Anda di halaman 1dari 22

PENILAIAN HARIAN

TAHUN AJARAN 2017/2018

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

KELAS/SEM : IV/2

KD 3.7 Menjelaskan dan melakukan pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke
satuan terdekat.

Isilah soal di bawah ini dengan benar!

1. Bilangan 0,222 memiliki jumlah desimal sebanyak …… desimal


2. Panjang pita Rina adalah 165 cm. Pembulatan panjang pita Rina ke puluhan terdekat
adalah …
3. Panjang tali sepatu 0,847 m. dalam bentuk satuan sama dengan …… m
4. Diketahui panjang tali pertama 12,76 cm dan panjang tali kedua 14,45 cm. setelah
dibulatkan ke 1 desimal, panjang kedua tali dijumlahkan adalah ……
5. Jika ibu ingin mengukur panjang suatu kain, maka ibu menggunakan …
6. Jika kamu ingin mengukur berat benda-benda berat, misal sekarung beras, maka
menggunakan ……
7. Berat beras dalam karung 27,856 kg. Pembulatan 2 desimalnya adalah ……
8. Berat isi buah durian tertulis 1,2456 gram, pembulatan dalam bentuk 1 desimal adalah …
9. Berat buah apel 11,2547 gram, setelah dibulatkan ke bentuk 3 desimal adalah …
10. Truk A membawa muatan seberat 5,745 ton dan truk B membawa muatan seberat 3,285
ton. Jumlah muatan kedua truk bila dibulatkan ke dalam satuan lalu dijumlahkan adalah
……… ton
11. Ibu membeli dua kantong buah salak dengan berat masing-masing 14,76 kg dan 2,15 kg.
apabila keduanya dijumlah tanpa pembulatan terlebih dahulu, maka beratnya sama dengan
……… kg
12. 200 m + 1200 cm = ………… dam
13. 940 dam – 45 dam = ………… km
14. 8000 dag + 18 kuintal = ……… kg
15. 750 cg – 890 mg = …………dg

KD 4.7 Menyelesaikan masalah pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan
terdekat.

Kerjakanlah soal dibawah ini dengan benar!

1. Ibu pergi ke pasar. Ia membeli 5,5 kg gula pasir, 70 dag bawang putih, 4 hg cabai, 2 pon
bawang merah, dan 5.000 gram kentang. Berapa kg belanjaan ibu seluruhnya? Bulatkan hasil
perhitungan ke bentuk satuan!
Gula pasir 5,5 kg = ………… kg
Bawang putih 70 dag = ………… kg
Cabai 4 hg = ………… kg
Kentang 5.000 gram = ………… kg
Jumlah = ………… kg
Pembulatan hasil penjumlahan ke bentuk bilangan bulat = ………… kg
2. Ukuran panjang dan berat tiga buah pipa besi, sebagai berikut:
Tabel Pengukuran Panjang dan Berat Pipa Besi
Pipa besi ke- Panjang (m) Berat (kg)
1. 3,72 m 9,35 kg
2. 2,47 m 6,175 kg
3. 1,85 m 4,875 kg
Pembulatan panjang 1 desimal Pembulatan panjang ke satuan
1.
2.
3.

Pembulatan berat 1 desimal Pembulatan berat ke satuan


1.
2.
3.
Lakukan pembulatan terhadap hasil pengukuran di atas ke satuan terdekat! Dari hasil
pembulatan tersebut:
a. Tentukan jumlah panjang ketiga pipa! (jumlah pembulatan panjang 1 desimal) …
b. Tentukan berat ketiga pipa! (jumlah pembulatan berat 1 desimal) …

PEMBULATAN
Dalam pembulatan ada tiga macam aturan :1.Jika dibelakang angka yang didekati
kurang dari 5 maka angka tersebut tidak berubah (pembulatan kebawah)2.Jika
dibelakang angka yang didekati lebih dari 5 maka angka tersebut bertambah
satu(pembulatan keatas)3 . K h u s u s u n t u k d u a a n g k a d e s i m a l , a d a
a t u r a n y a n g m e n y a n g k u t a n g k a 5 , j i k a dibulatkan menjadi satu desimal,
yaitu :a.Jika terdapat angka genap didepan angka 5, maka angka genap tidak
beruabah b.Jika terdapat angka ganjil didepan angka 5, maka angka ganjil
bertamabah satu
Dalam pembulatan ada tiga macam cara yaitu :
1.Pembulatan ke satuan ukuran terdekat.
Contoh:1 5 , 7
k g = 1 6 k g : d i b u l a t k a n k e k g
t e r d e k a t 8 , 4 5 m = 8 , 4 m : d i b u l a t k a n k e
s e p e r s e p u l u h m e t e r t e r d e k a t 12,375 gr = 12 gr : dibulatkan
ke meter terdekat2 . P e m b u l a t a n ke banyaknya angka
d e s i m a l Cara ini digunakan untuk memudahkan dalam menyederhakan
perhitungan, sesuai denganketelitian yang diinginkan.Contoh :7 5 , 4 6 5 3 =
7 5 , 4 7 : d i b u l a t k a n s a m p a i d u a t e m p a t a n g k a
d e s i m a l 25, 864472 = 25,864: dibulatkan sampai tiga
tempat angka desimal2 5 6 , 6 2 3 1 = 2 5 7 : d i b u l a t k a n
s a m p a i n o l t e m p a t a n g k a
d e s i m a l 3.Pembulatan ke banyaknya angka
s i g n i f i k a n Angka signifikan adalah angka yang bermakna atau angka berarti. Ada
kesepakatan terhadap banyaknya angka signifikan menyangkut angka nol, bilamana angka-
angka nol yang terletak disisi kiri hasil pengukuran kurang dari satu atau angka nol sebagai
penunjuk tempat desimal bukan angka signifikan, selain itu angka-angka nol adalah
signifikan.Contoh :2 5 , 4 7 3 : l i m a a n g k a s i g n i f i k a n 7 0 , 0 0 4 6 :
enam angka signifikan
8 5 , 0 0 : e m p a t a n g k a s i g n i f i k a n 0,0025: dua
a n g k a s i g n i f i k a n 7 5 , 4 0 0 : l i m a a n g k a s i g n i f i k a n Ada
3 macam pembulatan dalam pengukuran, yaitu:
1. Pembulatan menurut banyaknya tempat desimal
Contoh :42,4504497 cm = 42,45045 (jika dibulatkan ke 6 tempat desimal)= 42,45045 (jika di
bulatkan ke 5 tempat desimal)= 42,4504 (jika dibulatkan ke 4 tempat desimal)=42,5 (jika
dibulatkan ke 1 tempat desimal)Catatan : Secara umum, jika angka berikutnya lebih atau
sama dengan lima, maka angka didepannya di tambah dengan 1 dan jika angk
berikutnya kurang dari 5 angka di depannya tetap.
2. Pembulatan ke satuan ukuran terdekat
Untuk memahami pembulatan ini, harus dipahami dulu satuan
ukuran/pembanding terkecily a n g d i p a k a i o l e h s i p e n g u k u r , m s k i p u n
k i t a h a n y a m e l i h a t c a t a t a n h a s i l - h a s i l pengukurannya saja.Perhatikan
contoh berikut: N O H a s i l P e n g u k u r a n S a t u a n u k u r a n t e r k e c i l
yang digunakan1 . 4 2
c m 1
c m 2 . 4 3 , 4
m 0 , 1 m a t a u 1
d m 3 . 5 1 , 6 0
m 0 , 0 1 m a t a u 1
c m 4 . 2 1 4 , 0 0 4 k g 0 , 0 0 1
k g a t a u 1
g r a m 5 . 5 6 , 0 1 0 , 1
l a t a u 1
d l 6 . 6 4 , 5 0 0 0 t o n 0 , 0 0 0 1
t o n a t a u 1 h g 7 . 0 , 4
k g 0 , 1 k g a t a u
1 h g 8 . 0 , 0 4
k g 0 , 0 1 k g a t a u 1
d a g 9 . 4 0 g 1 0
g a t a u 1
d a g 1 0 . 5 0 0
m 1 0 0 m a t a u 1
h m Dari tabel diatas maka untuk

1 . 3 7 4 6 , 9 7 4 4 5 0 k g =
3 7 4 6 , 9 7 4 5 k g ( j i k a
d i b u l a t k a n k e 1 d g a t a u 0,0001
kg)2 . 3 7 4 6 , 9 7 4 4 5 0 k g = 3 7 4 6 , 9 7 4
k g ( j i k a d i b u l a t k a n k e 1 g
a t a u 0 , 0 0 1 kg)3 . 3 7 4 6 , 9 7 4 4 5 0 k g
= 3 7 4 6 , 9 7 k g ( j i k a
d i b u l a t k a n k e 1 d a g a t a u
0 , 0 1 kg)4 . 3 7 4 6 , 9 7 4 4 5 0 k g =
3 7 4 7 , 0 k g ( j i k a d i b u l a t k a n k e
1 h g a t a u 0 , 1
k g ) 5 . 3 7 4 6 , 9 7 4 4 5 0 k g =
3 7 5 0 k g ( j i k a d i b u l a t k a n
k e 1 0 k g ) 6 . 3 7 4 6 , 9 7 4 4 5 0 k g
= 3 7 0 0 k g ( j i k a d i
b u l a t k a n k e 1 0 0 k g a t a u
1 kwintal)7 . 3 7 4 6 , 9 7 4 4 5 0 k g =
4 0 0 0 k g ( j i k a d i b u l a t k a n
k e 1 0 0 0 k g a t a u 1 ton)
3. Pembulatan ke banyaknya angka signifikan
Signifikan berasal dari bahasa inggris “Significant” yang berarti “
b e r m a k n a ” . P e r h a t i k a n contoh-contoh berikut:1 . 5 4 7 6
a.
di bulatkan ke puluhan terdekat = 5480 (3 angka signifikan)
b.
di bulatkan ke ratusan terdekat = 5500 (2 angka signifikan)
c.
dibulatkan ke ribuan terdekat = 5000 (1 angka
signifikan)2 . 6 5 0 4 a. di bulatkan ke puluhan terdekat =
6500 ( 3 angka signifikan) b. di bulatkan ke ratusan terdekat = 6500 (2 angka signifikan)c. di
bulatkan ke ribuan terdekat = 5000 ( 1 angka
signifikan)3 . 2 9 6 , 7 0 1 a. dibulatkan ke perseratusan terdekat
= 296,70 ( 5 angka signifikan) b. dibulatkan ke persepuluhan terdekat = 297 (3 angka
signifikan)c. di bulatkan ke puluhan terdekat = 300 ( 2 angka signifikan)d. di bulatkan ke
ratusan terdekat = 300 ( 1 angka signifikan)4 . 0 , 0 0 7 4 4 6
k m a. di bulatkan ke peseratusribuan km atau ke 1 cm terdekat = 0,00745 km
= 745 cm (3angka signifikan)

b. di bulatkan ke ke persepuluh ribuan km atau ke 1 dm terdekat = 0,0074 km =


74 dm(2 angka signifikan)c . d i b u l a t k a n k e p e r s e r i b u a n k m a t a u k e 1 m
t e r d e k a t = 0 , 0 0 7 k m = 7 m ( 1 a n g k a signifikan)d . d i b u l a t k a n k e
persepuluh km atau 1 dam terdekat = 0,0 km = 0 dam ( 0
a n g k a signifikan atau tidak ada angka yang signifikan)Perhatikan contoh 2) a dan b
diatasTampak disitu bahwa pembulatan ke puluhan terdekat, sama hasilnya dengan
pembulatanke ratusan terdekat, demikian pula pada contoh 3) d dan e. Lalu bagaimanakah
seseorangd a p a t m e m b e d a k a n b a h w a p e m b u l a t a n y a n g d i p a k a i
sebenarnya berbeda. Untuk membedakannya, dilakukan dengan
t a n d a “ s t r i p ” a t a u “ b a r ” d i a t a s a n g k a y a n g menunjukkan tempat satuan
yang dipilih pengukur.296 dibulatkan ke puluhan terdekat = 300 ( 2 angka signifikan)296
dibulatkan ke ratusan terdekat = 300 ( 1 angka signifikan)Dari ke empat contoh diatas,
dapatlah dimengerti bahwa :1.Semua angka bukan nol adalah signifikan (34,25 m
mempunyai 4 angka signifikan)2 . S e m u a a n g k a n o l d i a n t a r a a n g k a -
a n g k a b u k a n n o l a d a l a h s i g n i f i k a n ( 4 0 , 0 3 6 k g mempunyai 5 angka
signifikan)
3.
Angka nol didepan bukan nol, tidak signifikan (0,007446 km
m e m p u n y a i 4 a n g k a signifikan)
4.
Angka nol di kanan bukan angka nol pada bilangan desimal adalah Signifikan (296,70
mmempunyai 5 angka signifikan) Angka nol di kanan bukan nol pada bilangan bulat
adalahtidak signifikan, kecuali ada tanda khusus.
ANGKA PENTING
Angka penting
adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuranyang terdiri dari angka-angka
penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang
ditafsir atau diragukan. Sedangkan angka eksak/pasti adalah angka yang sudah
pasti (tidak diragukannilainya), yang diperoleh dari kegiatan membilang
(menghitung). Bila kita mengukur panjangsuatu benda dengan mistar berskala
mm
(mempunyai batas ketelitian 0,5 mm
) dan melaporkanhasilnya dalam 4 angka penting, yaitu 114,5 mm. Jika panjang
benda tersebut kita ukur dengan jangka sorong (
jangka sorong mempunyai batas ketelitian 0,1 mm
) maka hasilnya dilaporkan d a l a m 5 a n g k a p e n t i n g , m i s a l n y a 11 4 , 4 0 m m ,
dan jika diukur dengan mikrometer sekrup
(Mikrometer sekrup mempunyai batas ketelitian 0,01 mm)
maka hasilnya dilaporkan dalam 6a n g k a p e n t i n g , m i s a l n y a 11 3 , 3 9 0 m m . I n i
m e n u n j u k k a n b a h w a b a n y a k a n g k a p e n t i n g y a n g dilaporkan sebagai
hasil pengukuranmencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka penting
yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Tentu saja
pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan
mistar.Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang
mengandung 4 angka penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4
adalah angka eksak/pasti karenadapat dibaca pada skala, sedangkan satu angka
terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala,
tetapi hanya ditaksir.
Ketentuan Angka Penting
:1 . S e m u a a n g k a b u k a n n o l m e r u p a k a n a n g k a p e n t i n g . 2.Angka nol yang
terletak di antara dua angka bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 2,0067
memiliki lima angka penting.3 . S e m u a a n g k a n o l y a n g d i g u n a k a n h a n y a u n t u k
t e m p a t t i t i k d e s i m a l b u k a n m e r u p a k a n angka penting. Contoh : 0,0024 memiliki
dua angka penting, yakni 2 dan 44 . S e m u a a n g k a n o l y a n g t e r l e t a k p a d a d e r e t a n
t e r a k h i r d a r i a n g k a - a n g k a y a n g d i t u l i s d i belakang koma desimal
merupakan angka penting. Contoh : 0,003200 memiliki empat angka penting, yaitu 3,
2 dan dua angka nol setelah angka 32.
5.
Semua angka sebelum orde (Padanotasi ilmiah) termasuk angka penting. Contoh : 3,2
x10
5
memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2. 4,50 x 10
3
memiliki tiga angka penting,yakni 4, 5 dan 0
Ketentuan perkalian dan pembagian angka penting :

Hasil akhir dari perkalian atau pembagian harus memiliki bilangan sebanyak
angka dengan j u m l a h a n g k a p e n t i n g p a l i n g s e d i k i t y a n g d i g u n a k a n d a l a m
p e r k a l i a n a t a u p e m b a g i a n tersebut
Contoh perkalian :
Contoh 1 :3,4 x 6,7 = … ?Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (3,4 dan 6,7 punya
dua angka penting)Hasil perkaliannya adalah 22,78. Hasil ini harus dibulatkan menjadi 23
(dua angka penting)3,4 x 6,7 = 23Contoh 2 :2,5 x 3,2 = … ?Jumlah angka penting paling
sedikit adalah dua (2,5 dan 3,2 punya dua angka penting)Jika kita hitung menggunakan
kalkulator, hasilnya adalah 8. Harus ditambahkan nol.2,5 x 3,2 = 8,0 (dua angka
penting)Contoh 3 :1,0 x 2,0 = 2,0 (dua angka penting), bukan 2Pembagiannya juga mirip
seperti perkalian
Contoh pembagian :
Contoh 1 :2,0 : 3,0 = …. ? (angka penting paling sedikit adalah dua)Jika menggunakan
kalkulator maka hasilnya adalah 0,66666666666666666 dan seterusnya…harus dibulatkan
hingga hanya ada dua angka penting :2,0 : 3,0 = 0,67 (dua angka penting, yakni 6 dan
7)Contoh 2 :2,1 : 3,0 = …. ? (angka penting paling sedikit adalah dua)Jika menggunakan
kalkulator maka hasilnya adalah 0,7… harus ditambahkan nol sehingga terdapat
dua angka penting :2,1 : 3,0 = 0,70 (dua angka penting, yakni 7 dan 0)
Ketentuan penjumlahan dan pengurangan angka penting :
Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasilnya tidak boleh lebih akurat dari
angka yang paling tidak akurat.

Contoh 1 :3,7 – 0,57 = … ? (3,7 paling tidak akurat…)Jika menggunakan kalkulator, hasilnya
adalah 3,13. Hasil ini lebih akurat dari 3,7 karenanyaharus dibulatkan menjadi : 3,13,7 – 0,57
= 3,1Contoh 2 :10,24 + 32,451 = …… ? (10,24 paling tidak akurat)J i k a m e n g g u n a k a n
k a l k u l a t o r, h a s i l n y a a d a l a h 4 2 , 6 9 1 . H a s i l i n i l e b i h a k u r a t d a r i
1 0 , 2 4 karenanya harus dibulatkan menjadi : 42,6910,24 + 32,451 = 42,69Contoh 3 :10,24 +
32,457 + 2,6 = …. ? (2,6 paling tidak akurat)Jika dijumlahkan maka hasilnya adalah
45,297. Hasil ini lebih akurat dari 2,6 karenanya harus dibulatkan menjadi : 45,310,24
+ 32,457 + 2,6 = 45,3

Angka Signifikan
Contoh1 . B i l a n g a n 2 5 , 0 4 7 m e m i l i k i 5 a n g k a s i g n i f i k a n . 2.Bilangan -0,00250
memiliki 3 angka signifikan, yaitu 2, 5, 0.3.Bilangan 0,000068 memiliki 2 angka
signifikan, yaitu 6 dan 8.4 . B i l a n g a n 0 , 1 0 0 0 6 8 m e m i l i k i 6 a n g k a
s i g n i f i k a n . Jika suatu nilai hampiran ditulis tanpa menyebutkan galat mutlaknya,
maka hanya digit-digityang benar yang ditulis. Dalam hal ini digit 0 di sebelahn
kanan tidak dihilangkan. Sebagaic o n t o h , b i l a n g a n 0 , 0 3 4 4 d a n 0 , 0 3 4 4 0 0
adalah dua hampiran yang berbeda. Bilangan 0,0344memiliki galat
mutlak tidak melebihi 0,0001, sedangkan bilangan 0,034400 memiliki
g a l a t mutlak tidak lebih daripada 10−6 .Jika bagian bulat suatu bilangan hampiran
memiliki lebih banyak angka signifikan dari pada cacah–cacah digit benar, maka
sebaiknya digunakan notasi normal, misalkan
x
= 0,390×105 ) .Dari notasi ini, jelaslah bahwa
x
) mempunyai tiga angka signifikan. Dalam hal ini, notasi
x
=39000 ) tidak disarankan. Bilangan-bilangan hampiran sebelumnya ditulis
sebagai 0,344×10−1dan 0,34400×10−1 . Notasi yang sering digunakan untuk menuliskan
suatu hampiran adalah:
x
=
x
±ε ) , yang berartinilai
x
memenuhi ketidak-samaan
x
−ε ≤
x

x
+ε . Disini besaran ε ditulis dengan cacah digitsignifikan yang kurang daripada
cacah digit signifikan pada
x
) . Sebagai contoh:
x
= 2 , 7 3 0 ± 0,017Perlu dibedakan antara cacah digit signifikan benar dengan
cacah digit benar di sebelah kanan titik pecahan pada suatu nilai hampiran. Misalkan,
hampiran
x
= 25,030 ) mempunyai lima digitsignifikan dan tiga digit benar di sebelah kanan titik
pecahan, sedangkan hampiran
y
= 0,00404 )mempunyai tiga digit signifikan benar dan lima digit benar di sebelah kanan
titik pecahan.Jadi galat mutlak suatu nilai hampiran seutuhnya ditentukan oleh
cacah digit benar di sebelahkanan titik pecahan, sedangkan galat relatifnya ditentukan
oleh cacah digit signifikan.
1.3 . Galat Pembulatan (
Rounding Off Error
)
Pembulatan bilangan sering dilakukan di dalam proses komputasi.Pembulatan artinya
mengurangi cacah digit pada suatu nilai hampiran dengancara membuang beberapa digit
terakhir. Cara melakukan pembulatan suatu nilai

hampiran menggunakan aturan sebagai berikut:



Jika digit pertama yang dibuang kurang dari 5, digit di depannyatidak berubah.

Jika digit pertama yang dibuang lebih atau sama dengan 5, digit didepannya ditambah 1
nilainya.
CONTOH 1.5.
1. Nilai-nilai 2,324 ; 2,316 dan 3,315 jika dibuang sampai dua angkadesimal (di belakang
“koma”), hasilnya adalah 2,32.2. Nilai-nilai 3,14159 ; -0,0025 dan 84,009974 jika dibulatkan
berturutturutsampai dua, tiga dan empat angka desimal (di belakang “koma”),hasilnya
berturut-turut adalah 3,14 ; -0,003 dan 84,0100.Jelaslah bahwa galat mutlak pembulatan
sampai
k
angka desimal (di belakang “koma”) tidak lebih dari10−
k
2 . Pengulangan pembulatan tidak disarankan dalam komputasi numerik, karena akan
memperbesar galat. Sebagaicontoh, jika nilai 18,34461 dibulatkan sampai tiga angka desimal
hasilnya 18,345dan jika dibulatkan lagi sampai dua angka desimal menjadi 18,35. Akan
tetapi, jika langsung dibulatkan sampai dua angka desimal hasilnya adalah 18,34. Galatdua
kali pembulatan sebesar 0,00539, sedangkan galat sekali pembulatan senilai0,00461.

PERPANGKATAN DAN AKAR PANGKAT DUA

PERPANGKATAN AKAR PANGKAT DUA

1. Pengertian Pangkat dan Contoh Pangkat

Perpangkatan adalah perkalian berulang,berurutan atau berganda bilangan dengan faktor-


faktor bilangan yang sama. Bentuk perpangkatan yang di maksud adalah sebagai berikut:

Misalnya:

b x b = bn atau b x b….. x b = bn

Dimana b disebut sebagai bilangan pokok atau bilangan dasar untuk menyelesaikan bn
sedangkan n adalah yang biasa disebut dengan pangkat. Dari pengertian tersebut terdapat
jenis-jenis perpangkatan beserta contohnya. Yaitu :

1. Perpangkatan sebagai perkalian berulang

Contoh:

Perhatikan contoh berikut:

1 x 1 = 12

Maka, hasil untuk perkalian pangkat tersebut adalah 12 = 1 x 1 = 1 .

Selanjutnya contoh lain dari perpangkatan sebagai perkalian berulang,

 22 = 2 x 2 = 4
 32 = 3 x 3 = 9
 42 = 4 x 4 = 16
 52= 5 x 5 = 25

Bilangan berpangkat dua disebut pula dengan bilangan kuadrat.

Jadi, 1, 4, 9, 16, dan 25 disebut bilangan kuadrat, disebut bilangan kuadrat.[1]

1. Operasi hitung bilangan pangkat dua

Bilangan berpangkat dua disebut juga sebagai bilangan yang berpangkat di jumlahkan,
dikurangkan, dikaliakan ataupun di bagikan dengan bilangan berpangkat lainnya.
 Pangkat dua suatu bilangan

Contoh :

Tabel bilangan kuadrat :

12 = 1 112 = 121
22 = 4 122 = 144
32 = 9 132 = 169
42 = 16 142 = 196
2
5 = 25 152 = 225
62 = 36 162 = 256
72 = 49 172 = 289
82 = 64 182 = 324
92 = 81 192 = 361
102 = 100 202 = 400
 Bilangan berpangkat dua dengan penjumlahan, dan pengurangan

Contoh :

 12 + 42 = (1 x 1) + (4 x 4 )

= 1 + 16

= 17

 42 – 32 = 16 – 9

=7

 ( 3 + 5 ) 2 + 32 + 5 2 = 82 + 3 2 + 52

= 64 + 9 + 25

= 98.[2]

 Bilangan berpangkat dua dengan perkalian dan pembagian

Contoh :

 22 x 32 = 4 x 9

= 36

 42 : 22 = 16 : 4

=4

Dari pembahasan diatas ada juga terdapat 5 sifat operasi perpangkatan yaitu :
1. (a x b)ⁿ = aⁿ x bⁿ

Contoh : (2 x 4 ) 2 = 22 x 42

= 4 x 16

= 64

1. am x aⁿ = am+n

Contoh : 22 x 42 = 8 2+2

= 84

= 8 x 8 x8 x 8
,
= 4096

3. am : aⁿ = am-n

Contoh : 44 : 22 = 24-2

= 22

=4

1. (a : b) ⁿ = aⁿ : bⁿ

Contoh : (4 : 2 ) 2 = 42 : 22

= 16 : 4

=4

1. aⁿ = dengan a = 0

Contoh = 0 2 = 0 x 0 = 0

Dari contoh- contoh diatas terdapat juga contoh lain pangkat lebih dari dua yaitu misalnya:

410 = 4 disebut basis, dan 10 merupakan pangkatnya. 410 berarti kalikan 4 dengan dirinya
sendiri sehingga ada 10 buah 4 dalam perkalian. Karenanya 410 berarti

410 = 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 = 1048576

Contoh pangkat dengan bilangan bulat :

94 = 9 x 9 x 9 x 9

93 = 9 x 9 x 9
92 = 9 x 9

91 = 9

2. Pengertian Akar, Contoh Akar Pangkat Dua

Akar adalah bilangan positif atau nol yang jika dikuadratkan menghasilkan nilai. Pada
dasarnya pengertian akar bilangan dapat dijelaskan melalui perpangkatan. Akar bilangan juga
merupakan perpangkatan dengan pangkat/eksponen bilangan pecahan. Pangkat bilangan
pecahan disebut juga pangkat rasional. Secara umum definisi akar bilangan sebagai
berikut.Definisi : (dibaca : akar n dari bilangan a) adalah bilangan yang apabila dipangkatkan
dengan n hasilnya sama dengan a.

1. Penarikan akan pangkat dua

Akar pangkat dua merupakan kebalikan dari pangkat dua. Akar pangkat dua ( akar kuadrat )
dilambangkan dengan tanda √.

Contoh

82 = 64 berati,

=8

= 8 dibaca akar pangkat dua dari enam puluh empat sama dengan delapan atau akar dari enam
puluh empat sama dengan delapan.[3]

Contoh lain dari akar pangkat dua yaitu:

32 = 9 dan
=3

52 = 25 dan

=5

dibaca akar pangkat dua dari 9.

dibaca akar pangkat dua dari 25.

1. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan akar pangkat dua dan bilangan
berpangkat dua

Contoh :

Diketahui sebuah tamn berbentuk persegi yang luasnya 25 cm2 berapakah panjang sisi
taman?

Jawab:
Panjang sisi taman sama dengan panjang sisi persegi. Dalam hal in kita harus mencari dua
bilangan yang sama dan apabila dikali hasilnya 25.

Yaitu 5 x 5 = 25

Maka hasilnya adalah 52.

Apabila kita kembali kebentuk akar pangkat dua,didapat :

Panjang sisi persegi (s ) = akar pangkat dua dari luas persegi (L) atau s =

Panjang sisi taman =


=5

Jadi,panjang sisi taman 5 cm .[4]

Hubungan Antar Dua Garis dan Sudut yang Terbentuk

By admin | August 4, 2017

0 Comments

Hubungan Antar Dua Garis dapat berupa berpotongan, sejajar, berimpit, dan bersilangan.
Sudut yang terbentuk akibat dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis dapat berupa
sehadap, bertolak belakang, dalam bersebrangan, luar bersebrangan, sepihak, dan luar
sepihak. Materi hubungan antara dua garis dan sudut yang terbentuk sering keluar di ujian
nasional. Jadi, simak dengan baik materi mengenai hubungan antar dua garis dan sudut yang
terbentuk.

Baca juga: Persamaan Garis Lurus

Garis

Garis adalah kumpulan titik-titik yang banyaknya tak terhingga yang saling bersebelahan dan
memanjang ke kedua arah. Hubungan antara dua garis dapat berupa sejajar, berpotongan,
berimpit, dan bersilangan.

Berimpit
Jika semua titik pada sebuah garis terletak pada garis lainnya, atau sebaliknya, maka kedua
garis tersebut dikatakan berimpit.

Dua Garis Sejajar


Karakteristik dua garis sejajar adalah kedua garis terletak pada satu bidang datar dan
tidak mempunyai titik persekutuan (titik potong).

Berpotongan
Dua garis dikatakan berpotongan jika dua garis itu mempunyai satu titik persekutuan
(titik potong).

Dua Garis Bersilangan


Dua garis bersilangan jika kedua garis terketak pada bidang yang berbeda dan kedua
garis tidak sejajar dan tidak berpotongan.

Sudut

Sebelum melanjutkan materi mengenai hubungan antar dua garis dan sudut yang
terbentuk, mari kita mengenal sudut terlebih dahulu. Sudut adalah daerah yang
dibatasi oleh dua sinar garis yang bertemu di satu titik pangkal. Perhatikan gambar
sudut di bawah.

Keterangan:
O = titik pangkal
OA dan OB = kaki sudut
= daerah sudut

Jenis-Jenis Sudut
Sudut Lancip

Sudut Siku-Siku

Sudut Tumpul

Sudut Lurus

Sudut Refleks

Hubungan Antar Sudut

Komplemen dan Suplemen


Sudut komplemen dan penyiku yang akan dibahas merupakan lanjutan

Sudut Berpenyiku (Komplemen)

Sudut Berpelurus (Suplemen)

Sudut-Sudut yang Terbentuk Oleh Dua Garis Sejajar dan Dipotong Sebuah Garis

Perhatikan gambar di bawah!


Sudut Sehadap
Karakteristik: Memiliki besar sudut yang sama

Sudut Dalam Berseberangan


Karakteristik: Mempunyai besar sudut yang sama.

Sudut Luar Berseberangan


Karakteristik: Mempunyai besar sudut yang sama.

Sudut Bertolak Belakang


Karakteristik: Mempunyai besar sudut yang sama.

Sudut Dalam Sepihak


Karakteristik: Jumlah sudutnya adalah

Sudut Luar Sepihak


Karakteristik: jumlah sudutnya

Contoh Soal dan Pembahasan

Contoh 1

Perhatikan gambar berikut!

Besar pelurus sudut KLN adalah ….

Pembahasan:
Jumlah dua sudut yang saling berpelurus adalah 180o, maka:

Besar pelurus sudut KLN = besar sudut MLN

Jawaban: B

Contoh 2

Perhatikan gambar berikut!


Besar adalah ….

Pembahasan:
Cara 1:
Hitung besar ACB!
Selanjutnya hitung nilai x melalui segitiga ACB. Perhatikan
INGAT!!! Jumlah ketiga sudut pada segitiga adalah .

Besar

Cara 2:
Cari nilai x dengan rumus cepat berikut!

Besar

Jawaban: C

Sudut adalah suatu daerah yang dibentuk oleh dua buah sinar garis yang titik pangkalnya
berimpit (bersekutu). Dalam bangun dua dimensi atau bangun datar yang beraturan, sudut
dapat pula diartikan sebagai ruang antara dua buah ruas garis lurus yang saling berpotongan.
Dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah banyak sekali benda-benda
yang memiliki sudut. Misalnya saja meja, lemari, buku, papan tulis, ubin, dan masih banyak
benda yang lainnya. Diharapkan setelah mempelajari sudut siswa dapat menentukan besar
sudut yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, dan tempat bermain
dengan satuan tidak baku dan satuan derajat

A. Jenis-jenis Sudut
Nama sebuah sudut dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu dengan satu huruf, diambil dari
nama titik sudut atau dengan tiga huruf, maka nama titik sudut diletakkan di tengah. Besar
sudut satu putaran adalah 360°. Sudut dalam lingkaran adalah sudut satu putaran. Contohnya
adalah jarum jam yang berputar dari angka 12 kembali ke angka 12 menempuh sudut satu
putaran atau 360°. Selain sudut satu putaran ternyata ada beberapa jenis sudut yang lain yang
dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan besarnya sudut yang terbentuk,
sudut dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok atau beberapa jenis sudut. Ada 5
jenis sudut yang perlu kalian ketahui, yakni.

1. Sudut siku-siku lebih dikenal dengan sudut tegak lurus yang besarnya adalah 90°.
2. Sudut lancip lebih dikenal dengan sudut"runcing/tajam". Besar sudute lancip adalah
kurang dari 90°.
3. Sudut tumpul lebih dikenal dengan sudut"rebah/roboh". Besar sudut tumpul lebih dari
90 ° dan kurang dari 180°.
4. Besar sudut lurus adalah 180°.
5. Sudut refleks besarnya lebih dari 180° tetapi kurang dari 360°.
B. Mengukur Sudut Dengan Satuan Tak Baku
Pengukuran sudut dapat dilakukan dengan menggunakan satuan baku dan satuan tidak baku.
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara
umum atau secara ilmiah, karena pengukuran ini tidak dapat dinyatakan dengan jelas atau
tidak dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan suatu ukuran Satuan baku adalah satuan
yang ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara umum (internasional) karena pengukuran
dengan satuan baku dapat dinyatakan dengan jelas dan dapat dipakai untuk memeriksa
ketepatan suatu ukuran.

Pengukuran sudut dengan satuan tak baku dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
menentukan sudut satuan. Kita juga dapat membuat pengukur sudut dari kertas origami.
Pengukur tersebut dinamakan busur. Untuk membuat sudut satuan dapat dilakukan dengan
cara lipat kertas seperti berikut.

Busur dibagi delapan bagian yang sama. Setiap potongan adalah satu unit pengukuran. Beri
nomor setiap potongan dari 0-7 searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam.
Cara yang dilakukan tadi adalah menentukan jenis dan besar sudut dengan menggunakan
satuan tidak baku.

Ternyata kita bisa mengukur besar suatu sudut dengan sudut lain yang telah kita buat
sebelumnya. Sudut yang dibuat dan digunakan untuk mengukur sudut yang lain dapat disebut
sebagai sudut satuan. Pada gambar di atas besar sudut yang diukur adalah 1, 5 satuan sudut.

C. Mengukur Sudut Dengan Satuan Baku


Sudut dilambangkan dengan “∠“. Untuk mengukur sudut secara lebih akurat menggunakan
busur derajat. Busur derajat adalah alat untuk mengukur besar sudut. Busur derajat
mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: skala 0°, pusat busur derajat, tepi skala, dan garis
alas busur derajat. Bagian-bagian sudut terdiri atas titik sudut dan kaki-kaki sudut. Satuan
besar sudut adalah derajat (°). Cara mengukur besar sudut digunakan alat ukur yang disebut
busur derajat. Besar sudut yang biasa diukur dengan busur derajat adalah 0° sampai dengan
180°.
Cara mengukur sudut : Impitkan pusat busur derajat dengan titik sudut yang akan diukur.
Impitkan pula garis alas busur dengan kaki sudut, sehingga skala 0° berimpit dengan kaki
sudut. Bacalah tepi skala dengan tepat pada kaki sudut lainnya.

D. Menggambar Sudut
Langkah-langkah menggambar sudut adalah sebagai berikut :
1. Tentukan titik sudut, misalnya titik O.
2. Buatlah garis lurus dari titik O ke kanan atau kekiri.
3. Ambillah busur derajat. Impitkan garis alas busur derajat pada garis yang melalui titik
O. Impitkan pula pusat busur pada titik O sehingga skala 0° berimpit pada garis alas
busur.
4. Tentukan titik A pada skala 0° dan tentukan titik B pada tepi skala (tepi lengkung)
yang arahnya berlawanan dengan arah gerak jarum jam dari skala 0°
5. Angkatlah busur derajat. Buatlah garis dari titik O melalui titik B.

Sudut dapat bernilai positif dan negatif. Jika diputar berlawanan arah jarum jam maka akan
terbentuk sudut positif. Jika diputar searah jarum jam maka akan terbentuk sudut
negatif. Derajat adalah nama satuan yang digunakan untuk menyatakan besar
sudut. Pengukuran sudut dapat dilakukan dengan menggunakan satuan baku dan satuan tak
baku.
A. Cara Mengukur Sudut
Cara mengukur besar sudut dapat menggunakan busur derajat. Busur derajat adalah sebuah
alat yang dapat membantu mengukur dan menggambar sudut. Bentuk dari busur derajat
biasanya setengah lingkaran, namun ada juga yang berbentuk satu lingkaran penuh yaitu
memiliki 360 derajat. Sebuah busur derajat memiliki satu titik tengah yang biasanya
berbentuk lingkaran yang sangat kecil.Busur derajat biasanya memiliki dua skala sehingga
dapat digunakan untuk mengukur sudut dari dua sisi. Selain dapat digunakan untuk mengukur
sudut, busur derajat juga dapat digunakan untuk menggambar sudut.

Sebelum mengukur besar sudut ada baiknya mengenal bagian-bagian dari busur
derajat. Busur derajat mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: a) tepi skala, b) skala 0°, c)
pusat busur derajat, dan d) garis alas busur derajat.

Setelah mengetahui bagian-bagian busur derajat cobalah melakukan pengukuran sebuah


sudut. Untuk mengukur sebuah sudut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Impitkan
pusat busur derajat dengan titik sudut (B). Impitkan pula garis alas busur dengan kaki sudut
BA, sehingga skala 0° berimpit dengan kaki BA. Bacalah tepi skala dengan tepat pada kaki
sudut lainnya (BC). Terlihat besar sudut ABC (∠ABC) adalah 150°.
B. Jenis Sudut
Setelah mencoba mengukur sebuah sudut dengan benar selanjutnya adalah mengenal jenis-
jenis sudut. Berdasarkan besarnya sudut yang dimiliki, sudut dapat dikelompokkan menjadi sudut
lancip, lurus, siku-siku, lurus, refleks, dan sudut satu putaran. Perhatikan tabel di bawah ini dengan
seksama untuk mengenal dan mengetahui berbagai jenis sudut.
Nama Sudut Gambar
Sudut Lancip yaitu sudut yang
besarnya antara 0° dan 90° (0° <
sudut lancip < 90°)

Sudut Siku-suku dikenal juga


dengan sudut komplemen. Besarnya
adalah 90°.

Sudut yang besarnya lebih dari 90°


dan kurang dari 180° ( 90° < sudut
tumpul < 180°)

Sudut pelurus dikenal juga dengan


sudut suplemen. Besarnya adalah
180°.

Sudut refleks adalah sudut yang


besarnya lebih dari 180° dan kurang
dari 360° ( 180° < sudut refleks <
360°)

Sudut lurus adalah sudut yang


besarnya 180°.

Label:Kelas VI

Penyajian Data: Diagram Lingkaran, Batang, Garis

By admin | January 26, 2018


0 Comments

Penyajian data dapat dilakukan dengan cara menyajikan data dalam bentuk diagaram.
Diagram tersebut dapat berupa lingkaran, batang, atau garis. Tujuan dari penyajian data
adalah untuk mempermudah pembaca dalam melihat data.

Melalui halaman ini, idschool akan mengulas cara penyajian data menjadi diagram lingkaran,
batang, dan garis. Pembahasan akan disajikan dalam bentuk contoh soal. Akan disediakan
sejumlah data, kemudian data tersebut akan disajikan dalam berbagai bentuk penyajian data.

Diberikan sejumlah data seperti di bawah.

Daftar Berat Badan 60 siswa SMP N 1 Sukaraja

43, 40, 42, 42, 43, 44, 41, 44, 43, 42, 42, 43,
41, 40, 40, 44, 41, 40, 42, 42, 44, 43, 40, 40,
43, 44, 44, 41, 41, 41, 41, 42, 43, 44, 43, 43,
41, 43, 41, 42, 43, 41, 43, 42, 43, 41, 43, 44,
41, 43, 42, 42, 42, 42, 44, 43, 42, 42, 43, 43.

Data di atas akan kita sajikan dalam bentuk diagram lingkaran, batang, dan garis.
Sebelumynya, untuk mempermudah prosesnya, kita buat data di atas ke dalam tabel distribusi
frekuensi seperti terlihat pada tabel di bawah.

Tabel Distribusi Frekuensi

Dengan menggunakan tabel frekuensi di atas, kita akan membuat penyajian data dalam
bentuk diagram lingkaran, batang, dan garis. Penyajian data pertama yang akan dibahasa
adalah diagram lingkaran.

Diagram Lingkaran

Penyajian dalam bentuk lingkaran dibedakan menjadi dua, yaitu dalam bentuk derajat dan
persen. Untuk menyajikan data dalam bentuk lingkaran dalam bentuk derajat, sobat idschool
perlu merubah banyak data sesuai perbandingan dalam derajat. Begitu juga untuk penyajian
data bentu diagram lingkaran dalam persen. Sobat idschool perlu merubah banyak data ke
dalam persen.

Perhatikan proses penyajian data dalam bentuk lingkaran dalam derajat dan persen yang akan
dibahas di bawah.

Diagram Lingkaran dalam Derajat ( )

Perhitungan banyaknya data ke dalam derajat:

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm
lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.
Gambar diagram lingkaran:
Diagram Lingkaran dalam Persen (%)

Perhitungan banyaknya data ke dalam persen:

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat seperti data di atas, buatlah diagarm
lingkaran yang sesuai seperti terlihat pada gambar di bawah.

Gambar diagram lingkaran:


Ulasan materi penyajian data selanjutnya adalah penyajian data dalam bentuk diagram
batang.

Diagram Batang

Penyajian data ke dalam bentuk diagram batang cukup mudah dilakukan dibanding diagaram
lingkaran. Sobat idschool hanya perlu menyesuaikan keterangan data dan banyak data pada
masing-masing sumbu x dan y. Selanjutnya, sobat idschool hanya perlu menggambar
batangnya sesuai data yang diketahui.

Penyajian data dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar di bawah.

Diagram Garis

Cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis hampir sama dengan diagram batang.
Bedanya terletak pada langkah akhirnya.Pada diagram batang hasil akhinya adalah
menggambar batangnya. Pada diagram garis, sobat idschool hanya perlu menarik garis dari
titik-titik yang telah disesuaikan dengan data yang diketahui.

Hasil penyajian data dalam bentuk diagram garis dapat dilihat pada gambar di bawah.

Contoh Soal dan Pembahasan

Contoh 1
Diagram lingkaran berikut menunjukkan kegemaran 300 siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di suatu sekolah.

Banyak siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drama adalah ….


A. 30 orang
B. 35 orang
C. 40 orang
D. 45 orang
Pembahasan:
Persentase siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drama adalah

Banyak siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drama adalah

Jadi, banyak siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drama adalah 45 orang.
Jawaban: D

Contoh Soal Penyajian Data 2 (SOAL UN Matematika SMP 2016)


“Pengunjung Perpustakaan”
Suatu hari Ani menemukan sobekan koran yang memuat data pengunjung perpustakaan
berupa gambar diagram batang sebagai berikut.

Rata-rata Pengunjung 41 Orang Selama Lima Hari.


Informasi yang ada pada koran tersebut menunjukkan data pengunjung perpustakaan selama
5 hari. Ani penasaran ingin tahu tentang banyak pengunjung pada hari Rabu. Tolong bantu
Ani, berapa banyak pengunjung pada hari Rabu?
A. 55 orang
B. 60 orang
C. 65 orang
D. 70 orang

Pembahasan:
Banyak pengunjung:
Senin = 45 orang
Selasa = 40 orang
Rabu = x orang
Kamis = 30 orang
Jumat = 20 orang

Rata-rata pengunjung 41 orang selama lima hari.

Jadi, banyak pengunjung pada hari Rabu adalah 70 orang.

Jawaban: D

Anda mungkin juga menyukai