandungan air internal atau air kristal, yaitu air yang terikat
secara kimiawi dan kandungan air eksternal atau air mekanikal, yaitu air yang
menempel pada permukaan bahan dan terikat secara fisis atau mekanis.
bahan bakar karena dapat menurunkan nilai kalor dan memerlukan sejumlah kalor
mengeringkan serabut, cangkang dan sekam padi untuk mengurangi kadar air
yang terdapat pada masing-masing bahan bakar sesudah melalui proses pengering
yang mempunyai pengaruh terhadap nilai pembakaran atau nilai kalor pada
adalah mengetahui perubahan nilai kalor sebagai pengaruh perubahan kadar air
sehingga didapatlah nilai kalor optimum (tinggi) dari bahan bakar yang akan diuji.
Untuk lebih terarahnya proses penelitian dan pembahasan ini diberi batasan-
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
1. Analisa nilai kalor bahan bakar secara teoritis dan pengujian di
laboratorium.
3. Menentukan kadar air yang ada pada serabut, cangkang dan sekam
Bed Dryer.
Bab 2. Tinjauan Pustaka. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-
teori dasar tentang pembakaran bahan bakar padat, nilai kalor pada bahan bakar,
prinsip pengeringan.
mengenai tempat dan waktu pelaksanaan pengujian, bahan dan peralatan yang
Bab 4. Hasil Analisa Pengujian. Bab ini membahas tentang hasil data
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Bab 5. Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini akan memaparkan
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini
a. Survei Lapangan
DOLOK ILIR Sumatera Utara dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).
b. Studi Literatur
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
c. Diskusi
mengenai masalah yang timbul selama penelitian dan penulisan tugas sarjana.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
adalah reaksi pembakaran. Reaksi ini adalah sebuah reaksi oksidasi yang terdiri
enam macam unsur yang dapat terbakar dan dapat dijumpai dalam beberapa bahan
fosil, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor dan sulfur. Namun unsur-
unsur kimia yang paling penting adalah C, H dan S yaitu unsur-unsur yang jika
(CO2), uap air (H2O), dan sulfur dioksida (SO2). Pembakaran adalah reaksi kimia
yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar, disertai timbulnya
cahaya dan menghasilkan kalor. Oksigen yang dipakai biasanya dari udara yang
terdiri dari 79% N2 + 21% O2. Pembakaran dapat dibedakan menjadi 3 tipe
pembakaran yaitu :
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
a. Pembakaran sempurna (complete combustion) terjadi bila semua unsur
dilepas, sehingga suhu bahan naik secara perlahan juga sampai suhu
menyala.
Dalam ilmu kimia yang dimaksud dengan pembakaran adalah Oksidasi yang
berlangsung pada temperatur tertentu, dengan kecepatan reaksi yang tinggi dan
menghasilkan panas
Oksigen (O2), Hidrogen (H2O), dan Sulfur (S) dengan reaksi sebagai berikut :
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Karbon + Oksigen = Karbon dioksida + panas
Karbon merupakan salah satu unsur yang dapat terbakar yang paling
penting dan menjadi bagian utama dari setiap senyawa hidrokarbon. Oksidasi
karbon agak lambat dan lebih sulit bila dibandingkan dengan unsur hidrogen dan
sulfur. Walaupun karbon mempunyai suhu pembakaran yang lebih rendah (407oC)
dari zat cair, karbon adalah zat padat dengan temperatur tinggi dan
teoritis, akan dianggap bahwa sulfur dan hidrogen keduanya terbakar sempurna
sebelum karbon terbakar. Selanjutnya ini akan diasumsikan bahwa semua karbon
akan teroksidasi menjadi karbon monoksida sebelum semua bagian karbon itu
pada reaksi ini, 2 mol karbon (24 kg) bereaksi dengan 1 mol oksigen (32 kg)
menghasilkan 2 mol karbon monoksida (56 kg). apabila terdapat oksigen yang
cukup memadai, karbon monoksida itu akan teroksidasi menjadi karbon dioksida
jadi, 2 mol karbon monoksida (56 kg) bereaksi dengna 1 mol oksigen (32 kg)
menghasilkan 2 mol karbon dioksida (88 kg). dengan demikian, 64/24 atau 2.66
ketiga unsur dapat terbakar tersebut (582oC atau 1080oF), tetapi karena ia berupa
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
gas, kinetika perubahan hirogen berlangsung sangat cepat. Akibatnya, bila
terdapat udara yang cukup, hidrogen akan terbakar sempurna menjadi air.
2 mol hidrogen (4 kg) bereaksi dengan 1 mol oksigen (32 kg) menghasilkan 2 mol
air (36 kg). jadi massa oksigen yang dibutuhkan untuk membakar sempurna satu
1 mol sulfur (32 kg) ditambah 1 mol oksigen (32 kg) menghasilkan 1 mol sulfur
dioksida (64 kg). Jadi, 32/32 atau 1 kg oksigen yang dibutuhkan unutk membakar
1 kg sulfur.
Dibawah ini adalah tabel komposisi bahan bakar padat yang mempunyai
Komposisi
Cangkang Serabut
Bahan bakar
1 satuan berat bahan bakar padat atau bahan bakar cair atau 1 satuan volume
bahan bakar gas pada kondisi baku (kondisi baku : tekanan 1 atm, suhu 25 oC atau
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
60 oF atau 0 oC) atau nilai banyaknya energi panas yang diperoleh (dilepaskan)
pada waktu terjadinya oksidasi unsur-unsur kimia yang terdapat dalam bahan
Kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu satuan berat bahan
bakar padat atau cair, atau satu satuan volume bahan bakar gas, pada tekanan
tetap, suhu 25oC apabila semua air yang mula-mula berwujud cair setelah
Merupakan nilai kalor bahan bakar tanpa panas laten yang berasal dari
pengembunan uap atau air yang besarnya sama dengan nilai kalor atas
dikurangai kalor yang diperlukan oleh air yang terkandung dalam bahan bakar
dalam bahan bakar berkisar 15 %, yang berarti bahwa setiap satu satuan bahan
karbon, hidrogen, dan sulfur seperti disebutkan dalam persamaan kimia di atas
Dalam hal ini nilai panas karbon tidak ada nilai tertinggi dan terendah, karena
QH = 286470 kJ/kg.mol H2
= 142098,21 kJ/kg H2
= 33933 kkal/kg H2
Nilai panas H2 sebelum dikurangi panas pembentuk uap disebut N. Nilai kalor
QS = 296774 kJ/kg.mol S
= 9256,83 kJ/kg S
= 2210,53 kkal/kg S
Maka, dari pembakaran 1 kg bahan bakar yang terdiri dari senyawa kimia tersebut
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Sebenarnya ada dua macam nilai pembakaran, yakni nilai pembakaran
tinggi atau bruto dan nilai pembakaran rendah atau netto. Perbedaan antara kedua
nilai pembakaran ini pada dasarnya sama dengan panas laten penguapan dari uap
air yang terdapat dalam hasil gas buang ketika bahan bakar dibakar dengan udara
kering. Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap air yang terbentuk pada
proses pembakaran dapat berasal dari kandungan air yang memang sudah ada
dalam bahan bakar (moisture). Panas laten pengkondensasian uap air pada tekanan
parsial 20 kN/m2 (tekanan yang umum timbul pada gas buang motor bakar) adalah
2400 kJ/kg. HHV dan LHV merupakan panas laten dari sejumlah uap air yang
memakai udara kering. Perbedaan anatra nilai pembakaran tinggi dan rendah
dihitung dengan cara pendekatan berdasarkan rumus berikut ini yang dapat
dipakai untuk sebarang bahan bakar dalam basis massa(1, hal : 46)
O2
HHV = 33950 C + 144200 (H2 - ) + 9400 S kJ/kg ( 2.2 )
8
di mana :
O2
Nilai (H2 - ) diperoleh dengan cara sebagai berikut :
8
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Bila dalam bahan bakar terdapat H2 bagian berat Hidrogen dan O2 bagian berat
Oksigen yang terdapat dalam bahan bakar habis bersenyawa dengan hidrogen,
maka jumlah hidrogen yang diikat oleh oksigen sama dengan seperdelapan jumlah
oksigen dari bahan bakar, jadi jumlah hidrogen yang tidak ikut bereaksi adalah :
O2 O
H2 - . Jadi ini berati bahwa bahan bakar telah berkurang seberat 2 kg, oleh
8 8
sebab itulah HHV dihitung berdasarkan berat bahan bakar sebelum bereaksi
Dan besar nilai kalor bawah (LHV) dapat ditentukan sebagai berikut, yaitu
selisih antara HHV dengan panas laten yang terbentuk dari proses pembakaran.
O2
atau :LHV = 33950 C + 122600 (H2 - ) + 9400 S – 2400 (M + 9H2) kJ/kg ( 2.5 )
8
O2
atau : LHV = 8100 C + 29900 (H2 - ) + 2500 S – 600 (M + 9H2) kkal/kg ( 2.6 )
8
di mana :
Selain rumus Dulong dan Petit untuk menentukan nilai kalori pada bahan
bakar padat yaitu batubara, persamaan Mendeleyev berlaku juga untuk semua
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
QL = 81C + 246H + 26 (O-SV ) – 6W ( 2.7 )
di mana :
QL : NHV (net heating value) = LHV (low heating value) = nilai kalor bawah
C : kandungan karbon
H : kandungan hidrogen
SV : kandungan sulfur
O : kandungan oksigen
W : kandungan air
suatu bahan yang akan diuji. Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah
penyalaan (T1 dan T2) yang telah diperoleh pada pengujian “Bomb Kalorimeter”
selanjutnya digunakan untuk menghitung nilai kalor atas bahan bakar (HHV)
dimana :
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Selanjutnya untuk memperoleh harga nilai kalor rata–rata bahan bakar
5
Σ HHVi
i =1
HHVrata - rata = ( kJ/kg ) ( 2.9 )
5
Bahan bakar padat yang sebagian besar terdiri dari karbon, hidrogen dan
Mula-mula bahan bakar padat tersebut akan membentuk gas-gas atau yang
dan gas-gas tersebut akan terurai lebih lanjut menjadi CO dan H2 (water gas) dan
akan terbakar.
Selanjutnya arang atau kokas yang tertinggal (yang semuanya terdiri dari
karbon) akan menguap atau sublimasi terlebih dahulu, dan kemudian baru
dari Karbon C, disebut udara primair, sedangkan udara pembakar yang digunakan
Dengan demikian maka pada waktu membakar bahan bakar padat, dapat
bermacam-macam susunannya.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
b. Membakar lebih lanjut gas-gas yang terbentuk tadi menjadi CO
lain :
1. Ukuran partikel
kandungan moisture.
a. Kadar air
b. Kadar kalori
lambat.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
c. Kadar abu
proses pembakaran.
e. Bulk density
temperatur yang rendah. Temperatur penguraian dan Oksidasi ini makin rendah
bila umur geologis bahan bakar makin muda, atau makin banyak kandungan zat-
waktu oksidasi akan terbentuk panas. Bilamana panas yang terbentuk telah
melebihi panas yang dibutuhkan, baik untuk penguraian zat-zat maupun untuk
penyalaan, maka proses akan berlangsung lebih cepat (atau makin dipercepat),
sehingga bila pembakaran telah terjadi, maka bahan bakar akan terbakar terus.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Pada lapisan yang tipis dari bahan bakar yang sedikit mengandung gas-
gas, terdapat cukup O2 di dalam gas asap di atasnya, yang mampu untuk
Untuk jenis batubara berupa gas coal dan cooking coal, bunga apinya agak
pendek, temperatur penguraian gas dan panas pembakaran dari gas-gasnya adalah
bunga api menyala lebih terang dibandingkan dengan jenis-jenis batubara muda
lainnya, namun pembentukan jelaganya juga lebih banyak. Kokas yang terbentuk
banyak warna ketika pembakaran. Di samping ini, warna dari suatu nyala api
Color Chemical
Carmine Lithium Chloride
Red Strontium Chloride
Orange Calcium Chloride (a bleaching powder)
Sodium Chloride (table salt)
Yellow
or Sodium Carbonate
Yellowish Green Borax
Green Copper Sulfate
Blue Copper Chloride
3 parts Potassium Sulfate
Violet
1 part Potassium Nitrate (saltpeter)
Purple Potassium Chloride
White Magnesium Sulfate (Epsom salts)
Sumber : http://zenstoves.net/">Zen Backpacking Stoves</a>
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Cahaya dari nyala hidrokarbon adalah dari energi yang dilepaskan oleh elektron
dari yang rendah sampai batas yang tertinggi selama proses pembakaran. Energi
yang dilepas bergantung pada frekuensi dari cahaya dan warna nyala api. Warna
nyala merah menunjukan energi yang dihasilkan rendah dan frekuensi yang
rendah. Warna nyala kuning menunjukan energi dan frekuensi yang dihasilkan
sedang, sedangkan warna nyala hijau, orange, biru dan violet adalah energi dan
frekuensi yang dihasilkan tinggi. Biasanya pembakaran bahan bakar padat selalu
kecil zat atau zat cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangai kandungan sisa
zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima. Zat
padat yang akan dikeringkan biasanya terdapat dalam berbagai bentuk serpih
(flake), bijian (granule), kristal (crystal), serbuk (powder), lempeng (slab), atau
berbeda satu sama lain. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam prinsip
efisiensi pengeringan.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
N = Nc = tetap. Perioda laju tetap ditentukan sepenuhnya oleh laju pindahan panas
dan masssa eksternal karena suatu lapisan tipis air bebas selalu tersedia pada
umpan dan kandungan zat cairnya, suhu medium pamanas, waktu pengeringan,
serta suhu akhir yang diperbolehkan dalam pengeringan zat padat itu. Namun,
pola itu ada kesamaannya antara satu pengering dengan pengering lain. Dalam
pengering kontinu, setiap parikel atau elemen zat padat itu mengalami suatu siklus
yang serupa dengan gambar dibawah ini., selama dalam proses dari masuk
pengering sampai keluar. Dalam proses keadaan-stedi suhu pada setiap pengering
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 2.2 Pola suhu di dalam pengering (sumber : Warren L.Mccabe
”Operasi Teknik Kimia” hal : 252)
Jika pada suatu benda terdapat gradien suhu (Temperatur Gradient), maka
menurut pengalaman akan terjadi perpindahan energi dari bagian bersuhu tinggi
q ∂T
~ ( 2.10 )
A ∂x
∂T
q = −kAr ( 2.11 )
∂x
Untuk bidang selinder seperti pipa digunakan persamaan Fourier. Luas bidang
dT
q r = −2πkrL ( 2.12 )
dr
di mana Ar = 2πrL
q
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009 r dr
To
ri L Ti
ro
ln(ro / ri )
Rth =
2πkL
Gambar 2.3 Aliran kalor satu-dimensi melalui silinder bolong dan analogi listriknya
atau
T = Ti pada r = ri
T = To pada r = ro
2πkL(To − Ti )
q=− ( 2.13 )
ln(ro / ri )
di mana :
a. Memanaskan umpan ( zat padat dan zat cair ) sampai suhu penguapan.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam perhitungan pengeringan juga berlaku persamaan dasar
____
q = hA ∆T ( 2.14 )
di mana :
h = koefisien perpindahan panas
Untuk menghitung koefisien konveksi yang ditimbulkan kotak heater sampai pada
Nusselt. Untuk menentukan parameter diatas harus diketahui dari sifat-sifat fluida
Dalam semua pengeringan di mana gas di alirkan atau melalui zat padat,
perpindahan massa selalu terjadi dari permukaan zat padat ke dalam gas, dan
padat.
panas yang secara teoritis dibutuhkan untuk menghasilkan panas laten penguapan
air yang telah dikeringkan, dengan penggunaan panas yang sebenarnya di dalam
alat pengeringan. Efisiensi keseluruhan termasuk juga kehilangan energi pada sisi
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
pemanasan dan oleh karena itu efisiensi ini didasarkan pada jumlah panas yang
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Pengujian eksperimental ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi
Pengujian eksperimental ini dilakukan pada musim kemarau dengan kondisi suhu
Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara yaitu dengan suhu sekitar 30oC.
Diagram jaringan kerja penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. Secara
1. Bahan Penelitian
- Serabut
- Cangkang
- Sekam padi
2. Pengolahan
untuk menganalisa nilai kalor dengan menggunakan alat uji bomb kalorimeter.
Permasalahan :
Kajian Eksperimental Pengaruh
Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai
Kalor Pada Bahan Bakar Padat
Melakukan Pengujian
Analisa Data
Selesai
bahan bakar serabut, cangkang dan sekam padi untuk mengeringkan bahan bakar.
pengering ini sangat mudah didapat di toko-toko besi. Bahan yang digunakan
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
a. Seng atau plat berbentuk lembaran yang akan dipotong-potong menjadi
beberapa bagian.
b. Kawat jaring yang sisi-sisinya diberi plat yang digunakan untuk alas
c. Mesin las.
d. Pipa besi untuk menyalurkan udara panas kedalam alat pengering yang
pipa.
mengeringkan bahan bakar padat yaitu serabut, cangkang dan sekam padi yang
memiliki kadar air. Maka, untuk mendapatkan nilai kalor yang optimum sebagai
perubahan kadar air dalam pengujian ini, akan dilakukan pengeringan dengan
kadar air yang terkandung pada serabut, cangkang dan sekam padi.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3.2 Skematik alat pengujian
Keterangan :
1. Blower
2. Saluran Pipa Udara
3. Kotak Heater
4. Pipa Tempat Termokopel
5. Tungku Pengering
6. Termokopel tipe K
7. Kabel
8. Inverter
9. Termometer
a. Tungku Pengering
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
b. Pemanas (heater)
Spesifikasi pemanas :
c. Blower
Spesifikasi blower :
d. Termometer
Berfungsi sebagai mengukur suhu udara panas pada titik yang sudah
ditentukan.
Spesifikasi Termometer :
e. Inverter
g. Stopwatch
pengering.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Bahan
c. Sekam padi
Gambar 3.3 Cangkang kelapa sawit Gambar 3.4 Serabut kelapa sawit
Permulaan pengujian :
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
2. Mengukur nilai kalor sebelum dikeringkan dengan bomb kalorimeter.
menit.
nilai kadar air dan nilai kalor dari masing-masing bahan bakar.
bakar yang akan di uji. Pada gambar 3.7 menunjukan diagram alir dari pengujian
Untuk masing-masing bahan bakar yang akan di uji sebelum dan sesudah
di mana :
Mo = Berat kadar air total yang terkandung dalam 100 gram bahan.
Mt = Berat kadar air yang terkandung dalam 100 gram bahan setelah dengan
Untuk menentukan berat kadar air total yang terkandung dalam 100 gram
1. Berat contoh bahan yang akan diuji ditimbang untuk memperoleh berat
awal.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
2. Bahan dikeringkan sampai tidak mengandung air sehingga diperoleh
berat tetap.
Pengujian nilai kalor ini dilakukan untuk mengetahui nilai kalori dari suatu
bahan bahan bakar. Dalam pengujian ini dilakukan 5 kali pengujian untuk setiap
bahan.
• Bomb Kalorimeter
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur nilai kalor dari bahan yang
akan diuji.
pendingin.
• Stop watch.
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3.6 Bomb calorimeter
Bahan
c. Sekam padi
Diagram alir untuk pengujian nilai kalor bahan bakar yang dilakukan dalam
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Mulai
Selesai
• Menghidupkan heater
• Menghidupkan blower dan mengatur
kecepatan blower dengan inverter
• Mengatur suhu untuk proses pengering
agar konstan 120oC
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
a
Mulai
Hasil Pengujian :
Tabel 4.1 Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah pengujian
untuk serabut kelapa sawit
No. T1 T2
Pengujian (ºC) (ºC)
b 1 24,89 25,30
2 25,50 25,85
3 26,03 26,42
4 26,56 26,91
5 26,98 27,35
Analisa nilai kalor pada serabut dengan menggunakan persamaan 2.8 didapat nilai
HHV :
T1 = 24,89 ºC
T2 = 25,30 ºC
nilai kalor pada masing-masing bahan bakar pada pengujian kedua hingga kelima.
Selanjutnya untuk memperoleh harga nilai kalor rata–rata bahan bakar digunakan
persamaan 2.9 :
kadar air serabut kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini
HHV
No. HHV Kadar air
rata-rata
Pengujian (kJ/kg) (%)
(kJ/kg)
1 27205,952
2 22794,176
3 25735,360 24558,8864 17,7
4 22794,176
5 24264,768
Hasil Pengujian :
Tabel 4.3 Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah pengujian
untuk cangkang kelapa sawit
No. T1 T2
Pengujian (ºC) (ºC)
1 25,17 25,58
2 25,64 26,02
3 26,04 26,43
4 26,1 26,51
5 26,53 26,9
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Analisa nilai kalor pada cangkang, dengan menggunakan persamaan 2.8 didapat
nilai HHV :
T1 = 25,17 ºC
T2 = 25,58 ºC
HHVcangkang = 27205,952 kJ/kg
nilai kalor pada masing-masing bahan bakar pada pengujian kedua hingga kelima.
Selanjutnya untuk memperoleh harga nilai kalor rata–rata bahan bakar digunakan
persamaan 2.9 :
untuk nilai kalor pada pengujian pertama hingga kelima, nilai kalor rata–rata dan
kadar air cangkang kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.
HHV
No HHV Kadar air
rata-rata
Pengujian (kJ/kg) (%)
(kJ/kg)
1 20588,288
2 17647,104
3 16176,512 25882,4192 23,4
4 20588,288
5 21323,584
Hasil Pengujian :
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 4.5 Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah pengujian
untuk sekam padi
No. T1 T2
Pengujian (ºC) (ºC)
1 26,89 27,21
2 27,16 27,44
3 27,45 27,71
4 27,65 27,97
5 27,89 28,22
Analisa nilai kalor pada sekam padi, dengan menggunakan persamaan 2.8 didapat
nilai HHV :
T1 = 26,89 ºC
T2 = 27,21 ºC
HHVsekam padi = 20588,288 kJ/kg
Dengan menggunakan metode yang sama, dilakukan untuk menghitung
nilai kalor pada masing-masing bahan bakar pada pengujian kedua hingga kelima.
Selanjutnya untuk memperoleh harga nilai kalor rata–rata bahan bakar digunakan
persamaan 2.9 :
Untuk nilai kalor pada pengujian pertama hingga kelima, nilai kalor rata–rata dan
kadar air sekam padi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.
HHV
No HHV Kadar air
rata-rata
Pengujian (KJ/Kg) (%)
(kJ/kg)
1 27205,952
2 22794,176
3 25735,360 19264,7552 12,7
4 22794,176
5 24264,768
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
4.2 Analisa Nilai Kalor Bahan Bakar Sesudah Dikeringkan
interval yang diberikan dan suhu dalam tungku pengering sekitar 120 ºC maka,
Analisa nilai kalor pada serabut kelapa sawit pada pengujian pertama,
T1 = 28,81 ºC
T2 = 28,41 ºC
HHVserabut = 26470,656 kJ/kg
Tabel 4.7 Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah pengujian
untuk pengujian pertama
No.
T1 T2 HHV
pengujian
(ºC) (ºC) (kJ/kg)
1 28,41 28,81 26470,656
2 25,8 26,23 28676,544
3 26,41 26,84 28676,544
4 26,99 27,41 27941,248
5 27,56 27,96 26470,656
menentukan nilai kalor dari serabut kelapa sawit. Menghitung nilai kalor tinggi
(HHV rata-rata) pada masing-masing bahan bakar pada pengujian pertama dan kedua
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
HHVrata - rata = 27647,13 kJ/kg
Untuk nilai kalor pada pengujian pertama dan kedua dengan waktu
pengeringan 1, 3, 5, 7.5, 10, 15, 20, 30, 40 menit, nilai kalor tinggi rata–rata
(HHV rata-rata) dan kadar air serabut kelapa sawit dapat dilihat pada lampiran 1.
Analisa nilai kalor pada cangkang kelapa sawit pada pengujian pertama, dengan
T1 = 27,88 ºC
T2 = 28,27 ºC
Tabel 4.8 Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah pengujian
untuk pengujian pertama
No. T1 T2 HHV
pengujian (ºC) (ºC) (kJ/kg)
1 27,88 28,27 25770,36
2 25,48 25,92 29451,84
3 26 26,43 28715,544
4 26,52 26,92 26506,656
5 26,94 27,37 28715,544
menentukan nilai kalor dari cangkang kelapa sawit. Menghitung nilai kalor tinggi
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
(HHV rata-rata) pada masing-masing bahan bakar pada pengujian pertama dan kedua
Untuk nilai kalor pada pengujian pertama dan kedua dengan waktu
pengeringan 1, 3, 5, 7.5, 10, 15, 20, 30, 40 menit, nilai kalor tinggi rata–rata
(HHV rata-rata) dan kadar air cangkang kelapa sawit dapat dilihat pada lampiran 2.
Analisa nilai kalor pada sekam padi pada pengujian pertama, dengan
T1 = 26,89 ºC
T2 = 27,21 ºC
Tabel 4.9 Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah pengujian
untuk pengujian pertama
No. T1 T2 HHV
pengujian (ºC) (ºC) (kJ/kg)
1 26,89 27,21 20588,29
2 27,16 27,44 17647,1
3 27,45 27,71 16176,51
4 27,65 27,97 20588,29
5 27,89 28,22 21323,58
menentukan nilai kalor dari sekam padi. Menghitung nilai kalor tinggi (HHV rata-
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
rata) pada masing-masing bahan bakar pada pengujian pertama dan kedua
Untuk nilai kalor pada pengujian pertama dan kedua dengan waktu
pengeringan 1, 3, 5, 7.5, 10, 15, 20, 30, 40 menit, nilai kalor tinggi rata–rata
(HHV rata-rata) dan kadar air sekam padi dapat dilihat pada lampiran 3.
Analisa yang didapat dari gambar 4.1 adalah bahwa pada kadar air 14,9%
pada menit ke-1 terlihat nilai kalor HHV sebesar 27500.07 kJ/kg dan akan terus
naik sampai 29558,9 kJ/kg ini terjadi pada kadar air 7,7% menit ke-10. Disini
dapat dilihat bahwa nilai kalor tertinggi terjadi pada kadar air 7,7% menit ke-10
31500
28000
24500
HHV (kJ/kg)
21000
17500
14000
10500
7000
3500
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
kadar air (%)
Gambar 4.1 Grafik pengeringan kadar air terhadap nilai kalor pada serabut
• Lama waktu yang diberikan sehingga kadar air yang terkandung pada
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
• Bila secara teori kenaikan nilai kalor juga dipengaruhi oleh kandungan
dalam serabut.
Selanjutnya pada kadar air 7,4% sampai 5% dapat dilihat pada gambar 4.1,
grafik mulai menurun sedangkan kadar air berkurang ini terjadi pada menit ke-15
sampai menit ke-40. Hal ini disebabkan pada saat pengujian pengujian pengering
menguap bersama dengan udara, dan pada saat pengujian bomb kalorimeter unsur
kimia yang terdapat pada serabut tidak terbakar secara sempurna sehingga
Analisa yang didapat dari gambar 4.2 bahwa kadar air 15,7% pada
menit ke-1 terlihat nilai kalor HHV sebesar 27831,99 kJ/kg akan terus naik
sampai 30482,65 kJ/kg ini terjadi pada kadar air 11,9% menit ke-7,5. Disini dapat
dilihat bahwa nilai kalor tertinggi terjadi pada kadar air 11,9% menit ke-7,5
32000
28000
HHV (kJ/kg)
24000
20000
16000
12000
8000
4000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
kadar air (%)
Gambar 4.2 Grafik pengeringan kadar air terhadap nilai kalor pada cangkang
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Hal ini disebabkan :
• Lama waktu yang diberikan sehingga kadar air yang terkandung pada
• Bila secara teori kenaikan nilai kalor juga dipengaruhi oleh kandungan
dalam cangkang.
Selanjutnya pada kadar air 11,4% sampai 2,4% dapat dilihat pada gambar
4.2, grafik mulai menurun sedangkan kadar air berkurang ini terjadi pada menit
ke-10 sampai menit ke-40. Hal ini disebabkan pada saat pengujian pengujian
didalamnya menguap bersama dengan udara, dan pada saat pengujian bomb
kalorimeter unsur kimia yang terdapat pada serabut tidak terbakar secara
Analisa yang didapat dari gambar 4.3 bahwa pada kadar air 8,5% pada
menit ke-1 terlihat nilai HHV sebesar 20441,23 kJ/kg dan akan terus naik sampai
25441,24 kJ/kg ini terjadi pada kadar air 7,7% menit ke-5. Disini dapat dilihat
bahwa nilai kalor tertinggi terjadi pada kadar air 7,7% menit ke-10 dengan nilai
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
LHV vs kadar air
28000
24500
21000
HHV (kJ/kg)
17500
14000
10500
7000
3500
0
0 2 4 6 8 10
kadar air (%)
Gambar 4.3 Grafik pengeringan kadar air terhadap nilai kalor pada sekam padi
• Lama waktu yang diberikan sehingga kadar air yang terkandung pada
• Bila secara teori kenaikan nilai kalor juga dipengaruhi oleh kandungan
Selanjutnya pada kadar air 7,4% sampai 4,3% dapat dilihat pada gambar
4.6, grafik mulai menurun sedangkan kadar air berkurang ini terjadi pada menit
ke-7,5 sampai menit ke-40. Hal ini disebabkan pada saat pengujian pengering
menguap bersama dengan udara, dan pada saat pengujian bomb kalorimeter unsur
kimia yang terdapat pada serabut tidak terbakar secara sempurna sehingga
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Pembahasan laju pindahan panas pada konstruksi alat pengering pada bahan
bakar padat kotak heater dan tungku pengering. Pengukuran temperatur pada alat
7,917 × 10 −4
Maka : Vheater = × 5,86
0,116
= 0,04 m/s
30 + 90
Sifat-sifat udara diukur pada suhu rata-rata T f = = 60oC atau 333 K
2
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
υ = 19,0362 m2/ s k = 0,0287414 W/m2 oC
µ = 1,9972 × 10-5 kg/m.s Pr = 0,70074
Vheater D
Re =
υ
Re =
(0,04 × 0,336232) = 706,51 (yang berarti alirannya laminar)
19,0362 × 10 −6
0 ,14
µ
13
D
Nu = 1,86 (Pr Re) h
13
L µw
di mana :
µ = viskositas yang diukur pada suhu film ( Tf = 333 K )
13 0 ,14
0,336232 1,9972 × 10 −5
Maka : Nu = 1,86 [ (0.70074)(706,51) ] 13
−5
0,4 2, 075 × 10
= 13,8
k
hx = Nu
D
0,0287414
= × 13,8
0,33623
= 1,18 W/m2 oC
Dengan Aheater = luas permukaan heater = 2[(0,29 × 0,4) + (0,4 × 0,4) + (0,4 × 0,29)]
= 0,784 m2
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Maka : q = 1,18 × 0,784 × (90 − 30 )
= 55,5072 W
Apipa
Vtungku = V pipa
Atungku
di mana :
Apipa = luas penampang pipa
7,917 × 10 −4
= × 5,86
0,2
= 0,029 m/s
90 + 50
Sifat-sifat udara diukur pada suhu rata-rata T f = = 70oC atau 343 K
2
Vtungku D
Re =
υ
Re =
(0,029 × 0,4) = 578,547 (yang berarti alirannya laminar)
20,0502 × 10 −6
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
0 ,14
µ
13
D
Nu = 1,86 (Pr Re) h
13
L µw
di mana :
µ = viskositas yang diukur pada suhu film ( Tf = 343 K )
13 0 ,14
0,4 2,0429 × 10 −5
Maka : Nu = 1,86 [ (0,69854)(578,547 )] 13
−5
0,4 1,9288 × 10
= 13,86
k
hx = Nu
D
0,02949
= × 13,86
0,4
= 1,02 W/m2 oC
Dengan Atungku = luas permukaan tungku = 2[(0,5 × 0,4) + (0,4 × 0,4) + (0,4 × 0,5)]
= 1,12 m2
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
BAB 5
5.1 Kesimpulan
1. Untuk nilai kalor yang paling tinggi adalah cangkang kelapa sawit dengan
Nilai Kalor Tinggi (HHV) adalah 30482,65 kJ/kg, kemudian diikuti dengan
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
serabut kelapa sawit dan sekam padi dengan masing-masing nilai kalor
2. Pada cangkang kelapa sawit, peningkatan nilai kalor dimulai dari 27831,99
kJ/kg dengan pengurangan kadar air 7,7% dengan lama waktu pengeringan
satu menit sampai dengan 30482,654 kJ/kg dengan pengurangan kadar air
9,9% dengan lama waktu pengeringan lima menit, ini merupakan nilai kalor
3. Pada serabut kelapa sawit, peningkatan nilai kalor dimulai dari 27500,07 kJ/kg
dengan pengurangan kadar air 2,8% dengan waktu satu menit sampai dengan
29558,9 kJ/kg dengan pengurangan kadar air 10% dengan lama waktu
pengeringan sepuluh menit, ini merupakan nilai kalor tertinggi untuk serabut
kelapa sawit.
4. Pada sekam padi, peningkatan nilai kalor dimulai dari 20441,229 kJ/kg
dengan pengurangan kadar air 4,2% dengan lama waktu pengeringan satu
dengan lama waktu pengeringan lima menit. ini merupakan nilai kalor
5. Peningkatan nilai kalor yang terjadi pada bahan bakar disebabkan karena
kadungan kimia yang terdapat pada bahan bakar tersebut dan ukuran partikel
dari bahan, kadar abu, dan zat-zat yang mudah menguap (valatile mattter).
5.2 Saran
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
1. Alat yang digunakan dalam pengering ini masih sangat sederhana, karena alat
yang dirancang hanya untuk melihat karakteristik atau perubahan kadar air
bahan bakar yang diuji, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dalam penelitian ini diharapkan alat yang digunakan lebih modern guna
2. Diharapkan bahan bakar padat yang digunakan lebih bervariasi jenisnya dan
DAFTAR PUSTAKA
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
2. Devahastin, Sakamon, Panduan Praktis Mujumdar untuk Pengeringan
Bogor, 2001.
Press, 1978.
1984.
14. http://www.chemeng.ui.ac.id
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Waktu HHV
T1 T2 HHV Kadar
Pengujian rata-rata
(ºC) (ºC) (kJ/kg) air (%)
(menit) (kJ/Kg)
27.88 28.27 25770.36
25.48 25.92 29451.84
1 26 26.43 28715.544 27831.989 15,7
26.52 26.92 26506.656
26.94 27.37 28715.544
26.71 27.15 29451.84
27.18 27.61 28715.544
3 27.61 28.02 27242.952 28126.507 15,2
27.99 28.41 27979.248
28.36 28.77 27242.952
27.37 27.81 29451.84
25.4 25.87 31660.728
5 25.99 26.45 30924.432 30482.654 13,5
26.52 26.97 30188.136
27.02 27.47 30188.136
25.19 25.67 32397.024
25.8 26.24 29451.84
7,5 26.37 26.82 30188.136 30040.877 11,9
26.89 27.33 29451.84
27.36 27.79 28715.544
26.38 26.84 30924.432
26.84 27.28 29451.84
10 27.24 27.69 30188.136 29746.358 11,4
27.66 28.09 28715.544
27.99 28.43 29451.84
26.42 26.89 31660.728
26.86 27.29 28715.544
15 26.77 27.22 30188.136 29599.099 10,5
27.17 27.6 28715.544
27.53 27.96 28715.544
Waktu HHV
T1 T2 HHV Kadar
Pengujian rata-rata
(ºC) (ºC) (kJ/kg) air (%)
(menit) (kJ/Kg)
24.74 25.21 31660.728
20 25.35 25.79 29451.84 29451.84 9,9
25.92 26.36 29451.84
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
26.44 26.85 27242.952
26.9 27.34 29451.84
24.60 25.06 30924.432
24.19 24.62 28715.544
30 24.9 25.33 28715.544 29451.84 6,6
25.42 25.86 29451.84
25.92 26.36 29451.84
25.23 25.7 31660.728
25.79 26.26 31660.728
40 25.09 25.53 29451.84 29304.581 2,4
25.58 25.99 27242.952
26.02 26.42 26506.656
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Waktu HHV rata-
T1 T2 HHV Kadar
Pengujian rata
(ºC) (ºC) (kJ/kg) air (%)
(menit) (kJ/Kg)
25.88 26.27 25770.36
26.48 26.92 29451.84
1 26.99 27.43 29451.84 27831.989 15,7
27.52 27.92 26506.656
27.94 28.36 27979.248
25.71 26.15 29451.84
26.18 26.6 27979.248
3 26.61 27.02 27242.952 27979.248 15,2
26.99 27.41 27979.248
28.36 28.77 27242.952
25.37 25.81 29451.84
26.4 26.87 31660.728
5 27 27.45 30188.136 30335.395 13,5
27.52 27.97 30188.136
28.02 28.47 30188.136
25.19 25.67 32397.024
25.8 26.24 29451.84
7,5 26.37 26.82 30188.136 30040.877 11,9
26.89 27.33 29451.84
27.36 27.79 28715.544
26.38 26.84 30924.432
26.84 27.28 29451.84
10 27.24 27.69 30188.136 29746.358 11,4
27.66 28.09 28715.544
27.99 28.43 29451.84
25.42 25.89 31660.728
26.86 27.29 28715.544
15 26.77 27.22 30188.136 29599.099 10,5
27.17 27.6 28715.544
27.53 27.96 28715.544
Waktu HHV
T1 T2 HHV Kadar
Pengujian rata-rata
(ºC) (ºC) (kJ/kg) air (%)
(menit) (kJ/Kg)
26.88 27.21 21323.58
27.16 27.46 19117.7
1 27.45 27.72 16911.81 20441.229 8,5
27.64 27.98 22058.88
27.88 28.23 22794.18
26.62 26.93 19852.99
26.93 27.25 20588.29
3 27.23 27.54 19852.99 23529.472 7,9
27.51 27.8 18382.4
27.77 28.07 19117.7
23.97 24.31 22058.88
24.49 24.82 21323.58
5 24.94 25.26 20588.29 25441.242 7,7
25.43 25.76 21323.58
25.85 26.18 21323.58
26.23 26.56 21323.58
26.61 26.93 20588.29
7,5 26.93 27.23 19117.7 24558.886 7,4
27.19 27.48 18382.4
24.94 25.31 24264.77
25.52 25.85 21323.58
25.93 26.27 22058.88
10 26.26 26.58 20588.29 24705.946 6,7
26.57 26.88 19852.99
26.85 27.15 19117.7
24.81 25.12 19852.99
25.19 25.49 19117.7
15 25.56 25.87 19852.99 24558.886 6,5
25.91 26.24 21323.58
26.25 26.6 22794.18
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Waktu HHV rata-
T1 T2 HHV Kadar
Pengujian rata
(ºC) (ºC) (kJ/kg) air (%)
(menit) (kJ/Kg)
26.56 26.89 21323.58
26.85 27.19 22058.88
20 27.15 27.41 16176.51 23529.472 6
27.36 27.68 20588.29
27.65 27.98 21323.58
27.10 27.41 19852.99
25.5 25.81 19852.99
30 25.88 26.18 19117.7 23382.413 4,7
26.23 26.52 18382.4
26.51 26.83 20588.29
24.72 25.02 19117.7
25.13 25.38 15441.22
40 25.5 25.82 20588.29 23235.354 4,3
25.88 26.19 19852.99
26.24 26.56 20588.29
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Data keseluruhan hasil pengujian sekam padi
untuk pengujian kedua
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
Waktu HHV rata-
T1 T2 HHV Kadar
Pengujian rata
(ºC) (ºC) (kJ/kg) air (%)
(menit) (kJ/Kg)
27.56 27.89 21323.58
28.9 29.23 21323.58
20 25.15 25.4 15441.22 23235.354 6
25.42 25.72 19117.7
25.77 26.13 23529.47
27.10 27.41 19852.99
25.5 25.81 19852.99
30 25.88 26.18 19117.7 23382.413 4,7
26.23 26.52 18382.4
26.51 26.83 20588.29
24.72 25.02 19117.7
25.13 25.38 15441.22
40 25.5 25.82 20588.29 23235.354 4,3
25.88 26.19 19852.99
26.24 26.56 20588.29
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN 4 NILAI KALOR BAHAN PADAT DAN
CAIR
kJ/kg Btu/lb
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
B. Nilai Kalor Bahan Bakar Cair
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN 5 KONDUKTIVITAS PANAS BERBAGAI
BAHAN PADA 0 oC
Logam
Bukan Logam
Zat Cair
Gas
Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan
Bakar Padat, 2007.
USU Repository © 2009