Anda di halaman 1dari 5

1.

Pembukaan UUD 1945


2. UUD 1945 sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia.
3. Pancasila sebagai Landasan Idiil Sistem Pendidikan Indonesia.
4. Ketetapan MPR sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Nasional
5. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Nasional
6. Keputusan Presiden sebagai Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional
7. Keputusan Menteri sebagai Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional
8. Instruksi Menteri sebagai Landasan yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional

1.a. Landasan Hukum Pendidikan Indoenesia


1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Pada Pembukaan UUD 1945 yang menjadi landasan hukum pendidikan terdapat pada Alinea
Keempat.
2. Pendidikan menurut Undang-Undang 1945
Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Pasal-pasal
yang berkaitan dengan pendidikan Bab XIII yaitu pasal 31 dan pasal 32. Pasal 31 ayat 1 berisi
tentang hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan, sedangkan pasal 31 ayat 2-5
berisi tentang kewajiban negara dalam pendidikan. Pasal 32 berisi tendang kebudayaan.
Kebudayaan dan pendidikan adalah dua unsur yang saling mendukung satu sama lain.
3. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
Undang-undang ini memuat 59 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum (istilah-istilah
dalam undang-undang ini), kedudukan fungsi dan tujuan , hak-hak warga negara untuk
memperoleh pendidikan, satuan jalur dan jenis pendidikan, jenjang pendidikan, peserta didik,
tenaga kependidikan, sumber daya pendidikan, kurikulum, hari belajar dan libur sekolah,
bahasa pengantar, penilaian, peran serta masyarakat, badan pertimbangan pendidikan
nasional, pengelolaan, pengawasan, ketentuan lain-lain, ketentuan pidana, ketentuan
peralihan dan ketentuan penutup.
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional, juga terdiri
dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum(istilah-istilah terkait dalam dunia
pendidikan), dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan
pendidikan, hak dan kewajiban warga negara, orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur
jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar, stándar nasional pendidikan, kurikulum,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan,
pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan
sertifikasi, pendirian satuan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara
lain, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.
5. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Undang undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum (istilah-istilah
dalam undang-undang ini), kedudukan fungsi dan tujuan, prinsip profesionalitas, seluruh
peraturan tentang guru dan dosen dari kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai
organisasi profesi dan kode etik, sanksi bagi guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban
sebagaimana mestinya, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.
6. Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Undang-undang ini memuat 97 Pasal yang mengatur tentang Ketentuan Umum, Lingkup,
Fungsi dan Tujuan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pendidikan dan Tenaga Pendidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,
Standar Pembiayaan, Standar Penilaian Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan,
Evaluasi, Akreditasi, Sertifikasi, Penjamin Mutu, Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup.
Menurut Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: “Standar nasional pendidikan
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia”

1. Landasan Akademik Pengembangan Media Pembelajaran


A. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain:
1. Landasan filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru
di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain,
penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan dengan
adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk
digunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa dihargai
harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat
belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti
dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting
bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru
menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan
memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,maka baik menggunaka media
hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan
pendekatan humanis.

2. Landasan Psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan
media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di
samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam
pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,
memahami makna persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan
persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif.

3. Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan,
pengelolaan, [enalaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan
proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi
untuk menganalisis maslaha, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai
tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalahan dilakukan dalam
bentuk: kesatuan komponen-komponen system pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi
desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi system
pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media,
peralatan, teknik dan latar.

4. Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya,
siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media
yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar
visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual,
seperti gambar, diagram, video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif,
akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru.
Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan
media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media
pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan
kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik
media itu sendiri.

1.b. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


Pengertian pengembangan media pembelajaran yang dimaksud adalah suatu usaha
penyusunan program media pembelajaran yang lebih tertuju pada perencaan media. Sebuah
perencanaan media di dasarkan oleh kebutuhan. Salah satu indikator adanya kebutuhan
karena di dalamnya terdapat kesenjangan. Kesenjangan adalah adanya ketidak sesuain antara
apa yang seharusnya atau apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang dimaksud kebutuhan
adalah adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap peserta didik yang
mereka miliki sekarang.
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar
yang harus dilalui, yaitu kegiatan perncanaan, produksi dan penilain. Sementara itu, dalam
rangka mendesain atau merancang pengembangan program media, Arief Sadiman, dkk.
Memberikan urutan langkah – langkah yang perlu di ambil dalam mengembangkan program
media, sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Yang dimaksud disini menganalisis kebutuhan adalah mengamati kesenjangan antara apa
yang dimiliki peserta didik dengan apa yang diharapkan. Sehingga pembelajaran yang
dirancang dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diapai.
2. Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) secara operasional dan jelas.
Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang
harus diingat, yaitu:
 Beriontasi pada kepentingan siswa, bukan pada guru. Titk tolaknya adalah perubhan
tingkah laku apakah yang diharapkan setelah mereka selesai belajar.
 Dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya menunjuk pada hasil
perbuatan yang dapat diamati atau hasilnya dapat diukur dengan alat ukur tertentu.
3. Merumuskan butir – butir materi secara terperinci yang dapat mendukung tercapainya
tujuan.
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau
keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang
disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses
belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka selanjutnya
mengerutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit dan dari
hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.
4. Mengembangkan alat ukur keberhasilan.
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah
program ditulis. Alat ukur tersebut dibuat secara teliti dan direncanakan sebelum kegiatan
belajar dilakukan. Alat ukur hasil belajar tersebut dapat berupa tes, penugasan, atau daftar
cek prilaku, dan sebagainya. Sebagai pedoman dalam pembuatan alat ukur yang baim,
sebaiknya setiap kemampuan dan keterampilan yang mendukung tercapainya tujuann
intruksional khusus yang dijadikan bahan tes atau daftar cek prilaku.
5. Menulis naskah media.
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan
yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik
seperti yang telah jelaskan. Materi pembelajaran perlu dituangkan dalam tulisan atau
gambar yang kita sebut naskah program media yang dimaksud sebagai penuntun kita
dalam memproduksi media seperti menjadiipenuntut kita dalam mengambil gambar dan
merekam suara.

6. Mengadakan tes dan revisi.


Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuain
media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Tes ini dapat
dilakukan baik melalui perorangan atau kelompok kecil atau tes lapangan. Sedangkan
revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan
perbaikan atas hasil dari tes.

B. Media Berbasis Visual


Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin di sampaikan kepada siswa dapat
dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/illustrasi, sketsa/gambar
garis. Grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.

C. Media Berbasis Audio Visual


Media audio dan audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan
terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan seperti tape recorder, hampir tidak
diperlukan lagi biaya tambahan karena tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan
baru dapat direkam kembali.

D. Media berbasis komputer


Disamping digunakan untuk administrasi dan pengembangan usaha pada perusahaan
besar dan kecil komputerpun juga mendapat tempat-tempat di sekolah-sekolah ,dinegara
maju ,amerika serikat misalnya,komputer sudah digunakan di sekolah-sekolah dasar sejak
tahun 1980 dan kini disetiap sekolah komputer sudah merupakan barang yang lumrah.

E. Multimedia Berbasis Komputer dan Interactive Video


Informasi yang disajikan melalui multimedia ini berbentuk dokumen yang hidup, dapat
dilihat dilayar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar lebar melalui overhead projector,
dan dapat didengar suaranya, dilihat gerakannya (video atau animasi).
kemampuan teknologi elektronika semakin besar. Bentuk informasi grafis, video, animasi,
diagram, suara dan lain-lain dengan mudah dapat dihasilkan dengan mutu yang cukup
baik. Multimedia berbasis computer ini sangat menjanjikan untuk penggunaannya dalam
bidang pendidikan. Meskipun saat ini penggunaan media ini masih dianggap mahal, dalam
beberapa tahun mendatang biaya itu akan semakin rendah dan dapat terjangkau sehingga
dapat digunakan secara meluas di berbagai jenjang sekolah.

F. Media Microsoft Powerpoint


Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi dalam bentuk slide yang
merupakan salah satu program aplikasi dibawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar
dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di
dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office dengan
sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan
pengembangan pembelajaran dengan komputer.

G. Media Internet
Internet (interconnection and networking) adalah jaringan global yang menghubungkan
jutaan kompoter diseluruh dunia, dimana komputer yang tersambung ke internet
menyediakan informasi yang terbuka untuk umum, sehingga pemakai internet akan dapat
menghubungi banyak komputer kapan saja, dan dari mana saja di belahan bumi ini untuk
mengirim berita, memperoleh informasi, ataupun mentransfer data. Pemanfaatan media
internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan peserta didik untuk belajar secara
mandiri. Peserta didik berperan sebagai peneliti dan tidak hanya sebagai konsumen
informasi.

2. YANG HARUS DILAKUKAN GURU DI DAERAH TERPENCIL


Bagi guru, pembelajaran dimulai dengan memperbarui pengetahuan bukan berarti
menitiberatkan pembelajaran pada alat TIK. Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK)
adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan bukanlah sebagai tujuan pendidikan abad
21. Kualitas terbaik guru daerah terpencil menyeimbangkan ketidaksediaan alat TIK dalam
pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif,
kolaboratif, efektif dan efisien serta membekali siswa dengan berbagai skill.
Kegiatan pembelajaran yang disusun menganut empat prinsip pokok pembelajaran abad
21 sebagaimana yang dirumuskan Jennifer Nichols dalam Rohim, Bima dan Julian (2016).
Adapun keempat prinsip tersebut yakni
1. Pembelajaran berpusat pada siswa;
2. Siswa mampu berkolaborasi dengan teman ataupun orang lain;
3. Pembelajaran diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari; dan
4. Sekolah terintegrasi dengan masyarakat.
Jadi teknologi hanya media atau alat bantu untuk mencapai 4 prinsip pendidikan, pada
dasarnya pendidikan adalah proses transformasi pengetahuan, intinya selama memiliki
nilai dan perubahan bagi peserta didik itulah tugas guru yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai