Contoh Soal untuk langkah – langkah dalam pembacaan grafik Diagram Moody
a). Hitung besar head loss dalam suatu pipa dengan diameter (D) 10 cm, = 0,85 mm,
yang didalamnya mengalir minyak (s=0,82) dengan viskositas () 0,0052 N.det/m2 pada
debit (Q) 40 liter/detik. Dalam kondisi aliran ini, hitung kehilangan energi (Head loss) &
tentukan apakah pipa termasuk jenis kasar, transisi atau halus?
Diketahui:
• D = 10 cm = 0,10 m
• = 0,0052 N.det/m2
Hl = f L V2 / (D 2g)
f = 0,042.
• Kondisi aliran:
32,8
• l
V f
• l = 0,20 m > 3 aliran: “Hydraulically smooth”
/D = 0,00015
V = 1,54 m/det, selanjutnya harga ini digunakan untuk menghitung harga Re yang baru, Re =
2,87 x 105 , f = 0,0165, V = 1,52 m/det
perbedaan harga V relatif kecil sehingga, digunakan V = 1,52 m/det, Q = A V = 0,048 m3/det.
4. Rumus Perhitungan Headloss Via Pompa
5. Tabel 6.1 Kriteria Baku Mutu Air Baku
6. Untuk 2.2.2 seharusnya judul : Pengukuran Debit Sumber Air Baku
7. Tabel 3.1
Kegiatan Keandalan
Penyediaan Air Domestik 80 % - 90 %
Penyediaan Air Industri 80 %
8. Rumus dan Perhitungan Debit Andalan Embung
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Alvaro Camacho, dengan
memanfaatkan metode infiltration gallery ini mampu meremoval hinga kurang lebih 90 %
kekeruhan, suspended solid, warna. Infiltration galery mampu mensuplay air minum dalam
kualitas dan kuantitas yang nyaris stabil sepanjang tahun dengan efek terhadap lingkungan
yang sangat minimal. Karena metode ini memanfaatkan proses filtrasi alami sehingga dapat
menggurangi pengeluran untuk proses O&M.
Data perencanaan yang digunakan adalah sumber bahan baku air minum berasal dari sungai
Bengawan Solo wilayah Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo wilayah SUB DAS Bengawan
Solo Hilir, karena Kecamatan Bungah berada dalam wilayah tersebut. Ada beberapa tahap
mengolah air sungai Bengawan Solo dengan metode Infiltration gallery antara lain pengolahan
awal, pengolahan alamiah dan pengolahan lanjutan sebagai kontrol sebelum terdistribusi ke
masyarakat. Gambar Desain Tampak Samping dapat dilihat pada Gambar 7, dan Peta lokasi
rencana stasiun Infiltration Gallery sepanjang sungai dapat dilihat pada Gambar 8.
± 10 m
± 10 m ±5m
Pengolahan awal infiltrasi dilakukan secara alamiah yakni dengan memanfaatkan tanaman
eceng gondok menyisihkan logam berat yang berfungsi sebagai penyisihan terhadap zat – zat
pencemar dari kegiatan domestik dan pertanian yang akan mengalir ke sungai, kemudian
dilakukan kombinasi fitoteknologi penanaman pohon trembesi pada area tanggul yang akarnya
kuat yang berfungsi sebagai penguat tanggul dan pemilihan pohon trembesi karena setiap
pohon mampu menyimpan kandungan air dan mengolah air yang tercemar oleh
mikroorganisme di akar. Pengolahan awal lainnya memanfaatkan fasilitas ruang terbuka hijau
(RTH) sekitar 10 % lahan yang dimiliki oleh setiap kawasan perumahan sekitar bengawan solo
dengan penanaman pohon. Secara umum pengolahan awal ini berada di lapisan atas
permukaan tanah. Pengolahan alamiah infiltrasi galeri berada di Vadoze Zone (lapisan dalam
tanah). Air yang mengalir ke bawah tanah dari sungai diolah secara alamiah oleh
miroorganisme yang berfungsi sebagai removal zat pencemar organik yang masuk ke dalam
tanah dan butiran partikel sebagai media adsorben zat – zat pencemar kimia dan non organik.
13. Cara Perhitungan Kapasitas Infiltration Gallery
Keterangan:
A : Badan Air (Sungai Bengawan Solo)
B : Pepohonan Berkayu sbagai penguat tanggul alami
C : Saluran Pengumpul
D : Vegetasi
E : Permukiman sebagai obyek distribusi
Seperti terlihat pada Gambar diatas, pipa dan screens ditanam ± 5m lebih
rendah dari dasar sungai. Data- data berikuta akan digunakan dalam proses
perhitungan kapasitas suplay air oleh masing-masing bak pengumpul.
Bed Sungai Bengawan Solo : 150,1 m
Minimum Water level : 152,2 m
Maximum water level : 161,7 m
Batas atas air (dalam sumur) : 163,0 m
Batas bawah : 143,0 m
Garis tengah saringan : 145,1 m
Penyaring akan dikelilingi oleh 2-4 mm kerikil (K1: 1 x 10 -1 m/det), lalu
pasir coarse dengan ketebalan 2,0 m (K2: 4 x 10 -4 m/det). Di atas pasir coarse
akan diletakkan pasir dari sungai bengawan solo dengan ketebalan 2,5 m (K3: 2
x 10-4 m/det) (data hasil asumsi).
A). Bronkaptering
Pas.BatuKali
b Dinding
Tekanan hidrostatis : 1,6 x 1x 3= 4,8 kN/m2
c Pelat Dasar
Berat sendiri pelat dasar: 0,25 x 24 = 6 kN/m2
Beban Mati Terfaktor : 1,2 x 6= 7,2 kN/m2
Beban Air 1x 3= 3 kN/m2
Beban Air Terfaktor : 1,6 x 3= 4,8 kN/m2
Beban Total Terfaktor : = 12 kN/m2
Perhitungan Gaya Dalam :
Lx = 3m Lx/Ly = 1
Ly = 3m
Mlx = 0,125 x 7,32 x 3x 3 2 = 24,705 kNm
Mly = 0,125 x 7,32 x 3x 3 2 = 24,705 kNm
b Pelat Dinding
Lx = 3m Lx/Lz = 0,857
Lz = 3,5 m
Mlx = 0,125 x 8x 3x 3,5 2 = 36,750 kNm
Mlz = 0,125 x 8x 3,5 x 3 2 = 31,500 kNm
c Pelat Dasar
Lx = 3m Lx/Lz = 1
Lz = 3m
Mlx = 0,125 x 23,2 x 3x 3 2 = 78,300 kNm
Mlz = 0,125 x 23,2 x 3x 3 2 = 78,300 kNm
Perhitungan Penulangan
Tabel 6.2. Analisis Perhitungan Penulangan Pelat Bronkaptering
Keterangan Tabel:
[1] Pelat yang ditinjau [8] a didapat dari persamaan
[2] Arah tinjauan pelat: arah-x dan arah-y (Mu /0,8) = 0,85.fc' .b .a .[d - (a /2)]
[3] L = bentang pelat menrtut arah x dan arah y dengan f c '=22,5 MPa, b =1000 mm
[4] Mu = momen ultimit [9] A s perlu = (0,85.f c ' .b .a )/f y
[5] h = tebal plat dengan fy = 240 MPa
[6] d' = pb + 1/2.P (untuk lx , tx ,dan ty ) [10] A s ,min = 0,0025.b.h
dengan pb = 15 mm (pelat atas) [11] S perlu = (P ^2..0,25.b )/A s perlu
dengan pb = 25 mm (pelat dasar) [12] Tulangan pokok terpakai
[7] d = h - d' [13] As = [P ^2..0,25.b ]/spakai > A s perlu
P = 8 mm
Contoh perhitungan penulangan pelat dasar bronkaptering:
Direncanakan :
L = 3 meter (direncanakan)
Mu = 24,71 kNm (direncanakan)
h = 150 mm (direncanakan)
d’ = 19 mm (15+8/2)
d =131 mm (h-d’)
a = dari persamaan (Mu/0,8) = 0,85.fc'.b.a.[d - (a/2)] dengan fc'=22,5 MPa,b=1000 mm
24,71/0,8 = 0,85x22,5x1000xa[19-(a/2)]
didapat nilai a yaitu 4,18 mm
As perlu = (0,85xfc’xbxa)/fy ,
As perlu = (0,85x22,5x1000x4,18)/240 = 332,71 mm
As minimum = (0.0025xbxh) ,
As minimum = (0,0025x1000x150) = 375 mm
S perlu = (P^2 xπx0,25x b)/As perlu,
S perlu = ( 8^2xπx0,25x1000)/332,71 = 151 mm
As pakai = (P^2 xπx0,25x b)/ tulangan pakai
As pakai =( 8^2xπx0,25x1000)/100= 502,14 mm
Penulangan Balok
Perhitungan Pembebanan
a Balok Atas
b Balok Sloof
a Balok Atas
Gaya Momen
Momen tump= 0,083 x 10,91 x 3 2 = 8,184 kNm
Momen Lap = 0,042 x 10,91 x 3 2 = 4,092 kNm
b Balok Sloof
Gaya Momen
Momen tump= 0,083 x 52,33 x 3 2 = 39,248 kNm
Momen Lap = 0,042 x 52,33 x 3 2 = 19,624 kNm
Diame
Vu max S
Elemen b(m) d(m) ter S perlu Tul.
(kN) pakai
(mm)
Pelat
- Pelat Atas Tebal: 150 mm P8-100
- Pelat Dinding Tebal: 200 mm P8-100
- Pelat Dasar Tebal: 250 mm P8-50
(b) Pada aliran normal, tersedia ketinggian air di sungai untuk mengairi sawah,
Pengambilan Bebas. Posisi harus tepat agar sedimen tidak masuk. Tinggi ambang