Anda di halaman 1dari 99

2.1.

2 Komponen Biologi

2.1.2.1 Flora Budidaya

Ekosistem modifikasi sangat mendominasi Pulau Kundur. Ekosistem perkebunan

dan pertanian la

Kundur didominasi oleh tutupan perkebunan dan pertanian lahan kering. Kondisi

itu tergambar pada Gambar II-1. Jenis flora budidaya yang dominan di Pulau

Kundur adalah Karet (Hevea brasiliensis), Coklat, kelapa, cengkeh, kopi, lada dan

gambir. Selain itu, beberapa spesies flora budidaya vegetasi buah-buahan adalah

mangga, rambutan, nanas, nangka, papaya, jeruk, sukun, manggis dan durian

(Prawoto, 2010). Vegetasi budidaya merupakan salah satu komoditas

perekonomian Kabupaten Karimun yang menjadi unggulan

han kering tercatat sangat dominan. Lebih dari 95% luas Pulau

Spesies Flora Budidaya yang Ditemukan di Pulau Kundur

Gambar II-1

2.1.2.2 Vegetasi Alami

Ekosistem mangrove dan semak/belukar rawa. merupakan tipe ekosistem alami

yang masih ditemukan di P. Kundur. Gambar 11-2 menunjukkan ekosistem hutan

mangrove sekunder ditemukan pada bagian timur dan tenggara Pulau Kundur.

Kondisi hutan mangrove dalam kondisi yang sudah terganggu. Hal tersebut karena

tekanan masyarakat yang semakin tinggi.

I1-31

Gambar II-2 Ekosistem Flora Mangrove Sekunder

Berdasarkan data IUCN (diakses tahun 2013), setidaknya 39 spesies flora

mangrove dan rawa berpotensi ditemukan pada P. Kundur, seperti yang disajkan
pada Tabel II-21 dan Gambar II-3

Tabel II-21 Spesies Flora Mangrove dan Asosiasi

Spesies Flora Mangrove dan Zona Asosiasi

Sonneratia caseolaris

Kandelia candel

Acanthus ebracteatus

Aegiceras

Gruguiera cylindrica

Bruguiera sexangula

Avicennia officinalis

Pemphis acidula

Sonneratia alba

Bruguiera hainesi

Ceriops zippeliana

Acrostichum speciosum

Nypa fruticans

Phoenix patudosa

Acanthus volubilis

Bruguiera gymnorhiza

parviflora

Brownlowia tersa

Scyphiphora hydrophylaces

Ceriops taga

Avicennia alba

Aglaia cucullata
Brownlowia argentata

spathacea

Sonneratia ovata

Bruguiera exaristata

Excoecarla agalocha

Sumber: IUCN, 2013

11-32

Gambar II-3

Spesies Flora Mangrove yang Tercatat Dominan

Berdasarkan data spasial Kementerian Kehutanan, hutan lokasi pengamatan

memanjang mencapai 4.2 km dengan luas 420 ha. Hasil pengamatan lapang

mencatat Rhizophora apiculata (Rhizoporaceae) tercatat dominan pada lokasi

pengamatan. R. apiculata ditemukan pada formasi hutan mangrove terdepan,

sedangkan S merata aba dan Аисепа mana ditemukan pada formasi

vegetasi berikutnya. S. alba dan A. marina ditemukan dengan kelimpahan yang

tidak terialu tinggi. Meskipun jarang ditemukan, kelompok nipah (Nypa fruticans)

masih dapat ditemukan sepanjang aliran sungai pada wilayah muara, seperti

terlihat pada Gambar II-4.

Kelompok Nipah yang Ditemukan pada Muara Sungai

Gambar 11-4

II-33

2.1.2.3 Biota Air

Pengambilan sampel untuk biota air juga dilakukan sama seperti pengambilar
kualitas air sungai (AS) dan kualitas air laut (AL). Lokasi pengarnbilan sampe

dapat dilihat di dalam Tabel 22 dan Tabel 23.

Tabel II-22

Lokasi Sampling Biota Air Sungai (Plankton dan Bentos)

Lokasi

Selagat

Raya

Nibung

Kode

AS1 N: 00 42 07,1" E: 1030 28' 24.4"

AS-2 N: 00 45' 33.0" E: 10330 08.3

AS-3

Koordinat

İN: 00°46' 26.0" E : 103° 28' 21.3"

Tabel II-23

Lokasi Sampling Biota Air Laut (Plankton dan Bentos)

Lokas

Selagat

Raya

Kode

BL-1

BL-2 N:00 4 52" E 103 30'28.7

Koordinat

41' 22.1" E :103" 28' 18.33


N: 00

NibungBL-3 N: 00 40 50,1" E : 103 28' 45.1

a. Fitoplankton

Data karakteristk fitoplankton di Air Sungai disajikan pada Tabel II-24,

fitoplankton di sungai selagat, sungai raya dan sungai nibung ada 19 jenis, ke 19

jenis tersebut termasuk dalam keluarga Bacillariophyceae (8 jenis), Clorophyceae

(8 jenis), Cyanophyceae (1 jenis). Jumlah fitoplankton/ L berkisar antara 710-718

individu/L tergolong tingkat kesuburan sedang. Indeks keanekaragaman sedang,

indeks keseragaman tinggi. Data tersebut mengindikasikan bahwa sebaran jenis

merata, tidak ada jenis yang dominan.

Struktur Komunitas Fitoplankton Biota Air Sungai

Tabel II-24

Kode

AS-2

Komponen Struktur Komunitas

Jumiah Individu/ L

Jumlah Taksa

Indeks Diversitas

Indeks Keseragaman

AS3

710 712 718

19 19 19

2,70 2,71 2,73

0,86 0,88 0,89

AS-1
Sumber Sucofindo, 2014

sedangkan data karakteristik fitoplankton Air Laut di muara sungai selagat, sunga

raya dan sungai nibung ada 19 jenis, ke 19 jenis tersebst terinasuk ketluerga

Bacillariophyceae (9 jenis), Clorophyceae (9 jenis), Cyanophyceae (1 jenis).

Jumlah fitoplankton/ L berkisar antara 744-755 individu/L tergolong tingkat

kesuburan sedang. Indeks keanekaragaman sedang, indeks keseragaman tingi.

Data tersebut mengindikasikan bahwa sebaran jenis merata, tidak ada jenis yang

dominan. Jenis-jenis fitoplankton yang terdapat di sungai yang sama dibagian

hulunya masih bisa ditemukan di bagian hilir yang mendekati muara panta,

seperti terlihat pada Tabel II-25.

Tabel II-25

Struktur Komunitas Fitoplankton Biota Air Laut

Komponen Struktur KomunitasBL

Jumlah Individu L

Jumlah Taksa

Indeks Diversitas

Indeks Keseragaman

Sumber: Sucofindo, 2014

Kode

744

19

2,79

748
19

2,81

755

19

2,83

0,97 0,981,02

b. Zooplankton

Begitu pula dengan keadaan zooplankton yang tersajl pada Tabel II-26 dan

Tabel II-27, diperairan laut kandungan zooplankton relatif lebih tinggi dari

sungai. Jumlah zooplankton di sungai berkisar antara 262 -270 z0oplankton/L

dengan jumlah taksa ada 6 jenis, yang terdiri dari keluarga Crustaeae (4 jenis)

dan keluarga Flagellata (2 jenis). Indeks keanekaragaman sedang, indeks

keseragaman tinggi. Data tersebut mengindikasikan bahwa sebaran jenis merata,

tidak ada jenis yang dominan, seperti halnya fitoplankton.

Struktur Komunitas Zooplankton Biota Air Sungai

Tabel II-26

Kode

Komponen Struktur KomunitasAS

Jumlah Individu/ L

Jumlah Taksa

Indeks Diversitas

Indeks Keseragaman

AS 2 AS3

262
270

265

1,69 1,74

0,93 0,97

1,72

0,95

Pada Tabel II-27 jumlah zooplankton biota laut lebih banyak dibandingkan

dengan di sungai, berkisar antara 282 -288 individu L, dengan jumlah taksa ada

6 jenis, dari keluarga Crustaeae (4 jenis) dan keluarga Flagellata (2 jenis). Indeks

keanekaragaman sedang, indeks keseragaman tinggl. Data tersebut

mengindlkasikan bahwa sebaran jenis merata, tidak ada jenis yang dominan.

Tabel II-27

Struktur Komunitas Zooplankton Biota Air Laut

Komponen Struktur Komunitas

Jumlah Individu/L

Jumlah Taksa

Indeks Diversitas

Indeks Keseragaman

Kode

BL-2

BL-1

BL-3

282
285

1,82

1,02

1:621,88 1,86

1,03

1,05

2014

c. Bentos

Seperti halnya fitoplankton dan zooplankton, bentos yang ada di sungai maupun

di muara pantai tidak berbeda jauh, baik dari jumlah bentos, jumlah taksa, dan

indeks keseragamarn

Pada Tabel II-28, jumlah bentos berkisar antara 60 -64 bentos/m2, jumlah

taksa 6 jenis, yang terdiri dari keluarga bivalvia (1 jenis), gastropoda (1 jenis),

opiodera (1 jenis) dan plyceata (2 jenis). Indeks keanekaragaman sedang, indeks

keseragaman tinggi. Data tersebut mengindikasikan bahwa sebaran jenis merata,

tidak ada jenis yang dominan.

Struktur Komunitas Bentos Biota Air Sungai

Tabel II-28

Kode

AS-2

Komponen Struktur Komunitas A5

Jumlah individu/ m

Jumlah Taksa

Indeks Diversitas

Indeks Keseragaman
AS-3

60

62

1,20 1,24

0,670,71

1,22

0,69

Seperti halnya bentos di sungai, kondisi bentos di laut pun dapat dikatakan

mempunyai kondisi yang sama. Jumlah taksa 6 jenis, yang terdiri keluarga bivalvia

(I jenis), gastropoda (1 jenis), opiodera (1 jenis) dan polyceata (2 jenis), Indeks

keanekaragaman sedang, indeks keseragaman tinggi. Data tersebut

mengindikasikan bahwa sebaran jenis merata, tidak ada jenis yang dominan.

Tabel II-29

Struktur Komunitas Bentos Biota Air Laut

Komponen Struktur Komunitas

Kode

BL-2

BL-1

BL-3

Jumlah indiviu/m

76

70

78
Jumlah Taksa

| Indeks Diversitas

indeks Keseragaman

1,34

1,29

1,35

0,80 0,76 0,81

2014

2.1.3 Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya

Kabupaten Karimun merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Riau, yang

berbatasan dengan Negara Singapur dan Negeri Jiran Malaysia, serta

berdampingan dengan pusat pertumbuhan industri Batam dan Bintan. Kabupaten

Karimun merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau, yang

berdasarkan UU RI No. 53 tahun 1999. Adapun secara geografis Kabupaten

Karimun terletak diantara 0° 35'Lintang Utara sampai dengan 1° 10' Lintang Utara

dan 103° 30 Bujur Timur sampai dengan 104 Bujur Timur.

Ibukota Kabupaten Karimun terletak di kota Tanjung Balal, kecamatan Meral ya

berbatasan dil sebelah Barat dengan kecamatan Rangsang dan Kabupaten

Bengkalls, sebelah Timur dengan Kelurahan Tebing, sebelah Selatan dengan

Kecamatan Rangsang dan Kabupaten Bengkalis serta sebelah Utara berbatasan

dengan Selat Singapore dan Selat Malaysia, sementara itu Kabupaten Karimun

sendiri secara administratif berbatasan dengan

ng

Sebelah Utara Selat Singapore (philips channel) dan Selat Malaka dan

semenanjung Malaysia
Kec. Kateman (Kab. Indragiri Hillr) dan Kabupaten

Lingga.

Kabupaten Meranti dan Kecamatan Kuala Kampar (Kab

Pelawan)

Sebelah Selatan

Sebelah Barat

Sebelah Timur

Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)

Luas wilayah Kabupaten Karimun memiliki luas 7.984 Km2 yang terdiri dari luas

daratan 1.524 Km2 ( 152.400 Ha) dan luas lautan sekitar 6.460 Km2 atau seluas

646.000 ha, dengan demikian dapat dililhat bahwa Kabupaten Karimun di kelling

oleh lautan, kabupaten karimun merupakan gugusan pulau besar dan keci

sejumlah 250 pulau, yang terdiri dari 57 pulau telah berpenduduk dan 193 puiau

lainnya belum berpenghuni.

Berikut luas wilayah Kabupaten Karimun menurut kecamatan (km') dapat dilthat

pada Tabel II-30.

Tabel II-30 Luas Wilayah Kab. Karimun menurut Kecamatan (Km2)

Kecamatan | Luas wilayah (km2) Jumlah | %Luas wilayah

autper total wilayah

Moro

Durai

1,166.80 1,668.44 2,835.24


52.00 1,480.541,532.54

34.30449.93 484.23

29.50509.15 538.65

35.51

19.20

6.07

6.75

3.62

5.69

Kundur Utara

Kundur Barat 21.70 267.12 288.82

Karimun

Buru

Meral

Tebing

Jumlah1,524.00 6,460.00 7,984.00

Sumber: PDRB Karimun 2013

49.90404.06 453.96

17.80 366.88 384.68

80.00515.41 595.41

72.00 798.47 870.47

7.46

10.90

100.00

Di tahun 2013 ini, terdapat tambahan 3 kecamatan lagi, yaitu


1) Kecamatan Ungar. Di tahun 2012, kecamatan Ungar masih bergabung dengan

kecamatan Kundur

2) Kecamatan Belat. Di tahun 2012, kecamatan Belat masih bergabung dengan

kecamatan Kundur Utara.

3) Kecamatan Meral Barat. Ditahun 2012, kecamatan Meral Barat bergabung

dengan dengan Kecamatan Meral dan Tebing

Kecamatan Kundur Utara terletak diantara 0°43'54" sampai dengan 0s144"

Lintang Utara dan 103°2426' sampai dengan 103 351" Bujur Timur.Bila dillhat

dari Tabel 11.30 diatas luas kecamatan Kundur Utara adalah 6,75% dari seluruh

luas kabupaten Kabupaten Karimun. Berikut batas-batas Kecamatan Kundur Utara.

- Sebelah Utara

. Sebelah Selatan

. Sebelah Barat

Sebelah Timur

Kecamatan Kundur Utara terdiri dari 1 (satu) Keluarahan dan 4(empat) desa

terdiri dari 91 RT, 43 RW dan 16 dusun. Berikut data-datanya seperti disajikan

pada Tabel II-31dan Gambar IT-5

: Kecamatan Karimun

: Kecamatan Kundur

: Kecamatan Kundur Barat

: Kecamatan Belat

Tabel II-31

Kelurahan, desa beserta luas daratan, jumlah RT dan dusun


Kecamatan Kundur Utara

Desa/Kel

Tg. Berlian Kota Tq.Berlian

ei Unoar Utara Sei Ungar Utara

Luas (km2) ngRW

Ibukota

dusun

24

19

21

13

14

91

To. Berlian Barat Tg. Berlian Barat

30

24

29

Teluk Rada

Teluk Rada

Perayun

Perayu

Total

123

16

43
Sumber: Kundur Utara dalam angka 2013

Luas (km2)

35

20

Luas (km2)

Tg.Berlian Tg. Berlian Sel Ungar Teluk Radang Perayun

Utara

Barat

Luas desa dan kelurahan di Kecamatan Kundur Utara

Gambar II-5

Sedangkan Kecamatan Kundur terletak diantara 03530" sampai dengan 0 448"

Lintang Utara dan 103°25'40' sampai dengan 103 357" Bujur Timur.Bila dilihat

dan Tabel 11-30 diatas luas kecamatan Kundur adalah 6,07% dari seluruh luas

kabupaten Kabupaten Karimun. Berikut batas-batas Kecamatan Kundur Utara.

. Sebelah Utara

. Sebelah Selatan

: Kundur Utara dan Kundur Barat

Kecamatan Durai

: Provinsi Riau

: Kecamatan Moro

Sebelah Barat

Sebelah Timur

Kecamatan Kundur terdiri dari 26 pulau, dimana hanya 5 putau yang

berpenghuni. Sedangkan 21 pulau lainnya tidak berpenghuni. Kecamatn Kundur

terdiri dari 3 kelurahan dan 5 desa. Kecamatan Kundur terdiri dari 178 RT, 65 RW
dan 12.043 rumah tangga. Hal ini berarti bahwa pada 1 RW rata-rata terdiri dari 3

I1-39

RT dan 1 RT rata-rata terdini dari 69 rumah tangga. Berikut data-datanya disajikan

pada Tabel II-32 dan Gambar II-6.

Tabel 1I-32

Kelurahan, desa beserta luas daratan, jumlah RT dan dusun

Kecamatan Kundur

Ibukota

Luas (km2) RT

RW

Barat Tanjungbatu Barat

15

Alai

43,31

17

Sungal Ungar

Sungal Ungar

Lubuk

Batu Limau

13

16

Batu Limau

26,25

35,44
178

Total

Sumber : Kundur dalam angka 2012

Luas (km2)

a Luas (km2)

Tanjung Tanjung Alai Sungai Sungai Lubuk Batu Ngal

Limau

Sebesi Ungar

Batu Batu

Barat Kota

Luas desa dan kelurahan di Kecamatan Kundur

2.1.3.1 Kependudukan

a Jumlah Penduduk

Jumiah penduduk Karimun pada tahun 2011 adalah 272.985 jwa, sedangkan

tahun 2012 adalah 280.949 jiwa. Terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 3%

Dan Kecamatan Kundur Utara terjadi penurunan pertumbuhan penduduk sebesar

4%. Jumlah penduduk Kecamatan Kundur tara tahun 2011 adalah 22.849 jiwa

turun menjadi 21.852 jwa.

2i-10

Berikut jumlah penduduk Kabupaten Karimun dar tahun 2011 s/d 2013 dapat

dilihat pada Tabel II-33

Tabel I1-33 Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Penduduk

Kabupaten Karimun Tahun 2011 s/d 2012


Jumlah Penduduk

% pertumbuhan

2013

Kepadatan per km

daratan (km2 2011 2012 2013 2011

1,166.80 20,452 21,026 20,764

52 7,520 7,2877

2012 20132012

Moro

Durai

Kundur

Kundur Utara

Kundur Barat

Karimun

Buru

Meral

Tebing

Ungar

Belat

Meral Barat

Jumlah

Sumber: Karimun dalam angka 2012, 2013, 2014 dan diolah sendiri

17.53

7,331 144.62 140 141

34.3 42,664 44092 37,699 1,243.85 1.285 1,099


29 5 22,849 21,852 1328 7745471 42

907

49 9 61,42612 63,512 1,230 98 1.275 1,273

17.8 11,235 11,521 11,504 631.18 7 646

8056,909 59509 49,726 711.36 744 621

7230,691 32,425 29,054 426.2650 403

14%

21.7 19,239 19,625 19,683 886.59

-16%

6,633

14.915

1,524.00 272,985 280,949 282.475 179.12 184.35 185.35 3% 1%

Untuk kecamatan Kundur Utara, penduduk yang paling banyak ada di desa Tg.

Berlian Kota yaitu 4.768 jiwa. Sedangkan penduduk yang paling sedikit ada di

desa Perayun yaitu sebanyak 1.789 jiwa. Tapi bila melihat kepadatan penduduk

per km2, di Teluk Radang penduduknya sangat jarang. Dalam luas 1 km2 hanya

tinggal 60 orang saja (Gambar II-7 dan Tabel II-34

Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per desa/kel

Kecamatan Kundur Utara

Tabel II-34

Penduduk Luas wilayah Kepadatan penduduk

Desa/ke

4.768

2.807
217

Tq. Berlian Kota

Ta. Berlian Barat

Sei. Ungar Utara

Teluk Radang

114

2.746

1.789

13.853

584

Total

Sumber: Kundur Utara dalam angka 2013

n Tg.Berlian Kota

Jumlah Penduduk

a Tg Berlian

Barat

Sei. Ungar

Utara

Teluk Radang

1,743

Perayun

2,746

Gambar II-7
Jumlah penduduk Kecamatan Kundur Utara per desa / kel

Sedangkan untuk kecamatan Kundur penduduk yang paling banyak ada di

kelurahan Tanjungbatu Kota yaitu 18.944 jiwa. Sedangkan penduduk yang paling

sedikit ada di desa Ngal yaitu sebanyak 931 jwa dengan kepadatan penduduk 26

per km2. Luas wilayah desa Ngal lebih luas dari kelurahan Tanjungbatu Kota. Tapi

hal ini berbanding terbalik dengan jumlah penduduknya. Berikut tabelnya

Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per desa/kel

Kecamatan Kundur

Tabel II-35

Kepadatan penduduk

(per km2)

Penduduk Luas wilayah

Desa/kel

(km)

15

Tar ungbatu Barat7.433

18.944

3.071

3.800

Terjungbetu Kota

43,31

23

25

165

155
ai Sebesi

Sungai Unga

Lubuk

Batu Limau

2.916

26,25

35,44

208

531

43.552

209

Total

Sumber. Kundur dalam angka 2012

Jumlah Penduduk

Tanjung Batu

Kota

2,5221 931

2,916

B Sungai Sebesi

3,885

3,800

3,071

Gambar II-8 Jumlah penduduk Kecamatan Kundur per desa / kel

b. Berdasarkan Jenis Kelamin


Jumlah penduduk Kabupaten Karimun untuk jenis kelamin laki-laki pada tahun

2011 dan 2012 adalah: 141.273 dan 145.284 jiwa. Sedangkan untuk jenis kelamin

perempuan tahun 2011 dan 2012 adalah 131.712 dan 135.666 jiwa. Sedangkan

untuk tahun 2013, jumlah penduduk jenis kelamin lak-laki dan perempuan adalah

145.996 jiwa dan 136.479 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah 107 dimana setiap

kelipatan 100 penduduk perempuan, ada 107 penduduk laki-laki. Dilihat dari tabel

dibawah ini, rasio jenis kelamin ini cendrung tidak berubah (Tabel II-36)

Tabel II-36 Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis kelamin di

Kabupaten Karlmun Tahun 2011, 2012 dan 2013

Perempuan

2012

10,562 10,877 | 10.747 | 9.890 | 10, 149 | ia01 1068 | 107 2 1073

2012

20122013

2011

2013

3,514 3,521 109.7107.4

21,552 22,267 19,043 21,112 21,825 18,656102 1 102.0102.1

12.005 11462276 30344 10,33 6621107 11031094

itus B

108. 1

innos 10 193,39214

9.449

105G

1059|
iBAI

2,621| 29,840 | ЗО,910| 30,891|

11,sa6| 32,70bl

31 23 2614 7018

1.653

Santer dia ri Karimun dalam angka 2012, 2013 dan 2014

Untuk kecamatan Kundur Utara berdasarkan data dari Kantor Camat Kundur

Utara, jumlah penduduk laki-laki adalah 7.272 jwa, sedangkan perempuan 6.58

jiwa. Rasio perbandingan antara lak-laki dan perempuan adalah 110,5

Tabel 11-37

Jumlah penduduk menurut jenls kelamin per desa/kel

Kecamatan Kundur Utara

Laki-laki

Perempuan

kelamin

110.7

Tg. Berlian Kota

2.263

1.290

1.314

847

1.517

Utara
108 9

105 8

Teluk Rada

922

57

7.272

6.581

1105

Sumber : diolah dari Kundur dalam angka 2013

3,000

2,000

Lak-Haki

a Perempuan

1,000

TE-

Te-

Ig.

Berlian Berlian Ungar Radang

Barat Utara

Kota

jumlah penduduk menurut jenis kelamin kec. Kundur Utara

Gambar II-9

Rasio jenis kelamin yang paling besar adalah di Tj. Berlian Barat yaitu sebesar

117,6. Sedangkan rasio jenis kelamin yang paling kecil adalah di Teluk Radang

sebesar 105,8. Ini artinya untuk setiap 100 penduduk jenis kelamin perempuan
ada 117 penduduk jenis kelamin pria di Tanjung Berlian Barat.

Sedangkan untuk kecamatan Kundur berdasarkan data dari Kec. Kundur dalam

angka 2012, jumlah penduduk laki-laki adalah 21.991 jiwa, sedangkan perempuan

21.561 jiwa di tahun 2011. Rasio perbandingan antara laki-laki dan perempuan

adalah 102.

12 44

Tabel 11-38

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin per desa/kel

Kecamatan Kundur

Desa / Kel

Rasio jenis

Tanjungbatu Barat

Tan

3.707

9.590

9.404

1.519

1.864

102

104

100

106

1.510
1.406

281

477

104

21.99121.561

Sumber : dlolah dari Kundur dalam angka 2012

10,000

9,000

7,000

5,000

4,000

3,000

2,000

1,000

Laki-laki

Perempuan

Gambar II-10 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin kec. Kundur

Rasio jenis kelamin yang paling besar adalah di Batu Limau yaitu sebesar 107.

Sedangkan rasio jenis kelamin yang paling kecil adalah di Tanjungbatu Barat

sebesar 99. Ini artinya untuk setiap 100 penduduk jenis kelamin perempuan ada

99 penduduk jenis kelamin pria di Tanjung Berlian Barat. Jumlah penduduk jenis

kelamin perempuan lebih banyak dari yang pria

c. Jumlah penduduk menurut usia

Dari penggolongan berdasarkan usia di Kabupaten Karimun, kelompok umur

dibawah 15 tahun adalah 26,5%. Untuk kelompok umur antara 15-64 tahun
adalah 69,2%, sedangkan 65 tahun keatas adalah 4,3%,Bila dilihat dari

perbandingan antara usia produktif dan tidak produktif yaitu 69,2% dibandingkan

engan 30,8% artinya untuk setiap 2 orang di usia produktif harus menanggung 1

orang di usia yang tidak produktif lagl (Tabel 1I-39)

11-45

Tabel II-39

Jumlah Penduduk berdasarkan usia Kabupaten Karimun

Pe

11 344

10.285 21.62

12.872 26 766

12.74326.201

13.894|

13,458

9,5%|

9,3%!

26,41%

( tidak produktif)

10-14

12 867 26263

69,26%

2.534
1904|

4.873

3.842|

3.514

4, 3396

( tidak produktif)

65-69

70-74

2.339

1.938

1.628

1,4%)

Itatal ーし 145.9961-1364791 2824751

Sumber: data diolah dari Karimun dalam angka 2014

Sedangkan untuk jumlah penduduk berdasarkan kelompok usla kecamatan Kundur

Utara dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel II-40

Jumlah penduduk berdasarkan usla kec. Kundur Utara

Kelompok umur

Desa/kel

Jumlah

04 519 20-59

>60

278 1.186 2.780

770 1.604
755 1.551

971

524

Tg.Berlian Kota

Tg. Berlian Barat

Sei Ungar Utara

Teluk Radang

Perayun

Total

%se 5,9%| 26,6%| 57,5%|

Sumber : diolah dari Kundur Utaro dalam ongka 2013

284 2,807

3092.746

155 1.743

1151.789

824 3.682 7.9601.387 13.853

131 7

478 1.0541

142

10,0%|

100,0%

Usia produktif adalah usia diantara umur 15 64 tahun. Tetapi karena tidak ada

penggolongan umur tersebut, maka sangat sulit untuk menentukan persentase


usia produktif.

Gol.Umur

10% 5.90%

0-4

5-19

a 20-59

26. 60%

57.50%

Gambar II-11 Persentase penduduk menurut golongan umur kec. Kundur

Utara

Untuk Kecamatan Kundur, ada 11.813 rumah tangga di kecamatan Kundur tahun

2011. Dengan jumlah penduduk 43.552 jiwa, dalam 1 rumah tangga ada 4 jiwa.

Banyak rumah tangga, penduduk dan rata-rata penduduk per

rt tahun 2011

Tabel 1I-41

Desa/kel

Penduduk Rata-rata

umlah ART

Tanjung Batu Barat 1.649

Tanjung Batu Kota 5.992 18.944

Alai

Sungai Sebesi

Sungai Ungar
Lubuk

Batu Umau

Ngal

7.433

9413.071

8583.800

3.885

6582.916

6192.522

931

43.502

11.813

Sumber: Data kec Kundur dalam angka 2012

Gol.Umur

26.41%

0-14

15-64

a 65-75+

69,26%

Gambar II-12 Persentase penduduk menurut golongan umur produktif dan

tidak produktif Kabupaten Karimurn

d. Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Pendudur


Bila diihat dari Tabel 11-42 diatas, laju pertumbuhan penduduk untuke

Karimun adalah naik 0,5%. Untuk kecamatan Kundur Utara, laju

penduduk bila dilihat dari kepadatan penduduk adalah turun 4%,

dilihat dar Tabel I1-42, laju pertumbuhan penduduk untuk kecamatan Kundur

Utara untuk laki-laki turun 5% dan untuk perempuan turun

untuk jumlah penduduk Kabupaten Karimun 2008-2013 (Tabel TI-42)

bila

49%. Benikut tabes

Tabel 11-42

Jumlah penduduk Kabupaten Karimun 2008-2013

2008 | 2009 2010 | 2011 2012 2013 .

Jumlah penduduk 205.125 209.042 212.561 272.985 280949 282475

laju pertumbuhan

1,9%

1,7%|

28,4%

Sumber

1. Jumlah penduduk tahun 2008-2010 dari www.kepri.bps.go.id

2. Jumlah penduduk 2011, 2012, 2013 dari Karimun dalam angka 2012, 2013, 2014

3. Laju pertumbuhan diolah sendiri

Bila dilihat dari laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karimun, di tahun 2011

terjadi pertumbuhan yang signifikan yaitu sebesar 28,4%. Berikut jumlah

penduduk Kabupaten Karimun 2008-2013 dalam gambar (Gambar II-13)

Jumlah penduduk

290,000
270,000

250,000

230,000

210,000

190,000

170,000

150,000

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar II-13 Jumlah Penduduk Kabupaten Karlmun Tahun 2008 2013

2.1.3.2 Sosial Ekonomi

a. PDRB dan pertumbuhan ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto atau yang disingkat dengan PDRB adalah jumlah

nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dari suatu wilayah tertentu,

atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh

unit ekonomi. Ada dua cara perhitungan PDRB. Pertama, PDRB atas dasar harga

berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengarn

menggunakan harga pada setiap tahun.PDRB atas dasar harga berlaku ini dapat

digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomil. Kedua, PDRB atas dasar

harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar

penghitungannya.PDRB atas dasar harga konstan dapat digunakan untuk

mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan demikian, PDRB

merupakan indikator untuk mengatur sampal sejauh mana keberhasilan


pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, dan dapat digunakan

sebagai perencanaan dan pengambilan keputusarn

PDRB Kabupaten Karimun, 2009- 2013

Tabel II-43

PDRB ADHB

PDRB AD

|Nilai (juta Rp) Pertumbuhan (%)

Tahun

rtumbuhan (%)

Tahun

Nilai (juta R

2009 3.818.994,98

2010 4.287.740,28

2011 4.813.661,06

2012* 5.431 783,03

2013 6.109.172,65

Sumber Karimun PDRB 2013

10,80 2009 1.915.699,03

12,27 2010

12,27 2011 2.135.284,61

12,84 2012 2.343.894,38

12,47 2013 2.511.213,26

6,30

2.041.431,79
7,05

7,26

7,14

Keterangan: ") Angka sementora, ") Angka sangat sementara

9,000

3,000

5,000

--ADHB

4.000

1.000

2009 2010 2011 2012 2013

Gambar II-14

Pertumbuhan PDRB ADHB dan PDRB ADHK (dalam milyar)

Dani Tabel II-43, bila dilihat dari PDRB untuk atas dasar harga berlaku,

mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun sebesar

12,13%. Sementara untuk PDRB dengan atas dasar harga konstan mengalami

pertumbuhan sebesar 6,86%. Bila dilihat dari persentase PDRB di Tabel 11-43,

atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, sektor yang memberikan

persentase terbesar adalah perdagangan,hotel dan restoran sebesar 26,34% di

tahun 2013. Sektor ini selalu konstan selama 5 tahun terakhir. Dikuti dengan

sektor pertanian sebesar 24,05%. Sektor pertanian di tahun 2009, merupakan


penyumbang kontribusi terbesar. Tapi kemudian semakin menurun selama 5

tahun terakhir ini. Pengangkutan dan komunikasi menempati urutan ke 3 dalam

menyumbang kontribusi utk PDRB ADHB. Sampai 2011, kecendrungannya terus

menaik. Tapi tahun 2012 dan 2013, pengangkutan dan komunikas

Tabel I1-44 Distribusi persentase PDRB Kabupaten Karimun Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013

2011 2012

26,69 2591

7,13

27,25

737

10,15

8,71

11.50

Lapa

2009

2010

8,38

n, Hotel dan

12,61

13. 46

8 Keuangan dan

9 Jasa-jasa
100

100 100

100

Bila melilhat Tabel II-45 dibawah ini, sektor bangunan menempati pertumbuhan

PDRB atas dasar harga konstan yang paling tingg, walaupun pertumbuhannya

tidak secemerlang tahun 2010. Sementara industri pengolahan, menempati urutan

nomor 2 untuk pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan ini. Walaupun

perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan pertama untuk kontribusi

terhadap PDRB, tapi bila dilihat dari pertumbuhan menempati urutan ke 3.

Sedangkan untuk sektor lainnya, pertumbuhannya rata -rata tetap di angka yano

sama. Berikut data-datanya dapat dilihat dalam bentuk tabel dan gambar dibowah

ini.

Tabel 1I-45 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karimun

ADHK menurt

Lapangan Usaha 2010-2013 (persen)

2011 2012 2013

2010

4,21

8,19

1 Pertanian

4,10

8,12

3,81

1%

7,20
15,38

7,12

6,04

6,30

6,5

6,56

6,40

11,31

3 Industri Pengolahan

4 Listrik, Gas dan Air

7,06

11,30

8,10

6,70

7,05

8,15

6,16

5 Bangunan

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

7 Pengangkutan & Komunikasi

8 Keuangan dan Persewaan

9 Jasa-jasa

7,75

6,14

5,98
7,05

Sumber : KARIMUN PDRB 2013, Keterangan: *) Angka Sementara, **) Angka

2012

2011

10 12

Lapangan Usaha 2011-2013 (persen)

b. Pendapatan Asil Daerah Kabupaten Karimun

Pendapatan asli daerah Kabupaten Karimun terdiri dari: Pendapatan pajak daerah

Retribusi Daerah, Pendapatan hasil pengelolaan kekayaaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Bila melihnat Tabel I1-406

dibawah ini, persentase pertumbuhan realisasi PAD yang paling besar ada ditahun

2007, yaltu dua kall lipat realisasi tahun 2006. Tapi bila melihat tahun 2010,

realisasi PAD menurun yaitu 21%. Hal ini juga terjadi di tahun 2012, yaitu realisas

PAD yang turun hingga 4 %. Dengan target PAD tahun 2012 sebesar

Rp212.990.832.087, realisasinya adalah 108% dari target.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karimun Tahun

2006 s/d 2013 dalam Rp.

Tabel П-46

% ken

Tahun

2007

184,005,703,472

206%
53%

5%

281,907 148,292

771,411,917

2010

2011

2012

2013

Sumber:

233,218,459 163

240,819,873,680

231,030,911,612

272,557,903

diolah dari Renstro 2011-2016, Dispenda Kabupaten Karimun

dan Karimun dalam angko 2014

11-52

Realisasi (Rp.)

350,000,000,000

300,000,000,000

250,000,000,000

200,000,000,000

150,000,000,000

100,000,000,000

50,000,000,000
a Realisasi (Rp.)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar II-16

Realisasi PAD Kabupaten Karimun 2006-2012

c. Mata Pencaharian Penduduk

Dari Tabel II-47 dibawah inl, mata pencaharian penduduk Kabupaten Karimun

yang paling besar adalah yang bekerja di sektor pertanian yaitu 30,12% di tahun

2012. Bila dilihat dari tahun 2008 sampal 2012, secara kontribusinya bervariasi.

Bila dibandingkan tahun 2011, kontribusinya hanya 24,22% saja. Untuk urutan ke

dua yaitu dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 20,63%. Bila dilihat

dari tahun 2008-2012 sendiri, untuk perdagangan, hotel dan restoran, kontribusi

nya di tahun 2010, hanya 18,12% saja, bila dibandingkan tahun-tahun yang lain.

Di urutan ke tiga, ada di sektor jasa-jasa yaitu yang ditahun 2012 sebesar

18,56%. Tapi disini uga bila dilihat dari kontribusi, sektor jasa juga turun dimana

di tahun 2011 kontribusinya sebesar 21,01%. Bila dilihat secara keseluruhan,

persentase penduduk yang bekerja umumnya nilai kontribusi hampir sama dari

tahun ke tahun, kecuali sektor pertanian yang melonjak di tahun 2012

Tabel I1-47

Persentase Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja menurut

lapangan usaha Kabupaten Karimun tahun 2008 s/d 2012

an usaha

2008 20092010 2011 2012

24,22 30,12

4,51 3,35
23,32 30,08

4,74 2,13

62 542

0,68

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listnik, Gas dan Al

Bangunan

4,25

12,6 10,06 12,03 10,64 10,40

11-53

20 10210

2012

3.3s

Perdapangan, Hotel dan

Lapangan Usaha di Kabupaten Karimun 2012

Untuk di Kecamata Kundur Utara jumlah penduduk berdasarkan profesi edi

kecamatan Kundur Utara, yang belum bekerja dan ibu rumah tangoa adalah yano

paling banyak di kecamatan Kundur Utara, yaitu 22,8% dan 23%,Kenudian yang

berprofesi sebagai pelajar dan mahasiswa menempati urutan ke 3 yaRU 18%.

Selanjutnya bagi petani dan pekebun dengan 14,4% diantara sekeruh penduduk

Kundur Utara. Bagi yang berprofesi sebagai wiraswasta menempati urutan kes

dengan 8,1% dari seluruh penduduk Kundur Utara.


11.5

Tabel II-48

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kecamatan Kundur

Utara

1.018

NS/Guru

Pelanii Pekebun

921 900

0.2

4.0%

Tenaga Medis

wasta

Persentase jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan

0.1%

4.0%

B Pelajar / Mahasiswa

TNI / Polri

PNS/Guru

Nelayan / Perikanan

Karyawan swasta/ BUMN

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kecamatan Kundur

Utara

Gambar Π-18

Dari hasil kuesioner, mata pencaharian penduduk yang utama adalah


buruh harian. Kemudian dikuti dengan pegawai negrl sipli, persiunan pns, pekerja

swasta, dan wiraswasta. Untuk pekerjaan sampingannya adalah berkebun. Rata

rata

Karimun adalah penduduk asl. Penghasilan penduduk Kabupaten Karimun adalah

dari Rp.1.000.000 sampai Rp.5.000.000. Mereka juga menempati rumah sendiri

dengan kondisi rumah yang permanen dan semi permanern.

1-55

2.1.3.3 Sosial Budaya

engeng pendidikan di Kabupaten Karimun selain pendidsan dan TK sampa SMU

dan SMK, ada Sga dan Ihitdaryah sampai Alyah. Kabupaten Karimun uos

mempunyal 1 sekolah tinggi yaitu Sekolah Tingg limu Ekonom CarawalasE

tk

arwala) dan Unvertas Karmun Univesitas Karimun mei

Karimun memiik 5 fakullas dan

14 program studi Ke 5 fakultas tu adatah:Perikanan dan Kelautan, Teknik

Ekonom, Iimu Sosial dan 1mu Politik dan Keguruan dan Iimu Pendidikan. Untu

STRE Cakrawala jurusannya adalah Akuntansi dan Manajemen. Selain lembaga

pendidikan formal, ada juga lembaga pendidikan non formal dan bimbingan

belaj

Jumiah tempat pendidikan yang paling banyak adalah Sekolah Dasar atau SD,

yang mana tahun 2010 sampai 2012 berjumlah 143 sekolah jumiah dari sekolath

negri dan swasta. Di tahun 2013 menjadi 146 sekolah Untuk tingkat SMP

sebanyak 58, SMA sebanyak 22 dan SMK 8. Sebenarnya bila dihat dari komposis
tu, yang mana pendidikan dan SD sampai SMA/SMK itu berjenjang, maka jumiah

sekolah SMP dan SMA/SMK tidak sebanding Bisa jadi ada anak lulusan SD yang

tidak tertampung untuk melanjutkan SMP dan seterusnya. Kecuali biãa di tingkat

SD, kelasrya tidak sebanyak tingkat SMP dan SMA/SMK. Untuk tu dapat dihat

dari Tabel 11-49 dan Gambar 11-19 dibawah in

Tabel 11-49Jumlah tempat pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan

Kabupaten Karimun 2008-2013

| 142 | 343 | 143 | 143 M6

htidalyah

Lembaga pendidikan

11-58

2013

146

160

140

120

80 63

27

2013

Jumlah Tempat Pendidikan berdasarkan Jenjang Pendidikan

di Kabupaten Karimun 2012

Gambar II-19

Di kecamatan Kundur Utara, jenjang pendidikannya adalah TK, SD, SMP,


Ibtidaiyah, Tsanawiyah, SMK dan Aliyah. Di Kundur Utara tidak ada SMK dan

Aliyah. Hal ini dapat dilihat di Tabel II-50, Tabel II-51 dan Tabel TI-52,

tahun 2013 untuk rasio guru dan siswa, untuk tingkat SD di Kundur adalah 23.

Artinya untuk setiap 1 guru dapat mengampu 23 orang siswa. Untuk SMP, adalah

11. Artinya untuk setiap 1 guru dapat mengampu 11 siswa. Sedangkan untuk

SMA, staffing rasionya adalah 8. Artinya bahwa untuk 1 guru dapat mengampu 8

siswa. Bila dilihat di tahun 2011, untuk kecamatan Kundur, staffing ratio untuk SD,

SMP dan SMA adalah 10,13 dan 15 orang. Untuk tingkat SD, jumlahnya

meningkat. Sedangkan untuk tingkat SMP dan SMA, jumlah staffing ratio

menurun.

Tabel 1I-50

Jumlah tempat pendidikan dan murid menurut jenjang

pendidikan dan kecamatan di Kabupaten Karimun 2013

TK

SMK

SMP

SMA

lh murid lh murid hmurldh mund h murid h murid muid

592 1 560

2111 21 2,404

Durai

Kundur
Kundur Utara7 32 12073 6851 268

Kundur Barat 287 13 2320 3 43 2 576518

806 3 249 1 169

9| 341 17 | 3.438| 3| 1,472| 2 | 1,021| 1 | 349| 51 445 | 2 676| 1 | J&

1139 1 28

600 2 243 1 157

Belat

1 20 7753 3 284 1 155

1 52 9 1,104 3931 201

8 455 2 4,398 5 1,358 1 433 1 150 146 2 280 138

7 147 11 2,988 6 1,554 2 1,262 2 1,128 1105 216 1141

Buru

Tebing

Meral Barat 6 414

Total

Sumber: diolah dari Karimun dalam angka 2014

5 1,392

385

63 | 2,866 | 134 | 26,927 | 49 | 10,943 | 17 6,093 | B | 2,862 12 | 2,919 | 10 | 1,751 | 5 | 394

Jumlah guru berdasarkan kecamatan dan jenjang pendidikan

Kabupaten Karimun 2013

Tabel II-51

SMP SMA SMK Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah

Kecamatan

Moro
Durai

Kundur

Kundur Utara

undur Barat

Ungar

Belat

Karimun

Buru

Meral

Tebing

69 28 18

150 8146

190

82 90

Meral Barat28

215

421

435

Sumber: diolah dari Karimun dalam angka 2014

Starting Rasio SD, SMP dan SMU menurut Kecamatan,

Kabupaten Karimun 2013

Tabel 11-52

Kecammatan
Moro

Durai

Kundur

Kundur Utara

Kundur Barat

Ungar

SMP

Karimun

Buru

Meral

Tebing

Meral Barat

Sumber i Kanimun dalam angka 2014

b. Agama

Dari Tabel II-53, mayoritas penduduk di Kabupaten Karimun adalah penduduk

yang beragama Islam sebanyak 232.484 jiwa, kemudian penganut agama Budha

sebanyak 32.421 jiwa, agama Protestan memiliki penganut sebanyak 10.985 jiwa,

kemudian agama Katolik mempunyai penganut sebanyak 3.368 jiwa, selanjutnya

agama Konghucu mempunyai penganut sebanyak 998 jiwa, dan penganut agama

Hindu sebanyak 78 jiwa.

Jumlah Penduduk berdasarkan Agama menurut Kecamatan di

Kabupaten Karimun 2013

Tabel II-53

Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghucu

1,121
19,337

7,206

32,270 1,024

4 3,831

Kundur

Kundur Utara 12,008

Kundur Barat 17,680 3,016

Ungar

11,562

1,716

37 8,514

2 1,716

7 11,095

11,583

50, 107 3,737 1,043

Karimun

Meral

Tebing

34,6853,038590

24,781 1,648

Meral Barat 13,520

234,942 14,074

Sumber : Karimun dalam angka 2014

11-59
c. Keragaman Etnik dan Budaya

Pada saat ini penduduk yang mendiami wilayah kabupaten Karimun beratal dar

berbagai suku bangsa, kebudayean dan goiongan sosial, kehidupan mereka pada

umumnya mata pencaharian sebagal nelayan dan hai hal lain yang erat kaitannya

dengan dunia laut

Masyarakat di wilayah Karimun berasal dari suku Melayu yang mas

budayanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sepertil bahasa Melayu, Agama

adat istiadat yang masih berepngaruh dalam lingkararn

hidupnya. Secara tradisional masyarakat Melayu umumnya bermata pencahartan

sebagai nelayan, petani, berkebuh dan berdagang. Suku yang lain yang ada di

Karimun adalah suku Jawa, Tionghoa, Batak, Bugis, Minangkabau dan sukur

lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kecamatan Lingga juga memilki suku

bangsa yang heterogen dari berbagai suku.

Kelernbagaan yang berkembang di masyarakat adalah kelembagaan yang bersifat

keagamaan. Adat istiadat yang masih dilestarikan adalah bila ada upacara

perkawinan dan perayaan hari besar agama. Di Kabupaten Karimun, tidak ada

konflik antar penduduk. Sikap masyarakat terhadap pendatang adalah menerima

dengan baik, tapi juga selektif terhadap pendatang. Hubungan antar masyarakat

yang berbeda etniss dan agama adalah saling menghormati. Organisasi sosial

yang berperan adalah organisasi tani dan agama. Yang sangat berperan dalam

mengambil keputusan terhadap daerahnya adalah dari aparat desa. Pola

kebiasaan yang telah bergeser di masyarakat adalah gotong royong

2.14 Komponen Kesehatan Masyarakat

a. Fasilitas Kesehatan

Dari Tabel II-54 dibawah ini, kabupaten Karimun yang mempunyai rumah sakit
hanya ada di Kecamatan Tebing yaitu 2 rumah sakit. Sementara untuk

kecamatan lainnya, semuanya mempunyai puskesmas dan puskesmas pembantu

Bila dilihat dari tahun 2009-2012, jumlah rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas

pembantu tidak mengalami perubahan dalam hal jummlah. Sedangkan untuk

puskesmas keliling terdapat 2 jenis yaitu puskesmas keliling di darat dan di laut.

Puskesmas kelling untuk di darat dan di laut hanya ada di Moro dan Durai. Untuk

balai pengobatan urnum, mengalami peningkatan dari 2 menjadi 9 balal

1-60

c. Keragaman Etnik dan Budaya

Pada saat ini penduduk yang mendiami wilayah kabupaten Karimun berasal dar

berbagai suku bangsa, kebudayaan dan golongan sosial, kehidupan mereka pada

umumnya mata pencaharian sebagai nelayan dan hal hal lain yang erat kaitannya

dengan dunia laut.

Masyarakat di wilayah Karimun berasal dari suku Melayu yang masih kental akar

budayanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti bahasa Melayu, Agama

Isiam dan berbagai adat istiadat yang masih berepngaruh dalam lingkaran

hidupnya. Secara tradisional masyarakat Melayu umumnya bermata pencaharlan

sebagai nelayan, petani, berkebuh dan berdagang. Suku yang lain yang ada di

Karimun adalah suku Jawa, Tionghoa, Batak, Bugis, Minangkabau dan sukur

lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kecamatan Lingga juga memiliki suku

bangsa yang heterogen dari berbagai suku.

Kelembagaan yang berkembang di masyarakat adalah kelembagaan yang bersifat

keagamaan. Adat istiadat yang masih dilestarikan adalah bila ada upacara
perkawinan dan perayaan hari besar agama. Di Kabupaten Karimun, tidak ada

konflik antar penduduk. Sikap masyarakat terhadap pendatang adalah menerima

dengan baik, tapi juga selektif terhadap pendatang. Hubungan antar masyarakat

yang berbeda etniss dan agama adalah saling menghormati. Organisasi sosial

yang berperan adalah organisasi tani dan agama. Yang sangat berperan dalanm

mengambil keputusan terhadap daerahnya adalah dari aparat desa. Pola

kebiasaan yang telah bergeser di masyarakat adalah gotong royong

Komponen Kesehatan Masyarakat

a. Fasilitas Kesehatan

Dari Tabel II-54 dibawah ini, kabupaten Karimun yang mempunyai rumah sakit

hanya ada di Kecamatan Tebing yaitu 2 rumah sakit. Sementara untuk

kecamatan lainnya, semuanya mempunyai puskesmas dan puskesmas pembantu.

Bila dilihat dari tahun 2009-2012, jumlah rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas

2.1.4

pembantu tidak mengalami perubahan dalam hal jummlah. Sedangkan untuk

puskesmas keliling terdapat 2 jenis yaitu puskesmas keliling di darat dan di laut..

Puskesmas keliling untuk di darat dan di laut hanya ada di Moro dan Durai, Untuk

balat pengobatan umum, mengalami peningkatan dart 2 merjadi 9 balal

11-60

pengobatan urnum. Sarana kesehatan yang paling banyak di kabupaten Karimun

adalah Posyandu yaitu sebanyak 215 di tahun 2012.Jumlah ini meningkat dari 202

di tahun 2011. Berikut Tabel II-54 dan dibawah ini.

Jumlah Sarana Kesehatan menurut Kecamatan di Kabupaten

Karimun 2012
Tabel II-54

Kecamatan Rumah Puskesmas Puskesmas Puskesmas keliling Balai pengobatan

embantu

Laut

Darat

umum

sakit

Moro

Durai

Kundur

Kundur Utara

Kundur Barat

Karimun

Buru

Tebin

Total

17

18

18

23

37

37

37

37

2011 2
2010 2

2009 2

ek Toko obat Dokter bersama Praktek bidan Dukun pijat

Kecamatan Pasyandu Apote

Moro

Dural

Kundur

Kundur Utara

Kundur Barat

Karimun

Buru

Meral

Tebin

Total

10

16

21

18

12

18

215

2011 202

2010 202

2009 192
37

59

47

52

52

47

18

28

27

21

31

Sumber : Karimun dalam angka 2013

220

200

180

160

140

2009

2010

2011

2012

2013

20
Gambar II-20

Jumlah Sarama Kesehatan di Kabupaten Karimun 2009-2013

Dari Tabel II-55 terlihat bahwa di Kundur Utara tidak ada rumah sakit. Dari hasil

kuesioner, bila berobat, masyarakatnya akan pergi ke puskesmas. Bila akan ke

rumah sakit, maka harus ke kecamatan Tebing. Di semua kelurahan atau desa di

Kundur Utara, semuanya ada posyandu. Sarana kesehatan yang paling banyak

ada di Tg. Berlian Kota, dimana ada puskesmas, poskesdes, tempat praktek

dokter, tempat praktek bidan, posyandu dan apotik. Sedangkan di Perayun, hanya

memiliki 2 posyandu saja. Apotik hanya terdapat di Tg. Berlian Kota.

Sarana Kesehatan dirinci berdasarkan kelurahan /desa

Kundur Utara

Tabel II-55

Tg. Tg. Sei

Berlian Berlian Ungar Radang

Sei

Perayun Total

Jenis sarana

Kota Barat utara

Rumah Sakt

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Tempat praktek bidan

Rumah sakit bersalin

ndu
14

Apotik

Posyandu

a Praktek Bidan

a Praktek dokter

Poskesdes

a Puskesmas pembantu

aPuskesmas

Ts.Berlian Tg. Berlian Sel Ungar Sel Radang Perayun

Utara

Kota

Gambar I1-21 Jumlah sarana kesehatan berdasarkan desa/kelurahan di

Kundur Utara

Sedangkan di kecamatan Kundur di tahun 2012 sendin, tenaga kesehatannya

ada 6 dokter umum, 1 dokter gigi. 55 perawat umum, 23 bidan, 1 radiologi dan 1

apoteker. Dengan jumlah penduduk Kundur Utara sebanyak 43 352 orang. maka

rasio dokter dengan penduduknya adalah sebagai benikut: 1 7.255. Artinya 1

dokter melayani 7.255 orang. Bila dibandingkan dengan perawat umum maka t

791. Artinya 1 perawat melayani 791 orang Ini artinya di kecamatan Kundur in

harus diperbanyak tenaga dokter dan paramedic lainnya, agar dapat melayani

masyarakat Kundur

Tabel II-56

Jumlah tenaga kesehatan di Kundur tahun 2011


Jumlah

Tenaga kesehatan

Dokter

Spesialis

Umum

Umum

Bidan

Radiologi

Apoteker

Sumber Kec. Kundur dim angka 2012

Tenaga kesehatan di Kabupaten Karimun terbagi 2 kelompok yaitu : dokter dan

paramedic. Dokter spesialis hanya ada di RSUD dan RS Bhakti, dengan total 16

dokter. Untuk dokter umum jumlahnya 87 dokter di tahun 2012, turun dari 92 di

dokter gigl

Meral. Sedangkan jumlah paramedic yang

berikut : perawat, bidan, dukun bayi, sanitasi, perawat gigi dan anestes. Terjad

peningkatan yang signifikan dari tahun 2011 ke 2012 untuk bidan dan dukun bay

(Tabel II-57 dan Gambar II-22).

itu adalah : Moro, Dural, Tg Berlian, Sawang dan

terbanyak berturut turut adalah sebaga

Kabupaten Karimun 2013

Berlian

110
343

16

2011

b. Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan di Kabupaten Karimun terbagi 2 kelompok yaltu : dokter dan

paramedic. Dokter spesialis hanya ada di RSUD dan RS Bhakti, dengan total 16

dokter. Untuk dokter umum jumlahnya 87 dokter di tahun 2012, turun dari 92 di

tahun 2011. Untuk dokter gigi berjumlah 10 dokter. Tidak semua daerah ada

dokter gigi. Daerah-daerah itu adalah : Moro, Durai, Tg Berlian, Sawang dan

Meral. Sedangkan jumlah paramedic yang terbanyak berturut-turut adalah sebagai

berikut : perawat, bidan, dukun bayl, sanitasi, perawat gigi dan anestesi. Terjadi

peningkatan yang signifikan dari tahun 2011 ke 2012 untuk bidan dan dukun bayi

(Tabel 11-57 dan Gambar 11-22).

Tabel II-57 Jumlah Dokter dan Paramedic menurut Puskesma di

Kabupaten Karimun 2013

Paramedis

Anestesi Sanitasi

T) Berlian

12

Tebing

Din kesehatan

RSuD

RS BhakT
210

191

175

175

163

2012

2011

2010

98

98

98

16 92 16288

10 9 16 288

94 15 28

10

Sumber Karnimun dalam angka 2014

50%

2o0s 2010 2011 2012 203

C 20 Penyakit Dominan

Dan Tabel 11-58 8 penyakit yang menempai pertama di tahun 2013 sama

dengan yang ada di tahun 2012 yatu infeksi akut lain pada เอเ ran atasan

bagian atan Terjad perurunan วย%. Sementara urutan kedua d tahun 2013

yaitu penyakt tekanan darah inggi turun lebih dari 50% yatu penurunan 88% dan
tahun 2012. Hampir semua penyakit terjadi penurunan yang sangat berani Bla

dibandingkan dengan jumiah paramedic

yang turun dan tahurn 2012 ke 2012, in

masyarakat kabupaien Karimun ini Di untan ke 10 ada penyaiit iaries ggi D

saat doder gig ada di semua daerah di kabupaten Karimun, penyarit karies 99

in menjadi nomor 30 untuik 10 peniyaikt terbanyar

Tabel II-58

Jumlah 10 Kasus Penyakit Terbanyak di Kabupaten Karimun

tahun 2013 dan 2012

2013

2012

a Pertum buh

18.8831

30.630

2 Penyakit tekanan darah tinggi

4 Diare

6 Penyakit kulit infeksi

8 Kecelakaan dan ruda paksa

3.804 2 11.897

4.635 3

3367

2.817 5

2.516 6
1.953

8.694

4.570

4.431

3.818

3.417

2.897

2.156

-47%

ran

9 Tonsiliss

1.309

dalam angka 2014 dan 2013

2013

1,471

u Infeksi akut lain saluran

pernafasan ata

Darah Tinegi

2,516

2,817

3,367

M System otot dan jaringan

Diare

4,635

3,804
10 penyakit terbesar di tahun 2013 kabupaten Karimun

Gambar II-23

BAB III

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Perkiraan dampak penting digunakan sebagai acuan untuk menentukan besar

dampak (Magnitude) dan penentuan derajat pentingnya dampak (mportance),

Berdasarkan sifat masing-masing dampak penting tersebut kemudian digunakan

sebagai dasar evaluasi dampak penting. Evaluasi dampak penting diarahkan untuk

memahami sifat dampak penting, baik dalam hal besaran maupun nilai pentingnya

serta hubungan dampak penting yang satu dengan yang lainnya

Oleh karena itu dampak penting yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan

tanggul di Kabupaten Karimun oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan

Riau terhadap lingkungan hidup akan dievaluasi menggunakan metode bagan alir

(fow chard. Bagan alir digunakan untuk menentukan keterkaitan antara satu

parameter lingkungan yang terkena dampak dengan parameter lainnya.

Selanjutnya, beberapa dampak penting utama akan dipilith (focus areo) untuk

dievaluasi secara holistik berdasarkan ruang (spasial) dan waktu (temporal) di mana

dampak-dampak tersebut terjadi. Hasil evaluasi ini selanjutnya akan digunakan

sebagai dasar dalam pengendalian, pencegahan dan minimalisasi dampak yang

dituangkan dalam rencana pengelolaan lingkungan.

Prakiraan besaran dampak penting dilakukan dengan metode matematis, analogl,

penggunaan baku mutu atau penilaian para ahli, sedangkan penetapan sifat

pentingnya dampak berdasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku.


Kriteria dampak penting yang digunakan berpedoman pada Keputusan Kepala

Bapedal No.056 Tahun 1994 tentang Pedoman Penentuan Dampak Penting, atau

sesuai Pasal 22 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor

27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, yaitu:

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

2. Luas wilayah persebaran dampalk

3. Lamanya dampak berlangsung

4. Intensitas dampak berlangsung

5. Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak

6.

Sifat kumulatif dampak

7.

Berbalik dan tidak berbaliknya dampak

Berdasarkan kriteria dan kategori penentuan penting/ tdaknya dampak, maka

dilakukan keputusan akhir untuk menentukan tingkat kepentingan dampak rencana

kegiatan terhadap lingkungan untuk setiap parameter lingkungan, Tingkat

kepentingan darmpak yang digunakan adalah Dampak Penting (P) dan Dampak

Tidak Penting (TP). Jika terdapat satu dari tujuh kriteria tersebut sudah

dinyatakan penting maka dampak komponen lingkungan tersebut dinyatakan

penting

Pada studi ini juga dilakukan pendekatan secara kuantitatf maupun professional

judgement terhadap prakiraan dampak komponen system lalu lintas darat, kualitas
udara dan kebisingan, kesempatan kerja, persepsi masyarakat.

Berdasarkan kriteria dampak penting, dampak yang diperkirakan timbul akan

ditentukan derajat k

tidak penting. Selanjutnya dilakukan klasifikasi sifat dampak yang mencakup

penggolongan dampak yaitu dampak negatif maupun dampak positif, serta yang

bersifat langsung dan tidak langsung. Prakiraan dampak penting ini dilakukan

berdasarkan pada tahapan masing-masing kegiatan selanjutnya dan arahan

pengelolaan juga akan mudah dilakukan.

apakah termasuk dampak penting atau dampak

3.1 Tahap Konstruksi

Mobilisasi Tenaga Kerja

a. Peningkatan Lapangan Kerja dan Usaha

Isu lapangan kerja dan usaha, pada satu pilhak merupakan dampak langsung dai

kegiatan. Dampak langsung bersumber dari pembangunanan tanggul sepanjang 28

km serta pembangunan komponen pendukung lainnya. Pekerjaan pada tahap

konstruksi akan mellbatkan dan membuka lapangan kerja dan membuka lapangarn

usaha. Tenaga kerja yang terserap dalam berbagai jenis pekerjaan dan tingkatan

keahllan tersebut direncanakan mencapai 27 orang, jurnlah tenaga kerja dan jenis

lapangan usaha yang tebuka untuk kedua jenis kegiatan pada tahap konstruks

adalah murni dampak kegiatan

3.1.1

Dampak yang diturunkan melalui komponen lingkungan fislk kimia kepada

komponen ingkungan hidup sosial bersumber dan pekerjaan pembangunan


tanggul, muara-muara sungai sungal Nibung. sungai selagat dan sungal raya

merupakan Jatur keluar maupun masuk saat masyarakat menggunakan kapa

nelayen untuk mencari ikan. Pada tahap konstruási juga diperkirakan dapr

memperbesar skala lapangan usaha yang ada, terkait dengan pengadaan bahan

Kesempatan kerja ini tampaknyo

kurang membuka lapangan usaha baru, karera

konstruksi umumnya mempunyai hubungan tetap

dengan perusahaan bahan bangunan tertentu

Lapangan usaha yang terbuka pada tahap konstruksi berlangsung dalam waktu

relatif singkat, tingkat intensitas dan sebaran dampak akan sangat bergantung pada

upaya pengelolaan dampaknya, serta kebiasan masyarakat sekitar. Karena tu

dampak lapangan usaha yang bersumber dari pembangunan tanggul dikategorikan

sebagai dampak positif penting (+P)

b. Perubahan Pendapatan Masyarakat

Dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap selama pembangunan fisik proyek

akan menimbulkan penambahan tingkat pendapatan ataupun mata

baru dan berdampak kedil bagi masyarakat. Namun pendapatan ini hanya dinkmat

oleh sebagian penduduk setempat mengingat bahwa sebagian pekerja yang diserop

merupakan pekerja dari daerah lain Selain tu lamanya dampak berlangsung

sangat singkat hanya selama kegiatan fisk proyek berlangsung Berdasarkan

ukuran dampak penting maka untuk perubahan pendapatan masyarokat berat

positif dan merupakan dampak tidak penting (+TP)

pencaharian

c. Perubahan Persepsi Masyarakat

Kegiatan penermaan tenaga kerja pada saat konstruks dapat menimbuikarn


kecemburuan sosial masyarakat sekitar jika tidak diutamakan dilibatkan delam

pembangunan proyek baik sebagal tenaga buh maupun sebaga tenaga

keamanan. Pada saat konstruksi banyak sekali material atau bahan bangunan yarg

masuk lokasi sehingga cukup rawan tecjadinya pencurian, Hal tersebut bertangsung

sementara dan dengan intensitas yang sedang sehingoa dibobotkan sebaga

dampak negatif penting (-P)

3.1.2

Mabillsasi Peralatan Kerja dan Material Bangunan

a. Gangguan Kualitas Udara

Penurunan kualitas

kendaraan yang berlangsung pada saat mobilsasi bahan material bangunan dan

perlatan berat dan perlatan kerja. Adanya kegiatan transportasi kendaran

pengangkut material selama pelaksanaan konstruksi secara langsung akan

menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan debu dan pembuangan gas buang

(CO, Nor dan so,) yang berasal dari pembakaran bahan bakar sejumlah kendaraan

yang dioperasikan baik di tapak kegiatan maupun sepanjang jalur jalan yang

dilaluinya.

timbul sebagai akibat dari kegiatan transportasi

Debu merupakan material halus yang berterbangan di udara oleh gerakan mekanik

angin yang secara mikro juga dipengaruhi oleh gerak kendaraan angkut. Material ini

dapat berasal dari badan jalan dan dapat pula berasal dari material yang dibawa

oleh kendaraan

pengangkut material seperti truk pasir, truk kerikil dan lain-lain.


Emisi pencemaran gas dan partikulat terutama berasal dari operasional angkutan

maupun alat berat dan ringan yang menggunakan bahan bakar solar maupun

bensin pada saat konstruksi berlangsung. Emisi gas (seperti CO, NO, SO) dan

partikulat berasal dari pembakaran bahan bakar tersebut.

Prediksi konsentrasi pencemar di udara ambien pada tahap konstruksi relatif sulit

dilakukan dengan tepat, karena banyak sekali faktor ketidakpastian yang

mempengaruhi kondisi prediksi. Prediksi tersulit adalah berkaitan dengan perkiraan

konsentrasi debu terbang akibat mobilisasi kendaraan proyek yang bersifat fugitive

atau sulit untuk dikuantifikasi. Perkiraan peningkatan konsentrasi pencemar di udara

ambien saat konstruksi hanya dapat didekati dengan memprediksi jumlah

laju emisi pencemar yang akan dihasilkan.

Oleh karena itu, dipandang dari faktor-faktor di atas, kegiatan pada masa konstruksi

kurang menimbulkan dampak yang cukup berarti terhadap gangguan kualitas udara

di sekitamya, maka tergalong negatif tidak penting.

b. Gangguan Kebisingan

Pada masa konstruksi, kegiatan yang didentifikasi akan meningkatkan nilal

kebisingan adalah kegiatan mobilisasi peralatan kerja dan material bangunan.

In-4

Dalam kegiatan tersebut diperlukan peralatan-peralatan berat atau alat konstnás

yang nilai kebisingannya diperkirakan seperti yang tercantum dalam Tabel III-1.

Tabel 11I-3 Prakiraan Tingkat Kebisingan Akibat Kegiatan Mobilisasi

Peralatan Kerja dan Material Bangunan pada Bertagaí Jarak dari

Sumber Bising

Kebisingan

(OBA)
Puncak 76 152 30.5 61,0 12,0 244.0 46,0

78 721661 601 54|48|42

108 94 88 8276 54 4842

Pick

96 82 76 70 64 58 52 46

Berdasarkan tabel pendugsan tingkat kebisingan pada tahap konstruksi, dapat

dihat bahwo pade jarak 500 m dari sumber, kebisingan rata-rata mencapai 42-58

B Wayah penyebaran kebisingan ini relatif sempit(500 m dari tempat

kegiatan), sehingge wilayah dampaknya masih terbatas dalam wilayah kerja proyek

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di lokasi kegiatan seperti ditunjuikan pada

Tabel III-2

No

52.5

54.5

53.5

: 2009

Dengan baku mutu tingkat kebisingan 60 dECA), Keputusan Menters Lingkungan

Hidup No. Kep. 48/MENLH/1996 Lampiran tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan

untuk Pemerintah dan Fasilitas Umum diperoleh batwa hasil pengukuran kebisingan

baik untuk semua lokas

yang berlaku. Sedangkan berdasarkan prakiraan tingkat kebisingan yang

ditunjuákan pada Tabel 111-1 bahwa pada jarak 100 meter dari lokasi kepiatan,

gan telah mermenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu antara 54-58 dB(A)

oleh karena itu, dipandang dari faktor faktor diatas, kegiatan pada masa
konstrulksi kurang menimbukan dampak yang oukup berarti terthadap peningkatan

kebisingan di sekitanye, maka tergolong negatif tidak penting

3.1.3 Pematangan Lahan dan Konstruksi Tanggul serta Perbaikan dan

Rekonstruksi Drainase

a. Perubahan Kualitas Udara

Dari aspek fisik kimia kegiatan pembersihan lahan berupa penebangan pohon dan

pemberahannya, serta perataan lahan, konstruksi tanggul serta perbaikan dan

rekonstruksi drainase diprakirakan berdampak pada penurunan kualitas udara akibat

pencemaran debu terutama apabila kegiatan ini dilaksanakan pada musim kemarau.

Berdasarkan data kondisi udara pada rona lingkungan awal, umumnya kondisi udara

di wilayah studi masih di bawah ambang batas sesuai dengan PP 41/1999. Dengan

adanya pencemaran debu selama kegiatan konstruksi dengan intensitas cukup

tingg, maka diprakirakan akan menimbulkan penurunan kualitas udara. Khususnya

untuk parameter debu (adanya peningkatan terhadap parameter debu).

Dampak perubahan kualitas udara ini dikategonikan sebagal dampak negative

penting (-P) terhadap kegiatan konstruksi tanggul, Jalan dan drainase karena

manusia yang terkena dampak akup banyak bak dan masyarakat yang tinggal d

di sepanjang rencana tanggul. Luas persebaran yang cukup kuas di sepanjang 28

km rencana pembangunan tanggul, namun dengan intensitas yang rendah dengan

sifat yang dapat dipulihkan.

b. Gangguan Kebisingan

Kegiatan pematangan lahan diantaranya adalah menghilangkan tanah penutup

sehingga dibutuhican jenis alat berat yang beraneka ragam, konstruksi tanggu

serta perbalkan dan rekonstruksl drainase berdampak pada gangguan kebisingan


akibat aktvitas alat-alat berat serta aktivitas konstruksi lainnya.

Dalam kegiatan tersebut akan dioperasikan peralatan-peralatan berat atau alat

konstruksi yang nilai kebisingannya diperkirakan seperti yang tercantum dalam

Berdasarkan tabel pendugaan tingkat kebisingan pada tahap konstruksi, dapat

dilinat bahwa pada jarak 500 m dari sumber, kebisingan rata-rata mencapal 42-58

d8 Wilayah penyebaran kebisingan ini relatií sempit ( 500 m dan tempat

kegiatan), sehingga wilayah dampaknya masih terbatas dalam willayah kerja proyek

11-6

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di lokasi kegiatan seperti ditunjukkan pada

Tabel II-2.

Dengan baku mutu tingkat kebisingan 60 dB(A), Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup No. Kep. 48/MENLH/XI/1996 Lampiran tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan

untuk Pemerintah dan Fasilitas Umum diperoleh bahwa hasil pengukuran kebisingan

baik untuk semua lokasi menunjukkan bahwa masih berada di bawah baku mutu

yang berlaku. Sedangkan berdasarkan prakiraan tingkat kebisingan yang

ditunjukkan pada Tabel II-1 bahwa pada jarak 100 meter dari lokasi kegiatan,

nilai kebisingan telah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu antara 54-58

dB(A). Oleh karena itu, dipandang dari faktor-faktor di atas, kegiatan pada masa

konstruksi kurang menimbulkan dampak yang cukup berarti terhadap peningkatan

kebisingan di sekitarnya, namu karena intensitas yang cukup tinggi dari kegiatan

konstruksi maka dampak gangguan kebisingan tergolong sebagai dampak negatif

penting (-P).

c. Peningkatan Erosi dan Sedimentasi


Akibat pengerukan sedimen tanah/ pasir maka diperkirakan akan ada material hasil

pengerukan yang terbawa arus dan berpindah pada lokasi lain yang bergantung dari

pola arus yang disebabkan oleh pasang surut, sehingga menyebabkan

pendangkalan di bagian lain dari pantai yang ada di sekitar wilayah studi.

Sumber material sedimen di suatu perairan dapat berasal dari beberapa sumber

seperti pecahan karang, material sedimen yang berasal dari darat yang terbawa

oleh aliran sungai penimbunan/ pengerukan balk berupa sedimen bedload (sedimen

dasar) maupun sedimen tersuspensi. Dalam perairan sebaran material-material

sedimen tersebut akan sangat dipengaruhi oleh pola hidrodinamika laut sepert

gelombang dan arus. Suatu daerah akan mengalami sedimentasi maupun erosi akan

tergantung dari faktor-faktor di atas. Pantai dapat mengalami proses sedimentasi

apabila pantai tersebut banyak material sedimen yang terendapkan dan panta

dapat mengalami proses erosi apabila pantal dalam kondisi terabrasi.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sumber sedimen di daerah ini sangat

besar diperkirakan akan ada hasil pengerukan yang terbawa arus dan berpindah

pada lokasi lain yang bergantung dari pola arus sehlingga menyebabkan

pendangkalan di bagian lain dari pantai yang ada di sekitar wilayah studi

Dengan adanya kegiatan pembuatan tangg dan pengenukan areal

selama proses konstruksi diperkirakan dapat mempengaruhi sumber

material sedimen pada perairan muara sungai selagat, sungai raya dan sunga

nibung. Lumpur hasil kenuk yang terakumulas berpotensi terkontaminas

logam

lainnya. Disamping itu jumiah sedimen yang mengalami proses disperse


kemungkinan besar bertambah, sehingga diperkirakan dampak yang ditombulkan

negatif penting (-P).

d. Gangguan Kualitas Air Laut

Kegiatan yang diprakirakan membenikan dampak terhadap peningkatan nila

padatan tersuspensi total (TSS-Total Suspended Solie adalah kegatan

Dampak penurunan kualitas air laut pada tahap konstruksi merupakan dampak

langsung dari kegiatan pengerukan dan pembuangan sedimen pasir serta kegiatan

tanggul. Kegiatan ini diperkirakan dapat meningkatkan kadar kekeruhan air laut

terutama di perairan

Teluk Radang sepanjang 28 km. Kondisi rona awal lingkungan pada saat dilakukan

pengambilan sampel kualitas air laut, yang mendinikan tingkat kekeruhan adalah

Turbidity (NTU) sekitar 109 194 NTU, nilai tersebut telah melebihi nillai ambang

baku mutu sebesar 5 NTu.

Dengan demikian akan terjadi perubahan kualitas air laut Mengingat rendahnya

intensitas dampak yang disebabikan oleh gangguan penurunan kualitas air laut

maka dampak tersebut dinilai bersifat negatif dan tidak penting (-TP)

d. Gangguan Kualitas Air Sungal

Kegiatan konstruksi tanggul diperkirakan akan mengakibatkan dampak terhadap

penubahan kualitas air sungai di bagian hilir di sekitar proyek. Kondisi rona awal

ingkungan pada saat dilakukan pengambilan sampel kualitas air sungal, yang

mencirikan tingkat kekeruhan adalah TSS (Total Suspended Solid) atau total

padatan tersuspens adalah padatan yang tersuspensi di dalam air. Materi yang

tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air sungai karena

mengurangi penetrasi mataharl ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang

menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisasi produser. TSS sekitar 155


173 mg/lt, nilal tersebut telah melebihl nilal ambang baku mutu sebesar 50 mg/l,

nilat yang melebihi ambang batas terjadi di lokasi pengamatan sungai raya dan

sungai selagat, peningkatan kekeruhan terjadi akibat keglatan manusia di bagian

hulunya, sedangkan di sungai nibung masih di bawah nilail baku mutu yang telah

ditetapkan. Berdasarkan manusia yang terkena dampak maka dampak yang

ditimbulkan dari kegiatan ini diperkirakan sebagai dampak negatif penting (-P).

o. Perubahan Hidrooceanograf

Kegiatan konstruksi tanggul berada di sepanjang pantal sehingga menyebabkan

hidrodinamika laut secara signifikan. Keberadaan tanggul tersebut

diprakirakan akan mempengaruhi pola arus yang disebabkan oleh pasang surut.

Terutama pada daerah yang langsung berbatasan dengan garis pantai dan tidak

terdapat mangrove sebagal penghalangnya. Perubahan kondisi hidrooseanograf

tersebut akan berjalan seiring dengan perubahan garis pantainya. Pada kondisl

normal hal tersebut kemungkinan dapat terjadi namun dalam waktu yang lama.

Dengan adanya kegiatan pembuatan tanggul, kondisi perubahan tersebut

diprakirakan akan menjadi lebih cepat. Dengan demikian, adanya pembuatan

tanggul terutama pada wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantal,

akan berdampak penting dan dapat mengakibatkan peningkatan abrasi pantai

yang bersifat negatif (-P)

f. Gangguan Terhadap Mangrove

Kegiatan tahap konstruksi yang diperkirakan menimbulkan dampak penting

langsung, terhadap komponen biologi adalah terganggunya dan menurunnya


kerapatan jenis mangrove antara lain kegiatan pembukaan/ pematangan lahan,

pengerukan sedimen pasir, kegiatan konstruksi tanggu

Pada tahap konstruksi, dampak yang bersifat langsung terhadap komponen biologl

adalah terganggunya dan menurunnya kerapatan serta dapat hilangnya vegetasi

pantai berupa vegetasi mangrove dan berpindahnya satwa penghuni habitat

mangrove, yang diperkirakan akan dapat terjadi akibat adanya kegiatan

pembukaan/ pematangan lahan, pengerukan sedimen pasir, konstrulksi tanggul, dar

pembuangan sedimen

Kondisi saat ini di lokasi rencana pembangunan tanggul, vegetasi pantail mangrove

tergolong rendah. Keanekaragaman jenis yang dijumpai tergolong sangat rendah

dan relatif dominan hanya 3 jents. Adapun tumbuhan pantai/ mangrove yang

berupa pohon didominasi Rncoora apicuiata ditemukan pada formasi hutan

11n.9

mangroye terdepan, sedangkan Sreroti aho dan Avars dk

selimpahan yong bdak terlalu tingi Diperkurakan betberapa jeis veget

mangrove akan hilang pada seal pembukaary pemalangan lahan

perka

Darpak kegiatan pembudtany pemsdangan iahan, peingenkan sedimen

konstrusu tanggul paa tahap korstruisi ini terhadap Homponen flora berpe

hiling dan menurunnyo kerapatan jenis mangrove di sepanjang tangus 28 hn

12 Ha dikategonikan negatif penting (P)

Air

Dampak ginguan terhadap bilota air (plankton dan bevto) merupakan dampak
turunan dan terjadioya perubahan kualitas ar laut. Dan prakraan dampak terhadap

perubahan kualitas air laut diprakirakan tidak mengalami penubathian kualitas yang

Dengan intensitas kegiatan yang rendah, dlprakirakan gangguan terhadap biate a

oleh perubahan kualitas air laut yang dialbatkan masulnya alran

or dar areal penyiapan lafian dan waktu pelaksanaan kegjistan kontruksi yang

relatil sebentar maka dampak gangguan terhadap biota air dikategonikan sebagal

dampak negatif tidak penting (-TP)

h. Perubahan Lalulintas Darat

Gangguan terhadap falulintas darat merupakan dampak langaung yang dialubatkan

oleh meningkatnya kegiatan di kawasan pembangunan tanggui pada tahap

konstrusi, sehingga akan meningkatkan kepadatan arus lalu Iintas di jalan yang

terletak di selitar proyek, sehingga dampak terhadap lalu lintas darat

kegiatan ini akan memberikan beban terhadap badan jalan, baik itu yang

telah diaspal ataupun tidak. Badan jalan yang beraspal akan mengalami kerusakan

bulk retak, pecah atau berlubang Demikian pula badan jalan yang tidak beraspal

Akbatnya akan timbul banyak lubang di jalan raya dan menyebabkan

idak lancanya ane kendaraan roda duaj enipat baik umum maupun pribadi yang

pergi dar dan nenugu wilayah sektar wilayah proyet.

Dilihot dan frekweral kendaran penganghiut yang berkisar 4-6 kal

hal tersebut akan sigrafikan menaikkan frekuens lalulintas pada jalan jalan tersebut akan tetapi dilihat
dari lingkungan pemukiman yang terkena dampak

10 10

yang merupakan kawasan lalu lintas darat yang cukup padat maka dampak ini

tergolong dampak negatif penting (-P)


3.2 Tahap Operasi

3.2.1 Pemanfaatan Tanggul

a. Gangguan terhadap Mangrove

Kegiatan tahap operasi yang diperkirakan menimbulkan dampak negatif penting

langsung, terhadap komponen biologi adalah terganggunya dan menurunnya

kerapatan jenis mangrove antara lain kegiatan operasional tanggul Namun

dampak berbalik menjadi positif, jka dilakukan kegiatan penanaman kembali

tanaman mangrove di sekitar lokasi tanggul sebagai upaya pencegahan erosi dan

sedimentasi dan perubahan pola hidrooseonograf

Kondisi saat ini di lokasi rencana pembangunan tanggul, vegetasi pantai/ mangrove

tergolong rendah. Keanekaragaman jenis yang dijumpai tergolong sangat rendah

dan relatif dominan hanya 3 jenis. Adapun tumbuhan

berupa pohon didominasi Rnizopora apcutaa ditemukan pada formasi hutan

mangrove terdepan, sedangkan Sonneraia altba dan Aicenmia mana ditemukan

pada formasi vegetasi berikutnya. s. alba

kelimpahan yang tidak terlalu tinggi

pantai mangrove yang

dan A, marnna ditemukan dengan

Dampak kegiatan operasional dan pemeliharaan tanggul serta jalan ini terhadap

keberadaan tanaman mangrove di sepanjang tanggul 28 km dengan asumsi 42 Ha

dikategorikan negatif penting (-P)

b. Porsepsi Masyarakat

Dampak persepsi masyarakat dari pemanfaatan dan operasional tanggul . Berkaitan

dengan pemanfaatan dan pengoperasian tanggul kemungkinan pertumbuharn

pemukiman disekitar lokasi kegiatan akan meningkat, disamping itu berkurangnya


tempat budidaya tambak dan pertanian/perkebunan akan mempengaruhi

matapencaharian masyarakat sekitar, Dengan jangka waktu yang relatif lama

selama tahap pasca operasi, sebaran dampak yang cukup luas dan jumlah orang

yang terkena dampak cukup besar maka dampak persepsi masyarakat dapat

dikategorikan sebagai dampak negatif penting (-P). Karena itu, dampak inl perlu

dikelola secara arif, sesuai dengan karakteristik penduduk sekitar

c. Perubahan Lalu Lintas Darat

Pada tahap operasi keberadaan tanggul akan memberikan dampak positbf terhadap

kondisi lalu lintas darat yang menggunakan jalur jalan yang dibangun di sebelah

tanggul. Dampak ini akan meningkat seiring dengan semakin meningkatrya

frekuensi lalu lintas yang mempergunakan jalur jalan ini sebagai prasarana

transportasi baik menggunakan kendaraan roda 4 atau roda 2.

Kegiatan operasional tanggul ini juga memberikan dampak terhadap kondisi lalu

lintas yang menggunakan jalur jalan yang sudah ada. Dengan beroperasi tanggul

maka masyarakat dapat memilih jalur jalan yang akan dilalui, sehingga beban jalan

dapat terbagi dan tidak menumpuk di salah satu jalur jalan.

Berdasarkan kriteria penting tidaknya dampak menunjukkan bahwa masyarakat

yang terkena dampak cukup banyak, yaitu masyarakat pengguna jalan di

Kecamatan Kundur dan Kundur Utara dan orang-orang yang berkunjung ke Pulau

Kundur. Dampak memberikan sebaran relatif terbatas dan intensitas dampak yang

rendah. Dampak perubahan lalu lintas darat dikategorikan sebagai dampak positif

pernting (+P)
Pengoperasian dan Pemeliharaan Tanggul

a. Gangguan terhadap Mangrove

Dampak gangguan terhadap keberadaan mangrove di sepanjang jalur jalan yang

telah beroperasi dapat memberikan dampak negatif maupun positif. Dampak negatif

jika dengan beroperasinya tanggu, keberadaan mangrove menjadi terganggu,

sebaliknya keberadaan mangrove dapat berkembang dengan dilkukannya

penanaman kembali pada areal yang memungkinkan, sehingga keberadaan

3.2.2

Berdasarkan kriteria pentingnya dampak menunjukkan bahwa dampak terhadap

mangrove memberikan dampak terhadap masyarakat, khususnya para nelayan yang

di sekitar lokasi tanggul yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Dampak ini

intensitasnya rendah dan dampak berlangsung selama tanggul beroperasi dengan

sebaran dampak yang tidak terlalu luas. Oleh karena itu, dampak gangguan

ternadap keberadaan mangrove dikategorikan sebagal dampak negatif penting

b. Perubahan Persepsi Masyarakat

Kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan tanggul memberikan dampak terhadap

perubahan persepsi masyarakat merupakan dampak langsung yang dapat berupa

dampak positif maupun negatif. Jika kegiatan pemeliharaan secara rutin tetap

dijaga, sehingga kelancaran transportasi darat tetap lancar maka dampak yang

muncul merupakan dampak positif, sedangakan apabila operasional tanggful dan

jalan tidak dipelihara secara rutin sehingga mengganggu kelancaran transportasi

darat maka menjadi dampak negatif terhadap persepsi masyarakat


9

Dampak pemeliharaan transportasi darat ini dikategorikan sebagai Dampak Positif

Penting (+P) terhadap perubahan persepsi masyarakat karena manusia yang

terkena dampak cukup banyak baik dari masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi

tanggul maupun masyarakat di Pulau Kundur yang merasakan manfaat terhadap

beroperasinya tanggul

Selengkapnya, hasil prakiraan dampak penting hipotetik menjadi dampak penting

dan tidak penting dapat dilihat pada Tabel III-3.

Tabel III-3

Matrik Identifikasi Dampak Penting

Kegiatan

Konstruksi

Operasi

A. FISIK-KIMIA

3. Kualitas Air Laut

4. Kualitas Air Sungai

B. BIOLOGI:

7. Flora dan Fauna darat

8. Biota laut
9. Hutan

C. SOSIAL EKONOMI BUDAYA :

10

+P +P

-P

+P

+TP

D. TRANSPORTASI

1. Mobilisasi tenaga kerja

2. Mobillsasi peralatan kerja konstruksi dan material bangunan

3. Pembukaan/pematangan lahan

4. Kegiatan konstruksi tanggul

5. Kegiatan perbaikan dan konstruksi drainase

6. Pemanfaatan tanggul

7. Pengoperasian dan pemeliharaan tanggul

IIT-14

BAB IV

EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK

LINGKUNGAN

Metode evaluasi dampak penting dilakukan secara holistik untuk menentukan

kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup, dengan atau tanpa syarat

perlunya pengelolaan lingkungan. Evaluasi dampak penting secara holistik adalah


telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak penting, baik positif maupun

negatif ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling

mempengaruhi sehingga dapat diketahui sejauh mana pertimbangan dampak

penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif. Telaahan secara

holistik ditujukan pada komponen lingkungan hidup yang diperkirakan mengalami

perubahan mendasar menggunakan metode evaluasi dampak penting yang lazim

digunakan dalam ANDAL sesuai keperluannya

Metode evaluasi dampak penting yang lazim digunakan dalam ANDAL adalah

Metode Bagan Alir Dampak Penting. Berdasarkan Bagan Alir Dampak Penting

tersebut dapat diketahui mana dampak langsung dan mana pula dampak tidak

langsung. Dampak penting yang dihasilkan dari evaluasi dampak penting secara

holistik ini merupakan dampak penting yang harus dikelola lebih lanjut.

Kemudian tujuan evaluasi dampak penting adalah untuk membantu

menyimpulkan hasil kajian ANDAL bagi keperluan pengambilan keputusan

tentang kelayakan lingkungan dan arahan untuk penyusunan program

pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (RKL-RPL). Oleh karena itu

dalam melakukan evaluasi dampak penting perlu memperhatikan telaahan

terhadap dampak penting dan arahan sebagai dasar pengelolaan dampak.

Secara lebih jelas, dampak-dampak penting yang diprakirakan terjadi dari

kegiatan pembangunan Tanggul Tanjungbatu-Teluk Radang Sepanjang 28 km

dapat dilihat pada Gambar IV-1.

IV-1

TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP KEGIATAN

TARAP OPERANE

ENIS KEGIATAN

tenaga

kera

Pemalangn Lahan

brane

DAMPAK PRIMER

TarbukanyaTertukanya

kesemipetan empatan

kuitas utora

kega

DAMPAX

SERUNDER

DAMPAK TERSIER

Bagan Allr Dampak Penting Kegiatan Pembangunan Tanggul Tanjungbatu-Teluk Radang

Gambar Iv-1

4.1 EVALUASI DAMPAK

Kualitas Udara dan Kebisingan

Telah diketahui bahwa kegiatan konstruksi tanggul serta prasarana lainya

menimbulkan dampak penting terhadap perubahan kualitas udara dan

4.1.1

gangguan kebisingan berasal dari kegiatan konstruksi tanggul yang melibatkan


alat-alat konstruksi yang menyumbang gas dan debu. Gas polutan dihasilkan

dari pembakaran bahan bakar minyak kendaraan dan debu timbul akibat

gerakan atau hilir mudik kendaraan. Kenaikan kadar debu di udara diperkirakan

makin tinggi apabila terjadi pada hari-hari kering yang relatif panjang.

Peningkatan kadar debu tersebut akan memberikan dampak turunan terhadap

kenyamanan penduduk sehingga dapat berakibat naiknya jumlah penderita

penyakit saluran pernapasan (ISPA), kondisi kamtibmas berupa gangguan

lingkungan yang menyebabkan timbulnya persepsi negatif masyarakat terhadap

kegiatan konstruksi tanggul

Erosi dan Sedimentasi

4.1.2

Dampak peningkatan erosi dan sedimentasi berasal dari kegiatan konstruksi

tanggul serta kegiatan perbaikan dan rekonstruksi drainase. Pada kondisi rona

lingkungan hidup awal, lokasi proyek adalah berupa habitat binaan/lahan

perkebunan dan mangrove, akan tetapi dengan adanya kegiatan konstruksi

tanggul menyebabkan pergeseran fungsi lahan dari habitat binaan menjadi

lahan terbangun. Dengan demikian akan terjadi peningkatan erosi dan

sedimentasi.

Dampak peningkatan erosi dan sedimentasi ini akan memberikan dampak

turunan terhadap perubahan kualitas air permukaan. Peningkatan erosi dan

sedimentasi akan meningkatkan padatan tersuspensi (TSS) di dalam air

permukaan sehingga menyebabkan penurunan kualitas air permukaan.

Kualitas Air Permukaan

4.1.3

Kualitas air permukaan merupakan dampak turunan dari meningkatnya erosi dan
sedimentasi. Peningkatan kekeruhan dan TSS di air permukaan menyebabkan

penurunan kualitas air permukaan. Dampak ini jika tidak dikelola dengan baik

dapat menimbulkan dampak perubahan persepsi masyarakat terhadap kegiatan

Iv-1

pembangunan tanggul yang semula mendukung bisa jadi tidak mendukung

bahkan menimbulkan kecemburuan masyarakat setempat, keresahan

masyarakat, dan akhirnya bila tidak tertangani baik dapat menimbulkan konflik

4.1.4 Hidrooseanograti

Kegiatan konstruksi dan operasional tanggul sedikit banyak akan memberikan

dampak terhadap perubahan hidrooseanografi seperti perubahan arus air laut

dan gelombang

Keberadaan tanggul tersebut diprakirakan akan mempengaruhi pola arus yang

disebabkan oleh pasang surut. Terutama pada daerah yang langsung berbatasan

dengan garis pantai dan tidak terdapat mangrove sebagai penghalangnya

Perubahan kondisi hidrooseanografi tersebut akan berjalan seiring dengan

perubahan garis pantainya. Pada kondisi normal hal tersebut kemungkinan dapat

terjadi namun dalam waktu yang lama. Dengan adanya kegiatan pembuatan

tanggul, kondisi perubahan tersebut diprakirakan akan menjadi lebih cepat

4.1.5 Mangrove

Kegiatan tahap konstruksi yang diperkirakan menimbulkan dampak penting

langsung, terhadap komponen biologi adalah terganggunya dan menurunnya

kerapatan jenis mangrove antara lain kegiatan pembukaan/ pematangan lahan


pengerukan sedimen pasir, kegiatan konstruksi tanggul. Dampak langsung ini

berupa terganggunya dan menurunnya kerapatan serta dapat hilangnya vegetas

pantai berupa vegetasi mangrove dan berpindahnya satwa penghuni habitat

mangrove

Sedangkan pada saat tahap operasi dan pemeliharaan tanggul , diupayaka untuk

melakukan penanaman kembali vegetasi mangrove untuk menggantikan areal

mangrove yang terganggu dari kegiatan penbangunan tanggul Kegiatan

penanaman kembali mangrove diharapkan dampak memberikan dampak positif

terhadap keberadaan mangrove, sehingga keberadaan mangrove di sekitar

lokasi tanggul tetap terjaga

IV-2

4.1.6 Kesempatan Kerja

Muncuinya dampak terbukanya kesempatan kerja terhadap kegiatan

pembangunan tanggul berasal dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruks.

Dampak dari mobilisasi tenaga kerja memberikan dampak positf. Sedangkan

saat pelepasan pekerjaan sebaga tenaga kerja konstruksi dihara

masyarakat akan dapat membuka usaha lain nantinya untuk meningkatkan

kesejahteraan.

Sehubungan itu, maka diperiukan pengelolaan terhadap dampak kesempatan

kerja perlu dilakukan secara optimal

4.1.7 Kesempatan Berusaha

Peluang buka usaha selama kegiatan pembangunan tanggul sama dengan


kesempatan kerja yaitu kegiatan mobilisasi tenaga kerja untuk tahap konstruksi.

Karena dengan adanya masyarakat yang bekerja atau tenaga kerja lainnya dapat

menyebabkan masyarakat disekitarnya akan membuka usaha seperti kebutuhan

harian. Dampak terhadap kesempatan usaha merupakan dampak positif, namun

bila kegiatan ini tidak beroperasi lagi akan menyebabkan penurunan kesempatan

usaha, sehingga menjadi dampak negatif lagi

Sehubungan dengan terbukanya kesempatan usaha memberikan perubahan

pendapatan masyarakat, oleh karena itu, diperlukan pengelolaan terhadap

dampak terbukanya kesempatan usahakan agar lebih optimal

4.1.8 Persepsi Masyarakat

Munculnya persepsi masyarakat akibat rencana kegiatan pembangunan tanggui

Tanjungbatu-Teluk Radang sejauh 28 km berasal dari kegiatan mobilisasi tenaga

kerja selama konstruksi. Dampak terbukanya kesempatan kerja maka dapat

memberikan dampak sekunder berupa munculnya persepsi bahwa masyarakat

akan dapat bekerja di kegiatan konstruksi pelabuhan di Pulau Kundur

Sehubungan dengan dampak terbukanya kesempatan kerja dan kesempotan

benysaha akan memberikan peningkatannya sangat keci, maka diperlukarn

perngeloiaan terhadap dampak kesempatan usaha agar lebih optimal

mEAa

Selain itu, dampak perubahan persepsi masyarakat juga disebabkan kegiatan

operasional dan pemeliharaan tanggul baik berupa dampak positif maupun

dampak negatf
Sehubungan dengan dampak perubahan persepsi masyarakat akan kepastian

kepada masyarakat pengguna transportasi darat untuk memberikan

peningkatannya sangat kecil, maka diperlukan pengelolaan terhadap dampak

perubahan persepsi masyarakat.

4.2

ARAHAN PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Evaluasi dampak diarahkan untuk memahami sepenuhnya hubungan sebab

akibat antara rencana kegiatan dengan komponen lingkungan yang menerima

aklbat dampak penting. Dengan demikian dapat diketahui sumber dampak yang

menjadi sebab timbulnya dampak negatif penting terhadap komponen

lingkungan, serta sifat dampaknya apakah dampak langsung atau dampak tidak

langsung. Hubungan sebab akibat dapat digambarkan dalam suatu bagan alir

dampak penting sehingga dapat diketahui sumber dampak dan dampak penting

yang ditimbulkannya dan komponen lingkungan mana yang paling terkena

dampak penting. Dampak penting yang timbul dalam ANDAL ini digambarkan

dalam bagan alir dampak penting, sedangkan dampak yang tergolong dampak

kurang penting tidak tercakup dalam gambar ini. Bagan allr dampak penting

sebagal dasar evaluasi dampak penting dapat disajkan dalam Gambar IV-1.

alir dampak penting ini dapat ditentukan arah pengelolaan dan pemantauan

masing-masing dampak penting yang memang perlu dikelola lebih lanjut,

sekaligus menjadi dasar penyusunan RKL-RPL

Pedoman dan Arah Pengelolaan Dampak Tahap Konstruksi

4.2.1

4.2.1.1 Pedoman dan Arah Pengelolaan dari Kegistan MobilisasiTenaga Kerja

Kegiatan tahap konstruisi pembagunan tanggul berdampak perting terhadap


kesempatan kerja adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi.

adapun arahan pengelolaan lingkungan :

Menyampaikan informasi tentang terbukanya kesempatan kerja dalam

proyek pembangunan tanggul untuk masyarakat lokal melalui Kelurahan,

Kantor Kecamatan dan Kantor Tenaga Kerja.

Memprioritaskan tenaga kerja dari masyarakat setempat selama pengerjaan

pembangunan tanggul sepanjang mereka memenuhi persyaratan dan

kualifikasi

Selain itu, kegiatan tahap konstruksi tanggul juga berdampak penting terhadap

perubahan persepsi masyarakat adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja

konstruksi tanggul

Adapun arahan pengelolaan lingkungan:

. Mengelola untuk mengantisipasi dampak penting fisik-kimia, biologi, dan

sosial-ekonomi, budaya serta dari masing-masing komponen proyek

kegiatan.

Melanjutkan kegiatan informal dengan para pemimpin masyarakat sebagai

kemajuan kegiatan pengerukan untuk mempertahankan dukungan dari

masyarakat.

Melanjutkan untuk memberikan informasi kepada stakeholder yang relevan

dan masyarakat yang berpotensi terkena dampak selama kegiatan konstruksi

tanggul

Memberikan informasi kesempatan kerja dalam proyek konstruksi pelabuhan


kepada masyarakat sekitar lokasi pengerukan melalui kantor kelurahan dan

Kantor Kecamatan dan Kantor Tenaga Kerja

Memprioritaskan tenaga kerja dari masyarakat setempat selama bekerja

sepanjang mereka memenuhi

dałam kegiatan konstruksi tanggul

persyaratan dan kualifikasi.

4.2.2

Pedoman dan Arah Pengelolaan Dampak Tahap Operasi

Pedoman dan Arah Pengelolaan dari Kegiatan Operasional Tanggul

Kegiatan operasional tanggul dalam tahap operasi akan memimbulkan dampak

terhadap perubahan mangrove.

Untuk menangani dampak terhadap tersebut akan dilakukan pengelolaan

sebagai berikut:

4.2.2.1

Melakukan upaya penanaman kembali mangrove di lokas-Hokasi yang

memungkinkan mangrove tersebut dapat hidup dan berkembang

Selain itu kegiatan pengoperasian tanggul dan pemeliharaan tanggul juga

memberikan dampak meningkatkan kelancaran lalu lintas darat.

Arahan pengelolaan dampak meningkatnya kelancaran transportasi darat, antara

lain:

Melakukan pengelolaan terhadap operasional tanggul.

. Menyediakan rambu-rambu lalu lintas guna memperlancar jalan dan


mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Pedoman dan Arah Pengelolaan dari Kegiatan Pemeliharaan Tanggul

Kegiatan pemeliharaan tanggul dalam tahap operasi akan memimbulkan dampak

terhadap perubahan persepsi masyarakat

Untuk menangani dampak terhadap tersebut akan dilakukan pengelolaan

sebagai berikut:

4.2.2.2

Melakukan pengelolaan terhadap operasional tanggul guna menunjang

kelancaran operasional tanggul sehingga tidak terjadi kekecewaan

masyarakat pengguna tanggul

4.3

KELAYAKAN LINGKUNGAN

Berdasarkan kondisi rona awal dari setiap komponen lingkungan hidup dan

prakiraan dampak terhadap komponen lingkungan hidup berdasarkan setiap

sumber dampak atau kegiatan sebagai penyebab dampak, dilakukan evaluas

dengan menggunakan metode bagan alir, menunjukkan batwa kegiatan

pembangunan tanggul di Pulau Kundur dapat memberikan dampak postif

maupun dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan perlu dilakukan

pengelolaan untuk dilakukan sehingga semakin baik lagi, sedangkan dampak

negatif dapat dikelola untuk dilakukan minimalisasinya.

Hasil kajian dan telaahan dari pembangunan tanggul baik berdasarkan dokumern

Kerangka Acuan ANDAL (KA ANDAL) dan dokumen Analisis Dampak Lingkungan
Hdup (ANDAL), maka Kegiatan Pembangunan Tanggul Tanjungbatu-

Teluk Radang di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau dapat

dinyatakan layak lingkungan hidup.

Faktor-faktor yang menyatakaan kegiatan ini layak lingkungan adalah:

Rencana Kegiatan Pembangunan Tanggul di Kabupaten Karimun telah sesuai

dengan Rencana Tata Ruang Daerah Kabupaten Karimun.

1.

2. Prakiraan secara cermat dampak dari aspek fisik kimia, biologi, sosial,

ekonomi, budaya, dan tata ruang, pada tahap konstruksi, operasi, dampak

yang terjadi tergolong kecil dapat dilakukan pengelolaannya

3. Kemampuan Pemrakarsa sebagai penanggung jawab kegiatan dapat

melakukan penanggulangan dampak negatif penting yang akan ditimbulkan

dari usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan

teknologi, sosial, dan kelembagaan

4. Nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat akibat rencana Kegiatan

Pembangunan Tanggul di Kabupaten Karimun dapat dilakukan pengelolaan

sehingga dampaknya dapat diminimalisasi.

5. Rencana Kegiatan Pembangunan Tanggul di Kabupaten Karimun bdak

menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ade di

sekitar rencana kegiatan.

6. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dar

lokasi rencana Kegiatan Pembangunan Tanggul di Kabupaten Karimun,

setelah dilakukan pengelolaan sesuai dengan arahan pengelolaan


BAB V

DAFTAR PUSTAKA

APHA, 1980. Standard Methods For The Examination Of Water and Waste Water.

American Public Health Association, Washington D.C.

Canter, L.W. Environmental Impact Assessment. McGraw-Hill Science Engineering

1997

Cox, С.W., 1976, Laboratory Manual of General Ecology, Santiago State College

W.M.C. Brawn Company Published, Iowa.

Dwiono, A.P 2003. Pengenalan Kerang Mangrove, Geloina erosa dan Geloina

expansa. Oseana Volume XXVIII, Nomor 2, 2003: 31-38

Edmonson, w.T,, 1959 Freshwater Biology, John Willey and Sons, Inc., New York.

Hammer, W.I. 1980, Soil Conservation Consultant Report. Soil Research Institute

Indonesia Technical.

Hardjowigeno, 1987, Klasifikasi Tanah, Pusat Penelitian Tanah, Bogor.

James, A and Evison. 1978. River Biological Indicator of Water Quality. John Wiley

and Sons. Toronto.

Kinnon, J.Mac, 1988. Field Guide To The Bird Of East Asia and Sumatera, Gadjah

Krebs, C.J, 1989. Ecological Methodology. Harper Collin Publishers. University of

Landon, J.R., 1984. Tropical Soil Manual Reproduced with Kind Permission of

Lee, C.D. et.al, 1978. Benthic Macroinvertebrata and Fish as Biological Indicators

Mada University Press. Indonesia.

British Colurmbia

Booker. Tate Ltd., North America.

of Water Quality with Reference to Community Diversity Index


International Conference on Water Pollution Control, Bangkok.

Lembaga Dermografi Fakultas Ekonomi-UI, 2000. Dasar-dasar Demografi, Lembaga

Penerbit Fakullas Eonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Magrab, Edward B. 1975. Environmental Noise Control. John Wiley & Sons, New

York.

Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology 3rd edition. W.E. Sanders Company

Tokyo, Japan.

Pardiaz, S., 1992. Polusi Air dan Udara. Cetakan Pertama. Kanisius, Jogyakarta.

Ryadi, S, AL., 1982. Pencemaran Udara. Usaha Nasional, Surabaya.

Singgih, DS. 2010. Prosedur analisis stratifikasi sosial dalam perspektif sosiologi.

Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik, Vol. 20 No 1:11-22.

Soemarwoto, Otto. 2001. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Cetakan ke-7.

Gadjah Mada University Press, Jogyakarta

Soerianegara dan Indrawan, 1988. Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.

Stern, Arthur C, R.W. Boubel, D.B. Turner, D.L. Fox. 1984. Fundamental of Air

Pollution. Second Edition. Academic Press. Inc. Orlando-Florida.

Touber, L., Smailing, E.M.A, Andriesse, W. And Hakkeling, R.T, 1989, Inventory

and evaluation of tropical forest land. Guideliner for common methodology

Tropenbos Foundation, Ede.

Ward, H.B. and G.C. Whipple, 1965. Fresh Water Biology (Editor. W.T

Edmonson). 2nd Edition. John Willey and Sond Inc. N.Y.

Whittaker, R.H. 1975. Communities and Ecosystem, 2nd Edition, Mac. Milland
Publisihing Co. Inc. New York.

LAMPIRAN

Kesepakatan KA ANDAL Pembangunan Tanggul

Lampiran 1

Tanjungbatu- Teluk Radang di Kabupaten Karimun

Surat Rekomendasi Tata Ruang

Surat Rekomendasi Kehutanan

Data Hasil Analisis Laboratorium

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 1

Kesepakatan KA ANDAL Pembangunan

Tanggul Tanjungbatu- Teluk Radang di

Kabupaten Karimun

Anda mungkin juga menyukai