Berkomonikasi Dengan Pasien Kronis
Berkomonikasi Dengan Pasien Kronis
Kata pengantar..........................................................................................2
BAB I
LATAR BELAKANG............................................................................... 3
RUMUSAN MASALAH........................................................................... 3
TUJUAN..................................................................................................... 3
BAB II
Tehnik komonikasi dalam keadaan khusus................................................. 4
Pengertian komonikasi................................................................................. 4
Cara komonikasi........................................................................................... 4
Pengertian penaykit kronis........................................................................... 5
Penyebab penyakit kronis............................................................................. 5
Fase kehilangan pada penyakit kronik dan teknik komunikasi..................... 6
Menyampaikan berita buruk.......................................................................... 7
Respon klien terhadap penyakit kronik......................................................... 9
Konsep kehilangan....................................................................................... 10
Konsep duka cita.......................................................................................... 11
Teknik komunikasi pada pasien gangguan penglihatan............................... 13
Tehnik komonikasi pada pasien yg mengalami gangguan pendengaran......16
BAB III
Penutup......................................................................................................... 17
Kesimpulan................................................................................................... 17
Saran............................................................................................................. 17
Daftar pustaka............................................................................................... 18
Latar Belakang
Dalam Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta (1983) telah disepakati bahwa
keperawatan adalah “suatu bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
kultural dan spiritual yang didasarkan pada pencapaian kebutuhan dasar manusia”.
Dalam hal ini asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat
komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam kondisi
sehat dan sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia. Sedangkan asuhan yang
diberikan berupa bantuan-bantuan kepada pasien karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan dan atau kemauan
dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.
B. Rumusan Masalah
Apa yang di maksud dengan penyakit kronis?
Apa penyebab dari penyakit kronis?
Bagaimana cara menyampaikan berita buruk pada pasien kronis?
Bagaimana cara berkomonikasi dengan pasien kronis?
C. Tujuan
Menjelaskan tentang pengertian penyakit kronis
Menjelaskan penyebab dari timbulnya penyakit kronis
Memberikan pemaparan secara jelas mengenai penyampaian berita buruk terhadap
pasien kronis
Menjelaskan bagaiman berkomonikasi dengan penderita penyakit kronis dengan benar
Tiap fase yang di alami oleh psien kritis mempunyai karakteristik yang berbeda.
Sehingga perawat juga memberikan respon yang berbeda pul. Dalam berkomonikasi
perwat juga harus memperhatikan pasien tersebut berada di fase mana, sehingga
mudah bagi perawat dalam menyesuaikan fase kehilangan yang di alami pasien.
Fase Denial ( pengikraran )
Reaksi pertama individu ketika mengalami kehilangan adalah syok. Tidak percaya
atau menolak kenyataan bahwa kehlangn itu terjadi dengan mengatakan “ Tidak, saya
tidak percaya bahwa itu terjadi “.
Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit kronis, akan terus menerus
mencari informasi tambahan.
Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengikraran adalah letih,lemah, pucat, mual, diare,
gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah dan tidak tau harus
berbuat apa. Reaksi tersebut di atas cepat berakhir dlam waktu beberapa menit sampai
beberapa tahun.
Teknik komonikasi yang di gunakan :
Memberikan kesempatan untuk menggunakan koping yang kontruktif dalam
menghadapi kehilangan dan kematian
Selalu berada di dekat klien
Pertahankan kontak mata
Fase anger ( marah )
Fase ini di mulai dari timbulnya kesadaran akan kenyataan yang terjadinya
kehilangan. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering di
proyeksikan kepada orang yang ada di sekitarnya, ornag ornag tertentu atau di
tunjukkan pada dirinya sendiri. Tidak jarang dia menunjukkan prilaku agresif, bicara
kasar, menolak pengobatan, dan menuduh perawat ataupun dokter tidak becus.
Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat,
gelisah, susah tidur, tangan menggepai.
Teknik komonikasi yang di gunakan :
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya
Hearing.. hearing.. dan hearing..
Menggunakan teknik respek
Konsep kehilangan
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami
individu ketika berpisah dengan sesuatu yang belum ada, baik senagian atau
keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan
dan kecenderungan akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang
berbeda. Setiap individu akan bereaksi terhadap kehilangan respon terakhir terhadap
kehilangan sangat dipengaruhi oleh respons individu tehadap kehilangan sebelumnya.
Kehilangan dapat memiliki beragam bentuk, sesuai nilai dan prioritas yang
dipengaruhi oleh lingkungan seseorang yang meliputi keluarga, teman,,masyarakat,
dan budaya. Kehilangan yang nyata((aktual loss) adalah kehilangan orang atau objek
yang tidak lagi bisa dirasakan, dilihat, diraba, atau dialami oleh seseorang.
Kehilangan yang (perceived loss) merupakan kehilangan yang sifatnya unik menurut
orang yang mengalami kedudukan, seperti kehilangan harga diri atau percaya diri
Jenis kehilangan:
4. Kehilangan suatu aspek diri (misalnya anggota tubuh dan fungsi psikologis atau
fisik)
5. Kehilangan hidup (misalnya kematian anggota keluarga, teman dekat , atau diri
sendiri)
Dampak kehilangan:
2. Pada masa remaja atau dewasa muda, kehilangan dapat menyebabkan disitegrasi
dalam keluarga
3. Pada masa dewasa tengah, kehilangan khususnya kematian pasangan hidup, dapat
menjadi pukulan yang sangat berat dan dapat menghilangkan semangat hidup orang
yang ditinggalkan.
3. Berduka rumit, dialami oleh seseorang yang sulit untuk maju ketahap berikutnya,
yaitu tahap berduka normal
4. Berduka tertutup, yaitu kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui
secara terbuka, contohnya kehilangan pasangan hidup karena AIDS, anak mengalami
kematian orang tua tiri.
Respon berduka
Gangguan penglihatan dapat terjadi baik karena kerusakan organ, misal., kornea,
lensa mata, kekeruhan humor viterius, maupun kerusakan kornea, serta kerusakan
saraf penghantar impuls menuju otak. Kerusakan di tingkat persepsi antara lain
dialami klien dengan kerusakan otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus
hingga dapat menyebabkan kebutaan, baik parsial maupun total. Akibat kerusakan
visual, kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat bergantung
pada pendengaran dan sentuhan.
Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami kebutaan
parsial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran perawat ketika anda
berada didekatnya.
Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata – kata sebelum melakukan
sentuhan pada klien.
Adanya kesiapan artinya pesan atau informasi, cara penyampaian, dan saluarannya
harus dipersiapkan terlebih dahulu secara matang.
Kesungguhan artinya apapun ujud dari pesan atau informasi tersebut tetap harus
disampaikan secara sungguh-sungguh atau serius.
Kepercayaan diri artinya jika perawat mempunyai kepercayaan diri maka hal ini akan
sangat berpengaruh pada cara penyampaiannya kepada pasien.
Ketenangan artinya sebaik apapun dan sejelek apapun yang akan disampaikan,
perawat harus bersifat tenang, tidak emosi maupun memancing emosi pasien, karena
dengan adanya ketenangan maka iinformasi akan lebih jelas baik dan lancar.
Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari kegiatan
komunikasi, karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat-buat akan
menimbulkan perasaan tenang, senang dan aman bagi penerima.
Agar komunikasi dengan orang dengan gangguan sensori penglihatan dapat berjalan
lancar dan mencapai sasarannya, maka perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling sering
digunakan ialah media visual. Klien menangkap pesan bukan dari suara yang
dikeluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya.
Kondisi visual menjadi sangat penting bagi klien ini sehingga dalam melakukan
komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra
visualnya.
Teknik Komunikasi
Bila mungkin gunakan bahasa pantomim dengan gerakan sederhana dan wajar
Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila anda bisa dan diperlukan
Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan
dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol)
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat di simpulkan bahwa teknologi juga mempengaruhi terhadap terjangkitnya
penyakit kronis, kenapa? Karna teknologi juga dapat mengakibatkan masalah masalah
kronis yang hampir sama melemahkannya seperti yang di rancang untuk
menyembuhkannnya. Sebagai cintoh teknologi sangat meningkatkan angka bertahan
hidup bayi bayi yang sangat premature namun pada saat yang sama teknologi tersebut
juga membuat mereka rentan terhadap komplikasi seperti ketergantungan terhadap
ventilator dan kebutaan.
3.2 Saran
Sebagai calon perawat profesional, alangkah lebih baik nya jika dalam memberikan
asuhan keperawatan menggunakan teknik teknik komonikasi secara benar dan
bijaksana sehingga terciptalah generasi generasi penerus yang berkualita.
www. Google.com
http://sitirochana.blogspot.com/2010/04/tehnik-komunikasi-pada-keadaan-khusus.html
khusus http://sitirochana.blogspot.com/2010/04/tehnik-komunikasi-pada-keadaan-
khusus.html