Anda di halaman 1dari 11

PERHITUNGAN CADANGAN ENERGI PANAS BUMI BERDASARKAN DATA

GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKA PADA DAERAH PROSPEK


KOTAMOBAGU, SULAWESI UTARA
Oleh
Muhammad Ilham Haerik1*, Ir. H. Hamid Umar, MS2, Dr. Ir. Musri Mawaleda, M.T2
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin
2
Dosen Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
*ilhamhaerik@gmail.com

Abstrak
Secara astronomis daerah penelitian terletak pada 120o29’00” - 124o7’00” BT
dan 0o32’00” - 0o53’00” LS. Secara administratif daerah penelitian terletak di daerah
konsesi PT. Pertamina Geothermal Energi, Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cadangan energi panas bumi dari suatu area
prospek Kotamobagu, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui
analisis geologi dan kuantitatif melalui analisis geokimia dan geofisika.
Perhitungan cadangan dilakukan dengan menggunakan metode volumetrik
(hipotetis terukur) yang mengacu pada SNI panas bumi. Penentuan nilai variabel dalam
perhitungan cadangan diperoleh melalui data geologi, analisis geokimia, analisis
geofisika, dan asumsi angka parameter pada kelas sumber daya terduga pada SNI panas
bumi.
Variabel yang diperoleh dari penelitian ini adalah densitas 2,6 gr/cm3, volume
16,895 km2, tipe fluida panas bumi bikarbonat dan sulfat, temperatur awal 260oC,
temperatur akhir 180 oC, temperatur permukaan 91,4 oC, saturasi air 100 %, porositas
10%, kapasitas panas batuan 1 kJ/kg °C, umur pembangkitan 30 tahun, faktor konversi
listrik 10 %, serta tambahan variabel yang diperoleh melalui tabel uap (Beaton, 1986).
Total cadangan panas bumi yang diperoleh adalah 176,28 Mwe.
Kata kunci : kotamobagu, cadangan, energi panas bumi, metode volumetrik

Abstract
Astronomically located on coordinate 120o29’00” - 124o7’00” BT and
0o32’00” - 0o53’00” LS. Administratively the research area is located in the area
concession of Pertamina Geothermal Energy Limited company’s, Kotamobagu
Regency, North Sulawesi. This research is referred to know the geothermal reserves of
the Kotamobagu prospect area, with qualitative method by geological analysis and
kuantitatife method by geochemical and geophysical analysis.
The reserves calculate performed with the volumetric method (measurable
hypothesis) refers to geothermal SNI. Variables value determination obtained through
geological data, geochemical analysis, geophysical analysis, and assumed parameter
number in unexpected resource class geothermal SNI.
The obtained variables from this research is density 2,6 gr/cm3, volume 16,895
km2, fluid type is bicarbonate and sulfate, initial temperature 260oC, final temperature
180 oC, surface temperature 91,4 oC, water saturation 100 %, porosity 10%, rock heat
capacity 1 kJ/kg °C, age of the plant 30 years, electricity conversion factor 10 %, and
also additional variables obtained by the steam heat table (Beaton, 1986). Total of the
geothermal reserves available are 176.28 Mwe.
Keywords : kotamobagu, reserves, geothermal energy, volumetric method

1
PENDAHULUAN

Indonesia sebagai Negara yang bumi,dan menentukan nilai cadangan


dilalui oleh “ring of fire” menyebabkan energi yang ada pada daerah penelitian.
aktifitas magmatisme terus berlangsung. Daerah penelitian secara
Potensi ini membuat energi panas bumi administratif termasuk dalam wilayah
menjadi suatu keunggulan Indonesia Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi
dibanding negara lainnya. Melalui UU Utara. Secara astronomis terletak pada
nomor 30 tahun 2007 tentang energi, koordinat 120o29’00” - 124o7’00” Bujur
keamanan dan keberlanjutan pasokan Timur dan 0o32’00” - 0o53’00” Lintang
energi menjadi sesuatu yang harus Selatan.
diupayakan secara sinergis, termasuk
energi panas bumi. Metode Penelitian
Kegiatan pemanfaatan energi
panas bumi di lndonesia tidak akan Perhitungan cadangan
terlepas dari tiga unsur pokok, yaitu dilakukan dengan metode Volumetrik
eksplorasi, eksploitasi dan sistem (hipotetis terukur) yang mengacu pada
konversi pembangkit tenaga. Dalam SNI Angka Parameter Dalam Estimasi
bidang eksplorasi, saat ini digunakan Potensi Energi Panas Bumi (SNI 13-
beberapa teknik eksplorasi, yaitu teknik 6482-2000). Dalam perhitungan
geologi dan hidrologi, teknik geokimia, tersebut dibutuhkan beberapa variabel,
teknik geofisika dan survei udara dimana akan diperoleh melalui hasil
(Sutrisno, 1995). analisis data geologi, geokimia dan
Untuk memanfaatkan potensi geofisika. (Gambar 1)
energi panas bumi secara optimal perlu Adapun dalam pengolahan data
diketahui seberapa besar cadangan geokimia digunakan metode
energi yang bisa dikelola sebagai dasar geotermometer Cl--SO42--HCO3-,
untuk pengelolaan ke tahap eksplorasi. geotermometer air Na-K-Mg,
Diharapkan melalui penelitian ini dapat geotermometer air Na-K (Giggenbach
memberikan informasi mengenai 1988 dalam Nicholson 1993),
cadangan energi panas bumi pada suatu geotermometer gas CO2/Ar–H2/Ar dan
area prospek untuk dapat geotermometer gas CO/CO2–CH4/CO2
ditindaklanjuti. (D’Amore dan Panichi, 1980). Untuk
Tujuan dari penelitian ini ialah data geofisika digunakan metode
untuk mengetahui mengetahui tipe gravity dalam penentuan ketebalan
fluida dan temperatur reservoir, reservoir melalui variabel gayaberat
menjelaskan karakteristik batuan (densitas) dan metode magnetotellurik
reservoir, mengetahui kondisi bawah dalam penentuan luas reservoir melalui
permukaan dan volume reservoir panas variabel resistivitas (Ohm.m).

2
Gambar 1. Bagan alir metodologi penelitian

Geologi Daerah Penelitian daerah penelitian dan membentuk


Berdasarkan penelitian geologi litologi Lava Andesit.
sebelumnya diketahui bahwa daerah
penelitian terbentuk oleh tiga periode Borehole B-1
gunung api, diurutkan dari yang tertua
adalah periode gunung api tua, periode Berdasarkan hasil analisis
gunung ambang tua, dan periode sumur B-1 tersusun oleh beberapa
gunung ambang muda. litologi yaitu Breksi Tufa Teruba,
Periode Gunung Api Tua Breksi Andesit Teruba, Andesit Basaltik
terbentuk dengan mengintrusi batuan Terubah, dan Andesit Terubah (Foto 2).
awal berupa batupasir dan batugamping, Intensitas Alterasi pada batuan yang
serta membentuk litologi Andesit dan dijumpai berkisar antara 30 - 80%. Hal
Tufa. Selanjutnya Gunung Ambang Tua ini banyak dipengaruhi oleh intensitas
yang terbentuk pada umur relatif larutan hidrotermal yang terakumulasi
Pleistosen mengintrusi daerah tersebut dikedalaman dan semakin tersebar ke
dan membentuk litologi Breksi andesit permukaan.
dan Tufa-Batuapung. Kemudian
Gunung Ambang Muda pada umur
relatif Holosen kembali mengintrusi

3
terakumulasi dikedalaman dan semakin
tersebar ke permukaan.
Profil suhu dan tekanan
diperoleh selama pemboran melalui data
mud log (delta in/out). Adapun kisaran
suhu sumur ini adalah 200 – 240 oC
yang semakin meninggat berdasarkan
kedalaman. Pada kedalaman 1913 –
2200 mKU dijumpai mineral Epidot
yang merupakan penanda temperatur
>220oC, sedangkan pada kedalaman
Foto 1 Litologi Andesit Porfiri yang terisi oleh 2200 - 2500 mKU dijumpai pegaruh
mineral epidot, pada kedalaman 2000,24 mKU oksidasi.
(PGE, 2011).
Profil suhu dan tekanan Analisis Geokimia Manifestasi Panas
diperoleh selama pemboran melalui data Bumi
mud log (delta in/out). Adapun kisaran Ion Balance
suhu sumur ini adalah 200 – 240 oC Penentuan ion balance mata air panas
yang semakin meninggat berdasarkan daerah penelitian berdasarkan
kedalaman. Pada kedalaman 1332 – perbandingan antara anion dan kation.
2200 mKU dijumpai mineral Epidot Data yang dinyatakan valid dan layak
yang merupakan penanda temperatur untuk diteliti harus memiliki nilai ion
>220oC. balance < 5%. Berdasarkan hasil
Borehole B-2 perhitungan sampel S-17, S-18 dan S-22
Berdasarka hasil analisis sumur dikategorikan sebagai sampel yang
B-1 tersusun oleh beberapa litologi buruk karena ion ballance terlalu tinggi.
yaitu Breksi Tufa Terubah, Breksi Adapun sampel lainnya tergolong
Andesit Terubah, Andesit Basaltik sebagai sampel yang baik.
Terubah, dan Andesit Terubah. Penentuan Tipe Fluida Mata Air Panas
Daerah Penelitian
Penentuan tipe fluida mata air
panas daerah penelitian berdasarkan
analisis geokimia mata air panas daerah
penelitian menggunakan klasifikasi
diagram Trilinier (Nicholson, 1993)
berdasarkan kandungan relatif anion
klorida (Cl-), sulfat (SO42-) dan
Bikarbonat (HCO3-) yang ditentukan
titiknya pada diagram segitiga.
Penentuan titik ini bertujuan untuk
mengetahui sampel air yang mempunyai
komposisi kimia mewakili air panas
Foto 2 Litologi Andesit yang terisi oleh mineral bumi dari reservoir. Dari hasil
kalsit dan silika, pada kedalaman 2505.52 mKU persentase setiap anion kemudian di
(PGE, 2011).
plot dalam diagram Trilinier sebagai
Intensitas Alterasi pada batuan berikut:
yang dijumpai berkisar antara 20 - 70%.
Hal ini banyak dipengaruhi oleh
intensitas larutan hidrotermal yang

4
Berdasarkan hasil ploting
kandungan kimia Na-K-Mg air panas
daerah penelitian pada diagram Ternary
(Giggenbach 1988 dalam Nicholson
1993) dapat diketahui bahwa mata air
panas daerah penelitian dominan
termasuk dalam immature waters,
ditandai oleh kandungan unsur Mg yang
cukup tinggi. Tingginya kandungan
unsur Mg diakibatkan oleh pengaruh
leaching/pelarutan di dekat permukaan
atau diakibatkan oleh pengenceran air
Gambar 2 Diagram Trilinier untuk penentuan
tipe mata air panas berdasarkan kandungan ion meteorik yang kaya Mg.
klorida, sulfat dan bikarbonat (Nicholson, Geotermometer Air Na – K
1993).
Adapun hasil yang dapat dijadikan
Berdasarkan nilai persentase
sebagai acuan adalah pada sampel S-4,
kandungan ion pada sampel air panas
S-5, dan S-6 yang memiliki kandungan
yang dianalisis kandungan kimianya
Cl- yang tinggi, sekalipun sampel juga
terutama kandungan anion HCO3-, Cl-
tergolong kedalam immature water.
dan SO42- menunjukan hasil bahwa mata
Temperatur reservoir yang diperoleh
air panas daerah penelitian terdiri dari
adalah 265oC - 284oC.
tipe fluida bikarbonat pada daerah
Makaroyen, Bangkudai, serta Geotermometer Gas CO2/Ar – H2/Ar
Kotamobagu (zona outflow) dan tipe Geotermometer gas CO2/Ar - H2/Ar
fluida sulfat pada daerah Gunung digunakan dengan membandingkan
Ambang Muayat (zona upflow). antara nilai Log (CO2/Ar) dan Log
Geotermometer Air Na-K-Mg (H2/Ar).
Geotermometer Na-K-Mg
digunakan dengan menentukan terlebih
dahulu nilai dari masing-masing
parameter, yaitu: Na/1000, K/100, dan
√Mg. Selanjutnya hasil yang diperoleh
di plot kedalam diagram Ternary Na-K-
Mg untuk melihat temperatur reservoir
dan mengetahui air yang mencapai
keseimbangan dalam litologi.

Gambar 4 Hasil Geotermometer Gas CO2/Ar –


H2/Ar
Melalui grafik geotermometer
gas tersebut diatas maka ditentukan
bahwa temperatur reservoir pada area
panas bumi Kotamobagu adalah 260oC
- 320oC dengan mengacu pada hasil
geotermometer gas CO2/Ar – H2/Ar.
Gambar 3 Hasil geotermometer air Na-K-Mg
(Giggenbach 1988 dalam Nicholson 1993)

5
Geotermometer Gas CO/CO2 – tahun 2006. Melalui pengukuran
CH4/CO2 tersebut selanjutnya dibuat model
Geotermometer gas CO/CO2 – bawah permukaan berdasarkan tingkat
CH4/CO2 digunakan dengan gayaberat yang diikat dengan respon
membandingkan antara nilai Log model Magnetotellurik yang telah
(CO/CO2) dan Log (CH4/CO2). dihasilkan sebelumnya.

Gambar 6 Hasil Analisis Gravity (Armando, A.,


2017)
Hasil borehole, serta hasil
analisis geofisika maka ditentukan
bahwa reservoir panas bumi tersusun
dari litologi breksi andesit terubah
dengan berat jenis 2,6 g/cm3 dan
ketebalan + 2000 meter.
Gambar 5 Hasil geotermometer Gas CO/CO2 – Magnetotellurik
CH4/CO2 Survei magnetotellurik tersebar
Melalui grafik geotermometer disekitar daerah Gunung Ambang,
gas tersebut diatas maka ditentukan
Makaroyen, serta Bongkudai dengan
bahwa temperatur reservoir pada area
panas bumi Kotamobagu adalah 220oC titik amat sebanyak 39 (PGE, 2006) dan
- 260oC dengan mengacu pada hasil 66 (PGE, 2011) stasiun. Melalui
geotermometer gas CO/CO2 – pengukuran tersebut selanjutnya dibuat
CH4/CO2. model bawah permukaan berdasarkan
Dalam penentuan temperatur tingkat resistivitasnya. Model ini
reservoir nilai yang digunakan adalah ditampilkan dalam bentuk slice
berdasarkan hasil geotermometer gas
horisontal (potongan penampang) dan
karena paling bisa menggambarkan
kondisi reservoir sebenarnya tanpa slice vertikal (ketinggian).
terpengaruhi oleh kondisi permukaan.
Nilai temperatur yang diperoleh adalah
260oC dengan mempertimbangkan
resiko terendah dalam perhitungan
cadangan.

Analisis Geofisika
Grafity
Survei gravity tersebar
disekitar daerah penelitian sebanyak
222 stasiun yang terdiri atas 7 grid
dengan memotong area manifestasi. Gambar 7 Sebaran titik amat Magnetotellurik
Survei ini dilakukan oleh PT. Pertamina (PGE, 2011)

6
Analisis borehole mineral lempung. Sementara target
menunjukkan bahwa formasi batuan utama reservoir merupakan batuan
pada kedalaman lebihdari + 1100 mKU Breksi Andesit Terubah (BAT) yang
tersusun oleh batuan Breksi Andesit merupakan batuan hasil vulkanisme
Terubah dengan intensitas alterasi 50 - tahap akhir dari Gunung Ambang. Atas
80 %. Dengan mengacu pada tabel dasar tersebut zona reservoir yang
resistivitas batuan dapat dianalisis digunakan adalah pada kedalaman 0
bahwa lapisan ini bersifat cukup meter.
resisten. Dengan asumsi bahwa reservoir
berbentuk seperti blok besar dan
didasarkan pada hasil analisis
magnetotellurik maka diperoleh luas
reservoir adalah 8.447.380 m2.

Perhitungan Cadangan
Kandungan Energi di dalam reservoir
(Hei)
Luas reservoir diambil melalui
analisis magnetotellurik yaitu 8.447.380
Gambar 8 Luas daerah reservoir perelevasi
(modifikasi dari Armando, A., 2017)
m2, ketebalan reservoir diambil melalui
analisis gravity yaitu 2.000 m,
Penyebaran zona reservoir temperatur reservoir diperoleh melalui
banyak dipengaruhi oleh perkembangan analisis geokimia fluida yaitu 260 oC,
geologi pada daerah penelitian, dimana temperatur akhir reservoir ditentukan
daerah potensial tersebut merupakan berdasarkan besar daya minumum inlet
zona lemah berupa kaldera. Telah turbin rata-rata di Indonesia yaitu 180
o
terjadi beberapa kali proses vulkanisme C, densitas batuan diperoleh dari
termasuk yang paling terakhir yang analisis gravity yaitu 2600 kg/m3, dan
mengakibatkan terbentuknya Gunung nilai temperatur permukaan diambil dari
Ambang – Moyayat. Proses vulkanisme hasil pengukuran pada stasiun S-17
tersebut menembus batuan sedimen yang berada pada zona upflow yaitu
yang menyebabkan batuan teralterasi. 91,4oC.
Zona reservoir diidentifikasi Sedangkan nilai porositas,
dengan nilai resistivitas 16 – 40 Ohm.m kapasitas panas batuan, densitas batuan,
atau + 20 Ohm.m, berwarna hijau. Zona umur pembangkitan, dan faktor
Heat Source (sumber panas) konversi listrik diperoleh berdasarkan
diidentifikasi dengan nilai resistivitas > asumsi angka parameter pada kelas
63 Ohm.m, berwarna biru. Sedangkan sumber daya terduga (SNI, 2000) yaitu
zona clay cap (penudung) diidentifikasi porositas 10 %, kapasitas panas 1
dengan nilai resistivitas < 10 Ohm.m, kJ/kg°C, umur pembangkitan 30 tahun,
berwarna merah. dan faktor konversi listrik 10 %.
Pada kedalam -500 meter Adapun nilai energi dalam, densitas (air
sampai -1.000 meter terlihat daerah & uap), dan saturasi diperoleh melalui
reservoir semakin melebar. Hal ini tabel uap (Beaton, C. F., 1986), dengan
dipengaruhi oleh tingkat alterasi batuan berdasar pada nilai temperatur reservoir.
yang cukup tinggi, merupakan batuan
sedimen yang banyak mengandung

7
Energi panas yang dapat diambil (Hde)
Energi yang terkandung
didalam reservoir tidak seluruhnya
dapat diambil dan dimaksimalkan
menjadi energi listrik. Terlebih dahulu
perlu ditentukan besar energi yang
dapat dimanfaatkan (Hth) melalui
persamaan berikut:
KESIMPULAN

1. Daerah penelitian tersusun oleh


jenis fluida panas bumi tipe
sulfat (zona upflow) pada
Selanjutnya perlu diketahui daerah Gunung Ambang
faktor perolehan (Rf) sebagai konstanta Muayat dan tipe bikarbonat
tambahan dalam perhitungan cadangan, (zona outflow) pada daerah
dengan persamaan: Makaroyen, Bangkudai, serta
Kotamobagu. Temperatur
reservoir yang diperoleh adalah
260oC.
2. Reservoir panas bumi
diindikasi merupakan litologi
breksi andesit terubah dengan
densitas 2,6 gr/cm3.
Kemudian nilai faktor perolehan
3. Luas reservoir adalah
(Rf) dikalikan dengan besar energi yang
8.447.380 m2 dengan ketebalan
dapat diambil (Hth) melalui persamaan:
+ 2.000 m, sehingga total
volume reservoir adalah 16,895
km2.
4. Cadangan yang ada pada
daerah penelitian adalah
176,28 Mwe.

DAFTAR PUSTAKA

Potensi listrik panas bumi Apandi, T. dan Bachri, S., (1997);


Potensi listrik panas bumi Geologi Regional Lembar
diperoleh dengan menentukan besar Kotamobagu, Sulawesi. Pusat
energi listrik yang dapat dibandingkan Penelitian dan Pengembangan
(Hel), dimana ini diperoleh melalui Geologi. Bandung
perkalian antara besar energi yang dapat Armando, A., (2017); Identifikasi
diambil (Hde) dengan faktor konversi Struktur Geologi Bawah
listrik ( . Selanjutnya hasil perkalian Permukaan Pada Area Prospek
tersebut dibagi berdasarkan variabel Panas bumi Aa Dengan
waktu (t). Adapun persamaannya Menggunakan Metode
adalah:
Magnetotellurik Dan Gravitasi.
Universitas Indonesia. Depok.

8
Arnorsson, S., (2000); Isotopic and York-Boston-London-Sidney-
Chemical Technics In Toronto.
Geothermal Exploration, Nicholson, K., (1993); Geothermal
Development and Use.
fluids: Chemistry and
International Atomic Energy
Agency, Vienna, Austria, 351 exploration techniques.
halaman. Springer-Verleg, Berlin
Beaton, C. F., (1986). Heat Exchanger Heldederberg, 263 halaman
Design Handbook. Chapter Pertamina Geothermal Energi, (2006);
5.5.3 Report Geologi Daerah
Dickson, M.H., Fanelli, M., (2003); Kotamobagu. PT. Pertamina.
Geothermal Energy: Jakarta Pusat.
Utilization and Technology. Pertamina Geothermal Energi, (2011);
United Nations Educational, Presentasi annual meeting
Scientific and Cultural “Area Prospek Panas Bumi
Organization, Bangalore, India, AA, Sulawesi Utara”,
205 halaman. Pertamina: Jakarta.
Fournier, R. O., (1977); Chemical Standar Nasional Indonesia, (2000);
geotermometers and mixing Angka Parameter Dalam
models for Geothermal Estimasi Potensi Energi Panas
Bumi. Badan Standarisasi
systems. Geothermics, Vol. 5,
Nasional. Jakarta.
halaman 41-50. Pergamon Simpson, F. dan Bahr, K., (2005);
Press, 1977. Printed in Great Practical Magnetotellurics.
Britain Cambridge University Press,
Giggenbach, W. F., (1988); Geothermal United Kingdom, 246 halaman.
Solute Equilibria. Derivation Suhartono, N., (2012); Pola Sistim
of Na-K-Mg-Ca Geoindicators. Panas Dan Jenis Geothermal
Geochimica et Cosmochimica Dalam Estimasi Cadangan
Acta Vol. 52, halaman 2749- Daerah Kamojang. Jurnal
2765. Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 2.
Gupta H. & Roy S., (2007); Geothermal Sutrisno, (1995); Penguasaan Teknologi
Energy: An Alternative Energi panas bumi indonesia.
Resource for the 21st Century. Pusat Studi Panas bumi UGM,
Elsevier B.V, Amsterdam, Seminar Nasional Teknologi
Netherlands, 279 halaman. Energi, 49 Tahun Pendidikan
Hochstein, M.P, Browne, P.R.L., Tinggi Teknik FT-UGM
(2000); Surface Manifestasions Telford, W.M, (1990); Applied
of Geothermal Systems with Geophysics Second Edition.
Volcanic Heat Source. In: Cambridge University Press,
Sigurdsson, H, Encyclopedia of Cambridge. 751 halaman.
Volcanoes, Academic Press, Zuchrillah, D. R., Handogo, R., Juwari,
San Diego-San Fransisco-New (2016); Optimisasi Teknologi
Proses Geothermal Sistem

9
Flash Steam pada Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi di
Indonesia. Seminar Nasional
Inovasi Dan Aplikasi
Teknologi Di Industri
(SENIATI) 2016. ISSN: 2058-
4218.

10
Lampiran Data Borehole Geologi

11

Anda mungkin juga menyukai