Anda di halaman 1dari 8

18

MEMBANGUN DAYA SAING PRODUK AGRIBISNIS

Oleh : Mesak Simanjuntak


Dosen Fakultas Pertanian Universitas Borobudur Jakarta

ABSTRAK

Setiap produk agribisnis yang diperdagangkan harus menggunakan standar internasional,


pasar kita dibanjiri oleh produk agribisnis yang masuk dari luar (impor), sedangkan produk
agribisnis kita masih sulit menembus pasar internasional (melakukan ekspor). . Dengan
besarnya Sumber Daya Alam serta Sumber Daya Manusia yang ada, kita masih memiliki
peluang dan potensi untuk mengembangkan dan meningkatkan DAYA SAING produk
agribisnis serta mimiliki keunggulan komparatif untuk membangun produk agribisnis.Pada
sektor agribisnis proses produksi memerlukan peralatan/mesin-mesin serta pengembangan
teknologi (IPTEK) dan inovasi, sektor agribisnis kita masih lemah didalam dimensi kedua
ini. Untuk membangun sektor agribisnis (pertanian) yang tangguh, kuat dan memiliki daya
saing, banyak sektor lain yang terkait yang harus di kembangkan juga, baik yang
berhubungan dengan dimensi manusia maupun dimensi teknik, antara lain sumber daya
manusia, skala usaha, teknologi, kelembagaan dan akses pasar

Kata Kunci : Daya Saing, Agribisnis

PENDAHULUAN dibeberapa kawasan seperti AFTA, NAFTA,

Abad 21 dijuluki dengan Era APEC, EEC/MEE.

Globalisasi. Pada era globalisasi ini terjadi Mau tidak mau, suka atau tidak suka

liberalisasi perdagangan internasional, pasar kita menjadi terbuka untuk negara-

dimana batas antar negara semakin dekat, negara lain dan kitapun dengan mudah untuk

keterbukaan pasar semakin luas, hambatan- masuk kepasar internasional.Permasalahannya

hambatan perdagangan semakin kecil, adalah sudah mampukah produk Agribisnis

informasi semakin terbuka lebar. Selain itu kita bersaing dalam pasar Global ini? Sudah

negara kita telah masuk kedalam Organisasi siapkah pelaku usahatani maupun perusahaan

Perdagangan Dunia (WTO) dan kita yang bergerak dibidang agribisnis bersaing di

merupakan anggota ASEAN dimana kita era globalisasi? Dalam kondisi seperti ini

telah meratifikasi beberapa kesepakatan tantangan yang dihadapi oleh produk

agribisnis akan semakin besar,sehingga kita


19

harus membangun DAYA SAING produk terperangkap dalam perjanjian perdagangan

agribisnis serta membangun Strategi Produk. internasional tersebut dimana dalam

Dalam era perdagangan bebas seperti perjanjian WTO tersebut terdapat pengaturan

sekarang diharapkan terjadi peningkatan tentang Special Phitosanitary (SPS) measures

pertumbuhan ekonomi dan pengurangan yang merupakan ketentuan yang terpisah

tingkat kemiskinan pada negara berkembang, (separate agreement), dimana setiap negara

tetapi dalam kenyataannya masih terdapat dan memiliki hak untuk menerapkan standar

terjadi kesenjangan antara negara berkembang kesehatan dan keamanan (health and safety

dengan negara maju, dimana negara standards) berdasarkan pertimbangan ilmiah.

berkembang masih sulit untuk mengakses Setiap produk agribisnis yang

pasar. Persetujuan WTO dibidang pertanian diperdagangkan harus menggunakan standar

(agribisnis) masih melakukan prinsip internasional, Ketentuan standar ini yang

Perlakuan Khusus dan Berbeda-beda (S & D), digunakan oleh negara maju untuk melakukan

sedangkan akses pasar yang telah disepakati proteksi terhadap produk dalam negerinya,

dalam WTO bertujuan untuk menurunkan seperti yang dialami oleh produk kita dalam

tarif dan non tarif, subsudi ekspor dan dan menembus pasar negara maju (pasar

dukungan dipasar domestik dari produk internasional).

pertanian, sehingga setiap negara mempunyai

peluang untuk masuk kepasar internasional. PENINGKATAN DAYA SAING

Akibat dari kesepakatan yang dilakukan Akibat persetujuan yang dilakukan

oleh pemerintah dalam perdagangan bebas ini, dalam WTO maupun kesepakatan regional,

pasar kita dibanjiri oleh produk agribisnis yang pemerintahmenjadi tidak bebas membuat

masuk dari luar (impor), sedangkan produk kebijakan di sektor pertanian (agribisnis)

agribisnis kita masih sulit menembus pasar dikarenakan infrastruktur, teknologi, SDM dan

internasional (melakukan ekspor).Kita kondisi pertanian belum siap untuk


20

menghadapi persaingan perdagangan kearah mana? dengan melihat kondisi

global.Untuk menghadapi pasar global kita persaingan produk agribisnis terhadap produk

harus meningkatkan DAYA SAING produk substitusi (produk impor) dalam pasar nasional

agribisnis serta meningkatkan keunggulan maupun dalam pasar internasional (ekspor).

komparatif pertanian kita agar produk Dengan mengetahui keadaan ini maka dapat

agribisnis kita dapat diterima di pasar ditetapkan kebijakan-kebijakan yang tepat

internasional sekaligus untuk menghambat untuk dapat meningkatkan DAYA SAING

masuknya barang substitusi dari luar kepasar produk agribisnis.

nasional. Sektor agribisnis dalam ekonomi

Dalam meningkatkan DAYA SAING nasional merupakan sektor penyelemat

produk agribisnis, banyak sektor yang terkait perekonomian nasional dan menjadi

yang harus diperhatikan yang membedakan penyumbang nilai tambah PDB serta

produk agribisnis dengan produk sektor lain menyerap tenaga kerja yang besar (42,76 %

(manufaktur) serta sifat produk agrisnis BPS 2009). Jadi sektor agribisnis (pertanian)

berbeda dengan produk industri manufaktur. merupakan sektor yang harus dikembangkan

Dengan besarnya Sumber Daya Alam serta baik untuk memenuhi kebutuhan pangan

Sumber Daya Manusia yang ada, kita masih nasional maupun untuk tujuan ekspor serta

memiliki peluang dan potensi untuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

mengembangkan dan meningkatkan DAYA Namun produk agribisnis saat ini masih belum

SAING produk agribisnis serta mimiliki dapat memenuhi kebutuhan nasional, untuk

keunggulan komparatif untuk membangun memenuhi kekurangan ini ditempuh lewat

produk agribisnis. impor, serta produk agribisnis kita masih

Untuk membangun daya saing produk kalah bersaing dengan produk negera-negara

agribisnis, terlebih dahulu melihat kondisi tetangga apalagi dengan negara maju.Untuk

sektor agribisnis saat ini, lalu mau dibangun membangun sektor agribisnis dengan sasaran
21

meningkatkan DAYA SAING produk yang daya alam) yang sangat besar dan lahan

dihasilkan, tidak cukup hanya meningkatkan pertanian luas dan subur serta kekayaan

kualitas produk saja karena dalam sektor sumber daya manusia yang besar. Hal ini

agribisnis banyak subsektor yang terkait dan dapat dijadikan sebagai faktor pokok (dasar)

tidak dapat dipisahkan. Jadi kebijakan yang kekuatan yang sudah kita miliki untuk

harus dilakukan harus komprehensif yaitu menciptakan daya saing keunggulan

kebijakan terhadap semua subsektor yang komparatif produk agribisnis. Dalam

terkait dengan agribisnis sehingga tercipta membangun DAYA SAING produk agribisnis

keunggulan komparatif sektor agribisnis. dapat kita terapkan konsep keunggulan

Untuk mengembangkan sisem usaha bersaing dari Porter M. E. (1994) dimana

agribisnis dilakukan melalui pengembangan melihat kekuatan/kemampuan kita dalam

atau peningkatan subsistem yang terkait yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia

(1). Subsistem Pertanian Hulu; (2) Subsistem serta memperkuat kelemahan kita dalam

Budidaya Pertanian; (3)Subsistem Pengolahan teknologi dan inovasi. Keunggulan bersaing

Hasil Pertanian; (4) Subsistem Pemasaran yang dapat diterapkan adalah

Hasil Pertanian; (5) Subsistem Jasa dan KEUNGGULAN BIAYA, namun untuk

Penunjang Pertanian, yg mendukung dapat berhasil dalam menerapkan strategi ini

subsistem 1-4. Keterkaitan antara subsistem kita harus dapat memperkecil atau mengatasi

tersebut sangat erat, apabila salah satu kelemahan menjadi kekuatan sehingga secara

subsistem lemah maka akan berakibat terhadap keseluruhan sektor agribisnis menjadi sangat

subsistem yang lain dan sasaran atau tujuan kuat dan dapat bersaing dalam pasar global.

yang ingin dicapai akan terhambat/tidak Untuk berhasil mencapai keunggulan

tercapai. biaya, dalam mengelola atau membangun

Melihat potensi yang kita miliki, dimana sektor agribisnis ada dua dimensi pokok yang

negara kita memiliki kekayaan alam (sumber harus kita kembangkan yaitu : 1. Dimensi
22

Manusia dan 2. Dimensi Teknik. Kita usaha agribisnisnya dilakukan secara

memiliki penduduk yang sangat besar dimana tradisional belum menerapkan sistem

hal ini menjadi kekuatan yang cukup dalam manajemen agribisnis, sehingga keunggulan

jumlah tenaga kerja yang tersedia namun daya saing dalam sektor sumber daya manusia

dalam kualitas tenaga kerja yang ada masih perlu ditingkatkan. Pada usaha agribisnis

kurang, keahlian dari tenaga kerja yang skala besar (badam hukum seperti perkebunan)

tersedia masih rendah. Hal ini menjadi pokok telah menerapkan sistem manajemen agribisnis

utama yang harus dikembangkan dalam yang baik dimana sektor ini selalu melakukan

peningkatan daya saing. Dalam hal dimensi pengembangan sumber daya manusia.

kedua dimana pada sektor agribisnis proses

produksi memerlukan peralatan/mesin-mesin Skala Usaha

serta pengembangan teknologi (IPTEK) dan Sektor agribisnis yang ada saat ini

inovasi, sektor agribisnis kita masih lemah didominasi oleh usaha skala kecil/keluarga,

didalam dimensi kedua ini. Untuk jumlahnya hampir 80%, kelompok ini tidak

membangun sektor agribisnis (pertanian) yang dapat beradaptasi terhadap tantangan

tangguh, kuat dan memiliki daya saing, globalisasi. Skala usaha ini tidak memiliki

banyak sektor lain yang terkait yang harus di modal, teknologi, lahan, manajemen yang

kembangkan juga, baik yang berhubungan cukup,sehingga diperlukan campur tangan

dengan dimensi manusia maupun dimensi pemerintah untuk mengatasi

teknik, antara lain: kekurangan/kelemahan ini. Selain

Sumber Daya Manusia campurtangan pemerintah dapat juga

Pada sektor agribisnis (pertanian) tenaga diterapkan sistem kemitraan atau kerja sama

kerja yang terserap sangat besar, terutama antara usaha skala besar dengan beberapa

pada usaha agribisnis skala kecil/keluarga kelompok skala usaha kecil guna mendukung

dimana kemampuannya dalam menjalankan


23

atau mengembangkan kemampuan usaha skala mendorong kemajuan sektor agribisnis ini

kecil tersebut. adalah kelembagaan yang berada dan dibentuk

oleh masyarakat disekitar usaha agribisnis,

Teknologi lembaga yang dibentuk oleh organisasi swasta

Tuntutan konsumen lokal maupun maupun kelembagaan yang dibentuk oleh

konsumen internasional terhadap kualitas pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan

produk agribisnis sangat tinggi, sehingga di produktivitas serta efisiensi dari proses

perlukan penerapan teknologi modern dan produksi agribisnis.

peralatan yang tepat untuk memenuhi kualitas

produk yang harus di hasilkan/dipasarkan. Akses Pasar

Untuk itu diperlukan pengembangan Walaupun dikatakan bahwa pasar sudah

Teknologi maupun Bioteknologi untuk terbuka bebas oleh karena kemajuan teknologi

memperoleh produktivitas serta mutu produk dan Informasi serta kita telah masuk dan

yang baik, sehingga harus selalu dilakukan meratifikasi WTO, AFTA dan lain-lain,

Penelitian dan Pengembangan (R & D) serta namun pelaku usaha agribisnis terutama

melakukan Inovasi terhadap pola maupun kelompok usaha kecil masih sulit untuk

sistem agribisnis. mengakses pasar, baik pasar lokal terlebih-

Kelembagaan lebih pasar internasional. Dalam kesepakatan

Kelembagaan yang terkait dengan sektor perdagangan dunia telah terbuka pasar dimana

agribisnis terdiri dari kelembagaan secara hambatan tarif maupun nontarif telah

formal maupun informal, kelembagaan ini diperkecil, namun produk agribisnis kita

sangat mempengaruhi perilaku masyarakat, masih sulit mengakses pasar, masih terdapat

baik masyarakat pengguna hasil agribisnis hambatan berupa: Kesehatan, Lingkungan,

maupun pelaku usaha agribisnis tersebut. Hak Asasi Manusia, hal ini dijadikan sebagai

Kelembagaan yang harus dibangun untuk penghalang akses pasar internasional.


24

Untuk meningkatkan produktivitas sektor membangun RANTAI NILAI dari seluruh

agribisnis serta membangun daya saing produk subsektor yang ada pada sektor agribinis,

agribisnis baik pada pasar nasional maupun dimana pada sektor agribisnis terdapat 5

pasar internasional, pemerintah lewat Badan subsistem yaitu: (1). Subsistem Pertanian

Penelitian dan Pengembangan (litbang) Hulu; (2) Subsistem Budidaya Pertanian; (3)

Pertanian telah menerapkan Program Rintisan Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian; (4)

dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Subsistem Pemasaran Hasil Pertanian; (5)

Teknologi Pertanian (Prima Tani), dalam Rita Subsistem Jasa dan Penunjang Pertanian, Yang

Hanafie (2010). Dengan pola prima tani ini mendukung subsistem1-4. Yang terkait

diharapkan terbangun sistem usaha agribisnis menjadi satu kesatuan yang tidak dapat

berbasis pengetahuan dan teknologi inovatif, dipisahkan untuk membangun DAYA SAING

sehingga membentuk satu kesatuan rantai dan keunggulan bersaing dari produk

pasok (supply chain) terpadu, dengan agribisnis.

demikian terbentuk Unit Agribisnis Industrial Untuk membangun keunggulan bersaing

(UAI) pada suatu kawasan. produk agribisnis, tidak bisa hanya

Program pemerintah untuk memandang atau fokus pada pengembangan

membangun sektor agribisnis melalui program subsektor budi daya pertanian saja,

prima tani dengan membangun Unit agribisnis pencapaian keunggulan ini harus di dukung

Industrial pada suatu kawasan, untuk dengan keunggulan pada sub sistem lainnya

mensukseskan program ini, guna membangun dengan membentuk rantai nilai yang tinggi

DAYA SAING produk agribisnis serta sehingga tercapai produktivitas yang tinggi

membentuk keunggulan bersaing agribisnis dan efisiensi biaya. Dalam konsep ini Nilai

baik pada pasar nasional maupun pasar diukur dengan pendapatan total yang di

internasional, dapat kita kembangkan dengan peroleh oleh Sektor agribisnis yaitu cerminan

konsep yang dibuat oleh Porter, ME. Yaitu dari harga produk dengan unit yang
25

dihasilkan/dijual.Dalam program Prima Tani serta dengan biaya rendah. Dengan demikian

untuk membentuk Unit Agribisnis Industrial produk agribisnis akan memiliki DAYA

suatu kawasan dengan membangun Rantai SAING dan akan terbentuk keunggulan

Pasok (Supply Chain) dan ditambah dengan bersaing. Dengan kekuatan/kelebihan

Peningkatan Rantai Nilai (Value Chain) pada kepemilikan akan beberapa sumber daya yang

masing-masing sub sektor yang terdapat pada sudah kita miliki ditambah dengan

sektor agribisnis secara terpadu pada suatu pengembangan Teknologi dan Inovasi diikuti

kawasan tersebut. dengan penerapan pola primatani serta

Rantai nilai yang tercipta dalam produk peningkatan rantai nilai sektor agribisnis maka

agribisnis, dimana dalam produksi agribisnis akan tercipta keunggulan biaya, sehingga

terdapat kebebasan dan hubungan yang dekat produk tersebut dapat bersaing pada pasar

antara subsistem pertanian hulu, budi daya nasional maupun pasar global/internasional.

pertanian, pengolahan hasil pertanian,

pemasaran hasil pertanian serta jasa dan DAFTAR PUSTAKA

penunjang pertanian sehingga terbentuk Hanafie R, 2010. Pengantar Ekonomi


Pertanian. Andhi Yogyakarta.
produktivitas yang tinggi dan efisiensi
Porter, ME, 1994. Keunggulan Bersaing.
produksi, maka akan terbangun sistem Binarupa Aksara, Jakarta.

agribisnis yang tangguh yang akan Downey, WD. Erickson SP. 1989.
Manajemen Agribisnis, Erlangga,
menghasilkan produk agribisnis yang Jakarta

berkualitas tinggi dengan jumlah yang besar

Anda mungkin juga menyukai