Anda di halaman 1dari 89

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 i

© Badan Pusat Statistik Provinsi Papua

INDIKATOR SOSIAL EKONOMI


SULAMPUA 2017

Katalog BPS : 3101013.94


No. Publikasi : 94550.1710

Naskah : Bidang Statistik Sosial


Bidang Statistik Produksi
Bidang Statistik Distribusi
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua
Editor : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua
Tata Letak : Bidang Integrasi Pengolahan Data dan Diseminasi Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua
Kover : Bidang Integrasi Pengolahan Data dan Diseminasi Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua

Jayapura : Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, 2017


x + 75 halaman; 18,2 cm x 25,7 cm (B5 JIS)

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau


menggandakan sebagian atau seluruh buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis
dari Badan Pusat Statistik.

ii Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


PRAKATA
Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 merupakan publikasi yang diterbitkan
dalam rangka Kegiatan Konsultasi Regional PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
dan Indikator Sosial Ekonomi se-Sulampua tahun 2017. Publikasi ini berisikan
gambaran umum mengenai kondisi Sosial dan Ekonomi di wilayah Sulampua.

Data yang disajikan merupakan data statistik resmi yang sebagian besar berasal
dari BPS Provinsi se-Sulampua dan Nasional. Beberapa indikator yang digunakan
merupakan indikator terbaru hingga kondisi Agustus 2017.

Kami menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
terbitnya publikasi ini. Harapan kami, data yang disajikan dapat berguna bagi bahan
perencanaan dan evaluasi pembangunan di wilayah Sulampua. Saran dan kritik kami
harapkan dari pengguna data untuk perbaikan dan penyempurnaan publikasi edisi
mendatang. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi para pengguna data.

Jayapura, September 2017


KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI PAPUA

Drs. SIMON SAPARY, M.Sc

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 iii


“Pembangunan Papua bukan
cuma simbol untuk kawasan
Timur Indonesia, melainkan
simbol awal terwujudnya
mimpi seluruh anak bangsa”

- Jokowi

iv Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


DAFTAR
ISI
Halaman
Gambaran Umum Sulampua 1
Sejarah Sulampua 3
Keadaan Geografis 7

Kondisi Sosial Sulampua 17


Penduduk 19
Kemiskinan 25
Te n a g a K e r j a 29
Pendidikan 35
IPM 39
Indeks Kebahagiaan 43
Indeks Demokrasi 47

Kondisi Ekonomi Sulampua 51


Potensi Pertanian 53
N i l a i Tu ka r Pe t a n i 57
Ekspor Impor 59
Inflasi 63
P D R B 65
Pertumbuhan Ekonomi 69
I T K 73

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 v


vi Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Banyaknya Kabupaten/Kota Se-Sulampua, Tahun 2014-2016 15
Tabel 1.2 Banyaknya Kecamatan Se- Sulampua, 2014-2016 15
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Sulampua, 2014-2017 (Ribuan) 19
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Provinsi Papua,Tahun 2017 22
Tabel 2.3 Indikator Kemiskinan Provinsi Se-Sulampua, Maret 2017 25
Tabel 2.4 Perkembangan P1 dan P2 Provinsi Se-Sulampua,
September 2016 - Maret 2017 26
Tabel 2.5 Persentase Penduduk Sulampua Menurut Kelompok Umur, Tahun 2017 30
Tabel 2.6 Jumlah Angkatan Kerja Sulampua, Tahun 2014 -2016 31
Tabel 2.7 TPAK Provinsi se- Sulampua, Tahun 2014-2016 32
Tabel 2.8 TPT Provinsi Se- Sulampua, Tahun 2014-2016 33
Tabel 2.9 IPM Provinsi se-Sulampua, Tahun 2016 39
Tabel 2.10 Indeks Kebahagian Provinsi Se-Sulampua, Tahun 2017 45
Tabel 3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2013-2016 (Miliar Rupiah) 70
Tabel 3.2 PDRB ADHK Tahun Dasar 2010 di Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2013-2016 (Miliar Rupiah) 70
Tabel 3.3 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi
Se-Sulampua, Tahun 2013-2016 (Ribu Rupiah) 71
Tabel 3.4 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Se-Sulampua, Tahun 2013-2016 (%) 71
Tabel 3.5 Indeks Tendensi Konsumen(ITK) Indikator Kini Provinsi Se-Sulawesi,
Maluku dan Papua, Tahun 2015-2016 73

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 vii


viii Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Banyaknya Kabupaten/Kota Se-Sulampua, Tahun 2016 16
Gambar 1.2 Banyaknya Kecamatan Se-Sulampua, Tahun 2016 16
Gambar 2.1 Kepadatan Penduduk Sulampua, Tahun 2017 (jiwa/km2) 20
Gambar 2.2 Piramida Penduduk di Provinsi Papua, Tahun 2017 23
Gambar 2.3 Gini Ratio Provinsi se-Sulampua, Maret 2015- Maret 2017 27
Gambar 2.4 Persentase Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
di Provinsi se-Sulampua, 2016 36
Gambar 2.5 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Usia Sekolah
di Provinsi se-Sulampua, 2016 37
Gambar 2.6 Provinsi dengan Pertumbuhan Tertinggi dan Terendah, 2015-2016 40
Gambar 2.7 Peta IPM Provinsi se-Sulampua, Tahun 2016 41
Gambar 2.8 Indeks Kebahagiaan Provinsi di Indonesia, 2017 44
Gambar 2.9 Indeks Demokrasi Indonesia, 2015 48
Gambar 2.10 Indeks Demokrasi Provinsi di Sulampua Menurut Aspek, 2015 49
Gambar 3.1 Rumah tangga Pertanian se-Sulawesi, Maluku dan Papua (Persen),
Tahun 2013 53
Gambar 3.2 Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Subsektor di Sulawesi
(dalam Juta), Tahun 2003 dan 2013 54
Gambar 3.3 Produksi Ubi Jalar Indonesia (ton), Tahun 2015 55
Gambar 3.4 Rumah Tangga Pelaku Usaha Perikanan di Kepulauan Maluku
(dalam Ribu), Tahun 2013 56
Gambar 3.5 NTP dan NTUP Provinsi Papua, Januari 2016 -Agustus 2017 57

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 ix


DAFTAR
GAMBAR
Gambar 3.6 Perkembangan Inflasi Pedesaan Provinsi Papua,
Januari 2016 -Agustus 2017 57
Gambar 3.7 Perkembangan NTP Sulawesi, Maluku dan Papua,
Januari 2016-Agustus 2017 58
Gambar 3.8 Andil Ekspor Sulampua terhadap Nasional, 2014-2016 59
Gambar 3.9 Andil Ekspor Provinsi terhadap Sulampua, Tahun 2016 60
Gambar 3.10 Andil Impor Sulampua terhadap Nasional, 2014-2016 60
Gambar 3.11 Nilai Ekspor dan Impor Provinsi se-Sulampua, Tahun 2016 61
Gambar 3.12 Neraca Perdagangan Sulampua, 2014-2016 61
Gambar 3.13 Inflasi Kota-Kota IHK di Provinsi Se-Sulampua, Tahun 2016 64
Gambar 3.14 PDRB Provinsi ADHB se-Sulampua, Tahun 2016 65
Gambar 3.15 Share PDRB Provinsi Terhadap Total Sulampua, Tahun 2016 65
Gambar 3.16 Distribusi PDRB Provinsi ADHB Menurut Lapangan Usaha
se-Sulampua, Tahun 2016 66
Gambar 3.17 Distribusi PDRB Provinsi ADHB Menurut Lapangan Usaha
se-Sulampua, Tahun 2016 67
Gambar 3.18 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi se-Sulampua, Tahun 2016 69
Gambar 3.19 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Menurut Variabel Pembentuk
di Provinsi Papua Tahun 2015-2016 75

x Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


GAMBARAN UMUM
SULAMPUA

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 1


“Tulislah tentang aku
dengan tinta hitam atau
tinta putihmu. Biarlah
sejarah membaca dan
menjawabnya.”

- Soekarno

2 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


SEJARAH
SULAMPUA
Secara umum wilayah Sulampua terdiri dari tiga pulau yakni Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua

Pulau Sulawesi terdiri dari 6 provinsi, Sejarah merupakan peristiwa terpenting


yakni Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi dalam perjalanan suatu kehidupan,
Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi terutama sejarah asal usul nama.
Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Kawasan Sulampua memiliki perjalanan
Sementara Kepulauan Maluku hanya sejarah asal usul nama yang unik dan
terdiri dari 2 provinsi yakni Provinsi berbeda-beda. Perjalanan sejarah
Maluku Utara dan Maluku. Sama halnya tersebut tidak terlepas dari interaksi
dengan Kepulauan Maluku, Pulau Papua antara masyarakat setempat dan bangsa-
juga terdiri dari 2 provinsi yakni Papua dan bangsa asing. Adapun uraian singkat
Papua Barat. Luas keseluruhan wilayah perjalanan sejarah asal usul nama
Sulampua adalah 1.336.608,59 km2. Kawasan Sulampua untuk masing-masing
pulau adalah sebagai berikut.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 3


PULAU PULAU
SULAWESI MALUKU
Asal nama Sulawesi diperkirakan Kepulauan Maluku dikenal dengan
berasal dari kata dalam bahasa-bahasa kawasan seribu pulau yang memiliki
di Sulawesi Tengah yaitu kata sula yang keanekaragaman sosial budaya dan
berarti nusa (pulau) dan kata mesi yang kekayaan sumber daya alam yang
berarti besi (logam) yang mungkin berlimpah. Secara historis kepulauan
merujuk pada praktik perdagangan Maluku terdiri dari kerajaan-kerajaan
bijih besi hasil produksi tambang-tam- Islam yang menguasai pulau-pulau
bang yang terdapat di sekitar Danau tersebut. Oleh karena itu, diberi nama
Matano, dekat Sorowako, Luwu Timur. Se- Maluku yang berasal dari kata Al Mulk
dangkan bangsa/orang-orang Portugis yang berarti Tanah Raja-Raja. Dahulu
yang datang sekitar abad 14-15 masehi kala kepulauan ini menjadi perebutan
adalah bangsa asing pertama yang meng- negara-negara di Eropa terutama Portugis
gunakan nama Celebes untuk menyebut dan Belanda serta Cina karena kepulauan
pulau Sulawesi secara keseluruhan. Pulau ini memiliki sumber daya alam yang
ini merupakan pulau terbesar ke empat di berlimpah terutama rempah-rempah.
Indonesia.

4 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Pulau yang terletak di ujung timur wilayah Indonesia ini memiliki asal usul nama

P U L AU PA P UA yang cukup unik dan menarik. Hal ini dikarenakan perjalanan sejarah yang panjang
seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa-bangsa asing dengan masyarakat
Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua.
Dalam sebuah catatan perjalanan sejarah Papua, pada awalnya merupakan sebuah
pulau terbesar di dunia, namun belum mempunyai nama, sehingga saat itu hanya
berbentuk sebuah daratan yang tidak dikenal. Hal ini sama dengan Australia saat
itu yang hanya dikenal dengan nama Terra Australis Inconita (negeri selatan yang
belum dikenal). Kepulauan Papua belum dikenal sama sekali sampai memasuki
abad ke VI dan VII sesudah Masehi.

Setelah abad VI dan VII sesudah Masehi, dikenal oleh bangsa luar melalui
perdagangan dan pelayaran para pedagang Persia dan Gujarat serta pedagang-
pedagang India ketika mereka melihat itu dengan menyebutnya Dwi Panta dan
juga Samudranta yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan. Singkat cerita,
pada awal abad XVI Masehi tahun 1500-1800 Antonio d’Arbau pada tahun 1511 dan
Francesco Serano di tahun 1521 menyebut wilayah besar itu dengan nama “Os
Papuas” atau juga llha de Papo dan Don Jorge de Menetes juga singgah di Irian
(tahun 1526-1527). Nama Papua diketahui dalam catatan harian Antonio Figafetta,
juru tulis pelayaran Magelhaens yang mengelilingi dunia menyebut dengan nama
Papua. Nama Papua ini diketahui Figafetta saat ia singgah di pulau Tidore. Kalau
bahasa Tidore Papo ua artinya tidak bergabung atau tidak bersatu (not integrated),
tetapi dalam bahasa melayu berarti berambut keriting.

Nama Papua dipertahankan hampir dua abad lamanya, baru kemudian muncul
nama Nieuw Guinea, dan kedua nama tersebut terkenal secara luas diseluruh
dunia, terutama pada abad ke-19. Seiring berjalannya waktu pada tanggal 16 Juli
1946, Frans Kaisepo yang mewakili dalam konferensi Malino melalui pidatonya
yang berpengaruh terhadap penyiaran radio nasional, mengganti nama Papua
dan Nieuw Guinea dengan nama Irian. Dalam bahasa Biak Numfor “Iri” artinya
tanah, “an” artinya panas. Dengan demikian nama Irian artinya tanah panas. Nama
Irian secara umum digunakan setelah 1 Mei 1963 dengan sebutan Irian Barat, dan
kemudian pada tanggal 1 Maret 1973 sesuai dengan peraturan Nomor 5 tahun
1973 nama Irian barat resmi diganti oleh Presiden Soeharto dengan nama Irian
Jaya. Memasuki era reformasi sebagian masyarakat menuntut penggantian
nama Irian Jaya menjadi Papua dan Presiden Abdurrahman Wahid memenuhi
permintaan sebagian masyarakat tersebut sehingga nama Irian Jaya saat itu
dirubah namanya menjadi “Papua“ sehingga kemudian dikenal meluas sampai
sekarang.

Dalam perjalanannya Pulau Papua yang terbagi menjadi dua provinsi yakni
Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki keistimewaan yakni mendapat otonomi
khusus dari pemerintah pusat sesuai UU Nomor 1 tahun 2001. Selain itu Pulau Papua
merupakan pulau terluas di Indonesia.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 5


“Kawasan yang maju
bukan tergantung pada
luas wilayah atau
melimpahnya kekayaan
sumber alamnya,
melainkan karena
spiritnya, kemauannya
dan inovasinya.”
- Jusuf Kalla

6 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


KEADAAN
GEOGRAFIS
Kawasan Sulampua terbentang dari bagian tengah hingga ke bagian timur gugusan Kepulauan
Nusantara. Di sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, Filipina dan Samudera Pasifik, di
sebelah timur Papua New Guinea, sebelah selatan Provinsi NTT, Laut Indonesia dan Laut Arafura,
dan di sebelah barat dengan Selat Makassar.

Kondisi fisiografi di Sulampua beraneka ragam, mulai dari dataran, daerah pesisir pantai,
gugusan pulau, perbukitan dan daerah pegunungan. Setiap pulau mempunyai karakteristik
tersendiri. Pulau Sulawesi misalnya, pulau yang terkenal dengan sebutan celebes ini terletak di
kawasan tengah Indonesia dan merupakan pulau terbesar ke empat di Indonesia setelah Papua,
Kalimantan dan Sumatera dengan luas wilayah sebesar 174.600 km2. Bentuk pulau yang seperti
huruf K dapat menunjukkan adanya kompleksitas geologi di Pulau ini. Hal ini disebabkan oleh
adanya interaksi tiga lempeng yakni Lempeng Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia.
Wilayah ini didominasi oleh perbukitan dan pegunungan. Gunung-gunung yang tersebar di pulau
ini ada yang aktif dan tidak aktif, beberapa gunung yang masih aktif antara lain Gunung Lokon,
Gunung Klabat, Gunung Soputan, Gunung Mahawu, Gunung Mahangetang atau Gunung Banua
Wuhu, Gunung Awu, dan Gunung Karangetang. Gunung-gunung yang masih aktif tersebut paling
banyak terdapat di wilayah bagian utara Pulau Sulawesi.

Bergerak ke arah timur Indonesia terdapat kepulauan Maluku dan Papua. Kepulauan Maluku
yang terdiri dari gugusan pulau memiliki jumlah pulau sebanyak 1.364 yang terbagi atas Provinsi
Maluku Utara 805 pulau dan Provinsi Maluku 559 pulau. Kondisi fisiografis di kedua provinsi tersebut
cukup seragam yaitu berupa pegunungan, bukit-bukit dan dataran. Luas daratan kedua wilayah
tersebut hanya mencapai 86.167,5 km2.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 7


Pegunungan yang menghiasi topografi
Kepulauan Maluku terdiri atas aktif dan tidak aktif.
Gunung-gunung yang masih aktif banyak ditemukan di
Provinsi Maluku Utara, seperti Gunung Gamalama,
Gunung Gamkonara, dan Gunung Kiebesi.
Sementara gunung-gunung yang tersebar di
Provinsi Maluku merupakan gunung yang tidak aktif,
diantaranya Gunung Banaiya (Gunung Tertinggi di
Maluku) dan Gunung Sahuwai.

Selain Kepulauan Maluku, masih ada wilayah


Indonesia yang letaknya paling ujung timur
yakni Pulau Papua. Pulau yang dikenal
dengan sebutan Bumi Cenderawasih ini merupakan
pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Luas
Provinsi Papua dan Papua Barat masing-masing sebesar
316.553,07 km2 dan 97.024,27 km2. Provinsi Papua
merupakan provinsi terluas di Indonesia.
Provinsi Papua Barat yang resmi berpisah
dari Provinsi Papua berdasarkan UU No.45
Tahun 1999 adalah provinsi termuda ketujuh di
Indonesia. Kabupaten Merauke yang terletak jauh
dari pusat kota Jayapura, yaitu sekitar 1.937 km
merupakan kabupaten terluas di Papua dan juga di
Indonesia dengan luas wilayah 47.406,90 km2.

Berdasarkan keadaan topografinya, wilayah pesisir


umumnya merupakan dataran rendah sedangkan
wilayah tengah merupakan daerah pegunungan.
Pegunungan yang paling terkenal adalah
Pegunungan Jayawijaya. Pegunungan ini merupakan
rangkaian pegunungan yang membujur di Provinsi
Papua dan juga merupakan pegunungan tertinggi di
Indonesia. Dengan puncak tertinggi yaitu Puncak
Cartenz yang berada di 4.884 meter di atas
permukaan laut. Selain Puncak Cartenz
yang menghiasi Pegunungan Jayawijaya
terdapat juga Puncak Mandala, Puncak Trikora, Puncak
Idenberg, Puncak Yamin, dan sebagainya.

8 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Kawasan Sulampua yang tersebar di bagian diperdagangkan di pasar Indonesia saja
timur Indonesia memiliki jenis tanah yang tetapi juga ada yang menembus pasar
sangat heterogen. Adapun tanah-tanah luar negeri. Komoditas tersebut menjadi
yang tersebar di kawasan tersebut antara unggulan karena adanya kerjasama
lain Tanah Alluvial (Papua bagian utara dan berbagai pihak dalam mengembangkan
selatan), Tanah Humus (Sulawesi dan potensi ekonomi di wilayah tersebut
Papua), Tanah Gambut (Papua bagian barat), seperti di bidang pertanian, perkebunan,
Tanah Podzolik Merah Kuning (Sulawesi dan kehutanan, perikanan, pertambangan,
Papua), Tanah Laterit (Sulawesi Tenggara), pariwisata, dan lain-lain. Komoditas unggulan
Tanah Litosol (Maluku dan Papua), Tanah di Pulau Sulawesi antara lain beras, jagung,
Kapur (Sulawesi), dan Tanah Vulkanik kakao, dan sebagainya. Sedangkan komoditas
(Sulawesi). Wilayah ini juga berada pada iklim unggulan di Pulau yang terkenal
tropis dengan keadaan curah hujan sangat dengan Pulau Rempah-rempah atau Pulau
bervariasi terpengaruh oleh lingkungan alam Maluku yakni ikan, dan tanaman perkebunan
sekitarnya. seperti pala, cengkeh dan kelapa. Sama halnya
dengan kedua pulau tersebut, Pulau Papua
Berbicara terkait komoditas unggulan, yang dikenal dengan Bumi Cenderawasih
Kawasan Sulampua memiliki banyak memiliki komoditas unggulan yakni kakao, ubi
komoditas unggulan dan cukup jalar, rumput laut dan kopi arabika.
bervariasi. Komoditas tersebut tidak hanya

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 9


Potensi ekonomi lainnya yang tidak kalah penting dengan wisata budaya dan wisata sejarah yang
dan menarik untuk dikembangkan yakni sektor pari- unik dan menarik, diantaranya:
wisata. Kawasan Sulampua tidak hanya kaya sum- 1. Benteng Rotterdam dan Tana Toraja (Sulawesi
ber daya alam tetapi panorama alam yang Selatan)
indah bisa menjadi daya tarik objek wisata alam 2. Waruga (Sulawesi Utara),
para wisatawan. Adapun potensi wisata alam di 3. Pesta Pattuddu (Sulawesi Barat),
kawasan Sulampua yang terkenal antara lain Pantai 4. Benteng Otanaha (Gorontalo),
Tanjung Bira (Sulawesi Selatan), Air Terjun Moramo 5. Museum Sulawesi Tengah (Sulawesi Tengah)
(Sulawesi Tenggara), Pantai Batu Raja (Sulawesi 6. Wisata Tenun Buton dan Benteng Keraton Buton
Barat), Pulau Bunaken (Sulawesi Utara), Pulo (Sulawesi Tenggara)
Cinta (Gorontalo), Cagar Alam Morowali (Sulawesi 7. Keraton Kesultanan Tidore (Maluku Utara),
Tengah), Gunung Gamalama (Maluku 8. Benteng Amsterdam dan Acara adat Pukul
Utara), Danau Rana (Maluku), Sapu (Maluku)
Raja Ampat (Papua Barat), 9. Pulau Mansinam (Papua Barat)
dan Danau Sentani 10.Festival Budaya Danau
(Papua). Selain itu, Sentani dan Wisata Goa
Sulampua juga kaya Jepang (Papua)

Masyarakat yang luas menghiasi alam


mendiami Kawasan Sulampua. Persebaran
Sulampua terdiri atas ane- hutan hujan tropis di Sulam-
ka suku dan etnik sehingga pua terbagi menjadi dua yak-
budaya atau adat istiadat yang ni hutan hujan tropis wilayah timur dan
tersebar di kawasan tersebut sangat beragam. hutan hujan tropis wilayah peralihan. Didalamnya
Setiap suku memiliki ciri khasnya sendiri, baik dalam tersimpan beragam jenis flora dan fauna yang
hal pakaian adat, upacara adat, tradisi, makanan unik. Salah satu fauna yang unik yaitu Burung
khas, rumah adat, tarian tradisional, bahasa, lagu Cenderawasih yang habitatnya terdapat di
daerah, mata pencaharian, sistem sosial dan juga wilayah timur. Burung Cenderawasih adalah
sistem pernikahan. Dari banyak suku yang ada, burung yang masuk dalam famili Paradisaeidae
terdapat empat suku besar yang mewakili Kawasan dan merupakan binatang endemik
Sulampua yaitu Suku Bugis (Pulau Sulawesi), Suku Papua, Australia dan New Guinea. Burung
Ambon (Maluku), Suku Ternate (Maluku Utara), ini disebut Bird of Paradise atau burung
Hutan Hujan Tropis merupakan hutan yang paling surga karena bulu-bulunya cantik, terutama

10 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


bulu pada Burung Cenderawasih jantan. Pada umumnya bulu Cenderawasih berwarna cerah
dengan kombinasi warna seperti, putih, cokelat, kuning,hijau, ungu, biru, kemerahan, orange, dan
hitam. Pada musim kawin, Burung Cenderawasih jantan akan memamerkan keindahan bulu-bulunya,
bernyanyi dan menari di atas dahan untuk menarik perhatian atau betina agar bersedia diajak kawin.

Tugu McArthur merupakan saksi sejarah besar Perang Dunia ke-2 yang terjadi di tanah Papua. Tugu
ini menjadi peringatan datangnya pasukan sekutu di wilayah Pasifik pada tahun 1944. Hal ini terkait
penyerangan sekutu terhadap Jepang yang saat itu menguasai sebagian besar wilayah Filipina.
Douglas McArthur yang saat itu menjadi panglima besar pasukan sekutu, memerintahkan pasukannya
untuk mendirikan sebuah Markas Besar Umum Daerah Pasifik Barat Daya dan lokasinya ada di distrik
Sentani, tepatnya di sekitar bukit tempat Tugu McArthur berada. Inilah sebab mengapa Tugu
peringatan ini mengambil nama salah satu Jenderal Besar yang dimiliki Amerika Serikat hingga saat
ini.

Keistimewaan Tugu McArthur tidak hanya pada kisah sejarah yang terjadi pada masa lalu. Di Tugu ini,
panorama indah distrik Sentani berikut danau Sentani yang sangat indah pun menjadi menu utama
untuk dinikmati. Deretan pegunungan, Danau Sentani yang memesona, Bandara Internasional
Sentani, dan juga kota distrik Sentani layak untuk menjadi primadona dari obyek wisata yang satu ini.
Tidak lupa, gugusan pulau-pulau kecil di tengah Danau Sentani pun menambah cantik lukisan agung
Sang Penguasa Semesta.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 11


Setiap kita bisa mengambil
pelajaran, pembangunan
membutuhkan kedamaian dan
keadilan.
- Najwa Shihab

12 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


PEMERINTAHAN

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 13


Kabupaten/kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang
dipimpin oleh seorang Bupati/Walikota. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki
wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu Bupati atau
Walikota tidak bertanggung jawab kepada Gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah
otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri.
Sedangkan daerah provinsi selain berstatus sebagai daerah juga merupakan Wilayah Administratif yang
menjadi wilayah kerja bagi gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dan wilayah kerja bagi
gubernur dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayah daerah provinsi.

Pada tahun 2016 dikeluarkan Peratutan Pemerintah yang mengatur mengenai penyelenggaraan
peraturan perangkat daerah yaitu PP No.18 Tahun 2016. PP ini yang dijadikan pedoman bagi
pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dalam rangka penataan Kelembagaan
Perangkat Daerah untuk pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berupa Dinas, Badan,
Sekretariat serta Kecamatan. Peraturan Pemerintah tersebut merupakan tindak lanjut Undang
Undang No.23 Tahun 2014 tentang Satuan Kerja Perangkat Daerah (biasa disingkat SKPD) di
Indonesia.

Selama tiga tahun terakhir, jumlah kabupaten/kota se-Sulampua tidak mengalami perubahan
dengan total kabupaten/kota se-Sulampua berjumlah 154. Jumlah kabupaten yang terbanyak adalah
Provinsi Papua dengan jumlah 29 kab/kota, kemudian provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 24 kab/
kota. Sedangkan yang paling sedikit adalah provinsi Gorontalo dan Sulawesi Barat yaitu 6 kab/kota.

14 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Tabel 1.1 Tabel 1.2
Banyaknya Kabupaten/Kota Se- Sulampua Banyaknya Kecamatan Se- Sulampua
Tahun 2014-2016 2014-2016
Provinsi 2014 2015 2016 Provinsi 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)

Sulawesi Utara 15 15 15 Sulawesi Utara 167 168 171


Sulawesi Tengah 13 13 13 Sulawesi Tengah 172 175 175
Sulawesi Selatan 24 24 24 Sulawesi Selatan 306 306 306
Sulawesi Tenggara 17 17 17 Sulawesi Tenggara 213 216 220
Gorontalo 6 6 6 Gorontalo 77 77 77
Sulawesi Barat 6 6 6 Sulawesi Barat 69 69 69
Maluku 11 11 11 Maluku 118 118 118
Maluku Utara 10 10 10 Maluku Utara 115 115 115
Papua Barat 13 13 13 Papua Barat 175 181 189
Papua 29 29 29 Papua 470 499 541
Sulampua 154 154 154 Sulampua 1.882 1.924 1.981

Penggunaan istilah kecamatan untuk menamakan wilayah setingkat dibawah kabupaten lazim
digunakan di wilayah Sulampua kecuali di Papua. Umumnya masyarakat lebih mengenal nama
distrik dibanding kecamatan yang mempunyai arti yang sama.

Jumlah kecamatan antar wilayah di Sulampua selama tiga tahun terakhir menunjukkan
peningkatan. Tahun 2014, jumlah kecamatan di Sulampua berjumlah 1.882 kecamatan
dan tahun 2016 meningkat menjadi 1.981 kecamatan. Jumlah kecamatan yang terbanyak
pada tahun 2016 adalah provinsi Papua dengan jumlah 541 kecamatan,
kemudian provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 306 kecamatan. Sedangkan
yang paling sedikit adalah provinsi Sulawesi Barat dengan 69 kecamatan.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 15


Gambar 1.1 Gambar 1.2
Banyaknya Kabupaten/Kota Se-Sulampua Banyaknya Kecamatan Se-Sulampua
Tahun 2016 Tahun 2016
30

600

25

500

20

400

15

300

10

200

100

600

500

400

300

200

100

16 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


KONDISI SOSIAL
SULAMPUA

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 17


18 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017
PENDUDUK
Penduduk adalah modal dasar pembangunan yang menjadi pendukung utama dalam
keberhasilan pembangunan. Persoalan pembangunan fokus pada masalah kependudukan.
Jumlah penduduk yang banyak justru menjadi beban ekonomi jika tidak diberdayakan
karena tidak memiliki kualitas yang diharapkan baik dari sisi pendidikan maupun kesehatan.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Sulampua
2014-2017 (Ribuan)

Provinsi 2014 2015 2016 2017


(1) (2) (3) (4) (5)

Sulawesi Utara 2 386,6 2 412,1 2 436,9 2 461,0


Sulawesi Tengah 2 831,3 2 876,7 2 921,7 2 966,3
Sulawesi Selatan 8 432,2 8 520,3 8 606,4 8 690,3
Sulawesi Tenggara 2 448,1 2 499,5 2 551,0 2 602,4
Gorontalo 1 115,6 1 133,2 1 150,8 1 168,2
Sulawesi Barat 1 258,1 1 282,2 1 306,5 1 331,0
Maluku 1 657,4 1 686,5 1 715,5 1 744,7
Maluku Utara 1 138,7 1 162,3 1 185,9 1 209,9
Papua Barat 849,8 871,5 893,4 915,4
Papua 3 091,0 3 149,4 3 207,4 3 265,2
Sulampua 5 208,8 5 593,7 5 975,5 6 354,4

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 19


Jumlah penduduk di Pulau Sulawesi tahun 2017 sebanyak 19,22 juta jiwa. Penduduk terbanyak
berada di Sulawesi Selatan yakni sejumlah 8,69 juta jiwa atau mencapai
45,22 persen dari seluruh total penduduk Sulawesi. Sedangkan jumlah
penduduk yang paling sedikit berada di Gorontalo yang memiliki
jumlah penduduk sebanyak 1,12 juta jiwa. Persentase jumlah penduduk
Gorontalo ini hanya 6,08 persen dari total penduduk Sulawesi, sedangkan untuk wilayah
Maluku, jumlah penduduk terbanyak berada di wilayah Maluku
dengan total penduduk 1,74 juta jiwa dan Maluku Utara hanya sebanyak 1,21 juta jiwa. Untuk
wilayah Papua dan Papua Barat penduduk tertinggi ada di wilayah Papua sebanyak 3,27 juta
jiwa dan Papua Barat sebanyak 915,4 ribu jiwa.

Untuk wilayah se-sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) penduduk terbanyak masih berada
di wilayah Sulawesi yakni Provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi Sulawesi Selatan juga
merupakan pusat kota (kota metropolitan) untuk wilayah timur Indonesia, karena itu
perkembangan penduduk di wilayah inipun merupakan yang tertinggi se-sulampua.
Gambar 2.1
Kepadatan Penduduk Sulampua
Tahun 2017 (jiwa/km2)

Tahukah Anda?
Wilayah Sulampua memiliki banyak suku bangsa. Wilayah Sulawesi sebanyak
44 suku, wilayah Maluku sebanyak 46 suku, dan wilayah Papua memiliki 255
suku bangsa.

20 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Jika diperhatikan kondisi penduduk dengan luas wilayah
masing-masing provinsi, maka terlihat di tahun 2017 provinsi
dengan kepadatan tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Selatan yang
mencapai 186 jiwa/km2, diikuti dengan Provinsi Sulawesi Utara
yang memiliki kepadatan penduduk sebanyak 178 jiwa/km2.
Kepadatan yang cukup tinggi (di atas 150 jiwa/km2) di dua provinsi ini
disebabkan oleh perkembangan dua provinsi tersebut yang begitu
pesat, sehingga faktor penarik migrasi penduduk ke dua provinsi ini
lebih besar dibandingkan di provinsi lain. Faktor penarik migrasi ke dua
provinsi ini antara lain faktor ekonomi, pendidikan, kesehatan,
dan lainnya.

Dari seluruh wilayah provinsi se-Sulampua, provinsi dengan


kepadatan terendah adalah Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Barat, yakni kepadatan Provinsi Papua sebesar 10 jiwa/km2 dan
Provinsi Papua Barat sebesar 9 jiwa/km2. Luasnya wilayah di Papua
dan kesulitan geografis di wilayah ini menyebabkan
kepadatan penduduk dua provinsi ini merupakan yang
terendah dari sepuluh provinsi di wilayah Sulampua.

Dari sepuluh provinsi di wilayah Sulampua, Provinsi Papua adalah


provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terbanyak di wilayah
sulampua. Jumlah kabupaten/kota di Provinsi Papua hingga tahun 2017
ada sebanyak 28 kabupaten dengan satu kota.

Jumlah penduduk di Provinsi Papua tahun 2017 mencapai 3,27


juta jiwa. Dari 28 kabupaten dan satu kota di Provinsi Papua yang
memiliki jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Papua yaitu Kota
Jayapura, Merauke, Jayawijaya, Mimika, dan Yahukimo, di mana jumlah
penduduk pada lima kabupaten ini di atas 180.000 jiwa.
Sedangkan kabupaten dengan jumlah penduduk terendah adalah
Kabupaten Mamberamo Raya (22 ribu jiwa) dan Supiori (19 ribu jiwa).

Sebaran penduduk di Provinsi Papua tidak merata. Beberapa daerah


memiliki penduduk yang sangat padat sedangkan daerah lain di wilayah
Papua memiliki penduduk yang sangat sedikit. Sebaran yang tidak

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 21


Tabel 2.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan
merata ini disebabkan oleh di Provinsi Papua
kondisi geografis daerah yang Tahun 2017
sulit diakses. Kabupaten Penduduk Kepadatan
(1) (2) (3)
Beberapa kabupaten di Provinsi Merauke 223.389 5
Papua yang masuk pada
Jayawijaya 212.811 91
kategori pegunungan dan pesisir
Jayapura 125.975 9
sulit cenderung memiliki
Nabire 145.101 32
jumlah penduduk yang rendah.
Efek dari sebaran yang tidak Yapen Waropen 95.007 19
merata ini, dapat dilihat pada Biak Numfor 144.697 11
kepadatan penduduk masing- Paniai 170.193 8
masing kabupaten/kota di Puncak Jaya 123.591 51
Provinsi Papua. Kota Mimika 210.413 91
Jayapura memiliki kepadatan Boven Digoel 66.209 3
penduduk sebesar 309 jiwa/km2
Mappi 94.671 4
merupakan wilayah terpadat
Asmat 92.909 4
se-Provinsi Papua, sedangkan
kabupaten lain seperti Yahukimo 187.021 12
Mamberamo Raya, Sarmi, Pegunungan Bintang 73.473 5
Mappi, dan Asmat memiliki Tolikara 136.576 22
kepadatan penduduk kurang dari Sarmi 38.210 3
lima jiwa/km2. Keerom 55.018 6
Waropen 29.480 5
Berdasarkan kelompok umur
Supiori 19.104 30
penduduk di Provinsi
Mamberamo Raya 22.313 1
Papua pada tahun 2017,
terlihat bahwa jumlah penduduk di Nduga 97.012 17
Provinsi Papua didominasi Lanny Jaya 176.687 51
oleh penduduk usia di bawah Mamberamo Tengah 47.487 14
40 tahun. Bentuk piramida Yalimo 60.822 17
penduduk di Provinsi Papua Puncak 107.822 19
berbentuk ekspansif menunjukkan Dogiyai 94.997 21
bahwa tingkat kelahiran (fer- Intan Jaya 48.318 5
tilitas) di Provinsi Papua
Deiyai 72.206 31
lebih tinggi dibandingkan
Kota Jayapura 293.690 309
Papua 3.265.202 10

22 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


tingkat kematian (mortalitas). Jika demografi, di mana jumlah
dibandingkan antara jumlah penduduk penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang
laki-laki dan perempuan, jumlah penduduk menanggung penduduk usia non produk-
laki-laki di Provinsi Papua lebih besar tif jauh lebih banyak dibandingkan jumlah
dibandingkan penduduk perempuan, dengan penduduk non produktif.
angka sex ratio Provinsi Papua sebesar 111,11.
Dari sepuluh provinsi di wilayah Sulampua
Angka dependency ratio (rasio di tahun 2017 sudah mengalami bonus
ketergantungan) Provinsi Papua pada tahun demografi, yang ditunjukkan dengan angka
2017 sebesar 45,65. Rasio ketergantungan rasio ketergantungan kurang dari 50 pada
di bawah 50 menunjukan bahwa Provinsi tahun 2017.
Papua sudah mulai memasuki masa bonus

Gambar 2.2
Piramida Penduduk di Provinsi Papua
Tahun 2017

75 +
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 -59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4

200 150 100 50 00 50 100 150 200

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Perempuan Laki-laki
23
“In a country well
governed, poverty is
something to be
ashamed of. In a country
badly governed,
wealth is something
to be ashamed of”
-Confucius

24 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


KEMISKINAN
Ukuran kemiskinan yang diterapkan BPS Kemiskinan secara absolut ditentukan
dalam mengukur penduduk miskin di berdasarkan ketidakmampuan untuk
Indonesia adalah menggunakan konsep mencukupi kebutuhan pokok minimum
kemiskinan absolut yang berkaitan seperti pangan, sandang, kesehatan,
dengan standar hidup minimum suatu perumahan, dan pendidikan yang
masyarakat yang diwujudkan dalam diperlukan untuk bisa hidup dan
bentuk garis kemiskinan. Pembentukan bekerja. Kebutuhan pokok minimum
garis kemiskinan tergantung pada definisi diterjemahkan sebagai ukuran finansial
mengenai standar hidup minimum, dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan
sehingga kemiskinan absolut bisa minimum kebutuhan dasar tersebut
diartikan dengan melihat seberapa jauh dikenal dengan istilah garis kemiskinan.
perbedaan antara tingkat pendapatan Penduduk yang pendapatannya
seseorang dengan tingkat pendapatan yang di bawah garis kemiskinan digolongkan
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sebagai penduduk miskin.
dasarnya.
Tabel 2.3
Indikator Kemiskinan Provinsi Se-Sulampua
Maret 2017
Garis Kemiskinan Penduduk Miskin Persentase
Provinsi
(Rp/Kapita/Bulan) (000 Jiwa) Penduduk Miskin (%)
(1) (2) (3) (4)

Sulawesi Utara 333 510 198.88 8.10


Sulawesi Tengah 391 763 417.87 14.14
Sulawesi Selatan 283 461 813.07 9.38
Sulawesi Tenggara 285 609 331.71 12.81
Gorontalo 296 730 205.37 17.65
Sulawesi Barat 302 852 149.76 11.30
Maluku 436 865 320.51 18.45
Maluku Utara 390 998 76.47 6.35
Papua Barat 499 778 228.38 25.10
Papua 457 541 897.69 27.62
Sulampua 374 478 27 771.22 10.64

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 25


Potret penduduk miskin di sepuluh Provinsi Sulampua cenderung
bervariasi. Persentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Papua yaitu 27,62%
(keadaan Maret 2017). Provinsi Maluku memiliki persentase penduduk miskin
terendah (6,35%). Garis kemiskinan tertinggi (Rp 499.778) berada di Provinsi Papua Barat.

Masalah kemiskinan bukan hanya sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin saja,
ada dimensi lain yang perlu mendapat perhatian yaitu tingkat kedalaman dan keparahan
kemiskinan. Selain menekan jumlah penduduk miskin, kebijakan pemerintah mengenai
kemiskinan juga sekaligus mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.
Pada periode September 2016 - Maret 2017, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) pada seluruh provinsi menunjukkan angka yang cenderung
bervariasi. Tren penurunan nilai kedua indeks mengindikasikan
bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin
mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga cenderung
semakin menyempit. Penurunan tertinggi dicapai oleh Provinsi Gorontalo.

Tabel 2.4
Perkembangan P1 dan P2 Provinsi Se-Sulampua
September 2016 - Maret 2017
Provinsi Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sept 2016 Mar 2017 (+/-) Sept 2016 Mar 2017 (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sulawesi Utara 1.377 1.368 0.009 0.336 0.351 -0.015


Sulawesi Tengah 2.279 2.554 -0.275 0.559 0.719 -0.16
Sulawesi Selatan 1.531 1.722 -0.191 0.384 0.462 -0.078
Sulawesi Tenggara 1.982 1.865 0.117 0.459 0.440 0.019
Gorontalo 2.787 3.681 -0.894 0.649 1.010 -0.361
Sulawesi Barat 1.851 1.880 -0.029 0.440 0.485 -0.045
Maluku 3.762 3.501 0.261 1.134 0.988 0.146
Maluku Utara 0.918 0.808 0.11 0.205 0.200 0.005
Papua Barat 6.279 6.745 -0.466 2.227 2.452 -0.225
Papua 7.438 7.498 -0.06 2.652 2.824 -0.172

26 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Gambar 2.3
Gini Ratio Provinsi se-Sulampua
Maret 2015- Maret 2017

Selama ini Gini ratio digunakan sebagai uluh provinsi di Sulampua, baik antar waktu
indikator untuk melihat apakah pemerataan maupun antar provinsi, masuk pada kategori
pengeluaran penduduk semakin baik atau sedang, yaitu memiliki angka berkisar 0,35-0,5.
semakin buruk. Angka gini rasio berkisar Pada periode Maret 2017, Provinsi Maluku
antara 0-1 dimana semakin mendekati angka Utara memiliki nilai gini rasio yang paling
satu, maka ketimpangan pada suatu wilayah rendah di antara provinsi di Sulampua lainnya,
tersebut semakin buruk/besar. Secara dimana bisa diartikan bahwa dibandingkan
umum, angka gini rasio pada provinsi di dengan provinsi lain, masyarakat di Provinsi
Sulampua mengindikasikan adanya perubahan Maluku Utara memiliki distribusi pengeluaran
yang bervariasi antar periodenya; misalnya, yang cenderung lebih merata dan lebih tidak
di satu sisi terdapat kecenderungan timpang antar masyarakatnya. Gini Rasio
kenaikan ketimpangan antar waktu di Provinsi Gorontalo merupakan yang tertinggi
Provinsi Sulawesi Utara dan Maluku Utara, di antara provinsi di Kawasan Sulampua
sedangkan di sisi lain terlihat adanya untuk periode Maret 2017, yaitu pada nilai
penurunan ketimpangan di Provinsi Sulawesi 0,430; dengan nilai tersebut, ketimpangan di
Tengah, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Provinsi Gorontalo masih bisa dikategorikan
Barat. Selain itu, dapat dilihat pula bahwa sedang.
indikator ketimpangan dari gini rasio di sep-

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 27


“I define genuine full
employment as a sit-
uation where there
are at least as many
job openings as there
are persons seeking
employment, probably
calling for a rate of
unemployment, as
currently measured, of
between 1 and 2 per-
cent.”
- William Vickrey

28 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


TENAGA KERJA
Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah
bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Menurut ketentuan
pemerintah Indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah berusia
minimal 15 tahun ke atas. Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja
termasuk angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak akif dalam kegiatan ekonomi tidak
termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Misalnya ibu rumah tangga, pelajar,
mahasiswa, dsb.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang
memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan
sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. TPAK masing-masing

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 29


provinsi di wilayah Sulampua tahun 2016 berkisar antara 62,09 persen sampai 76 persen
yang terdiri dari penduduk yang bekerja dan yang mencari pekerjaan atau pengangguran.

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dapat digunakan sebagai indikator untuk


menggambarkan kesempatan seseorang untuk terserap pada pasar kerja. Angka TKK yang
rendah menunjukkan kecilnya kesempatan kerja yang tersedia bagi penduduk usia kerja.
Sebaliknya, angka TKK yang tinggi menunjukkan besarnya kesempatan kerja yang tersedia.

Jumlah penduduk produktif di Sulampua di atas 60 persen menunjukan bahwa


ketersediaan tenaga kerja yang produktif di wilayah Sulampua sangat banyak
sehingga supply tenaga kerja sangat tinggi di wilayah ini. Jumlah supply tenaga kerja
tertinggi di wilayah Sulampua yaitu di Provinsi Papua dengan persentase
penduduk usia produktif mencapai 68,64 persen diikuti oleh Provinsi Sulawesi Utara
sebesar 68,35 persen.

Tabel 2.5
Persentase Penduduk Sulampua Menurut Kelompok Umur
Tahun 2017

Rasio
Provinsi (0–14) Th (15–64) Th (65+) Th Jumlah Ketergantungan
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sulawesi Utara 25.29 68.35 6.36 100.00 46.31


Sulawesi Tengah 28.55 66.68 4.77 100.00 49.96
Sulawesi Selatan 28.23 65.75 6.03 100.00 52.10
Sulawesi Tenggara 33.09 62.73 4.17 100.00 59.40
Gorontalo 27.80 67.62 4.58 100.00 47.89
Sulawesi Barat 31.28 64.60 4.12 100.00 54.80
Maluku 32.84 62.96 4.21 100.00 58.84
Maluku Utara 33.10 63.44 3.46 100.00 57.63
Papua Barat 30.47 67.26 2.27 100.00 48.68
Papua 29.76 68.64 1.60 100.00 45.70
Sulampua 29.40 65.94 4.66 100.00 51.65

30 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Jumlah angkatan kerja Tabel 2.6
di tahun 2016 di wilayah Jumlah Angkatan Kerja Sulampua
Sulampua sebanyak 12 ribu Tahun 2014 -2016
orang. Sejumlah angkatan
Provinsi 2014 2015 2016
kerja ini distribusinya lebih
(1) (2) (3) (4)
banyak di wilayah Sulawesi,
yaitu Provinsi Sulawesi Sulawesi Utara 1 061 1 099 1 184
Selatan (3.881 jiwa), Provinsi Sulawesi Tengah 1 343 1 384 1 510
Sulawesi Tengah (1.510 Sulawesi Selatan 3 716 3 706 3 881
jiwa), dan Provinsi Sulawesi Sulawesi Tenggara 1 086 1 138 1 254
Tenggara (1.254 jiwa).
Gorontalo 500 518 563
Sedangkan wilayah Maluku
Sulawesi Barat 608 617 645
memiliki jumlah angkatan
kerja terendah di wilayah Maluku 672 727 743
Sulampua, yaitu hanya Maluku Utara 482 514 524
sebanyak 743 jiwa di Papua Barat 398 414 434
Provinsi Maluku dan Papua 1 675 1 742 1 722
sebanyak 524 jiwa di Provinsi
Sulampua 11 541 11 858 12 460
Maluku Utara.
Di wilayah Papua dan Papua Barat jumlah angkatan kerja masing-masing sebanyak 434
jiwa di Provinsi Papua sedangkan 1.722 jiwa di Provinsi Papua Barat. Dari sepuluh provinsi
di wilayah Sulampua, jumlah angkatan kerja terendah ada di Provinsi Papua (dibawah
500 jiwa), jika diperhatikan dari luas wilayah dan jumlah penduduk di Provinsi Papua,
kebutuhan angkatan kerja di provinsi ini masih dirasa kurang. Hal ini menyebabkan
peluang untuk bekerja di Provinsi Papua juga menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan
sembilan provinsi lainnya di wilayah Sulampua.

Secara umum, jumlah angkatan kerja di sepuluh provinsi di wilayah Sulampua selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah angkatan kerja paling tinggi di tahun
2016 adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Provinsi
Papua Barat di tahun 2016 mengalami penurunan jumlah angkatan kerja sebanyak 20
jiwa.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di wilayah Sulampua pada tahun 2016 paling
tinggi ada di Provinsi Papua sebesar 76,7 persen. Kemudian TPAK tertinggi berikutnya
adalah Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 73,47 persen dan Provinsi Sulawesi Tengah
sebesar 72,28 persen. Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah angkatan kerja terbesar

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 31


Tabel 2.7 justru memiliki TPAK yang
TPAK Provinsi se- Sulampua terendah di wilayah Sulampua
Tahun 2014-2016 yakni sebesar 62,92 persen.

Provinsi 2014 2015 2016


Problema tentang lulusan
(1) (2) (3) (4)
perguruan tinggi yang masih
Sulawesi Utara 59.99 61.28 65.11 banyak yang menganggur banyak
Sulawesi Tengah 66.76 67.51 72.28 terdengar. Hal ini lantaran
Sulawesi Selatan 62.04 60.94 62.92 lapangan kerja yang terbatas,
Sulawesi Tenggara 66.87 68.35 73.47 tidak sebanding dengan jumlah
lulusan yang semakin meningkat
Gorontalo 62.84 63.65 67.89
dari tahun ke tahun.
Sulawesi Barat 71.06 70.27 71.9
Ketidaksesuaian di antara
Maluku 60.92 64.47 64.51 ketersediaan lapangan
Maluku Utara 63.88 66.43 66.19 pekerjaan dan jurusan yang
Papua Barat 68.30 68.68 70.05 dimiliki oleh banyak lulusan
Papua 78.7 79.6 76.7 perguruan tinggi juga

menjadi salah satu faktor pemicu tingginya pengangguran dengan gelar sarjana.
Di samping itu, kualifikasi yang dituntut oleh pasar kerja di Indonesia semakin
beragam dan spesifik. Hal ini diperparah lagi oleh makin maraknya perusahaan-
perusahaan di Indonesia yang memanfaatkan tenaga kerja (expert) asing. Sehingga ini menjadi
tantangan ke depan agar program link and match berjalan efektif dan merata.

Persentase pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja di tahun 2016 cenderung menurun
di sepuluh provinsi se-Sulampua. Hingga tahun 2016 tingkat pengangguran tertinggi terjadi di
Provinsi Papua Barat yaitu mencapai 7,46 persen dari total jumlah angkatan kerja sebanyak
1.722 jiwa. Setelah provinsi Papua Barat menyusul Provinsi Maluku Utara dengan tingkat
pengangguran terbuka sebesar 7,05 persen dari jumlah angkatan kerja sebesar 524 jiwa.
Tingginya TPT yang dimiliki oleh beberapa provinsi di wilayah Sulampua ini mengindikasikan
permasalahan yang serius dalam ketenagakerjaan di wilayah Sulampua. DIbutuhkan strategi
khusus dalam menangani tingkat pengangguran yang cukup tinggi di beberapa provinsi
tersebut.

32 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Sedangkan TPT terendah di ta- Tabel 2.8
hun 2016 adalah Provinsi Su- TPT Provinsi Se- Sulampua
lawesi Tenggara yang memiliki Tahun 2014-2016
angka TPT sebesar 2,72 persen dan
Provinsi 2014 2015 2016
Provinsi Gorontalo dengan TPT sebe-
(1) (2) (3) (4)
sar 2,76 persen. Hal ini menunjukan
bahwa kedua provinsi ini sudah mam- Sulawesi Utara 7.54 9.03 6.18
pu mengakomodir jumlah angkatan Sulawesi Tengah 3.68 4.10 3.29
kerja yang dimilikinya untuk dapat Sulawesi Selatan 5.08 5.95 4.8
diserap secara optimal dalam potensi Sulawesi Tenggara 4.43 5.55 2.72
pasar di kedua provinsi tersebut.
Gorontalo 4.18 4.65 2.76
Rendahnya tingkat pengangguran
Sulawesi Barat 2.08 3.35 3.33
menunjukan masalah ketenaga
kerjaan yang minim pada dua Maluku 10.51 9.93 7.05
provinsi ini. Maluku Utara 5.29 6.05 4.01
Papua Barat 5.02 8.08 7.46
Papua 3.44 3.99 3.35

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 33


“Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang
terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdi-
dik di Republik ini adalah “dosa” setiap orang ter-
didik yang dimiliki di Republik ini. Anak-anak
nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi.
Mereka hanya dibedakan oleh keadaan.”
- Anies Baswedan

34 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


PENDIDIKAN
Pendidikan adalah salah satu modal manusia (human capital) yang merupakan
modal dasar pembangunan dalam suatu wilayah. Investasi manusia melalui
pendidikan dapat meningkatkan produktivitas di masa mendatang, bahkan Solow
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara akan terakselerasi dan
senantiasa meningkat akibat adanya human capital yang tinggi (Pasay, Handayani,
dan Indrayanti, 2016). Peningkatan kualitas hidup manusia melalui pendidikan
menjadi prioritas pemerintah saat ini yang tercermin dalam agenda prioritas
Nawacita yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan Program Indonesia Pintar.

Salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat kualitas sumber daya
manusia adalah pendidikan yang ditamatkan yang ditunjukkan dengan ijazah
tertinggi yang dimiliki. Pendidikan yang ditamatkan merupakan modal seseorang ketika
masuk ke dalam kegiatan ekonomi karena turut menentukan produktivitas
tenaga kerja. Dalam dunia ketenagakerjaan, perusahaan cenderung menerima pekerja
dengan melihat pendidikan yang ditamatkan. Bagi perusahaan, menerima
pekerja dengan pendidikan tinggi lebih menguntungkan dengan
asumsi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi
produktivitasnya, meskipun produktivitas pada dasarnya juga dipengaruhi
oleh faktor lain seperti pengalaman, pelatihan, lingkungan, dsb.

Dengan demikian, secara umum pendidikan yang tinggi masih sangat relevan dan
penting untuk kesejahteraan penduduk. Dalam analisis ini, seseorang dikatakan
memiliki pendidikan tinggi apabila memiliki ijazah tertinggi minimal

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 35


SMA/sederajat; berpendidikan menengah apabila memiliki ijazah tertinggi SMP/sederajat; dan
berpendidikan rendah apabila hanya memiliki ijazah SD/sederajat atau tidak memiliki ijazah
apapun.

Gambar 2.4
Persentase Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi se-Sulampua
2016

Gambar 2.5 menunjukkan persentase tahun ke atas paling tinggi yang memiliki
penduduk 15 tahun ke atas menurut ijazah perguruan tinggi. Tingginya
pendidikan yang ditamatkan di 10 provinsi persentase penduduk yang berpendidikan
di wilayah tengah dan timur Indonesia. Dari tinggi di Papua Barat, Maluku, dan Sulawesi
gambar tersebut terlihat bahwa provinsi Utara dikarenakan dominasi penduduk
dengan persentase penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah SMA/sederajat.
ke atas yang berpendidikan tinggi paling
tinggi adalah Provinsi Papua Barat (48,06 Sementara itu, sebesar 37,84 persen
persen); Maluku (47,96 persen); dan penduduk 15 tahun ke atas di Papua
Sulawesi Utara (43,36 persen). Meskipun berpendidikan rendah. Ini merupakan
demikian, apabila dilihat menurut ijazah yang tertinggi dibanding sembilan provinsi
yang dimiliki, Provinsi Maluku Utara adalah lainnya di kawasan Sulampua. Selain
provinsi dengan persentase penduduk 15 Papua, Provinsi Gorontalo dan Malu-

36 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


ku Utara juga masih memiliki persentase penduduk yang berpendidikan rendah yang
cukup tinggi. Hal ini tentu memprihatinkan karena sebagaimana yang dijelaskan
sebelumnya pendidikan tinggi masih relevan dengan produktivitas kerja seseorang, dan
secara tidak langsung mempengaruhi produktivitas ekonomi suatu wilayah.

Salah satu kesepakatan dalam konvensi Education For All (EFA) yang turut ditandatangani
Indonesia adalah menuntaskan gerakan wajib belajar pendidikan dasar untuk semua anak.
Dukungan pemerintah Indonesia terhadap konvensi tersebut adalah melalui program
wajib belajar yang menargetkan pendidikan yang ditamatkan oleh anak usia sekolah adalah
minimal tamat SMP/sederajat.
Gambar 2.5 Indikator dasar yang
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Usia digunakan untuk mengetahui
Sekolah akses penduduk khususnya
di Provinsi se-Sulampua penduduk usia sekolah
2016 terhadap pendidikan adalah
Angka Partisipasi Sekolah
(APS). APS merupakan
persentase penduduk
yang bersekolah menurut
kelompok umur tertentu,
yaitu kelompok umur
7-12 tahun; 13-15 tahun;
dan 16-18 tahun. Semakin
tinggi APS berarti semakin
tinggi partisipasi sekolah
dari penduduk umur
tertentu. APS sebesar 100 berarti seluruh penduduk pada kelompok umur
tertentu bersekolah, sesuai dengan target yang ingin dicapai pemerintah.
Ada perbedaan capaian APS pada setiap kelompok usia sekolah. Capaian APS 7-12
tahun hampir mencapai angka ideal yaitu 100 persen di beberapa provinsi yaitu
Maluku (99,39 persen), Sulawesi Utara (99,36 persen), dan Sulawesi Tenggara (99,28 persen).
Sementara itu, capaian APS pada kelompok umur 13-15 tahun dan 16-18 tahun terlihat lebih
rendah. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkannya antara lain fasilitas pendidikan
tinggi yang memang tidak tersedia, atau desakan ekonomi yang menuntut masyarakat
untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi aktif. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa
Papua merupakan provinsi dengan capaian APS paling rendah pada setiap kelompok umur.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 37


The HDI was created to
emphasize that people and
their capabilities should be
the ultimate criteria for
assessing the development
of a country, not economic
growth alone
- UNDP

38 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


IPM
Berbagai ukuran pembangunan manusia dibuat namun tidak
semuanya dapat digunakan sebagai ukuran standar yang dapat
dibandingkan antar wilayah atau antar negara. Oleh karena itu Badan
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menetapkan suatu ukuran standar
pembangunan manusia yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator yaitu angka harapan


hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya
beli. Indikator angka harapan hidup mempresentasikan dimensi umur
panjang dan sehat. Selanjutnya angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah memcerminkan output dari dimensi pengetahuan. Adapun
indikator kemampuan daya beli digunakan untuk mengukur dimensi
hidup layak.
Tabel 2.9
IPM Provinsi se-Sulampua
2016

Pengelu- RS
Provinsi AHH RLS HLS aran per IPM (%)
Kapita
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sulawesi Utara 71,02 8,96 12,55 10.148 71,05 0,66


Sulawesi Tengah 67,31 8,12 12,92 9.034 67,47 0,71
Sulawesi Selatan 69,82 7,75 13,16 10.281 69,76 0,61
Sulawesi Tenggara 70,46 8,32 13,24 8.871 69,31 0,56
Gorontalo 67,13 7,12 12,88 9.175 66,29 0,43
Sulawesi Barat 64,31 7,14 12,34 8.450 63,60 0,64
Maluku 65,35 9,27 13,73 8.215 67,60 0,55
Maluku Utara 67,51 8,52 13,45 7.545 66,63 0,72
Papua Barat 65,30 7,06 12,26 7.175 62,21 0,48
Papua 65,12 6,15 10,23 6.637 58,05 0,80

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 39


Pada tahun 2016, indeks pembangunan manusia tertinggi level provinsi se-Sulampua
dicapai oleh Provinsi Sulawesi Utara dengan IPM sebesar 71,02. Sementara, capaian terendah
ditempati oleh Provisi papua dengan IPM sebesar 58,05.

Sarana dan prasarana Provinsi Sulawesi Utara cukup lengkap dan memadai. Akses
untuk mendapatkan pendidikan maupun kesehatan pun sangat mudah. Hal ini mendukung
Provinsi Sulawesi Utara dalam pencapaian pembangunan manusia. Bertolak dengan itu,
Provinsi Papua justru mengalami banyak kesulitan, seperti sarana dan prasarana pendidikan
dan kesehatan yang sulit. Kondisi geografis yang sangat sulit juga berdampak langsung
terhadap akses masyarakat terhadap kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

Level capaian IPM memang penting untuk melihat kemajuan pembangunan suatu wilayah.
Namun, level saja tidak cukup untuk mencatat kemajuan pembangunan manusia. Kecepatan
pembangunan manusia dapat melengkapi sudut pandang capaian pembangunan manusia.
Kecepepatan lebih menunjukkan upaya yang telah dilakukan untuk mencapai suatu level
tertentu dalam pembangunan.
Gambar 2.6
Provinsi dengan Pertumbuhan Tertinggi dan Terendah
2015-2016
Pertumbuhan IPM Tertinggi 2015-2016

Papua Maluku Utara Sulawesi Tengah


1,40 % 1,09 % 1,06 %

Pertumbuhan IPM Terendah 2015-2016

Sulawesi Tenggara Papua Barat Gorontalo


0,81 % 0,78 % 0,65 %

40 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Kecepatan pembangunan yang diukur per kapita pada periode 2015-2016
dengan pertumbuhan IPM sebesar 2,60 persen.
menunjukkan bahwa pada periode
tahun 2015-2016 Provinsi Papua Pada tahun 2015-2016 Provinsi
menempati posisi pertama dengan Gorontalo hanya mampu menggenjot
pertumbuhan IPM sebesar 1,40 persen, indeks pembangunan manusia
disusul oleh Provinsi Maluku Utara sebesar 0,65 persen. Hal ini disebab-
sebesar 1,09 persen dan Sulawesi kan Karena seluruh komponen IPM
Tengah sebesar 1,06 persen. Dimensi tidak tumbuh secepat provinsi lain.
pendidikan dan standar hidup layak Pertumbuhan pada dimensi keseha-
menjadi penyumbang terbesar tan yang diwakili oleh angka harapan
kecepatan pembangunan manusia hidup saat lahir di provinsi ini hanya
di Provinsi Papua. Pada dimensi 0,01 persen. Pada dimensi pendidikan,
pendidikan, harapan lama sekolah dan pertumbuhan harapan lama seko-
rata-rata lama sekolah tahun 2016 lah dan rata-rata lama sekolah mas-
masing-masing meningkat sebesar ing-masing hanya 0,99 persen dan
2,82 persen dan 2,70 persen dibanding 1,42 persen. Terakhir, kenaikan pada
tahun sebelumnya. Sementara indikator pengeluaran per kapita yang
pada dimensi standar hidup layak mewakili dimensi standar hidup layak
mengalami peningkatan pengeluaran hanya sebesar 1,55 persen.

Gambar 2.7
Peta IPM Provinsi se-Sulampua Tahun 2016
Tahun 2016

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 41


“Untuk mengukur kemajuan
sebuah kota, dapat dilihat
dari ekonomi namun bisa juga
dilihat dari kebahagiaan.
Ada orang yang hidup
sederhana tetapi hidupnya
tetap happy. Tantangannya
adalah bisa atau tidaknya kita
menguantifikasi hal yang
abstrak itu menjadi sebuah
hal yang eksak”
-Ridwan Kamil

42 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Indeks kebahagiaan Indonesia
merupakan indeks komposit
yang dihitung secara tertimbang
menggunakan dimensi dan indikator
dengan skala 0-100. Semakin tinggi
nilai indeks menunjukkan tingkat
kehidupan penduduk yang semakin
bahagia. Sebaliknya, semakin rendah
nilai indeks menunjukkan tingkat
kehidupan penduduk yang semakin
tidak bahagia. Dalam pengukurannya,

INDEKS KEBAHAGIAAN
indeks kebahagiaan Indonesia tahun 2017 menggunakan tiga dimensi, yaitu dimensi kepuasan
hidup, dimensi perasaan (affect), dan dimensi makna hidup (eudaimonia).

Kepuasan hidup merupakan evaluasi terhadap kondisi obyektif 10 domain


kehidupan yang esensial yang dialami penduduk. Kondisi obyektif 10 domain
kehidupan ini dibagi menjadi dua subdimensi yaitu subdimensi kepuasan hidup
personal dan kepuasan hidup sosial. Penggunaan dimensi ini mengacu pada OECD (2011, 2013).

Afeksi (affect) merupakan ukuran evaluasi/pengalaman terkait perasaan dalam


kehidupan secara keseluruhan yang menggambarkan derajat 2 ukuran hedonisme (positive –
negative affects). Mengacu pada Kahneman et al. (1999); Diener et al. (1999) dan OECD (2013)

Eudaimonia merupakan konsep dalam good psychological functioning atau flourishing dalam
ranah psikologi positif yang menggambarkan kebermaknaan hidup yang melebihi diri seseorang.
Ukuran ini mengacu pada indikator yang dikembangkan oleh Carol D. Ryff (1989) dan OECD (2013).

Dalam Indeks Kebahagiaan Indonesia 2017 tersebut, masing-masing dimensi dan


subdimensi memiliki penimbang sebagai berikut: Kepuasan Hidup 34,80 persen (dengan
Subdimensi Kepuasan Hidup Personal dan Kepuasan Hidup Sosial, masing-masing 50 persen

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 43


terhadap Kepuasan Hidup), Perasaan (Affect) 31,18 persen, dan Makna Hidup
(Eudaimonia) 34,02 persen.

Dari keseluruhan provinsi di Indonesia, dapat dilihat bahwa provinsi- provinsi di


Sulampua memiliki nilai indeks kebahagiaan yang beragam. Provinsi Maluku Utara
memiliki nilai indeks kebahagiaan yang paling tinggi dibandingkan dengan indeks
kebahagiaan di provinsi lain di Indonesia, yaitu 75,68. Terdapat delapan provinsi di
Sulampua yang memiliki indeks kebahagiaan lebih tinggi dari indeks kebahagiaan
nasional yaitu Provinsi Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah,
Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Di sisi lain Provinsi Sulawesi Barat dan
Papua memiliki nilai indeks kebahagiaan yang lebih rendah dari nilai indeks nasional.
Gambar 2.8
Indeks Kebahagiaan Provinsi di Indonesia
2017

44 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Secara nasional dari keseluruhan komponen penyusun indeks kebahagiaan, dimensi
makna hidup (eudaimonia) memiliki nilai yang paling besar jika dibandingkan dengan
dimensi kepuasan hidup dan dimensi perasaan (afeksi), pada dimensi kepuasan hidup,
nilai subdimensi di dimensi kepuasan hidup, secara umum kepuasan hidup sosial memiliki
indeks yang lebih tinggi dari nilai subdimensi kepuasan hidup pesonal. Pola yang sama juga
terjadi untuk provinsi- provinsi di Sulampua. Provinsi Maluku Utara memiliki indeks dimensi
makna hidup yang lebih besar dari provinsi lain di Sulampua, sedangkan Provinsi Papua
memiliki indeks dimensi makna hidup yang lebih rendah dari provinsi lain di Sulampua.
Tabel 2.10
Indeks Kebahagian Provinsi Se-Sulampua
2017

Penyusun Indeks Kebahagiaan


Indeks Dimensi Kepuasan
Indeks Hidup Indeks Indeks
Provinsi Dimensi Dimensi
Kebahagiaan Indeks Subdimensi
Perasaan Makna Hidup
Kepuasan Hidup Total (Affect) (Eudaimonia)
Personal Sosial
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sulawesi Utara 73,69 70,14 78,40 74,27 69,29 77,11


Sulawesi Tengah 71,92 63,86 78,42 71,14 70,08 74,40
Sulawesi Selatan 71,91 66,42 78,12 72,27 70,63 72,71
Sulawesi Tenggara 71,22 63,60 78,50 71,05 68,77 73,63
Gorontalo 73,19 69,59 79,57 74,58 69,21 75,41
Sulawesi Barat 70,02 61,59 77,75 69,67 67,89 72,33
Maluku 73,77 70,59 79,52 75,05 69,00 76,84
Maluku Utara 75,68 72,86 81,33 77,09 70,48 79,00
Papua Barat 71,73 68,24 76,64 72,44 67,95 74,46
Papua 67,52 63,04 73,80 68,42 63,82 69,98
Indonesia 70,69 65,98 76,16 71,07 68,59 72,23

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 45


“People shouldn’t be
afraid of their government.
Governments should be afraid
of their people.”
- Alan Moore

46 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


INDEKS
DEMOKRASI
Indeks demokrasi Indonesia adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat
perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat perkembangan demokrasi tersebut diukur
berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan sejumlah aspek demokrasi di provinsi. Yang
dijadikan aspek demokrasi dalam penyusunan indeks ini adalah Kebebasan Sipil (Civil
Liberties), Hak-hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of
Democracy). Ketiga aspek demokrasi ini kemudian dijabarkan menjadi sejumlah variabel
dan indikator.

Rentang nilai indeks demokrasi adalah 0 – 100, semakin mendekati angka 100 maka
tingkat pelaksanaan demokrasi semakin baik. Nilai indeks < 60 memiliki makna
bahwa kinerja demokrasi rendah, Nilai indeks 60-80 memiliki makna kinerja demokrasi
sedang dan nilai indeks > 80 memiliki makna kinerja demokrasi tinggi. Indeks demokrasi
yang paling up to date adalah indeks demokrasi tahun 2015, dimana terdapat sedikit
perubahan komponen penyusun/variabelnya dibandingkan dengan tahun- tahun
sebelumnya.

Pada jajaran nilai indeks demokrasi tahun 2015 antar provinsi, dapat dilihat bahwa
indeks demokrasi bervariasi. Ada tiga provinsi di sulampua yang memiliki indeks
demokrasi di atas nilai indeks demokrasi Indonesia (nasional) yaitu Provinsi
Sulawesi Tengah (76,67), Provinsi Gorontalo (76,77), dan Provinsi Sulawesi Utara (79,40).
Tujuh provinsi lainnya di Sulampua memiliki nilai indeks demokrasi yang lebih kecil dari
Indeks Demokrasi Indonesia (nasional). Adapun dari keseluruhan provinsi di kawasan
sulampua, berdasarkan indeks demokrasi tahun 2015, belum ada provinsi yang kinerja
demokrasinya tinggi. Terdapat delapan provinsi di Kawasan Sulampua yang memiliki kinerja
demokrasi yang baik, dan terdapat dua provinsi yang kinerja demokrasinya masih buruk.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 47


Gambar 2.9
Indeks Demokrasi Indonesia
2015

48 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Gambar 2.10
Indeks Demokrasi Provinsi di Sulampua Menurut Aspek
2015

Jika ditilik dari aspek penyusunnya, pa provinsi yang nilai aspeknya masuk
kebebasan sipil menjadi aspek dalam kategori buruk. Pada aspek hak-
dengan nilai indeks terbesar pada hak politik terdapat tiga provinsi di
indeks demokrasi di provinsi- provinsi yang kawasan sulampua yang nilainya
terdapat di Sulampua. Provinsi Papua masih masuk dalam kategori buruk,
Barat adalah provinsi dengan nilai yaitu Provinsi Sulawesi Tenggara (56,95),
aspek kebebasan sipil tertinggi di antara Provinsi Papua (41,81), dan Provinsi Papua
provinsi di kawasan Sulampua (92,33). Barat (39,48). Di sisi lain untuk aspek
Dapat dilihat pula bahwa secara umum Lembaga demokrasi, terdapat empat
nilai dari aspek Kebebasan sipil di provinsi yang nilai indeks aspeknya
semua provinsi pada kawasan Sulampua masih masuk dalam kategori buruk,
berada pada kategori sedang dan baik, yaitu Provinsi Maluku (57,43); Papua Barat
sedangkan untuk aspek lainnya yaitu (51,81); Papua (50,87);dan Provinsi Maluku
aspek hak-hak politik dan aspek lembaga Utara (47,25).
demokrasi masih didapati bebera-

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 49


50 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017
KONDISI EKONOMI
SULAMPUA

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 51


“Soal pangan adalah soal
hidup matinya bangsa.”
- Soekarno

52 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


POTENSI
PERTANIAN
Perekonomian di provinsi-provinsi kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua didominasi
oleh usaha pertanian, yang digambarkan dengan besarnya persentase rumah tangga
usaha pertanian terhadap total rumah tangga se-Sulawesi, Maluku dan Papua.
Terlepas dari fakta bahwa satu rumah tangga dapat mengusahakan lebih dari satu
usaha pertanian, terdapat lebih dari 53 persen rumah tangga di Sulawesi, Maluku dan
Papua mengusahakan pertanian.

Gambar 3.1
Rumah tangga Pertanian se-Sulawesi, Maluku dan Papua (Persen)
Tahun 2013

Potensi pertanian di kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua cenderung homogen


antar pulaunya. Sulawesi menjadi sentra pengembangan tanaman bahan makanan
(tanaman pangan dan hortikultura) nasional. Berdasarkan hasil Pencacahan
Lengkap Sensus Pertanian 2013 mencatat bahwa produk-produk unggulan yang dapat
mendongkrak perekonomian masyarakat adalah padi, jagung, ubi jalar, ubi kayu,
kedelai, dan kacang tanah. Selain karena mayoritas pelaku usaha pertanian adalah
petani tanaman pangan, juga karena produksinya yang melimpah.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 53


Produksi padi selama tahun 2003-2013 terus meningkat. Hasil produksi padi Sulawesi
pada tahun 2012 dan 2013 tercatat mencapai 11 persen dari produksi nasional, yang
akhirnya menjadikan Sulawesi produsen padi ketiga terbesar di Indonesia, setelah Jawa dan
Sumatera.

Gambar 3.2
Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Subsektor di Sulawesi (dalam Juta)
Tahun 2003 dan 2013

Sulawesi Selatan adalah kontributor padi terbesar dimana mencapai 70 persen dari
produksi padi di Sulawesi. Tahun 2013 di Sulawesi tercatat hampir 3,5 juta rumah tangga
adalah rumah tangga pelaku usaha pertanian di subsektor tanaman bahan makanan
dan perkebunan. Tanaman pangan yang dominan adalah padi dan jagung. Sulawesi
berpredikat sebagai lumbung pangan dan corn-belt karena terdapat program dimana terdapat
kesepakatan para gubernur di Pulau Sulawesi untuk mewujudkan produksi jagung
sebanyak lima juta ton per tahun melalui program Celebes Corn Belt yang terbentuk tahun
2005.

Selain berpotensi besar pada tanaman pangan dan perkebunan, Sulawesi juga memiliki
potensi besar pada subsektor peternakan. Kontribusi subsektor ini terhadap PDRB dan
jumlah rumah tangga yang mengusahakannya menempati uru-tan ketiga setelah tanaman
bahan makanan dan perkebunan.

54 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Berbeda dengan pulau Papua, hasil Sensus Pertanian tahun 2013 mencatat,
subsektor yang paling dominan adalah tanaman pangan, perikanan dan kehutanan. Ubi
jalar menjadi komoditas unggulan tanaman pangan yang menempati urutan produksi
terbesar ke dua secara nasional di Tahun 2015 sebesar 446.925 ton. Hasil produksi ubi jalar
Provinsi Papua mencapai 19 ,45 persen dari produksi nasional sehingga Provinsi Papua menjadi
produsen ubi jalar kedua setelah Provinsi Jawa Barat.
Gambar 3.3
Produksi Ubi Jalar Indonesia (ton)
Tahun 2015

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 55


Di Provinsi Papua, mayoritas pelaku usaha subsektor tanaman pangan adalah rumah
tangga, sedangkan perikanan dan kehutanan didominasi oleh perusahaan. Selain
itu, perekonomian Papua di dominasi oleh pertambangan dan industri pengolahan.
Pertanian menjadi penyumbang ketiga dalam perekonomian Papua setelah kedua
lapangan usaha tersebut. Walaupun pertanian bukan menjadi unggulan namun luas
dan suburnya tanah Papua merupakan potensi yang mampu meningkatkan produksi
pertanian, khususnya tanaman pangan dan perkebunan, seperti Merauke yang
memiliki lahan datar yang cukup luas dan subur sangat cocok untuk pengembangan
usaha pertanian.

Berbeda halnya dengan provinsi-provinsi yang terletak di Kepulauan Maluku. Ribuan


pulau dengan luas wilayah yang lebih didominasi oleh wilayah perairan dibanding
daratan, ditambah dengan kekayaan hasil laut dan juga keahlian dalam melaut,
menjadikan Kepulauan Maluku unggul dan berpotensi di subsektor perikanan.
Meski pelaku usaha perikanan menurun jumlahnya, subsektor perikanan masih menjadi
penyumbang terbesar di sektor pertanian di Kepulauan Maluku.

Data tahun 2003 sampai dengan 2012 mencatat bahwa perikanan budidaya memiliki
trend produksi yang terus meningkat walaupun dominasinya terhadap subsektor
perikanan tidak setinggi perikanan tangkap. Sebagian besar produksi perikanan
dihasilkan oleh Provinsi Maluku karena letaknya yang berada di segitiga daerah
penangkapan ikan yaitu Wilayah Pengelolaan Ikan (WPP) Laut Banda, WPP Laut Seram
dan sekitarnya dan WPP Laut Arafura.
Gambar 3.4
Rumah Tangga Pelaku Usaha Perikanan di Kepulauan Maluku (dalam Ribu)
Tahun 2013

39
18,7
57,7

7,8
1,8
9,6
Maluku
Maluku Utara
Kep Maluku

Perikanan Budidaya Perikanan Tangkap

56 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


NILAI TUKAR PETANI

Nilai Tukar Petani (NTP) yang Gambar 3.5


diperoleh dari perbandingan NTP dan NTUP Provinsi Papua
indeks harga yang diterima Januari 2016 -Agustus 2017
petani terhadap indeks harga
yang dibayar petani (dalam
persentase) merupakan salah
satu indikator untuk melihat
tingkat kemampuan/daya beli
petani di perdesaan. Sedangkan
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga
Pertanian (NTUP) diperoleh dari
perbandingan indeks harga yang
diterima petani (It) terhadap
indeks harga yang dibayar petani
(Ib), dimana komponen Ib ha-
nya terdiri dari Biaya Produksi
dan Penambahan Barang Modal Gambar 3.6
(BPPBM). Perkembangan Inflasi Pedesaan Provinsi Papua
Januari 2016 -Agustus 2017
Dalam perkembangannya,
tingkat kesejahteraan
petani Provinsi Papua yang
digambarkan melalui NTP
menunjukkan tren yang
menurun, dimana pendapatannya
relatif lebih kecil dibandingkan
dengan pengeluarannya secara
keseluruhan, baik untuk biaya
produksi maupun konsumsi
rumah tangganya. Sedangkan
NTUP Provinsi Papua

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 57


menunjukkan bahwa harga yang diterima petani dari hasil produksi sudah lebih tinggi
dari harga yang dibayar petani untuk biaya produksi dan penambahan barang modal.

Indeks harga konsumsi rumah tangga petani (IKRT) merupakan indeks harga konsumen di
tingkat perdesaan. Perubahan indeks harga konsumen perdesaan disebut dengan inflasi/
deflasi perdesaan. Perubahan positif indeks harga perdesaan menunjukkan terjadinya
inflasi, dan sebaliknya jika negatif menunjukkan terjadinya deflasi di perdesaan.

Perkembangan Inflasi Provinsi Papua di wilayah perdesaan terus menerus mengalami


inflasi. Tergambar dari indeks harga konsumen perdesaan yang semakin naik nilainya, yaitu
dari 122,75 pada bulan Januari 2016 hingga mencapai 135,45 pada bulan Agustus 2017. Selama
20 bulan terakhir, wilayah perdesaan di Provinsi Papua hanya satu kali mengalami deflasi
yaitu pada bulan Februari 2017 yairu sebesar -0,04 persen.

Dari 10 provinsi yang dilakukan penghitungan NTP pada wilayah Sulampua (Sulawesi,
Maluku dan Papua) tercatat Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Papua memiliki indeks
NTP dibawah 100 selama periode 20 bulan terakhir yaitu dari Januari 2016 hingga Agustus
2017. Hal ini menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian lebih rendah
dibandingkan dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Gambar 3.7
Perkembangan NTP Sulawesi, Maluku dan Papua
Januari 2016-Agustus 2017

58 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


EKSPOR IMPOR
Setiap wilayah atau daerah dikaruniai sumber daya yang berbeda, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya alam. Kegiatan ekspor impor merupakan salah satu
sarana untuk menjembatani kebutuhan akan barang dan jasa di masing-masing
daerah. Impor dibutuhkan baik untuk memenuhi kebutuhan daerah yang tidak dapat
diproduksi/dihasilkan secara lokal maupun untuk memperoleh harga yang lebih
murah dengan pilihan yang lebih bervariasi. Sementara itu, ekspor memiliki peran
dalam peningkatan produksi dalam negeri, peningkatan pendapatan, dan memperluas
lapangan pekerjaan. Untuk itu, wilayah Sulampua dituntut untuk dapat meningkatkan
kualitas, kuantitas serta variasi barang yang di ekspor agar dapat meningkatkan PDRB
wilayahnya yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan daerah.

Dilihat dari perkembangan ekspor di Sulampua selama tiga tahun terakhir, Papua Barat
dan Papua merupakan daerah yang paling banyak melakukan kegiatan ekspor. Nilai
ekspor kedua daerah tersebut mencapai US$8,49 miliar dan US$5,54 miliar. Andil ekspor
Sulampua terhadap Nasional adalah sekitar 5,32 persen.
Gambar 3.8
Andil Ekspor Sulampua terhadap Nasional
2014-2016

Papua Barat
33,85%

Papua
Selain Sulampua Sulampua 22,09%
94,68% 5,32%

Lainnya
44,06%

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 59


Jika dilihat secara total nilai ekspor di Sulampua pada tahun 2016, Provinsi Papua
memiliki andil terbesar terhadap ekspor Sulampua yaitu sebesar 25,03 persen diikuti Sulawesi
Tengah dan Papua Barat dengan andil masing-masing sebesar 23,73 persen dan 22,70
persen.

Gambar 3.9
Andil Ekspor Provinsi terhadap Sulampua,
Tahun 2016

Sementara untuk nilai impor Gambar 3.10


yang andilnya terhadap Andil Impor Sulampua terhadap Nasional,
nasional sebesar 2,29 persen, 2014-2016
mengalami peningkatan dalam
kurun waktu tiga tahun
terakhir. Sulawesi Selatan
menjadi Provinsi yang
melakukan impor terbesar
se-Sulampua yaitu senilai
US$2,62 miliar diikuti oleh
Papua dengan nilai impornya
mencapai US$2,48 miliar.

60 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Nilai ekspor Sulampua pada tahun 2016 mencapai US$8,02 miliar dengan berat
sekitar 13,60 juta ton. Sedangkan impor Sulampua pada tahun 2016 sebesar US$3,84 miliar
dengan berat mencapai 5,79 juta ton.
Gambar 3.11
Nilai Ekspor dan Impor Provinsi se-Sulampua,
Tahun 2016

Selama tiga tahun terakhir, neraca perdagangan Sulampua terus mengalami surplus. Ini
berarti nilai ekspornya melebihi nilai impornya. Pada tahun 2016 Sulampua memperoleh
surplus neraca perdagangan sebesar US$4,18 miliar dimana surplus tersebut mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Gambar 3.12
Neraca Perdagangan Sulampua,
2014-2016

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 61


“Apabila neraca nasional
baik ekonomi maupun poli-
tik telah tercapai, maka
Indonesia selanjutnya
akan dapat berkembang di
lapangan ekonomi dan
politik.”
- Tan Malaka

62 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


I N F L A S I
Inflasi merupakan angka yang menggambarkan
persentase tingkat kenaikan harga sejumlah
barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi
rumah tangga. Ada barang yang harganya naik
dan ada yang tetap. Namun tidak jarang ada
barang/jasa yang harganya justru turun.
Rata-rata tertimbang dari perubahan
harga bermacam jenis barang dan jasa tersebut
selama kurun waktu tertentu disebut inflasi
apabila naik dan deflasi apabila turun.

Secara umum, penghitungan perubahan


harga tercakup dalam suatu indeks harga yang
dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK).
IHK disajikan dalam 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu: bahan makanan; makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; sandang;
kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Penyusunan inflasi bertujuan untuk memperoleh indikator yang menggambarkan


kecenderungan umum tentang perkembangan harga sehingga dapat digunakan sebagai
informasi dasar dalam pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi mikro atau makro,
baik fiskal maupun moneter. Pada tingkat mikro, rumah tangga dapat memanfaatkan angka
inflasi sebagai dasar penyesuaian kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang
relatif tetap, sedangkan pada lingkup makro, angka inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas
moneter dan perekonomian.

Penghitungan IHK Sulampua di wakili oleh 18 IHK. Kota inflasi di Papua terdiri dari dua kota IHK
yaitu Kota Jayapura dan Merauke. Pada SBH tahun 2018 Kota IHK di Papua akan bertambah men-
jadi 3 kota. Adapun Kota tambahannya yaitu Mimika.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 63


Gambar 3.13
Inflasi Kota-Kota IHK di Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2016

IHK kota-kota di Sulampua mengalami keniakan pada tahun 2016, hal ini menandakan
perubahan harga barang dan jasa di Sulampua relatif cepat. Berdasarkan hasil
pemantauan 18 kota di Sulampua selama 2016 terlihat Manokwari sebagai kota dengan
inflasi tertinggi mencapai lima digit yaitu 5,75 %. Inflasi terendah terjadi di Manado sebesar
0,35%. Tingginya angka inflasi pada tahun 2016 dipicu oleh berbagai fenomena kenaikan
harga barang dan jasa seperti daging ayam ras, angkutan udara, cakalang, kembung, sewa
kontrak rumah, beras, ekor kuning dan lain-lain.

Pada Tahun 2016 Kota Jayapura mengalami inflasi sebesar 4,17%, sedangkan Merauke
mengalami inflasi sebesar 0.35%. Faktor pendorong terjadinya inflasi di Kota
Jayapura yaitu terjadinya kenaikan pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 6,37%,
sedangkan di Merauke inflasi terjadi terjadi karena ada kenaikan yang signifikan pada kelompok
transportasi, komunikasi dan jasa keuangan lainya yaitu sebesar 12,45%.

Angka inflasi kota-kota di Sulampua pada bulan Tahun 2016 sebagian besar di bawah angka
inflasi nasional yang sebesar 3,02 %. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga
barang dan jasa di Sulampua pada Agustus 2017 lebih lambat dibandingkan dengan
kenaikan harga di Pulau lain. Namun demikian kenaikan harga barang dan jasa
berpenagrauh pada tingkat daya beli masyarakat.

64 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


P D R B
Gambar 3.14
PDRB Provinsi ADHB se-Sulampua
Tahun 2016
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan salah satu indikator statistik
makro yang dapat memberikan informasi
mengenai kinerja perekonomian yang
digambarkan oleh PDRB atas dasar harga
konstan dan berlaku, pertumbuhan ekonomi,
kontribusi sektor-sektor ekonomi, pergeseran
struktur perekonomian, dan tingkat
pendapatan per kapita penduduk. Dalam
penggunaan yang lebih luas, PDRB dapat
dimanfaatkan untuk mengukur ketimpangan
Gambar 3.15 pembangunan atau disparitas pembangunan
Share PDRB Provinsi Terhadap Total antar wilayah. Oleh karena itu, PDRB menjadi
Sulampua salah satu indikator di tingkat regional yang
Tahun 2016 dapat dijadikan sebagai alat untuk menyusun
perencanaan dan kebijakan pembangunan di
bidang ekonomi, dan sebagai alat ukur untuk
mengevaluasi hasil pembangunan yang tel-
ah dicapai. Selain itu, saat ini PDRB juga
digunakan sebagai salah satu indikator
penghitung Dana Alokasi Umum (DAU).

Selama Tahun 2016, nilai tambah yang tercipta


di dalam perekonomian di Sulampua adalah
sebesar 1.075,99 Triliun Rupiah. Provinsi dengan
nilai PDRB terbesar adalah Sulawesi Selatan dengan nilai tambah 379,21 Triliun Rupiah. Provinsi
Papua masih menduduki peringkat kedua dengan 178,37 Triliun Rupiah. Sedangkan Provinsi dengan
nilai PDRB terendah adalah Provinsi Maluku Utara yang sebesar 29,17 Triliun Rupiah.

Jika dilihat distribusinya, maka PDRB Provinsi se-Sulampua Tahun 2016 hanya menyumbang 8,5
persen dari Total PDRB Provinsi seluruh Indonesia. Jika dalam wilayah Sulampua sendiri, Lebih dari
50 Persen dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Selatan dan Papua yang masing-masing sebesar 35,24
Persen dan 16,58 Persen. Provinsi dengan sumbangan terkecil adalah Maluku Utara nilainya 2,71
persen dari total PDRB Provinsi se-Sulampua.

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 65


PDRB tersedia dalam 2 pendekatan penghitungan yaitu pendekatan produksi (kategori
lapangan usaha) dan pendekatan pengeluaran. Menurut pendekatan produksi, PDRB mer-
upakan jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit pro-
duksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedang-
kan menurut pendekatan pengeluaran, PDRB merupakan nilai yang dihasilkan dari semua
komponen permintaan akhir.

Menurut PDRB dengan pendekatan Produksi (Lapangan Usaha), penyumbang terbesar PDRB
provinsi-provinsi di Sulampua adalah lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
kecuali pada Provinsi Papua yang peranan terbesarnya disumbangkan oleh lapangan usaha
Pertambangan dan Penggalian; dan Provinsi Papua Barat yang didominasi oleh lapangan
usaha Industri Pengolahan. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan di Provin-
si Gorontalo; Sulawesi Barat; Sulawesi tengah; Sulawesi Utara dan Sulawesi Utara sangat
mendominasi jauh di atas lapangan usaha yang lain, sedangkan di Provinsi Papua Lapan-
gan Usaha Pertambangan dan Penggalian yang menjadi kontributor jauh di atas lapangan
usaha yang lain.

Gambar 3.16
Distribusi PDRB Provinsi ADHB Menurut Lapangan Usaha se-Sulampua
Tahun 2016

66 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Melalui pendekatan Pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
merupakan komponen terbesar yang menyumbang PDRB Provinsi-provinsi di wilayah
Sulampua, kecuali Provinsi Papua Barat di mana penyumbang terbesarnya dari
Ekspor Luar Negeri. Sumbangan terbesar kedua PDRB Provinsi di Sulampua berasal dari
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) kecuali di Provinsi Maluku dan
Maluku Utara yang penyumbang kedua dari Komponen Konsumsi Pemerintah
serta Provinsi Papua Barat yang penyumbang keduanya dari Komponen Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga. Selain itu, Semua provinsi di Sulampua nilai dari Komponen
Pengeluaran Net Ekspor Antar Provinsinya bernilai negatif, di mana nilai yang paling
rendahnya ada di Provinsi maluku diikuti Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.

Gambar 3.17
Distribusi PDRB Provinsi ADHB Menurut Lapangan Usaha se-Sulampua
Tahun 2016

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 67


“Kebesaran bangsa ini
ditentukan oleh keyak-
inan bahwa semua manu-
sia diciptakan sejajar.”
- Barack Obama

68 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


PERTUMBUHAN
EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam analisis
pembangunan ekonomi suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana
aktivitas perekonomian menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu
periode tertentu. Pada negara yang sudah maju, baik dari perekonomian maupun
infrastrukturnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin kecil dan cenderung stagnan.
Indonesia yang masih merupakan negara berkembang tentunya masih mengejar
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Memacu pertumbuhan lapangan-lapangan usaha yang
dominan akan mendongkrak naik laju pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-provinsi di wilayah Sulampua Tahun 2016, semua


berada di atas Pertumbuhan Ekonomi Nasional (5,02 Persen) kecuali Provinsi Papua Barat.
Pertumbuhan Ekonomi tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah yang tumbuh 9,98
persen, sedangkan Pertumbuhan Ekonomi terendah terjadi pada Provinsi Papua Barat
yang tumbuh 4,52 persen. Sementara itu, Provinsi Papua pada tahun 2016 mempunyai
pertumbuhan ekonomi terbesar ke dua yaitu sebesar 9,21 persen.

Gambar 3.18
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi se-Sulampua
Tahun 2016

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 69


Tabel 3.1
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2013-2016 (Miliar Rupiah)

Provinsi 2013 2014 2015 2016


(1) (2) (3) (4) (5)

Sulawesi Utara 71.097,46 80.667,63 91.280,20 100.537,36


Sulawesi Tengah 79.842,22 90.246,27 107.599,13 120.232,87
Sulawesi Selatan 258.836,42 298.033,80 340.326,42 379.209,48
Sulawesi Tenggara 71.041,25 78.622,15 87.765,98 96.982,96
Gorontalo 22.129,28 25.193,78 28.536,15 31.823,65
Sulawesi Barat 25.249,49 29.458,25 33.017,33 35.974,49
Maluku 27.834,44 31.656,48 34.344,12 37.062,64
Maluku Utara 21.439,49 24.042,08 26.640,79 29.165,23
Papua Barat 52.997,66 58.180,96 62.889,89 66.635,51
Papua 122.857,17 133.329,98 151.201,50 178.370,34
Sulampua 753.324,88 849.431,38 963.601,50 1.075.994,53
Nasional 9.546.134,00 10.569.705,30 1.531.716,90 12.406.809,80
Tabel 3.2
PDRB ADHK Tahun Dasar 2010 di Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2013-2016 (Miliar Rupiah)

Provinsi 2013 2014 2015 2016


(1) (2) (3) (4) (5)

Sulawesi Utara 62.422,50 66.360,76 70.425,14 74.771,07


Sulawesi Tengah 68.219,32 71.677,53 82.803,20 91.070,55
Sulawesi Selatan 217.589,13 233.988,05 250.758,28 269.338,55
Sulawesi Tenggara 64.268,71 68.291,78 72.991,33 77.739,55
Gorontalo 19.367,57 20.775,80 22.068,59 23.507,15
Sulawesi Barat 22.227,39 24.195,66 25.983,65 27.550,26
Maluku 22.100,94 23.567,73 24.859,06 26.291,19
Maluku Utara 18.208,74 19.208,76 20.381,03 21.556,32
Papua Barat 47.694,23 50.259,91 52.346,49 54.711,28
Papua 117.118,82 121.391,23 130.459,91 142.476,35
Sulampua 659.217,36 699.717,22 753.076,68 809.012,27
Nasional 8.156.497,80 8.564.866,60 8.982.511,30 9.433.034,40

70 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Tabel 3.3
PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2013-2016 (Ribu Rupiah)

Provinsi 2013 2014 2015 2016


(1) (2) (3) (4) (5)

Sulawesi Utara 30.121 33.800 37.842 41.256


Sulawesi Tengah 28.664 31.875 37.404 41.151
Sulawesi Selatan 31.028 35.345 39.943 44.061
Sulawesi Tenggara 29.641 32.116 35.113 38.018
Gorontalo 20.154 22.583 25.181 27.654
Sulawesi Barat 20.457 23.415 25.751 27.535
Maluku 17.093 19.100 20.365 21.604
Maluku Utara 19.230 21.114 22.920 24.593
Papua Barat 63.984 68.464 72.162 74.590
Papua 40.514 43.134 48.010 55.611
Sulampua 30.350 33.696 37.650 41.423
Nasional 38.366 41.916 45.141 47.957
Tabel 3.4
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2013-2016 (%)

Provinsi 2013 2014 2015 2016


(1) (2) (3) (4) (5)

Sulawesi Utara 6,38 6,31 6,12 6,17


Sulawesi Tengah 9,59 5,07 15,52 9,98
Sulawesi Selatan 7,62 7,54 7,17 7,41
Sulawesi Tenggara 7,50 6,26 6,88 6,51
Gorontalo 7,67 7,27 6,22 6,52
Sulawesi Barat 6,93 8,86 7,39 6,03
Maluku 5,24 6,64 5,48 5,76
Maluku Utara 6,36 5,49 6,10 5,77
Papua Barat 7,36 5,38 4,15 4,52
Papua 8,55 3,65 7,47 9,21
Sulampua 7,70 6,14 7,63 7,43
Nasional 5,56 5,01 4,88 5,02
Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 71
“Masalahnya bukan di
daya beli, tetapi gaya hidup
masyarakat yang terus
berubah.”
- Perry Tristianto

72 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


I T K
Kalangan pemerintah, dunia usaha dan rumah tangga memerlukan informasi dini
terkait kondisi perekonomian di suatu daerah. Pemerintah misalnya, memerlukan
informasi tersebut untuk perencanaan yang berhubungan dengan pengambilan
kebijakan secara makro terutama kebijakan yang menyangkut masyarakat umum
sedangkan kalangan dunia usaha berguna untuk melakukan ekspansi pasar, pengenalan
produk, kenyamanan dalam dunia usaha sebelum akhirnya berinvestasi di suatu daerah.
Bagi rumah tangga, gejolak ekonomi sangat dirasakan pengaruhnya. karena masyarakat
bersentuhan langsung dengan perekonomian.

Tingkat pengeluaran konsumsi rumah tangga berhubungan erat dengan optimisme


rumah tangga dalam melihat kondisi perekonomian. Salah satu indikator yang
menggambarkan persepsi konsumen(rumah tangga) mengenai kondisi perekonomian adalah
Indeks Tendensi Konsumen (ITK). Indikator ini pada dasarnya merupakan indikator dini dalam
melihat kondisi ekonomi triwulan berjalan dan memprediksi kondisi ekonomi di triwulan
berikutnya.
Tabel 3.5
Indeks Tendensi Konsumen(ITK)
Indikator Kini Provinsi Se-Sulawesi, Maluku dan Papua, Tahun 2015-2016
2016 2017
Provinsi
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sulawesi Utara 96,08 102,14 103,46 106,15 89,89 106,62 102,07


Sulawesi Tengah 107,58 105,34 104,50 103,06 97,96 106,42 107,39
Sulawesi Selatan 101,91 106,83 107,09 102,43 101,02 112,27 107,37
Sulawesi Tenggara 100,57 104,65 109,25 98,54 98,57 111,59 107,1
Gorontalo 101,14 109,53 107,89 100,6 104,71 115,75 102,75
Sulawesi Barat 105,58 110,20 111,00 104,44 100,58 113,15 113,06
Maluku 109,96 113,17 110,89 111,57 98,26 109,24 112,71
Maluku Utara 100,45 109,30 100,87 103,05 101,71 115,17 101,82
Papua Barat 98,53 107,81 110,17 106,88 98,57 106,35 101,18
Papua 99,78 109,20 112,09 112,47 92,84 108,83 103,86
Indonesia 102,89 107,93 108,22 102,47 102,27 115,92 103,29

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 73


Di wilayah Sulampua, tingkat optimisme konsumen terhadap perekonomian selama dua
tahun terakhir menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Secara umum, konsumen optimis
terhadap perekonomian yang terlihat dari capaian angka ITK nasional yang berada di atas
100 pada tahun 2016. Di wilayah Sulampua, hanya Sulawesi Barat yang memiliki angka ITK di
atas 100 setiap triwulannya tahun 2015 sampai triwulan II-2017. Artinya konsumen di provinsi
tersebut selalu optimis terhadap kondisi perekonomian.

Sementara itu, konsumen cenderung pesimis terhadap kondisi ekonomi di Triwulan I-2017
terdapat di provinsi Sulawesi Utara(nilai ITK sebesar 89,89), Sulawesi Tengah(97,96), Sulawesi
Tenggara(nilai ITK sebesar 98,57), Maluku(nilai ITK sebesar 98,26),Papua Barat(nilai ITK sebe-
sar 98,57) dan Papua (nilai ITK sebesar 92,84) pada triwulan pertama. Nilai ITK tersebut lebih
rendah dibanding nilai ITK nasional yang mencapai 102,27.

Pada triwulan II di tahun 2016 dan 2017, optimisme konsumen meningkat dibandingkan tri-
wulan sebelumnya. Tingkat optimisme tersebut tergambar melalui nilai ITK Sulampua yang
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Faktor yang mendorong ter-
jadinya peningkatan tersebut adalah adanya momen kegiatan hari besar di triwulan terse-
but seperti bulan puasa dan ramadhan di tahun 2016 sehingga berdampak pada peningka-
tan pendapatan dan juga konsumsi masyarakat.

Berdasarkan komponen pembentuk ITK, yang terdiri atas Pendapatan Rumah Tangga, Ting-
kat Konsumsi dan Pengaruh inflasi maka pada triwulan kedua di tahun 2017 pada Provinsi
Papua, Pendapatan Rumah Tangga, Tingkat Konsumsi cenderung dan pengaruh inflasi tidak
terlalu cenderung meningkat. Hal ini berkaitan erat dengan adanya persiapan perayaan
keagamaan seperti hari raya idul fitri.

74 Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017


Gambar 3.19
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) menurut Variabel Pembentuk
di Provinsi Papua Tahun 2015-2016

Indikator Sosial Ekonomi Sulampua 2017 75

Anda mungkin juga menyukai