ABSTRAK
Globalisasi. Pada era globalisasi ini terjadi Mau tidak mau, suka atau tidak suka
dimana batas antar negara semakin dekat, negara lain dan kitapun dengan mudah untuk
informasi semakin terbuka lebar. Selain itu kita bersaing dalam pasar Global ini? Sudah
negara kita telah masuk kedalam Organisasi siapkah pelaku usahatani maupun perusahaan
Perdagangan Dunia (WTO) dan kita yang bergerak dibidang agribisnis bersaing di
merupakan anggota ASEAN dimana kita era globalisasi? Dalam kondisi seperti ini
Dalam era perdagangan bebas seperti perjanjian WTO tersebut terdapat pengaturan
tingkat kemiskinan pada negara berkembang, (separate agreement), dimana setiap negara
tetapi dalam kenyataannya masih terdapat dan memiliki hak untuk menerapkan standar
terjadi kesenjangan antara negara berkembang kesehatan dan keamanan (health and safety
Perlakuan Khusus dan Berbeda-beda (S & D), digunakan oleh negara maju untuk melakukan
sedangkan akses pasar yang telah disepakati proteksi terhadap produk dalam negerinya,
dalam WTO bertujuan untuk menurunkan seperti yang dialami oleh produk kita dalam
tarif dan non tarif, subsudi ekspor dan dan menembus pasar negara maju (pasar
oleh pemerintah dalam perdagangan bebas ini, dalam WTO maupun kesepakatan regional,
pasar kita dibanjiri oleh produk agribisnis yang pemerintahmenjadi tidak bebas membuat
masuk dari luar (impor), sedangkan produk kebijakan di sektor pertanian (agribisnis)
agribisnis kita masih sulit menembus pasar dikarenakan infrastruktur, teknologi, SDM dan
global.Untuk menghadapi pasar global kita persaingan produk agribisnis terhadap produk
harus meningkatkan DAYA SAING produk substitusi (produk impor) dalam pasar nasional
komparatif pertanian kita agar produk Dengan mengetahui keadaan ini maka dapat
produk agribisnis, banyak sektor yang terkait perekonomian nasional dan menjadi
yang harus diperhatikan yang membedakan penyumbang nilai tambah PDB serta
produk agribisnis dengan produk sektor lain menyerap tenaga kerja yang besar (42,76 %
(manufaktur) serta sifat produk agrisnis BPS 2009). Jadi sektor agribisnis (pertanian)
berbeda dengan produk industri manufaktur. merupakan sektor yang harus dikembangkan
Dengan besarnya Sumber Daya Alam serta baik untuk memenuhi kebutuhan pangan
Sumber Daya Manusia yang ada, kita masih nasional maupun untuk tujuan ekspor serta
mengembangkan dan meningkatkan DAYA Namun produk agribisnis saat ini masih belum
SAING produk agribisnis serta mimiliki dapat memenuhi kebutuhan nasional, untuk
Untuk membangun daya saing produk kalah bersaing dengan produk negera-negara
agribisnis, terlebih dahulu melihat kondisi tetangga apalagi dengan negara maju.Untuk
sektor agribisnis saat ini, lalu mau dibangun membangun sektor agribisnis dengan sasaran
21
meningkatkan DAYA SAING produk yang daya alam) yang sangat besar dan lahan
dihasilkan, tidak cukup hanya meningkatkan pertanian luas dan subur serta kekayaan
kualitas produk saja karena dalam sektor sumber daya manusia yang besar. Hal ini
agribisnis banyak subsektor yang terkait dan dapat dijadikan sebagai faktor pokok (dasar)
tidak dapat dipisahkan. Jadi kebijakan yang kekuatan yang sudah kita miliki untuk
terkait dengan agribisnis sehingga tercipta membangun DAYA SAING produk agribisnis
atau peningkatan subsistem yang terkait yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia
(1). Subsistem Pertanian Hulu; (2) Subsistem serta memperkuat kelemahan kita dalam
Hasil Pertanian; (5) Subsistem Jasa dan KEUNGGULAN BIAYA, namun untuk
subsistem 1-4. Keterkaitan antara subsistem kita harus dapat memperkecil atau mengatasi
tersebut sangat erat, apabila salah satu kelemahan menjadi kekuatan sehingga secara
subsistem lemah maka akan berakibat terhadap keseluruhan sektor agribisnis menjadi sangat
subsistem yang lain dan sasaran atau tujuan kuat dan dapat bersaing dalam pasar global.
Melihat potensi yang kita miliki, dimana sektor agribisnis ada dua dimensi pokok yang
negara kita memiliki kekayaan alam (sumber harus kita kembangkan yaitu : 1. Dimensi
22
memiliki penduduk yang sangat besar dimana tradisional belum menerapkan sistem
hal ini menjadi kekuatan yang cukup dalam manajemen agribisnis, sehingga keunggulan
jumlah tenaga kerja yang tersedia namun daya saing dalam sektor sumber daya manusia
dalam kualitas tenaga kerja yang ada masih perlu ditingkatkan. Pada usaha agribisnis
kurang, keahlian dari tenaga kerja yang skala besar (badam hukum seperti perkebunan)
tersedia masih rendah. Hal ini menjadi pokok telah menerapkan sistem manajemen agribisnis
utama yang harus dikembangkan dalam yang baik dimana sektor ini selalu melakukan
peningkatan daya saing. Dalam hal dimensi pengembangan sumber daya manusia.
serta pengembangan teknologi (IPTEK) dan Sektor agribisnis yang ada saat ini
inovasi, sektor agribisnis kita masih lemah didominasi oleh usaha skala kecil/keluarga,
didalam dimensi kedua ini. Untuk jumlahnya hampir 80%, kelompok ini tidak
tangguh, kuat dan memiliki daya saing, globalisasi. Skala usaha ini tidak memiliki
banyak sektor lain yang terkait yang harus di modal, teknologi, lahan, manajemen yang
Pada sektor agribisnis (pertanian) tenaga diterapkan sistem kemitraan atau kerja sama
kerja yang terserap sangat besar, terutama antara usaha skala besar dengan beberapa
pada usaha agribisnis skala kecil/keluarga kelompok skala usaha kecil guna mendukung
atau mengembangkan kemampuan usaha skala mendorong kemajuan sektor agribisnis ini
produk agribisnis sangat tinggi, sehingga di produktivitas serta efisiensi dari proses
Teknologi maupun Bioteknologi untuk terbuka bebas oleh karena kemajuan teknologi
memperoleh produktivitas serta mutu produk dan Informasi serta kita telah masuk dan
yang baik, sehingga harus selalu dilakukan meratifikasi WTO, AFTA dan lain-lain,
Penelitian dan Pengembangan (R & D) serta namun pelaku usaha agribisnis terutama
melakukan Inovasi terhadap pola maupun kelompok usaha kecil masih sulit untuk
Kelembagaan yang terkait dengan sektor perdagangan dunia telah terbuka pasar dimana
agribisnis terdiri dari kelembagaan secara hambatan tarif maupun nontarif telah
formal maupun informal, kelembagaan ini diperkecil, namun produk agribisnis kita
sangat mempengaruhi perilaku masyarakat, masih sulit mengakses pasar, masih terdapat
maupun pelaku usaha agribisnis tersebut. Hak Asasi Manusia, hal ini dijadikan sebagai
agribisnis serta membangun daya saing produk subsektor yang ada pada sektor agribinis,
agribisnis baik pada pasar nasional maupun dimana pada sektor agribisnis terdapat 5
pasar internasional, pemerintah lewat Badan subsistem yaitu: (1). Subsistem Pertanian
Penelitian dan Pengembangan (litbang) Hulu; (2) Subsistem Budidaya Pertanian; (3)
Pertanian telah menerapkan Program Rintisan Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian; (4)
Teknologi Pertanian (Prima Tani), dalam Rita Subsistem Jasa dan Penunjang Pertanian, Yang
Hanafie (2010). Dengan pola prima tani ini mendukung subsistem1-4. Yang terkait
diharapkan terbangun sistem usaha agribisnis menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
berbasis pengetahuan dan teknologi inovatif, dipisahkan untuk membangun DAYA SAING
sehingga membentuk satu kesatuan rantai dan keunggulan bersaing dari produk
membangun sektor agribisnis melalui program subsektor budi daya pertanian saja,
prima tani dengan membangun Unit agribisnis pencapaian keunggulan ini harus di dukung
Industrial pada suatu kawasan, untuk dengan keunggulan pada sub sistem lainnya
mensukseskan program ini, guna membangun dengan membentuk rantai nilai yang tinggi
DAYA SAING produk agribisnis serta sehingga tercapai produktivitas yang tinggi
membentuk keunggulan bersaing agribisnis dan efisiensi biaya. Dalam konsep ini Nilai
baik pada pasar nasional maupun pasar diukur dengan pendapatan total yang di
internasional, dapat kita kembangkan dengan peroleh oleh Sektor agribisnis yaitu cerminan
konsep yang dibuat oleh Porter, ME. Yaitu dari harga produk dengan unit yang
25
dihasilkan/dijual.Dalam program Prima Tani serta dengan biaya rendah. Dengan demikian
untuk membentuk Unit Agribisnis Industrial produk agribisnis akan memiliki DAYA
suatu kawasan dengan membangun Rantai SAING dan akan terbentuk keunggulan
Peningkatan Rantai Nilai (Value Chain) pada kepemilikan akan beberapa sumber daya yang
masing-masing sub sektor yang terdapat pada sudah kita miliki ditambah dengan
sektor agribisnis secara terpadu pada suatu pengembangan Teknologi dan Inovasi diikuti
Rantai nilai yang tercipta dalam produk peningkatan rantai nilai sektor agribisnis maka
agribisnis, dimana dalam produksi agribisnis akan tercipta keunggulan biaya, sehingga
terdapat kebebasan dan hubungan yang dekat produk tersebut dapat bersaing pada pasar
antara subsistem pertanian hulu, budi daya nasional maupun pasar global/internasional.
agribisnis yang tangguh yang akan Downey, WD. Erickson SP. 1989.
Manajemen Agribisnis, Erlangga,
menghasilkan produk agribisnis yang Jakarta