Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANUAL TERAPI

NAMA : LISA ANGGRAYANI


NIM : PO.714241151018
KELAS : II A D.IV

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MAKASSAR
TA.2016/2017
INTERFENSI MANUAL TERAPI PADA FROZEN SHOULDER

No INTERFENSI PROSEDUR PELAKSANAAN


1 Distraksi oscillasi grade 1 Cara 1
a. Posisi pasien : supine lying
b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berdiri
di samping pasien, tangan kanan berada
tepat di axila pasien sedangkan tangan
kiri di bawah tuberculum minus dan
lengan bawah pasien berada di antara
lengan dan trunk fisioterapis(dijepit)
c. Teknik pelaksanaan : abduksikan lengan
pasien 30 ° kemudian eksternal
rotasikan, kedua tangan fisioterapis
menarik bahu pasien kearah lateral-
superior lalu diberikan oscillasi pada
arah yang sama. Lakukan secara
berulang

Cara 2
a. Posisi pasien : supine lying
b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berdiri
disamping pasien dengan kedua tangan
berada tepat di axila pasien (tangan kiri
menumpu diatas tangan kanan) dan
lengan bawah pasien berada di antara
lengan dan trunk fisioterapis (dijepit).
d. Teknik pelaksanaan : abduksikan lengan
pasien 30° dan dieksternal rotasikan.
kedua tangan fisioterapis menarik bahu
pasien kearah lateral-superior lalu
diberikan oscillasi pada arah yang sama.
Lakukan secara berulang

2. Distraksi oscillasi grade 2 a. Posisi pasien : supine lying


b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berdiri
disamping pasien dengan kedua tangan
berada tepat di axila pasien dan lengan
bawah pasien berada di antara lengan
dan trunk fisioterapis (dijepit).
e. Teknik pelaksanaan : Abduksikan
lengan pasien 50 ° dengan sedikit
exorotasikan ,kedua tangan fisioterapis
menarik bahu pasien kearah lateral
superior lalu diberikan oscillasi pada
arah yang sama. Lakukan secara
berulang

3 Distraksi grade 3 a. Posisi pasien : supine lying


b. Posisi fisioterapis : Fisioterapis berdiri
di samping kepala pasien (menyerong)
dengan tangan kiri memfiksasi
permukaan dorsal caput humeri dan
tangan kanan menstabilisasi elbow.
c. Teknik pelaksanaan : Fleksikan
shoulder dan elbow 90° pasien.lalu
pasang belt mulligant pada caput
humeri (tepat diaxilla) dan juga di
kaitkan pada badan fisioterapis (posisi
tali berada dibawah bokong) kemudian
tarik belt dengan bokong dan
perintahkan pasien untuk melakukan
ekso dan endorotasi atau fleksi shoulder
dengan tujuan untuk meningkatkan
ROM.

4 Distraksi grade 4 a. Posisi pasien : supine lying


b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berdiri
disamping pasien (menyerong) dengan
tangan kanan memfiksasi scapula dan
tangan kiri menstabilisasi elbow.
c. Teknik pelaksanaan : Fleksikan
shoulder dan elbow 90°, lalu kaitkan
belt mulligant pada caput humeri (tepat
diaxilla) dan juga di kaitkan pada badan
fisioterapis (tepatnya dibawah bokong),
kemudian tarik belt dan lakukan sedikit
traksi pada elbow untuk membantu
pasien melakukan fleksi shoulder

5 Roll-Glide Ventral Grade 2 a. Posisi pasien : tidur miring, tangan kiri


pasien berada di axilla
b. Posisi terapis : berdiri dibelakang
pasien, tangan kanan fisioterapis
memegang lengan bawah bagian distal
pasien, dan tangan kiri berada di bagian
dorsal shoulder.
c. Teknik pelaksanaan : fleksi shoulder
50o dan sedikit eksorotasi elbow.
Tangan fisioterapis yang berada pada
lengan bawah pasien berfungsi sebagai
penyangga dan melakukan eksorotasi
elbow, sementara tangan yang berada
pada posterior shoulder mendorong
kearah ventral dengan menggunakan
bagian ulnar dari wrist. Tangan pasien
yang berada pada axila berfungsi untuk
menahan badannya saat di dorong oleh
fisioterapis. Saat mendorong shoulder
ke ventral disertai dengan melakukan
eksorotasi pada lengan bawah pasien
(lakukan secara berulang).
6 Roll-glide ca udal grade 2 a. Posisi pasien : tidur miring
b. Posisi terapis : berada dibelakang
pasien, tangan kanan fisioterapis sisi
ulnar berada tepat dibawah acromion
sedangkan tangan kanan menstabilisasi
sisi dalam elbow.
c. Tehnik pelaksanaan : fleksi shoulder
90o dan eksorotasi elbow. Tangan
fisioterapis yang berada dibawah
acromion mendorong kearah caudal
dengan menggunakan sisi ulnar dari
wrist. Sementara tangan yang
memegang elbow melakukan abduksi
shoulder (lakukan secara berulang).

7 Roll-glide ventral grade 2 a. Posisi pasien : tengkurap dengan tangan


kiri diayunkan.
b. Posisi terapis : berdiri disamping pasien.
Tangan kanan fisioterapis sisi ulnar
berada di permukaan dorsal caput
humeri sedangkan tangan kiri
memegang elbow sisi dalam.
c. Tehnik pelaksanaan : gunakan handuk
atau kain untuk menyangga bagian
anterior shoulder. Ekstensikan shoulder
pasien dan endorotas, tangan fisioterapi
yang berada di permukaan dorsal caput
humeri mendorong kearah ventral
sementara tangan yang memegang
elbow menarik kearah ekstensi.

8 Roll-glide ventral grade 3 a. Posisi pasien : tengkurap dengan tangan


kiri diayunkan.
b. Posisi terapis : berada disamping pasien.
Tangan kanan fisioterapis berada di
permukaan posterior caput humeri,
sedangkan tangan kiri memegang elbow
sisi dalam pasien.
c. Tehnik pelaksanaan : gunakan handuk
atau kain untuk menyangga bagian
anterior shoulder, abduksi shoulder 90o
dan endorotasi, tangan fisioterapis yang
berada di permukaan dorsal caput
humeri mendorong kearah ventral
sementara tangan yang memegang
elbow melakukan eksorotasi.
9 Roll-Glide Caudal Grade 2 a. posisi pasien : tidur telentang dengan
tangan kiri diayunkan.
b. posisi fisioterapis : berdiri disamping
bed dekat sisi kepala pasien. Tangan
kanan fisioterapis berada diatas
shoulder pasien, sedangkan tangan
kiri memegang sisi dalam elbow.
Tangan kiri pasien berada diantara
trunk dan lengan fisioterapis (dijepit)
c. Teknik pelaksanaan : abduksi
shoulder 60o dan eksorotasi. Tangan
fisioterapis yang berada diatas bahu
mendorong kearah caudal, sementara
tangan yang dielbow menarik untuk
membantu gerakan abduksi.

10 Roll-Glide Caudal Grade 3 a. Posisi pasien : tidur telentang


dengan tangan kiri diayunkan.
b. posisi fisioterapis : berdiri
disamping badan pasien. tangan
kanan fisioterapis berada diatas
bahu dan tangan kiri memegang
sisi luar elbow pasien.
c. Teknik pelaksanaan : abduksi
shoulder 90o dan sedikit fleksi
elbow. Tangan fisioterapis yang
berada diatas bahu mendorong
kearah caudal, kemudian
melakukan abduksi dengan
bantuan perut fisioterapis untuk
mendorong.
11 Roll-Glide Dorsal Grade 2 a. posisi pasien : tidur telentang
b. posisi fisioterapis : berdiri di samping
bed sisi dada pasien. Tangan kiri
diletakkan pada caput humeri
sedangkan tangan kanan diletakkan
pada sisi medial lengan atas..
c. teknik pelaksanaan : abduksi lengan
pasien 60o tangan fisioterapis yang
berada pada shoulder mendorong kearah
dorsal sementara tangan yang berada
pada lenga atas berfungsi untuk
menstabilisasi lengan pasien.

12 Roll-Glide Dorsal Grade 3 a. posisi pasien : tidur telentang


b. posisi fisioterapis : berdiri disamping
bed sisi dada pasien. Tangan kiri
diletakkan pada caput humeri
sedangkan tangan kanan diletakkan
pada sisi luar elbow.
c. teknik pelaksanaan : tangan fisioterapis
yang berada pada shoulder mendorong
kearah dorsal sementara tangan yang
berada dielbow berfungsi untuk
menstabilisasi elbow.

13 MWM abduksi shoulder a. Posisi pasien : duduk diatas bad.


b. Posisi fisioterapis : berdiri dibelakang
pasien (sedikit kesamping), tangan kiri
fisioterapis berada discapula dan tangan
kanan berada di caput humeri.
c. Teknik Pelaksanaan : fisioterapis
menggunakan belt mulligant, satu sisi
dipasang daerah bokong fisioterapis dan
sisi yang lain dipasang di caput humeri
pasien. Tangan fisioterapis yang berada
di caput humeri berfungsi untuk
menahan belt. Tangan fisioterapis yang
berada di scapula untuk memfiksasi.
Fisioterapis menarik belt sementara
pasien diarahkan untuk melakukan
abduksi. Bila abduksi pasien terbatas
maka dibantu oleh siku fisioterapis.
14 MWM internal-external rotasi a. Posisi pasien : duduk diatas bad.
b. Posisi fisioterapis : beridiri disamping
pasien, tangan kanan fisioterapis berada
di puncak caput humeri dan tangan kiri
di scapula.
c. Teknik Pelaksanaan : Tangan
fisioterapis yang berada di scapula
medorong ke arah medial . sementara
tangan yang berada di caput humeri
mendorong ke arah posterocaudal.
Pasien diarahkan melakukan gerakan
ekso rotasi dan endo rotasi

15 MWM abduksi shoulder a. Posisi pasien : duduk diatas bad.


b. Posisi fisioterapis : berada disamping
kanan pasien, tangan kanan fisioterapi
berada dipermukaan caput humeri, dan
tangan kiri di scapula.
c. Teknik Pelaksanaan :. Tangan
fisioterapis yang berada di caput humeri
dan mendorong ke arah postero caudal,
sedangkan tangan yang berada di
scapula dan menarik scapula kerah
caudal-medial. Kemudian arahkan
pasien untuk melakukan abduksi
semaksimal mungkin.
16 MWM internal rotasi a. Posisi pasien : duduk diatas bad.
b. Posisi fisioterapis : beridiri di samping
pasien, Tangan kanan fisioterapis
berada di sisi dalam elbow dan tangan
kiri di axilla.
c. Teknik Pelaksanaan : Tangan kiri pasien
melakukan endorotasi ke belakang, dan
memegang ujung belt, sementara
tangan kanan melakukan fleksi shoulder
sekitar 110o disertai internal rotasi
elbow. Tangan fisioterapis yang
memegang elbow menarik kebawah dan
tangan yang berada di axilla
mengfiksasi. Kemudian pasien di
arahkan untuk menarik belt ke atas
semaksimal mungkin.

Pemeriksaan Tendinitis Supraspinatus/Tendinitis Bicipitalis


No. INTERFENSI PROSEDUR PELAKSANAAN
1 Test resisted isometric pada midrege (90) a. Posisi pasien : duduk diatas bed.
abduksi b. Posisi fisioterapi : fisioterapi
berada disamping pasien. Tangan
kiri fisioterapis berada di elbow
pasien dan tangan kanan di
shoulder puncah shoulder
c. Teknik pelaksanaan : abduksi
shoulder 60o , kemudian
fisioterapis memeberikan tekanan
pada elbow, sedangkan tangan
yang berada di shoulder tetap
memberikan stabilisasi pada.
(ketika ada nyeri maka positif
tendinitis supraspinatus)

2 Resisted isometric external rotasi a. Posisi pasien : duduk diatas bed


b. Posisi fisioterapi : fisioterapi naik
diatas bed dan berada dibelakang
pasien. Tangan kiri pasien
memegang sisi dalam elbow
pasie dan tangan kanan
fisioterapis berda pada
permukaan distal lengan bawah
lengan bawah distal pasien.
c. Teknik : abduksi shoulder 30o,
serta lengan bawah berada dalam
mid position, kemudian tangan
fisioterapis yang berada pada
distal lengan bawah memberikan
dorongan kearah dalam dan
pasien menahannya.

3 Neer impegenent tes positif a. Posisi pasien : duduk diatas bed


b. Fisioterapi berada disamping
pasien. Tangan kiri fisioterapi
berada discapula untuk
menstabilisasi. Tangan kanan
fisioterapi memegang wrist
pasien.
c. Teknik pelaksanaan : lengan
pasien berada dalam keadaan
fleksi shoulder 90o, sedikit
internal rotasi dengan ibu jari
menghadap kebawah dan lengan
didorong sedikit medial.
Kemudian gerakan tangan pasien
kearah fleksi shoulder dengan
tangan kiri tetap memberikan
stabilisasi pada scapula.
4 Hawkins kennedy impingenent test a. Posisi pasien : duduk diatas bed
b. Posisi fisioterapis : Berdiri
disamping pasien, dengan tangan
kiri fisioterapi berada diatas
elbow dan tangan kanan
fisioterapis memegang wrist
pasien.
c. Teknik pelaksanaan : abduksi
shoulder 90o dan internal rotasi
dengan ibu jari menghadap
kebawah. Kedua tangan
fisioterapi mendorong lenga
pasien ke arah medial. (jika
terasa tegang pada anterior bahu
berarti positif).
5 Supraspinatus test a. Posisi pasien : duduk diatas bed
b. Posisi fisioterapis : berdiri
didepan pasien, kedua tangan
fisioterapis merada diatas
masing-masing wrist pasien.
c. Teknik pelaksanaan : abduksi
shoulder 45o lengan pasien
sedikit eksternal rotasi dengan
ibu jari menghadap kebawah.
Kemudian kedua tangan pasien
mendorong tangan pasien kearah
kaudal dan pasien memberikan
tahanan.

6 Speed test a. Posisi pasien : duduk diatas bed


b. Posisi fisioterapis : berdiri
disamping pasien, dengan tangan
kiri fisioterapis berada dibawah
acromion dan tangan kanan
fisioterapi pada permukaan distal
lengan bawah pasien.
c. Teknik pelaksanaan : fleksi
elbow sekitar 60o dan pronasi
lengan. kemudian tangan
fisioterapis yang berada dilengan
bawah pasien, mendorong kearah
caudal, lalu pasien memberi
tahanan.

7 Palpasi tendon supraspinatus a. Posisi pasien : duduk diatas bed


dengan tangan kanan
diendorotasikan kebelakang.
b. Posisi fisoterapis : berdiri
disamping pasien. Tangan kanan
fisioterapi berada diacromion.
c. Teknik pelaksanaan : palpasi
acromion, kemudian tarik garis
ke anterior. Tendon supraspinatus
berada dibawah acromion (jika
pasien merasakan nyeri berarti
positif).

8 Palpasi tendon caput longum bisep a. Posisi pasien : duduk diatas bed
b. Posisi fisioterapis : berdiri
disamping pasien. Tangan kiri
fisioterapis berada disulcus
intertubercularis. Dan tangan
kanan memegang wrist.
c. Teknik pelaksanaan : abduksi
shoulder 30o. Palpasi tendon
caput longum bicep sambil
menggerakan tangan pasien
endorotasi dan eksorotasi.

9 Apphetension test a. Posisi pasien : terlentang


b. Posisi fisioterapis : fisioterapis
berdiri disamping pasien. Tangan
kanan dibawah shoulder dan
tangan kiri memegang wrist.
c. Teknik pelaksanaan : tangan
fisoterapis yang memegang wrist
mengeksternal rotasikan lengan
bawah pasien. Sementara tangan
yang berada dibawah shoulder
berfungsi sebagai penyangga.
10 New pain provocation test a. Posisi pasien : duduk diatas
bed
b. Posisi fisioterapis : bediri
disamping pasien, tangan
kanan memegang wrist dan
tangan kiri menstabilisasi
elbow.
c. Tehnik pelaksanaan : abduksi
shoulder 90o, dan eksternal
rotasi lengan bawah
kemudian tangan yang berada
pada elbow menarik kearah
ekstensi shoulder (jika terasa
nyeri, maka positif).

Interfensi Manual Terapi Pada Tendinitis Supraspinatus/Tendinitis Bicipitalis


No INTERVENSI PROSEDUR PELAKSANAAN
`1 Transverse friction tendon supraspinatus a. posisi pasien : pasien tidur terlentang
dengan tangan kanan pasien di
endorotasikan kebelakang .
b. posisi fisioterapis : fisioterapis berdiri
disamping pasien. Salah satu tangan
fisioterapis berada dipermukaan bahu
pasien untuk mempalpasi tendon
supraspinatus .
c. teknik pelaksanaan : cari acromion,
kemudian tarik garis kearah anterior
akan terdapat celah dan jika sudah
menemukan tendon supraspinatus
terapis melakukan friction secara
melintang (lakukan secara berulang).

2 Transverse friction tendon infraspinatus a. Posisi pasien : tidur tengkurap, bagian


kepala sedikit diangkat. Dan salah satu
tangan di eksternal rotasikan dan kedua
tangan dikepalkan.
b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berdiri di
samping pasien. Tangan fisioterapis
berada di bahu bagian dorsal.
c. Teknik pelaksanaan : palpasi dimulai
daribagian acromion berjalan sedikit ke
belakang kemudian disitulah tendon
infraspinatus, kemudian friction tendon
infraspinatus ke atas-bawah dengan
menggunakan ibu jari.

3 Transverse friction tendon bicipitalis a. Posisi pasien: tidur terlentang


b. Posisi Fisioterapis: berdiri di samping
pasien tangan kanan terapis memegang
wrist pasien. Sementara tangan kiri
mempalpasi shoulder untuk mencari
tendon bicipitalis
c. Teknik pelaksanaan : dengan ibu jari
menekan tendon bicipitalis, friction
dilakukan dengan menggerakan lengan
kearah ekso rotasi dan endo rotasi.

4 Mobilization with movement a. Posisi pasien: duduk diatas bed


b. Posisi fisioterapis: berdiri disamping
pasien.tangan kiri terapis memegang
bahu pasien dan tangan tangan kanan
memegang scapula pasien.
c. Teknik pelaksanaan: tangan terapis
menarik scapula kearah medial dan
caput humeri didorong kearah
posterocaudal. Kemudian suruh pasien
untuk mengabduksikan tangannya. Jika
pasien tidak bisa full abduksi minta
pasien dengan menggunakan tangan
satunya untuk membantu abduksi.

5 Mobilization with movement a. Posisi pasien: duduk diatas bed


(menggunakan belt) b. Posisi fisioterapis: berdiri dibelakang
pasien, dengan menggunakan belt
kaitkan pada caput humeri dengan
tangan kanan terapis berada di caput
humeri dan tangan kiri berada di
scapula.
c. Teknik pelaksanaan: tangan terapis yang
berada pada caput humeri menahan belt
agar tidak bergeser. Pastikan belt berada
di area bokong untuk memudahkan saat
menarik . tarik belt sambil terapis
memfiksasi area scapula. Suruh pasien
untuk melakukan abduksi shoulder

6 Ryhthmic stabilization a. Posisi pasien: terlentang


b. Posisi fisioterapis : berada di samping
pasien, kedua tangan fisioterapi
menggenggam sehingga lengan bawah
pasien berada diantara kedua lengan
terapis.
c. Teknik pelaksanaan: kedua tangan
fisioterapis yang menggenggam tangan
pasien mendorong ke arah endorotasi
sedangkan pasien melawannya dengan
arah eksorotasi
7 Stabilization exercise a. Posisi pasien : berdiri
dengan keduan tangan menempel di
dinding
b. Posisi fisioterapis : berdiri di belakang
pasien dengan tangan kanan berada di
shoulder pasien dan tangan kiri
fisioterapi berada sedikit dibawah axilla.
c. Teknik pelaksanaan : minta pasien
untuk mendorong dirinya ke samping
dan fisioterapi menahan kearah yang
berlawanan.

Interfensi Manual Terapi Pada Arthritis/Lesi AC Joint Atau SC Joint


1 Traksi sternoclavicular joint Cara 1
a. Posisi pasien : supine lying
Cara 1 :
b. Posisi fisioterapis : berdiri
disamping pasien, tangan kanan
terapis berada dipermukaan clavicula
dan tangan kiri di acromion.
c. Teknik pelaksanaan : tangan kanan
fisioterapis memfiksasi clavicula
pasien dan tangan kiri mendorong
acromion ke arah lateral kemudian
diberikan osilasi (lakukan secara
berulang).
Cara 2
Posisi dan tehnik pelaksanaan sama yang
berbeda hanya posisi tangan terapis.
Tangan kanan berada di acromion dan
mendorong acromion kearah lateral,
sedangkan tangan kiri memfiksasi clavicula
kemudian diberikan osilasi (lakukan secara
berulang).

2 Ventral glide AC joint a. Posisi pasien : Pasien duduk diatas bad


b. Posisi fisoterapis : fisioterapis duduk di
belakang pasien, dengan tangan kanan
berada tepat di posterior acromion dan
dan tangan kiri berada pada anterior
clavicula .
c. Teknik pelaksanaan : tangan kanan
fisioterapis mendorong acromion ke
ventral kemudian tangan kirinya
melakukan fiksasi pada clavicula.

3 Ventral glide AC joint disertai abduksi a. Posisi pasien : Pasien duduk diatas bad
shoulder b. Posisi fisoterapis : fisioterapis duduk di
belakang pasien, dengan tangan kiri
terapis berada tepat di poterior acromion
dan satu tangan kanan memegang sisi
dalam elbow pasien.
c. Tekhnik pelaksanaan : abduksi shoulder
90o tngan fisioterapis yang berada di
shoulder mendorong ke arah ventral dan
tangan yang di elbow menarik kearah
abduksi horizontal.
4 Dorsal glide AC joint d. Posisi pasien : Pasien dalam keadaan
duduk
e. Posisi fisoterapis : fisioterapis duduk di
belakang pasien, dengan tangan kanan
berada tepat di anterior acromion dan
dan tangan kiri berada pada posterior
shoulder.
f. Teknik pelaksanaan : tangan kanan
fisioterapis mendorong acromion ke
dorsal kemudian tangan kirinya
melakukan fiksasi pada shoulder.

Anda mungkin juga menyukai