Diagnosis asma
Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit
asma, maka dokter perlu melakukan sejumlah tes. Namun
sebelum tes dilakukan, dokter biasanya akan mengajukan
pertanyaan pada pasien mengenai gejala apa saja yang
dirasakan, waktu kemunculan gejala tersebut, dan riwayat
kesehatan pasien serta keluarganya.
Jika seluruh keterangan yang diberikan pada pasien
mengarah pada penyakit asma, maka selanjutnya dokter bisa
melakukan tes untuk memperkuat diagnosis, misalnya:
Spirometri
Tes Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Uji Provokasi Bronkus
Pengukuran Status Alergi
CT Scan
Rontgen
Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma saat kanak-
kanak, gejalanya mungkin bisa menghilang ketika dia remaja
dan muncul kembali saat usianya lebih dewasa. Namun
gejala asma yang tergolong menengah atau berat di masa
kanak-kanak, akan cenderung tetap ada walau bisa juga
muncul kembali. Kendati begitu, asma bisa muncul di usia
berapa pun dan tidak selalu berawal dari masa kanak-kanak.
Pengobatan asma
Ada dua tujuan dalam pengobatan penyakit asma, yaitu
meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Untuk
mendukung tujuan tersebut, diperlukan rencana pengobatan
dari dokter yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Rencana
pengobatan meliputi cara mengenali dan menangani gejala
yang memburuk, serta obat-obatan apa yang harus
digunakan.
Penting bagi pasien untuk mengenali hal-hal yang dapat
memicu asma mereka agar dapat menghindarinya. Jika
gejala asma muncul, obat yang umum direkomendasikan
adalah inhaler pereda.
Bilamana terjadi serangan asma dengan gejala yang terus
memburuk (secara perlahan-lahan atau cepat) meskipun
sudah ditangani dengan inhaler atau obat-obatan lainnya,
maka penderita harus segera mendapatkan penanganan di
rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma bisa saja
membahayakan nyawa. Bagi penderita asma kronis,
peradangan pada saluran napas yang sudah berlangsung
lama dan berulang-ulang bisa menyebabkan penyempitan
permanen.
Komplikasi asma
Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa
saja terjadi:
Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).
Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan.
Tubuh sering terasa lelah.
Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.
Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon
dengan terapi normal).
Pneumonia.
Gagal pernapasan.
Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru.
Kematian.