PERENCANAAN
Buku 2
user1 hp
[COMPANY NAME] [Company address]
2. PERENCANAAN
(Khusus Bidang WSS)
WWW.PAMSIMAS.ORG
Meliputi :
TUJUAN :
Setelah selesai pembelajaran peserta:
Menghitung debit air baku dengan metode current meter dan v-notch.
Melakukan sampling air baku untuk dilakukan uji kualitas berdasarkan PERMENPU No. 27
Tahun 2016
WAKTU : 4 JPL
Kualitas air juga berpengaruh terhadap keberlanjutan program, sehingga air yang
didistribusikan harus terjaga kualitasnya dengan melakukan pemeriksaan rutin di
laboratorium.
Faktanya pemeriksaan kualitas air hanya dilakukan pada saat awal sebelum pelaksanaan konstruksi
dan setelah kegiatan konstruksi berakhir. Desa-desa paska umunya tidak pernah lagi melakukan
pemeriksaan kualitas air dan kalaupun beberapa desa telah melaksanakan pemeriksaan kualitas air
itupun tidak dilakukan secara rutin dan hasilnyapun tidak dipublikasikan kepada warga.
Saat ini TFM di Desa Waregu sudah mulai melakukan pendampingan perencanaan
pembangunan SPAMS. Dari proposal peminatan diketahui bahwa Desa Waregu sebenarnya tidak
memiliki sumber air di wilayahnya, namun mengusulkan untuk mengambil air baku yang ada di wilayah
desa lain yang berjarak 5 Km. Pada saat melakukan survey bersama-sama dengan Satlak diketahui
bahwa sumber air tersebut terletak di lokasi hutan tidak jauh dari permukiman warga dan terlihat
luapannya membentuk aliran pada saluran selebar 60 cm dengan kecepatana aliran rata-rata 0,2 m/det.
Kualitas airnya cukup jernih, sehingga tampak jelas ada sedikit endapan berwarna kuning pada
bebatuan di tepi saluran. Tim survey kemudian melanjutkan kegiatannya dengan melakukan
pengukuran debit.
1. Sebutkan metode pengukuran debit yang dapat dilakukan oleh tim tersebut, jelaskan!
4. Jelaskan cara pengambilan sampel air baku pada kasus I di atas untuk pemeriksaan kualitas air.
Dalam proposal peminatannya, Desa Hanjuang mengusulkan pemanfaatan sungai Cikopo yang
melintas di wilayah BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) di kaki Gunung Campaka.
Menurut warga sekitar, selama ini aliran sungai tersebut tidak pernah kering walaupun musim
kemarau dan hanya turun 50% dari biasanya, aliran airnya dimanfaatkan warga untuk irigasi
pertanian dan memenuhi kebutuhan sehari-hari warga baik untuk konsumsi maupun keperluan
MCK dengan cara menariknya menggunakan selang-selang kecil. Warga yang kurang mampu
memanfaatkan aliran sungai tersebut dari saluran irigasi yang terdekat ke rumah mereka.
1. Bangunan apa saja yang diperlukan agar air sungai tersebut dapat dimanfaatkan untuk pelayanan
SPAMS Desa Hanjuang, Jelaskan juga fungsi dari masing-masing bangunan tersebut!
2. Jelaskan dimana lokasi yang tepat untuk menempatkan bangunan sadap yang
memanfaatkan air sungai sebagai air baku!
SUB TEMA :
3.2. Perencanaan Teknis Unit Produksi (Pengolahan Air)
Meliputi :
Analisa hasil uji laboratorium.
Penentuan dosis koagulan menggunakan Jar Test Apparatus.
Penentuan dosis soda abu.
Perencanaan bangunan aerasi.
Perencanaan bangunan koagulasi-flokulasi sederhana.
Perencanaan rapid sand filter dan slow sand filter.
Tata cara backwashing.
TUJUAN :
Setelah selesai pembelajaran peserta:
Membaca hasil uji laboratorium kualitas air baku untuk menentukan opsi teknologi yang hendak
digunakan sesuai ketentuan Program PAMSIMAS;
Menentukan dosis bahan kimia yang dibutuhkan (pembubuhan koagulan dan soda abu) untuk
pengolahan air;
Merencanakan bangunan aerasi untuk penurunan Fe;
Merencanakan bangunan koagulasi-flokulasi untuk pengolahan air lanjutan;
Merencanakan bangunan filtrasi untuk pengolahan air lanjutan;
Mempraktekkan proses backwashing (pencucian filter).
WAKTU: 6 JPL
Juga banyak ditemui SPAM yang menggunakan sumber air baku dengan air tanah dimana kadar Fe dan Mn nya
melebihi standard kualitas air, namun belum dilakukan pengolahan didistribusikan pada masyarakat. Sehingga
masyarakat tidak memanfaatkan air tersebut.
Air yang berkualitas dan higienis adalah air yang cocok untuk dikonsumsi. Syarat-syarat air minum adalah tidak
berbau, berasa, berwarna, tidak mengandung logam berat dan tidak mengandung mikroorganisme yang
berbahaya.
Air dari sumber alam bisa diminum oleh manusia secara langsung namun ada resiko bahwa air tersebut
dicemari oleh bakteri atau zat yang berbahaya. Bakteri tersebut baru akan mati jika air dimasak hingga 100
derajat celcius namun zat berbahaya yang lain seperti logam tidak bisa dihilangkan dengan cara ini. Banyaknya
pencemaran air semakin memperburuk kualitas air minum masyarakat saat ini.
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan sebaiknya
juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari sampel- sampel tidak boleh
mengandung coliform dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel
yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dalam dua
sampel yang berurutan (AOAC,2000).
Sedangkan menurut baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam PP 82/2001 tentang Pengendalian
Limbah cair menyebutkan bahwa badan air yang dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum kandungan E. coli
dalam 100 ml air tidak boleh lebih dari 10.000. Menurut salah satu penelitian
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan golongan kelas I yang berarti air tersebut
sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai coliform 1-2 per 100 ml digolongkan pada kelas II yang berarti air tersebut baik
dikonsumsi. Air dengan jumlah coliform 3-10 merupakan golongan air yang termasuk kelas III dan tidak baik
dikonsumsi. Sedangkan jika nilai coliform lebih dari 10 per 100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh
dikonsumsi lagi (Suriaman dan Juwita., 2008).
Pemeriksaan mikrobiologi dan kandungan logam sangat penting dilakukan mengingat air merupakan sumber
kehidupan utama bagi semua makhluk hidup. Segala macam air perlu mendapat perhatian untuk diperiksa baik
secara mikrobiologi,fisik maupun kimia untuk menghindarkan air dari pencemaran.
Berikut adalah opsi pemilihan unit operasi sesuai kondisi air baku:
B. Mikrobiologi
1 E-Coli PJT/100 ml 0 12
2 Total Bakteri PJT/100 ml 0 38
Coliform
C. Kimiawi
1 Air Raksa Mg/L 0,001 -
2 Arsen Mg/L 0,01 -
3 Besi Mg/L 0,3 0,4
4 Fluorida Mg/L 1,5 0,0
5 Kadmium Mg/L 0,003 -
6 Kesadahan Mg/L 500 40
7 Chlor Bebas Mg/L - -
8 Klorida (Chlor) Mg/L 250 15
9 Mangan Mg/L 0,5 0,01
10 Nitrat Mg/L 50 0,0
11 Nitrit Mg/L 3 0,0
12 PH Mg/L 6,5 – 8,5 7,2
13 Selenium Mg/L 0,01 -
14 Seng Mg/L 5 -
15 Sianida Mg/L 0,1 -
16 Sulfat Mg/L 250 40
17 Timbal Mg/L 0,05 -
18 Deterjen Mg/L 50 -
Dari hasil Lab 1 Tentukan Bangunan Pengolah apa saja yang diperlukan untuk mengelola air tersebut sehingga
menghasilkan air yang dapat di konsumsi oleh masyarakat,
Buatlah:
Kasus II
Dari hasil Lab 2 Tentukan Bangunan Pengolah apa saja yang diperlukan untuk mengelola air tersebut sehingga
menghasilkan air yang dapat di konsumsi oleh masyarakat,
Buatlah:
Semakin terbatasnya sumber air baku, baik dari segi kuantitas maupun kualitas yang baik, membuat masyarakat
desa semakin sulit memenuhi kebutuhan air per harinya. Salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan adalah air
permukaan, seperti air sungai dan air danau atau embung. Namun, pada umumnya air permukaan
mengandung pencemar yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat langsung dikonsumsi.
Kandungan bahan perncemar dalam air ini dapat disisihkan dengan teknologi pengolahan yang sesuai. Pengolahan
yang sudah umum digunakan adalah pengolahan secara fisik, pemisahan partikel pencemar secara fisika,
namun dalam kasus tertentu pengolahan secara fisika tidaklah cukup. Jenis pengolahan lanjutan yang dapat
diterapkan adalah pengolahan secara kimia.
Metode gravitasi adalah transfer gas dengan memanfaatkan aliran gravitasi yang meliputi pelimpah,
terjunan air, cascade, aliran di atas bidang miring, dan menara (tray atau packed). Kontak antara air dan
udara terjadi ketika air dijatuhkan atau dialirkan dari ketinggian tertentu. Jenis aerasi yang akan
dibahas saat ini adalah jenis Tray Aerator.
Seorang fasilitator ingin membuat larutan Na2CO3, yang dikenal dengan Soda Abu, untuk menaikkan pH sampel.
Bagaimanakah cara mendapatkan variabel dosis 2 mg/L, 4 mg/L, 6 mg/L, 8 mg/L, dan 10 mg/L larutan NaOH
untuk uji penetuan dosis optimum?
Kasus II
Desa Sekartanjung merupakan salah satu desa PAMSIMAS 2015 yang tidak lagi memiliki sumber air karena mata
air yang digunakan perlahan-lahan mengering. Alternatif sumber air baku lain yang dapat digunakan adalah air
sungai yang melintas di desa tersebut. Air sungai ini memiliki tampilan fisik berwarna coklat dan sedikit berbau.
Setelah dilakukan uji laboratorium, kekeruhan dari air sungai tersebut sebesar 240 NTU.
Oleh karena kekeruhan ini terlalu tinggi, maka diperlukan sebuah pengolahan pendahuluan sebelum dimasukkan
kedalam filter. Teknologi yang mungkin digunakan adalah koagulasi dan flokulasi yang dapat mereduksi
kekeruhan hingga 90%. Koagulasi-flokulasi ini akan menggunakan alum, zat kimia yang berfungsi sebagai
pengikat partikel pencemar.
1. Manakah dosis optimum yang dapat digunakan diterapkan dalam pengolahan (koagulasi) dilapangan?
Mengapa? Berikan penjelasan.
2. Hitung berapakah konsentrasi pencemar yang dapat disisihkan dengan teknologi koagulasi- flokulasi ini
dan berapakah kualitas akhir dari air yang diolah? Apakah sudah memenuhi baku mutu? Jika belum
tindakan apa yang dapat dilakukan untuk selanjutnya?
Kasus III
FM Desa Karangploso hendak membuat SPAM yang sesuai dengan kondisi eksisting. Hasil
laboratorium menunjukkan bahwa pH rendah yakni sebesar 3. Rendahnya pH menunjukkan bahwa air baku
mengandung Fe dalam jumlah tinggi.
Untuk dapat mengolah kandungan besi tersebut didalam filter besi yang telah dirancang, pH air harus dinaikkan
terlebih dahulu. pH netral adalah syarat reaksi dalam filter dapat bekerja. Oleh karena itu, dipasang sebuah dosing
pump yang berfungsi untuk membubuhkan soda abu yang bersifat basa.
Dari hasil pembubuhan ini didapatkan hasil:
Nama Tabung Dosis Na2CO3 pH
Tabung A 2 mg/L 4
Tabung B 4 mg/L 7,1
Tabung C 6 mg/L 8
Tabung D 8 mg/L 9
Tabung E 10 mg/L 11
1. Manakah dosis optimum Na2CO3 yang dapat digunakan diterapkan dalam proses netralisasi dilapangan?
Mengapa? Berikan penjelasan.
2. Bagaimanakah cara mengatur dosis tersebut kedalam alat dosing pump yang hendak digunakan?
Kasus IV
Rencanakan bangunan koagulasi-flokulasi Desa Sekartanjung jika debit kebutuhan airnya adalah 1,2 L/s dan
kekeruhan air baku mencapai 240 NTU. Treatment koagulasi-flokulasi sendiri secara umum dapat menyisihkan
kekeruhan dengan range 80-90%.
Bangunan koagulasi direncanakan menggunakan sistem mekanis yakni menggunakan impeller sebagai instrument
pengaduknya. Untuk flokulasi direncanakan menggunakan sistem pengadukan hidrolis, yakni pembuatan sekat-
sekat pada bangunan hingga dihasilkan pencampuran dari pergerakan aliran.
Untuk proses koagulasi, prinsip yang digunakan adalah:
Waktu detensi: 20-60 detik
Gradien kecepatan (G): 1000 – 700 / detik. Untuk
proses flokulasi, prinsip yang digunakan adalah:
Waktu detensi: maksimum 20 menit
Gradien kecepatan (G): 10 - 50 / detik.
1. Desain bangunan koagulasi-flokulasi tersebut sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan diatas!
Teknologi pengolahan air sederhana yang sudah umum digunakan adalah filter atau bak penyaring. Filter dapat
bersifat 2 jenis, saringan cepat dan saringan lambat. Sesuai dengan namanya, saringan cepat akan
menghasilkan air olahan dengan debit yang lebih besar per satuan waktunya, jika dibandingkan dengan
saringan lambat. Namun, saringan lambat tentu menghasilkan kualitas air yang lebih baik daripada saringan
cepat.
Prinsip cepat dan lambat filter ini mengacu pada nilai laju filtrasi. Berikut adalah kriteria dari masing- masing jenis
filter:
Oleh karena prinsip dari bangunan filter adalah menyaring atau menahan pencemar dengan
menggunakan media yang ada, maka pada suatu saat media tersebut dapat penuh dengan kotoran atau disebut
dengan tahap jenuh. Media ini harus “dicuci” agar bahan pencemar yang menempel dapat dikeluarkan dari
media, dan filter dapat berjalan kembali dengan normal. Proses pencucian ini dikenal dengan sebutan
backwash.
Backwash dilakukan dengan mengalirkan air secara terbalik (arah outlet ke arah inlet) hingga media terekspansi
15-35% dari kondisi normal. Lama pencucian 3 hingga 15 menit. (Masduqi dan Assomadi, 2012).
Selanjutnya,
Perhatikan demonstrasi proses backwash di lapangan! Sebutkan proses-proses dan perubahan- perubahan yang
dapat anda amati!
Desa Rejaklebo memiliki sumber air permukaan dengan kekeruhan yang relatif tinggi yakni 45 NTU. Fasilitator
masyarakat setempat mengusulkan adanya saringan pasir lambat yang digunakan untuk menjernihkan air
tersebut.
1. Apakah pemilihan opsi Saringan Pasir Lambat sudah sesuai dengan kondisi lapangan? Jika ya sebutkan
alasannya, dan jika tidak sebutkan opsi yang sesuai dan berikan pula alasannya!
2. Buatlah flowchart dan penghitungan efisiensi bangunan! Tuliskan pula kriteria perencanaan bangunan
yang dipilih!
Kasus II
Sebuah desa yang terletak di Propinsi Riau awalnya memiliki sumber mata air untuk mencukupi kebutuhan
air di desanya. Namun perlahan mata air tersebut mengering dan satu-satunya opsi air baku yang ada adalah
air permukaan yang bersifat gambut. Oleh karena itu, diperlukan sebuah teknologi untuk mengolah air gambut
ini. Teknologi yang direncanakan adalah Filter Air Gambut. Yang membedakan filter air gambut dari filter cepat pada
umumnya adalah penggunaan media Manganese Greensand.
Diketahui kandungan organik dalam air gambut tersebut sebesar 15 mg/L dan kandungan warna 125 TCU.
Kebutuhan air di desa ini sebesar 1,5 L/detik.
1. Berapakah kualitas akhir dari air yang diolah? Apakah sudah memenuhi baku mutu?
2. Sebutkan kriteria perencanaan filter yang perlu digunakan dan sebutkan nilainya!
3. Hitung dimensi dari filter ini lengkap dengan ketentuan untuk backwashingnya.
Soal 1
Sungai Kohong dikenal sungai yang sangat besar di pedalaman Kalimantan, dengan debit sekitar 20 l/dt,
disepanjang sungai terdapat beberapa kawasan tambang batu bara, Tahun 2019 desa Muna mengajukan
proposal pamsimas untuk meminta membangunkan sarana air minum. Penduduknya kurang lebih 120 KK.
Rencananya sumber air yang akan digunakan adalah sumber dari sungai Kohong, diketahui sungai Kohong memiliki
kekeruhan yang sangat tinggi, dan mengandung e coli yang tinggi juga. Hasil analisa laboratorium menyebutkan
bahwa kekeruhan mencapai 355 NTU dan kandungan e coli 20 /100ml.
5. Berapakah jumlah SR minimal dari sistem ini hingga didapatkan tarif iuran yang sesuai?
Soal 2
Sumber Air Lamandu dikenal masyarakat untuk mengairi sawah maupun kebonnya dengan debit sekitar 15
l/dt, disepanjang sungai terdapat beberapa kawasan tambang galian C, Tahun 2019 desa Suka Tabah
mengajukan proposal pamsimas untuk meminta membangunkan sarana air minum. Penduduknya kurang lebih
500 jiwa. Rencananya sumber air yang akan digunakan adalah sumber dari sumber air Lamandu, dari hasil Uji Lab
diketahui sumber tersebut memiliki Fe dan Mn yang sangat tinggi yakni 5 mg/L dan 4 mg/L, serta mengandung e
coli yang relative tinggi juga yakni 15 /100 mL.
4. Hitung dimensi bangunan yang diperlukan! Review kembali apakah perhitungan tersebut sudah
sesuai kebutuhan pengolahan!
Meliputi :
TUJUAN :
Setelah selesai pembelajaran peserta:
Menghitung profil hidrolis pada jaringan perpipaan (beserta pompa jika diperlukan) dengan
EPANET dan dengan metode tabel excel.
Menyusun perencanaan SPAM untuk pencapaian akses 100% AM dengan baik untuk
pengembangan dan menjamin keberlanjutan program
WAKTU : 6 JPL
Fakta di lapangan menunjukkan masih banyak perencanaan unit distribusi tidak berdasarkan pada hasil
perhitungan hidrolis, contoh pelayanan air minum terhadap warga harus bergilir karena sistem sudah
tidak mampu melayani kebutuhan warga pada saat jam puncak, padahal sistem baru berjalan 2-3 tahun
dan target pemanfaat dalam RKM belum terpenuhi.
Perhitungan Hidrolis yang ada di RKM pun masih sebatas untuk memenuhi lampiran RKM saja dan
hasilnya masih belum memenuhi persyaratan seperti Sisa Tekan dan Kecepatan aliran. Ini menunjukan
masih kurangnya pemahaman TFM dalam perencanaan SPAM perpipaan.
Gambar 2
ApayangbisaandaanalisadariGambar2diatas?
Kasus I
5. Bagaimana pendapat anda tentang hasil perhitungan Hidrolis pada RKM seperti Gambar di atas?,
jelaskan!
Kasus II
Desa Sambiroto memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.750 Jiwa, 490 KK. Desa ini akan
menggunakan mata air dengan debit 0,8 L/dt yang berada di daerah bukit, tidak jauh dari
persimpangan kedua dusun yang ada di dalamnya seperti terlihat pada sketsa di bawah. Air akan
dialirkan dari mata air tersebut dengan suatu SPAM yang akan dibangun menggunakan dana
PAMSIMAS. Berdasarkan kontur yang ada, perlu dibangun elevated reservoir agar memenuhi
tekanan hingga di titik kritis/terjauh.
Pertanyaan:
1. Berapakah kapasitas sistem yang dapat direncanakan dengan kondisi seperti ini?
2. Review dan hitung kembali diamater pipa jaringan transmisi dan distribusi. Apakah diameter
tersebut sudah dapat mengalirkan air hingga ke titik terjauh? Berapakah tinggi tower yang
dibutuhkan untuk mencapai target tersebut?
3. Berapakah kapasitas pompa dan jenis pompa yang dapat digunakan untuk menaikkan air
kedalam tower?
Elevated Reservoir
+21
dan Pompa
+15
+18
Mata Air
+30
Kasus III
Desa Kenanga telah ditetapkan menjadi salah satu calon desa sasaran oleh Pakem dan saat ini proses
rangkaian seleksi desa telah masuk pada tahap penyusunan RKM. Penduduk Desa Kenanga sebanyak
1750 jiwa, 650 KK dan tersebar di 3 Dusun yaitu Dusun Kuncup, Dusun Pucuk dan Dusun Kelopak.
Sebenarnya potensi sumber air yang ada berupa mata air di kaki Gunung di dekat Dusun Kuncup memiliki
debit cukup besar yaitu 3,5 L/det, namun masyarakat tidak bisa mengaksesnya karena alasan biaya dan
hanya sekitar 25% penduduknya yg sudah dapat mengakses air bersih menggunakan sumur gali dan air
sungai yang melintas di tengah desa. Berdasarkan hasil IMAS diputuskan bahwa dusun prioritas yang
akan didanai oleh program Pamsimas adalah Dusun Pucuk dan sebagian Dusun Kuncup.
1. Perencanaan seperti apa yang dapat anda sarankan kepada Masyarakat, Jelaskan!
3. Langkah apa yang anda lakukan untuk pencapaian akses 100% di Desa Kenanga?
Kasus
Dsn. Kuncup
95 KK; 256 Jiwa
Meliputi :
Mengetahui berbagai jenis pompa dengan memastikan sarana pompa eksisting (jika ada)
Perhitungan pompa dan pendukung lainnya yang direncanakan sesuai dengan
kebutuhan (head dan kapasitas pompa)
Mengetahui komponen dan karakteristik pompa dan panel, agar dapat melakukan
troubleshooting kerusakan pompa
TUJUAN :
Setelah selesai pembelajaran peserta:
Mampu menjelaskan berbagai jenis pompa dan kelengkapannya sesuai dengan
persyaratan teknis
Mampu memfasilitasi KKM dan Satlak dalam melakukan pemilihan dan perhitungan pompa
sesuai dengan Opsi Kegiatan yang meliputi :
1. Jenis dan spesifikasi pompa yang diperlukan (Submersible, centrifugal dan
Multistage, dll)
2. Perhitungan jenis-jenis pompa yang akan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan (head,
kapasitas dan dukungan sumber energy / listrik)
3. Menjelaskan karakteristik dan komponen pompa dan panel yang dipakai terkait dengan
adanya troubleshooting kerusakan pompa.
WAKTU : 4 JPL
Desa XXX memiliki potensi air baku dari beberapa mata air yang mempunyai debit masing- masing
mata air tersebut kecil. Dari potensi tersebut masyarakat harus berjuang dalam mendapatkan air
dari mata air tersebut agar diperoleh debit yang optimal. Oleh karena hal tersebut KKM/Satlak dengan
pendampingan Fasilitator Masyarakat kemudian melakukan perencanaan untuk membangun Sistem
Penyediaan Air Minum yang dapat memenuhi kebutuhan warganya dengan topografi area layanan
yang memiliki kondisi membutuhkan dukungan POMPA sebagai alat untuk melengkapi pelayanan
air minum.
3. Sebutkan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam melakukan perencanaan SAM yang
benar dengan rencana penggunaan POMPA. Hal-hal apa saja dalam penentuan dan pemilihan
POMPA yang akan digunakan, jelaskan.
5. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam melakukan survey untuk membuat perencanaan SPAM ?
Jelaskan!
Kasus II
Seorang FS mendampingi TFM di beberapa desa yang memiliki pelayanan SAM dengan
menggunakan POMPA sebagai salah satu alat untuk distribusinya. Dimana masing-masing desa yang
menggunakan pompa ada beberapa jenis (Submersible dan Centrifugal). Kondisi masyarakat di
beberapa desa belum pernah memiliki system layanan SAM dengan menggunakan POMPA,
dan pengetahuan serta pemahaman masyarakat juga belum sepenuhnya paham dalam
operasional layanan system dengan menggunakan pompa. Hal ini
2. Dari kasus di atas, apa yang harus diperhatikan dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat untuk operasional pompa dan kelengkapannya tersebut ?
4. Sebelum adanya masalah di pompa dan kelengkapannya (panel), hal-hal apa saja atau alternative
upaya yang harus FS berikan kepada pengelola air minum tersebut, baik dalam pelatihan/coaching dll,
agar kedepan masyarakat bisa mengatasi sendiri untuk masalah yang berkaitan dengan pompa
dan kelengkapannya ?
Desa Sukamaju terdiri dari 2 dusun yang saling menyebar. Berdasarkan data yang ada dibawah ini, tentukan:
Dusun 1
120 Jiwa
+14 Dusun 2
190 Jiwa
+23
+20
Mata Air
0,5 L/dt
+27
1. Review dan hitung kembali apakah sisa tekan di kedua dusun memenuhi persyaratan!
2. Apakah diameter pipa yang terpasang sudah sesuai dengan kebutuhan? Jika ya apakah
alasannya dan jika tidak bagaimanakah solusinya?
Kasus IV
1. Bangunan-bangunan apa saja yang dibutuhkan dalam sistem SPAM ini? Apakah sistem
memerlukan pompa atau tidak? Jika tidak berikan justifikasinya, dan jika ya tentukan letak
pemasangan pompanya dan berikan justifikasi juga. Jika terdapat bangunan lain yang digunakan,
tentukan pula letaknya, dimensinya, dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
2. Apakah diameter pipa sudah sesuai? Apakah sisa tekan di kedua dusun memenuhi
persyaratan?
Hingga saat pelaksanaan desa sasaran Pamsimas tahun 2018 ……desa, dan telah
melaksanakan pencairan dana Tahap I
Sebagai Fasilitator Senior cermati perencanaan teknis dalam RKM, mulai ketepatan pemilihan opsi sampai
distribusi pelayanan, perhitungan head dan kapasitas pompa (bila direncanakan menggunakan
pompa).
Apabila terdapat hal yang kurang sesuai terhadap hasil pembelajaran dalam perhitungan pompa dan
pemilihan pompa, diskusikan dan rencanakan revisinya dengan melakukan musyawarah dengan
masyarakat dengan pendampingan FM
Review kembali perencanaan teknis SPAM dalam RKM, termasuk pemilihan pompa yang
dibutuhkan, pastikan pompa yang dibeli dapat sesuai umur rencana pompa, dan tidak membebani
biaya operasional dan pemeliharaan karena kapasitas yang dipasang terlalu besar dari yang
dibutuhkan
TUJUAN :
Setelah selesai pembelajaran peserta mampu :
Menentukan penggunaan aksesoris pipa (valve, knee, sadle, dll.)
Melakukan pemasangan/connecting pipa, aksesoris pipa, pemilihan pompa, dan aksesoris
pompa dengan benar
WAKTU : 4 JPL
Dari tahapan IMAS II yang telah dilaksanakan oleh Fasilitator Masyarakat (FM) seringkali dan bahkan
cenderung dan bahkan dilakukan hanya seadanya tanpa mengikuti metode MPA- PHAST yang telah
ada di Juknis, dan hal ini sekedar memenuhi target kegiatan dengan memperoleh data seadanya.
Hal ini dilakukan secara terus menerus tanpa adanya supervise dan koreksi dari FS dan DC. Padahal
data-data hasil dari IMAS II tersebut akan menjadi dasar dalam membuat Perencanaan, khususnya
dalam menyusun perencanaan system perpipaan yang menjadi tujuan dari kegiatan di Pamsimas.
Sehingga hal ini akan menjadikan permasalahan ketika FM WSS membuat perhitungan dalam
perencanaan SPAM yang akan dibangun.
Beberapa isu temuan di lapangan terkait dengan Perencanaan dalam penyusunan RKM antara lain:
IMAS II tidak dilaksanakan sebagaimana ketentuan dalam tahapan di Juknis, dan
cenderung dilakukan seadanya sehingga data-data yang di peroleh belum valid.
Perhitungan Hidrolis yang telah dibuat mengalami kesalahan akibat dari data yang tidak valid untuk
dibuat dasar dalam perhitungan Analisa Kebutuhan dalam system SPAM.
Banyak pemahaman dalam Perhitungan Hidrolis yang telah dibuat tidak dilakukan control dengan
EPANET, karena bila sudah dilakukan control dengan EPANET dianggap sudah selalu benar.
Dimana EPANET adalah salah satu Tools untuk dipakai sebagai control dalam
Perhitungan Hidrolis terkait dengan simulasi penggunaan pipa dan aliran air dalam pipa.
Masih banyak dalam perhitungan aksesoris pipa (valve, knee, sadle, dll) tidak dihitung secara teliti
sesuai dengan skema jaringan yang dibuat secara proporsional, kebanyakan aksesoris dihitung
secara prosentase saja tanpa melihat peta jaringan yang dibuat untuk disesuaikan dengan
kebutuhannya.
Dalam Pengembangan SPAM (bila dalam 1 sistem pelayanan) dengan perpipaan juga harus
dapat direncanakan diawal, karena penggunaan pipa yang awal akan menjadi acuan
dalam perhitungan kebutuhan ukuran pipa untuk pengembangannya. terkait dengan
peran anda sebagai FS, apa saja yang harusnya anda lakukan untuk menjamin
keberlanjutannya dapat dikembangkan.
Dalam penyusunan perencanaan sebuah jaringan perpipaan, ada beberapa hal-hal yang harus dipahami
oleh FM dan FS terutama data-data dalam hasil IMAS, karena data-data tersebut akan menjadi dasar
dalam membuat sebuah perencanaan terutama untuk penentuan dan pemilihan pipa agar dapat
melayani secara maksimal ke masyarakat. Ada Desa Pamsimas yang menggunakan Opsi Kegiatan dengan
menggunakan Sumur Bor Dalam, dimana lokasi antara sumur bor dan daerah layanan ke masyarakat
mempunyai beda tinggi yang cukup tinggi dengan melewati berbagai perbukitan batu cadas yang sulit
untuk digali dalam jalur pipa yang akan di buat menuju ke masyarakat. Posisi dan letak sumur bor dalam
ada di bagian bawah (lembah) dari lokasi permukiman masyarakat. Dan kegiatan IMAS II sudah
dilakukan dan datanya banyak yang tidak benar dan akurat karena dilakukan dengan tidak
mengikuti tahapan IMAS yang ada dalam juknis.
Dengan permasalahan diatas sebagai FS ada beberapa hal-hal TEKNIS yang harus diketahui untuk
dilakukan analisa dalam men-supervisi permasalahan tersebut. Dan hal-hal teknis tersebut dapat di
diskusikan dengan membuat Kelompok masing-masing 5 orang, kemudian diskusikan beberapa
pertanyaan berikut :
Jawab pertanyaan:
1. Menurut anda sebagai FS hal-hal teknis dan data-data apa saja yang harus diketahui sebelum
menyelesaikan masalah tersebut ? Jelaskan !
3. Hal –hal apa saja yang harus diketahui dalam membuat perencanaan jaringan perpipaan, terutama
dalam penentuan dan pemilihan pipanya secara lengkap termasuk aksesoris pipanya ?
4. Bagaimana anda sebagai FS dalam pemilihan jenis pipa (pipa PVC, pipa GIP, pipa HDPE dlsb ) ha-
hal apa saja yang anda pahami termasuk kelengkapan aksesoris pipanya
1. Bagaimana anda memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang desain SPAM yang
telah anda buat dalam kasus diatas? Jelaskan langkah-langkahnya
2. Bagaimana anda memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penyambungan antara pipa
PVC dan pipa besi . Peragakan
3. Bagaimana anda melakukan melakukan pengadaan pipa tetapi tidak satu paket dengan
aksesoriesnya. Permasalahan apa yang anda temui bila hal ini terjadi
Gambar ini diambil dari SIM Pamsimas, menurut anda sudah tepatkah
TUJUAN :
Setelah selesai pembelajaran peserta mampu dan dapat :
WAKTU : 4 JPL
Prosedur mulai penyusunan perencanaan sampai pengawasan bangunan konstruksi dibuat untuk
menjamin pelaksanaan konstruksi agar tepat dalam penggunaan spesifikasi, sesuai standard (SNI),
dan handal sesuai dengan umur perencanaan. Jenis dan tahapan prosedur pengawasan konstruksi
dapat berbeda-beda sesuai dengan jenis opsi teknologi, jenis unit bangunan, dan system kerja. Pada
setiap tahapan kritis pelaksanaan konstruksi perlu pengawasan lebih ketat, dokumentasi dan
pencatatan secara disiplin.
a. Observasi area untuk mengamati kondisi dan karakteristik struktur tanah sekitar sebagai titik
lokasi bangunan konstruksi terkait dengan Daya Dukung Tanah, bahaya akibat longsor, dll.
b. Melakukan telaah / uji lapangan terhadap dari kondisi dan jenis tanahnya dalam hal
“Pengamanan Lingkungan” terkait kemungkinan adanya hal-hal yang akan
membahayakan dalam proses pelaksanaan bangunan konstruksi tersebut terkait dengan
letak titik bangunan konstruksi tersebut.
c. Memperhatikan kondisi dan jenis karakteristik tanah yang ada di lahan untuk bangunan
konstruksi (Tanah Asli, Tanah Urugan atau yang lainnya), karena hal ini akan berpengaruh
terhadap perhitungan Daya Dukung Tanah untuk pondasi bangunan konstruksi.
d. Memperhatikan faktor dan tingkat kesulitan dalam melaksanakan pembangunan untuk
sarana bangunan konstruksi tersebut.
Kesalahan dalam perencanaan bangunan konstruksi dan kegagalan dalam melakukan pengawasan
pernah terjadi di beberapa lokasi, salah satunya dalam pelaksanaan konstruksi beton untuk
menara air. Dalam RKM, pondasi telah direncanakan sesuai dengan jenis tanahnya, yaitu
menggunakan pondasi plat dengan dilengkapi terucuk gelam. Namun dalam penyusunan perencanaan
konstruksi belum dilakukan perhitungan terhadap daya dukung tanah dan uji daya dukung tanahnya.
Kondisi riil dilapangan sering terjadi permasalahan dimana tenaga tukang yang melaksanakan terkesan
menghindari pertemuan dengan Fasilitator. Sehingga konstruksi pondasi yang seharusnya plat
dengan cerucuk gelam/bambu, dirubah menjadi pondasi setempat yang tidak mengacu pada
kaidah/aturan teknis. Musibah terjadi pada saat pengisian menara air, daya dukung tanah tidak mampu
menahannya sehingga menara roboh. Menurut anda apa yang harus dicermati supaya hal ini tidak
terjadi di desa dampingan anda.
1. Sesuai dengan hasil IMAS II, Opsi Kegiatan dan Perhitungan Hidrolis, desa dan masyarakat dalam menyusun
perencanaan bangunan konstruksi (Tower Reservoir dari Beton) hal-hal apa saja yang harus di perhatikan.
Uraikan dalam tahapan secara detail dan Jelaskan !
2. Dalam penyusunan dan perhitungan bangunan konstruksi beton bertulang dalam SAM, pada bagian apa
saja yang harus menjadi perhatian FS untuk supervisi dalam bangunan konstruksi tersebut. Jelaskan !
Hal-hal yg harus diperhatikan sebagai titik kritis dalam Perencanaan Bangunan Konstruksi, adalah :
4. Bagaimana FS dalam melaksanakan supervisi pada pekerjaan konstruksi agar dapat menjamin kualitas
konstruksi, dan supaya pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan benar sesuai
gambar kerja ?