Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014

ISSN : 2339-1553

IDENTIFIKASI MATERI AJAR KEPARIWISATAAN SERTA


RELEVANSINYA DENGAN MATERI AJAR BAHASA INDONESIA
RAGAM KEPARIWISATAAN UNTUK SISWA KELAS X SMK
PROGRAM KEAHLIAN UPW DI KOTA DENPASAR
I Gede Nurjaya
Undiksha, Singaraja1
Surel : gedenurjaya@gmail.com)

Abstrak
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang berorientasi dunia kerja kepariwisataan untuk siswa kelas X SMK Program
Keahlian UPW di Kota Denpasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga)
tahun. Pada tahun pertama, metode yang digunakan adalah metode analisis dokumen, wawancara dan panel
group discussion. Hasil penelitian pada tahun pertama ini adalah sebagai berikut. 1) Materi pokok pelajaran
kepariwisataan terkait dengan program keahlian Usaha Perjalanan Wisata (UPW) di kelas X adalah materi
yang terkait dengan (a) pengantar kepariwisataan, (b) industri perhotelan, (c) sanitasi, hygiene, dan
keselamatan kerja, (d) public relation. 2) Pada keempat mata pelajaran tersebut terdapat beberapa materi
pokok yang dapat dijadikan tema dalam buku ajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Tema-tema tersebut
dapat diimplementasikan ke dalam bacaan pada buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SMK
khususnya Program Keahlian UPW dengan menggunakan teks. 3) Jenis teks yang dapat digunakan untuk
mengimplentasikan tema-tema sesuai mata pelajaran bidang Kepariwisataan adalah teks anekdot, teks
eksposisi, teks laporan hasil observasi, teks prosedur kompleks, teks negosiasi,
.

Kata kunci : bahan ajar, dunia kerja, kepariwisataan

Abstract
This research and development that the researcher has conducted was aimed at developing
Indonesian instructional materials oriented to jobs in tourism for the tenth grade students at SMK Program
Keahlian UPW in Denpasar city. To reach that goal, this study was conducted in 3 (three) years. In the first
year, the methods used were document analysis, interview, and panel group discussion. The results of study
in the first year were as follows: 1) the main materials of tourism related to program keahlian Usaha
Perjalanan Wisata (UPW) for the tenth grade are related to (a) introduction to tourism, (b) hotel industry, (c)
sanitation, hygiene, and safety at work, (d) public relation. 2) In all of the four lessons there are some main
materials that can be used as themes in the Indonesian textbook for the SMK students, especially for
Program Keahlian UPW by using texts 3) the types of text that can be used for implementing the themes that
are suitable for the lessons in the tourism field are anecdote, exposition, report of observation result,
complex procedural text and negotiation text.

Keywords: instructional materials, jobs, tourism.

Pendahuluan pendidikan ini seharusnya mengarah


kepada kesiapan peserta didik untuk terjun
Konsep pembelajaran bahasa
di dunia kerja yang ditargetkan. Pelajaran
sudah berkembang sampai kepada
bahasa Indonesia yang merupakan salah
pembelajaran bahasa untuk tujuan-tujuan
satu mata pelajaran pokok nonkejuruan
khusus. Hal ini dapat dilihat pada model
semestinya menunjang juga kesiapan
pembelajaran bahasa Inggris untuk tujuan
peserta didik untuk tujuan tersebut.
khusus (ESP). Pembelajaran bahasa
Indonesia semestinya juga mengarah Kurikulum untuk mata pelajaran
kepada model pembelajaran ini. Hal ini bahasa Indonesia pada satuan pendidikan
sesuai dengan amanat kurikulum pada SMK dengan jelas menekankan arah
jenjang SMK. pengajaran seperti di atas. Hal ini,
misalnya, dapat dicermati dari Standar
SMK adalah sekolah menengah
Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelaharan
yang lebih banyak mengarahkan
Bahasa Indonesia tingkat SMK seperti yang
lulusannya untuk siap bersaing di dunia
tercantum dalam KTSP dan kurikulum
kerja. Oleh karena itulah, mata pelajaran
sebelumnya selalu terkait “yang berkaitan
apapun yang diberikan pada satuan
dengan pekerjaan”, untuk semua jenis

35
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

keterampilan baik menyimak, berbicara, 2. Pembelajaran Bahasa untuk Tujuan


membaca, menulis. SKL ini memberikan atau Target Khusus
petunjuk bahwa pembelajaran bahasa Dalam khasanah pembelajaran
Indonesia pada semua jenis keterampilan bahasa, pembelajaran bahasa untuk tujuan
berbahasa diarahkan kepada kemampuan khusus telah dikembangkan pada
berkomunikasi dalam dunia kerja. Model pembelajaran bahasa Inggris, yang dikenal
pembelajaran bahasa seperti ini sudah dengan ESP (English for Specific
begitu intens diterapkan pada pembelajaran Purposes. ESP adalah suatu cara dalam
bahasa Inggris untuk tujuan khusus (ESP). mengajar ataupun belajar bahasa Inggris
Kenyataan yang ada sekarang, untuk subjek yang khusus dengan maksud
model pembelajaran dan juga segenap pekerjaan atau akademik. Jika
perangkat pembelajaran bahasa Indonesia kebutuhannya berbeda maka tujuannya
di SMK ternyata sama saja dengan model juga berbeda pula, misalnya bahasa Inggris
pembelajaran dan perangkat pembelajaran untuk Ekonomi, Sekretaris, Dokter, dan
pada sekolah umum (SMA). Bahkan, profesi lainnya.
Kurikulum 2013 lebih parah lagi dengan Konsep inilah yang mendasari dan
menyamakan materi dan model melandasi konsep pembelajaran bahasa
pembelajaran bahasa Indonesia SMK dan Indonesia, dengan dasar logika, bahwa
SMA untuk kelas X. Ini tentu sebuah teori dan konsep ESP juga dapat
kemunduran dalam pembelajaran bahasa diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa-
Indonesia untuk tujuan khusus. Pelajaran bahasa lain di dunia, termasuk bahasa
bahasa Indonesia kurang terlibat dalam Indonesia. Pembelajaran bahasa untuk
menunjang keahlian yang dibutuhkan oleh bidang Kepariwisataan yang menjadi
siswa setelah mereka memasuki dunia pembahasan dalam kajian ini secara mutlak
kerja. Ada kesan, pelajaran bahasa mengadopsi teori dan konsep ESP.
Indonesia sepertinya hanya merupakan Alasan penting terhadap
mata pelajaran wajib yang ikut di UN-kan. keberadaan ESP adalah revolusi dalam
Kesan ini tentu sangat negatif karena akan bidang Linguistik. Sementara para ahli
menimbulkan kekurangseriusan siswa linguistik tradisional menekankan kepada
maupun guru untuk mempelajari maupun penjelasan mengenai ciri bahasa, para
mengajarkan bahasa Indonesia. pionir revolusi dalam bidang linguistik mulai
Bahasa adalah alat komunikasi. memfokuskan kepada cara-cara
Oleh karena itu, belajar bahasa haruslah bagaimana bahasa digunakan dalam
belajar berkomunikasi. Komunikasi yang komunikasi sebenarnya. Hutchinson &
perlu lebih intens dipelajari tentu saja Waters (1987:10) menekankan “that one
komunikasi yang berkaitan dengan dunia significant discovery was in the ways that
kerja seseorang. Komunikasi umum spoken and written English very”. Hal ini
biasanya sudah bukan halangan untuk dengan kata lain berarti bahwa jika konteks
siswa setingkat SMK. dimana bahasa Inggris digunakan berbeda,
Untuk dapat membawa pelajaran maka variasi bahasa Inggris juga akan
bahasa Indonesia ikut menunjang skill yang berubah. Jika bahasa digunakan dalam
dibutuhkan lulusan SMK untuk terjun di situasi berbeda, maka penyesuaian
dunia kerja, maka pelajaran bahasa program pembelajaran bahasa untuk
Indonesia haruslah dikemas menjadi mata memenuhi kebutuhan peserta didik dalam
pelajaran yang aplikatif untuk bidang konteks yang khusus menjadi lebih
pekerjaan siswa nantinya. Pengemasan memungkinkan.
pelajaran itu membutuhkan segenap Huichinson & Waters (1987:10)
perangkat pembelajaran yang memiliki mengemukakan bahan kemunculan ESP
fokus yang sama yaitu meningkatkan tidak hanya berhubungan dengan linguistik
keterampilan siswa untuk di dunia kerja. tetapi juga berhubungan dengan psikologi.
Salah satu perangkat pembelajaran yang Fokusnya adalah tidak hanya berhubungan
penting adalah buku ajar. Mulai dari buku kepada metode pembelajaran bahasa saja
ajar yang menjadi pegangan siswa dan melainkan adalah bagaimana peserta didik
guru dalam mempelajari bahasa Indonesia memperoleh bahasa dan perbedaan-
dan sekaligus melatih keterampilan siswa perbedaan bagaimana bahasa diperoleh.
untuk terjun di dunia kerja, maka Peserta didik menerapkan strategi yang
pembelajaran bahasa Indonesia dapat lebih berbeda untuk skil yang berbeda dan
berorientasi dunia kerja siswa. termotivasi oleh minat dan keinginan yang
berbeda pula. Karena itu, fokus terhadap
kebutuhan peserta didik menjadi sama

36
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

besar dengan metode dalam mempelajari prinsip itu, perlu disadari bahwa setiap teks
pengetahuan linguistik. Menyusun program memiliki struktur tersendiri yang satu sama
khusus pembelajaran untuk memenuhi lain berbeda. Sementara itu, struktur teks
kebutuhan individu peserta didik merupakan cerminan struktur berpikir.
merupakan perkembangan yang alami dari Dengan demikian, makin banyak jenis teks
pemikiran ini. Inilah yang seharusnya yang dikuasai siswa, makin banyak pula
melandasi pembelajaran bahasa Indonesia struktur berpikir yang dapat digunakannya
di SMK, yaitu diarahkan kepada dalam kehidupan sosial dan akademiknya.
pembelajaran bahasa Indonesia untuk Hanya dengan cara itu, siswa kemudian
tujuan khusus ini. dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya
Carter (1983:134) menyatakan melalui kemampuan mengobservasi,
bahwa ada tiga ciri umum program ESP, mempertanyakan, mengasosiasikan,
yaitu 1) materinya asli, 2) berorientasi menganalisis, dan menyajikan hasil analisis
tujuan, dan 3) mengarahkan diri. Materinya secara memadai. Teks dapat diperinci ke
asli atau materi yang autentik dimaksudkan dalam berbagai jenis, seperti deskripsi,
oleh Dudley-Evans (1997:83) adalah ESP penceritaan (recount), prosedur, laporan,
harus diberikan pada sebuah level eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan,
menengah ataupun tinggi dan kelayakan catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng,
penggunaan bahan pembelajaran asli. Ini anekdot, dan fiksi sejarah. Semua jenis
berarti butir-butir bahasa yang diajarkan teks itu dapat dikelompokkan ke dalam teks
adalah butir-butir autentik untuk dunia kerja cerita, teks faktual, dan teks tanggapan.
siswa. Sementara itu, orientasi tujuan Dua kelompok yang disebut terakhir itu
mengacu kepada simulasi tugas-tugas merupakan teks nonsastra yang masing-
komunikatif yang sesuai dengan sasaran masing dapat dibagi lebih lanjut menjadi
(peserta didik). Karakteristik terakhir adalah teks laporan dan teks prosedural serta teks
mengarahkan diri. Dalam hal ini Carter transaksional dan teks ekspositori.
(1983:134) menyatakan bahwa “...point of Sementara itu, teks cerita merupakan jenis
including self-direstion....is that ESP teks sastra yang dapat diperinci menjadi
concerned with turning learners inti users”. teks cerita naratif dan teks cerita nonnaratif.
Dalam upaya untuk mengarahkan sendiri, Sesuai dengan Kurikulum 2013, buku siswa
peserta didik harus mempunyai keberanian kelas X ini memuat lima pelajaran yang
untuk memutuskan kapan, apa dan terdiri atas dua jenis teks faktual, yaitu
bagaimana mereka akan belajar. Carter laporan hasil observasi dan prosedur
juga menambahkan harus ada usaha yang kompleks; dua jenis teks tanggapan, yaitu
sistematis oleh pengajar untuk memberikan teks negosiasi dan teks eksposisi; dan satu
peserta didik bagaimana belajar dengan jenis teks cerita, yaitu teks anekdot.
cara mengajarkan mereka tentang strategi Sebagai tambahan, pada bagian akhir buku
belajar (Darmawan, 2009) ini disajikan satu pelajaran yang memuat
gabungan lima jenis teks tersebut.
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenis-jenis teks tersebut dapat
Berbasis Teks dibedakan atas dasar tujuan (yang tidak
Pada Kurikulum 2013, pembelajaran lain adalah fungsi sosial teks), struktur teks
bahasa Indonesia diimplementasikan ke (tata organisasi), dan ciri-ciri kebahasaan
dalam pembelajaran bahasa berbasis teks. teks-teks tersebut. Sesuai dengan prinsip
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis tersebut, teks yang berbeda tentu memiliki
teks dilaksanakan dengan menerapkan fungsi yang berbeda, struktur teks yang
prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya berbeda, dan ciri-ciri kebahasaan yang
dipandang sebagai teks, bukan semata- berbeda. Dengan demikian, pembelajaran
mata kumpulan kata atau kaidah bahasa berbasis teks merupakan
kebahasaan, (2) penggunaan bahasa pembelajaran yang memungkinkan siswa
merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk untuk menguasai dan menggunakan jenis-
kebahasaan untuk mengungkapkan makna, jenis teks tersebut di masyarakat.
(3) bahasa bersifat fungsional, yaitu Dalam kehidupan sehari-hari,
penggunaan bahasa yang tidak pernah manusia tidak dapat terlepas dari
dapat dilepaskan dari konteks karena penggunaan teks yang berupa lisan,
bentuk bahasa yang digunakan itu tulisan, atau multimodal seperti gambar.
mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi Sebagai contoh, orang menerapkan teks
penggunanya, dan (4) bahasa merupakan prosedur untuk menjalankan mesin cuci,
sarana pembentukan kemampuan berpikir untuk mengurus SIM, KTP, paspor, atau
manusia. Sehubungan dengan prinsip- surat-surat penting yang lain untuk berobat

37
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

di rumah sakit, dan untuk menjalani suatu kebulatan pengetahuan yang


kegiatan lain yang membutuhkan langkah- tersusun secara sistematis dari satuan-
langkah tertentu. Orang menggunakan teks satuan materi pelajaran. Pandangan
deskripsi untuk memperkenalkan diri modern justru menganggap materi
kepada orang lain. Orang menggunakan pelajaran bukanlah tujuan. Bahan ajar
teks eksposisi untuk mengusulkan sesuatu adalah alat dan media yang memberi
kepada pihak lain. Begitu seterusnya peluang kepada siswa untuk memperoleh
sehingga orang selalu menggunakan jenis pengalaman belajar. Dengan dan melalui
teks yang sesuai dengan tujuan kegiatan bahan ajar yang tersedia, pembelajar akan
yang dilakukannya. Dengan demikian, memperoleh pengalaman berhubungan
jenis-jenis teks tersebut diproduksi dalam dengan a) fakta-fakta dalam kehidupan, b)
konteks sosial yang melatarbelakangi model-model kehidupan, c) simbol-simbol
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh yang dipakai dalam kehidupan (Sriasih,
manusia, baik konteks situasi maupun 2008). Melalui pengalaman ini pembelajar
konteks budaya. akan berlatih 1) menilai dan
Dalam pembelajaran teks, pengajar mengembangkan ide-ide, 2) memecahkan
hendaknya menempuh empat tahap persoalan, 3) memperoleh keterampilan,
pembelajaran, yaitu (1) tahap dan 4) membina dan mengembangkan
pembangunan konteks, (2) tahap sikap mental serta daya apresiatif dan
pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks kreatif.
secara bersama-sama, dan (4) tahap Bahan ajar yang tersusun dalam
pembuatan teks secara mandiri. Teks bentuk modul biasanya memberi peluang
buatan siswa diharapkan dapat yang lebih banyak kepada siswa untuk
dipublikasikan melalui forum komunikasi mencapai harapan di atas. Modul sendiri
atau media publikasi yang tersedia di menurut Russel (1974:3) adalah ”...an
sekolah. instructional package dealing with a single
Pembangunan konteks dimaksudkan conseptual unit of subject matter”,
sebagai langkah awal yang dilakukan oleh sedangkan Warwich (1996) mendefinisikan
guru bersama siswa untuk mengarahkan modul sebagai suatu unit kurikulum yang
pemikiran ke dalam pokok persoalan yang lengkap, dan dapat ditambah dengan
akan dibahas pada setiap pelajaran. Tahap pencapaian tugas yang lebih besar atau
pemodelan adalah tahap yang berisi tujuan-tujuan jangka panjang. Modul
pembahasan teks yang disajikan sebagai sebagai bahan pembelajaran memiliki
model pembelajaran. Pembahasan struktur yang khas terdiri dari pendahuluan
diarahkan kepada semua aspek yang berisi uraian singkat tentang cakupan
kebahasaan yang menjadi sarana materi modul, tujuan pembelajaran, dan
pembentuk teks itu secara keseluruhan. urutan bahasan (kegiatan belajar). Pada
Tahap pembangunan teks secara bersama- kegiatan belajar berisi sajian materi,
sama dilaksanakan pada Kegiatan 2. Pada contoh, latihan serta rangkuman yang
tahap ini semua siswa dan guru sebagai bersifat interaktif untuk menumbuhkan
fasilitator menyusun kembali teks seperti pembelajaran (Winataputra, dkk, 1972:2).
yang ditunjukkan pada model. Tugas-tugas Modul diharapkan disusun sedemikian rupa
yang dilakukan berupa semua aspek agar memungkinkan 1) meningkatkan
kebahasaan yang sesuai dengan ciri-ciri secara maksimal kegiatan pembelajaran, 2)
yang dituntut dalam jenis teks yang terselenggaranya proses maju
dimaksud. Adapun Kegiatan 3 merupakan berkelanjutan secara efektif, 3)
kegiatan belajar mandiri. Pada tahap ini, pembelajaran berpusat pada siswa
siswa diharapkan dapat (Depdikbud, 1985:4). Modul yang disusun
mengaktualisasikan diri dengan dengan baik dapat memberikan banyak
menggunakan dan mengkreasikan teks keuntungan, yaitu 1) dapat meningkatkan
sesuai dengan jenis dan ciri-ciri seperti secara maksimal pembelajaran, 2)
yang ditunjukkan pada model. pembelajar lebih aktif dalam proses
belajarnya karena menghadapi sejumlah
4. Peranan Bahan Ajar dalam masalah atau tugas yang harus dikerjakan,
Pembelajaran 3) dapat memberikan balikan dengan
Dalam pandangan tradisional segera sehingga pembelajar dapat
seperti dikemukakan oleh macomber mengetahui hasil belajarnya, 4) kegiatan
(1952) bahan ajar merupakan ”subject pembelajar terarah karena modul
matter”. Bahan ajar yang saat itu sering mengandung sasaran belajar yang jelas,
disebut materi pelajaran dikatakan sebagai dan 5) keterlibatan pengajar dalam

38
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

pembelajaran sangat minimal (Russel, dan kondisi industri pariwisata, (8) modal
1974:20; Suryobroto, 1983:16; dan dasar perkembangan industri pariwisata,
Nasution, 2000:206) (9) organisasi kepariwisataan.
. Mata pelajaran Industri Perhotelan
5. Materi Ajar Program Keahlian Usaha memiliki 7 materi pokok, yaitu (1) Ruang
Perjalanan Wisata untuk Siswa Kelas X lingkup industri perhotelan (deskripsi,
SMK sejarah munculnya, perbandingan berbagai
Analisis materi ajar program industri perhotelan), (2) sejarah perhotelan,
keahlian Usaha Perjalanan Wisata ini (3) karakteristik bisnis perhotelan, (4) tipe-
dimaksudkan untuk mengetahui jenis tipe hotel, (5) status hotel berdasarkan
bahan ajar yang diajarkan kepada siswa kepemilikan, (6) bagan struktur organisasi
SMK kelas X, Program Keahlian Usaha industri perhotelan, dan (7) pengaruh
Perjalanan Wisata. Untuk mengetahui industri perhotelan terhadap peningkatan
bahan ajar tersebut maka analisis dokumen SDM.
berupa analisis kurikulum dan silabus Mata pelajaran Sanitarai, Hygiene,
menjadi bahan utama selain analisis dan Keselamatan Kerja memiliki 4 materi
terhadap buku pelajaran yang digunakan, pokok, yaitu (1) Sanitarai (Hakikat sanitarai,
baik untuk pelajaran keahlian maupun Klasifikasi bahan pembersih, prosedur
pelajaran bahasa Indonesia. pembersihan, penyimpanan alat pembersih,
Dari data struktur kurikulum SMK, jadwal, area kerja, prosedur pertolongan
dapat diketahui bahwa pelajaran kecelakaan kerja), (2) penanganan limbah,
kepariwisataan untuk siswa kelas X Paket (3) hakikat hygiene, dan (4) identifikasi dan
Keahlian UPW yang terkait dengan mencegah resiko kurang hygiene.
keahlian kepariwisataan adalah (1) Mata pelajaran Public Relatioan
pengantar kepariwisataan, (2) industri (PR) memiliki 5 materi pokok, yaitu (1)
perhotelan, (3) sanitasi, Hygiene, dan Hakikat komunikasi (Macam, prinsip,
keselamatan kerja, (4) simulasi digital, dan hambatan, dan teknik komunikasi), (2)
(5) public relation. Mata pelajaran simulasi Macam pelanggan, kebutuhan, dan upaya
digital tidak tergolong atau tidak bermuatan melayani serta usaha mengatasi situasi
keahlian kepariwisataan, tetapi bersifat konflik, (3) Penampilan komunikator (faktor
instrumental saja pada keahlian pariwisata pendukung, standar penampilan, dan etika
karena hanya terkait dengan pemanfaatan pergaulan), (4) Bekerja dalam tim
komputer dan multi media. Oleh karena itu, (karakteristik individu, macam-macam tim),
dalam pengembangan bahan ajar Bahasa dan (5) Komunikasi lintas budaya (isu,
Indonesia berorientasi dunia kerja kesulitan, upaya penyelesaian).
kepariwisataan tidak mendapatkan
porsinya. Dengan demikian, hanya ada 4 6. Materi Ajar Mata Pelajaran Bahasa
mata pelajaran yang dipertimbangkan Indonesia untuk Siswa Klas X SMK
menjadi pemasok materi terkait Mata ajar pelajaran bahasa
pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia untuk siswa kelas X, baik SMK
Indonesia untuk siswa SMK kelas X pada maupun SMK, pada kurikulum 2013 adalah
paket keahlian UPW. Keempat mata sama. Inilah salah satu kemunduran dalam
pelajaran tersebut adalah (1) pengantar penggiatan menuju pelajaran bahasa
kepariwisataan, (2) industri perhotelan, (3) Indonesia untuk tujuan khusus.
sanitasi, hygiene, dan keselamatan kerja, Berdasarkan analisis Kurikulum 2013, baik
dan (4) public relation. Kompetensi Dasar maupun silabus mata
Setelah dilakukan analisis pelajaran bahasa Indonesia, ditemukakan
dokumen (silabus 4 mata pelajaran beberapa hal terkait pembaharuan model
keahlian kepariwisataan, paket UPW) yang dan arah pembelajaran bahasa Indonesia.
mengarah kepada analisis isi (konten Pembaharuan tersebut adalah (1) mata
analisis) maka hasil analisis tersebut dapat pelajaran bahasa Indonesia diarahkan
dipaparkan seperti dipaparkan berikut ini. kepada pembelajaran bahasa Indonesia
Mata pelajaran Pengantar berbasis teks, (2) pembelajaran bahasa
Pariwisata memiliki 9 jenis materi pokok, Indonesia menggunakan pendekatan
yaitu (1) objek wisata (sejarah, pembelajaran yang sama dengan dengan
perbandingan objek wisata, jenis, dan ciri mata pelajaran lainnya yaitu pendekatan
objek wisata), (2) unsur pariwisata, (3) jenis saintifik, dan (3) struktur materi bahasa
dan ruang ringkup pariwisata, (4) usaha- indonesia adalah terpola sama untuk
usaha jasa pariwisata, (5) sarana semua jenis teks yang diajarkan.
pariwisata,(6) daya tarik wisata, (7) dampak

39
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

Berdasarkan analisis terhadap KD No Materi Pokok Relevansi


dan Silabus mata pelajaran bahasa dengan Materi
Indonesia terindentifikasi lima jenis teks Pokok Bahasa
yang diajarkan di klas X SMK. Kelima jenis Indonesia
teks tersebut adalah (1) teks anekdot, (2) 1. Objek wisata Teks anekdot
teks eksposisi, (3) teks laporan hasil (sejarah,
observasi, (4) teks prosedur kompleks, dan perbandingan
(5) teks negosiasi. Dari kelima jenis teks objek wisata, jenis,
yang diajarkan tersebut, tiga yang pertama, dan ciri objek
yaitu (1) teks anekdot, (2) teks eksposisi, wisata)
dan (3) teks laporan hasil observasi 2. Unsur Pariwisata Teks
diajarkan pada semester ganjil, sedangkan (skema dan unsur eksposisi
sisanya yaitu teks (1) teks prosedur pariwisata)
kompleks dan (2) teks negosiasi diajarkan 3. Jenis dan ruang Teks
pada semester genap. lingkup pariwisata eksposisi
Kelima jenis teks tersebut memiliki (jenis dan ruang
pola atau struktur materi yang sama yaitu lingkup karir pada
(1) pengenalan struktur isi teks, (2) industri pariwisata)
pengenalan ciri bahasa teks, (3) pemahaman 4. Usaha-usaha jasa Teks laporan
isi teks, (4) makna kata, istilah, dan pariwisata (hakikat hasil
ungkapan dalam teks, (5) pemahaman isi dan praktik usaha observasi
teks, (6) persamaan/perbedaan struktur isi jasa pariwisata)
dan ciri bahasa dua teks, (7) langkah- 5. Sarana pariwisata Teks laporan
langkah penulisan teks (mengamati, (usaha sarana dan hasil
menemukan topik, mengembangkan sesuai karakteristik usaha observasi
dengan struktur isi dan ciri bahasa), (8) sarana wisata)
analisis isi teks, (9) penyuntingan isi sesuai 6. Daya tarik wisata Teks prosedur
dengan struktur isi teks, (10) penyuntingan (data daya tarik kompleks
bahasa sesuai dengan struktur kalimat, wisata dan objek
ejaan, dan tanda baca, (11) identifikasi wisata)
karakteristik teks, (12) langkah-langkah 7. Dampak dan Teks
membuat abstraksi teks, (13) evaluasi kondisi industri negosiasi
struktur isi dan bahasa teks, (14) langkah- pariwisata (positif
langkah konversi teks (menjadi teks monolog dan negatif)
maupun dialog). 8. Modal dasar Teks
perkembangan negosiasi
7. Relevansi Materi Ajar Kepariwisataan industri pariwisata
dalam Pengembangan Bahan Ajar
9. Organisasi Teks prosedur
Bahasa Indonesia Ragam
kepariwisataan kompleks
Kepariwisataan
Berdasarkan analisis terhadap
Tabel 02: Relevansi materi mata pelajaran
kedua kurikulum, khususnya Kompetensi
Industri Perhotelan dengan mata
Dasar dan silabus dari kedua mata
pelajaran bahasa Indonesia
pelajaran tersebut maka terlihat ada
relevansinya antara pengembangan bahan
No Materi Pokok Relevansi
ajar mata pelajaran bahasa Indonesia
dengan
dengan materi ajar yang ada mata
Materi Pokok
pelajaran yang tergolong ranah
Bahasa
kepariwisataan. Relevansinya terlihat pada
Indonesia
penggunaan teks sebagai bahan kajian
1. Ruang lingkup Teks anekdot
dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
industri perhotelan dan teks
Relevansi materi pada program
(deskripsi, sejarah eksposisi
keahlian dengan paket keahlian UPW
munculnya,
dengan mata pelajaran bahasa Indonesia
perbandingan
dapat digambarkan pada tabel berikut.
berbagai industri
perhotelan)
Tabel 01: Relevansi materi mata pelajaran
Pengantar Pariwisata dengan mata 2. Sejarah perhotelan Teks anekdot
pelajaran bahasa Indonesia (jenis, ciri, sejarah) dan teks
eksposisi
3. Karakteristik bisnis Teks laporan

40
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

perhotelan hasil mengatasi situasi


observasi konflik
4. Tipe-tipe hotel Teks 3. Penampilan Teks laporan
eksposisi komunikator (faktor hasil
5. Status hotel Teks pendukung, standar observasi
berdasarkan prosedur penampilan, dan
kepemilikan kompleks etika pergaulan)
6. Bagan struktur Teks 4. Bekerja dalam tim Teks
organisasi industri prosedur (karakteristik eksposisi
perhotelan kompleks individu, macam-
7. Pengaruh industri Teks macam tim)
perhotelan terhadap eksposisi 5. Komunikasi lintas Teks
peningkatan SDM budaya (isu, prosedur
kesulitan, upaya kompleks
penyelesaian)
Tabel 03: Relevansi materi mata pelajaran
Sanitarai, Hygiene, dan Keselamatan 8. Penutup
Kerja dengan mata pelajaran bahasa Berdasarkan paparan di atas maka
Indonesia dapat disimpulkan hal-hal sebagai
No Materi Pokok Relevansi berikut.(1) Ada 4 mata pelajaran keahlian
dengan pariwisata yang dapat dijadikan rujukan
Materi Pokok tema dalam pengembangan bahan ajar
Bahasa bahasa Indonesia bidang kepariwisataan
Indonesia untuk siswa klas X SMK program keahlian
1. Sanitarai (Hakikat Teks kepariwisataan, yaitu mata pelajaran (a)
sanitarai, Klasifikasi prosedur pengantar pariwisata, (b) industri
bahan pembersih, kompleks perhotelan, (c) sanitarai, hygiene, dan
prosedur keselematan kerja, dan (d) publicrelation.
pembersihan, (2) Materi mata pelajaran terdiri dari 5 jenis
penyimpanan alat teks yaitu (a) teks anekdot, (b) teks
pembersih, jadwal, eksposisi, (c) teks laporan hasil observasi,
area kerja, prosedur (d) teks prosedur kompleks, dan (e) teks
pertolongan negosiasi. Dari kelima jenis teks yang
kecelakaan kerja) diajarkan tersebut, tiga yang pertama, yaitu
2. Penanganan limbah Teks (a) teks anekdot, (b) teks eksposisi, dan (c)
prosedur teks laporan hasil observasi diajarkan pada
kompleks semester ganjil, sedangkan sisanya yaitu
3. Hakikat higeine Teks teks (a) teks prosedur kompleks dan (b)
eksposisi teks negosiasi diajarkan pada semester
4. Identifikasi dan Teks genap. (3) Semua materi pokok yang
mencegah resiko prosedur terdapat pada mata pelajaran keahlian
kurang hygiene kompleks kepariwisataan relevan untuk
dikembangkan sebagai tema pada bahan
ajar mata pelajaran bahasa Indonesia dan
Tabel 04: Relevansi materi mata pelajaran selanjutnya direalisasikan ke dalam wacana
Public Relation (PR) dengan mata atau bacaan dalam buku ajar bahasa
pelajaran bahasa Indonesia Indonesia. Relevansi teks yang dibahas
No Materi Pokok Relevansi pada buku ajar bahasa Indonesia dapat
dengan mengikuti pola dari pemilihan tema dari
Materi Pokok materi pokok pada mata pelajaran bidang
Bahasa kepariwisataan yang selanjutnya
Indonesia direalisasikan ke dalam jenis teks yang
1. Hakikat komunikasi Teks sesuai dengan semester pemunculan teks
(Macam, prinsip, eksposisi tersebut.
hambatan, dan
DAFTAR PUSTAKA
teknik komunikasi)
2. Macam pelanggan, Teks Badan Standar Pendidikan Nasional. 2006.
kebutuhan, dan prosedur Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
upaya melayani kompleks Satuan Pendidikan jenjang Pendidikan
serta usaha

41
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan


Standar Pendidikan Nasional.
Depdikbud.1985. Pedoman Penyusunan Modul.
Jakarta. Badan Pengembangan
Pendidikan-Depdikbud.
Depdiknas. 2004. Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia
SMK. Jakarta: Pusat Kurikulum,
Balitbang.
Dick, W. and Cary Lou. 1990. The Systematic
rd
Design of Instruction. 3 Ed. USA:
HarperCollins Publisher.
Dick, Walter and Lou Carey. 1990. The
Systematic Design of Instruction. London:
Scott, Foresmen and Company
Dudley Evans, T & St. Johnson M. 1998.
Development in ESP : A Multi-Disiplinary
Approach. Cambridge : Cambridge
University Press.
Hutchinson,T & Waters, A. 1987. English for
Specific Purpose : A Learning-Centered
Approach. Cambridge : Cambridge
University Press.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012.
Dokumen Kurikulum 2013 Jakarta
Knirk, F.G. and Gustafon, K.L. 1986.
Instructional Technology: A Systematic
Approach to Education. New York: CBS
College Publishing

42

Anda mungkin juga menyukai