Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

PEMELIHARAAN JALAN

Disusun Oleh:

Nama: Sugih Syamsi Nugraha


NPM : 147011155
Kelas : B

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


TASIKMALAYA
2018
BAB XIV
PEMELIHARAAN JALAN
14.1 Umum

Pada dasarnya, setiap struktur perkerasan jalan akan mengalami proses pengrusakan secara
progresif sejak jalan tersebut pertama kali dibuka untuk lalu lintas seperti yang diperlihatkan
gambar 14.1 Perlu diperhatikan bahwa beban yang diakibatkan oleh kendaraan ringan
(kendaraan pribadi) tidak berkontribusi terhadap proses pengrusakan tersebut. Untuk
mengatasi hal ini, diperlukan suatu metoda untuk menentukan kondisi jalan agar dapat
disusun program pemeliharaan jalan yang diperlukan.

14.2 Kerusakan Jalan

Kerusakan jalan dapat dibedakan menjadi :

 Kerusakan Struktural
 Kerusakan Fungsional

Kerusakan struktural mencakup kegagalan perkerasan atau kerusakan dari satu atau lebih
komponen pekerasan yang mengakibatkan perkerasan tidak dapat lagi menanggung beban
lalu lintas.

Kerusakan fungsional adalah suatu kondisi kerusakan dimana kenyamanan dan keamanan
dari pengguna jalan terganggu dan biaya operasi kendaraan meningkat. Kerusakan fungsional
ini dapat berdii sendiri dan dapat diikuti dengan kerusakan struktural.

Kerusakan fungsional dapat diperbaiki dengan cara pemeliharaan sedangkan kerusakan


struktur biasanya harus diperbaiki dengan membagun ulang perkerasan tersebut.

Jenis-jenis kerusakan struktural jalan menurut Bina Marga adalah Retak (Cracking),
Perubahan Bentuk (Deformation), Cacat Permukaan (Surface Disintegration), Pengausan
(Polished Aggregate), Kegemukan (Bleeding), Penurunan pada Bekas Penanaman Utilitas
(Utility Cut Depression). Sedangkan retak sendiri terdiri dari :

 Retak halus (hair cracks)


 Retak kulit buaya (alligator cracks)
 Retak pinggir (edge cracks)
 Retak pertemuan perkerasan dan bahu (edge joint cracks)
 Retak sambungan jalan (lane joint cracks)
 Retak sambungan pelebaran (widening cracks)
 Retak refleksi (reflection cracks)
 Retak susut (shringkage cracks)
 Retak selip (slippage cracks)

Perubahan bentuk terdiri dari :

 Alur (ruts)
 Keriting (corrugation)
 Amblas (depression)
 Sungkur (shoving)
 Jembul (upheavel)
 Lubang (potholes)
 Pelepasan butir (raveling)
 Pengelupasan lapis permukaan (stripping)

Secara lengkap, jenis-jenis kerusakan jalan tersebut berikut penyebab serta cara
penanganannya yang sesuai menurut Bina Marga dapat dilihat pada Tabel 14.1 dengan
gambar sketsa kerusakan yang diambil dari Buku Manual Pemeliharaan Jalan, Jilid IA
Perawatan Jalan (No. 03/MN/B1983) yang diterbitkan oleh Bina Marga.

Proteksi dan koreksi adalah kegiatan pemeliharaan jalan menurut Bina Marga. Kegiatan
koreksi diterapkan pada perkerasan beraspal yang sudah mengalami kerusakan dengan derajat
keparahan berat tetapi dengan derajat penyebaran setempat, antara lain: lubang, amblas,
gelombang, retak buaya, jembulan. Kegiatan proteksi diterapkan pda permukaan perkerasan
beraspal yang sudah mnunujukkan gejala-gejala akan terjadi kerusakan, atau sudah
mengalami kerusakan dengan derajat keparahan ringan tetapi dengan derajat penyebaran luas
(antara lain retak halus, retak memanjang, retak kulit buaya, retak susut, pengausan, keriting
dan kegemukan).

Tujuan kegiatan koreksi adalah mengembalikan nilai kekuatan, tingkat keamanan, tingkat
kenyamanan, kekedapan terhadap air, dan kelancaran pengaliran air. Sedangkan sifat-sifat
kegiatan koreksi adalah diselenggarakan sesuai kejadian di lapangan, mencakup daerah yang
terbtas dan setempat, dapat dilakukan mulia dari lapis permukaan sampai tanah dasar,
mengganti dan atau menambah bagian perkerasan, serta memeberikan nilai konstruksi.
Tujuan nilai kegiatan proteksi adalah meningkatkan kekuatan, tingkat keamanan, tingkat
kenyamanan, kekedapan permukaan, kelancaran pengaliran air. Sifat proteksi adalah
diselenggarakan secara berkala, mencakup daerah permukaan yang luas, dilakukan pada atau
permukaan, serta tambahan nilai kekuatan yang diperhitungkan rendah.

Tabel 14.1 Jenis – Jenis Kerusakan Jalan

No Jenis Kerusakan Tempat Bentuk/Sifat/ Penyebab Cara Pengananan Catatan


. Tingkat
1. Retak
a. Retak Halus Jalan  Lebar celah  Bahan  Lapis dengan Proteksi
sukasenang, lebih kecil perkerasan LATASIR, BURAS,
kecamatan atau sama kurang baik LATASBUM
skuahening, dengan 3mm  Pelapukan  Perbaikan drainase,
kabupaten  Penyebaran permukaan dibongkar dan
tasikmalaya setempat atau  Air tanah dilapis kembali Koreksi
meluas  Tanah dasar denga bahan yang
 Meresapkan dan atau sesuai
air bagian
 Akan perkerassan
berkembang dibawah lapis
menjadi retak permukaan
buaya kurang stabil
b. Retak Kulit Buaya Jalan terminal  Lebar celah  Bahan  Lapis dengan Proteksi
rajapolah, lebih besar perkerasan BURDA, BURTU,
kecamatan atau sama kurang baik LATASTON
rajapolah, dengan 3mm  Pelapukan  Perbaikan drainase,
kabupaten  Saling permukaan dibongkar dan lapis
tasikmalaya berangkai  Air tanah kembali dengan Koreksi
membentuk  Tanah dasar bahan yang sesuai
serangkaian dan atau
kotak-kotak bagian
kecil yang perkerasan
menyerupai dibawah lapis
kulit buaya permukaan
 Meresapkan kurang stabil
air
 Akan
berkembang
menjadi
lubang akibat
pelepasan
butir-butir
c. Retak Pinggir Jalan lewad,  Memanjang  Sokongan dari  Bahu diperlebar Proteksi
kecamatan dengan atau samping atau dipadatkan
rajpolah tanpa cabang kurang  Drainase diperbaiki
kabupaten yang  Bahan  Celah diisi
tasikmalaya mengarah ke dibawah retak campuran aspal
bahu dan pinggir kurang cair dan pasir
terletak dekat baik
bahu  Penyusutan
 Meresapkan tanah
air  Drainase
 Akan kurang baik
berkembang
menjadi besar
yang akan
diikuti oleh
pelepasan
butir pada tepi
retak
d. Retak Pertemuan Jalan  Memanjang  Permukaan  Bahu diperlebar Proteksi
Perkerasan dengan tejamaya, dan terjadi bahu lebih atau dipadatkan
Bahu lewad, pada bahu tingggi  Drainase diperbaiki
kecamatan beraspal daripada  Celah diisi
rajpolah,  Meresapkan permukaan campuran aspal
kabupaten air perkerasan cair dan pasir
tasikmlaya  Akan  Penurunan
berkembang bahu
menjadi besar  Penyusutan
yang diikuti bahan bahu
oleh dan atau
pelepasan bahan
butir pada tepi perkerasan
retak  Roda
kendaraan
berat yang
menginjak
bahu
e. Retak Sambungan Jalan pasir  Memanjang  Ikatan  Celah diisi Proteksi
Jalan gede, dan terletak sambungan campuran aspal
kecamatan pada kurang baik cair dengan pasir
sukahening, sambungan
kabupaten jalur lalu lintas
tasikmalaya  Meresapkan
air
 Diikuti
pelepasan
butir pada tepi
retak dan
akan
bertambah
lebar
f. Retak Sambungan Jalan raya  Memanjang  Ikatan  Celah diisi Proteksi
Pelebaran parhon, kota terletak pada sambungan campuran aspal
tasikmalaya sambungan kurang baik cair
antara  Perbedaan
perkerasan kekuatan jalan
lama dengan pelebaran
perkerasan dengan jalan
pelebaran lama
 Meresapkan
air
 Diikuti
pelepasan
butir pada tepi
retak
sehingga
retak akan
bertambah
besar
g. Retak Refleksi Jalan raya  Memanjang/  Pergerakan  Untuk retak Proteksi
caliingcing, diagonal/ vertikal/ memanjang/diagon
kecamatan melintang/ horizontal al/ melintang,
sukahening, kotak dibawah lapis perbaikan celah
kabupaten  Terjadi pada tambahan diisi campuran
tasikmalaya lapis sebagai akibat aspal cair dengan
tambahan perubahan pasir Koreksi
yang kadar air pada  Untuk retak bentuk
menggambark tanah datar kotak, perbaikan
an pola yang drainase, dibongkar
retakan ekspansif dan dilapis kembali
perkerasan dengan bahan yang
dibawahnya sesuai
 Meresapkan
air
 Diikuti
perlepasan
butir pada tepi
retak
sehingga
kerusakan
akan
bertambah
parah

h. Retak Sudut Jalan gagak,  saling  perubahan  celah diisi Koreksi


kecamatan bersambungan volume campuran aspal
sukahening, membentuk perkerasan cair dengan pasir
kabupaten kotak besar yang dan dilapis dengan
tasikmalaya dengan sudut mengandung BURTU
tajam terlalu banyak
 meresapkan aspal dengan
air penetrasi
 diikuti dengan rendah
pelepasan
butir pada tepi
retak sehingga
timbul lubang
i. Retak Selip Jalan  berbentuk  lapis pengikat  dibongkar dan lapis Koreksi
cisayong, lengkung kurang kembali dengan
kabupaten menyerupai berfungsi bahan lapis
tasikmalaya bulan sabit  agregat halus permukaan yang
 meresapkan terlalu banyak sesuai
air  lapis
 diikuti permukaan
pelepasan kurang padat
butir,
berkembang
jadi lubang
2. Perubahan Bentuk
a. Alur Jalan raya  berbentuk  lapis  lapis dengan bahan Koreksi
lewad, alur/parit yang perkerasan lapis permukaaan
kecamatan sejajar as jalan yang kurang yang sesuai,
rajapolah , dan terjadi padat LATASTON,
kabupaten pada lintasan  stabilitas LASTON dan
tasikmlaya roda rendah dilanjutkan dengan
 menampung sehingga BURAS
air terjadi
 mengurangi deformasi
kenyamanan plastis
 membahayaka
n pemakai
jalan
 akan diikuti
retak-retak
b. Keriting Jalan gagak,  melintang/  stabilitas  jenis lapis Koreksi
kecamatan memanjang rendah permukaan tipis,
sukhening,  mengurangi  lalu lintas digaruk, diratakan,
kabupaten kenyamanan dibuka sebelum dan dipadatkan,
tasikmalaya perkerasan lapis dengan BURAS
mantap (untuk  jenis lapiss Koreksi
perkerasan permukaan tebal,
yang lapis dengan
menggunakan LATASIR,
aspal cair) LATASTON
c. Amblas Jalan raya  setempat,  beban/ berat  amblas yang ≤ 5cm Koreksi
rawa, dengan atau kendaraan diisi dengan bahan
kecamatan tanpa retak yang sesuai LAPEN,
sukahening,  kedalaman berlebihan LATASTON,
kabupaten umumnya  pelaksanaan LASTON diikuti Koreksi
tasikmalaya lebih dari 2 cm yang kurang BURAS
 menampung baik  amblas yang > 5cm
air dan atau  penurunan dibongkar dan
meresapkan bagian dilapis kembali
air perkerasan dengan bahan yang
 membahayaka dikarenakan sesuai
n pemakai tanah dasar
jalan
 akan
berkembang
menjadi
lubang
d. Sungkur Jalan  setempat,  stabilitas  dibongkar dan Koreksi
banuherang, ditempat rendah dilapis kembali
kecamatan kendaraan  lalu lintas dengan bahan yang
banyuresmi, berhenti, dibuka sebelum sesuai
kabupaten kelandaian perkerasan
tasikmalaya yang curam, mantap (untuk
tikungan perkerasan
tajam, dengan yang
atau tanpa menggunakan
retak aspal cair)
 menampung
dan atau
meresapkan
air
 membahayaka
n pemakai
jalan
 mengurangi
kenyamanan
e. Jembut Jalan raya  setempat,  pengembanga  dibongkar dan Koreksi
pukes, dengan atau n tanah dasar dilapis kembali
kecamatan tanpa retak dan atau dengan bahan yang
rajapolah,  menghambat perkerasan sesuai
kabupaten pengaliran air  tanah dasar  drainase diperbaiki
tasikmalaya dan atau yang ekspansif
meresapkan
air
 mengurangi
kenyamanan
 membahayaka
n pemakai
jalan
3. Cacat Permukaan
a. Lubang Jalan raya  seperti  aspal kurang  dibongkar dan Koreksi
cisayong, mangkok  butir halus dilapis kembali
kabupaten  menampung terlalu banyak dengan bahan yang
tasikmalaya dan atau terlalu sesuai
meresapkan sedikit  drainase diperbaiki
air  agregat
 membahayaka pengunci
n pemakai kurang
jalan  drainase
 mengurangi kurang baik
kenyamanan  lapis
 berkembang permukaan
menjadi terlalu tipis
lubang yang
semakin
dalam
b. Pelepasan Butir Jalan gagak,  luas  pemadatan  ditutup dengan Proteksi
kecamaan  menampung kurang LATASIR, BURAS,
sukahening, dan  agregat kotor LATASBUM
kabupaten meresapkan atau lunak
tasikmalaya air  aspal kurang
 mengurangi  pemanasan
kenyamanan campuran
 akan terlalu tinggi
berkembang
menjadi
lubang
 permukaan
kasar
c. Pengelupasan Lapis Jalan sukaruji,  merata/luas  ikatan antara  digaruk, diratakan, Koreksi
Permukaan kabupaten  berkembang lapis dan dipadatkan,
tasikmalaya menjadi permukaan lapis dengan
lubang dan lapis BURAS
dibawahnya
kurang
 lapis
permukan
terlalu tipis

4. Pengausan
Jalan raya  permukaan  agregat tidak  ditutup dengan Koreksi
lewad, licin tahan aus LATASIR, BURAS,
kecamatan  luas terhadap roda LATASBUM
rajpolah,  membahayak kendaraan
kabupaten an pemakai  bentuk
tasikmalaya jalan agregat bulat
dan licin
5. Kegemukan
Jalan raya  luas  aspal pada  ditaburi agregat Proteksi
pagendingan,  permukaan campuran panas dan
kabupaten licin terlalu banyak dipadatkan
tasikmalaya  pada  lapis pengikat
temperatur atau lapis
tinggi akan resap ikat
terjadi jejak terlalu banyak
roda
 membahayak
an kendaraan
 akan diikuti
pengelupasan
6. Penurunan pada Bekas Penanaman Utilitas
Jalan  sepanjang  pemadatan  dibongkar dan Koreksi
cipalegor, bekas utilitas yang tidak dilapis kembali
kecamatan memenuhi dengan bahan yang
sukahening, syarat sesuai
kabupaten
tasikmalaya

Anda mungkin juga menyukai