Anda di halaman 1dari 70

Gambar Cover

Sumber : www.triptrus.com
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

SEKAPUR SIRIH

Kami mengucapkan “SELAMAT DATANG” kepada seluruh tamu undangan dan peserta
Konsultasi Regional PDRB se-SULAWESI, MALUKU dan PAPUA (SULAMPUA) di BUMI KIE RAHA
MALUKU UTARA dari tanggal 16 s.d. 18 Desember 2015, di Bela International Hotel Kota Ternate.
Kami sangat berharap Bapak Ibu sekalian untuk bisa menyempatkan menikmati keindahan
pesona alam Provinsi Maluku Utara, lezatnya kuliner dan kerajinan khas daerah seperti batik
Tubo, kerajinan Gemstone batu Bacan/Obi/Badar Besi dan lain-lain.
Sebagai pengenalan awal potret Provinsi Maluku Utara, maka buku ini dapat menjadi bahan
untuk memperkaya pengetahuan, karena mengulas secara ringkas berbagai indikator ekonomi
dan sosial,tidak hanya ada di Provinsi Maluku Utara tetapi juga di wilayah SULAMPUA. Pada
bagian belakang kami sertakan destinasi wisata se-SULAMPUA atau tempat yang dianjurkan
untuk dikunjungi di masing-masing wilayah.
Kami sangat bersyukur dan berterimakasih atas kunjungan Bapak Ibu sekalian, semoga
kegiatan ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk Konreg di masa datang. Akhir kata
“Tiada Gading yang Tak Retak” Kami mohon maaf atas kekurangan yang terjadi baik sebelum,
saat dan setelah KONREG SULAMPUA 2015, dan kami dengan tangan terbuka menerima saran
dan kritik untuk perbaikan kita semua.
Salam Hangat dari Bumi Kie Raha,
SOFIFI, 16 Desember 2015
PANITIA TIM KONREG SULAMPUA 2015,

Kepala Bappeda Provinsi Kepala BPS Provinsi Kepala KPw BI Provinsi


Maluku Utara Maluku Utara Maluku Utara

Syamsuddin Banyo M. Habibullah Dwi Tugas Waluyanto

Indikator Sosial Ekonomi v


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Daftar Isi

BAB I Gambaran Umum.......................................................................................................... 3


1. Kondisi Geografis........................................................................................................... 3
2. Pemerintahan................................................................................................................ 4
Bab 2 Kondisi Sosial Pulau Sulampua...................................................................................... 9
1. Kependudukan .............................................................................................................. 9
2. Ketenagakerjaan........................................................................................................... 10
3. Pendidikan.................................................................................................................... 12
4. Kemiskinan.................................................................................................................... 15
5. Indeks Pembangunan Manusia..................................................................................... 17
6. Indeks Demokrasi Indonesia......................................................................................... 19
Bab 3 Kinerja Ekonomi Sulampua........................................................................................... 25
1. Potensi Pertanian.......................................................................................................... 25
2. NILAI TUKAR PETANI (NTP)........................................................................................... 27
3. Ekspor Impor................................................................................................................. 29
4. Inflasi............................................................................................................................ 30
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)...................................................................... 33
Ragam Destinasi Wisata Sulampua........................................................................................ 37

vi
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Batas-Batas Wilayah Provinsi se-Sulampua, 2014.................................................... 4


Tabel 1.2 Banyaknya Kabupaten/Kota dan Kecamatan se-Sulampua, 2014............................ 5
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk menurut Provinsi dan Jenis Kelamin di Sulampua, 2014........... 10
Tabel 2.2 Keadaan Ketenagakerjaan Se-Sulampua, 2014....................................................... 11
Tabel 2.3 Angka Melek Huruf (AMH) Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas
menurut Jenis Kelamin dan Provinsi di Sulampua, 2014.............................................. 13
Tabel 2.4 Indikator Kemiskinan Provinsi Se-Sulampua(Maret 2015)...................................... 16
Tabel 2.5 Perkembangan P1 dan P2 Provinsi Se-Sulampua, 2014-2015................................. 16
Tabel 2.6 IPM Provinsi Se Sulampua, Tahun 2014.................................................................. 17
Tabel 2.7 Sulampua “Top Movers” dalam Peningkatan IPM dan Komponen: 2010-2014...... 18
Tabel 3.1 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunandi Sulampua (000), Tahun 2013............ 25
Tabel 3.2 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangandi Sulampua (000), Tahun 2013.... 26
Tabel 3.3 Produksi Komoditi Usaha Tanaman Pangandi Sulampua (ton),
(ARAM II Tahun 2015)................................................................................................... 27

Indikator Sosial Ekonomi vii


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Persentase Penduduk menurut Provinsi di Sulampua, 2014............................... 9


Gambar 2.2 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama,
2014.............................................................................................................................. 12
Gambar 2.3 Rata-rata lama Sekolah Penduduk Usia 15 Ke Atas menurut Provinsi dan Jenis
Kelamin di Sulampua, 2014.................................................................................................... 14
Gambar 2.4 Indikator Demokrasi Indonesia Provinsi Se-Sulampua Tahun 2014.................... 20
Gambar 2.5 Nilai Aspek Indikator Demokrasi Indonesia Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2014................................................................................................................... 21
Gambar 3.4 Nilai Tukar Petani di Provinsi Se-Sulampua Tahun 2014..................................... 28
Gambar 3.5 Nilai Tukar Petani menurut Subsektor di Provinsi Maluku Utara
Bulan Januari s/d Desember Tahun 2014..................................................................... 29
Gambar 3.6 Nilai Ekspor dan Impor Luar Negeri Kawasan Sulampua,
2012-2014 (miliar US$)................................................................................................. 30
Gambar 3.7 Inflasi Kota-Kota IHK di Provinsi Se-Sulampua Tahun 2014................................ 32
Gambar 3.8 PDRB ADHB Menurut Provinsi Sulampua, 2014 (Miliar Rupiah)........................ 33
Gambar 3.9 Pertumbuhan Ekonomi Se-Sulampua, 2014 (Persen)......................................... 34

viii
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
1
Gambaran Umum
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

BAB I Gambaran Umum


1. Kondisi Geografis

P
rovinsi Sulampua terletak di bagian tengah
ke timur gugusan kepulauan Nusantara.
Provinsi–provinsi yang tergabung di
Sulampua terdiri dari Provinsi Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara,
Papua, dan Papua Barat. Secara geografis, wilayah
Sulampua mempunyai batas di sebelah barat Selat
Makassar; sebelah utara Laut Sulawesi, Filipina
dan Samudra Pasifik; sebelah timur Provinsi Papua
New Guinea dan sebelah selatan Provinsi NTT, Laut
Indonesia dan Laut Arafura. Kesepuluh provinsi ini membentang dari wilayah kawasan Tengah
Indonesia dan Timur Indonesia. Luas provinsi-provinsi yang tergabung dalam wilayah Sulampua
secara keseluruhan adalah 1.336.608,59 km². Provinsi Papua merupakan provinsi terluas di
Indonesia dengan luas mencapai 316.553,07 km².
Kondisi fisiografi di Sulampua beraneka ragam, mulai dari
dataran, daerah pesisiran pantai, gugusan pulau, perbukitan
dan daerah pegunungan. Setiap pulau mempunyai karakteristik
tersendiri. Pulau Sulawesi misalnya, pulau yang terdiri dari enam
provinsi di kawasan Tengah Indonesia ini sering disebut Pulau
Celebes. Pulau ini merupakan pulau yang terbesar keempat di
Indonesia setelah Papua, Kalimantan dan Sumatera dengan luas
wilayah sebesar 174.600 km². Pulau Sulawesi berbatasan dengan
Pulau Kalimantan di sebelah barat, Filipina di utara, Laut Flores
di selatan, dan Kepulauan Maluku di sebelah timur. Beberapa
gunung di Pulau Sulawesi antara lain Gunung Lokon, Gunung
Klabat, Gunung Soputan, Gunung Mekongga, Gunung Mahawu,
Gunung Bawakaraeng, Gunung Latimojong, Gunung Karangetang,
Gunung Awu, Gunung Bawah Laut Sangihe, Gunung Gandang
Dewata. Sedangkan empat semenanjung utama di pulau ini
adalah Semenanjung Timur, Semenanjung Selatan, Semenanjung
Tenggara, dan Semenanjung Minahasa.
Memasuki wilayah timur Indonesia, terdapat empat provinsi
dengan gugusan pulau yang membentang dari kepulauan Maluku

Indikator Sosial Ekonomi 3


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
sampai Papua. Provinsi Maluku dan Maluku Utara merupakan daerah kepulauan dengan masing-
masing gugusan pulau sebanyak 559 pulau dan 805 pulau. Kedua provinsi ini termasuk dalam
Kepulauan Maluku, dimana zaman dahulu bangsa Eropa menyebutnya sebagai Kepulauan
Rempah-Rempah. Berdasarkan UU No. 46 Tahun 1999 Provinsi Maluku Utara secara resmi
terpisah dari Provinsi Maluku. Pulau Papua merupakan pulau terbesar kedua di dunia setelah
Greenland. Luas Provinsi Papua dan Papua Barat masing-masing sebesar 316.553,07 km² dan
97.024,27 km². Provinsi Papua merupakan provinsi terluas di Indonesia. Provinsi Papua Barat
yang resmi berpisah dari Provinsi Papua berdasarkan UU No.45 Tahun 1999 adalah provinsi
termuda ketiga di Indonesia. Kedua provinsi ini merupakan provinsi yang mendapat otonomi
khusus dari pemerintah pusat. Kabupaten Merauke yang terletak jauh dari pusat kota Jayapura,
yaitu sekitar 1.937 km merupakan kabupaten terluas di Papua dan juga di Indonesia dengan
luas wilayah 47.406,90 km².
Berdasarkan keadaan topografi, wilayah pesisir umumnya merupakan dataran rendah
sedangkan wilayah tengah merupakan daerah pegunungan. Pegunungan yang paling terkenal
adalah Pegunungan Jayawijaya. Pegunungan ini merupakan rangkaian pegunungan yang
membujur di Provinsi Papua dan juga pegunungan tertinggi di Indonesia. Dengan puncak
tertinggi yaitu Puncak Jaya (4.884 meter dari permukaan laut).
Tabel 1.1 Batas-Batas Wilayah Provinsi se-Sulampua, 2014
Batas-Batas Wilayah
Provinsi
Barat Timur Selatan Utara
(1) (2) (3) (4) (5)

Sulawesi Utara Provinsi Laut Maluku Teluk Tomini Laut Sulawesi,


Gorontalo Republik Philipina
dan Laut Pasifik
Sulawesi Tengah Selat Makassar Provinsi Maluku Sulawesi Barat Laut Sulawesi dan
Provinsi Gorontalo
Sulawesi Selatan Selat Makassar Teluk Bone dan Laut Flores Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Maluku (Laut Provinsi NTT Sulawesi Selatan
(Teluk Bone) Banda)
Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Teluk Tomini Laut Sulawesi
Sulawesi Barat Selat Makassar Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah
Maluku Pulau sulawesi Provinsi Papua Laut Indonesia Laut Seram
dan Laut Sulawesi dan Laut Arafura
Maluku Utara Laut Maluku Laut Halmahera Laut Seram Samudra Pasifik
Papua Barat Laut Seram dan Provinsi Papua Laut Banda dan Samudra Pasifik
Maluku Maluku
Papua Provinsi Papua Negara Papua Laut Arafuru Samudra Pasifik
Barat New Guinea
Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

4
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
2. Pemerintahan

K
abupaten/kota adalah pembagian
wilayah administratif di Indonesia
setelah provinsi, yang dipimpin
oleh seorang bupati/walikota. Secara umum,
baik kabupaten dan kota memiliki wewenang
yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan
dari provinsi, karena itu Bupati atau Walikota
tidak bertanggung jawab kepada Gubernur.
Kabupaten maupun kota merupakan
daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannnya
sendiri. Sedangkan daerah provinsi selain berstatus sebagai daerah juga merupakan wilayah
administratif yang menjadi wilayah kerja bagi gubenur sebagai pemerintah Pusat dan wilayah
kerja bagi gubernur dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayah daerah
provinsi.

Tabel 1.2 Banyaknya Kabupaten/Kota dan Kecamatan se-Sulampua, 2014


Jumlah Jumlah
Provinsi
Kab/Kota Kecamatan
(1) (2) (3)

Sulawesi Utara 15 167


Sulawesi Tengah 13 175
Sulawesi Selatan 24 304
Sulawesi Tenggara 14 209
Gorontalo 6 77
Sulawesi Barat 6 69
Maluku 11 118
Maluku Utara 10 115
Papua Barat 11 162
Papua 29 470*
Sulampua 139 1 396
* di Papua kecamatan disebut dengan distrik
Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015
Jumlah kabupaten/kota yang terbanyak pada tahun 2014 di kawasan Sulampua adalah
Provinsi Papua dengan jumlah 29 kabupaten/kota dan 470 kecamatan/distrik, kemudian Provinsi
Sulawesi Selatan dengan jumlah 24 kabupaten/kota dan 304 kecamatan. Sedangkan yang paling
sedikit adalah Provinsi Sulawesi Barat dengan 6 kabupaten/kota dan 69 kecamatan.

Indikator Sosial Ekonomi 5


Sulampua 2015
2
Kondisi Sosial Pulau
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Bab 2 Kondisi Sosial Pulau Sulampua


1. Kependudukan

P
enduduk sebagai sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam menggerakkan
pembangunan ekonomi suatu wilayah, karena permasalahan kependudukan tidak
hanya menyangkut kelahiran, kematian dan migrasi, tetapi juga menyangkut masalah
sosial budaya, ekonomi, polotik, pertahanan dan keamanan yang sangat berpengaruh dalam
upaya peningkatan pemerataan kesejahteraan rakyat. Masalah kependudukan masih menjadi
salah satu fokus utama pemerintah. Penduduk sebagai pelaku maupun objek pembangunan
otomatis menjadi modal utama yang diperlukan demi berhasilnya kegiatan pembangunan di
suatu wilayah. Namun, pemasalahan kependudukan seperti tidak ada habisnya. Salah satu
masalah yang masih menjadi fokus utama pemerintah dalam beberapa tahun belakangan
selain jumlah, komposisi dan distribusi penduduk adalah laju pertumbuhan penduduk. Oleh
karena itu, data kependudukan yang akurat dan tepat waktu sangat dibutuhkan dalam upaya
penyelesaian masalah-masalah tersebut.
Dari tahun ke tahun, penduduk di bumi selalu mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan
penduduk tersebut disebabkan dinamika penduduk yang memiliki karakteristik berbeda-beda
di setiap wilayah. Dinamika tersebut terjadi karena perubahan pola fertilitas, mortalitas dan
migrasi penduduk. Demikian pula dengan dinamika penduduk di Sulampua. Penduduk menurut
provinsi dan jenis kelamin di Sulampua tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.1.
Gambar 2.1 Persentase Penduduk menurut Provinsi di Sulampua, 2014

Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

Indikator Sosial Ekonomi 9


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan merupakan provinsi yang
memiliki jumlah penduduk terbanyak di kawasan Sulampua, yaitu 33,52 persen dari keseluruhan
penduduk di Sulampua. Sedangkan provinsi di wilayah Sulampua yang memiliki penduduk
paling sedikit adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 3,38 persen.

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk menurut Provinsi dan Jenis Kelamin


di Sulampua, 2014
Jumlah Penduduk Rasio Jenis
Provinsi
Laki-Laki Perempuan L+P Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)

Sulawesi Utara 1.217.760 1.168.844 2.386.604 104,18


Sulawesi Tengah 1.446.890 1.384.393 2.831.283 104,51
Sulawesi Selatan 4.116.737 4.315.426 8.432.163 95,40
Sulawesi Tenggara 1.229.779 1.218.302 2.396.713 100,94
Gorontalo 558.862 556.771 1.115.633 100,38
Sulawesi Barat 630.903 627.187 1.258.090 100,59
Maluku 836.111 821.298 1.657.409 101,80
Maluku Utara 581.264 557.403 1.138.667 104,28
Papua Barat 448.039 401.770 849.809 111,52
Papua 1.631.306 1.459.741 3.091.047 111,75

Sulampua 12.697.651 12.511.135 25.157.418 101,49


Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

2. Ketenagakerjaan

K
ondisi ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting dalam mengukur kinerja
perekonomian. Hal ini terkait dengan seberapa efektif suatu perekonomian di suatu
wilayah dalam menyerap salah satu sumber daya utama yaitu tenaga kerja. Beberapa
indikator yang sering menjadi perhatian diantaranya adalah jumlah angkatan kerja, jumlah
pengangguran, TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)
dan sebagainya.
Angkatan kerja menggambarkan jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang aktif
dalam perekonomian, baik yang sudah bekerja, sementara tidak bekerja dan mereka yang
menganggur. Jumlah angkatan kerja ini menjadi salah satu sumber daya yang potensial bagi
perekonomian. Jumlah angkatan kerja yang tersedia di Sulampua tahun 2014 sebanyak 11,5
juta jiwa, yang terbesar berada di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 3,7 juta jiwa, kemudian disusul

10
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
oleh Provinsi Papua (1,7 juta jiwa) dan Provinsi Sulawesi Tengah (1,3 juta jiwa). Sedangkan
jumlah angkatan kerja terendah berada di Provinsi Papua Barat yang hanya 398 ribu jiwa.

Tabel 2.2 Keadaan Ketenagakerjaan Se-Sulampua, 2014


Angkatan
Provinsi Bekerja Penganggur TPAK TPT
Kerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sulawesi Utara 1.060.752 980.756 79.996 59,99 7,54


Sulawesi Tengah 1.342.615 1.293.226 49.389 66,76 3,68
Sulawesi Selatan 3.715.801 3.527.036 188.765 62,04 5,08
Sulawesi Tenggara 1.085.509 1.037.419 48.090 66,87 4,43
Gorontalo 500.056 479.137 20.919 62,84 4,18
Sulawesi Barat 608.446 595.797 12.649 71,06 2,08
Maluku 672.304 601.651 70.653 60,92 10,51
Maluku Utara 481.504 456.017 25.487 63,88 5,29
Papua Barat 398.424 378.436 19.988 68,30 5,02
Papua 1.675.113 1.617.437 57.676 78,67 3,44

Sulampua 11.540.524 10.966.912 573.612 65,52 4,97

Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

Salah satu indikator yang digunakan dalam analisis angkatan kerja adalah Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK). TPAK merupakan ukuran proporsi penduduk usia kerja yang aktif dalam
perekonomian. Ukuran ini merupakan indikasi relatif dari pasokan tenaga kerja yang terlibat
dalam proses produksi barang dan jasa. TPAK masing-masing provinsi di Sulampua tahun 2014
berkisar antara 59,99 persen sampai 78,67 persen, TPAK tertinggi dimiliki oleh Provinsi Papua
yaitu 78,67 persen, sedangkan terendah dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Utara (59,99 persen).
Sedangkan secara total, TPAK Sulampua sebesar 65,52 persen. Hal ini berarti dari 100 penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas) di Sulampua, terdapat sekitar 66 orang yang berpartisipasi aktif
dalam perekonomian, sedangkan sisanya (sekitar 44 persen) melakukan kegiatan lain seperti
bersekolah, mengurus rumah tangga, pensiun atau melakukan kegiatan lainnya yang tidak
bernilai ekonomis. Hal ini menunjukkan besarnya pasokan tenaga kerja di Sulampua yang siap
terjun di dunia kerja.
Besarnya jumlah angkatan kerja yang merupakan modal penggerak roda perekonomian
harus diikuti oleh ketersediaan kesempatan kerja. Tidak seimbangnya antara supply tenaga
kerja dan permintaan tenaga kerja yaitu apabila supply tenaga kerja besar namun pasar
tenaga kerja tidak mampu menampungnya akan menyebabkan permasalahan baru yaitu
tingkat pengangguran. Besarnya tingkat pengangguran menjadi salah satu indikator kinerja
perekonomian secara makro dan selalu menjadi perhatian para pengambil kebijakan. Salah
satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat pengangguran dikenal dengan istilah

Indikator Sosial Ekonomi 11


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPT menggambarkan proporsi angkatan kerja yang tidak
memiliki pekerjaan yang secara aktif mencari kerja/mempersiapkan usaha. Secara total, TPT
Sulampua tahun 2014 tercatat sebesar 4,97 persen. Hal ini berarti pada tahun 2014, dari 100
penduduk yang tergolong angkatan kerja di Sulampua, sekitar 5 diantaranya menganggur.
Bila dilihat menurut provinsi, tingkat pengangguran tertinggi terdapat di Provinsi Maluku
yaitu 10,51 persen, kemudian Sulawesi Selatan sebesar 7,54 persen. Sedangkan terendah di
Provinsi Sulawesi Barat (2,08 persen).
Gambar 2.2 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama, 2014

Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

Informasi tentang struktur pekerja berdasarkan sektor ekonomi akan memberikan gambaran
tentang sektor mana yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Informasi ini bila disajikan
dalam jangka panjang dapat melihat ada tidaknya pergeseran struktur lapangan kerja. Secara
umum, sektor pertanian masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Sulampua. Sekitar 47
persen penduduk di Sulampua bekerja di sektor pertanian. Penduduk yang bekerja di sektor
jasa-jasa juga cukup banyak (41 persen), sedangkan di sektor Industri hanya sekitar 12 persen.
Dominasi sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja tidak terjadi di semua provinsi.
Penduduk di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo lebih
banyak yang bekerja di sektor jasa-jasa daripada di sektor pertanian.

3. Pendidikan

P
endidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan
manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas
pendidikan. Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kebijakan di bidang
pendidikan. Salah satu contoh kebijakan dibidang pendidikan ialah pemerataan pendidikan,
yang dimaksudkan untuk menyediakan kesempatan pendidikan bagi setiap penduduk usia

12
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
sekolah dengan kualitas bermutu dan relevan dengan pembangunan yang dikelola secara
efisien. Pemerataan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar
seperti pembangunan gedung sekolah, gedung laboratorium, gedung perpustakaan dan
tambahan tenaga pengajar mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Angka melek huruf merupakan salah satu indikator sederhana yang dapat digunakan untuk
mendapatkan gambaran tentang kemajuan pendidikan suatu bangsa, serta adanya pemerataan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Semakin besar angka melek huruf orang dewasa,
berarti semakin banyak penduduk yang mampu dan mengerti baca tulis. Angka melek huruf
yang dibahas adalah persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis huruf latin dan atau huruf lainnya.

Tabel 2.3 Angka Melek Huruf (AMH) Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas
menurut Jenis Kelamin dan Provinsi di Sulampua, 2014
Angka Melek Huruf
Provinsi
Laki-Laki Perempuan L+P
(1) (2) (3) (4)

Sulawesi Utara 99,72 99,45 99,59


Sulawesi Tengah 97,97 96,47 97,24
Sulawesi Selatan 93,85 90,79 92,27
Sulawesi Tenggara 97,09 92,42 94,76
Gorontalo 97,25 98,58 97,92
Sulawesi Barat 94,40 91,95 93,17
Maluku 99,21 98,56 98,88
Maluku Utara 99,11 97,78 98,46
Papua Barat 98,32 94,71 96,63
Papua 77,84 66,83 72,65
Sumber : BPS RI (diolah)

Tabel 2.3 menunjukkan angka melek huruf tertinggi untuk wilayah Sulampua pada 2014
adalah di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu mencapai 99,59 persen. Sedangkan angka melek huruf
terendah berada di Provinsi Papua, yaitu 72,65 persen.
Pada 2014, angka melek huruf laki-laki di Sulampua relatif lebih tinggi di banding perempuan,
kecuali di Provinsi Gorontalo. Keadaan ini sedikit memberikan gambaran bahwa kualitas dan
kesempatan pendidikan laki-laki pada sebagian besar provinsi di Sulampua lebih baik dibanding
perempuan.
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah
dengan pencanangan program Wajib Belajar (Wajar) Sembilan Tahun. Keberhasilan program
Wajar Sembilan Tahun dapat diketahui melalui indikator rata-rata lama sekolah. Indikator
tersebut digunakan untuk mengetahui lama tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15

Indikator Sosial Ekonomi 13


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
tahun ke atas di bangku sekolah formal yang pernah dijalani atau diikuti.
Gambar 2.3 Rata-rata lama Sekolah Penduduk Usia 15 Ke Atas menurut Provinsi dan Jenis
Kelamin di Sulampua, 2014

Sumber : BPS RI (diolah)

Secara umum rata-rata lama sekolah penduduk di Maluku pada 2014 sebesar 9,52 tahun,
lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di wilayah Sulampua. Hal ini menunjukkan bahwa rata-
rata penduduk di Maluku telah mengenyam pendidikan sampai kelas 3 SMP, sedangkan di
Provinsi Sulawesi Barat hanya 7,42 tahun atau dengan kata lain rata-rata penduduk di Sulawesi
Barat baru mengenyam pendidikan sampai kelas 1 SMP.
Dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, secara umum rata-rata lama sekolah laki-laki selalu
lebih tinggi dibandingkan perempuan, kecuali di Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo. Rata-
rata lama sekolah penduduk laki-laki tertinggi adalah di Provinsi Papua Barat mencapai 9,85
tahun atau baru mencapai kelas 3 SMP dan terendah di Provinsi Gorontalo, yaitu 6,98 tahun
atau baru mencapai kelas 6 SD. Sementara itu, rata-rata lama sekolah penduduk perempuan di
Provinsi Maluku mencapai 9,34 tahun atau baru mencapai kelas 3 SMP dan di Provinsi Papua
hanyai 5,44 tahun atau baru mencapai kelas 5 SD.
Dengan kondisi tersebut maka program wajib belajar 9 tahun atau target pendidikan dasar
minimal 9 tahun baru dicapai oleh penduduk di Provinsi Sulawesi Utara, Maluku dan Papua
Barat. Sedangkan penduduk di Provinsi Papua terutama perempuan jauh dari target 9 tahun,
yaitu baru mencapai kelas 5 SD.

14
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
4. Kemiskinan

U
kuran kemiskinan yang diterapkan BPS dalam mengukur penduduk miskin di
Indonesia menggunakan konsep kemiskinan absolut yang berkaitan dengan standar
hidup minimum suatu masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk garis kemiskinan.
Pembentukan garis kemiskinan tergantung pada definisi mengenai standar hidup minimum,
sehingga kemiskinan absolut bisa diartikan dengan melihat seberapa jauh perbedaan antara
tingkat pendapatan seseorang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya.
Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi
kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan
yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan
sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar
tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah
garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin.

Potret penduduk miskin di sepuluh Provinsi di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua.

Persentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Papua yaitu sebesar 28,17 persen
(keadaan Maret 2015). Provinsi Maluku Utara memiliki persentase penduduk miskin terendah
yaitu sebesar 6,84 persen. Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki garis kemiskinan terendah
(Rp248.391,-) dalam wilayah Sulampua justru memiliki penduduk miskin terbanyak (797,72
ribu) setelah Provinsi Papua (859,15 ribu), meskipun persentasenya cukup rendah dibandingkan
provinsi lain di wilayah Sulampua, yaitu hanya sebesar 9,39 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa Provinsi Sulawesi Selatan yang memliki penduduk terbanyak didukung oleh infrastuktur
yang memadai sehingga kebutuhan pokok minimum dapat dipenuhi dengan harga yang lebih
terjangkau.
Masalah kemiskinan bukan hanya sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin saja, ada
dimensi lain yang perlu mendapat perhatian yaitu tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.
Selain menekan jumlah penduduk miskin, kebijakan pemerintah mengenai kemiskinan juga
sekaligus mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Pada periode 2014-2015,
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) hampir seluruh
provinsi menunjukkan kecenderungan meningkat. Tren peningkatan nilai kedua indeks ini
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin menjauhi
garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga cenderung semakin
melebar. Kenaikan tertinggi dicapai oleh Provinsi Papua. Sedangkan pada Provinsi Maluku dan
Maluku Utara mengalami penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2). Hal ini mengindikasikan bahwa pada kedua provinsi

Indikator Sosial Ekonomi 15


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Tabel 2.4 Indikator Kemiskinan Provinsi Se-Sulampua(Maret 2015)
Garis
Penduduk Persentase
Kemiskinan
Provinsi Miskin Penduduk
(Rp/Kapita/
(000 Jiwa) Miskin (%)
Bulan)
(1) (2) (3) (4)

Sulawesi Utara 295.365 208,54 8,65


Sulawesi Tengah 338.443 421,63 14,66
Sulawesi Selatan 248.391 797,72 9,39
Sulawesi Tenggara 257.553 321,88 12,90
Gorontalo 263.652 206,84 18,32
Sulawesi Barat 261.881 160,48 12,40
Maluku 399.632 328,41 19,51
Maluku Utara 344.088 79,90 6,84
Papua Barat 441.569 225,36 25,82
Papua 402.031 859,15 28,17

Indonesia 330.776 28.592,79 11,22

Sumber : Susenas Maret 2015 (diolah)

Tabel 2.5 Perkembangan P1 dan P2 Provinsi Se-Sulampua, 2014-2015


Indek Kedalaman Kemiskinan (P1) Indek Keparahan Kemiskinan (P2)
Provinsi
2014 2015 (+/-) 2014 2015 (+/-)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sulawesi Utara 1,205 1,338 0,133 0,257 0,335 0,078


Sulawesi Tengah 2,177 2,518 0,341 0,522 0,665 0,143
Sulawesi Selatan 1,560 1,685 0,125 0,366 0,454 0,088
Sulawesi Tenggara 1,991 2,637 0,646 0,451 0,793 0,342
Gorontalo 3,287 3,967 0,68 0,896 1,243 0,347
Sulawesi Barat 1,440 1,927 0,487 0,254 0,463 0,209
Maluku 3,797 3,516 -0,281 1,115 0,923 -0,192
Maluku Utara 1,102 0,703 -0,399 0,257 0,126 -0,131
Papua Barat 6,197 6,243 0,046 2,046 2,332 0,286
Papua 6,844 8,821 1,977 2,300 3,784 1,484
Indonesia 1,753 1,971 0,218 0,435 0,535 0,1
Sumber : Susenas Maret 2014-2015 (diolah)

16
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
5. Indeks Pembangunan Manusia

D
alam konteks pembangunan, manusia bukan hanya diperlakukan sebagai alat
pembangunan, namun justru sebagai tujuan akhir pembangunan. Pembangunan
bukan hanya dipandang dari fenomena perekonomian yaitu peningkatan
pertumbuhan PDRB, namun harus bersifat multidimensional yang mencakup perbaikan di
berbagai aspek kehidupan. Menurut UNDP, tujuan utama pembangunan adalah menciptakan
lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan
kehidupan yang produktif. Pembangunan manusia merupakan suatu proses perluasan pilihan
bagi penduduk (a process of enlarging the choices of people). Untuk mengukur capaian
pembangunan manusia yang dapat dibandingkan antarwilayah atau antarnegara, UNDP pada
tahun 1990 memperkenalkan sebuah ukuran yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM dibentuk oleh tiga
dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan
(knowledge) dan standar hidup layak (decent standard of living). Dimensi umur panjang dan
hidup sehat diukur menggunkan angka harapan hidup saat lahir (AHH). Sementara dimensi
pengetahuan diukur menggunakan dua indikator yaitu angka harapan lama sekolah (HLS)
dan rata-rata lama sekolah (RLS). Sedangkan dimensi standar hidup layak digunakan rata-rata
pengeluaran per kapita yang disesuaikan.

Tabel 2.6 IPM Provinsi Se Sulampua, Tahun 2014


Harapan
Angka Hara- Rata-rata Pengeluaran
Lama Seko-
pan Hidup Lama Sekolah per kapita Capaian
Provinsi lah IPM
(AHH) (RLS) disesuaikan IPM
(HLS)
(tahun) (tahun) (ribu Rp)
(tahun)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sulawesi Utara 70,94 12,16 8,86 9.628 69,96 Sedang


Sulawesi Tengah 67,18 12,71 7,89 8.602 66,43 Sedang
Sulawesi Selatan 69,60 12,90 7,49 9.723 68,49 Sedang
Sulawesi Tenggara 70,39 12,78 8,02 8.555 68,07 Sedang
Gorontalo 67,00 12,49 6,97 8.762 65,17 Sedang
Sulawesi Barat 64,04 11,78 6,88 8.170 62,24 Sedang
Maluku 65,01 13,53 9,15 7.925 66,74 Sedang
Maluku Utara 67,34 12,72 8,34 7.234 65,18 Sedang
Papua Barat 65,14 11,87 6,96 6.944 61,28 Sedang
Papua 64,84 9,94 5,76 6.416 56,75 Rendah
Indonesia 70,59 12,39 7,73 9.903 68,90 Sedang
Sumber : BPS RI (diolah)

Indikator Sosial Ekonomi 17


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Untuk melihat capaian IPM antarwilayah dapat dilihat melalui pengelompokan IPM ke
dalam beberapa kategori, yaitu:
- Kategori sangat tinggi (IPM ≥ 80),
- Kategori tinggi (70 ≤ IPM < 80),
- Kategori sedang (60 ≤ IPM < 70)
- Kategori rendah (IPM < 60).
Capaian pembangunan manusia tahun 2014 di sebagian besar provinsi di Sulampua sudah
mencapai kategori sedang, kecuali Provinsi Papua yang masih tergolong rendah. Provinsi
Sulawesi Utara tercatat sebagai provinsi dengan IPM tertinggi se-Sulampua, yaitu mencapai
69,96. Kemudian diikuti berturut-turut oleh Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 68,49, Provinsi
Sulawesi Tenggara sebesar 68,07 serta Provinsi Maluku sebesar 66,74. Provinsi Maluku Utara
berada di posisi ke-6 dengan capaian IPM sebesar 65,18.
Bila dilihat capaian per komponen IPM, capaian dimensi kesehatan tertinggi dicapai oleh
Provinsi Sulawesi Utara, yang ditunjukkan oleh angka harapan hidup penduduknya mencapai
70,94 tahun. Di bidang pendidikan, nilai harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah
tertinggi dimiliki oleh penduduk di Provinsi Maluku. Nilai HLS penduduk di Provinsi Maluku
mencapai 13,53 tahun artinya penduduk di Provinsi Maluku berpeluang untuk bersekolah
setidaknya hingga jenjang Diploma 1. Sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk di Provinsi
Maluku mencapai 9,15 tahun atau kelas 3 SMP.

Tabel 2.7 Sulampua “Top Movers” dalam Peningkatan IPM


dan Komponen: 2010-2014
Peningkatan
Rank
IPM AHH EYS MYS Pengeluaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Papua Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara
2 Papua Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Maluku Sulawesi Tengah
3 Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Maluku Utara Maluku
Sumber : BPS RI (diolah)

Untuk melihat keberhasilan pembangunan manusia tidak hanya melihat besaran IPM
pada suatu tahun, namun dilihat juga kecepatan peningkatan IPM yang menunjukkan progres
peningkatan pembangunan manusia di suatu wilayah. Secara umum, capaian IPM di Provinsi se-
Sulampua menunjukkan tren yang semakin meningkat. Namun, kecepatan perkembangan IPM
tidak seragam antarwilayah. Selama periode tahun 2010-2014, peningkatan tercepat dialami
oleh Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Papua dan Provinsi Sulawesi Barat. Meskipun Provinsi
Papua memiliki capaian IPM yang rendah, namun kecepatan peningkatan IPM di Provinsi
tersebut tergolong relatif tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk
mampu meningkatkan capaian pembangunan manusianya. Provinsi Sulawesi Barat dan Papua

18
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Barat merupakan salah satu contoh Provinsi yang berhasil meningkatkan status pembangunan
manusia menjadi kategori sedang, dari sebelumnya masih kategori rendah di tahun 2010.

6. Indeks Demokrasi Indonesia

S
ejak bergulirnya era reformasi, Indonesia memasuki babak baru demokrasi. Sebagai
sebuah negara besar dengan tingkat keragaman yang besar pula, menjadi sangat
relevan untuk berpikir tentang keragaman capaian demokrasi antar provinsi di
Indonesia dari waktu ke waktu untuk pembuatan rencana pembangunan politik dan demokrasi
di semua provinsi dan juga kabupaten/kota di Indonesia. Dalam konteks itulah Indeks Demokrasi
Indonesia (IDI) menjadi krusial sebagai alat ukur empirik dan sederhana untuk menilai kemajuan
atau kemunduran demokrasi di provinsi-provinsi di tanah air. Kegiatan penyusunan Indeks IDI
yang dilaksanakan sejak tahun 2009 ini dinahkodai oleh Bappenas, didukung oleh Kementerian
Dalam Negeri, Badan Pusat Statistik (BPS), dan pemerintah provinsi dan dalam prosesnya
melibatkan organisasi masyarakat sipil dan akademisi dari seluruh Indonesia.
IDI mengukur capaian demokrasi melalui tiga aspek penting, yakni Kebebasan Sipil (Civil
Liberty), Hak-hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institutions of
Democracy). Ketiga aspek tersebut mencakup 11 variabel dan 28 indikator yang dihimpun lewat
review media (analisis isi berita surat kabar), review dokumen (analisis isi dokumen resmi yang
dikeluarkan pemerintah), Focus Group Discussion, dan wawancara mendalam. Focus Group
Discussion sangat berguna untuk melengkapi kekurangan yang mungkin muncul dari data
kuantitatif hasil review media dan dokumen. Selain sebagai klarifikasi terhadap pemberitaan,
FGD juga berfungsi untuk menggali data-data serupa yang mungkin luput diberitakan media.
Berbagai masukan hasil FGD, dielaborasikan dengan hasil Wawancara Mendalam (in-depth
interview) pada tahapan selanjutnya, kemudian akan diolah di tingkat pusat untuk menghasilkan
nilai indeks di setiap provinsi.
Pengolahan data akan melalui suatu proses terpisah menggunakan Analytical Hierarchy
Procedure (AHP), suatu pendekatan metodologis dengan mengandalkan penilaian ahli. Dalam
hal ini, IDI melibatkan 4 Tim Panel Ahli dan 14 Juri Ahli AHP mewakili akademisi, politikus,
masyarakat sipil dan tersebar secara cukup merata dalam hal gender. Hasil akhirnya berupa
sebuah skor indeks bernilai antara 1 hingga 100, dengan kategori kinerja demokrasi baik (indeks
> 80), sedang (indeks 60 – 80), dan kurang (indeks < 60)
Menakar demokrasi di sepuluh Provinsi di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua.
Indeks Demokrasi Indonesia di Provinsi Papua merupakan yang terendah dalam wilayah
Sulampua. Meskipun demikian, masih dikategorikan dalam kelompok kinerja demokrasi yang
sedang. Sedangkan yang tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Utara yang termasuk dalam
kategori kinerja demokrasi baik.

Indikator Sosial Ekonomi 19


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Gambar 2.4 Indikator Demokrasi Indonesia Provinsi Se-Sulampua Tahun 2014

Sumber : BPS RI (diolah)

Berdasarkan nilai aspek, hak politik cenderung memiliki nilai paling rendah dibandingkan
dengan aspek lainnya. Bahkan empat provinsi memiliki nilai aspek hak politik berkategori
“kurang” yaitu Provinsi Papua Barat, Papua, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Hanya
satu provinsi yang memiliki nilai aspek hak politik berkategori baik, yaitu Sulawesi Utara. Aspek
lembaga demografi memiliki nilai yang lebih baik, dimana tidak ada provinsi di Sulampua yang
terkategori “kurang”. Bahkan dua provinsi, yaitu Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat terkategori
baik. Aspek kebebasan sipil jauh merupakan aspek dengan nilai tertinggi dibandingkan aspek
lainnya. Seluruh provinsi di Sulampua terkategori baik dalam aspek ini, kecuali Provinsi Maluku
Utara yang termasuk dalam kategori “sedang”.

20
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Gambar 2.5 Nilai Aspek Indikator Demokrasi Indonesia


Provinsi Se-Sulampua Tahun 2014

Sumber : BPS RI (diolah)

Indikator Sosial Ekonomi 21


Sulampua 2015
3
Kinerja Ekonomi
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Bab 3 Kinerja Ekonomi Sulampua


1. Potensi Pertanian

S
ektor pertanian masih menjadi sektor andalan bagi
provinsi-provinsi di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua
(Sulampua), yang memberikan kontribusi cukup besar
dalam perekonomian di Sulampua meskipun ada kecenderungan
menurun sejak periode 2003 sampai 2013. Jika dilihat lebih
mendalam subsektor perkebunan dan tanaman pangan masih
menjadi primadona di wilayah sulampua ini. Sensus Pertanian 2013
mencatat bahwa di 6 wilayah kawasan Timur Indonesia sebagian
besar rumah tangga usaha perkebunan adalah tanaman tahunan,
sedangkan 4 Kawasan Timur lainnya (Sulawesi Selatan, Gorontalo,
Papua Barat dan Papua) sebagian besar rumah tangga usaha tanaman pangan adalah tanaman
semusim. Rumah tangga usaha perkebunan yang terbesar adalah petani kelapa dengan jumlah
sekitar 614 ribu rumah tangga. Jumlah ini relatif besar yaitu lebih dari 40 persen dari seluruh
rumah tangga usaha perkebunan. Sedangkan rumah tangga usaha tanaman pangan yang
terbesar adalah petani padi dengan jumlah sekitar 646 ribu rumah tangga. Jumlah ini juga lebih
dari 40 persen dari seluruh rumah tangga usaha tanaman pangan pada 4 provinsi di Kawasan
Timur pulau Sulampua.
Jenis tanaman perkebunan lainnya adalah kakao dan cengkeh dengan jumlah rumah tangga
sekitar 515 ribu rumah tangga dan 378 ribu rumah tangga. Rumah tangga tanaman kelapa
terkonsentrasi di Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Kakao terkonsentrasi
di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Sedangkan tanaman cengkeh
terkonsentrasi di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Maluku. Namun demikian, 6 wilayah
Kawasan Timur di Sulampua memiliki potensi yang sama dalam usaha perkebunan.

Tabel 3.1 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan


di Sulampua (000), Tahun 2013
Provinsi Kakao Cengkeh Kelapa
(1) (2) (3) (4)

Sulawesi Utara 25,2 116,5 136,3


Sulawesi Tengah 205,2 109,1 158,6
Sulawesi Tenggara 112,9 35,9 92,8
Sulawesi Barat 100,2 9,1 48,2
Maluku 46,4 64,1 84,9
Maluku Utara 25,2 43,1 93,3
Sumber : ST2013-L (diolah)

Indikator Sosial Ekonomi 25


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Salah satu produk dari cengkeh yaitu minyak cengkeh yang digunakan dalam industri untuk
pembuatan obat gigi, penyedap rasa, parfum, sebagai anti jamur, anti bakteri, anti serangga
dan sebagai pembius ikan pengganti sianida sehingga usaha penangkapan ikan hidup dapat
lebih ramah lingkungan. Manfaat minyak cengkeh bagi kesehatan bisa dikaitkan dengan
antimikroba, antijamur, antiseptik, antivirus serta afrodisiak. Minyak esensial ini bisa untuk
mengobti berbagai macam gangguan kesehatan seperti sakit gigi, ganggguan pencernaan,
batuk, asma, sakit kepala, stress, dan darah kotor. Paling penting dan umum dari penggunaan
minyak cengkeh adalah sebagai bahan perawatan gigi. Beberapa pasta gigi, pencuci mulut
lainnya mengandung minyak cengkeh sebagai bahan utama.
Untuk Jenis tanaman pangan lainya yaitu ubi-ubian (ubi kayu dan ubi jalar) dan jagung
dengan jumlah rumah tangga sekitar 516 ribu dan 342 ribu rumah tangga. Rumah tangga padi
dan jagung didominasi oleh Provinsi Sulawesi selatan, sedangkan ubi-ubian terkonsentrasi di
wilayah Papua. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga tanaman pangan di 4
Kawasan Timur Indonesia.

Tabel 3.2 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan


di Sulampua (000), Tahun 2013
Provinsi Padi Jagung Ubi-ubian
(1) (2) (3) (4)

Sulawesi selatan 596,4 214,3 46,6


Gorontalo 29,8 49,8 3,0
Papua Barat 4,2 12,6 50,3
Papua 16,1 65,6 416,2
Sumber : ST2013-L (diolah)

Pangan adalah kebutuhan dasar manusia, karenanya ketahanan pangan individu,


rumah tangga dan komunitas merupakan suatu hal yang sangat strategis dan penting untuk
dipenuhi. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai
arti penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan
kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik
dapat juga terjadi jika ketahan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat
membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional.
Salah satu hasil pemanfaatan data Sensus Pertanian 2013 adalah disusunnya Indeks Ketahan
Pangan (IKP). Sementara itu, berdasarkan hasil ST2013 menunjukkan kurangnya ketahanan
pangan rumah tangga pada beberapa provinsi. Secara umum, nilai IKP Kawasan Timur
Indonesia masih tertinggal dibandingkan Kawasan Barat Indonesia. Perbandingan antar pulau
menunjukkan hanya Pulau Jawa yang nilainya di atas rata-rata IKP Nasional. IKP Rumah Tangga
Usaha Pertanian (RTUP) tanaman pangan mempunyai nilai paling tinggi dibandingkan subsektor
lainnya karena berkaitan dengan ketersediaan pangan. Di sisi lain tidak ada perbedaan IKP
yang signifikan antar jenis pendapatan rumah tangga. Artinya, dengan pendapatan sebesar
apapun bukan hal yang sulit bagi RTUP untuk mendapatkan bahan pangan.

26
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Tanaman padi di Sulampua selain memang merupakan komoditi terbesar berdasarkan
jumlah rumah tangganya, namun juga sejalan dengan hasil produksinya yaitu merupakan
tanaman dengan produksi yang paling besar berdasarkan hasil ARAM II tahun 2015. Provinsi
Sulawesi Selatan merupakan penghasil padi, jagung dan ubi-ubian terbesar dengan produksinya
masing-masing mencapai 5,53 juta ton (60,63 persen) , 1,56 juta ton (53,40 persen) dan 0,6
juta ton (34,17 persen). Sementara itu produksi padi terbesar setelah Sulawesi Selatan yaitu
Sulawesi Tengah dengan produksi sebesar 1,05 juta ton. Produksi Jagung terbesar setelah
Sulawesi Selatan adalah Gorontalo yaitu 0,68 juta ton. Sedangkan produksi ubi-ubian yang
terbanyak setelah Sulawesi Selatan terdapat di Papua yaitu sebesar 0,46 juta ton.

Tabel 3.3 Produksi Komoditi Usaha Tanaman Pangan


di Sulampua (ton), (ARAM II Tahun 2015)
Provinsi Padi Jagung Ubi-ubian
(1) (2) (3) (4)

Sulawesi Utara 638 151 330 962 69 586


Sulawesi Tengah 1 048 242 137 540 68 125
Sulawesi Selatan 5 534 379 1 559 047 630 087
Sulawesi Tenggara 657 734 65 790 217 858
Gorontalo 344 078 677 403 4 802
Sulawesi Barat 482 121 111 918 34 421
Maluku 107 961 14 108 162 445
Maluku Utara 77 102 13 109 170 244
Papua Barat 33 564 2 444 24 809
Papua 204 891 7 079 461 462
Sumber : ST2013-L (diolah)

2. NILAI TUKAR PETANI (NTP)

S
alah satu indikator keberhasilan pembangunan pertanian yaitu Nilai Tukar Petani
(NTP), digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan petani yang menggambarkan
kemampuan daya beli/daya tukar petani terhadap barang yang dibeli petani.
Peningkatan nilai tukar petani menunjukkan peningkatan kemampuan riil petani dan
mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani tersebut.
Angka NTP provinsi-provinsi di wilayah Sulampua cenderung rendah. Pada tahun 2014,
hanya 5 dari 10 provinsi memiliki nilai NTP di atas 100. Hal ini menandakan sebagian besar
petani di wilayah ini mengalami defisit atau kenaikan harga produksi pertanian relatif lebih kecil
dibandingkan dengan kenaikan barang/jasa untuk biaya produksi dan konsumsi rumah tangga
petani.

Indikator Sosial Ekonomi 27


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Provinsi Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan
Nilai NTP tertinggi pada tahun 2014, sedangkan Provinsi
Papua merupakan provinsi dengan NTP terendah yaitu
sebesar 95,80. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa hampir
seluruh provinsi ada kecenderungan nilai NTP mengalami
nilai tertinggi pada bulan Oktober dan menurun sampai
nilai terendah pada bulau Desember. Hal ini menunjukan
bahwa semakin lama tingkat kesejahteraan petani dari
waktu ke waktu semakin rendah. Untuk itu, pemerintah
harus bertindak cepat dan serius memberikan solusi
dalam upaya peningkatan produktivitas dan daya saing
produk-produk pertanian di wilayah Sulampua terlebih
dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Tahun 2016.
Gambar 3.4 Nilai Tukar Petani di Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2014

Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

Maluku Utara sebagai salah satu provinsi kepulauan yang terletak di antar Pulau Papua dan
Sulawesi juga memiliki potensi pertanian yang cukup besar. Kontribusi sektor pertanian dalam
PDRB Provinsi Maluku Utara tahun 2013 sebesar 25,75 persen dan mampu menyerap tenaga
kerja sebesar 54,82 persen. Subsektor perkebunan semakin menjadi andalan Provinsi Maluku
Utara seiring dengan besarnya rumah tangga pertanian yang bergerak pada subsektor tersebut
khususnya pekebunan Cenkeh dan Pala.

28
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Gambar 3.5 Nilai Tukar Petani menurut Subsektor di Provinsi Maluku Utara
Bulan Januari s/d Desember Tahun 2014

Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara (diolah)

Namun demikian perkembangan harga komoditas perkebunan sangat bergantung pada


harga dunia sehingga rumah tangga pertanian sangat rentan apabila terjadi penurunanan harga
pada skala internasional. Kondisi semakin menurunnya tingkat kesejahteraan petani khususnya
subsektor perkebunan terlihat dari semakin menurunnya NTP tanaman perkebunan rakyat
mulai dari bulan Agustus sampai Desember 2014.
Berbeda halnya dengan tanaman hortikultura yang kondisinya relatif lebih baik dibandingkan
subsektor lainnya. Periode bulan Juli sampai dengan Desember 2014 nilai NTP subsektor
hortikultura dan peternakan masih di atas 108 dan pada bulan Desember berada pada posisi
108,57. Komoditas tanaman hortikultura didominasi produk yang langsung dikonsumsi
masyarakat lokal atau daerah/provinsi tetangga dan tidak menggantungkan pada harga dunia.

3. Ekspor Impor

S
alah satu kegiatan penting dalam sektor perdagangan adalah kegiatan usaha
perdagangan luar negeri atau ekspor-impor. Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri suatu negara terhadap barang dan jasa, sehingga terciptalah
pertukaran barang dan jasa antar negara.
Perkembangan ekspor luar negeri di Sulampua selama tiga tahun terakhir menunjukkan
bahwa Provinsi Papua dan Sulawesi Selatan merupakan daerah yang paling banyak melakukan
ekspor ke luar negeri. NIlai ekspor kedua provinsi tersebut pada tahun 2014 sebesar 1,53 miliar
US$ dan 1,75 miliar US$. Share ekspor Sulampua terhadap Nasional adalah sekitar 5,14 persen.
Secara total, nilai ekspor luar negeri di Sulampua pada tahun 2013 meningkat dari tahun 2012,
kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014.

Indikator Sosial Ekonomi 29


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Gambar 3.6 Nilai Ekspor dan Impor Luar Negeri Kawasan Sulampua, 2012-2014 (miliar US$)

Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

Sementara untuk total nilai impor dari luar negeri di kawasan Sulampua pada tahun 2013
menurun dibandingkan tahun 2012, kemudian meningkat kembali di tahun 2014. Provinsi yang
memiliki nilai impor paling besar pada tahun 2014 adalah Papua, diikuti oleh Sulawesi Selatan
dengan nilai masing-masing sebesar 1,01 miliar US$ dan 0,84 miliar US$.

4. Inflasi

I
nflasi merupakan angka yang menggambarkan persentase tingkat kenaikan harga
sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Ada barang yang
harganya naik dan ada yang tetap. Namun tidak jarang ada barang/jasa yang harganya
justru turun. Rata-rata tertimbang dari perubahan harga bermacam jenis barang dan jasa
tersebut selama kurun waktu tertentu disebut inflasi apabila naik dan deflasi apabila turun.
Dalam penghitungan inflasi, BPS menggunakan metode Modified Laspeyres, yang
berdasarkan perubahan harga tercakup dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan Indeks
Harga Konsumen (IHK). IHK disajikan dalam 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu: bahan
makanan; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta transportasi, komunikasi
dan jasa keuangan.
Penyusunan inflasi bertujuan untuk memperoleh indikator yang menggambarkan
kecenderungan umum tentang perkembangan harga sehingga dapat digunakan sebagai
informasi dasar dalam pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi mikro atau makro, baik
fiskal maupun moneter. Pada tingkat mikro, rumah tangga dapat memanfaatkan angka inflasi

30
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
sebagai dasar penyesuaian kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif
tetap, sedangkan pada lingkup makro, angka inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas moneter
dan perekonomian.

Perubahan pola konsumsi dan biaya hidup masyarakat berimplikasi terjadi perubahan tahun
dasar dalam penghitungan IHK, kondisi ini seiring dengan rekomendasi PBB dimana setiap
5 tahun terjadi perubahan tahun dasar. Saat ini penghitungan IHK mengalami perubahan
dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar tersebut
dimulai pada bulan Januari 2014. Tahun dasar 2012=100 mencakup 82 kota yang terdiri dari 33
ibu kota provinsi dan 49 kota-kota terbesar di Indonesia. IHK sebelumnya menggunakan tahun
dasar 2007=100 dan hanya mencangkup 66 kota. Paket komoditas IHK tahun dasar 2012=100
sebanyak 687 komoditas sedangkan tahun dasar 2007=100 hanya sebanyak 345 komoditas
Penghitungan IHK Pulau Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua (Sulampua) di wakili oleh
18 kota yang meliputi 10 ibu kota provinsi dan 8 kota-kota besar di wilayah Sulampua. Sulawesi
Selatan merupakan provinsi dengan jumlah kota inflasi terbanyak dibandingkan provinsi lainnya
terdiri dari Kabupaten Bulukumba, Kota Watampone, Kota Makassar, Kota Pare-Pare dan Kota
Palopo. Sedangkan Provinsi yang hanya di wakili oleh satu kota yaitu Provinsi Sulawesi Utara
(Kota Manado), Sulawesi Tengah (Kota Palu), Gorontalo (Kota Gorontalo), Sulawesi Barat (Kota
Mamuju) dan Maluku Utara (Kota Ternate).
IHK kota-kota di wilayah Sulampua mengalami kenaikan setiap tahunnya, hal ini menandakan
perubahan harga barang dan jasa di wilayah Sulampua relatif cepat. Berdasarkan hasil
pemantauan 18 kota di wilayah Sulampua tahun 2014 terlihat Kabupaten Merauke sebagai
kota dengan inflasi tertinggi mencapai dua digit yaitu 12.31%. Inflasi terendah terjadi di Kota
Manokwari sebesar 5,70%. Tingginya angka inflasi pada tahun 2014 dipicu oleh berbagai
fenomena kenaikan komoditas makanan seperti cabe merah, beras dan efek berantai dari
kebijakan kenaikan harga BBM.

Indikator Sosial Ekonomi 31


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Gambar 3.7 Inflasi Kota-Kota IHK di Provinsi Se-Sulampua
Tahun 2014

Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

Tahun 2014 yang merupakan tahun politik dimana penyelenggaraan Pemilihan Umum
serta Pemilihan Presiden membuat suhu politik nasional semakin menghangat dan berdampak
secara tidak langsung terhadap perubahan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi tahun
2014 pada dasarnya agak berbeda dengan inflasi tahun 2013. Pada tahun 2014 terdapat tiga
kota yang mengalami inflasi hingga dua digit yaitu Kabupaten Merauke, Kota Tual dan Kota Bau
Bau. Sedangkan pada tahun 2013 semua kota IHK hanya mengalami inflasi sebesar satu digit.
Angka inflasi kota-kota di Sulampua tahun 2014 sebagian besar di bawah angka inflasi
nasional yang sebesar 8,36 persen. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga barang
dan jasa di Pulau Sulampua lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan harga di Pulau lain.
Namun demikian tingginya angka inflasi akan berpengaruh terhadap penurunan daya beli
masyarakat karena kenaikan harga barang dan jasa tidak seiring dengan kenaikan pendapatan
yang diperoleh masyarakat.

32
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

P
roduk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional dan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) di tingkat regional (provinsi atau kabupaten/kota) yang disajikan
secara berkala sangat bermanfaat untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan
pendapatan masyarakat sehingga dapat digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan
nasional atau regional khususnya di bidang ekonomi. Selain itu juga dapat dipakai sebagai
bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak,
baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta. Dalam penggunaan yang lebih luas, PDRB
dapat dimanfaatkan untuk bahan perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) dan bisa juga untuk
mengukur ketimpangan pembangunan atau disparitas pembangunan antar wilayah.
Total PDRB Sulampua atas dasar harga berlaku selama tahun 2014 mencapai 841,47 triliun
rupiah atau sekitar 7,98 persen dari PDB Indonesia. Sekitar 35,67 persen dari total PDRB
Sulampua disumbang oleh Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 300,12 triliun rupiah, diikuti
oleh Provinsi Papua sebesar 123,18 triliun rupiah.
Gambar 3.8 PDRB ADHB Menurut Provinsi Sulampua, 2014 (Miliar Rupiah)

Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat


keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan yang
positif menunjukkan adanya kenaikan produksi barang dan jasa yang dapat berdampak pada
peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2014 laju
pertumbuhan Indonesia melambat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi
tahun 2013. Hal serupa juga terjadi pada pertumbuhan ekonomi Se-Sulampua. Dilihat dari total
PDRB Sulampua atas dasar harga konstan 2010, pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar
6,09 persen, melambat dibandingkan tahun 2013 yang tumbuh sebesar 7,59 persen. Berbeda

Indikator Sosial Ekonomi 33


Sulampua 2015
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dan total Sulampua yang melambat, Provinsi
Sulawesi Barat dan Provinsi Maluku mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Gambar 3.9 Pertumbuhan Ekonomi Se-Sulampua, 2014 (Persen)

Sumber : DDA Se-Sulampua, 2015

Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 Provinsi Sulawesi Barat menjadi yang paling tinggi
dengan pertumbuhan sebesar 8,73 persen dan Provinsi Papua menjadi yang terendah yaitu
sebesar 3,25 persen.

34
Indikator Sosial Ekonomi
Sulampua 2015
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Ragam Destinasi Wisata Sulampua

1. SULAWESI UTARA
a. Taman Laut Bunaken

Sumber : www.initempatwisata.com

I
ni dia tempat wisata di Manado yang membuat kota ini dikenal dunia. Pada tahun 2005,
UNESCO menetapkan taman laut ini sebagai salah satu situs warisan dunia. Hal ini tak
mengherankan karena biota laut yang ada di sini luar biasa kaya. Anda bisa menemukan
beragam bentuk terumbu karang dan ikan dengan warna-warni cantik.

b. Pulau Siladen

Sumber : www.indonesiakaya.com

Ragam Destinasi Wisata 37


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

P
ulau ini berada disebelah timur laut pulau bunaken dan mempunyai luas 31,25 ha.
Pulau ini dikelilingi pantai pasir putih dan lautnya terdapat terumbu karang dengan
biota laut yang beraneka bentuk dan warna sehingga membentuk suatu taaman
laut yang cukup indah. Anda bisa menikamati keindahan laut di pulau ini sambil berkeliling,
naik perahu berkaca (katamaran), melakukan snorkling , diving (menyelam), dan photografi
underwater (foto bawah laut) dan tentunya berjemur di pantai dengan hamparan pasir putih.

c. Pulau Lihaga

Sumber : www.seputarsulut.com

P
ulau kecil tak berpenghuni yang terletak di Likupang Kabupaten Minahasa Utara
merupakan salah satu pulau yang sangat indah dengan pemandangan pasir putih yang
sangat halus dan air laut yang sangat jernih. Dari Manado dibutuhkan waktu sekitar 2
jam perjalanan hingga ke pelabuhan terdekat dan dilanjutkan dengan perjalanan dengan kapal
yang bisa disewa dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.

38
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
2. PROVINSI SULAWESI TENGAH

a. Air Terjun Salodik

SumberS : www.tripadvisor.com

A
ir Terjun Salodik, di Desa Salodik, Kec. Luwuk Utara, Kab. Banggai terletak
sekitar 600 km dari Kota Palu, memiliki hawa sejuk dan air yang jernih.

b. Situs Megalitik Palindo-Lembah Bada

Sumber : www.jalanjalanyuk.com

S
itus Megalitik Palindo-Lembah Bada, Desa Kolori, Kec. Lore Barat, Kab. Poso merupakan
situs megalitik tertua di Sulteng.

Ragam Destinasi Wisata 39


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
c. Danau Poso

Danau Poso menjelang malam, Kec. Tentena, Kab. Poso.

d. Kawasan Wisata Terumbu Karang

Kawasan wisata terumbu karang di Kepulauan Togean, Kec. Togean, Kabupaten Tojo
Una-Una.

e. Air Terjun Saluopa

Sumber : www.telusurindonesia.com

Air terjun Saluopa di Desa Saluopa, Kec. Pamona Utara, Kab. Poso.

40
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
3. SULAWESI SELATAN

a. Pantai Tanjung Bira Bulukumba Sulawesi Selatan

Sumber : basecamppetualang.blogspot.com

P
antai Tanjung Bira : Pantai ini mempunyai hamparan pasir putih yang jernih dan halus
layaknya tepung. Pulau ini lokasinya di Kec. Bonto Bahari sekitar 46 Km jika dari Kota
Bulukumba.

b. Tana Toraja

Sumber : www.tripinasia.com

O
bjek wisata Tana Toraja merupakan destinasi wisata budaya yang sudah terkenal di
Sulawesi Selatan. Objek wisata ini menghadirkan budaya yang masih sangat kental
sehingga dapat menyihir para wisatawan yang datang, baik itu wisatawan dari
dalam negeri maupun luar negeri.

Ragam Destinasi Wisata 41


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Bagi pengunjung yang baru pertama kali mendatangi lokasi ini, kesan mistis memang terasa.
Namun, perasaan mistis ini tidak akan lama karena di sekitarnya terdapat pemandangan alam
yang begitu indah yang memanjakan mata para pengunjung. Masyarakat Tana Toraja sendiri
banyak menggelar upacara adat yang didalamnya menyuguhkan berbagai tarian serta atraksi
yang sangat menarik. Selain itu disini juga terdapat rumah adat yang sangat unik yang hanya
ada di Tana Toraja.
Secara geografis, Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan.
Untuk menjangkau lokasi ini, dapat ditempuh dengan transportasi darat maupun udara.

c. Gugusan Karts Ramang-Ramang Maros

Sumber : www.gocelebes.com

G
ugusan Karts Ramang-Ramang namanya. Destinasi wisata ini merupakan pegunungan
kapur yang membentang di Dusun Rammang-Rammang, Desa Salenrang, Kecamatan
Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Indonesia cukup bangga,
karena gugusan karts Maros Ramang – ramang ini adalah pegunungan kapur terluas ke-3 yang
berada di dunia setelah Cina dan Vietnam. Di Indonesia memiliki taman hutan batu yang eksotik
indah, hal ini dikarenakan masing-masing taman hutan batu memiliki karakterisitik dan ciri
khas yang berbeda-beda. Dengan ratusan bahkan mungkin ribuan bebatuan kapur berwarna
hitam dan abu-abu dengan berbagai bentuk dan ukuran, disekitar perbukitan batu terdapat
hamparan sawah penduduk dan di belakangnya terdapat sebuah sungai yaitu Sungai Pute,
ditumbuhi pepohonan hutan dan pepohonan lontar di sekitarnya menambah eksotis taman
hutan batu di Maros ini. Kawasan ini ibarat sebuah kompleks tempat berkumpulnya bebatuan.
Tidak salah rasanya kalau taman hutan batu di Rammang-Rammang ini adalah salah satu yang
terindah di dunia.

42
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
d. Pantai Losari Makassar

Sumber : hellomakassar.com

e. Kawasan Malino

Sumber : malinopuncak.blogspot.com

S
iapa bilang berkunjung ke Pulau Sulawesi tidak bisa merasakan hawa yang dingin nan
segar? Jika sedang berada di wilayah Sulawesi Selatan, sempatkanlah waktu Anda untuk
mengunjungi kawasan Malino. Kawasan Malino ini merupakan “Puncak”-nya Sulawesi
Selatan. Seperti Puncak Bogor, Puncak Malino adalah kawasan yang memiliki suasana yang
dingin nan sejuk. Kawasan ini juga ramai dikunjungi saat akhir pekan, ketika ingin melepaskan
kepenatan dan menghirup udara segar.

Ragam Destinasi Wisata 43


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

4. SULAWESI TENGGARA

a. Taman Nasional Wakatobi

Sumber : welovesea.wordpress.com

D
estinasi yang satu ini tentu tidak asing di telinga anda. Wakatobi menjadi salah satu
taman nasional yang mempunyai keindahan alam bawah laut yang tak kalah bagus
dibandingkan Raja Ampat dan Bunaken. Banyak wisatawan yang mengidamkan
untuk mengunjungi lokasi wisata yang satu ini di Sulawesi. Keindahan taman laut Wakatobi
tidak bisa diragukan lagi. Selain menjadi primadona bagi penyelam dunia baik dari Indonesia
atau Asing, pantai ini dilengkapi dengan pasir putihnya. Anda dapat berenang di laut Wakatobi
dan saat senja, menikmati panorama matahari tenggelam. Untuk koleksi terumbu karang dan
spesies ikan langka, Wakatobilah surga yang tepat.

b. Air Terjun Moramo

Sumber : wisatasulawesi.com

44
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

A
ir terjun Moramo merupakan salah satu obyek wisata alam terindah di Nusantara ini,
yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kombinasi antara keindahan air terjun dengan berbagai jenis aneka satwa serta tempatnya
yang berada dalam areal hutan lindung, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan
untuk berkunjung ketempat tersebut, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

c. Pantai Nirwana Bau-Bau

Sumber : plantbie.wordpress.com

P
antai Nirwana merupakan salah satu pantai primadona yang memiliki akses yang
sangat mudah dijangkau di Bau-Bau. Ada papan petunjuk di depan jalan menuju
pantai. Jadi pengunjung tak perlu khawatir tersesat. Sampai di pantai, laut biru dari
kejauhan sudah menyapa. Selanjutnya, pasir putih bersih dan lembut akan menyambut. Meski
tidak terlalu panjang, pantai ini punya bibir yang cukup landai dan tanpa karang sehingga
pengunjung bisa bebas bermain dan berenang tanpa takut ombak besar atau terkena karang.
Di tepian pantai, ada saung-saung yang bisa disewa atau diduduki jika pantai sedang sepi. Di
depan saung, ada wadah untuk bakar ikan dan jagung.

Ragam Destinasi Wisata 45


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
5. GORONTALO

a. Pulau Saronde

C
antik, alami dan romantis adalah sebagian ungkapan rasa yang dapat mewaliki
suasana dan cita rasa Pulau Saronde. Hamparan pasir putih dan jernihnya air laut
melengkapi keindahan pulau ini. Pulau cantik nan mempesona ini terletak di utara
Teluk Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara.

Selain dapat menikmati pemandangan pulau pasir putih, ditempat wisata ini pengunjung
dapat pula melakukan kegiatan lainnya seperti berenang, berselancar, menyelam dan bahkan
ski air. Pada waktu tertentu di bulan Juli, biasanya digelar Festival Saronde yang dilengkapi
dengan acara lomba adu cepat ketinting. Pengunjung dapat pula menikmati berbagai hiburan
dan makanan khas Gorontalo pada moment ini.
Jarak Teluk Kwandang sekitar 50 km dari Kota Gorontalo. Untuk mencapai pulau tersebut
diperlukan waktu sekitar 45 menit penyeberangan menggunakan perahu besar dari Pelabuhan
Kwandang.

b. Wisata Pesantren Alam Bobuhu

S
ebuah tempat wisata yang diperkenalkan sebagai Desa Wisata Religius sejak tahun
2007 ini terletak di Desa Bongo, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Batuda’a
Pantai, Kabupaten Gorontalo.

46
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Di dalam desa ini kita bisa menemukan Pesantren Alam Bubohu-Bongo, sebuah pesantren
unik yang berbeda dari pesantren pada umumnya. Dinaumgi pohon-pohon rindang disekitarnya,
terdapat beberapa pondokan dan dua kolam renang. Terdapat pula dua museum unik yaitu
Museum Beranda Kebudayaan Gorontalo dan Museum Fosil Kayu yang memiliki lebih dari lima
ribu koleksi di dalamnya. Fosil-fosil kayu yang dikumpulkan dari sejumlah tempat di Gorontalo
ini diperkirakan berusia ratusan tahun, dan dihamparkan begitu saja di dalam areal pesantren.
Karena itu juga, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menjadikan pesantren alam Bubohu
sebagai laboratorium geologi untuk keperluan penelitian.
Satu keistimewaan tempat wisata ini adalah bahwa pengunjung bisa menikmati segala
fasilitas yang ada dengan gratis.

6. SULAWESI BARAT

a. Pantai Dato

P
antai Dato adalah salah satu obyek wisata alam yang sangat menarik di Majene
Sulawesi Barat. Keindahan Pantai ini terbagi 2 bagian yaitu pantai yang berpasir putih
halus dan pantai beralaskan karang. Karang yang menjorok kelaut atau karang yang
berlubang karena hantaran ombak menambah keunikan dan keindahan pantai dato.

Ragam Destinasi Wisata 47


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Sumber : ensiklopediaindonesia.com

Diatas karang yang menjorok kelaut sangat indah duduk santai menikmati hembusan angin
laut, tempat memancing atau menikmati liukan ikan kecil berwarna warni melalui air laut yang
jernih dari atas batu karang. Disenja hari, para pengunjung dapat menikmati terbenamnya
matahari di balik bukit kota Majene.

b. Jati Gentungan

O
bjek wisata Jati Gentungan merupakan wisata alam yang berada di Desa
Gentungan, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi
Barat. Nama Jati berasal dari banyaknya pohon jati yang menaungi kawasan
ini, sementara nama Gentungan bersala dari nama desa tempaat objek wisata ini berada.

Sumber : www.travelmatekamu.com

48
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Di objek wisata Jati Gentungan kita dapat menemukan kawasan pemandian besar yang
terletak di area pegunungan yang sejuk. Pengunjung dapat menikmati sejuknya air yang biru
jernih berpadu dengan kondisi alam yang masih asri, sehingga bias membuat pikiran menjadi
segar dari berbagai kepenatan rutinitas yang biasanya menganggu.

c. Pulau Karampuang

P
ulau Karampuang merupakan salah satu potensi wisata Kab Mamuju. Letaknya
tepat di sebelah barat kota Mamuju, kurang lebih 1,5 km. Luasnya 3450 Hektar
dengan panjang 6900 m dan lebar 5000 m. Pulau tersebut dapat ditempuh
dengan perahu motor selama 15 menit.

Sumber : www.ardiyanta.com

Selain dapat menikmati pemandangan pulau, ditempat wisata ini pengunjung dapat pula
melakukan kegiatan lainnya seperti berenang, menyelam, snorcling atau sekedar jalan-jalan
mengelingi pulai atau rame-rame membakar ikan.

d. Pantai Manakarra

P
antai Manakarra ini lokasinya berada di tengah kota Mamuju. Pada pantai
manakarra terdapat anjungan pantai yang merupakan tempat berkumpulnya
warga Sulbar dan pengunjung luar Sulbar untuk menikmati suasana pantai.
Pada hari-hari libur kawasan ini sering digunakan sebagai tempat senam pagi, car free day dan
acara-acara lainnya.

Ragam Destinasi Wisata 49


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Sumber : kotamamuju.com

7. MALUKU

a. Pantai Pintu Kota Ambon

Sumber : wikipedia.org

P
antai Pintu Kota merupakan pantai yang menjadi ikon sekaligus tempat wisata di
Ambon yang banyak dikunjungi. Yang menarik dari pantai ini adalah adanya sebuah
tebing karang rakasa yang menjorok ke laut dengan lubang besar menyerupai
sebuah pintu. Percikan air dari ombak yang menghantam tebing karang menjadi salah satu
pemandangan favorit pengunjung.

50
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
b. Pemandian Air Panas Negeri Tulehu

Sumber : anekatempatwisata.com

T
empat wisata ini berada sekitar 30 km dari pusat kota Ambon dan berada di daerah
perbukitan. Terdapat dua buah kolam dengan suhu air berbeda. Untuk fasilitas,
tersedia gazebo, ruang ganti dan tempat. Suhu air di pemandian ini adalah antara 57-
70 derajat Celcius dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit dan rematik. Di sekitar
pemandian juga terdapat banyak penjual makanan sehingga para pengunjung tidak perlu
khawatir lapar jika setelah berendam.

c. Pulau Banda Maluku Tengah

Sumber : www.airport-support.web.id

P
ulau Banda merupakan salah satu spot wisata idaman buat para pecinta diving dan
snorkeling. Taman Laut Banda yang terletak di antara Pulau Neira, Pulau Gunung Api,
Pulau Ai, Pulau Sjahrir dan Pulau Hatta ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Maluku
Tengah. Pengunjung bisa mencapai lokasi ini dengan menumpang kapal feri selama satu malam
dari ibu kota Kepulauan Maluku, Kota Ambon. Meski perjalanan memakan waktu cukup lama,

Ragam Destinasi Wisata 51


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
namun pengunjung dijamin tidak akan menyesal jika telah melihat dengan mata kepala sendiri
indahnya taman laut di bawah permukaan air Laut Banda. Di sini kita bisa menjumpai sekitar
350 spesies biota laut, termasuk beberapa jenis terumbu karang purba yang keberadaannya
terancam punah.
Jika pengunjung tidak bisa menyelam, maka masih bisa menikmati keindahan taman laut
dan melihat ikan paus dan lumba-lumba dari atas perahu. Para pengunjung juga bisa mencoba
memancing ikan tuna dan cakalang, tentunya dengan bantuan dari para nelayan setempat.
Ada beberapa fasilitas bagi turis yang tersedia di Pulau Banda, yaitu guest house, rumah makan
dengan menu tradisional dan toko suvenir. Selain menyelam, hiking di desa tradisional, hutan pala
dan reruntuhan peninggalan Belanda di kota Bandaneira adalah kegiatan yang mengasyikkan.
Jangan lupa menutup hari berpetualang Anda di sini dengan menyaksikan matahari terbenam
di pantai selatan Banda Besar yang akan membuat Anda terkesima.

d. Goa Hawang

Sumber : travel.detik.com

G
oa Hawang merupakan goa alam yang didalamnya berair jernih dan terdapat sungai
bawah tanah yang terletak di Kabupaten Maluku Tenggara. Tidak ada tiket masuk
untuk mengunjungi tempat ini, tempat ini bisa ditempuh sekitar 30 menit dari
Langgur, bisa menggunakan angkutan umum atau menyewa mobil.

52
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
e. Pantai Ngurbloat/Pantai Pasir Panjang

P
antai Ngurbloat,pantai dengan pasir putih paling halus di dunia atau lebih dikenal
oleh penduduk kota Tual dengan Pantai Pasir Panjang. Terletak di Desa Ngilngof di
bagian barat Pulau Kei Kecil.

Sumber : eddypasaribu.blogspot.com

Di sini kita bisa menikmati ribuan pohon kelapa yang terhampar dipinggir pantai, air laut
yang jernih membiru dan ombak yang tenang akan membuat anda betah berlama-lama
ditempat ini,dan tentu saja,hamparan pasir putih yg membentang sejauh 5km.
Pasir pasir di pantai ini putih cerah dan sangat lembut ,bahkan di waktu mendung,dan di saat
panas terik,pasir tersebut tidak menjadi panas seperti pasir2 lain pada umumya. Kelembutan
pasir yang ada di Pantai Ngurbloat diyakini masyarakat hanya dapat ditandingi oleh kelembutan
tepung. Kondisi itulah yang membedakan Ngurbloat dengan pantai lainnya.

8. MALUKU UTARA

a. Danau Tolire

D
anau Tolire adalah danau yang terletak di Ternate, Maluku Utara. Danau yang terletak
sekitar 10 km dari pusat kota Ternate ini, selain bentuknya unik juga memiliki cerita
legenda yang menarik. Danau Tolire berada di bawah kaki Gunung Gamalama, gunung
api tertingi di Maluku Utara. Danau itu sendiri terdiri dari dua buah. Masyarakat setempat
menyebutnya Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil. Jarak antara keduanya hanya sekitar
200 meter.

Ragam Destinasi Wisata 53


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Sumber : www.triptrus.com

b. Pulau Maitara dan Tidore

Sumber : www.triptrus.com

P
ulau Maitara adalah pulau kecil di antara Tidore dan Ternate. Karena pulaunya yang
kecil tapi indah menjadikannya ikon untuk mata uang seribu rupiah. Sebagian lingkaran
Pulau Maitara didominasi pantai berpasir putih dan terhampar di depannya alam
bawah laut dengan keanekaragaman ikan serta karang yang masih terpelihara dengan baik.
Pulau Maitara terletak di antara Pulau Tidore dan selatan Pulau Ternate, atau lebih tepatnya
berada di Kota Tidore Kepulauan (Tikep).

54
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
c. Pantai Dodola Morotai

K
abupaten Pulau Morotai di Provinsi Maluku Utara terdiri dari gugusan lebih dari 30
pulau. Dari sekian banyak pulau tersebut, mayoritas adalah pulau-pulau yang tak
berpenghuni. Selain memiliki banyak pulau, Kabupaten Morotai juga dikenal dengan
keindahan pantainya. Tempat ini memang dikaruniai keindahan pantai yang sangat menawan.

Sumber : www.indonesia-tourism.com

Dari sekian banyak tempat menawan di sana, Pulau Dodola adalah salah satunya. Keindahan
pantai di Pulau Dodola membuat banyak orang menyebutnya sebagai surga dunia. Anggapan
tersebut bukan isapan jempol semata. Hamparan pasir putih nan bersih yang membentang di
sepanjang Pulau Dodola sangat mengasikkan untuk dinikmati.

d. Pantai Pasir Anjing Pulau Taliabu

D
esa Jorjoga terkenal dengan pantai berpasir putihnya yang menawan dan eksotik.
Birunya laut yang menyatu dengan lengkungan pasir berbentuk teluk menambah
pesona Pantai Desa Jorjoga. Namun di balik hamparan pasir putih tersebut,
terdapat satu fenomena unik, yakni kawasan pasir yang mengeluarkan bunyi lengkingan suara
anjing ketika diinjak. Keunikan ini membuat pantai desa tersebut bakal dijadikan salah satu
destinasi pariwisata terpadu oleh pemerintah daerah setempat. Tak ayal, warga setempat
kemudian menyebutnya Pasir Anjing.

Ragam Destinasi Wisata 55


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015

Sumber : tips-wisata-indonesia.blogspot.com

9. PAPUA

a. Danau Sentani

D
anau dengan luas 9.360 hektar ini merupakan danau terbesar di Papua. Terletak
sekitar 50 km dari pusat kota Jayapura, Danau Sentani menawarkan keindahan luar
biasa. Sedikitnya ada 21 pulau yang menghiasi danau dengan ketinggian 75 meter di
atas permukaan laut ini. Kawasan wisata ini kaya akan keanekaragaman biota laut dan hewan-
hewan endemik khas Papua.

Sumber : BPS Provinsi Papua

Salah satu yang menarik di Danau Sentani adalah keberadaan hiu gergaji (Pristis microdon).
Namanya hiu gergaji karena giginya berderet dan pastinya amat tajam. Hiu ini dikenal juga
dengan nama ‘hiu sentani ’ karena hanya ada di lokasi ini.

56
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Yang menarik adalah adanya acara tahunan yaitu Festival Danau Sentani yang biasa
diselenggarakan pada pertengahan bulan Juni. Saat festival berlangsung, tempat wisata di
Papua ini akan penuh disesaki wisatawan yang ingin menyaksikan berbagai pertunjukan seni dan
budaya setempat. Selain menikmati pertunjukan selama festival, Anda juga bisa memuaskan
lidah dan perut dengan kuliner khas Papua yang banyak disajikan di sini.

b. Lembah Baliem

L
embah Baliem merupakan tempat tinggal suku Dani, Yali dan Lani yang terletak di
sekitar Pegunungan Jayawijaya. Berada di ketinggian 1.600 meter di atas laut membuat
suhu di tempat ini bisa mencapai 10-15 derajat Celcius pada malam hari. Di sini, Anda
bisa melihat dan berinteraksi langsung dengan suku asli yang masih memakai koteka bagi pria
dan rok rumbai bagi perempuannya.

Sumber : BPS Provinsi Papua

Pada bulan Agustus, Lembah Baliem menjadi tempat wisata di Papua yang menarik banyak
perhatian wisatawan. Selama tiga hari diselenggarakan acara tahunan yaitu Festival Lembah
Baliem. Festival ini sebenarnya merupakan cara pemerintah untuk menghapuskan perang antar
suku yang sering terjadi di sini. Perang antar suku telah dilarang, sebagai gantinya diadakan
festival ini yang mengubah perang tersebut menjadi pertunjukan seni dan budaya untuk
mengundang wisatawan.
Dalam perang di festival ini, ada skenario yang dijalankan. Biasanya perang akan diawali
dengan penculikan perempuan salah satu suku atau pencurian babi yang menjadi hewan
ternak di sini. Selanjutnya, perang akan berlangsung dengan diawali tarian suku dan diiringi
musik tradisional

Ragam Destinasi Wisata 57


Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
10. PROVINSI PAPUA BARAT

a. Wayag, Raja Ampat

R
aja Ampat atau ‘Empat Raja’ adalah nama yang diberikan untuk pulau-pulau indah
tersebut. Sebuah nama yang berasal dari mitos lokal. Empat pulau utama yang
dimaksud itu adalah Waigeo, Salawati, Batanta, Misool yang merupakan penghasil
lukisan batu kuno.

Sumber : www.pasirpantai.com

Wilayah pulau-pulau di Raja Ampat sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah dan laut.
Di sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska. Kekayaan
biota ini telah menjadikan Raja Ampat sebagai perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang
dan biota laut paling beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The Nature Conservancy
dan Conservation International, ada sekitar 75% spesies laut dunia tinggal di pulau yang
menakjubkan ini.

b. Teluk Triton

T
eluk Triton berada di Kaimana, Papua Barat. Pengalaman yang berbeda dapat anda
dapatkan di teluk dengan keindahan yang menawan ini. Banyak hal seru yang dapat
anda lakukan di Teluk Triton. Khususnya bagi anda pecinta petualangan dan diving.

58
Ragam Destinasi Wisata
Sulampua
Konsultasi Regional PDRB-ISE Se-Sulampua 2015
Bila anda pergi ke daerah Maimai anda akan menjumpai tebing karang yang di dindingnya
terdapat lukisan prasejarah. Uniknya lukisan itu dilukis di tebing karang yang sulit dijangkau
dengan menggunakan tangan telanjang. Walau dibuat dari bahan alami, namun warnanya
masih sangat jelas terlihat. Lukisan tengkorak, telapak tangan dan binatang menandakan bahwa
masyarkat jaman dahulu suka berburu.

Sumber : kompasiana.com & ferdfound.wordpress.com

Masih berada di Teluk Triton, kejutan lain datang dari Kampung Lobo. Yang menjadikan
kampung ini memikat adalah atraksi paus Bryde yang begitu damai dan nyaman menampakkan
diri di samping perahu para nelayan desa Lobo. Mereka tidak takut berdekatan dengan perahu
dan manusia.

c. Benteng Fort de Bus

Sumber : adrian10fajri.wordpress.com

A
nda juga bisa mengunjungi benteng Fort de Bus yang dibangun oleh tentara Hindia
Belanda pada tahun 1828. Dinamakan Fort de Bus karena Gubernur Jenderal Hindia
Belanda yang berkuasa saat itu, L.P.J. Burggraaf du Bus de Gisignies. Sayangnya,
setelah wabah Malaria membunuh hampir seluruh tentara Hindia Belanda, benteng ini lalu
dibiarkan terbengkalai begitu saja.

Ragam Destinasi Wisata 59


Sulampua

Anda mungkin juga menyukai