Rashmi L. Narayana,DNB 8
BERATNYA DAMPAK
KESWA-PSIKOSOSIAL AKIBAT BENCANA
(Stith-Butler, Panzer, Goldfrank, 2003)
PENGALAMAN BENCANA
Dampak Kehilangan
PENGALAMAN BENCANA
Dampak Kehilangan
Stres Sekunder
Syok, Takut Duka Cita
Rasa bersalah
Pulih
Depresi, Adiksi
PTSD Depresi G. Penyesuaian
G. Psikosomatik
STRES SEKUNDER SETELAH BENCANA
PENGALAMAN BENCANA
Dampak Kehilangan
Duka Cita
Stres Sekunder
Syok, Takut
Rasa bersalah
Pulih
Depresi, Adiksi
PTSD Depresi G. Penyesuaian
G. Psikosomatik
ALASAN PENTINGNYA UPAYA PELAYANAN KESWA
2.Sebagian besar masalah psikologis adalah “reaksi
normal” dan memungkinkan untuk pulih sendiri, TAPI
masih ada:
Penyintas tidak mencari bantuan psikologis
Individu dan masyarakat cenderung melupakan,
menghindari isu terkait dengan Trauma
MASALAH SOSIAL
• RUSAKNYA MEKANISME
AKIBAT BANTUAN DUKUNGAN TRADISIONAL
YANG DIBERIKAN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL
TUJUAN
• Mengurangi dampak negatif dari pengalaman traumatis
• Menguatkan fungsi adaptif jangka pendek & jangka panjang penyintas
• Akselerasi proses pemulihan penyintas
KOMPREHENSIF,
MENJAGA DAN TERPADU
MULTIDISPLIN MENGHORMATI HAK DAN
AZASI MANUSIA
BERKESINAMBUNGAN
PRINSIP DASAR
UPAYA KESEHATAN JIWA BENCANA
1. RESPONSIF DAN MENJAWAB KEBUTUHAN MASYARAKAT PADA
SITUASI BENCANA.
2. PEMERATAAN PELAYANAN BAGI SEMUA YANG MEMBUTUHKAN
SERTA MUDAH DIAKSES.
– Akses terhadap yankeswa tidak terbatas pada
populasi yang terkena bencana saja.
– Pelayanan Keswa mobilitas dan
penjangkauan/outreach dapat menjamin semua
masyarakat yang terkena bencana mendapatkan
akses pada layanan DPSKJ.
– Pelayanan keswa terintegrasi di yankes umum
puskesmas merupakan faktor penting yang
memungkinkan banyak orang mendapatkan akses
pelayanan dengan cepat dan mudah.
PRINSIP DASAR
UPAYA KESEHATAN JIWA BENCANA
3. INTERVENSI BERBASIS DAN OUTCOME YANG DAPAT
TERUKUR.
Tidak mengklaim upaya yang diberikan dapat
“menyembuhkan trauma”
Pelayanan harus fokus pada daya pulih (resilience) dan
coping serta tidak memusatkan perhatian hanya pada
penanganan kasus trauma saja tapi juga pada masalah
terkait stres
TIDAK DIANJURKAN menciptakan pelayanan khusus
trauma (trauma center) yang terpisah dari Yankes yang
ada
Tenaga profesional keswa perlu dilatih dalam teknis klinis
untuk pemulihan yang sudah terbukti efektif misalnya
Cognitive Behavior Therapy (CBT), Eye Movement
Decensitization and Reprocessing.(EMDR) dan lain-lain.
PRINSIP DASAR
UPAYA KESEHATAN JIWA BENCANA
4. MULTIDISPLIN
Pelayanan harus dilaksanakan oleh tenaga profesional
yang multidisiplin dengan kualifikasi pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai untuk memberikan DPSKJ.
Anggota masyarakat seperti TOMA, TOGA, tokoh
perempuan, kader dapat dibekali keterampilan
bagaimana menyediakan dukungan psikologis dasar
(basic psychological support) dan mengidentifikasi
masalah yang berat dan merujuknya pada tenaga
profesional keswa.
PRINSIP DASAR
UPAYA KESEHATAN JIWA BENCANA
P
Perlu membangun sistem YANKESWA disertai sistem
rujukan untuk masalah PSKJ pada kesiapsiagaan bencana
disetiap wilayah kabupaten/kota,
BEBERAPA LEVEL SISTEM PELAYANAN KESWA
SEBAGAI UPAYA KESIAPSIAGAAN BENCANA
Level 1:
PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA TINGKAT
MASYARAKAT (COMMUNITY MENTAL HEALTH SERVICES)
PENYEDIAAN MATERI
PENGEMBANGAN
KOMUNIKASI
PEMETAAN SUMBER DAYA
INFORMASI DAN
MANUSIA (SDM)
EDUKASI-KIE
PERAN DAN
PENYEDIAAN
TANGGUNG JAWAB
PERLENGKAPAN
PEKERJA
KOMUNIKASI
MASYARAKAT
PEMETAAN
1. Penilaian Umum, kondisi sosial dan demografi masyarakat: Deskripsi umum
wilayah, Deskripsi penduduk., Deskripsi karakteristik sosial dan budaya
masyarakat dan Identifikasi berbagai anisasi dan jejaring yang menyediakan
dukungan.
2. Identifikasi kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat yang terkena
bencana atau berisiko:
Kebutuhan fisik dan makan. , Ancaman utama. , Lokasi rawan bencana. ,
Konflik sosial.
3. Identifikasi sistem kesehatan:
Sarana dan SDK, Lingkup wilayah dan akses ke yankes, Membuat dan
memperbaharui daftar SDM yang dapat dimobilisasi segera bila terjadi
bencana. , Identifikasi rencana kontingensi yang ada atau rencana yang sedang
dipersiapkan.
4. Menentukan prioritas dan kelompok sasaran untuk kedaruratan bencana
5. Mengembangkan pedoman dan instrumen untuk penilaian dan diagnosis
PENGEMBANGAN SDM
• Memetakan SDM , narasumber dan institusi pelatihan yang ada
• Menambah jumlah pekerja siaga bencana terlatih dalam
memberikan DKJPS
• Mengembangkan mekanisme mobilisasi SDM untuk DKJPS pada
situasi kedaruratan
• Memperluas DKJPS dalam pelatihan kesiapan bencana
• Melatih tenaga LS tentang bagaimana mengintegrasikan DKJPS
• Mendorong institusi pendidikan untuk menyertakan pelatihan
DKJPS dalam program terkait bencana
• Mengembangkan kebijakan untuk manajemen stress dan
pencegahan kejenuhan (burnout) pada pekerja kemanusiaan
• Mengembangkan kebijakan untuk memaksimalkan keamanan
bagi para petugas di lapangan
PENYEDIAAN MATERI KIE
1. Diseminasi pedoman atau materi teknis tentang intervensi
masalah keswa di bawah ini harus dipastikan, misalnya bagi:
Profesional keswa,. tenaga kesehatan umum (dokter, perawat, pekerja masyarakat,
dll), tenaga di luar sektor kesehatan formal (misalnya guru, tokoh agama, relawan,
media, dll)
2. Dokumen informasi bagi media dan masyarakat umum tentang
masalah keswa, sumber-sumber dukungan sosial dan
perawatan yang ada pada situasi bencana dan pasca bencana
3. Perencanaan bagi masalah-masalah khusus seperti pencarian
keluarga dan reunifikasi, proses pemakaman, pencegahan
kekerasan pada anak, kekerasan berbasis gender selama dan
pasca bencana
4. Pedoman-pedoman yang berhubungan dengan seluruh kegiatan
DKJPS perlu disiapkan , termasuk standar kurikulum pelatihan,
perekrutan, supervisi dan monitoring.
PENYEDIAAN
PERLENGKAPAN KOMUNIKASI
• Perlengkapan komunikasi modern perlu di
pasang atau diperbaharui secara teratur.
• Penggunaan teknologi modern seperti e-mail,
komunikasi wireless dan satelit pada tingkat
regional, kepulauan ataupun daerah terpencil
haruslah mudah didapat.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
PEKERJA MASYARAKAT
• Peran dan tanggungjawab pekerja masyarakat
pada saat bencana harus sudah ditentukan
secara jelas.
• Pedoman untuk pelatihan pekerja masyarakat
harus diterjemahkan dan diadaptasi sesuai
dengan budaya setempat.
• Dukungan profesional kesehatan jiwa untuk
orang yang teridentifikasi oleh para pekerja
masyarakat dimana membutuhkan perawatan
khusus, haruslah segera tersedia
LEVEL OF INTERVENTION
low ACEH MODEL high
1
Mental hospital
Frequency Costs
of need Psychiatric service at
2
general hospital/clinics
6
Self and family care
high low
Quantity of services needed
(Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)