Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan
social kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau
determinandalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat
sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi
pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan
pada dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan) dan faktor
kesehatan lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang
berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal
ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran
lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang
semestinya).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dengan memperhatikan judul yang diambil, maka kami dapat menarik
suatu rumusan permasalahan, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan sanitasi?
2. Mengapa sanitasi perlu diterapkan di lingkungan keluarga?

1
1.3 TUJUAN
Dengan memperhatikan judul yang diambil, maka kami dapat
menyimpulkan tujuan penulisan, yaitu :
1. Mahasiswa atau Mahasiwi dapat memahami definisi sanitasi.
2. Mahasiswa atau Mahasiwi dapat melakukan sanitasi di lingkungan
keluarga.

1.4 MANFAAT
1. Sebagai sumber informasi bagi Mahasiwa atau Mahasiwi untuk
mengetahui tata cara sanitasi di lingkungan keluarga.
2. Sebagai sumber informasi bagi Mahasiwa atau Mahasiwi untuk refrensi
bacaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sarana Air Bersih Dan Air Minum

A. Pengertian, Ciri dan Manfat Air Bersih dan Air Minum


1. Pengertian
 Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari seperti mandi dan mencuci, yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
diolah lebih lanjut, misalnya dimasak.
 Air minum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


492/MENKES/PER/IV/2010, air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Jenis air minum menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, meliputi :

a. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan


rumah tangga
b. Air yang didistribusikan melalui tangki air
c. Air Kemasan
d. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan
minuman yang disajikan kepada masyarakat.

3
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990
mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan
menurut peruntukannya, antara lain :

a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air


minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih
dahulu.
b. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air
baku air minum
c. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk
keperluan perikanan dan peternakan.
d. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk
keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri, dan
pembangkit listrik tenaga air.
2. Ciri-ciri
 Air bersih
1. Tidak keruh
2. Tidak berwarna
3. Tidak berbau
4. Jernih
5. Berasa tawar
6. Derajat keasaman aman
7. Bebas bakteri pathogen
8. Suhu normal
9. Bebas endapan
10. Bebas zat kimiawi arsenic
 Air minum
Syarat – syarat air minum adalah, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa. Air minum juga seharusnya tidak
mengandung kuman patogen yang dapat membahayakan
kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat
mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan
dapat merugikan secara ekonomis. Pada hakekatnya, tujuan ini

4
dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit
bawaan air (Slamet, 2004).
3. Manfaat
 Air bersih
a) Memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh
b) Menjaga kesehtan dan kesegaran tubuh
c) Membersihkan badan
d) Membersihkan makanan dan masak
e) Membantu pekerjaan sehari-hari
f) Untuk irigasi pertanian
g) Menjaga ekosistem lingkungan
h) Penyuplai energi
i) Menghemat pengeluaran
 Air minum

Air minum Bagi manusia air minum adalah salah satu


kebutuhan utama. Berbagai penyakit dapat dibawa oleh air
kepada manusia yang memanfaatkannya, maka tujuan utama
penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat adalah
untuk mencegah penyakit yang dibawa oleh air. Air minum
yang memenuhi kualitas maupun kuantitas sangat membantu
menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit
diare.

Air dalam tubuh manusia berfungsi untuk menjaga


keseimbangan metabolisme dan fisiologi tubuh. Air juga
berguna untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar
cepat dicerna. Komponen sel terbanyak dalam tubuh manusia
terdiri dari air, maka jika kekurangan air, sel tubuh akan menciut
dan tidak dapat berfungsi dengan baik (Depkes RI, 2006).

5
B. Identifikasi Sarana Air Bersih dan Air Minum yang Sehat dan Penyakit
Yang Berhubungan Dengan Air Minum

Identifikasi air Bersih dan air minum terutama dimaksudkan untuk


mendapatkan informasi mengenai:

1. Jarak dan beda tinggi sumber air terhadap daerah pelayanan

2. Debit andalan sumber air

3. Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini

Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem


terpilih yang diperoleh berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa
alternatif pilihan sistem. Penentuan pilihan didasarkan pada penilaian
berdasarkan aspek:

1. Teknis

2. Ekonomis

3. Lingkungan

Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari:

1. Sistem Produksi meliputi Intake dan Instalasi Pengolahan Air


2. Sistem Distribusi meliputi Reservoir dan Pipa Induk
3. Sistem Pemanfaatan melalui Sambungan Rumah dan Hydrant
Umum

Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah:

1. Pola tata guna lahan


2. Kepadatan penduduk
3. Kondisi topografi kota
4. Rancangan induk kota.

6
Air sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, sebaliknya apabila air
tidak memenuhi persyaratan kesehatan dapat juga memberikan pengaruh
yang buruk bagi kesehatan manusia. Air yang tidak memenuhi syarat
merupakan media yang baik untuk penularan penyakit. Penyakit-penyakit
tersebut dapat dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok :

1. Water Borne Diseases adalah penyakit-penyakit yang ditularkan


langsung melalui air minum, dimana air minum yang mengandung
kuman patogen terminum oleh manusia sehingga bisa sakit.
Penyakitnya antara lain; Cholera, Typhoid, Dysentri, Hepatitis dan
Gastroenteritis
2. Water Washed Diseases adalah penyakit-penyakit yang disebabkan
oleh karena kurangnya air untuk pemeliharaan hygiene perorangan.
penyakit ini sering terjadi pada daerah beriklim tropis. penyakitnya
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok :
a. penyakit infeksi saluran pencernaan salah satu penyakit infeksi
pencernaan adalah diare, penyakit ini dapat menular melalui air
dan juga alat-alat dapur yang dicuci dengan air yang tidak
memenuhi syarat air bersih. Penyakitnya ; Cholera, typhoid,
dysentri, hepatitis
b. Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir penyakit ini dapat
ditularkan karena kurangnya penyediaan air untuk kebersihan
pribadi. penyakitnya antara lain; penyakit kulit, conjuctivitis
(trachoma) dsb.
c. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh insekta pada kulit dan
selaput lendir.
insekta parasit akan mudah berkembangbiak dan menimbulkan
penyakit apabila kebersihan perseorangan tidak terjamin, karena
kurangnya air. penyakitnya : scabies (kudis), louse borne relapsing
fever dsb.
3. Water Based Diseases adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit
penyakit yang sebagian siklus hidupnya di dalam air. penyakitnya;
Schistosomiasis.

7
4. Water Related Insects Vectors
penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung
pada air. penyakitnya ; malaria, demam berdarah, dengue, filariasis,
yellow fever, dsb

2.2 Jamban Sehat

A. Pengertian, Ciri-ciri dan Maanfaat Jamban Sehat


1. Pengertian

Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif


untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Penggunaan
jamban tidak hanya nyaman melainkan juga turut melindungi dan
meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan area
pemukiman yang ada, masalah mengenai pembuangan kotoran
manusia menjadi meningkat, dilihat dari segi kesehatan
masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan
masalah pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003).

2. Ciri-ciri
 Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran bahan-bahan
yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran
manusia.
 Dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan
penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya.

3. Manfaat
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan.
Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin
beberapa hal, yaitu :
 Melindungi kesehatan masyarkat dari penyakit
 Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan
saran yang aman

8
 Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor
penyakit
 Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan
lingkungan.
B. Identifikasi jamban sehat dan penyakit yang berhubungan dengan
penggunaan jamban tidak sehat

Menurut Kumoro (1998), terdapat beberapa bagian sanitasi


pembuangan tinja, antara lain :

1. Rumah Kakus: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari


lingkunagn sekitar, harus memenuhi syarat ditinjau dari segi
kenyamanan maupun estetika. Konstruksi disesuaikan dengan
keadaan tingkat ekonomi rumah tangga.
2. Lantai Kakus: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat
pemakai yang sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan
serta tidak menyerap air. Konstruksinya juga disesuaikan dengan
bentuk rumah kakus.
3. Tempat Duduk Kakus: Fungsi tempat duduk kakus merupakan
tempat penampungan tinja, harus kuat, mudah dibersihkan,
berbentuk leher angsa atau memakai tutup yang mudah diangkat.
4. Kecukupan Air Bersih: Jamban hendaklah disiram minimal 4-5
gayung, bertujuan menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga
kondisi jamban tetap bersih. Juga agar menghindari kotoran tidak
dihinggapi serangga sehingga dapat mencegah penularan penyakit.
Tersedia Alat Pembersih: Tujuan pemakaian alat pembersih, agar
jamban tetap bersih setelah jamban disiram air. Pembersihan
dilakukan minimal 2-3 hari sekali meliputi kebersihan lantai agar
tidak berlumut dan licin. Sedangkan peralatan pembersih
merupakan bahan yang ada di rumah kakus didekat jamban.
5. Tempat Penampungan Tinja: Adalah rangkaian dari sarana
pembuangan tinja yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan
kotoran/tinja. Konstruksi lubang harus kedap air dapat terbuat dari

9
pasangan batu bata dan semen, sehingga menghindari pencemaran
lingkungan.
6. Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari suatu sistem
pembuangan tinja yang lengkap, berfungsi mengalirkan dan
meresapkan cairan yang bercampur tinja.
Selain Sanitasi tinja diatas, kita juga harus paham berbagai jenis
jamban keluarga. Menurut Azwar (1990), terdapat beberapa jenis jamban,
antara lain :

1. Jamban cubluk (Pit Privy): adalah jamban yang tempat


penampungan tinjanya dibangun dibawah tempat injakan atau
dibawah bangunan jamban. Fungsi dari lubang adalah mengisolasi
tinja sedemikian rupa sehingga tidak dimungkinkan penyebaran
dari bakteri secara langsung ke pejamu yang baru. Jenis jamban ini,
kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena
akan menotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter
(Mashuri, 1994).
2. Jamban Empang (Overhung Latrine): Adalah jamban yang
dibangun diatas empang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini
ada yang kotorannya tersebar begitu saja, yang biasanya dipakai
untuk makanan ikan, ayam.
3. Jamban Kimia (Chemical Toilet): Jamban model ini biasanya
dibangun pada tempat-tempat rekreasi, pada transportasi seperti
kereta api dan pesawat terbang dan lain-lain. Disini tinja disenfeksi
dengan zat-zat kimia seperti caustic soda dan pembersihnya
dipakai kertas tissue (toilet paper). Sedangkan jamban kimia ada
dua macam, yaitu tipe lemari (commode type), dan tipe tangki
(tank type). Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang
telah terkumpul perlu di buang lagi.
4. Jamban Leher Angsa (Angsa Trine): Jamban leher angsa
merupakan jamban leher lubang closet berbentuk lengkungan,
dengan demikian akan terisi air gunanya sebagai sumbat sehingga

10
dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang
kecil. Jamban model ini adalah model yang terbaik yang
dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.

Dampak jamban tidak sehat :

1. Terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang


berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran
manusia.

2. Vektor dapat menyebarkan bibit penyakit pada pemakai


dan lingkungan sekitarnya.

2.3 Instrument Pendataan Sanitasi Lingkungan

A. Sarana Air Bersih dan Air Minum

11
B. Jamban Sehat
Kondisi Sanitasi Jamban Keluarga (Depkes RI, 2004) (di isi oleh peneliti)

12
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

1.2 SARAN
.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://slideplayer.info/slide/12166452/

https://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi.

Chandra,budiman.2007.PengantarKesehatanlingkungan.jakarta:bukuKedokteran
EGC.

Kusnoputranto, H. 1997. Air Limbah dan Ekskreta Manusia, Aspek Kesehatan


masyarakat dan Pengelolaannya.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikandan Kebudayaan.


Jakarta; Djabu, U. dkk.1991. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air
Limbah.

Pusdiknake sDepkes RI. 2005. Modul Panduan Praktek CLTS di Lapangan;


Soemardji, J. 1985.

Pembuangan Kotorandan Air Limbah. Pusdiknakes Depkes RI; Umar, M.A. 1985.

Tinja dan Kesehatan. Artikel Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia; Wise, P.


dkk.2003. Panduan Kesehatan Masyarakat untuk Kader Kesehatan.

https://www.academia.edu/people/search?utf8=✓&q=makalah+sanitasi+lingkung

an+di+keluarga

LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai