Anda di halaman 1dari 54

Ns.

SYAM’ANI, SKep, MKep


 Memahami berbagai dampak psikologi
bencana
 Memahami pendekatan dasar terhadap
upaya KESWA BENCANA
 Memahami sistem keswa yang tanggap
terhadap kebutuhan keswa dan psikososial
dari kemungkinan bencana yang akan
datang
ADAPTASI
Setiap orang pasti memiliki
pengalaman berada di situasi sulit.
Situasi yang terasa menekan,
menimbulkan ketidaknyamanan,
ketakutan, rasa bersalah, Kehidupan tidak
memunculkan emosi negatif (sedih, menentu
marah, kesal, benci). Tidak bertujuan
Sepertinya tidak
dapat direncanakan
SERING LUPUT DARI
PERHATIAN
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN
KESWA AKIBAT BENCANA
• 70-80% orang yg traumatik Gejala distres spt ketakutan,
gangguan tidur, mimpi buruk, siaga berlebihan, berduka, rasa
bersalah dll RESPON NORMAL PADA SITUASI ABNORMALbisa
PULIH secara alamiah tanpa intervensi khusus
• Perlu bantuan pertama psikologi (PSYCHOLOGICAL FIRST AID) utk

membantu mekanisme coping yg ada menata hidup kembali


• DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL diberikan harus terintegrasi
dalam setiap bantuan kemanusiaan dan berjalan secara
berkesinambungan
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN KESWA BENCANA

• Hanya 20-30% yang mengalami gangguan jiwa yang


bermakna
– G.Jiwa akibat langsung trauma: Gangguan stres akut dan
PTSD
– G.jiwa yang dicetuskan peristiwa trauma: Depresi,
Ansietas, Gangguan Panik
– G.Jiwa tdk langsung akibat bencana tapi akibat bencana
pasien tidak mendapat pengobatan: Psikotik, Skizofrenia

Yankeswa tdk harus dilakukan


di tempat khusus spt RSJ tapi
bisa di PKM, RSU Kab/Kota
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN
KESWA AKIBAT BENCANA
Perlu perhatian pada kelompok rentan;
Anak, Perempuan dan Usia Lanjut
SIAPA YANG TERPENGARUH
DENGAN BENCANA
Adapted from Taylor,A.J.W & Frazer ,A.G.(1981)

Rashmi L. Narayana,DNB 8
BERATNYA DAMPAK
KESWA-PSIKOSOSIAL AKIBAT BENCANA
(Stith-Butler, Panzer, Goldfrank, 2003)

Contoh Reaksi ringan :


•Insomnia, Takut
Jumlah yang terkena

Contoh reaksi sedang :


bencana

•Insomnia menetap, Kecemasan

Contoh reaksi berat :


•PTSD, Depresi

Kecil Berat atau banyaknya gejala Besar


ALASAN PENTINGNYA
UPAYA PELAYANAN KESWA
1. Korban bencana yang selamat (penyintas) dihadapkan dengan

berbagai jenis distres psikologis

• Reaksi menakutkan dan syok: PTSD

• Reaksi terhadap kehilangan: Duka cita, depresi

• Stres sekunder: berbagai masalah kesehatan


DAMPAK PSIKOLOGI AKIBAT BENCANA

PENGALAMAN BENCANA

Dampak Kehilangan

Duka Cita Stres Sekunder


Syok, Takut
Rasa bersalah
Pulih
Depresi, Adiksi
PTSD Depresi G. Penyesuaian
G. Psikosomatik
REAKSI PSIKOLOGI PADA ANGGOTA
KELUARGA YANG KEHILANGAN

Reaksi berduka akut


 Syok dan menyangkal
 Rasa sedih yang mendalam dan marah
Mood Depresif
Rasa bersalah
Marah dan Agresif
Merasa kesepian dan tidak ada
dukungan
Gejala somatik: Sulit tidur, Tidak nafsu
makan, sakit kepala, dll
DAMPAK PSIKOLOGI AKIBAT BENCANA

PENGALAMAN BENCANA

Dampak Kehilangan

Stres Sekunder
Syok, Takut Duka Cita
Rasa bersalah
Pulih
Depresi, Adiksi
PTSD Depresi G. Penyesuaian
G. Psikosomatik
STRES SEKUNDER SETELAH BENCANA

Pola hidup yang tiba-tiba berubah


Krisis ekonomi
Perubahan atau hilangnya masyarakat lokal
Perubahan dalam situasi dukungan sosial
DAMPAK PSIKOLOGI AKIBAT BENCANA

PENGALAMAN BENCANA

Dampak Kehilangan

Duka Cita
Stres Sekunder
Syok, Takut
Rasa bersalah
Pulih
Depresi, Adiksi
PTSD Depresi G. Penyesuaian
G. Psikosomatik
ALASAN PENTINGNYA UPAYA PELAYANAN KESWA
2.Sebagian besar masalah psikologis adalah “reaksi
normal” dan memungkinkan untuk pulih sendiri, TAPI
masih ada:
 Penyintas tidak mencari bantuan psikologis
 Individu dan masyarakat cenderung melupakan,
menghindari isu terkait dengan Trauma

KEBUTUHAN PELAYANAN PERLU


DIRENCANAKAN
MASALAH DALAM
PENYEDIAAN PELAYANAN KESWA
Resistensi terhadap pelayanan KESWA
Masalah psikologi hampir tidak pernah diakui
 Reaksi normal pada situasi abnormal
 Kecenderungan untuk mengabaikan
Sistem yang efektif TIDAK ada

Penyediaan pelayanan KESWA


TIDAK mendapat perhatian
DAMPAK PSIKOSOSIAL
AKIBAT BENCANA DAN KONFLIK

Dampak •Jangka panjang


•Jangka pendek
psikososial

Dampak •Masalah sosial


•Masalah psikologik
psikososial
MASALAH PSIKOLOGIK

MASALAH PSIKOLOGIK • GANGGUAN JIWA


YANG SUDAH ADA • PENYALAHGUNAAN ZAT

MASALAH PSIKOLOGIK • BERKABUNG/ REAKSI ATAU DISTRES


AKIBAT DARURAT NON PATOLOGI
BENCANA • DEPRESI/ANSIETAS/PTSD

MASALAH PSIKOLOGIK • ANCAMAN KEBUTUHAN DASAR (BASIC NEED)


AKIBAT BANTUAN • STRES/ CEMAS AKIBATNYA KURANG
YANG DIBERIKAN INFORMASI
MASALAH SOSIAL
• KEMISKINAN
MASALAH SOSIAL
• KELOMPOK MARGINAL
YANG SUDAH ADA
• TEKANAN POLITIK

MASALAH SOSIAL • PERPISAHAN KELUARGA


• TERGANGGUNYA JARINGAN SOSIAL
AKIBAT DARURAT • MENINGKATNYA KEKERASAN GENDER
BENCANA • MENURUNNYA KEAMANAN

MASALAH SOSIAL
• RUSAKNYA MEKANISME
AKIBAT BANTUAN DUKUNGAN TRADISIONAL
YANG DIBERIKAN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL

Dukungan psikososial terdiri dari strategi


dan intervensi yang tidak memerlukan
keahlian medik SAJA tetapi memerlukan
kemampuan tertentu.

Intervensi harus berdasarkan bukti


efektivitas

Intervensi mempunyai dampak psikologis


dan sosial
INTERVENSI SOSIAL

 Pulihnya kembali kegiatan kultural &


religius

 Fasilitasi jaringan sosial untuk dukungan


bagi yatim piatu, janda atau mereka yang
kehilangan keluarga intinya.

 Pengorganisasian aktivitas normal bagi


anak2, termasuk kegiatan sekolah.
INTERVENSI SOSIAL
 Pengikutsertaan penduduk dewasa dalam kegiatan
yang konkrit dan berguna bagi kepentingan bersama

 Menyebarkan secara luas informasi yang sederhana,


menenteramkan dan empatik tentang reaksi stres
normal kepada masyarakat umum. Informasi ini
harus menekankan harapan terjadinya pemulihan
secara alamiah.
INTERVENSI PSIKOLOGIS

TUJUAN
• Mengurangi dampak negatif dari pengalaman traumatis
• Menguatkan fungsi adaptif jangka pendek & jangka panjang penyintas
• Akselerasi proses pemulihan penyintas

• MENGIKUTI PRINSIP ‘psychological first aid’:


Pychological First Aid
• Cara untuk memberikan dukungan emosional dan membantu
orang dari berbagai latar belakang (usia, budaya, etnik, sosek)
segera setelah terjadinya bencana (University of Rochester,
2007)
• Serangkaian keterampilan yang bertujuan untuk mengurangi
distress dan mencegah munculnya perilaku tampilan kondisi
kesehatan mental negatif yang disebabkan oleh bencana atau
situasi kritis yang dihadapi individu (Everly, Phillips, Kane &
Feldman, 2006).
• Perawatan dasar yang bersifat praktis dan non-intrusive, fokus
pada mendengarkan namun tidak memaksa, mengenali dan
memenuhi kebutuhan dasar, mendorong pendampingan tanpa
paksaan dari orang-orang yang signifikan di sekitar penyintas, &
melindungi dari dampak negatif lebih lanjut (Sphere, 2004).
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA

1. Penilaian dan monitoring


2. Koordinasi
3. Intervensi berdasarkan bukti
4. Penguatan kapasitas komunitas dan sistem
kesehatan
5. Mengembangkan Sistem Kesehatan Jiwa yang
komprehensif
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA

1. Penilaian dan • Nilai dan monitor


monitoring
2. Koordinasi kebutuhan
3. Intervensi psikososial dan
berdasarkan bukti
morbiditas keswa
4. Penguatan kapasitas
komunitas dan sistem untuk
kesehatan merencanakan
5. Mengembangkan
Sistem Kesehatan respons yang tepat
Jiwa yang
komprehensif
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA

1. Penilaian dan  Pemanfaatan sumber


monitoring daya efektif dan efisien
2. Koordinasi
 Mencegah fragmentasi
3. Intervensi
berdasarkan bukti dan duplikasi upaya
4. Penguatan kapasitas  Intervensi sesuai dgn
komunitas dan sistem kebutuhan populasi,
kesehatan sesuai dgn fakta dan
5. Mengembangkan tersebar secara
Sistem Kesehatan geografis sesuai
Jiwa yang kebutuhan
komprehensif
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA
1. Penilaian dan Menjamin agar semua
monitoring organisasi Lokal,
2. Koordinasi Nasional dan
3. Intervensi Internasional
berdasarkan bukti menggunakan
4. Penguatan kapasitas intervensi yang
komunitas dan sistem dibuktikan efektif
kesehatan
5. Mengembangkan
Sistem Kesehatan
Jiwa yang
komprehensif
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA
1. Penilaian dan  Penguatan
monitoring kapasitas ormas
2. Koordinasi (TOMA, TOGA,
3. Intervensi TOWA), KADER
berdasarkan bukti memberikan DPSKJ
4. Penguatan kapasitas
komunitas dan sistem
kesehatan  Penguatan
5. Mengembangkan kapasitas NAKES
Sistem Kesehatan untuk identifikasi &
Jiwa yang memberikan
komprehensif pelayanan di semua
tingkat pelayanan
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA
1. Penilaian dan
monitoring
2. Koordinasi
3. Intervensi
berdasarkan bukti
4. Penguatan kapasitas
komunitas dan sistem
kesehatan
5. Mengembangkan
Sistem Keswa
komprehensif
6 PRINSIP DASAR
UPAYA KESEHATAN JIWA
BENCANA
RESPONSIF DAN PEMERATAAN INTERVENSI BERBASIS
MENJAWAB PELAYANAN BAGI BUKTI
KEBUTUHAN SEMUA YANG DAN
MASYARAKAT PADA MEMBUTUHKAN SERTA OUTCOME YANG
SITUASI BENCANA MUDAH DIAKSES TERUKUR

KOMPREHENSIF,
MENJAGA DAN TERPADU
MULTIDISPLIN MENGHORMATI HAK DAN
AZASI MANUSIA
BERKESINAMBUNGAN
PRINSIP DASAR
UPAYA KESEHATAN JIWA BENCANA
1. RESPONSIF DAN MENJAWAB KEBUTUHAN MASYARAKAT PADA
SITUASI BENCANA.
2. PEMERATAAN PELAYANAN BAGI SEMUA YANG MEMBUTUHKAN
SERTA MUDAH DIAKSES.
– Akses terhadap yankeswa tidak terbatas pada
populasi yang terkena bencana saja.
– Pelayanan Keswa mobilitas dan
penjangkauan/outreach dapat menjamin semua
masyarakat yang terkena bencana mendapatkan
akses pada layanan DPSKJ.
– Pelayanan keswa terintegrasi di yankes umum
puskesmas merupakan faktor penting yang
memungkinkan banyak orang mendapatkan akses
pelayanan dengan cepat dan mudah.
PRINSIP DASAR
UPAYA KESEHATAN JIWA BENCANA
3. INTERVENSI BERBASIS DAN OUTCOME YANG DAPAT
TERUKUR.
 Tidak mengklaim upaya yang diberikan dapat
“menyembuhkan trauma”
 Pelayanan harus fokus pada daya pulih (resilience) dan
coping serta tidak memusatkan perhatian hanya pada
penanganan kasus trauma saja tapi juga pada masalah
terkait stres
 TIDAK DIANJURKAN menciptakan pelayanan khusus
trauma (trauma center) yang terpisah dari Yankes yang
ada
 Tenaga profesional keswa perlu dilatih dalam teknis klinis
untuk pemulihan yang sudah terbukti efektif misalnya
Cognitive Behavior Therapy (CBT), Eye Movement
Decensitization and Reprocessing.(EMDR) dan lain-lain.
PRINSIP DASAR
UPAYA KESEHATAN JIWA BENCANA
4. MULTIDISPLIN
 Pelayanan harus dilaksanakan oleh tenaga profesional
yang multidisiplin dengan kualifikasi pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai untuk memberikan DPSKJ.
 Anggota masyarakat seperti TOMA, TOGA, tokoh
perempuan, kader dapat dibekali keterampilan
bagaimana menyediakan dukungan psikologis dasar
(basic psychological support) dan mengidentifikasi
masalah yang berat dan merujuknya pada tenaga
profesional keswa.
PRINSIP DASAR
UPAYA KESEHATAN JIWA BENCANA

5.MENJAGA DAN MENGHORMATI HAK AZASI


MANUSIA
 Semua upaya harus dapat menjamin terjaganya dan
dihormatinya HAM, tanpa membedakan suku, golongan,
agama dan status sosial ekonomi, melainkan semata-
mata untuk menjadikan masyarakat akibat bencana dapat
kembali pada kehidupan normal.

6. KOMPREHENSIF, TERPADU & BERKESINAMBUNGAN


 mulai dari prabencana, saat bencana dan pasca bencana

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN JIWA
UNTUK KESIAPSIAGAAN BENCANA
Banyak G.jiwa yang dapat terjadi setelah bencana seperti
reaksi stress akut, Depresi, Ansietas, PTSD serta kambuhnya
G, jiwa yang telah ada

Tidak boleh memusatkan perhatian pada penanganan kasus-


kasus trauma saja dengan menciptakan trauma center yang
terpisah dari YANKES yang ada.

P
Perlu membangun sistem YANKESWA disertai sistem
rujukan untuk masalah PSKJ pada kesiapsiagaan bencana
disetiap wilayah kabupaten/kota,
BEBERAPA LEVEL SISTEM PELAYANAN KESWA
SEBAGAI UPAYA KESIAPSIAGAAN BENCANA
Level 1:
PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA TINGKAT
MASYARAKAT (COMMUNITY MENTAL HEALTH SERVICES)

• Penjangkauan dilokasi bencana oleh tim multidisiplin


• Komposisi minimal dari Tim KESWA dapat bervariasi
tergantung dari ketersediaan SDM di daerah tersebut,
misalnya dapat terdiri dari 3 atau 4 orang staf, yaitu :
– Satu orang dokter dengan keterampilan deteksi dan
penatalaksanaan masalah keswa
– Dua atau tiga orang perawat /perkesmas yang
memiliki keterampilan PSYCHOLOGICAL FIRST AIDS
(PFA) serta askep dimasyarakat.
Level 2:
PELAYANAN KESEHATAN JIWA MELALUI PUSKESMAS
• PKM merupakan pemberi pelayanan lini pertama  strategis
untuk membantu pemulihan PSKJ pada korban bencana.
• Kegiatan yang dapat dilakukan di PKM antara lain melakukan:
– SKRINING pada pasien yang datang berobat  intervensi
dapat segera dilakukan dan masalah KESWA yang lebih berat
dapat dicegah.
– PSIKOEDUKASI mengenai gejala-gejala yang mungkin
merupakan gejala dari suatu distress mental.
– KONSELING SEDERHANA pada pasien dan keluarganya yang
mengalami distress mental  membantu mengembangkan
mekanisme koping yang lebih baik dan menjadi lebih mudah
beradaptasi dengan situasi yang baru
Level 3:
PERAWATAN DAN DUKUNGAN DILUAR
SEKTOR KESEHATAN FORMAL
• 80% orang yang terkena bencana mengalami masalah psikologik 
dukungan PS pada seluruh masyarakat yang terkena bencana
• Dukungan PS ini dapat dilakukan oleh pekerja masyarakat diluar sektor
kesehatan formal atau relawan yang berasal dari masyarakat setempat.
• Pekerja masyarakat atau relawan ini harus sudah dilatih sehingga
dapat menyediakan perawatan dan dukungan PS bagi para korban dan
memberikan informasi psikososial dan informasi-informasi lain yang
bertujuan untuk :
– meningkatkan kesadaran tentang masalah yang dihadapi.
– memperkuat dukungan yang telah ada sebelumnya dalam
masyarakat,
– mengurangi penderitaan sosial (kegiatan yang menghasilkan uang
(income generating)
– memperkuat jejaring masyarakat
Level 4:
PERAWATAN PADA TINGKAT INDIVIDU DAN KELUARGA

Tenaga-tenaga keswa dari ketiga tingkat


pelayanan yang telah disebutkan diatas bisa
meningkatkan kemampuan individu dan
keluarga untuk merawat dirinya sendiri dan
keluarga melalui kegiatan-kegiatan psiko-
edukasional.
PELAYANAN KESEHATAN JIWA UNTUK
KELOMPOK RENTAN
(PEREMPUAN, ANAK DAN LANSIA)

• Sebaiknya tersedia pada setiap level pelayanan.


• Petugas dari setiap level memiliki kompetensi
untuk menangani hal tersebut.
• Harus terintegrasi dalam keseluruhan sistim
pelayanan kesehatan yang ada.
SISTEM INFORMASI
TUJUAN KOMPONEN KEGIATAN
 Memetakan sumber daya yang berhubungan
 menjamin dengan diseminasi informasi
diseminasi informasi  Mempersiapkan strategi ‘komunikasi ’ untuk
sampai pada diseminasi informasi penting selama kedaruratan
masyarakat  Melibatkan stakeholder dalam mengembangkan
dan mengujicobakan informasi cara
 menjamin penanggulangan keswa akibat bencana
diseminasi informasi  Mengembangkan dan menyebarluaskan
antar sistem yaitu informasi mengenai upaya-upaya yang tersedia
dari sistem  Mencegah terjadinya hal-hal seperti perpisahan
keluarga dalam masa kedaruratan
kesehatan kepada  Melakukan advokasi untuk menentang
sistem lain penggunaan gambar-gambar yang berbahaya
 memudahkan akses oleh media dan penyebarluasan informasi yang
tidak benar
oleh berbagai  Mendidik petugas mengenai aspek-aspek etika
kelompok sasaran dalam pengumpulan informasi
INDIKATOR
MONITORING DAN EVALUASI
Sejauh mana program yang
dirancanag sesuai dengan
Apakah yang menjadi
budaya setempat baik
indikator keberhasilan
masyarakat pengungsi
program?
maupun yang menerima
pengungsi akibat bencana?

Apakah kelompok sasaran


sudah dipersiapkan untuk Apakah biaya program upaya
meneruskan program secara kesehatan jiwa efektif dan
mandiri bila program dari efisien?
luar telah berakhir?
UPAYA KESEHATAN JIWA
UNTUK KESIAPSIAGAAN BENCANA

PENYEDIAAN MATERI
PENGEMBANGAN
KOMUNIKASI
PEMETAAN SUMBER DAYA
INFORMASI DAN
MANUSIA (SDM)
EDUKASI-KIE

PERAN DAN
PENYEDIAAN
TANGGUNG JAWAB
PERLENGKAPAN
PEKERJA
KOMUNIKASI
MASYARAKAT
PEMETAAN
1. Penilaian Umum, kondisi sosial dan demografi masyarakat: Deskripsi umum
wilayah, Deskripsi penduduk., Deskripsi karakteristik sosial dan budaya
masyarakat dan Identifikasi berbagai anisasi dan jejaring yang menyediakan
dukungan.
2. Identifikasi kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat yang terkena
bencana atau berisiko:
Kebutuhan fisik dan makan. , Ancaman utama. , Lokasi rawan bencana. ,
Konflik sosial.
3. Identifikasi sistem kesehatan:
Sarana dan SDK, Lingkup wilayah dan akses ke yankes, Membuat dan
memperbaharui daftar SDM yang dapat dimobilisasi segera bila terjadi
bencana. , Identifikasi rencana kontingensi yang ada atau rencana yang sedang
dipersiapkan.
4. Menentukan prioritas dan kelompok sasaran untuk kedaruratan bencana
5. Mengembangkan pedoman dan instrumen untuk penilaian dan diagnosis
PENGEMBANGAN SDM
• Memetakan SDM , narasumber dan institusi pelatihan yang ada
• Menambah jumlah pekerja siaga bencana terlatih dalam
memberikan DKJPS
• Mengembangkan mekanisme mobilisasi SDM untuk DKJPS pada
situasi kedaruratan
• Memperluas DKJPS dalam pelatihan kesiapan bencana
• Melatih tenaga LS tentang bagaimana mengintegrasikan DKJPS
• Mendorong institusi pendidikan untuk menyertakan pelatihan
DKJPS dalam program terkait bencana
• Mengembangkan kebijakan untuk manajemen stress dan
pencegahan kejenuhan (burnout) pada pekerja kemanusiaan
• Mengembangkan kebijakan untuk memaksimalkan keamanan
bagi para petugas di lapangan
PENYEDIAAN MATERI KIE
1. Diseminasi pedoman atau materi teknis tentang intervensi
masalah keswa di bawah ini harus dipastikan, misalnya bagi:
Profesional keswa,. tenaga kesehatan umum (dokter, perawat, pekerja masyarakat,
dll), tenaga di luar sektor kesehatan formal (misalnya guru, tokoh agama, relawan,
media, dll)
2. Dokumen informasi bagi media dan masyarakat umum tentang
masalah keswa, sumber-sumber dukungan sosial dan
perawatan yang ada pada situasi bencana dan pasca bencana
3. Perencanaan bagi masalah-masalah khusus seperti pencarian
keluarga dan reunifikasi, proses pemakaman, pencegahan
kekerasan pada anak, kekerasan berbasis gender selama dan
pasca bencana
4. Pedoman-pedoman yang berhubungan dengan seluruh kegiatan
DKJPS perlu disiapkan , termasuk standar kurikulum pelatihan,
perekrutan, supervisi dan monitoring.
PENYEDIAAN
PERLENGKAPAN KOMUNIKASI
• Perlengkapan komunikasi modern perlu di
pasang atau diperbaharui secara teratur.
• Penggunaan teknologi modern seperti e-mail,
komunikasi wireless dan satelit pada tingkat
regional, kepulauan ataupun daerah terpencil
haruslah mudah didapat.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
PEKERJA MASYARAKAT
• Peran dan tanggungjawab pekerja masyarakat
pada saat bencana harus sudah ditentukan
secara jelas.
• Pedoman untuk pelatihan pekerja masyarakat
harus diterjemahkan dan diadaptasi sesuai
dengan budaya setempat.
• Dukungan profesional kesehatan jiwa untuk
orang yang teridentifikasi oleh para pekerja
masyarakat dimana membutuhkan perawatan
khusus, haruslah segera tersedia
LEVEL OF INTERVENTION
low ACEH MODEL high

1
Mental hospital
Frequency Costs
of need Psychiatric service at
2
general hospital/clinics

3 Community mental health services


(outpatient/outreach)

4 Mental health care


through primary health care services

5 Informal and formal community care/support


outside the health sector

6
Self and family care

high low
Quantity of services needed
(Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)

Anda mungkin juga menyukai