Anda di halaman 1dari 4

1.

Penasihat Media

Penasihat media dapat digunakan, untuk menyiagakan jurnalis tentang kegiatan


akan datang yang bernilai berita. Penasihat harus mampu bersikap simple, jujur, dan
menyuplai semua informasi dasar – menjawab siapa, apa, di mana, kapan, dan
mengapa, dari kegiatan atau isu yang dijadikan materi advokasi, termasuk beberapa
nama organisasi yang relevan, pembicara, lokal, tanggal, waktu, dan tujuan, dari
kegiatan. Informasi kunci ini harus muncul dengan huruf tebal. Penasihat media akan
slalu mengingatkan tentang pentingnya nama dan nomor telepon dari kontak media.
Bantuan penasihat media untuk dapat memasukan isu atau permasalahan yang tengah
diperjuangkan menjadi headline di media akan sangat membantu advokasi.

2. Rilis Pers (Press Release)

Tidak semua momen yang diselenggarakan oleh pelaku advokasi dapat menarik
minat media untuk menhadiri atau meliput langsung. Dalam kondisi tersebut
dibutuhkan peran rilis pers. Rilis pers sangat berguna untuk menjelaskan suatu
kegiatan atau isu secara lebih detail. Rilis pers yang telah disiapkan dapat diberikan
pada para reporter media yang berkesempatan hadir, dan kemudian di faks dan di
email pada kontak media yang tidak hadir. Persiapan menyusun rilis pers sebaiknya
dimulai dua minggu sebelumnya

3. Surat Untuk Editor

Kolom surat pembaca di surat kabar cenderung menjadi bagian yang popular
dalam publikasi dan dapat menjadi jalan singkat untuk menyampaikan pada tujuan
advokasi mengingat tidak hanya public yang turut memerhatikan, tetapi juga anggota
kongres dan staf-stafnya. Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa media
publikasi untuk mengekspresikan pandangan adalah kolom surat pembaca pada surat
kabar nasional serta harian dan mingguan lokal
Berikut adalah contoh penulisan sebuah surat tentang World AIDS Day beserta
tips yang perlu diingat :

1) Singkat. Gunakan surat yang sudah dipublikasi sebelumnya sebagai contoh


2) Respon sesegera mungkin, tanpa ditunda
3) Arahkan pada tulisan lainnya, editorial atau surat dari publikasi
4) Tulis secara konsisten dan tanpa kesealahan gramatikal
5) Gunakan fakta dan statistic yang mencolok untuk menyokong opini yang kuat
6) Gunakan bahasa yang menuju pada satu titik inti
7) Tuliskan informasi kontak : nama, alamat, email, nomor telepon
4. Artikel Opini / Opini Editorial (Ops-Eds)

Arikel opini memberikan kesempatan pada pelaku advokasi untuk menyampaikan


argument yang luas pada isu atau permasalahan spesifik. Konten Op-eds umumnya
tidak akan menjadi berita karena berisi tuntutan aspirasi yang dapat ditulis oleh
anggota komunitas atau pelaku advokasi seperti kita. Meskipun memuat opini dan
aspirasi, bagaimanapun, artikel ini biasanaya lebih berbobot dan lebih sulit untuk
dipublikasi daripada surat pembaca. Hal ini mungkin juga akan membantu, dengan
menghubungi dan meminta editor dari halaman editorial untuk pedoman
penyampaian atau mengatur janji dengan editor untuk mendiskusikan kualifikasi,
organisasi, dan isu yang dibawa

5. Editorial

Editorial merupakan cara yang efektif untuk membentuk opini public dan
menjangkau pembuat kebijakan dengan mendapatkan dukungan dari sebuah surat
kabar. Editor biasanya menuliskan refleksi dari opini masyarakat secara luas,
walaupun ini tidak selalu terjadi. Editorial ditulis oleh staf surat kabar dan tidak
ditandatangani (tidak diwakili sebuah nama). Kita dapat memengaruhi editorial
dengan menjadwalkan sebuah pertemuan dengan staf pimpinan editorial surat kabar.
6. Wawancara

Wawancara dapat menjadi sarana untuk mendapatkan dukungan dari tokoh kunci.
Opini-opini yang keluar dari (hasil mewawancarai) tokoh-tokoh penting tersebut
dapat digunakan sebagai key statement untuk mendapat dukungan atau justru
penolakan terhadap isu atau masalah kebijakan. Apabila ada kemungkinan dapat
diwawancara pada isu atau kegiatan yang berkenaan dengan kesehatan global,
pastikan bahwa kita menyiapkannya. Apabila wawancara dilakukan perseorangan,
pakai pakaian secara professional dan bawa sebuah outline atau catatan. Jangan
menggunakan catatan dari televise. Bicara dengan nada alami, tetap dalam keaadaan
yang nyaman, menarik, dan bersahabat. Siapkan juga menurut lamanya waktu
wawancara yang diharapkan

Pemantauan dan Evaluasi Advokasi

Suatu rancangan strategi advokasi yang telah disiapkan secermat apapun, bisa
berubah ditengah jalan karena perubahan-perubahan dan situasi. Pemantauan terus
menerus terhadap keseluruhan proses advokasi adalah penting, terutama untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan perubahan keadaan dan situasi yang menuntut
perubahan strategi advokasi. Untuk pemantauan dan evaluasi proses, hasil dan
dampak/manfaat suatu program atau kegiatan advokasi, dapat digunakan suatu
kerangka kerja logis (logical framework) yang terdiri dari 4 unsur pokok :

1) Sasaran hasil (Objektive), suatu keadaan tertentu yang diinginkan dicapai


setelah dilaksanakannya suatu kegiatan
2) Indikator, beberapa petunjuk tertentu yang akan meyakinkan apakah sasaran
hasil memang sudah tercapai atau belum
3) Pengujian (Verification), cara untuk memperoleh bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa indicator-indikator tersebut memang ada atau tidak
4) Asumsi, suatu keadaan atau hal tertentu yang menjadi prasyarat terlaksananya
kegiatan yang direncakan sehingga indicator itu tadi benar-benar terwujud dan
sasaran hasil tercapai

Ikhtisar

1) Rekomendasi kebijakan adalah saran-saran kebijakan secara sederhana yang


disiapkan untuk kelompok tertentu yang memiliki kewenangan untuk
membuat keputusan ataupun untuk melaksanakan keputusan atau kebijakan
yang sudah ada
2) Menulis rekomendasi kebijakan pada dasaranya adalah proses pemecahan
masalah yang mengikuti alur sebagai berikut :
a) Identifikasi dan klarifikasi isu kebijakan
b) Meniliti latar belakang dan konteks yang relevan
c) Identifikasi alternative kebijakan
d) Melakukan konsultasi yang diperlukan
e) Menyeleksi opsi kebijakan terbaik
f) Menyiapkan dokumen rekomendasi, baik dalam bentuk direct struktur
maupun indirect structure

3) Advokasi berasal dari bahasa inggris “to advocate”, tidak hanya berarti
membela, tetapi bisa berarti mengajukan atau mengemukakan (to promote),
dengan kata lain berusaha menciptakan yang baru, yang belum ada. Adapun
aplikasi bentuk advokasi yang dapat dilakukan antara lain dengan: mobilisasi,
terlibat dalam proses legislasi, dan menggunakan media sebagai penyalur
suara

Anda mungkin juga menyukai