Anda di halaman 1dari 207

id

o.
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 1


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

2 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (METODE BARU)
PROVINSI PAPUA BARAT 2017

Nomor ISSN : 2089-1660


Nomor Publikasi : 91550.1804
Katalog BPS : 4102002.91
Ukuran Buku : 16,5 x 21,5 cm

.id
Jumlah Halaman : xvi romawi + 190 halaman

o
.g
ps
Naskah:

.b
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
r at
ba

Gambar Kulit:
ua

www.freepik.com diubah oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


ap

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat


//p
s:

Diterbitkan oleh:
tp

BPS Provinsi Papua Barat


ht

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian


atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.
TIM PENYUSUN

Penanggungjawab Umum:
Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si, M.M.

Penyunting:
Drs. Jerison Sumual, M.M.

.id
Penulis:

o
Yeddi Aprian Syakh, SST

.g
Destrianto Mursalin, SST

ps
.b
Pengolah Data:
at
Destrianto Mursalin, SST
r
ba

Gambar Kulit:
ua

Destrianto Mursalin, SST


ap
//p
s:
tp
ht
KATA PENGANTAR

Publikasi Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru) Provinsi Papua Barat 2017 ini
merupakan publikasi tahunan Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah dipublikasikan sejak tahun 2008.
Secara garis besar publikasi ini memberikan gambaran umum mengenai kondisi capaian pembangunan
manusia di Provinsi Papua Barat tahun 2017.
Adapun data dan informasi yang disajikan terdiri dari situasi pembangunan manusia di

.id
Provinsi Papua Barat, hasil penghitungan besaran IPM beserta indeks komponen-komponen

o
penyusunnya serta perkembangannya, disparitas IPM antar wilayah, dan posisi absolut antarwilayah

.g
ps
dalam pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia secara simultan.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga terbitnya publikasi ini, kami sampaikan

.b
at
terima kasih. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa
r
mendatang.
ba
ua

Manokwari, Agustus 2018


ap

Kepala Badan Pusat Statistik


//p

Provinsi Papua Barat,


s:
tp
ht

ENDANG RETNO SRI SUBIYANDANI

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 v


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

vi INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


DAFTAR ISI

vii xi
Kata Pengantar Daftar Tabel

v Daftar Isi ix Daftar Gambar

o .id
1 33
Metodologi Kab. Fakfak

.g
ps
Pendahuluan
9 at
r
.b
Papua Barat 59
ba

75 91
Kab. Kaimana Kab. Teluk Bintuni
ua

67 83
ap

Kab. Teluk
//p

Kab. Manokwari
Wondama
s:
tp

99 115
Kab. Sorong Kab. Tambrauw
ht

Kab. Sorong
Selatan
107 Kab. Raja Ampat 123
139 155
Kab. Maybrat Kab. Pegunungan
Arfak

131 Kab. Manokwari


Selatan
147 Kota Sorong

163 177
Penutup

Perbandingan
Regional
167 Lampiran

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 vii


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

viii INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Indikator IPM Metode Lama dan Metode Baru


15

Tabel 2 Batas Minimum dan Maksimum Indikator


17

.id
Tabel 3 Skor Lama Sekolah Berdasarkan Ijazah Terakhir
21

o
.g
Tabel 4 96 Komoditas Terpilih dalam Penghitungan Pengeluaran per Kapita
24

ps
Disesuaikan

.b
Tabel 5 Contoh Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia provinsi
at
Papua Barat
27
r
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 ix


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

x INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Dimensi, Indikator, dan indeks Dimensi Perhitungan Indeks


Pembangunan Manusia Metode Lama
12

Gambar 2 Perkembangan Penduduk Provinsi Papua Barat, 2014 – 2017


24

.id
Gambar 3 Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat, 217
25

o
.g
Gambar 4 Perbandingan IPM di Kawasan Sulampua dan Indonesia, 2017
27

ps
.b
Gambar 5 IPM Menurut Provinsi di Indonesia, 2017
at 29
r
ba

Gambar 6 Perkembangan dan Pertumbuhan IPM Provinsi Papua Barat dan


40
ua

Indonesia, 2011 – 2017


ap

Gambar 7 Visi Indonesia 2030


42
//p
s:

Gambar 8 Perkembangan Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Papua Barat,


44
tp

2011 – 2017
ht

Gambar 9 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Indikator HarapanHidup pada


Indeks Kesehatan 45
Gambar Angka Kematian Bayi (AKB) Menurut Provinsi di Indonesia, 2016
10
46

Gambar Faktor-Faktor yang Memengaruhi Indikator Harapan Hidup pada


11 Indeks Kesehatan
49

Gambar Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Provinsi Papua Barat,


12 2011 – 2017
50

Gambar Perkembangan Harapan Lama Sekolah (HLS) Provinsi Papua Barat,


13 2011 – 2017
52

Gambar Perkembangan Per Kapita Disesuaikan Provinsi Papua Barat 9Ribu


14 Rupiah), 2011 – 2017
53

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 xi


DAFTAR GAMBAR

Gambar Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB dengan Migas Provinsi


15 Papua Barat (Miliar Rupiah), 2013 – 2017
54

Gambar Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Tanpa Migas Provinsi


16 Papua Barat (Miliar Rupiah), 2013 – 2017
55

.id
Gambar Perkembangan Rasio Gini Provinsi Papua Barat dan Indonesia, 2011
17 – 2017
56

o
.g
Gambar Hubungan IPM dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi
58

ps
18 di Indonesia, 2017

.b
Gambar Gambaran Umum Kabupaten Fakfak at
19
61
r
ba

Gambar Capaian IPM Kabupaten Fakfak, 2016 – 2017


62
ua

20
ap

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Fakfak, 2016 – 2017


63
//p

21
s:

Gambar RLS dan HLS Kabupaten Fakfak, 2016 – 2017


64
tp

22
ht

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Fakfak, 2016 – 2017


23 65
Gambar Gambaran Umum Kabupaten Kaimana
24
69

Gambar Capaian IPM Kabupaten Kaimana, 2016 – 2017


25
70

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Kaimana, 2016 – 2017


26
71

Gambar RLS dan HLS Kabupaten Kaimana, 2016 – 2017


27
72

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Kaimana, 2016 –


28 2017
73

xii INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


DAFTAR GAMBAR

Gambar Gambaran Umum Kabupaten Teluk Wondama


29
77

Gambar Capaian IPM Kabupaten Teluk Wondama, 2016 – 2017


30
78

.id
Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Teluk Wondama, 2016 –
31 2017
79

o
.g
Gambar RLS dan HLS Kabupaten Teluk Wondama, 2016 – 2017
80

ps
32

.b
Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Teluk Wondama,
at
33 2016 – 2017
81
r
ba

Gambar Gambaran Umum Kabupaten Teluk Bintuni


85
ua

34
ap

Gambar Capaian IPM Kabupaten Teluk Bintuni, 2016 – 2017


86
//p

35
s:

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Teluk Bintuni, 2016 –


87
tp

36 2017
ht

Gambar RLS dan HLS Kabupaten Teluk Bintuni, 2016 – 2017


37 88
Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Teluk Bintuni, 2016
38 – 2017
89

Gambar Gambaran Umum Kabupaten Manokwari


39
93

Gambar Capaian IPM Kabupaten Manokwari, 2016 – 2017


40
94

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Manokwari, 2016 – 2017


41
95

Gambar RLS dan HLS Kabupaten Manokwari, 2016 – 2017


42
96

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 xiii


DAFTAR GAMBAR

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Manokwari, 2016 –


43 2017
97

Gambar Gambaran Umum Kabupaten Sorong Selatan


44
101

.id
Gambar Capaian IPM Kabupaten Sorong Selatan, 2016 – 2017
45
102

o
.g
Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Sorong Selatan, 2016 –
103

ps
46 2017

.b
Gambar RLS dan HLS Kabupaten Sorong Selatan, 2016 – 2017
at
47
104
r
ba

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Sorong Selatan,


105
ua

48 2016 – 2017
ap

Gambar Gambaran Umum Kabupaten Sorong


109
//p

49
s:

Gambar Capaian IPM Kabupaten Sorong, 2016 – 2017


110
tp

50
ht

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Sorong, 2016 – 2017


51 111
Gambar RLS dan HLS Kabupaten Sorong, 2016 – 2017
52
112

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Sorong, 2016 – 2017


53
113

Gambar Gambaran Umum Kabupaten Raja Ampat


54
117

Gambar Capaian IPM Kabupaten Raja Ampat, 2016 – 2017


55
118

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Raja Ampat, 2016 – 2017
56
119

xiv INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


DAFTAR GAMBAR

Gambar RLS dan HLS Kabupaten Raja Ampat, 2016 – 2017


57
120

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Raja Ampat, 2016 –


58 2017
121

.id
Gambar Gambaran Umum Kabupaten Tambrauw
59
125

o
.g
Gambar Capaian IPM Kabupaten Tambrauw, 2016 – 2017
126

ps
60

.b
Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Tambrauw, 2016 – 2017
at
61
127
r
ba

Gambar RLS dan HLS Kabupaten Tambrauw, 2016 – 2017


128
ua

62
ap

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Tambrauw, 2016 –


129
//p

63 2017
s:

Gambar Gambaran Umum Kabupaten Maybrat


133
tp

64
ht

Gambar Capaian IPM Kabupaten Maybrat, 2016 – 2017 134


65

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Maybrat, 2016 – 2017


66
135

Gambar RLS dan HLS Kabupaten Maybrat, 2016 – 2017


67
136

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Maybrat, 2016 –


68 2017
137

Gambar Gambaran Umum Kabupaten Manokwari Selatan


69
141

Gambar Capaian IPM Kabupaten Manokwari Selatan, 2016 – 2017


70
142

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 xv


DAFTAR GAMBAR

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Manokwari Selatan, 2016


71 – 2017
143

Gambar RLS dan HLS Kabupaten Manokwari Selatan, 2016 – 2017


72
144

.id
Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Manokwari Selatan,
73 2016 – 2017
145

o
.g
Gambar Gambaran Umum Kabupaten Pegunungan Arfak
149

ps
74

.b
Gambar Capaian IPM Kabupaten Pegunungan Arfak, 2016 – 2017
at
75
150
r
ba

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Pegunungan Arfak, 2016


151
ua

76 – 2017
ap

Gambar RLS dan HLS Kabupaten Pegunungan Arfak, 2016 – 2017


152
//p

77
s:

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Pegunungan Arfak,


153
tp

78 2016 – 2017
ht

Gambar Gambaran Umum Kota Sorong 157


79

Gambar Capaian IPM Kota Sorong, 2016 – 2017


80
158

Gambar Capaian Angka Harapan Hidup Kota Sorong, 2016 – 2017


81
159

Gambar RLS dan HLS Kota Sorong, 2016 – 2017


82
160

Gambar Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kota Sorong, 2016 – 2017


83
161

xvi INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 1


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
PENDAHULUAN

Latar Belakang Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia

Sudah banyak diungkap bahwa modal manusia (human capital) merupakan salah satu faktor
penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Dengan modal manusia yang berkualitas, kinerja

.id
ekonomi diyakini juga akan menjadi lebih baik. Kualitas modal manusia ini misalnya dilihat dari tingkat
pendidikan, kesehatan atau ataupun indikator-indikator lainnya sebagaimana dapat dilihat pada laporan

o
.g
pembangunan manusia yang dipublikasikan oleh United Nation Development Programme (UNDP).

ps
Dengan pertimbangan itu, maka dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi maka perlu

.b
pula dilakukan pembangunan manusia, termasuk dalam konteks ekonomi regional. Kondisi ini
at
dilakukan karena pertumbuhan diyakini sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh sebab itu,
r
ba

tidaklah mengherankan jika paradigma pembangunan masih didominasi oleh pentingnya mengejar
ua

ketertinggalan, atau yang lebih dikenal dengan paradigma pertumbuhan (growth paradigm).
Dalam growth paradigm, pertumbuhan ekonomi diyakini sebagai ukuran utama keberhasilan
ap

pembangunan. Hal ini disebabkan karena hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat sampai pada
//p

lapisan yang paling bawah, baik dengan sendirinya ataupun melalui campur tangan pemerintah (trickle-
s:

down effect). Namun hipotesis “trickle-down effect” yang melekat pada “growth paradigm” ini yang
tp

diharapkan secara otomatis menyertai pertumbuhan ternyata tidak dapat terwujud. Bahkan yang terjadi
ht

di banyak negara yang sedang membangun justru sebaliknya yakni kesenjangan menjadi semakin
lebar.
Melihat berbagai kegagalan ini, maka timbullah pemikiran bahwa pertumbuhan haruslah
secara beriringan dan terencana, mengupayakan terciptanya pemerataan kesempatan serta
pembagian hasil-hasilnya secara lebih merata. Semua ini pada akhirnya akan mempercepat
pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Strategi yang demikian dikenal dengan istilah “redistribution with
growth” (RWG). Strategi ini dikembangkan berdasarkan sebuah studi yang disponsori oleh Bank Dunia
pada tahun 1974 (Chenerey, at al., 1974).
Selanjutnya paradigma pembangunan dunia kembali mendapat nuansa baru. Permasalahan
hak asasi manusia semakin menjadi perhatian masyarakat dunia. Demikian pula halnya dengan
demokrasi yang makin disadari memiliki keterkaitan erat dengan keberhasilan pembangunan. Dan
akhirnya makin disadari pula bahwa fokus pembangunan haruslah bertumpu pada manusianya itu
sendiri. Pilihan masyarakat terhadap arah, tujuan dan jalan yang ditempuh dalam proses pembangunan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 3


haruslah dapat meningkatkan sepenuhnya keberdayaan dan keikutsertaan masyarakat dalam proses
pembangunan. Dan konsep pembangunan inilah yang dianggap paling lengkap, hal ini dikarenakan
konsep pembangunan tersebut merupakan sintesa dari model-model pembangunan sebelumnya.
Model pembangunan ini yang kemudian dikenal dengan istilah paradigma pembangunan manusia
(human development paradigm).
Menurut human development paradigm, tujuan utama pembangunan adalah memperluas
pilihan-pilihan manusia. Pengertian ini mempunyai dua sisi. Pertama, pembentukan kemampuan

.id
manusia seperti tercermin dalam kesehatan, pengetahuan dan keahlian yang meningkat. Kedua,
penggunaan kemampuan yang telah dimilikinya untuk bekerja, menikmati kehidupan atau aktif dalam

o
.g
berbagai kegiatan kebudayaan, social dan politik.

ps
Konsep holistik dari human development paradigm memiliki empat komponen penting, yaitu:

.b
• Produktivitas. Masyarakat harus dapat meningkatkan produktivitas mereka dan
at
berpartisipasi secara penuh dalam proses memperoleh penghasilan dan pekerjaan berupah.
r
ba

Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah salah satu bagian dari jenis pembangunan
ua

manusia.
• Ekuitas. Masyarakat harus punya akses untuk memperoleh kesempatan yang adil. Semua
ap

hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapus agar masyarakat dapat
//p

berpartisipasi di dalam dan memperoleh manfaat dari kesempatan-kesempatan ini.


s:

• Kesinambungan. Akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan tidak hanya untuk
tp

generasi sekarang tapi juga generasi yang akan datang. Segala bentuk permodalan fisik,
ht

manusia, lingkungan hidup harus dilengkapi.


• Pemberdayaan. Pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat, dan bukan tanpa mereka.
Masyarakat harus berpartisipasi penuh dalam mengambil keputusan dan proses-proses yang
memengaruhi kehidupan mereka.
Tingkat capaian pembangunan manusia telah mendapatkan perhatian dari penyelenggara
negara agar hasil-hasil pembangunan tersebut dapat diukur dan dibandingkan. Terdapat berbagai
ukuran pembangunan manusia yang telah dibuat, namun tidak seluruhnya dapat dijadikan sebagai
sebuah ukuran standar yang dapat digunakan untuk perbandingan antar waktu dan antar wilayah. Oleh
karena itulah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan sebuah ukuran standar pembangunan
manusia yang dapat digunakan secara internasional yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau
Human Development Index (HDI). Indeks komposit ini terbentuk atas empat komponen indikator, yaitu
angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita
disesuaikan.

4 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Luasnya cakupan pembangunan manusia menjadikan peningkatan IPM sebagai manifestasi
dari pembangunan manusia. Hal ini dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam meningkatkan
kemampuan dan memperluas pilihan-pilihan manusia (enlarging the choices of the people). Dua faktor
penting yang dinilai efektif dalam pembangunan manusia adalah pendidikan dan kesehatan. Kedua
faktor ini merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
Capaian pembangunan manusia yang tinggi diperlukan sebuah percepatan untuk
mendapatkan hasil yang optimal bagi tiap daerah. Berdasarkan pengalaman pembangunan manusia di

.id
beberapa negara, untuk mempercepat pembangunan manusia dapat dilakukan dengan distribusi
pendapatan yang merata dan alokasi belanja publik yang memadai untuk bidang pendidikan dan

o
.g
kesehatan. Sebagai contoh sukses adalah Korea Selatan yang tetap konsisten mengaplikasikan dua

ps
hal tersebut. Sebaliknya Brazil harus mengalami kegagalan karena ketimpangan distribusi pendapatan

.b
dan alokasi belanja publik yang kurang memadai untuk bidang pendidikan dan kesehatan (UNDP,
at
Bappenas, BPS, 2004).
r
ba

Perhatian pemerintah Indonesia terhadap isu perkembangan pembangunan manusia kini


ua

semakin baik. Hal ini ditandai dengan dijadikannya IPM sebagai salah satu alokator Dana Alokasi
Umum (DAU) untuk mengatasi kesenjangan keuangan antar wilayah (fiscal gap) dan memacu
ap

percepatan pembangunan di daerah. Alokator lain yang digunakan untuk mendistribusikan Dana
//p

Alokasi Umum (DAU) adalah luas wilayah, jumlah penduduk, produk domestik regional bruto (PDRB),
s:

dan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). Dengan adanya Dana Alokasi Umum (DAU) diharapkan
tp

nantinya daerah yang mempunyai capaian IPM yang rendah mampu untuk mengejar ketertinggalannya
ht

dari daerah lain yang mempunyai capaian IPM lebih baik karena memperoleh alokasi dana yang
berlebih. Namun hal ini tergantung pada kebijakan dan strategi pembangunan dari masing-masing
daerah apakah mampu memanfaatkan kucuran dana yang ada untuk mencapai hasil pembangunan
khususnya pembangunan manusia secara lebih baik.
Publikasi “Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2017” ini diharapkan mampu
memberikan gambaran tentang kondisi, posisi dan perkembangan pembangunan manusia serta
komponen-komponen penyusunnya dibandingkan dengan daerah lain dan periode sebelumnya.

Tujuan Penulisan Publikasi

Secara umum publikasi ini menyajikan data dan analisis indeks pembangunan manusia di
Provinsi Papua Barat tahun 2017. Untuk melihat perkembangan dan keterbandingan antar waktu serta
wilayah, umumnya data disajikan dari tahun 2014-2017 untuk membandingkan dengan kondisi
sebelumnya serta disajikan menurut kabupaten/kota.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 5


Secara khusus, tujuan dari penulisan publikasi ini adalah:
1) Melihat perkembangan pembangunan manusia di Provinsi Papua Barat tahun 2017.
2) Memberi gambaran yang lebih sederhana dan lengkap dalam melihat dampak pembangunan yang
dilaksanakan di Provinsi Papua Bart dan implikasinya terhadap peningkatan kualitas penduduk.
3) Memberikan gambaran tentang seberapa besar kemajuan IPM di Provinsi Papua Barat dari tahun
ke tahun sebagai pembanding di tahun-tahun yang akan datang.

.id
4) Mengetahui posisi relatif status capaian IPM Provinsi Papua Barat terhadap capaian IPM Provinsi
Papua Barat dan juga capaian IPM kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua Barat

o
.g
ps
Manfaat Penulisan Publikasi

.b
Manfaat yang ingin dicapai dari penyusunan publikasi ini adalah sebagai berikut:
r at
1) Tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan berbagai pihak yang berkepentingan dalam
ba

perencanaan program dan kebijakan di Provinsi Papua Barat, khususnya yang berkaitan dengan
ua

program pembangunan manusia di Provinsi Papua Barat.


ap

2) Publikasi ini dapat dijadikan rujukan atau referensi ilmiah bagi para akademisi dan masyarakat
//p

pendidikan yang ingin menggali informasi terkait kondisi sumber daya manusia di Provinsi Papua
s:

Barat.
tp
ht

Sistematika Penulisan Publikasi

Publikasi Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2017 disusun menjadi
beberapa bagian sebagai berikut:
Pendahuluan menyajikan pendahuluan yang menguraikan secara rinci
mengenai latar belakang dan studi literatur berupa
perkembangan paradigma pembangunan dan kerangka
konseptual pembangunan manusia. Selain itu juga dibahas
mengenai arah, tujuan dan sistematikan penulisan.
Metodologi bab yang berisi uraian tentang perubahan metodologi,
metode penghitungan masing-masing komponen sampai
terbentuknya IPM Metode Baru.
Capaian Pembangunan Manusia memberikan gambaran secara lengkap hasil-hasil
Provinsi Papua Barat pembangunan manusia di Provinsi Papua Barat.

6 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Pembahasan difokuskan pada bidang pendidikan,
kesehatan dan perekonomian.
Capaian Pembangunan Manusia Membahas perkembangan pembangunan manusia di tiap-
Kabupaten/Kota di Provinsi tiap kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat
Papua Barat
Perbandingan Pembangunan Menganalisis pembangunan manusia antar kabupaten/kota
Manusia Kabupaten/Kota di di Provinsi Papua Barat

.id
Provinsi Papua Barat
Penutup Berisi kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan

o
.g
pada bahasan sebelumnya

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 7


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

8 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 9


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
METODOLOGI

Sejarah Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia atau disingkat IPM, untuk pertama kalinya diperkenalkan
pada tahun 1990 oleh UNDP (United Nation Development Programme) dalam laporannya “Global
Human Development Report” sebagai sebuah cara alternatif untuk mengetahui perkembangan

.id
pembangunan kualitas manusia di 177 negara.

o
.g
Di Indonesia, pemantauan pembangunan manusia mulai dilakukan sejak tahun 1996 melalui

ps
Laporan Pembangunan Manusia Indonesia Tahun 1996 yang memuat informasi pembangunan

.b
manusia untuk kondisi tahun 1990 dan 1993. Sayangnya, cakupan laporan pembangunan manusia
at
tersebut masih terbatas pada level provinsi. Namun mulai tahun 1999, informasi pembangunan
r
manusia telah disajikan sampai level kabupaten/kota.
ba

Di Provinsi Papua Barat, pemantauan pembangunan manusia juga sudah dilakukan sejak
ua

tahun 2006 melalui publikasi Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2006 yang
ap

memuat kondisi pembangunan manusia Provinsi Papua Barat tahun 2005. Selanjutnya indeks
//p

pembangunan manusia Provinsi Papua Barat dipublikasikan secara berkala dalam bentuk publikasi
s:

tahunan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat.


tp
ht

Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

Seperti halnya dengan konsep pembangunan ekonomi, konsep pembangunan manusia juga
terukur. Berdasarkan perspektif pembangunan, konsep pembangunan manusia tidak diukur dari
pendapatan semata, tetapi dari indeks komposit yang disebut dengan indeks pembangunan manusia
(IPM).
Idealnya indeks pembangunan manusia mencakup sebanyak mungkin variabel sehingga
benar-benar dapat mencerminkan berbagai segi kehidupan manusia yang sangat banyak dan
kompleks. Tetapi ketersediaan data statistik membatasi hal tersebut.
Pada tahap awal pengukuran indeks pembangunan manusia, pilihan diberikan pada tiga
unsur penting dimensi kehidupan manusia, yakni usia panjang dan sehat, pengetahuan dan kehidupan
yang layak. Indikator-indikator pembentuk indeks pembangunan manusia harus dipilih dengan cermat
agar dapat menangkap dengan baik berbagai dimensi dari pilihan-pilihan manusia.
Pertama, usia panjang dan sehat (a long and healthy life). Dimensi ini diwakili oleh indikator

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 11


usia harapan hidup pada waktu lahir. Pertimbangannya adalah usia harapan hidup yang tinggi
mencerminkan tingkat kesehatan dan gizi yang baik. Usia harapan hidup pada waktu lahir diukur
dengan tahun. Kedua, pengetahuan (knowledge). Dimensi ini diwakili oleh indikator melek huruf bagi
orang dewasa. Kemampuan ini dianggap sebagai langkah pertama atau jendela menuju ke dunia
pengetahuan. Melek huruf diukur dalam persentase penduduk dewasa yang mampu membaca dan
menulis. Ketiga, kehidupan yang layak (a decent standard of living). Dimensi ini diwakili oleh indikator
pendapatan perkapita. Namun agar dapat diperbandingkan antarnegara, angka pendapatan perkapita

.id
tersebut perlu disesuaikan daya belinya melalui konsep yang disebut dengan “purchasing power parity”
(PPP) atau daya beli yang disesuaikan. Penyesuaian perlu dilakukan untuk mencerminkan adanya

o
.g
“diminishing return of the income utility”.

ps
.b
Gambar 1
at
Dimensi, Indikator, dan Indeks Dimensi Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia Metode Lama
r
ba
ua
DIMENSI

Umur Panjang & Sehat Pengetahuan Kehidupan yang Layak


ap
//p
s:
INDIKATOR

Angka Melek Rata-rata Lama Peng. Perkapita


AHH saat Lahir
tp

Huruf (AMH) Sekolah (RLS) Disesuaikan


ht
DIMENSI
INDEKS

Indeks Harapan Hidup Indeks Pendidikan Indeks Pendapatan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Sumber: Menko Kesra – TKTK (2006) Panduan Kongres Nasional Pembangunan Manusia Indonesia

12 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Sejarah Perubahan Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia

Sejak IPM dirilis pada tahun 1990, telah dilakukan beberapa kali penyempurnaan penghitungan
IPM sebagai berikut:
 Tahun 1990: komponen indikator pembangunan manusia yang digunakan adalah usia harapan
hidup, angka melek huruf dan produk domestik bruto (PDB) perkapita.
 Tahun 1991: awalnya dimensi pengetahuan diukur dengan indikator angka melek huruf. Indikator
tersebut kemudian diperluas dengan indikator rata-rata lama bersekolah. Sehingga komponen

.id
indikator pembangunan manusia menjadi usia harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama

o
sekolah dan produk domestik bruto (PDB) perkapita.

.g
 Tahun 1995: karena sulitnya memperoleh informasi rata-rata lama sekolah, kemudian indikator ini

ps
diganti dengan kombinasi angka partisipasi kasar pada tingkat pendidikan dasar, pendidikan

.b
menengah dan pendidikan tinggi. Sehingga komponen indikator pembangunan manusia menjadi
r at
usia harapan hidup, angka melek huruf, kombinasi angka partisipasi kasar dan produk domestik
ba

bruto (PDB) perkapita.


ua

 Tahun 2010: UNDP merubah metodologi. Indikator angka melek huruf diganti dengan indikator
ap

harapan lama sekolah, karena angka melek huruf dianggap sudah tidak relevan lagi dalam
//p

mengukur dimensi pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas
s:

pendidikan. Demikian pula halnya dengan indikator produk domestik bruto (PDB) perkapita diganti
tp

dengan indikator produk nasional bruto (PNB) perkapita, karena produk domestik bruto (PDB)
ht

perkapita dianggap tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.
Sementara itu, metode agregasi indeks komposit diubah dari rata-rata aritmatik menjadi rata-rata
geometric.
 Tahun 2011: penyempurnaan metodologi kembali dilakukan dengan mengganti tahun dasar PNB
perkapita dari tahun 2000 menjadi tahun 2005.
 Tahun 2014: penyempurnaan metodologi kembali dilakukan dengan mengganti tahun dasar PNB
perkapita dari tahun 2005 menjadi tahun 2011. Selain itu, metode agregasi indeks pendidikan juga
dirubah dari rata-rata geometrik menjadi rata-rata aritmetik.

Mengapa Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia Diubah?

1. Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka melek
huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat
menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar
daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 13


baik.
2. PDB perkapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.
3. Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan bahwa capaian
yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain.

Apa yang Berubah?

1. Indikator

.id
 Angka melek huruf pada metode lama diganti dengan Angka Harapan Lama Sekolah (HLS).

o
 Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per

.g
kapita.

ps
2. Metode Penghitungan

.b
Metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik menjadi rata-rata geometrik.
r at
ba

Apa Keunggulan Perhitungan Metode Baru?


ua

1. Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik (diskriminatif).
ap

 Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah, bisa
//p

didapatkan gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi.
s:

 PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu
tp

wilayah
ht

2. Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM maka capaian satu dimensi tidak
dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia
yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya.

Cakupan Perubahan Metode Baru

UNDP memperkenalkan penghitungan IPM metode baru dengan beberapa perbedaan nyata
dibandingkan metode lama. Setidaknya, terdapat dua hal mendasar dalam perubahan metode baru ini.
Kedua hal mendasar tersebut, terdapat pada aspek indikator dan cara penghitungan indeks.

14 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Tabel 1

Perbedaan Indikator IPM Metode Lama dan Metode Baru

METODE LAMA METODE BARU


DIMENSI
UNDP BPS UNDP BPS

KESEHATAN Angka Harapan Hidup Angka Harapan Angka Harapan Hidup Angka Harapan

.id
saat Lahir (AHH) Hidup saat Lahir saat Lahir (AHH) Hidup saat Lahir
(AHH) (AHH)

o
.g
PENGETAHUAN 1. Angka Melek Huruf 1. Angka Melek 1. Harapan Lama 1. Harapan Lama

ps
(AMH) Huruf (AMH) Sekolah (HLS) Sekolah (HLS)

.b
at
2. Kombinasi Angka 2. Kombinasi Angka 2. Rata-rata Lama 2. Rata-rata Lama
r
ba

Partisipasi Kasar Partisipasi Kasar Sekolah (RLS) Sekolah (RLS)


ua

(APK) (APK)
ap
//p

STANDAR PDB per Kapita Pengeluaran per PNB per Kapita Pengeluaran per
HIDUP LAYAK Kapita Kapita
s:
tp

AGREGASI Rata-rata Hitung Rata-rata Ukur


ht

𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛+𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛+𝐼𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑘
𝐼𝑃𝑀 = 𝐼𝑃𝑀 = 3√𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑘
3

Sumber: BPS Republik Indonesia & UNDP

Pada metode baru, UNDP memperkenalkan indikator baru pada dimensi pengetahuan yaitu
harapan lama sekolah (HLS). Indikator ini digunakan untuk menggantikan indikator AMH yang memang
sudah tidak lagi relevan. UNDP juga menggunakan indikator PNB per kapita untuk menggantikan
indikator PDB per kapita.
Selain indikator baru, UNDP melakukan perubahan cara penghitungan indeks komposit,
dimana metode rata-rata aritmatik diganti menjadi rata-rata geometrik. Cara penghitungan indeks yang
terbilang baru ini, membuat indeks cenderung sensitif terhadap ketimpangan. Dengan kata lain, metode
rata-rata geometrik menuntut adanya keseimbangan dari ketiga dimensi, sehingga capaian IPM
menjadi optimal.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 15


Dampak Perubahan Perhitungan dengan Metode Baru?

Perubahan mendasar yang terjadi pada penghitungan IPM, tentunya membawa dampak.
Secara langsung, ada dua dampak yang terjadi akibat perubahan metode penghitungan IPM.
Pertama, perubahan level IPM. Secara umum, level IPM metode baru akan lebih rendah
dibandingkan IPM metode lama. Hal ini terjadi karena adanya perubahan indikator dan cara
penghitungan. Penggantian indikator AMH menjadi HLS, membuat angka IPM menjadi rendah. Secara
umum AMH sudah di atas 90 persen, sedangkan HLS belum cukup optimal. Selain itu, perubahan rata-

.id
rata aritmatik menjadi rata-rata geometrik juga turut andil dalam menurunkan level IPM metode baru.

o
Hal ini karena, ketimpangan antardimensi akan mengakibatkan capaian IPM menjadi rendah.

.g
Kedua, terjadi perubahan peringkat IPM. Perubahan indikator dan cara penghitungan membawa

ps
dampak pada peringkat IPM. Perubahan indikator berdampak pada perubahan indeks dimensi,

.b
sedangkan perubahan cara penghitungan berdampak signifikan terhadap agregasi indeks. Namun,
r at
perlu dicatat bahwa peringkat IPM antara kedua metode tidak dapat dibandingkan, karena keduanya
ba

menggunakan metode yang tidak sama. Beberapa negara yang telah mencoba mengimplementasikan
ua

metode baru penghitungan IPM, mencacat adanya perubahan peringkat yang terjadi di tingkat regional.
ap

Misalnya, China yang menerapkan metode baru di tingkat regional mulai tahun 2013 dengan
//p

menggunakan data tahun 2011. Hasilnya, cukup menggembirakan tetapi dampak yang muncul juga
s:

signifikan. Tercatat, beberapa provinsi mengalami perubahan drastis, antara lain Guangdong (4 menjadi
tp

7), Hebei (10 menjadi 16), dan Henan (15 menjadi 20). Filipina juga mengalami hal serupa. Terjadi
ht

perubahan peringkat yang tajam di tingkat regional. Misalnya, Abra (46 menjadi 51), Aklan (49 menjadi
63), Camiguin (28 menjadi 39), dan Albay (30 menjadi 43).

Implikasi Perhitungan Metode Baru di Indonesia

Indonesia juga turut ambil bagian dalam mengaplikasikan penghitungan metode baru.
Dengan melihat secara mendalam tentang kelemahan pada penghitungan metode lama, Indonesia
merasa perlu memperbarui penghitungan untuk menjawab tantangan masyarakat internasional.
Pada tahun 2014, Indonesia secara resmi melakukan penghitungan IPM dengan menggunakan
metode baru. Namun Indonesia telah melakukan penyesuaian dalam melakukan penghitungan IPM
metode baru, yakni diantaranya:
1. Pada dimensi kesehatan, sumber data yang digunakan dalam penghitungan indikator angka
harapan hidup telah diperbaharui dengan menggunakan Angka Harapan Hidup (AHH) saat lahir
hasil Proyeksi Penduduk (SP2010).
2. Pada dimensi pengetahuan, perubahan indikator perlu dilakukan dengan adanya perubahan
16 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017
penimbang (weight) dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang merupakan
sumber data penghitungan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Harapan Lama Sekolah
(HLS). Cakupan pengukuran rata-rata lama sekolah juga mengalami perubahan yang
sebelumnya mencakup penduduk usia 15 tahun ke atas menjadi penduduk usia 25 tahun ke
atas. Perubahan tersebut mempertimbangkan kondisi masih banyaknya masyarakat yang
melakukan pendidikan pada rentang usia 15-25 tahun.
3. Pada dimensi pengeluaran, PNB per kapita tidak tersedia pada tingkat provinsi dan

.id
kabupaten/kota, sehingga digunakan pendekatan pengeluaran per kapita disesuaikan
menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Cakupan pengukuran

o
.g
pengeluaran perkapita disesuaikan juga mengalami perubahan yang sebelumnya hanya

ps
mencakup 27 komoditas menjadi 96 komoditas.

.b
4. Penentuan nilai maksimum dan minimum menggunakan Standar UNDP untuk keterbandingan
at
global, kecuali standar hidup layak karena menggunakan ukuran rupiah.
r
ba

Tabel 2
ua

Batas Minimum dan Maksimum Indikator


ap
//p

Minimum Maksimum
Indikator Satuan
s:

UNDP BPS UNDP BPS


tp
ht

Umur Harapan Hidup Tahun 20 20 85 85


saat Lahir (UHH)

Harapan Lama Tahun 0 0 18 18


Sekolah (HLS)

Rata-rata Lama Tahun 0 0 15 15


Sekolah (RLS)

Pengeluaran per 100 (PPP $) 1.007.436* (Rp) 107.721 26.572.352**


Kapita Disesuaikan (PPP $) (Rp)
Batas maksimum minimum mengacu pada UNDP kecuali indikator daya beli
Keterangan:
* Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di Tolikara-Papua
** Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu
pengeluaran perkapita Jakarta Selatan tahun 2025

Sumber: BPS Republik Indonesia

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 17


Penghitungan IPM Metode Baru?

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


mengukur pencapaian pembangunan manusia dalam tiga dimensi yakni dimensi kesehatan, dimensi
pendidikan dan dimensi pengeluaran (kehidupan yang layak). Indikator-indikator pembentuk indeks
pembangunan manusia harus dipilih dengan cermat agar dapat menangkap dengan baik berbagai
dimensi dari pilihan-pilihan manusia.

.id
Dimensi Kesehatan

o
Sebenarnya cukup banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi umur

.g
panjang dan sehat. Namun dengan mempertimbangkan ketersediaan data secara umum, UNDP

ps
memilih indikator angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth) sebagai proxy-nya.

.b
Angka harapan hidup (AHH) didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang
r at
dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Secara teori, semakin baik kesehatan seseorang maka
ba

kecenderungan untuk bertahan hidup akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin buruk kesehatannya
ua

maka umur kehidupan orang tersebut akan semakin pendek. Dengan demikian, AHH jelas dapat
ap

menggambarkan dimensi umur panjang dan sehat.


//p

Dalam suatu negara yang belum memiliki sistem vital registrasi yang baik seperti Indonesia,
s:

e0 atau AHH dihitung dengan menggunakan metode tidak langsung (yakni dengan Metode Brass dan
tp

Varian Trussel). Metode ini menggunakan dua macam data dasar, yaitu rata-rata anak yang dilahirkan
ht

hidup dan rata-rata anak yang masih hidup yang dilaporkan dari tiap kelompok wanita berumur 15-49
tahun. Prosedur penghitungan e0 atau AHH dengan metode ini hanya efisien jika dilakukan dengan
menggunakan Paket Program Mortpack Lite atau software lainnya. Selanjutnya dipilih metode Trussel
dengan model West karena menurut Preston (2004), Metode Trussel dengan Model West sangat sesuai
dengan histori kependudukan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara pada umumnya. Sebagai
catatan, e0 atau AHH yang diperoleh dengan metode tidak langsung merujuk pada keadaan 3-4 tahun
dari tahun survei.
Adapun langkah-langkah penghitungan angka harapan hidup waktu lahir (e0 atau AHH)
adalah sebagai berikut:
1. Mengelompokkan umur wanita dalam interval 15 – 19, 20 – 24, 25 – 29, 30 – 34, 35 – 39, 40
– 44, dan 45 – 49 tahun;
2. Menghitung rata-rata anak yang lahir hidup (ALH) dan rata-rata anak yang masih hidup (AMH)
dari wanita pernah kawin menurut kelompok umur pada point satu di atas;
3. Input rata-rata anak yang lahir hidup (ALH) dan rata-rata anak yang masih hidup (AMH) pada

18 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


point dua di atas pada paket program MORTPACK sub program CEBCS;
4. Kemudian gunakan Metode Trussel untuk mendapatkan angka harapan hidup waktu lahir (e0
atau AHH) dengan menggunakan referensi waktu 3 atau 4 tahun sebelum survey;
5. Melakukan ekstrapolasi guna mendapatkan angka harapan hidup waktu lahir (e0 atau AHH)
tahun 2016.
Setelah mendapatkan angka harapan hidup waktu lahir (e0 atau AHH) tahun 2016, langkah
selanjutnya adalah menghitung Indeks Kesehatan menggunakan rumus berikut:

o .id
𝐴𝐻𝐻 − 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛
𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =

.g
𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛

ps
Keterangan:

.b
AHH : usia harapan hidup pada tahun 2016
at
AHHmin : usia harapan hidup minimum = 20 tahun
r
ba

AHHmaks : usia harapan hidup maksimum = 85 tahun


ua
ap

Dimensi Pendidikan
Menghitung Indeks Pendidikan berbeda dengan menghitung Indeks Kesehatan, karena di
//p

dalam Indeks Pendidikan mengakomodir dua indikator komponen prestasi, yakni Indeks Harapan Lama
s:

Sekolah (HLS) dan Indeks Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). Indeks Harapan Lama Sekolah (HLS)
tp

dihitung berdasarkan perubahan angka harapan lama sekolah (HLS) yang diperoleh dari variabel lama
ht

sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang yang dikoreksi dengan jumlah siswa yang bersekolah di pesantren. Sedangkan Indeks
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) dihitung berdasarkan angka rata-rata lama sekolah (RLS) yang dihitung
dengan menggunakan dua variabel secara simultan, yaitu tingkat / kelas yang sedang atau pernah
dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Selanjutnya kedua indeks ini dijumlahkan dan
dihitung nilai rata-ratanya.
Baik angka harapan lama sekolah (HLS) maupun angka rata-rata lama sekolah (RLS),
keduanya dihitung menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) KOR. Dalam
penghitungan nilai angka harapan lama sekolah (HLS), digunakan variabel penduduk berusia 7 tahun
ke atas. Sedangkan dalam penghitungan nilai angka rata-rata lama sekolah (RLS), digunakan variabel
penduduk berusia 25 tahun ke atas.
Kedua indikator Indeks Pendidikan ini dimunculkan dengan harapan dapat mencerminkan
tingkat pendidikan / pengetahuan, dimana angka harapan lama sekolah (HLS) menggambarkan kondisi

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 19


pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya
pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Sedangkan cerminan angka
rata-rata lama sekolah (RLS) merupakan gambaran terhadap keterampilan yang dimiliki penduduk.
Berikut langkah-langkah penghitungan angka harapan lama sekolah (HLS):
1. Menghitung jumlah penduduk berusia 7 tahun ke atas menurut umur.
2. Menghitung jumlah penduduk berusia 7 tahun ke atas yang masih sekolah menurut umur.
3. Menghitung rasio penduduk berusia 7 tahun ke atas yang masih sekolah terhadap jumlah

.id
penduduk berusia 7 tahun ke atas menurut umur. Langkah ini menghasilkan partisipasi sekolah
penduduk berusia 7 tahun ke atas menurut umur.

o
.g
4. Menghitung harapan lama sekolah (HLS), yaitu dengan menjumlahkan semua partisipasi sekolah

ps
penduduk berusia 7 tahun ke atas menurut umur sebagai berikut:

.b
𝑛
𝐸𝑖𝑡 at
𝐻𝐿𝑆𝑎𝑡 =∑ 𝑡
𝑃𝑖
r
ba

𝑖=𝑎
Keterangan
ua

HLSa : Harapan Lama Sekolaah pada umur a di tahun t


ap

Ei : jumlah penduduk usia i yang bersekolah pada tahun t


//p

Pi : jumlah penduduk usia i pada tahun t


s:

i : usia (a, a+1, ..., n)


tp
ht

Namun, untuk mengakomodir penduduk berusia 7 tahun ke atas yang tidak tercakup dalam
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), angka harapan lama sekolah (HLS) dikoreksi dengan siswa
yang bersekolah di pesantren (sumber data dari Direktorat Pendidikan Islam), menggunakan rumus
berikut:

𝑛
𝐸𝑖𝑡
𝐻𝐿𝑆𝑎𝑡 = 𝐹𝐾 × ∑ 𝑡
𝑃𝑖
𝑖=𝑎
Keterangan
HLSa : Harapan Lama Sekolaah pada umur a di tahun t
Ei : jumlah penduduk usia i yang bersekolah pada tahun t
Pi : jumlah penduduk usia i pada tahun t
i : usia (a, a+1, ..., n)
F : Faktor koreksi pesantren

20 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Setelah mendapatkan angka harapan lama sekolah (HLS), maka langkah selanjutnya adalah
menghitung Indeks Harapan Lama Sekolah menggunakan rumus berikut:

𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝐻𝐿𝑆 =
𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

Keterangan

.id
HLS : harapan lama sekolah pada tahun 2016

o
HLSmin : harapan lama sekolah minimum = 0 tahun

.g
HLSmaks : harapan lama sekolah maksimum = 18 tahun

ps
.b
Sedangkan angka rata-rata lama sekolah (RLS) dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:
at
1. Menghitung jumlah penduduk berusia 25 tahun ke atas.
r
ba

2. Melakukan konversi variabel partisipasi sekolah ke variabel lama sekolah sebagai berikut:
ua

a. Jika partisipasi sekolahnya adalah tidak atau belum pernah bersekolah, maka lama sekolah
ap

= 0.
b. Jika partisipasi sekolahnya adalah masih bersekolah atau tidak bersekolah lagi, maka lama
//p

sekolah mengikuti konversi gambar 2.4 dengan aturan sebagai berikut:


s:
tp

Tabel 3
ht

Skor Lama Sekolah Berdasarkan Ijazah Terakhir

Konversi Tahun Lama


Ijazah
Sekolah (Tahun)
Tidak punya Ijazah 0
SD/SDLB/MI/Paket A 6
SMP/SMPLB/MTs/Paket B 9
SMA/SMLB/MA/SMK/Paket C 12
D1/D2 14
D3/Sarjana Muda 15
D4/S1 16
S2/S3 18

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 21


Keterangan Lama Sekolah
Masih bersekolah di SD s.d S1 Konversi ijazah terakhir + kelas terakhir – 1
Masih bersekolah S2 atau S3 Konversi ijazah terakhir + 1
Ket: Karena di Susenas kode kelas untuk yang sedang kuliah
S2 = 6 dan kuliah S3 = 7 yang tidak menunjukkan kelas
Tidak bersekolah lagi tetapi Konversi ijazah terakhir + kelas terakhir – 1
tidak tamat di kelas terakhir

.id
Tidak bersekolah lagi dan tamat Konversi ijazah terakhir

o
pada jenjang

.g
ps
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

.b
3. Menghitung rata-rata lama sekolah (RLS) menggunakan rumus sebagai berikut:
at
r
ba

𝑛
1
ua

𝑅𝐿𝑆 = ∑ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑖


𝑛
ap

𝑖=1
//p

Keterangan
s:

RLS : Rata-rata lama sekolah di suatu wilayah


tp

Lama : Lama sekolah penduduk ke-i di suatu wilayah


ht

sekolah
penduduk
n : Jumlah penduduk (i=1, 2, 3, …, n)

Setelah mendapatkan angka rata-rata lama sekolah (RLS), maka langkah selanjutnya adalah
menghitung Indeks Rata-Rata Lama Sekolah menggunakan rumus berikut:

𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑅𝐿𝑆 =
𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
Keterangan
RLS : rata-rata lama sekolah pada tahun 2016
RLSmin : rata-rata lama sekolah minimum = 0 tahun
RLSmaks : rata-rata lama sekolah maksimum = 18 tahun

22 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Langkah terakhir setelah mendapatkan nilai Indeks Harapan Lama Sekolah dan Indeks Rata-
Rata Lama Sekolah, adalah menghitung Indeks Pendidikan menggunakan rumus berikut:

𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆
𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑎𝑛 =
2

Dimensi Pengeluaran

.id
Berbeda halnya dengan Indeks Kesehatan dan Indeks Pendidikan yang merupakan indikator
dampak, maka Indeks Pengeluaran diakui sebagai indikator input, yang sebenarnya kurang sesuai

o
.g
sebagai indeks komponen IPM. Walaupun demikian, UNDP tetap mempertahankannya karena indikator

ps
lain yang sesuai tidak tersedia secara global.

.b
Selain itu, dipertahankannya indikator input juga merupakan argumen bahwa selain indikator
at
kesehatan, indikator pendidikan, dan indikator pengeluaran, masih banyak indikator lainnya yang
r
ba

pantas diperhitungkan dalam perhitungan IPM. Dilemanya adalah bahwa memasukkan banyak variabel
ua

atau indikator akan lebih mencerminkan luas dan kompleksitas pembangunan manusia namun
menyebabkan indikator komposit menjadi tidak sederhana atau tidak fokus. Dengan alasan itulah, maka
ap

pendapatan nasional bruto (PNB) perkapita yang telah disesuaikan dianggap mewakili indikator input
//p

IPM lainnya.
s:

Namun sayangnya, untuk keperluan perhitungan IPM, data dasar pendapatan nasional bruto
tp

(PNB) perkapita tidak dapat digunakan untuk mengukur Indeks Pengeluaran karena bukan ukuran yang
ht

peka untuk mengukur daya beli penduduk yang merupakan fokus IPM. Sebagai penggantinya, maka
digunakanlah indikator pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan untuk keperluan yang sama.
Pengeluaran perkapita yang disesuaikan ini ditentukan dari nilai pengeluaran perkapita dan
paritas daya beli (Purchasing Power Parity - PPP). Rata-rata pengeluaran perkapita setahun diperoleh
dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Konsumsi Pengeluaran yang dihitung dari level
propinsi hingga level kabupaten/kota atas dasar harga konstan tahun 2012=100. Sementara
penghitungan paritas daya beli pada metode baru penghitungan IPM, menggunakan 96 komoditas
terpilih terdiri dari 66 komoditas makanan dan 30 komoditas non makanan, dimana metode
penghitungannya menggunakan Metode Rao.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 23


Tabel 4

96 Komoditas Terpilih dalam Penghitungan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan

66 KOMODITAS MAKANAN 30 KOMODITAS NON MAKANAN


Beras Pepaya Rumah sendiri/bebas sewa
Tepung terigu Minyak kelapa Rumah kontrak
Ketela pohon/singkong Minyak goring lainnya Rumah sewa
Kentang Kelapa Rumah dinas
Tongkol/tuna/cakalang Gula pasir Listrik

.id
Kembung The Air PAM

o
Andeng Kopi LPG

.g
Mujair Garam Minyak tanah

ps
Mas Kecap Lainnya (batu baterai, aki, korek, obat
Lele Penyedap masakan/vetsin nyamuk,dll

.b
Ikan segar lainnya Mi instan at Perlengkapan mandi
Daging sapi Roti manis/roti lainnya Barang kecantikan
r
ba

Daging ayam ras Kue kering Perawatan kulit, muka kuku, rambut
Daging ayam kampong Kue basah Sabun cuci
ua

Telur ayam ras Makanan gorengan Biaya RS Pemerintah


ap

Susu kental manis Gado-gado/ketoprak Biaya RS Swasta


Susu bubuk Nasi campur/rames Puskesmas/pustu
//p

Susu bubuk bayi Nasi goreng Praktik dokter/poliklinik


s:

Bayam Nasi putih SPP


tp

Kangkung Lontong/ketupat sayur Bensin


ht

Kacang panjang Soto/gule/sop/rawon/cincang Transportasi/pengangkutan umum


Bawang merah Sate/tongseng Pos dan telekomunikasi
Bawang putih Mi baksi/mi rebus/mi goring Pakaian jadi laki-laki dewasa
Cabai merah Makanan ringan anak Pakain jadi perempuan dewasa
Cabai rawit Ikan (goring/bakar/dll) Pakaian jadi anak-anak
Tahu Ayam/daging (goring/dll) Alas kaki
Tempe Makanan jadi lainnya Minyak pelumas
Jeruk Air kemasan gallon Meubelair
Manga Minuman jadi lainnya Peralatan rumah tangga
Salak Es lainnya Perlengkapan perabot rumah tangga
Pisang ambon Rokok kretek filter Alat-alat dapur/makan
Pisang raja Rokok kretek tanpa filter
Pisang lainnya Rokok putih

Sumber: BPS Republik Indonesia, SUSENAS

24 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Penghitungan indikator pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan dilakukan melalui
tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata pengeluaran perkapita dari Susenas KOR dengan langkah-langkah berikut:
a. Hitung pengeluaran perkapita untuk setiap rumah tangga;
b. Hitung rata-rata pengeluaran perkapita untuk setiap provinsi atau kabupaten/kota;
c. Hitung rata-rata pengeluaran perkapita per tahun dalam ribuan Y(t)=rata-rata pengeluaran
perkapita dikali 12 dibagi 1000.

.id
2. Menghitung nilai riil rata-rata pengeluaran perkapita perkapita per tahun (atas dasar harga konstan
tahun 2012) dengan rumus:

o
.g
ps
𝑌𝑡′
𝑌𝑡∗ = × 100

.b
𝐼𝐻𝐾(𝑡,2012)
r at
ba

Keterangan
ua

Y*t : rata-rata pengeluaran perkapita per tahun atas dasar harga konstan tahun 2012
ap

Y’t : rata-rata pengeluaran perkapita per tahun pada tahun t


//p

IHKt, 2012 : IHK tahun t dengan tahun dasar 2012


s:
tp

3. Menghitung paritas daya beli per unit (Purchasing Power Parity - PPP), dengan langkah-langkah
ht

berikut:
a. Menghitung harga rata-rata komoditas terpilih.
b. Mempelajari pola konsumsi Susenas Modul Konsumsi dengan membandingkannya dengan
pola konsumsi dari Survei Biaya Hidup (SBH). Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk
mencari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai untuk komoditas terpilih yang harganya
tidak terdapat pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi.
c. Menghitung paritas daya beli dengan rumus berikut:

𝑚
𝑝𝑖𝑗 1⁄𝑚
𝑃𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖𝑗 = ∏ ( )
𝑝𝑖𝑘
𝑖=1

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 25


Keterangan
Pij : harga komoditas i di Jakarta Selatan
Pik : harga komoditas i di kab/kota j
m : jumlah komoditas

d. Menghitung pengeluaran perkapita disesuaikan dengan rumus berikut:

.id
𝑌𝑡∗
𝑌𝑡∗∗ =

o
𝑃𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑒𝑙𝑖

.g
ps
Keterangan

.b
Y**t : rata-rata pengeluaran perkapita disesuaikan
at
Y*t : rata-rata pengeluaran perkapita per tahun atas dasar harga konstan tahun 2016
r
ba
ua

Langkah terakhir setelah mendapatkan nilai pengeluaran perkapita disesuaikan, adalah


ap

menghitung Indeks Pengeluaran menggunakan rumus berikut:


//p
s:

ln(pengeluaran) − ln(pengeluaranmin )
tp

Ipengeluaran =
ln(pengeluaranmaks ) − ln(pengeluaranmin )
ht

Keterangan
Ln(Pengeluaran) : antilog dari pengeluaran perkapita disesuaikan tahun 2016
Ln(Pengeluaranmin) : antilog dari pengeluaran perkapita disesuaikan (minimum =
Rp.1.007.436,-)
Ln(Pengeluaranmaks) : antilog dari pengeluaran perkapita disesuaikan.
(maksimum = Rp.26.572.352,- )

Tahap kedua penghitungan IPM setelah menghitung masing-masing indeks komponen


adalah menghitung rata-rata geometrik dari masing-masing indeks komponen IPM tersebut dengan
rumus sebagai berikut:

26 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Ilustrasi Perhitungan Metode Baru

Sebagai ilustrasi perhitungan IPM, maka digunakan data IPM Provinsi Papua Barat tahun
2016 yang memiliki data sebagai berikut:
𝐼𝑃𝑀 = 3√𝐼𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛

Tabel 5

.id
Contoh Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat

No Indikator Satuan Nilai

o
.g
ps
1. Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 67,84

.b
2. Harapan Lama Sekolah (HLS) at
r Tahun 13,51

3. Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 7,85


ba

4. Pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan (PPP) Ribu Rupiah 11.440
ua
ap

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


//p

Berdasarkan data di atas, maka dapat dihitung masing-masing indeks komponen IPM
s:
tp

Provinsi Papua Barat sebagai berikut:


ht

Indeks Kesehatan:
𝐴𝐻𝐻 − 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛 65,32 − 20,00
𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 = = × 100 = 69,72
𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛 85,00 − 20,00

Indeks Harapan Lama Sekolah:


𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 12,47 − 0,00
𝐼𝐻𝐿𝑆 = = × 100 = 69,28
𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 18,00 − 0,00

Indeks Rata-Rata Lama Sekolah:


𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 7,15 − 0,00
𝐼𝑅𝐿𝑆 = = × 100 = 47,67
𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛 15,00 − 0,00

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 27


Indeks Pendidikan:
𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆 69,28 + 47,67
𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑎𝑛 = = = 58,48
2 2

Indeks Pengeluaran:
ln(pengeluaran) − ln(pengeluaranmin ) ln 7.493.000 − ln1.007.436
Ipengeluaran = = × 100 = 61,32
ln(pengeluaranmaks ) − ln(pengeluaranmin ) ln 26.572.352 − ln 1.007.436

.id
IPM Provinsi Papua Barat Tahun 2017:

o
3
𝐼𝑃𝑀 = √69,72 × 58,48 × 61,32 = 62,99

.g
ps
Klasifikasi/Pemeringkatan Perhitungan IPM Metode Baru

.b
at
Untuk mengukur kecepatan pencapaian IPM dalam suatu kurun waktu sebagai ukuran
r
kemajuan pembangunan manusia di suatu daerah, maka dilakukanlah klasifikasi atau pemeringkatan
ba

IPM. Cara ini dilakukan untuk melakukan keterbandingan posisi relatif capaian IPM dari satu wilayah
ua

terhadap wilayah yang lain berdasarkan peringkatnya dalam suatu kawasan tertentu.
ap

Berdasarkan kajian aspek status capaian pembangunan manusia, UNDP (1990) melakukan
//p

klasifikasi atau pemeringkatan tinggi rendahnya capaian IPM menjadi:


s:

a. IPM Rendah (Low Human Development), jika nilai IPM kurang dari 50,0.
tp

b. IPM Menengah (Medium Human Development), jika nilai IPM berada antara 50,0 – 79,9.
ht

c. IPM Tinggi (High Human Development), jika nilai IPM sama dengan atau lebih dari 80,0.
Kemudian mulai tahun 2010, ketika UNDP merubah metodologi IPM dari metode lama
menjadi metode baru, klasifikasi atau pemeringkatan tinggi rendahnya capaian IPM pun berubah
menjadi:
a. IPM Rendah (Low Human Development), jika nilai IPM kurang dari 60,0.
b. IPM Menengah (Medium Human Development), jika nilai IPM berada antara 60,0 – 79,9.
c. IPM Tinggi (High Human Development), jika nilai IPM sama dengan atau lebih dari 80,0.
Namun, untuk tujuan keterbandingan antarwilayah di Indonesia, yaitu untuk melakukan
keterbandingan antarkabupaten/kota, maka klasifikasi “IPM Menengah” (Medium Human Development)
dimodifikasi oleh UNDP (2010) menjadi dua klasifikasi baru sehingga klasifikasi atau pemeringkatan
status capaian pembangunan manusia berubah menjadi:
a. IPM Rendah (Low Human Development), jika nilai IPM kurang dari 60,0.
b. IPM Sedang (Medium Human Development), jika nilai IPM berada antara 60,0 – 69,9.

28 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


c. IPM Tinggi (High Human Development), jika nilai IPM berada antara 70,0 – 79,9.
d. IPM Sangat Tinggi (Very High Human Development), jika nilai IPM sama dengan atau lebih dari
80,0.
Klasifikasi atau pemeringkatan status capaian IPM dapat digunakan secara efektif dalam
rangka advokasi untuk menunjukkan apakah upaya pembangunan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan “klasifikasi” atau “peringkat” capaian IPM suatu wilayah.

o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 29


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

30 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 31


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
CAPAIAN IPM
PROVINSI PAPUA BARAT

Selayang Pandang Provinsi Papua Barat

Provinsi Papua Barat merupakan provinsi ke-32 dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di

.id
wilayah timur Indonesia, tepatnya di daerah kepala burung Pulau Papua. Provinsi yang biasa disingkat

o
sebagai “Pabar” ini merupakan provinsi kepulauan yang memiliki 1.945 pulau. Papua Barat menjadi

.g
provinsi kedua yang memiliki pulau terbanyak kedua setelah Provinsi Kepulauan Riau dengan 2.408

ps
pulau. Secara geografis, Provinsi Papua Barat berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik dan

.b
diapit oleh dua pulau besar, yaitu Papua dan Maluku yang terletak antara 0 0 - 40 Lintang Selatan dan
at
1240 - 1320 Bujur Timur1.
r
ba

Secara administratif, Provinsi Papua Barat saat ini memiliki luas wilayah secara keseluruhan
ua

mencapai 99.671,63 km2, dan sampai dengan tahun 2017 membawahi wilayah administratif yang terdiri
ap

dari 12 kabupaten,1 kotamadya, 218 kecamatan, 95 kelurahan dan 1.744 desa.


Pemerintahan Provinsi Papua Barat dipimpin oleh Drs. Dominggus Mandacan dan Wakil
//p

Gubernur Mohamad Lakotani, S.H., M.Si. melalui pemilihan umum tahun 2017 yang dilakukan serentak
s:

di seluruh Indonesia untuk tahap I. Perolehan suara pasangan ini mencapai 57,69 persen dari seluruh
tp

surat suara yang digunakan. Pelantikan gubernur terpilih dilakukan di Istana Negara pada Hari Jum’at
ht

tanggal 12 Mei 2017 oleh Presiden Joko Widodo. Pelantikan dilakukan serentak untuk 4 gubernur
lainnya yaitu Gubernur Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Bangka Belitung.

Penduduk Sebagai Modal dan Target Pembangunan

Jumlah penduduk menjadi salah satu indikator yang dapat menjadi potensi dalam
mempercepat pengembangan pembangunan manusia. Indikator ini layaknya sebilah mata pisau yang
keduanya sama-sama tajam. Jika tidak benar dalam penggunaanya, pisau yang mampu memotong
sesuatu justru dapat melukai diri sendiri. Hal serupa pun ditunjukkan pada jumlah penduduk, jika tidak
mampu dikelola dengan baik maka akan menjadi beban yang dapat menimbulkan berbagai
permasalahan sosial. Tentu jumlah penduduk yang diharapkan adalah penduduk yang mampu memiliki

1
Laman Resmi Pemerintah Provinsi Papua Barat www.papuabaratprov.go.id

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 33


kualitas yang baik dari berbagai sisi sehingga jumlah penduduk yang banyak tentu menjadi target
pemerintah dalam hal pengembangannya. Tidak hanya menjadi target saja, tetapi juga jumlah
penduduk menjadi modal besar dalam menggerakkan perekonomian suatu negara.
Secara demografi, Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penduduk yang tidak terlampau
besar dan menempati posisi terbuncit kedua se-Indonesia. Hasil proyeksi penduduk tahun 2017
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Provinsi Papua Barat masih berada pada level di bawah satu
juta jiwa yaitu sebanyak 915.361 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan yang cukup baik dibanding

.id
tahun 2010 yang masih berjumlah 765.258 jiwa. Pertumbuhan penduduk rata-rata sepanjang periode
tahun 2010-2017 mencapai 2,8 persen.

o
.g
ps
Gambar 2

.b
Perkembangan Penduduk Provinsi Papua Barat, 2011-2017 at
r
ba
ua

915,361
893,362
ap

871,510
//p

849,809
s:

828,293
tp

806,995
ht

785,979

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Kepadatan penduduk kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat berkisar antara 1 sampai 354
jiwa per km2. Kabupaten Tambrauw merupakan salah satu kabupaten dengan kepadatan penduduk
hanya sebesar 1 jiwa per km2, sedangkan Kota Sorong sebagai satu-satunya kotamadya di Provinsi
Papua Barat adalah kabupaten yang paling padat penduduknya, yakni sebesar 365 jiwa per km2.
Berdasarkan hasil proyeksi Badan Pusat Statistik, Provinsi Papua Barat memiliki jumlah
rumah tangga sebanyak 202.162 ruta dengan rata-rata rumah tangga beranggotakan sebanyak 4-5
34 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017
anggota rumah tangga.

Gambar 3

Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat, 2017

2,161 75+ 2,017

2,614 70-75 2,177

.id
4,848 65-69 3,897

o
8,666 60-64 6,756

.g
13,454 55-59 10,918

ps
19,044 50-54 15,997

.b
25,358 45-49
r at 21,333

31,600 40-44 26,728


ba

38,806 35-39 33,454


ua

45,810 30-34 40,826


ap

48,133 25-29 42,811


//p

46,621 20-24 42,370


s:

45,012 15-19 41,961


tp

47,159 10-14 44,565


ht

50,216 5-9 47,347

52,437 0-4 50,265

60,000 40,000 20,000 0 20,000 40,000 60,000


Perempuan Laki-Laki

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Stuktur penduduk Provinsi Papua Barat dapat diketahui dari komposisi penduduk menurut
kelompok umur. Piramida penduduk memperlihatkan struktur penduduk yang dibagi menurut kelompok
umur dan jenis kelamin. Dari komposisi struktur penduduk menurut kelompok umur pada piramida
tersebut, terlihat bahwa piramida berbentuk piramida ekspansive atau piramida muda. Hal ini tampak
dari bentuk piramida penduduk yang lebih terdistribusi ke dalam kelompok umur usia muda atau
piramida yang memiliki alas yang lebar, dicirikan dengan tingkat kelahiran yang masih tinggi. Selain itu

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 35


dilihat dari besarnya median umur, penduduk Provinsi Papua Barat tahun 2017 tergolong ke dalam
penduduk usia intermediate atau menengah karena memiliki umur median 24,42 tahun. Sesuai dengan
kriteria bahwa jika suatu penduduk memiliki umur median yang berada pada rentang 20-30 tahun
dikategorikan sebagai penduduk usia menengah (intermediate).
Implikasi dari struktur penduduk muda adalah besarnya persentase penduduk yang bersiap
memasuki batas penduduk usia kerja (economically active population) dan besarnya rasio
ketergantungan (dependency ratio). Batas bawah usia kerja di Indonesia adalah umur 15 tahun. Setelah

.id
memasuki usia tersebut, maka mereka disebut sebagai penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja dibagi
menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Bila penduduk usia kerja tidak melakukan salah satu

o
.g
aktivitas dalam kelompok bukan angkatan kerja maka termasuk ke dalam kriteria angkatan kerja. Dan

ps
bila dalam angkatan kerja tidak melakukan aktivitas kerja maka kelompok ini termasuk ke dalam kriteria

.b
pengangguran (unemployment). Dengan jumlah penduduk muda yang besar tentu potensi jumlah
at
penduduk yang akan terjun ke dalam angkatan kerja juga menjadi besar, untuk itu pemerintah harus
r
ba

bersiap menyediakan lapangan pekerjaan untuk menampung jumlah angkatan kerja yang besar ini. Bila
ua

permintaan akan tenaga kerja lebih kecil dari jumlah pencari kerja, maka yang akan terjadi adalah
terciptanya pengangguran.
ap

Salah satu implikasi lain dari struktur penduduk muda adalah tingkat beban ketergantungan
//p

yang tinggi. Rasio ketergantungan (dependency ratio) digunakan sebagai indikator yang secara kasar
s:

dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu daerah apakah tergolong daerah maju atau daerah yang
tp

sedang berkembang. Semakin tinggi persentase beban ketergantungan menunjukkan semakin


ht

tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk menanggung hidup penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Demikian pula sebaliknya.
Angka ketergantungan Provinsi Papua Barat tergolong tinggi dengan angka 51,13 di tahun
2017 yang berarti setiap 100 orang produktif harus menanggung beban hidup sekitar 51 hingga 52
orang yang belum maupun tidak produktif. Angka ketergantungan terbesar disumbang oleh kelompok
umur muda di bawah 15 tahun dengan proporsi 94,28 persen penduduk tidak produktif. Angka ini
menunjukkan bahwa komposisi penduduk di Provinsi Papua Barat masih didominasi oleh kelompok
umur anak-anak dan remaja di bawah 15 tahun.

36 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Status Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat

Status pembangunan manusia di Provinsi Papua Barat tahun 2017 secara umum masih dapat
dikatakan dalam kategori sedang (medium human development), meskipun berada pada urutan dua
terbawah dari semua provinsi di Indonesia. IPM Provinsi Papua Barat tahun 2017 mencapai angka
62,99. Pencapaian ini tentu belum sesuai dengan harapan, namun jika dilihat perkembangannya maka
pencapaian ini patut diapresiasi karena selalu mengalai peningkatan kea rah yang lebih baik setiap
tahunnya.

o .id
Gambar 4

.g
ps
Perbandingan IPM di Kawasan Sulampua dan Indonesia, 2017

.b
at
71.66 70.81
r
70.34 69.86 68.19 68.11
ba

67.20 67.01
64.30 62.99
59.09
ua
ap
//p
s:
tp
ht

Sulawesi Indonesia Sulawesi Sulawesi Maluku Sulawesi Maluku Gorontalo Sulawesi Papua Papua
Utara Selatan Tenggara Tengah Utara Barat Barat

Sumber: BPS Republik Indonesia

Jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang berada di regional Sulampua (Sulawesi,
Maluku, dan Papua), posisi Provinsi Papua Barat masih berada pada urutan terendah kedua dari 10
provinsi. Posisi Papua Barat masih lebh baik dibanding Papua, namun tidak lebih baik dibanding
provinsi lain di regional yang sama. Di kawasan regional Sulampua, Provinsi Sulawesi Utara menempati
posisi puncak pencapaian pembangunan manusia dengan angka 71,66 dengan kategori IPM “tinggi”.
Provinsi Sulawesi Utara juga menjadi satu-satunya provinsi di regional Sulampua yang pencapaiannya
di atas nasional yang berada pada 70,81 poin. Selisih IPM Papua Barat dengan Sulawesi Utara

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 37


mencapai 8,67 poin. Sementara itu, Provinsi Papua masih menjadi penutup pembangunan manusia di
regional Sulampua dengan 59,09 poin dan memiliki selisih 3,90 poin dengan IPM Papua Barat. Di
kawasan regional Sulampua, terdapat 2 provinsi yang memiliki IPM berstatus “tinggi” yaitu Provinsi
Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan; 7 provinsi yang memiliki IPM berstatus “sedang” yaitu Provinsi
Sulawesi Tenggara, Maluku, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua
Barat; dan masih menyisakan 1 provinsi yang memiliki IPM berstatus rendah yaitu Provinsi Papua.
Jika kita melihat ke kawasan regional yang lebih luas semisal perbandingan antar provinsi di

.id
Indonesia maka akan terlihat pencapaian tiap-tiap provinsi dan keterbandingannya dengan provinsi lain.
IPM tahun 2017 tertinggi dicapai oleh Provinsi DKI Jakarta dengan 80,06 poin dan menjadi satu-satunya

o
.g
provinsi yang mencapai status “sangat tinggi” di Indonesia. Status ini berubah dari sebelumnya

ps
berstatus “tinggi” dengan angka IPM sebesar 79,60. Hal yang cukup mengharukan jika kita menelisik

.b
ke posisi terbawah pencapaian pembangunan manusia. Posisi terendah masih disandang oleh provinsi
at
di wilayah timur Indonesia yaitu Provinsi Papua dengan nilai IPM sebesar 59,09.
r
ba

Dibandingkan dengan IPM seluruh provinsi di Indonesia, maka IPM Provinsi Papua Barat
ua

masih stagnan berada pada posisi ke-33 dari 34 provinsi. Posisi ini seakan enggan beranjak sejak lebih
dari satu dekade yang lalu.
ap

Pengklasifikasian UNDP yang membagi IPM berdasarkan pencapaiannya menjadikan status


//p

IPM Indonesia terbagi ke dalam empat status. Satu provinsi bertatus “sangat tinggi”; empat belas
s:

provinsi berstatus “tinggi”; delapan belas provinsi berstatus “sedang”; dan satu provinsi berstatus
tp

“rendah”. Secara rata-rata, pembangunan manusia di Indonesia masih berstatus “tinggi” dengan
ht

capaian sebesar 70,81, namun jika dilihat dominasinya masih ada sekitar 19 provinsi berada di status
“rendah” hingga “sedang”. Pembangunan manusia yang tergolong baik pun masih didominasi oleh
wilayah barat Indonesia, sementara pembangunan manusia di wilayah timur Indonesia seakan lambat
untuk dapat menyusul ketertinggalannya.

38 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 5

IPM Menurut Provinsi di Indonesia, 2017

DKI Jakarta 80.06


D I Yogyakarta 78.89
Kalimantan Timur 75.12
Kepulauan Riau 74.45
Bali 74.30
Riau 71.79
Sulawesi Utara 71.66

.id
Banten 71.42
Sumatera Barat 71.24

o
Indonesia 70.81

.g
Jawa Barat 70.69

ps
Aceh 70.60
Sumatera Utara 70.57

.b
Jawa Tengah 70.52
Sulawesi Selatan
at 70.34
Jawa Timur 70.27
r
ba

Kep. Bangka Belitung 69.99


Jambi 69.99
ua

Bengkulu 69.95
Sulawesi Tenggara 69.86
ap

Kalimantan Utara 69.84


Kalimantan Tengah 69.79
//p

Kalimantan Selatan 69.65


s:

Sumatera Selatan 68.86


Lampung 68.25
tp

Maluku 68.19
ht

Sulawesi Tengah 68.11


Maluku Utara 67.20
Gorontalo 67.01
Nusa Tenggara Barat 66.58
Kalimantan Barat 66.26
Sulawesi Barat 64.30
Nusa Tenggara Timur 63.73
Papua Barat 62.99
Papua 59.09

Sumber: BPS Republik Indonesia

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 39


Perkembangan Pencapaian Modal Manusia Provinsi Papua Barat

Pembangunan manusia tidak dapat hanya dilihat pada satu titik saja, melainkan perlu dilakukan analisis
secara berkesinambungan setiap tahunnya agar dapat dilihat hasil kerja pemerintah pusat dan daerah dari proses
yang telah dilakukan. Pertumbuhan IPM Provinsi Papua Barat sejak tahun 2011-2017 selalu mengalami
pertumbuhan yang positif dan selalu di atas 0,40 persen. Pertumbuhan IPM terendah terjadi di tahun 2011 yang
hanya sebesar 0,49 persen, sementara pertumbuhan yang tertinggi terjadi di tahun 2017 yakni sebesar 1,25
persen. Pertumbuhan pembangunan manusia Provinsi Papua Barat tahun 2017 menempati urutan kedua
pertumbuhan tercepat setelah Provinsi Papua yakni sebesar 1,79 persen. Sepanjang periode tahun 2011-2017,

.id
angka pertumbuhan IPM Provinsi Papua Barat tercatat hanya dua kali berada di atas rata-rata nasional yaitu pada

o
.g
tahun 2013 dan 2017 dengan nilai pertumbuhan di atas satu persen. Jika dilihat lebih jeli, pertumbuhan IPM

ps
Indonesia secara rata-rata tergolong stabil di atas 0,8 persen yang mengindikasikan perkembangan pembangunan
tiap wilayah di Indonesia saling menutupi satu sama lain, dimana di satu sisi ada wilayah yang mengalami

.b
percepatan pembangunan manusianya dan di sisi lain ada wilayah yang mengalami perlambatan pembangunan
at
manusianya.
r
ba

Jika diasumsikan pertumbuhan pembangunan manusia Indonesia (rata-rata) dan Provinsi Papua Barat
ua

tetap konstan sepanjang tahun, maka capaian IPM Provinsi Papua Barat akan berada di atas capaian IPM nasional
ap

dalam kurun waktu 22 tahun. Pembangunan yang terfokus pada peningkatan kualitas sarana dan pelayanan publik
di bidang pendidikan dan kesehatan diyakini menjadi salah satu upaya yang mampu mempercepat pertumbuhan
//p

pembangunan manusia.
s:
tp

Gambar 6
ht

Perkembangan dan Pertumbuhan IPM Provinsi Papua Barat dan Indonesia, 2011 – 2017

Indonesia Papua Barat 1,25%

0,91% 0,90%
0,94%
0,86% 0,78%
1,01% 0,73% 70,81
62,21
0,91% 0,61% 62,99
0,90% 61,73 70,18
0,84% 61,28
0,67% 69,55 62,21
60,91 68,90
0,49% 61,73
60,30 68,31 61,28
67,70 60,91
67,09 60,30
59,90
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

40 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Menuju Masyarakat Papua Barat yang Sehat Fisik

Perhatian pemerintah dalam membangun indeks pembangunan manusia di bidang


kesehatan, diwujudkan melalui penyedian fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai. Oleh karena
itu, penyediaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan menjadi sebuah indikator yang layak untuk
diperhatikan. Disamping itu, indikator lainnya yang dapat digunakan sebagai tolok ukur pembangunan
manusia dalam bidang kesehatan adalah manusia sebagai objek pembangunan itu sendiri. Tingkat
kesehatan seseorang dapat dilihat dari historis riwayat kesehatannya yang dirunut dari kondisi

.id
kesehatannya sejak lahir, balita, anak-anak hingga dewasa. Sedangkan tingkat kesehatan masyarakat

o
secara umum dapat dilihat dari tingkat pesakitan atau jumlah keluhan kesehatan, tingkat kematian bayi,

.g
penolong kelahiran bayi, dan lain-lain.

ps
Indikator capaian IPM di bidang kesehatan juga menunjukkan bahwa Provinsi Papua Barat

.b
juga masih tertinggal jika dibandingkan dengan Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Pada tahun
r at
2017, angka harapan hidup Provinsi Papua Barat mencapai 65,32 tahun, yang berarti rata-rata
ba

penduduk Provinsi Papua Barat dapat menjalani hidupnya selama 65 tahun. Perkembangan angka
ua

harapan hidup per tahun di Provinsi Papua Barat tercatat tidak melebihi dari satu tahun, dan pada tahun
ap

2017 hanya mengalami peningkatan sebesar 0,02 tahun dibanding tahun 2016. Hal ini berarti bahwa
//p

kondisi angka kematian bayi (infant mortality rate) di Provinsi Papua Barat termasuk dalam kategori
s:

hardrock, artinya dalam waktu satu tahun penurunan angka kematian bayi yang tajam sulit terjadi,
tp

sehingga implikasinya adalah angka harapan hidup yang dihitung berdasarkan harapan hidup waktu
ht

lahir menjadi lambat untuk mengalami peningkatan.


Kesehatan, pendidikan dan ekonomi (dengan indikator income) sebagaimana dikatakan oleh
Moeloek merupakan tiga pilar yang saling berinteraksi dan berinter-relasi satu dengan yang lainnya
dalam membentuk kualitas sumber daya manusia (Moeloek, 2005). Peningkatan status kesehatan
mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk meningkatkan tingkat pendidikan, dan pada gilirannya
mempengaruhi produktivitas masyarakat. Tanpa kesehatan yang baik, pendidikan sulit untuk dapat
berjalan dengan baik, dan bila kesehatan dan pendidikan tidak baik, mustahil ekonomi
keluarga/masyarakat dapat membaik. Status kesehatan masyarakat juga sangat erat kaitannya dengan
kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan masyarakat kesulitan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang layak, obat-obatan yang memadai dan bahkan memelihara lingkungan yang sehat.
Upaya peningkatan status kesehatan penduduk sangat penting karena jika status kesehatan
penduduk meningkat, berarti morbiditas atau angka kesakitan penduduk berkurang. Status kesehatan
yang lebih baik akan meningkatkan kemampuan belajar, menurunkan tingkat pembolosan kerja dan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 41


meningkatkan produktivitas kerja.

Gambar 7

Visi Indonesia 2030

SDM YANG BERKUALITAS

.id
“Status kesehatan yang mendukung kehidupan

o
MISI

yang berkualitas secara sosial & produktif secara

.g
ekonomi”

ps
.b
at
PERILAKU
r
PEMBIAYAAN PELAYANAN DASAR
ba

KESEHATAN
ua
ap

Pelayanan Kesehatan
STRATEGI

Jaminan Sosial Cakup Gizi & Gaya


Terpadu yang Merata &
//p

Kesehatan bagi Semua Hidup Sehat


Berkualitas
s:
tp
ht
OUTCOME

Umur Harapan Hidup rata-rata 74 tahun


Angka Kematian Ibu dan Bayi Rendah
Masuk 30 Besar Indeks Pembangunan Manusia

Sumber: Dokumen Visi Indonesia 2030 (mesin pencari www.google.com dengan kata kunci visi Indonesia 2030)

Dokumen Visi Indonesia 2030 tentang kesehatan seperti pada gambar 7 memperlihatkan
betapa kesehatan sangat erat hubungannya dengan kehidupan berkualitas dan produktif. Gambar di
atas menggambarkan pola kebijakan pembangunan kesehatan yang diadopsi oleh Pemerintah
Indonesia yang komprehensif (dana, fasilitas dan perilaku) dan terukur (pemetaan akses, indikator yang
akan dicapai dan prestasi yang diharapkan). Status kesehatan penduduk diukur dengan berbagai cara,
baik langsung maupun tidak langsung. Umumnya indikator untuk mencerminkan status kesehatan

42 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


diperoleh secara tidak langsung menggunakan estimasi tertentu, mengingat data kematian sulit
diperoleh.
Indikator yang sering digunakan untuk mencerminkan status kesehatan adalah angka
mortalitas (angka kematian), status gizi dan angka morbiditas (angka kesakitan). Sampai saat ini data
untuk mengukur status kesehatan tersebut sangat sulit diperoleh, karena sifat kejadian insidentil dan
tersebar di masyarakat, sistem registrasi yang belum berjalan dengan baik, dan kesadaran masyarakat
akan pentingnya pelaporan setiap kejadian tersebut juga masih rendah.

.id
Oleh karena itu, indikator yang digunakan untuk mencerminkan status kesehatan dalam
pencapaian IPM adalah “Angka Harapan Hidup” (AHH). Angka ini mencerminkan rata-rata tahun hidup

o
.g
yang masih akan dijalani oleh seseorang sejak lahir. Angka harapan hidup tinggi akan dicapai jika

ps
penduduk mempunyai status kesehatan yang baik.

.b
Di tahun 2017, angka harapan hidup di Provinsi Papua Barat mencapai 65,32 tahun yang
at
artinya rata-rata penduduk Provinsi Papua Barat dapat menjalani hidup sampai pada usia 65 hingga 66
r
ba

tahun. Angka harapan hidup Provinsi Papua Barat selalu mengalami peningkatan dari tahun 2011
ua

hingga 2017. Laju pertumbuhan angka harapan hidup tergolong sangat lambat per tahunnya. Tahun
2017, laju pertumbuhan angka harapan hidup hanya sebesar 0,03 persen dan menempati peringkat
ap

ke-22 dari 34 provinsi. Pertumbuhan ini jauh lebih kecil dibanding pertumbuhan nasional yang mencapai
//p

0,23 persen di tahun yang sama. Secara nasional, Provinsi Kalimantan Selatan menempati peringkat
s:

pertama dalam hal pertumbuhan angka harapan hidup terbesar yakni sebesar 0,15 persen. Sementara
tp

Provinsi Lampung, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Tenggara menempati pertumbuhan
ht

angka harapan hidup terkecil yakni sebesar 0,01 persen.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 43


Gambar 8

Perkembangan Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Papua Barat, 2011 – 2017

65,32

65,30
65,19
65,14

.id
65,05

o
64,88

.g
64,75

ps
.b
r at
ba

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017


ua

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


ap
//p

Jika dilakukan keterbandingan terhadap target nasional yang ditetapkan Pemerintah Republik
s:

Indonesia dalam “Visi Indonesia 2030” melalui Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 yang
tp

menargetkan angka harapan hidup menjadi 72 tahun pada akhir tahun 2014, maka masih terdapat jarak
ht

sejauh sekitar 6 sampai 7 tahun antara capaian angka harapan hidup Provinsi Papua Barat dan
pencapaian target angka harapan hidup Indonesia tahun 2014.
Kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa status kesehatan penduduk di Provinsi Papua
Barat masih memberikan sumbangan yang relatif rendah terhadap pencapaian Indeks Pembangunan
Manusia Provinsi Papua Barat. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah
mengingat Provinsi Papua Barat terhitung sudah tujuh belas tahun lebih menjadi salah satu provinsi di
Indonesia.

44 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 9

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Indikator Harapan Hidup pada Indeks Kesehatan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Indikator Indeks Harapan Hidup

.id
Tingkat Kesehatan

o
.g
ps
Angka Kematian Ibu Angka Kematian
Angka Kematian Bayi

.b
Melahirkan Keseluruhan
r at
ba

Imunisasi Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular


ua
ap

Rujukan Perawatan
//p
s:
tp

Kualitas Tenaga Kualitas Sarana


Tenaga Kesehatan Sarana Kesehatan
ht

Kesehatan Kesehatan

Angka Kematian Ibu Angka Kematian


Angka Kematian Bayi
Melahirkan Keseluruhan

Sumber: BPS Republik Indonesia

Untuk menemukan penjelasan yang mendasar, perlu menggali lebih lanjut permasalahan
lainnya termasuk kesadaran penduduk akan hidup sehat di Provinsi Papua Barat. Berbagai kejanggalan
juga perlu diteliti lebih lanjut terutama terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perhitungan
Angka Harapan Hidup sebagaimana terlihat pada gambar 9.
Indeks harapan hidup sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab langsung seperti angka
kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan dan juga angka kesakitan. Angka Harapan Hidup

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 45


merupakan fungsi matematis dari Angka Kematian Bayi. Panjangnya usia hidup secara berbanding
terbalik berhubungan dengan rendahnya Angka Kematian Bayi (bayi lahir mati, kematian bayi bawah 1
tahun, kematian anak balita di bawah lima tahun dan kematian ibu) dan tingginya Angka Kesehatan.
Makin tingginya angka kesehatan akan menyebabkan makin rendahnya angka kematian sehingga
memperbesar harapan untuk hidup.

Gambar 10

.id
Angka Kematian Bayi (AKB) Menurut Provinsi di Indonesia, 2016

o
Sulawesi Barat 50.02

.g
Papua 45.74

ps
Papua Barat 44.95
Maluku 44.65

.b
Nusa Tenggara Barat 43.30
Nusa Tenggara Timur
at 40.48
Gorontalo 36.71
r
ba

Maluku Utara 35.68


Kalimantan Tengah 34.84
ua

Sulawesi Tengah 34.76


Kalimantan Selatan 33.72
ap

Sumatera Utara 31.54


//p

Sumatera Barat 30.40


Bengkulu 30.10
s:

Sumatera Selatan 28.58


tp

Banten 27.85
Aceh 27.18
ht

Kepulauan Riau 26.81


Sulawesi Selatan 26.46
Kalimantan Barat 25.85
Lampung 25.66
Indonesia 25.50
Kep. Bangka Belitung 25.45
Sulawesi Tenggara 24.77
Jambi 23.77
Jawa Timur 23.58
Sulawesi Utara 22.47
Riau 22.40
Jawa Tengah 22.07
Bali 20.93
Jawa Barat 18.08
DKI Jakarta 17.76
Kalimantan Timur 14.71
D I Yogyakarta 12.52

Catatan: Masih mencakup 33 provinsi tanpa Provinsi Kalimantan Utara, data 2017 belum rilis dari hasil SDKI2017
Sumber: Publikasi Indikator Pembangunan Berkelanjutan 2016, BPS

46 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Informasi terkait Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Papua Barat sangat sulit diperoleh.
Satu-satunya data tentang angka kematian bayi di Provinsi Papua Barat diperoleh dari estimasi angka
kematian bayi hasil proyeksi penduduk Indonesia 2010-20353. Estimasi Angka Kematian Bayi (AKB) di
Provinsi Papua Barat pada tahun 2016 adalah sebesar 44,95 per 1000 kelahiran hidup. Suatu tantangan
yang masih cukup besar jika ingin mencapai target MDGs Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 23 per
1000 kelahiran hidup tahun 2015 yang lalu. Angka tahun 2017 belum dapat diperoleh karena hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 belum dirilis.

.id
Provinsi Papua Barat berada pada peringkat ke-31 dari 33 provinsi dalam hal angka kematian
bayi. Posisi ini menunjukkan keprihatinan bagi Provinsi Papua Barat karena masih berada pada status

o
.g
yang mengkhawatirkan dalam hal kematian bayi. Posisi Provinsi Papua Barat masih jauh di atas

ps
nasional yang menyentuh angka 25,50. Kesenjangan AKB antar provinsi mencapai 37 poin, dimana

.b
AKB terendah ditempati oleh Provinsi Yogyakarta dengan 12,52 poin dan tertinggi oleh Provinsi
at
Sulawesi Barat dengan 50,02 poin.
r
ba

Selain permasalahan kematian bayi, faktor penyebab langsung lainnya yang berhubungan
ua

dengan Angka Harapan Hidup (AHH) adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Informasi terkait Angka
Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Papua Barat sangat sulit diperoleh. Data yang tersedia hanyalah data
ap

estimasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat.


//p

Sebagai gambaran, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menyebutkan bahwa Angka
s:

Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Papua Barat pada bulan Oktober 2014 sebesar 43 kasus. Sementara
tp

data tahun 2017 belum tersedia. Sehingga jika perkiraan Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2014 ini
ht

digunakan, maka dapat dikatakan bahwa Provinsi Papua Barat telah mencapai target MDGs yang
menargetkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Selain melalui Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI), status kesehatan
penduduk yang diinterpretasikan melalui Indeks Harapan Hidup juga berhubungan dengan Angka
Morbiditas (angka kesakitan) yang menunjukkan banyaknya penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan, sehingga mengakibatkan gangguan terhadap aktivitas sehari-hari. Informasi terkait Angka
Morbiditas (angka kesakitan) di Provinsi Papua Barat belum bisa diperoleh datanya. Satu-satunya
sumber data tentang Angka Morbiditas (angka kesakitan) yang tersedia berasal dari data hasil olah
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Provinsi Papua Barat Tahun 2017. Menurut data Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2017, Angka Morbiditas (angka kesakitan) Provinsi Papua
Barat mencapai 11,47 persen.

3
Publikasi Indeks Pembangungan Berkelanjutan 2016, BPS (33 Provinsi)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 47


Menuju Masyarakat Papua Barat yang Cerdas

Menciptakan nilai tambah perekonomian maupun pendapatan memerlukan sumbangsih


intelektual manusia itu sendiri dalam hal maksimalisasi pengelolaan sumber daya yang dimiliki.
Masyarakat dengan kemampuan dan kapabilitas yang tinggi tentu pada gilirannya akan mampu
meningkatkan kualitas taraf hidupnya. Peningkatan kemampuan tentu saja bukan tanpa usaha,
melainkan membutuhkan proses yang panjang untuk mencapai kemampuan tersebut. Kemampuan
tersebut bisa diperoleh baik melalui jenjang pendidikan formal maupun nonformal. Dalam pencapaian

.id
IPM, penghitungan indeks pendidikan didekati melalui pendidikan formal yang digeluti dengan

o
menggunakan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.

.g
ps
Taraf pendidikan penduduk diukur dengan berbagai pendekatan. Cara yang paling sederhana

.b
adalah dengan mengukur rata-rata lama tahun bersekolah penduduk - RLS (mean years of schooling)
at
dan harapan lama sekolah - HLS (expected years of schooling). Angka rata-rata lama sekolah (RLS)
r
ba

memberikan gambaran umum secara agregat tingkat pendidikan yang diselesaikan dan tingkat
keterampilan penduduk secara umum. Sedangkan angka harapan lama sekolah (HLS) dapat
ua

memberikan gambaran lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu
ap

di masa mendatang.
//p

Untuk menemukan penjelasan yang mendasar mengenai tingkat capaian pembangunan


s:

manusia di bidang pendidikan, maka perlu diteliti lebih lanjut terutama terkait dengan faktor-faktor yang
tp

berpengaruh dalam perhitungan Indeks Pendidikan sebagaimana terlihat pada gambar 11.
ht

48 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indikator Harapan Hidup pada Indeks Kesehatan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Indikator Indeks Pendidikan: RLS & AMH

.id
Tingkat Pendidikan

o
.g
ps
Partisipasi Tingkat Pendidikan

.b
r at
Jumlah Guru Kualitas Guru Kurikulum
ba
ua
ap

Aksesibilitas
//p

Jumlah Ruang
Biaya Pendidikan Ruang Rusak
Kelas (Jarak/Jalan)
s:
tp
ht

Daya Beli Anggaran


Budaya Rendah Motivasi
(Kemiskinan) Pemerintah

Sumber: BPS Republik Indonesia

Indeks Pendidikan yang dihasilkan dari indeks komponen rata-rata lama sekolah (RLS) dan
harapan lama sekolah (HLS), dipengaruhi secara langsung oleh tingkat partisipasi sekolah, terutama
oleh angka partisipasi murni (APM) pada masing-masing jenjang pendidikan formal. Sedangkan secara
tidak langsung, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah tenaga pengajar/guru, kualitas tenaga
pengajar dan mutu kurikulum pengajaran.
Satu hal penting lainnya yang seringkali diabaikan adalah bahwa angka partisipasi sekolah
(APS) tidak serta merta mencerminkan kualitas pendidikan. Angka ini hanya mencerminkan seberapa
banyak anak di usia tertentu terdaftar dan tercatat sebagai siswa pada sekolah dan menunjukan tingkat
pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi semua warga. Tidak lebih dari itu. Karena pada

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 49


kenyataannya, tercatatnya seorang anak sebagai siswa tidak serta merta menunjukan tingkat kehadiran
di sekolah dan dengan hadir di sekolah pun tidak berarti bisa mengikuti dan memahami pelajaran yang
diberikan dengan baik.

Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)


Indikator ini meskipun menyembunyikan variasi, rentang, dan distribusi pendidikan dalam
populasi tetapi dianggap cukup baik dalam memberikan gambaran tentang kemajuan dalam

.id
pembangunan manusia khususnya bidang pendidikan. Secara umum, tingkat pendidikan di Provinsi
Papua Barat masih sangat rendah. Secara kategorikal, taraf pendidikan penduduk rata-rata masih

o
.g
rendah. Rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas sejak tahun 2016 sampai tahun 2017

ps
tidak mengalami perubahan yang berarti dan baru mencapai 7,15 tahun yang berarti berada tidak jauh

.b
dari lulusan sekolah dasar. Rata-rata tersebut masih berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai
at
8,10 tahun.
r
ba
ua

Gambar 12
ap

Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Provinsi Papua Barat, 2011 – 2017
//p

7,15
s:
tp

7,06
ht

7,01
6,96
6,91

6,87
6,82

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Angka rata-rata lama sekolah (RLS) di Provinsi Papua Barat bergerak sangat lamban. Pada
tahun 2017, rata-rata lama sekolah (RLS) Provinsi Papua Barat mencapai 7,15 tahun bermakna bahwa
rata-rata penduduk Provinsi Papua Barat baru mampu menyelesaikan pendidikan sampai dengan kelas

50 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


1 SMP atau putus sekolah di kelas 2 SMP.
Masih rendahnya rata-rata lama sekolah penduduk di Provinsi Papua Barat erat kaitannya
dengan masih rendahnya tingkat keberlanjutan siswa ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau
rendahnya angka partisipasi murni (APM) pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: dengan tidak melanjutkan pendidikan lebih tinggi, seorang siswa tidak
akan memperoleh rata-rata lama sekolah (RLS) yang lebih panjang. Jika ini terjadi pada banyak siswa
yang dicerminkan oleh semakin rendahnya angka partisipasi murni (APM) pendidikan yang lebih tinggi

.id
maka rata-rata lama sekolah di Provinsi Papua Barat tentu akan lebih rendah.
Maka kemudian menjadi sangat penting bagi pemerintah untuk memberikan perhatian yang

o
.g
lebih besar untuk meningkatkan tingkat keberlanjutan siswa ke pendidikan yang lebih tinggi. Setidaknya

ps
ada beberapa penyebab rendahnya tingkat keberlanjutan, antara lain rendahnya tingkat ketersediaan

.b
sekolah (selain sekolah dasar) di daerah-daerah, mahalnya proses memasuki sekolah baru yang lebih
at
tinggi, serta tuntutan sebagian orang tua agar anaknya membantu bekerja sebelum menyelesaikan
r
ba

pendidikan dasar wajib 9 tahun.


ua

Harapan Lama Sekolah (HLS)


ap

Angka harapan lama sekolah (HLS) Provinsi Papua Barat tahun 2017 mencapai 12,47 tahun
//p

atau mengalami peningkatan 0,21 tahun dibanding dengan kondisi tahun 2016 yang hanya mencapai
s:

12,26 tahun. Idealnya harapan lama sekolah (HLS) tidak berbeda jauh dengan rata-rata lama sekolah
tp

(RLS). Namun kenyataannya, sebagian besar provinsi memiliki gap yang cukup tinggi antara kedua
ht

indikator tersebut.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 51


Gambar 13

Perkembangan Harapan Lama Sekolah (HLS) Provinsi Papua Barat, 2011 – 2017

12,47

12,26
12,06

.id
11,87
11,67

o
11,45

.g
11,21

ps
.b
r at
ba

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017


ua

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


ap
//p
s:

Menuju Masyarakat Papua Barat yang Mapan


tp

Dalam paradigma pembangunan manusia, pendapatan adalah alat untuk menguasai sumber
ht

daya agar dapat hidup dengan layak. Semakin besar pendapatan, maka semakin besar pula jumlah
barang dan jasa yang tersedia untuk mendukung standar hidup yang layak. Sumber daya atau barang
dan jasa itu sendiri harus pula dilihat sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan individu dari
segi pendidikan, keterampilan, kesehatan, kemampuan dalam pergaulan di masyarakat, dan lain
sebagainya bukan barangnya itu sendiri. Dalam konteks inilah pendapatan sebagai proksi dari dimensi
standar hidup yang layak, dipilih sebagai salah satu indikator pembangunan manusia, yakni Indeks
Pengeluaran.
Keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan pembangunan manusia dapat dijelaskan
sebagai berikut: semakin tinggi pendapatan perkapita suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat
pembangunan manusia. Sebaliknya semakin tinggi tingkat pembangunan manusia maka semakin tinggi
pula pendapatan perkapitanya. Namun hubungan tersebut tidak bersifat otomatis. Ada daerah dengan
pendapatan perkapita yang rendah tapi memiliki tingkat capaian pembangunan manusia (IPM) yang
cukup tinggi. Sebaliknya ada juga daerah dengan pendapatan perkapita yang relatif tinggi tetapi

52 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


capaian pembangunan manusianya tidak seimbang.
Pendapatan per kapita diproksi dengan pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan. Tahun
2017, pengeluaran perkapita riil Provinsi Papua Barat adalah yang terendah ketiga setelah Provinsi
Papua dan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 7.493.000,-. Dalam lingkup wilayah regional
Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua), tingkat pengeluaran perkapita riil Provinsi Papua Barat
menempati posisi terendah kedua setelah Provinsi Papua, mengalami peningkatan sebesar 318 ribu
rupiah dari tahun 2016 yang hanya sebesar Rp.7.175.000,- Kenaikan nilai ini diperkirakan dipengaruhi

.id
oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian Provinsi Papua Barat yang juga berdampak kepada
semakin membaiknya kondisi ekonomi penduduk dengan adanya kenaikan pendapatan. Hal ini

o
.g
mengakibatkan kemampuan masyarakat untuk mengakses pendidikan untuk melanjutkan sekolah dan

ps
mengakses fasilitas kesehatan menjadi semakin baik.

.b
at
Gambar 14
r
ba

Perkembangan Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Provinsi Papua Barat (Ribu Rupiah), 2011 – 2017
ua
ap

7.493,00
//p

7.175,00
s:

7.063,88 Rp
tp

6.943,98
ht

6.896,19 Rp

Rp
6.732,03
Rp
6.708,93 Rp

Rp

Rp

2011 2013 2014 2015 2016 2017


2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Berbicara tentang perekonomian, maka tidak akan terlepas dari pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat tahun 2017 mencapai 4,01 persen dengan nilai
PDRB sebesar 71.788,6 miliar rupiah. Pertumbuhan ini mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya
yang mencapai 4,52 persen. Jika dilihat lebih dalam, maka peningkatan pengeluaran per kapita
disesuaikan Provinsi Papua Barat mengalami peningkatan yang sejalan dengan peningkatan nilai

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 53


nominal PDRB ADHB dengan migas. Pengeluaran yang semakin tinggi disebabkan pula berbagai
aspek diantaranya peningkatan biaya hidup akibat adanya perubahan harga (inflasi) yang terjadi.

Gambar 15

Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB dengan Migas Provinsi Papua Barat (Miliar Rupiah), 2013 – 2017

8.00 80,000

.id
7.00 70,000
7.36 71,788.6
5.38 66,631.1

o
6.00 62,888.0 60,000

.g
58,181.0 56,906.8
5.00 52,997.7 54,711.3 50,000

ps
52,346.5
50,259.9
47,694.2
4.00 4.52 40,000

.b
4.15
at 4.01
3.00 30,000
r
ba

2.00 20,000
ua

1.00 10,000
ap

- 0
2013 2014 2015 2016 2017
//p

PDRB ADHB PDRB ADHK Pertumbuhan


s:

Catatan: Tahun 2016 merupakan angka sementara dan 2017 merupakan angka sangat sementara
tp

Sumber: Publikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha 2013-2017, BPS Provinsi Papua Barat
ht

Jika dilihat pertumbuhan PDRB tanpa migas, Provinsi Papua Barat memiliki laju yang cukup
baik dengan 6,73 persen dan mengalami percepatan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 6,68
persen. Nilai PDRB tanpa migas secara nominal berjumlah 42.801,2 miliar rupiah. Angka ini tentu lebih
kecil dibanding dengan PDRB dengan migas yang berarti sumbangan kategori mugas di Provinsi Papua
Barat masih sangat mendominasi dengan menyumbang 40,80 persen nilai PDRB nominal di tahun
2017. Provinsi Papua Barat memang masih bertumpu oleh hasil minyak bumi dan gas yang tersebar di
beberapa kabupaten seperti Kabupaten Sorong, Raja Ampat, dan Telu Bintuni. Akan tetapi perlu
menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk segera mampu menguatkan sistem perekonomian yang
tidak hanya bertumpu pada sumber daya yang tidak dapat terbarukan saja agar dapat memastikan
kelangsungan hidup anak dan cucu mendatang. Sudah selayaknya pemerintah fokus pada
pengembangan lahan produktif untuk mengembangkan usaha pertanian maupun perikanan. Tidak

54 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


hanya itu, arus modernisasi dan transmigrasi yang cukup deras diyakini mampu mendorong
masyarakat untuk dapat lebih kreatif dalam hal penciptaan produk industrinya.

Gambar 16

Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Tanpa Migas Provinsi Papua Barat (Miliar Rupiah), 2013 – 2017

10.00 45,000
9.00 42,801.2 40,000

.id
9.50
8.00 38,732.1
8.38 35,000

o
34,898.7 6.68 6.73

.g
7.00
30,000
30,670.2 30,180.8

ps
6.00 6.61
28,278.7 25,000
26,637.1 26,507.0
5.00 24,863.9

.b
22,942.3 20,000
4.00 at 15,000
3.00
r
ba

2.00 10,000
ua

1.00 5,000
ap

- 0
2013 2014 2015 2016 2017
//p

PDRB ADHB PDRB ADHK Pertumbuhan


s:

Catatan: Tahun 2016 merupakan angka sementara dan 2017 merupakan angka sangat sementara
tp

Sumber: Publikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha 2013-2017, BPS Provinsi Papua Barat
ht

Upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat tidak hanya diukur dari aspek laju
pertumbuhan ekonomi semata tetapi yang lebih penting pada seberapa jauh geliat perekonomian dapat
dinikmati oleh masyarakat sehingga aspek pemerataan dan pola konsumsi masyarakat merupakan hal
yang selalu terkait untuk dicermati. Asumsi bahwa laju pertumbuhan ekonomi akan mampu
meningkatkan pendapatan rata-rata masyarakat terkadang masih memiliki suatu peluang untuk
memunculkan suatu masalah ketimpangan pendapatan.
Dari pengukuran disparitas (ketimpangan) pendapatan penduduk dengan menerapkan indeks
Gini Ratio pada masyarakat Provinsi Papua Barat sepanjang tahun 2017, terbukti bahwa pertumbuhan
ekonomi di atas ternyata tidak diimbangi dengan pemerataan pembagian pendapatan dalam
masyarakat. Dan hal ini justru akan membuat kesenjangan semakin melebar antarkelompok
pendapatan. Rasio gini Provinsi Papua Barat tahun 2017 Bulan September sebesar 0,387 poin yang
turun sebesar 0,03 poin dibanding Bulan Maret tahun yang sama. Angka ini berada tidak jauh berbeda

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 55


dari rata-rata nasional yang mencapai 0,391 poin atau hanya terpaut 0,04 poin. Rasio gini Provinsi
Papua Barat tahun 2017 berada di kategori “tingkat ketimpangan rendah” dan keluar dari kategori
“sedang” di tahun 2016 Bulan September. Berdasarkan data series sepanjang tahun 2011 hingga 2017,
angka rasio gini Provinsi Papua Barat selalu mengalami fluktuatif yang didominasi oleh angka rasio gini
di atas 0,40 poin. Sepatutnya angka rasio gini Provinsi Papua Barat dapat terus ditekan hingga
menyentuh level di bawah 0,20 poin agar memastikan ketimpangan yang terjadi di Papua Barat tidak
tinggi dan cenderung merata.

.id
Gambar 17

o
.g
Perkembangan Rasio Gini Provinsi Papua Barat dan Indonesia, 2011 – 2017

ps
.b
at
0.439 0.440
r
0.431 0.428
0.425
ba

0.416 0.418
0.413 0.405 0.401
0.397
ua

0.393 0.391
0.388
0.410 0.410 0.413 0.414
0.407 0.406 0.406 0.408
0.402
ap

0.394 0.390 0.387


0.374 0.373
//p
s:
tp

Papua Barat Indonesia


ht

Sumber: https://bps.go.id, Tabel Statis (Laman Resmi BPS Republik Indonesia)

Dilematis Perkembangan IPM dan Kemiskinan

Ukuran kemiskinan yang umum digunakan untuk melihat fenomena kemiskinan di suatu
daerah adalah persentase penduduk miskin. Persentase penduduk sendiri adalah persentase
penduduk yang memiliki pendapatan (atau proksi pendapatan) kurang dari jumlah yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup.
Walaupun demikian, kemiskinan sesungguhnya memiliki banyak dimensi selain dimensi
pendapatan. Dimensi lain kemiskinan, dapat dilihat dari peluang untuk memperoleh kesehatan dan

56 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


umur yang panjang, peluang memiliki pengetahuan dan keterampilan, dan lain-lain. Intinya adalah
kemiskinan sangat terkait dengan sempitnya kesempatan seseorang dalam menentukan pilihan-pilihan
hidup.
Bila kemiskinan berkaitan erat dengan semakin sempitnya kesempatan yang dimiliki,
pembangunan manusia adalah sebaliknya. Konsep pembangunan manusia adalah memperluas pilihan
manusia, terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan kemampuan
daya beli. Dengan hubungan yang berkebalikan tersebut, suatu daerah dengan kualitas pembangunan

.id
manusia yang baik, idealnya memiliki persentase penduduk miskin yang rendah.
Selanjutnya, dengan menggunakan angka kemiskinan Indonesia sebagai cut of point, maka

o
.g
seluruh provinsi dapat dibagi ke dalam empat kategori. Dalam hal ini, persentase penduduk miskin suatu

ps
provinsi dikatakan tinggi, bila lebih besar dari persentase penduduk miskin Indonesia sebesar 10,12

.b
persen dan dikatakan rendah bila lebih kecil dari nilai tersebut. Begitu juga IPM, dikatakan tinggi bila
at
lebih besar dari IPM Indonesia sebesar 70,18 dan dikatakan rendah bila lebih kecil dari nilai tersebut.
r
ba

Keempat kategori tersebut adalah sebagai berikut:


ua

IPM Tinggi – P0 Tinggi. Provinsi dalam kategori ini memiliki kapabilitas manusia yang relatif
baik, meskipun dengan penduduk miskin yang relatif banyak. Konsentrasi lebih besar perlu diberikan
ap

untuk menekan angka kemiskinan. Hal yang mungkin dilakukan yaitu dengan menerapkan kebijkan
//p

yang berorientasi pada pemerataan pendapatan dan peningkatan daya beli masyarakat. Provinsi yang
s:

termasuk dalam kelompok ini ada 4 yaitu Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Aceh,.
tp

IPM Rendah - P0 Rendah. Provinsi dalam kategori ini telah cukup berhasil dalam menekan
ht

angka kemiskinannya, namun belum cukup berhasil dalam pencapaian kapabilitas penduduk. Upaya
lebih besar perlu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan capaian pembangunan manusia yaitu
dengan perhatian yang lebih besar pada peningkatan kapabilitas dasar penduduk. Terdapat 7 provinsi
yang termasuk ke dalam kelompok ini yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Jambi, dan Maluku Utara.
IPM Tinggi - P0 Rendah. Kondisi provinsi dalam kategori ini adalah kondisi yang paling
kurang. Diperlukan usaha yang lebih untuk dapat mengejar ketertinggalannya dalam menekan angka
kemiskinan dan mempercepat capaian pembangunan manusia. Terdapat 11 provinsi yang termasuk
dalam kelompok ini yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan Riau.
IPM Rendah - P0 Tinggi. Kondisi provinsi dalam kategori ini adalah kondisi yang ideal.
Kategori ini mampu menekan angka kemiskinan dan pada saat yang sama mampu meraih capaian
pembangunan manusia yang tinggi. Terdapat 12 provinsi yang termasuk ke dalam kelompok ini yaitu

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 57


Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung. Posisi inilah
yang sangat diharapkan terpenuhi untuk semua provinsi yang dapat memenuhi pencapaian IPM
maksimal dengan kemiskinan minimal.

Gambar 18

Hubungan IPM dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Indonesia, 2017

o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

Sumber: BPS Republik Indonesia, Data diolah

58 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 59


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN FAKFAK

Gambar 19

Gambaran Umum Kabupaten Fakfak

o .id
GAMBARAN UMUM

.g
ps
.b
at TITIK KOORDINAT
2º25’ - 4º00’ LS & 131º30’ - 133º40’ BT
r
ba
ua

LUAS WILAYAH
ap

11.036,48 km2
//p
s:

JUMLAH PENDUDUK
76.102 orang
tp
ht

Sumber: Publikasi Kabupaten Fakfak dalam Angka 2017 dan BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Fakfak

K
abupaten Fakfak terletak di Provinsi Papua Barat yang secara astronomis terletak antara 2º25’
hingga 4º00’ Lintang Selatan dan 131º30’ hingga 133º40’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten
Fakfak sebesar 11.036,48 km2. Luas wilayah ini menyumbang 11,07 persen luas Provinsi Papua Barat.
Fakfak terbagi dalam 17 distrik dengan komposisi 142 desa dan 7 kelurahan. Jumlah penduduk pada
tahun 2017 diperkirakan mencapai 76.102 jiwa yang terdiri dari 40.115 laki-laki dan 35.987 perempuan.
Jumlah penduduk pria masih mendominasi wilayah ini yang ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin yang
mencapai 111,47 yang berarti setiap 100 penduduk berjenis kelamin wanita terdapat 111 hingga 112
penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia produktif sebanyak 49.676 jiwa dan sisanya
sebanyak 26.426 jiwa non produktif.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 61


Gambar 20

Capaian IPM Kabupaten Fakfak, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#3
o .id
.g
ps
66,09 .b
r at
ba
ua

65,55 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Fakfak


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Fakfak masih berada dalam kategori “sedang” yaitu
66,09. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang selama ini
diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya cukup diapresiasi karena
pencapaian ini menjadikan Kabupaten Fakfak berada pada urutan ketiga IPM terbaik di Provinsi Papua
Barat. Angka IPM Kabupaten Fakfak mengalami peningkatan 0,54 poin dibanding tahun 2016 yang
berada di posisi 65,55. Peningkatan tersebut menjadikan laju pertumbuhan pembangunan manusia
Kabupaten Fakfak tahun 2016-2017 sebesar 0,82 persen.

62 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 21

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Fakfak, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
65,32 tahun

o .id
2016

AHH

.g
65,30 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Fakfak yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Fakfak tahun 2017 sebesar 67,95 tahun. Angka ini
bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Fakfak memiliki peluang untuk dapat hidup hingga
mencapai 67 sampai 68 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang dialami penduduk
Kabupaten Fakfak mencapai 10,10 persen yang bermakna banyaknya penduduk yang mengalami
keluhan kesehatan masih cukup tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 63


Gambar 22

RLS dan HLS Kabupaten Fakfak, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

13,76
HLS

o .id
.g
8,27
RLS

ps
.b
at
13,51
HLS

r
ba
ua

8,22
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Fakfak yang Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tidak hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Fakfak selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. HLS Kabupaten Fakfak tahun 2017 tercatat sebesar 13,76 tahun dan mengalami peningkatan
0,25 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan banyaknya tahun yang
diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Fakfak. Angka 13,76 tahun bermakna
bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten Fakfak diharapkan mencapai tingkat pendidikan
D1-D2 (13-14 tahun masa sekolah).

64 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Fakfak tahun 2017
berada pada angka 8,27 tahun yang berarti penduduk Kabupaten Fakfak rata-rata telah menyelesaikan
pendidikan dasar hingga kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP). RLS Kabupaten Fakfak ini sudah
lebih tinggi di atas RLS Provinsi Papua Barat dan menempati posisi kedua se-Provinsi Papua Barat.

Gambar 23

Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Fakfak, 2016 - 2017

o .id
.g
MANUSIA SEJAHTERA

ps
.b
r at
Pendapatan Per Kapita
2017

ba

7.057 ribu rupiah


ua

Pendapatan Per Kapita


2016

ap

6.593 ribu rupiah


//p
s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kabupaten Fakfak yang Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat Kabupaten
Fakfak menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi. Kemandirian dapat terbentuk
dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan dasar semakin meningkat dan
mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita Kabupaten Fakfak tahun 2017
berada pada posisi 7.057 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai ini secara nominal meningkat sebesar
122 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 1,76 persen dibanding tahun 2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 65


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

66 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 67


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN KAIMANA

Gambar 24

Gambaran Umum Kabupaten Kaimana

o .id
GAMBARAN UMUM

.g
ps
.b
atTITIK KOORDINAT
2º90’ - 4º20’ LS & 132º75’ - 135º15’ BT
r
ba

LUAS WILAYAH
ua

16.241,84 km2
ap
//p

JUMLAH PENDUDUK
56.882 orang
s:
tp
ht

Sumber: Publikasi Kabupaten Kaimana dalam Angka 2016 dan BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Kaimana

K
abupaten Kaimana merupakan daerah dataran rendah yang secara astronomis terletak antara
2º90’ hingga 4º20’ Lintang Selatan dan 132º75’ hingga 135º15’ Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Kaimana sebesar 16.241,84 km2. Luas wilayah ini menyumbang 16,30 persen luas Provinsi
Papua Barat. Kaimana terbagi dalam 7 distrik dengan komposisi 84 desa dan 2 kelurahan. Jumlah
penduduk pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 56.882 jiwa yang terdiri dari 40.115 laki-laki dan
35.987 perempuan. Jumlah penduduk pria masih mendominasi wilayah ini yang ditunjukkan oleh angka
rasio jenis kelamin yang mencapai 111,47 yang berarti setiap 100 penduduk berjenis kelamin wanita
terdapat 111 hingga 112 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia produktif sebanyak
49.676 jiwa dan sisanya sebanyak 26.426 jiwa non produktif dengan rasio ketergantungan sebesar
54,96.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 69


Gambar 25

Capaian IPM Kabupaten Kaimana, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#5
o .id
.g
ps
62,74 .b
r at
ba
ua

62,15 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kaimana


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titik optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Kaimana masih berada dalam kategori “sedang” yaitu
62,74. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang selama ini
diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya cukup diapresiasi karena
pencapaian ini menjadikan Kabupaten Kaimana berada pada urutan kelima IPM terbaik di Provinsi
Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Kaimana mengalami peningkatan 0,59 poin dibanding tahun 2016
yang berada di posisi 62,15. Peningkatan tersebut menjadikan laju pertumbuhan pembangunan
manusia Kabupaten Kaimana tahun 2016-2017 sebesar 0,95 persen.

70 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 26

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Fakfak, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
63,99 tahun

o .id
2016

AHH

.g
63,79 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Kaimana yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Kaimana tahun 2017 sebesar 63,99 tahun. Angka ini
bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Kaimana memiliki peluang untuk dapat hidup hingga
mencapai 63 sampai 64 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang dialami penduduk
Kabupaten Kaimana mencapai 12,82 persen yang bermakna bahwa banyaknya penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan masih cukup tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 71


Gambar 27

RLS dan HLS Kabupaten Kaimana, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

11,59
HLS

o .id
.g
7,90
RLS

ps
.b
at
11,46
HLS

r
ba
ua

7,83
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Kaimana yang Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Kaimana selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. HLS Kabupaten Kaimana tahun 2017 tercatat sebesar 11,59 tahun dan mengalami
peningkatan 0,13 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan banyaknya
tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Kaimana. Angka 11,59 tahun
bermakna bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten Kaimana diharapkan mencapai tingkat
pendidikan SMA kelas 1 atau 2 (11-12 tahun masa sekolah).

72 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Kaimana tahun 2017
berada pada angka 7,90 tahun yang bermakna bahwa penduduk Kabupaten Kaimana rata-rata telah
menyelesaikan pendidikan dasar hingga kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rata-rata lama
sekolah ini sudah lebih tinggi dari RLS Provinsi Papua Barat dan menempati posisi keempat se-Provinsi
Papua Barat.

Gambar 28

.id
Pendapatan per Kapita Disesuaikan Kabupaten Kaimana, 2016 – 2017

o
.g
ps
MANUSIA SEJAHTERA

.b
r at
ba

Pendapatan Per Kapita


2017

ua

7.752 ribu rupiah


ap

Pendapatan Per Kapita


//p
2016

7.538 ribu rupiah


s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kabupaten Kaimana yang Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Kaimana menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi. Kemandirian
dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan dasar semakin
meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita Kabupaten
Kaimana tahun 2017 berada pada posisi 7.752 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai ini secara nominal
meningkat sebesar 214 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 2,84 persen dibanding tahun 2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 73


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

74 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 75


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN TELUK WONDAMA

Gambar 29

Gambaran Umum Kabupaten Teluk Wondama

o .id
GAMBARAN UMUM

.g
ps
.b
atTITIK KOORDINAT
0º15’ - 3º25’ LS & 132º35’ - 134º45’ BT
r
ba
ua

LUAS WILAYAH
3.959,53 km2
ap
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

31.072 orang
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Teluk Wondama

K
abupaten Teluk Wondama terletak di bagian barat daya Provinsi Papua Barat yang secara
astronomis terletak antara 0º15’ hingga 3º25’ Lintang Selatan dan 132º35’ hingga 134º45’ Bujur
Timur. Luas wilayah Kabupaten Teluk Wondama sebesar 3.959,53 km2. Luas wilayah ini hanya
menyumbang 3,97 persen luas Provinsi Papua Barat. Teluk Wondama terbagi dalam 24 distrik dengan
komposisi 76 desa dan 1 kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 31.072
jiwa yang terdiri dari 16.678 laki-laki dan 14.394 perempuan. Jumlah penduduk pria masih mendominasi
wilayah ini yang ditunjukkan oleh angka rasio jenis kelamin yang mencapai 115,87 yang berarti setiap
100 penduduk berjenis kelamin wanita terdapat 116 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah
penduduk usia produktif sebanyak 19.089 jiwa dengan rasio ketergantungan sebesar 62,77.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 77


Gambar 30

Capaian IPM Kabupaten Teluk Wondama, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#9
o .id
.g
ps
58,10 .b
r at
ba
ua

57,16 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Teluk Wondama


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Teluk Wondama masih berada dalam kategori
“rendah” yaitu 58,10. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang
selama ini diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya cukup
diapresiasi karena pencapaian ini menjadikan Kabupaten Teluk Wondama berada pada urutan ketiga
IPM terbaik di Provinsi Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Teluk Wondama mengalami peningkatan
0,94 poin dibanding tahun 2016 yang berada di posisi 57,16. Peningkatan tersebut menjadikan laju
pertumbuhan pembangunan manusia Kabupaten Teluk Wondama tahun 2016-2017 sebesar 1,64
persen.

78 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 31

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Teluk Wondama, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
59,26 tahun

o .id
2016

AHH

.g
58,96 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Teluk Wondama yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Teluk Wondama tahun 2017 sebesar 59,26 tahun. Angka
ini bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Teluk Wondama memiliki peluang untuk dapat hidup
hingga mencapai 59 sampai 60 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang dialami
penduduk Kabupaten Teluk Wondama mencapai 7,28 persen yang berarti banyaknya penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan cukup rendah.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 79


Gambar 32

RLS dan HLS Kabupaten Teluk Wondama, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

10,81
HLS

o .id
.g
6,67
RLS

ps
.b
at
10,48
HLS

r
ba
ua

6,57
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Teluk Wondama yang Madani dan Berwawasan Luas
ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Teluk Wondama selalu mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. HLS Kabupaten Teluk Wondama tahun 2017 tercatat sebesar 10,81 tahun dan
mengalami peningkatan 0,33 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan
banyaknya tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Teluk Wondama.
Angka 10,81 tahun bermakna bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten Teluk Wondama
diharapkan mencapai tingkat pendidikan SMA kelas 1 atau 2 (10-11 tahun masa sekolah).

80 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Teluk Wondama tahun
2017 berada pada angka 6,67 tahun yang bermakna bahwa penduduk Kabupaten Teluk Wondama
rata-rata telah menyelesaikan pendidikan dasar hingga kelas 6 Sekolah Dasar hingga kelas 1 Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Rata-rata lama sekolah ini lebih rendah dari RLS Provinsi Papua Barat dan
menempati posisi kesembilan se-Provinsi Papua Barat.

Gambar 33

.id
Pendapatan per Kapita Disesuaikan Kabupaten Teluk Wondama, 2016 – 2017

o
.g
ps
MANUSIA SEJAHTERA

.b
r at
ba

Pendapatan Per Kapita


2017

ua

7.694 ribu rupiah


ap

Pendapatan Per Kapita


//p
2016

7.434 ribu rupiah


s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kabupaten Teluk Wondama Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Teluk Wondama menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi.
Kemandirian dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan
dasar semakin meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita
Kabupaten Teluk Wondama tahun 2017 berada pada posisi 7.694 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai
ini secara nominal meningkat sebesar 260 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 3,50 persen
dibanding tahun 2016.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 81
o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

82 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 83


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN TELUK BINTUNI

Gambar 34

Gambaran Umum Kabupaten Teluk Bintuni

o .id
.g
GAMBARAN UMUM

ps
.b
r atTITIK KOORDINAT
1º57’ - 3º11’ LS & 132º44’ - 134º14’ BT
ba
ua

LUAS WILAYAH
ap

20.840,83 km2
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

61.794 orang
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Teluk Bintuni

K
abupaten Teluk Bintuni secara astronomis terletak antara 1º57’ hingga 3º11’ Lintang Selatan dan
131º30’ hingga 133º40’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Teluk Bintuni sebesar 20.840,83
km2. Luas wilayah ini menyumbang 20,91 persen luas Provinsi Papua Barat. Teluk Bintuni terbagi
dalam 24 distrik dengan komposisi 115 desa dan 2 kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2017
diperkirakan mencapai 61.794 jiwa yang terdiri dari 34.067 laki-laki dan 27.727 perempuan. Jumlah
penduduk pria masih mendominasi wilayah ini yang ditunjukkan oleh angka rasio jenis kelamin yang
mencapai 122,87 yang berarti setiap 100 penduduk berjenis kelamin wanita terdapat 123 penduduk
berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia produktif sebanyak 41.028 jiwa dengan rasio
ketergantungan sebesar 50,61.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 85
Gambar 35

Capaian IPM Kabupaten Teluk Bintuni, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#7
o .id
.g
ps
62,39 .b
r at
ba
ua

61,81 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Teluk Bintuni


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Teluk Bintuni masih berada dalam kategori “sedang”
yaitu 62,39. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang selama ini
diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya cukup diapresiasi karena
pencapaian ini menjadikan Kabupaten Teluk Bintuni berada pada urutan ketiga IPM terbaik di Provinsi
Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Teluk Bintuni mengalami peningkatan 0,58 poin dibanding tahun
2016 yang berada di posisi 61,81. Peningkatan tersebut menjadikan laju pertumbuhan pembangunan
manusia Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2016-2017 sebesar 0,94 persen.

86 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 36

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Teluk Bintuni, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
59,83 tahun

o .id
2016

AHH

.g
59,48 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2017 sebesar 59,83 tahun. Angka ini
bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Teluk Bintuni memiliki peluang untuk dapat hidup hingga
mencapai 59 sampai 60 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang dialami penduduk
Kabupaten Teluk Bintuni mencapai 13,48 persen yang bermakna bahwa banyaknya penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan cukup tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 87


Gambar 37

RLS dan HLS Kabupaten Teluk Bintuni, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

11,70
HLS

o .id
.g
7,62
RLS

ps
.b
at
11,62
HLS

r
ba
ua

7,57
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni yang Madani dan Berwawasan Luas
ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Teluk Bintuni selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. HLS Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2017 tercatat sebesar 11,70 tahun dan hanya
mengalami peningkatan 0,08 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan
banyaknya tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni.
Angka 11,70 tahun bermakna bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni
diharapkan mencapai tingkat pendidikan SMA kelas 1 hingga kelas 2 (11-12 tahun masa sekolah).

88 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2017
berada pada angka 7,62 tahun yang bermakna bahwa penduduk Kabupaten Teluk Bintuni rata-rata
telah menyelesaikan pendidikan dasar hingga kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rata-rata
lama sekolah ini sudah lebih tinggi dari RLS Provinsi Papua Barat dan menempai posisi kelima se-
Provinsi Papua Barat.
Gambar 38

Pendapatan per Kapita Disesuaikan Kabupaten Teluk Bintuni, 2016 – 2017

o .id
.g
MANUSIA SEJAHTERA

ps
.b
r at
Pendapatan Per Kapita
2017

ba

9.463 ribu rupiah


ua

Pendapatan Per Kapita


2016

ap

9.208 ribu rupiah


//p
s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni yang Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Teluk Bintuni menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi.
Kemandirian dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan
dasar semakin meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita
Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2017 berada pada posisi 9.463 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai ini
secara nominal meningkat sebesar 255 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 2,77 persen dibanding
tahun 2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 89


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

90 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 91


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN MANOKWARI

Gambar 39

Gambaran Umum Kabupaten Manokwari

o.id
GAMBARAN UMUM

.g
ps
.b
at TITIK KOORDINAT
0º15’ - 3º25’ LS & 132º35’ - 134º45’ BT
r
ba
ua

LUAS WILAYAH
3.186,28 km2
ap
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

166.780 orang
tp
ht

Sumber: https://manokwarikab.bps.go.id dan BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Manokwari

K
abupaten Manokwari terletak di bagian timur laut Provinsi Papua Barat yang secara astronomis
terletak antara 0º15’ hingga 3º25’ Lintang Selatan dan 132º35’ hingga 134º45’ Bujur Timur. Luas
wilayah Kabupaten Manokwari sebesar 3.186,28 km2. Luas wilayah ini menyumbang 3,20 persen luas
Provinsi Papua Barat. Manokwari terbagi dalam 9 distrik dengan komposisi 165 desa dan 9 kelurahan.
Jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 166.780 jiwa yang terdiri dari 88.526 laki-
laki dan 78.254 perempuan. Jumlah penduduk pria masih mendominasi wilayah ini yang ditunjukkan
oleh angka rasio jenis kelamin yang mencapai 113,13 yang berarti setiap 100 penduduk berjenis
kelamin wanita terdapat 113 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia produktif
sebanyak 113.119 jiwa dengan rasio ketergantungan sebesar 47,44.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 93


Gambar 40

Capaian IPM Kabupaten Manokwari, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#2
o .id
.g
ps
70,67 .b
r at
ba
ua

70,34 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Manokwari berada dalam kategori “tinggi” yaitu
sebesar 70,67. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang selama
ini diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya cukup diapresiasi
karena pencapaian ini menjadikan Kabupaten Manokwari berada pada urutan kedua IPM terbaik di
Provinsi Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Manokwari mengalami peningkatan 0,33 poin dibanding
tahun 2016 yang berada di posisi 70,34. Peningkatan tersebut menjadikan laju pertumbuhan
pembangunan manusia Kabupaten Manokwari tahun 2016-2017 sebesar 0,47 persen.

94 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 41

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Manokwari, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
68,00 tahun

o .id
2016

AHH

.g
67,84 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Manokwari yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Manokwari tahun 2017 sebesar 68,00 tahun. Angka ini
bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Manokwari memiliki peluang untuk dapat hidup hingga
mencapai 68 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang dialami penduduk Kabupaten
Manokwari mencapai 13,23 persen yang berarti banyaknya penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan cukup tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 95


Gambar 42

RLS dan HLS Kabupaten Manokwari, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

13,54
HLS

o .id
.g
7,92
RLS

ps
.b
at
13,51
HLS

r
ba
ua

7,85
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Manokwari yang Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Manokwari selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. HLS Kabupaten Manokwari tahun 2017 tercatat sebesar 13,54 tahun dan mengalami
peningkatan 0,03 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan banyaknya
tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Manokwari. Angka HLS 13,54
tahun bermakna bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten Manokwari diharapkan
mencapai tingkat pendidikan D1-D2 (13-14 tahun masa sekolah).

96 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Manokwari tahun 2017
berada pada angka 7,92 tahun yang bermakna bahwa penduduk Kabupaten Manokwari rata-rata telah
menyelesaikan pendidikan dasar hingga kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rata-rata lama
sekolah ini sudah lebih tinggi dari RLS Provinsi Papua Barat dan menempai posisi ketiga se-Provinsi
Papua Barat.

Gambar 43

.id
Pendapatan per Kapita Disesuaikan Kabupaten Manokwari, 2016 – 2017

o
.g
ps
MANUSIA SEJAHTERA

.b
r at
ba
2017

Pendapatan Per Kapita


11.595 ribu rupiah
ua
ap

Pendapatan Per Kapita


//p
2016

11.440 ribu rupiah


s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kabupaten Manokwari yang Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Manokwari menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi. Kemandirian
dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan dasar semakin
meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita Kabupaten
Manokwari tahun 2017 berada pada posisi 11.595 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai ini secara
nominal meningkat sebesar 155 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 1,35 persen dibanding tahun
2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 97


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

98 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 99


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN SORONG SELATAN

Gambar 44

Gambaran Umum Kabupaten Sorong Selatan

o .id
GAMBARAN UMUM

.g
ps
.b
atTITIK KOORDINAT
1º00’ - 2º30’ LS & 131º00’ - 133º00’ BT
r
ba
ua

LUAS WILAYAH
6.594,31 km2
ap
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

45.019 orang
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Sorong Selatan

K
abupaten Sorong Selatan terletak di Provinsi Papua Barat yang secara astronomis terletak antara
1º00’ hingga 2º30’ Lintang Selatan dan 131º00’ hingga 133º00’ Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Sorong Selatan sebesar 6.594,31 km2. Luas wilayah ini menyumbang 6,62 persen luas
Provinsi Papua Barat. Sorong Selatan terbagi dalam 15 distrik dengan komposisi 121 desa dan 2
kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 45.019 jiwa yang terdiri dari
23.523 laki-laki dan 21.496 perempuan. Jumlah penduduk pria masih mendominasi wilayah ini yang
ditunjukkan oleh angka rasio jenis kelamin yang mencapai 109,43 yang berarti setiap 100 penduduk
berjenis kelamin wanita terdapat 109 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia
produktif sebanyak 27.313 jiwa dengan rasio ketergantungan sebesar 64,83.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 101


Gambar 45

Capaian IPM Kabupaten Sorong Selatan, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#8
o .id
.g
ps
60,19 .b
r at
ba
ua

59,20 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sorong Selatan


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Sorong Selatan baru beranjak dan berada dalam
kategori “sedang” sebesar 60,19. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-
harapan yang selama ini diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya
cukup diapresiasi karena pencapaian ini menjadikan Kabupaten Sorong Selatan berada pada urutan
ketiga IPM terbaik di Provinsi Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Sorong Selatan mengalami
peningkatan 0,99 poin dibanding tahun 2016 yang berada di posisi 59,20. Peningkatan tersebut
menjadikan laju pertumbuhan pembangunan manusia Kabupaten Sorong Selatan tahun 2016-2017
sebesar 1,67 persen.

102 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 46

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Sorong Selatan, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
65,63 tahun

o .id
2016

AHH

.g
65,49 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Sorong Selatan yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Sorong Selatan tahun 2017 sebesar 65,63 tahun. Angka ini
bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Sorong Selatan memiliki peluang untuk dapat hidup
hingga mencapai 65 sampai 66 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang dialami
penduduk Kabupaten Sorong Selatan mencapai 10,29 persen yang berarti banyaknya penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan cukup tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 103


Gambar 47

RLS dan HLS Kabupaten Sorong Selatan, 2016 - 2017

MANUSIA CERDAS

12,28
HLS

o .id
.g
7,01
RLS

ps
.b
at
11,93
HLS

r
ba
ua

6,95
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Sorong Selatan yang Madani dan Berwawasan Luas
ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Sorong Selatan selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. HLS Kabupaten Sorong Selatan tahun 2017 tercatat sebesar 12,28 tahun dan
mengalami peningkatan 0,35 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan
banyaknya tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Sorong Selatan.
Angka 12,28 tahun bermakna bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten Sorong Selatan
diharapkan mencapai tingkat pendidikan SMA kelas 3 sampai kelas 4 (12 – 13 tahun masa sekolah).

104 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Sorong Selatan tahun 2017
berada pada angka 7,01 tahun yang bermakna bahwa penduduk Kabupaten Sorong Selatan rata-rata
telah menyelesaikan pendidikan dasar hingga kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rata-rata
lama sekolah ini sudah lebih tinggi dari RLS Provinsi Papua Barat dan menempati posisi kedelapan se-
Provinsi Papua Barat.

Gambar 48

.id
Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Sorong Selatan, 2016 – 2017

o
.g
ps
MANUSIA SEJAHTERA
.b
r at
ba

Pendapatan Per Kapita


2017

ua

5.904 ribu rupiah


ap
//p

Pendapatan Per Kapita


2016

5.644 ribu rupiah


s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kabupaten Sorong Selatan Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Sorong Selatan menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi.
Kemandirian dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan
dasar semakin meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita
Kabupaten Sorong Selatan tahun 2017 berada pada posisi 5.904 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai
ini secara nominal meningkat sebesar 260 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 4,61 persen
dibanding tahun 2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 105


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

106 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 107


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN SORONG

Gambar 49

Gambaran Umum Kabupaten Sorong

o .id
GAMBARAN UMUM

.g
ps
.b
at
TITIK KOORDINAT
0º33’ - 1º35’ LS & 130º40’ - 132º13’ BT
r
ba
ua

LUAS WILAYAH
6.544,23 km2
ap
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

84.906 orang
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Sorong

K
abupaten Sorong terletak di Provinsi Papua Barat yang secara astronomis terletak antara 0º33’
hingga 1º35’ Lintang Selatan dan 130º40’ hingga 132º13’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten
Sorong sebesar 6.544,23 km persegi1). Luas wilayah ini menyumbang 6,57 persen luas Provinsi Papua
Barat. Sorong terbagi dalam 30 distrik dengan komposisi 226 desa dan 26 kelurahan. Jumlah penduduk
pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 84.906 jiwa yang terdiri dari 44.895 laki-laki dan 40.011
perempuan. Jumlah penduduk pria masih mendominasi wilayah ini yang ditunjukkan oleh angka rasio
jenis kelamin yang mencapai 112,21 yang berarti setiap 100 penduduk berjenis kelamin wanita terdapat
112 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia produktif sebanyak 54.743 jiwa dengan
rasio ketergantungan sebesar 55,10.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 109


Gambar 50

Capaian IPM Kabupaten Sorong, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#4
o .id
.g
ps
63,42 .b
r at
ba
ua

62,42 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sorong


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Sorong masih berada dalam kategori “sedang” yaitu
sebesar 63,42. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang selama
ini diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya cukup diapresiasi
karena pencapaian ini menjadikan Kabupaten Sorong berada pada urutan keempat IPM terbaik di
Provinsi Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Sorong mengalami peningkatan 0,56 poin dibanding
tahun 2016 yang berada di posisi 62,42. Peningkatan tersebut menjadikan laju pertumbuhan
pembangunan manusia Kabupaten Sorong 2016-2017 sebesar 1,60 persen.

110 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 51

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Sorong, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
65,52 tahun

o .id
2016

AHH

.g
65,39 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Sorong yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Sorong tahun 2017 sebesar 65,52 tahun. Angka ini
bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Sorong memiliki peluang untuk dapat hidup dan berumur
hingga mencapai 65 sampai 66 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang dialami
penduduk Sorong mencapai 10,73 persen yang berarti banyaknya penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan cukup tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 111


Gambar 52

RLS dan HLS Kabupaten Sorong, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

13,05
HLS

o .id
.g
7,61
RLS

ps
.b
at
12,81
HLS

r
ba
ua

7,57
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Sorong yang Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Sorong selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. HLS Kabupaten Sorong tahun 2017 tercatat sebesar 13,05 tahun dan mengalami peningkatan
0,24 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan banyaknya tahun yang
diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Sorong. Angka 13,05 tahun bermakna
bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten Sorong diharapkan mencapai tingkat pendidikan
D1-D2 (13 -14 tahun masa sekolah).

112 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Sorong tahun 2017 berada
pada angka 7,61 tahun yang bermakna bahwa penduduk Kabupaten Sorong rata-rata telah
menyelesaikan pendidikan dasar hingga kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rata-rata lama
sekolah ini sudah lebih tinggi dari RLS Provinsi Papua Barat dan menempati posisi keenam se-Provinsi
Papua Barat.

Gambar 53

.id
Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Sorong, 2016 – 2017

o
.g
ps
MANUSIA SEJAHTERA

.b
r at
ba

Pendapatan Per Kapita


2017

ua

6.975 ribu rupiah


ap

Pendapatan Per Kapita


//p
2016

6.563 ribu rupiah


s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Sorong yang Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Sorong menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi. Kemandirian
dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan dasar semakin
meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita Kabupaten
Sorong tahun 2017 berada pada posisi 6.975 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai ini secara nominal
meningkat sebesar 412 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 6,28 persen dibanding tahun 2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 113


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

114 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 115


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN RAJA AMPAT

Gambar 54

Gambaran Umum Kabupaten Raja Ampat

o.id
.g
GAMBARAN UMUM

ps
.b
at
TITIK KOORDINAT
0º45’ - 2º15’ LS & 129º15’ - 132º00’ BT
r
ba
ua

LUAS WILAYAH
8.034,44 km2
ap
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

47.301 orang
tp
ht

Sumber: https://manokwarikab.bps.go.id dan BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Raja Ampat

K
abupaten Raja Ampat terletak di Provinsi Papua Barat yang secara astronomis terletak antara
0º45’ hingga 2º15’ Lintang Selatan dan 129º15’ hingga 132º00’ Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Raja Ampat sebesar 8.034,44 km2. Luas wilayah ini menyumbang 8,06 persen luas Provinsi
Papua Barat. Raja Ampat terbagi dalam 24 distrik dengan komposisi 117 desa dan 4 kelurahan. Jumlah
penduduk pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 47.301 jiwa yang terdiri dari 25.083 laki-laki dan
22.218 perempuan. Jumlah penduduk pria masih mendominasi wilayah ini yang ditunjukkan oleh angka
rasio jenis kelamin yang mencapai 112,89 yang berarti setiap 100 penduduk berjenis kelamin wanita
terdapat 112 hingga 113 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia produktif sebanyak
29.697 jiwa dengan rasio ketergantungan sebesar 59,28.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 117


Gambar 55

Capaian IPM Kabupaten Raja Ampat, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#6
o .id
.g
ps
62,35 .b
r at
ba
ua

61,95 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Raja Ampat


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Raja Ampat masih berada dalam kategori “sedang”
yaitu sebesar 62,35. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang
selama ini diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya cukup
diapresiasi karena pencapaian ini menjadikan Kabupaten Raja Ampat berada pada urutan keenam IPM
terbaik di Provinsi Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Raja Ampat mengalami peningkatan 0,40 poin
dibanding tahun 2016 yang berada di posisi 61,95. Peningkatan tersebut menjadikan laju pertumbuhan
pembangunan manusia Kabupaten Raja Ampat tahun 2016-2017 sebesar 0,65 persen.

118 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 56

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Raja Ampat, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
64,26 tahun

o .id
2016

AHH

.g
64,16 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Raja Ampat yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Raja Ampat tahun 2017 sebesar 64,26 tahun. Angka ini
bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Raja Ampat memiliki peluang untuk dapat hidup dan
berumur hingga mencapai 64 sampai 65 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang
dialami penduduk Kabupaten Raja Ampat mencapai 8,45 persen yang berarti banyaknya penduduk
yang mengalami keluhan kesehatan cukup rendah.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 119


Gambar 57

RLS dan HLS Kabupaten Raja Ampat, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

11,79
HLS

o .id
.g
7,57
RLS

ps
.b
at
11,65
HLS

r
ba
ua

7,53
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Raja Ampat yang Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Raja Ampat selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. HLS Kabupaten Raja Ampat tahun 2017 tercatat sebesar 11,79 tahun dan mengalami
peningkatan 0,14 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan banyaknya
tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Raja Ampat. Angka 11,79
tahun berarti harapan sekolah untuk masyarakat Raja Ampat hingga mencapai tingkat pendidikan SMA
kelas 1 atau kelas 2 (11-12 tahun masa sekolah).

120 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Raja Ampat tahun 2017
berada pada angka 7,57 tahun bermakna bahwa penduduk Kabupaten Raja Ampat rata-rata telah
menyelesaikan pendidikan dasar hingga kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rata-rata lama
sekolah ini sudah lebih tinggi di atas RLS Provinsi Papua Barat dan menempai posisi ketujuh se-
Provinsi Papua Barat.

Gambar 58

.id
Pendapatan per Kapita Kabupaten Raja Ampat, 2016 – 2017

o
.g
ps
MANUSIA SEJAHTERA

.b
r at
ba

Pendapatan Per Kapita


2017

ua

7.508 ribu rupiah


ap
2016

//p

Pendapatan Per Kapita


7.393 ribu rupiah
s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Raja Ampat yang Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Raja Ampat menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi. Kemandirian
dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan dasar semakin
meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita Kabupaten
Raja Ampat tahun 2017 berada pada posisi 7,508 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai ini secara
nominal meningkat sebesar 115 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 1,56 persen dibanding tahun
2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 121


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

122 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 123


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN TAMBRAUW

Gambar 59

Gambaran Umum Kabupaten Tambrauw

o .id
.g
GAMBARAN UMUM

ps
.b
r atTITIK KOORDINAT
2º25’ - 4º00’ LS & 131º30’ - 133º40’ BT
ba
ua

LUAS WILAYAH
ap

11.529,18 km2
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

13.785 orang
tp
ht

Sumber: https://manokwarikab.bps.go.id dan BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Tambrauw

K
abupaten Tambrauw terletak di Provinsi Papua Barat yang secara astronomis terletak antara
2º25’ hingga 4º00’ Lintang Selatan dan 131º30’ hingga 133º40’ Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Tambrauw sebesar 11.529,18 km2. Luas wilayah ini menyumbang 11,57 persen luas
Provinsi Papua Barat. Tambrauw terbagi dalam 29 distrik dengan komposisi 216 desa. Jumlah
penduduk pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 13.785 jiwa yang terdiri dari 7.110 laki-laki dan 6.675
perempuan. Jumlah penduduk pria masih mendominasi wilayah ini yang ditunjukkan oleh angka rasio
jenis kelamin yang mencapai 106,52 yang berarti setiap 100 penduduk berjenis kelamin wanita terdapat
106 hingga 107 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia produktif sebanyak 8.126
jiwa dengan rasio ketergantungan sebesar 69,64

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 125


Gambar 60

Capaian IPM Kabupaten Tambrauw

CAPAIAN IPM

#13
o .id
.g
ps
51,01 .b
r at
ba
ua

50,35 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tambrauw


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Tambrauw masih berada dalam kategori “rendah”
yaitu sebesar 51,01. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang
selama ini diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya cukup
diapresiasi karena pencapaian ini menjadikan Kabupaten Tambrauw berada pada urutan terbuncit IPM
di Provinsi Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Tambrauw mengalami peningkatan 0,66 poin dibanding
tahun 2016 yang berada di posisi 50,35. Peningkatan tersebut menjadikan laju pertumbuhan
pembangunan manusia Kabupaten Tambrauw tahun 2016-2017 sebesar 1,31 persen.

126 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 61

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Tambrauw, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
59,29 tahun

o .id
2016

AHH

.g
59,16 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Tambrauw yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Tambrauw tahun 2017 sebesar 59,29 tahun. Angka ini
bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Tambrauw memiliki peluang untuk dapat hidup dan
berumur hingga mencapai 59 sampai 60 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang
dialami penduduk Kabupaten Tambrauw mencapai 6,40 persen yang berarti banyaknya penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan cukup rendah.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 127


Gambar 62

RLS dan HLS Kabupaten Tambrauw, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

11,20
HLS

o .id
.g
4,81
RLS

ps
.b
at
10,89
HLS

r
ba
ua

4,70
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Tambrauw yang Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Tambrauw selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. HLS Kabupaten Tambrauw tahun 2017 tercatat sebesar 11,20 tahun dan mengalami
peningkatan 0,31 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan banyaknya
tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Tambrauw. Angka 11,20
tahun berarti harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten Tambrauw hingga mencapai tingkat
pendidikan SMA kelas 1 atau 2 (11-12 tahun masa sekolah).

128 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Tambrauw tahun 2017
berada pada angka 4,81 tahun bermakna bahwa penduduk Kabupaten Tambrauw rata-rata telah
menyelesaikan pendidikan dasar hingga kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Rata-rata lama sekolah ini
terendah se-Provinsi Papua Barat.

Gambar 63

Pendapatan per Kapita Disesuaikan Kabupaten Tambrauw, 2016 – 2017

o .id
.g
MANUSIA SEJAHTERA

ps
.b
r at
Pendapatan Per Kapita
ba
2017

4.626 ribu rupiah


ua
ap

Pendapatan Per Kapita


2016

4.561 ribu rupiah


//p
s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Tambrauw yang Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Tambrauw menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi. Kemandirian
dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan dasar semakin
meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita Kabupaten
Tambrauw tahun 2017 berada pada posisi 4.626 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai ini secara
nominal meningkat sebesar 65 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 1,43 persen dibanding tahun
2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 129


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

130 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 131


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN MAYBRAT

Gambar 64

Gambaran Umum Kabupaten Maybrat

o .id
.g
GAMBARAN UMUM

ps
.b
r at TITIK KOORDINAT
2º25’ - 2º30’ LS & 131º00’ - 133º00’ BT
ba
ua

LUAS WILAYAH
ap

5.461,69 km2
//p
s:

JUMLAH PENDUDUK
tp

39.191 orang
ht

Sumber: https://manokwarikab.bps.go.id dan BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Maybrat

K
abupaten Maybrat terletak di Provinsi Papua Barat yang secara astronomis terletak antara 2º25’
hingga 2º30’ Lintang Selatan dan 131º00’ hingga 133º00’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten
Maybrat sebesar 5.461,69 km2. Luas wilayah ini menyumbang 5,48 persen luas Provinsi Papua Barat.
Maybrat terbagi dalam 24 distrik dengan komposisi 259 desa dan 1 kelurahan. Jumlah penduduk pada
tahun 2017 diperkirakan mencapai 39.191 jiwa yang terdiri dari 19.896 laki-laki dan 19.295 perempuan.
Jumlah penduduk pria masih mendominasi wilayah ini yang ditunjukkan oleh angka rasio jenis kelamin
yang mencapai 103,11 yang berarti setiap 100 penduduk berjenis kelamin wanita terdapat 103
penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia produktif sebanyak 28.170 jiwa dan sisanya
sebanyak 11.021 jiwa non produktif dengan rasio ketergantungan sebesar 39,12.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 133
Gambar 65

Capaian IPM Kabupaten Maybrat, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#11
o .id
.g
ps
57,23 .b
r at
ba
ua

56,35 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Maybrat


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Maybrat masih berada dalam kategori “rendah” yaitu
sebesar 57,23. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang selama
ini diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya cukup diapresiasi
karena pencapaian ini menjadikan Kabupaten Maybrat berada pada urutan kesebelas IPM di Provinsi
Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Maybrat mengalami peningkatan 0,88 poin dibanding tahun 2016
yang berada di posisi 56,35. Peningkatan tersebut menjadikan laju pertumbuhan pembangunan
manusia Kabupaten Maybrat tahun 2016-2017 sebesar 1,56 persen.

134 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 66

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Maybrat, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
64,80 tahun

o .id
2016

AHH

.g
64,73 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Maybrat yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Maybrat tahun 2017 sebesar 64,80 tahun. Angka ini
bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Maybrat memiliki peluang untuk dapat hidup dan berumur
hingga mencapai 64 sampai 65 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang dialami
penduduk Maybrat mencapai 8,29 persen yang berarti banyaknya penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan cukup tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 135


Gambar 67

RLS dan HLS Kabupaten Maybrat, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

12,53
HLS

o .id
.g
6,43
RLS

ps
.b
at
12,31
HLS

r
ba
ua

6,33
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Maybrat yang Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Maybrat selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. HLS Kabupaten Maybrat tahun 2017 tercatat sebesar 12,53 tahun dan mengalami
peningkatan 0,22 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan banyaknya
tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Maybrat. Angka 12,53 tahun
bermakna bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten Maybrat diharapkan hingga mencapai
tingkat pendidikan SMA kelas 3 atau D1 (12-13 tahun masa sekolah).

136 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Maybrat tahun 2017 berada
pada angka 6,43 tahun bermakna bahwa penduduk Kabupaten Maybrat rata-rata telah menyelesaikan
pendidikan dasar hingga kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Rata-rata lama sekolah ini sudah lebih rendah di
bawah RLS Provinsi Papua Barat dan menempati posisi kesepuluh se-Provinsi Papua Barat.

Gambar 68

Pendapatan per Kapita Disesuaikan Kabupaten Maybrat, 2016 - 2017

o .id
.g
MANUSIA SEJAHTERA

ps
.b
r at
Pendapatan Per Kapita
ba
2017

4.905 ribu rupiah


ua
ap

Pendapatan Per Kapita


2016

4.682 ribu rupiah


//p
s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kabupaten Maybrat yang Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Maybrat menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi. Kemandirian
dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan dasar semakin
meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita Kabupaten
Maybrat tahun 2017 berada pada posisi 4.905 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai ini secara nominal
meningkat sebesar 213 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 4,54 persen dibanding tahun 2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 137


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

138 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 139


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN MANOKWARI SELATAN

Gambar 69

Gambaran Umum Kabupaten Manokwari Selatan

o.id
GAMBARAN UMUM

.g
ps
.b
atTITIK KOORDINAT
1º05’ - 2º05’ LS & 133º45’ - 134º25’ BT
r
ba
ua

LUAS WILAYAH
2.812,44 km2
ap
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

22.983 orang
tp
ht

Sumber: https://manokwarikab.bps.go.id dan BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Manokwari Selatan

K
abupaten Manokwari Selatan terletak di bagian timur laut Provinsi Papua Barat yang secara
astronomis terletak antara 1º05’ hingga 2º05’ Lintang Selatan dan 133º45’ hingga 134º25’ Bujur
Timur. Luas wilayah Kabupaten Manokwari Selatan sebesar 2.812,44 km2. Luas wilayah ini
menyumbang 2,82 persen luas Provinsi Papua Barat. Manokwari Selatan terbagi dalam 6 distrik dengan
komposisi 57 desa. Jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 22.983 jiwa yang terdiri
dari 11.970 laki-laki dan 11.013 perempuan. Jumlah penduduk pria masih mendominasi wilayah ini
yang ditunjukkan oleh angka rasio jenis kelamin yang mencapai 108,69 yang berarti setiap 100
penduduk berjenis kelamin wanita terdapat 108 hingga 109 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah
penduduk usia produktif sebanyak 14.716 jiwa dengan rasio ketergantungan sebesar 56,18.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 141


Gambar 70

Capaian IPM Kabupaten Manokwari Selatan, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#10
o .id
.g
ps
58,08 .b
r at
ba
ua

57,12 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Manokwari Selatan


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Manokwari Selatan masih berada dalam kategori
“rendah” yaitu sebesar 58,08. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-
harapan yang selama ini diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya
cukup diapresiasi karena pencapaian ini menjadikan Kabupaten Manokwari Selatan berada pada
urutan kesepuluh IPM di Provinsi Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Manokwari Selatan mengalami
peningkatan 0,96 poin dibanding tahun 2016 yang berada di posisi 57,12. Peningkatan tersebut
menjadikan laju pertumbuhan pembangunan manusia Kabupaten Manokwari Selatan tahun 2016-2017
sebesar 1,68 persen.

142 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 71

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Manokwari Selatan, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
66,96 tahun

o .id
2016

AHH

.g
66,82 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Manokwari Selatan yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Manokwari Selatan tahun 2017 sebesar 66,96 tahun. Angka
ini bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Manokwari Selatan memiliki peluang untuk dapat
hidup dan berumur hingga mencapai 66 sampai 67 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas)
yang dialami penduduk Kabupaten Manokwari Selatan mencapai 8,29 persen yang bermakna bahwa
banyaknya penduduk yang mengalami keluhan kesehatan cukup rendah.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 143


Gambar 72

RLS dan HLS Kabupaten Manokwari Selatan, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

12,27
HLS

o .id
.g
6,37
RLS

ps
.b
at
12,20
HLS

r
ba
ua

6,32
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Manokwari Selatan Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Manokwari Selatan selalu mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. HLS Kabupaten Manokwari Selatan tahun 2017 tercatat sebesar 12,27 tahun dan
mengalami peningkatan 0,07 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan
banyaknya tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Manokwari
Selatan. Angka 12,27 tahun bermakna bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten
Manokwari Selatan diharapkan mencapai tingkat pendidikan SMA kelas 3 atau D1 (12-13 tahun masa
sekolah).

144 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Manokwari Selatan tahun
2017 berada pada angka 6,37 tahun bermakna bahwa penduduk Kabupaten Manowari Selatan rata-
rata telah menyelesaikan pendidikan dasar hingga hingga kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Rata-rata lama
sekolah ini sudah lebih rendah di bawah RLS Provinsi Papua Barat dan menempai posisi kesebelas
se-Provinsi Papua Barat.
Gambar 73

Pendapatan per Kapita Disesuaikan Kabupaten Manokwari Selatan, 2016 – 2017

o .id
.g
MANUSIA SEJAHTERA

ps
.b
at
2017

Pendapatan Per Kapita


r
5.012 ribu rupiah
ba
ua
2016

Pendapatan Per Kapita


4.702 ribu rupiah
ap
//p
s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kabupaten Manokwari Selatan Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Manokwari Selatan menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi.
Kemandirian dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan
dasar semakin meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita
Kabupaten Manokwari Selatan tahun 2017 berada pada posisi 5.012 ribu rupiah per kapita per tahun.
Nilai ini secara nominal meningkat sebesar 310 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 6,59 persen
dibanding tahun 2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 145


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

146 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 147


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK

Gambar 74

Gambaran Umum Kabupaten Pegunungan Arfak

o .id
GAMBARAN UMUM

.g
ps
.b
TITIK KOORDINAT
at
0º55’ - 1º40’ LS & 133º10’ - 134º05’ BT
r
ba
ua

LUAS WILAYAH
2.773,74 km2
ap
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

29.731 orang
tp
ht

Sumber: https://manokwarikab.bps.go.id dan BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kabupaten Pegunungan Arfak

K
abupaten Pegunungan Arfak terletak di Provinsi Papua Barat yang secara astronomis terletak
antara 0º55’ hingga 1º40’ Lintang Selatan dan 133º10’ hingga 134º05’ Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Pegunungan Arfak sebesar 2.773,74 km2. Luas wilayah ini menyumbang 2,78 persen luas
Provinsi Papua Barat. Pegunungan Arfak terbagi dalam 10 distrik dengan komposisi 166 desa. Jumlah
penduduk pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 29.731 jiwa yang terdiri dari 14.803 laki-laki dan
14.928 perempuan. Jumlah penduduk wanita masih mendominasi wilayah ini yang ditunjukkan oleh
angka rasio jenis kelamin yang mencapai 99,163 yang berarti setiap 100 penduduk berjenis kelamin
wanita hanya terdapat 99 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk usia produktif
sebanyak 20.608 jiwa dengan rasio ketergantungan sebesar 44,27

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 149


Gambar 75

Capaian IPM Kabupaten Pegunungan Arfak, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#12
o .id
.g
ps
54,39 .b
r at
ba
ua

53,89 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pegunungan Arfak


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kabupaten Pegunungan Arfak masih berada dalam kategori
“rendah” yaitu sebesar 54,39. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-
harapan yang selama ini diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya
cukup diapresiasi karena pencapaian ini menjadikan Kabupaten Pegunungan Arfak berada pada urutan
kedua terbuncit IPM di Provinsi Papua Barat. Angka IPM Kabupaten Pegunungan Arfak mengalami
peningkatan 0,50 poin dibanding tahun 2016 yang berada di posisi 53,89. Peningkatan tersebut
menjadikan laju pertumbuhan pembangunan manusia Kabupaten Pegunungan Arfak tahun 2016-2017
sebesar 0,93 persen.

150 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 76

Capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Pegunungan Arfak, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
66,72 tahun

o .id
2016

AHH

.g
66,61 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Pegunungan Arfak yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kabupaten Pegunungan Arfak tahun 2017 sebesar 66,72 tahun. Angka
ini bermakna setiap bayi yang lahir di Kabupaten Pegunungan Arfak memiliki peluang untuk dapat hidup
dan berumur hingga mencapai 66 sampai 67 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang
dialami penduduk Kabupaten Pegunungan Arfak mencapai 11,12 persen yang berarti banyaknya
penduduk yang mengalami keluhan kesehatan cukup tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 151


Gambar 77

RLS dan HLS Kabupaten Pegunungan Arfak, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

11,27
HLS

o .id
.g
4,91
RLS

ps
.b
at
11,07
HLS

r
ba
ua

4,90
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kabupaten Pegunungan Arfak Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Pegunungan Arfak selalu mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. HLS Kabupaten Pegunungan Arfak tahun 2017 tercatat sebesar 11,27 tahun dan
mengalami peningkatan 0,20 poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan
banyaknya tahun yang diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kabupaten Pegunungan
Arfak. Angka 11,27 tahun bermakna bahwa harapan sekolah untuk masyarakat Kabupaten
Pegunungan Arfak diharapkan hingga mencapai tingkat pendidikan SMA kelas 2 atau 3 (11-12 tahun
masa sekolah).

152 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Pegunungan Arfak tahun
2017 berada pada 4,91 tahun bermakna bahwa penduduk Kabupaten Pegunungan Arfak rata-rata telah
menyelesaikan pendidikan dasar hingga kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Rata-rata lama sekolah ini sudah
lebih rendah di bawah RLS Provinsi Papua Barat dan menempai posisi kedua terendah se-Provinsi
Papua Barat.

Gambar 78

.id
Pendapatan per Kapita Disesuaikan Kabupaten Pegunungan Arfak, 2016 – 2017

o
.g
ps
MANUSIA SEJAHTERA

.b
r at
ba

Pendapatan Per Kapita


2017

ua

4.683 ribu rupiah


ap

Pendapatan Per Kapita


//p
2016

4.594 ribu rupiah


s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kabupaten Pegunungan Arfak Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat
Kabupaten Pegunungan Arfak menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi.
Kemandirian dapat terbentuk dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan
dasar semakin meningkat dan mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita
Kabupaten Pegunungan Arfak tahun 2017 berada pada posisi 4.683 ribu rupiah per kapita per tahun.
Nilai ini secara nominal meningkat sebesar 89 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 1,94 persen
dibanding tahun 2016.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 153
o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

154 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 155


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KOTA SORONG

Gambar 79

Gambaran Umum Kota Sorong

o .id
GAMBARAN UMUM

.g
ps
.b
atTITIK KOORDINAT
0º54’ LS & 131º51’ BT
r
ba
ua

LUAS WILAYAH
656,64 km2
ap
//p

JUMLAH PENDUDUK
s:

239.815 orang
tp
ht

Sumber: Publikasi Kota Sorong dalam Angka 2016 dan BPS Provinsi Papua Barat

Gambaran Umum Kota Sorong

K
ota Sorong terletak di Provinsi Papua Barat yang secara astronomis terletak antara 0º54’ Lintang
Selatan dan 131º51’ Bujur Timur. Luas wilayah Kota Sorong sebesar 656,64 km2. Luas wilayah
ini menyumbang 0,66 persen luas Provinsi Papua Barat. Kota Sorong terbagi dalam 10 distrik dengan
komposisi 41 kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 239.815 jiwa yang
terdiri dari 125.015 laki-laki dan 114.800 perempuan. Jumlah penduduk pria masih mendominasi
wilayah ini yang ditunjukkan oleh angka rasio jenis kelamin yang mencapai 108,90 yang berarti setiap
100 penduduk berjenis kelamin wanita terdapat 108 hingga 109 penduduk berjenis kelamin laki-laki.
Jumlah penduduk usia produktif sebanyak 162.666 jiwa dan sisanya sebanyak 77.149 jiwa non
produktif dengan rasio ketergantungan sebesar 47,43

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 157


Gambar 80

Capaian IPM Kota Sorong, 2016 – 2017

CAPAIAN IPM

#1
o .id
.g
ps
76,73 .b
r at
ba
ua

76,33 2016 2017


ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kota Sorong


ht

P
ada prinsipnya setiap wilayah mengharapkan kondisi yang ideal dan sempurna dalam hal
pembangunan manusia karena dengan pembangunan manusia yang mencapai titip optimal,
diyakini akan mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di daerah
tersebut. Tak ayal setiap pemerintah daerah terus melakukan perbaikan demi mencapai kondisi yang
idel tersebut. Pembangunan manusia Kota Sorong masih berada dalam kategori “tinggi” yaitu sebesar
76,73. Angka ini tentu belum cukup untuk dapat merealisasikan harapan-harapan yang selama ini
diimpikan. Akan tetapi pencapaian angka pembangunan ini sudah selayaknya diapresiasi karena
pencapaian ini menjadikan Kota Sorong berada pada urutan pertama IPM terbaik di Provinsi Papua
Barat. Angka IPM Kota Sorong mengalami peningkatan 0,40 poin dibanding tahun 2016 yang berada
di posisi 76,33. Peningkatan tersebut menjadikan laju pertumbuhan pembangunan manusia Kota
Sorong 2016-2017 sebesar 0,52 persen.

158 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 81

Capaian Angka Harapan Hidup Kota Sorong, 2016 – 2017

MANUSIA SEHAT
2017

AHH
69,67 tahun

o .id
2016

AHH

.g
69,36 tahun

ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kota Sorong yang Sehat


ht

B
erbicara tentang kualitas kesehatan maka akan berbicara lebih banyak terkait akses, pelayanan
kesehatan, tenaga medis, dan ketersediaan sarana kesehatan. Kesehatan tidak hanya dapat
dipandang sebagai gaya hidup pribadi saja, melainkan kesehatan yang akan dibahas adalah terkait
peran serta pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kesehatan yang baik tentu
akan mampu memperpanjang usia hidup seseorang.
Angka harapan hidup Kota Sorong tahun 2017 sebesar 69,67 tahun. Angka ini bermakna
setiap bayi yang lahir di Kota Sorong memiliki peluang untuk dapat hidup dan berumur hingga mencapai
70 tahun. Sementara itu, angka kesakitan (morbiditas) yang dialami penduduk Kota Sorong mencapai
12,63 persen yang berarti banyaknya penduduk yang mengalami keluhan kesehatan cukup tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 159


Gambar 82

RLS dan HLS Kota Sorong, 2016 – 2017

MANUSIA CERDAS

14,01
HLS

o .id
.g
10,92
RLS

ps
.b
at
14,00
HLS

r
ba
ua

10,91
RLS

ap

2016 2017
//p

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat


s:
tp

Menuju Masyarakat Kota Sorong yang Madani dan Berwawasan Luas


ht

P
endidikan bukanlah menjadi hal baru dalam hal pengembangan modal manusia. Pembangunan
manusia tida hanya didasari oleh pengembangan akan berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya melainkan lebih ke bagaimana sosok/pribadi mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya
dengan pengembangan kemampuan. Pendidikan dapat difungsikan sebagai motor penggerak
terbentuknya masyarakat yang madani dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya, peluang,
dan kecerdasannya untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kota Sorong selalu mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. HLS Kota Sorong tahun 2017 tercatat sebesar 14,01 tahun dan mengalami peningkatan 0,01
poin dari tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menggambarkan banyaknya tahun yang
diharapkan untuk dapat sekolah bagi masyarakat Kota Sorong. Angka 14,01 tahun berarti harapan
sekolah untuk masyarakat Fakfak dihrapkan hingga mencapai tingkat pendidikan D2 (14 tahun masa
sekolah).

160 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Berbeda dengan HLS, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kota Sorong tahun 2017 berada pada
10,92 tahun bermakna bahwa penduduk Kota Sorong rata-rata telah menyelesaikan pendidikan dasar
hingga kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA). Rata-rata lama sekolah ini sudah lebih tinggi di atas
RLS Provinsi Papua Barat dan menempai posisi pertama se-Provinsi Papua Barat.

Gambar 83

Pendapatan per Kapita Disesuaikan Kota Sorong, 2016 – 2017

o .id
.g
MANUSIA SEJAHTERA

ps
.b
r at
Pendapatan Per Kapita
ba
2017

13.141 ribu rupiah


ua
ap

Pendapatan Per Kapita


2016

12.858 ribu rupiah


//p
s:
tp
ht

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Menuju Masyarakat Kota Sorong yang Mandiri dan Kuat Secara Ekonomi

T
ujuan pembangunan modal manusia pada gilirannya untuk dapat memposisikan masyarakat Kota
Sorong menjadi masyarakat yang mandiri dan kuat secara ekonomi. Kemandirian dapat terbentuk
dari perolehan pendapatan yang terus meningkat sehingga kebutuhan dasar semakin meningkat dan
mengarah pada kebutuhan sekunder dan tersier. Pendapatan per kapita Kota Sorong tahun 2017
berada pada posisi 13.141 ribu rupiah per kapita per tahun. Nilai ini secara nominal meningkat sebesar
283 ribu rupiah atau mengalami peningkatan 2,20 persen dibanding tahun 2016.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 161


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

162 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 163


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
PERBANDINGAN
KABUPATEN/KOTA

Pada tahun 2017, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup


bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 51,01 (Kabupaten Tambrauw) hingga

.id
76,73 (Kota Sorong). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Umur Harapan Hidup (UHH)

o
saat lahir berkisar antara 58,26 tahun (Kabupaten Teluk Wondama) hingga 69,367 tahun (Kota

.g
Sorong). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah (HLS) berkisar antara

ps
10,81 tahun (Kabupaten Teluk Wondama) hingga 14,01 tahun (Kota Sorong), serta Rata-rata

.b
Lama Sekolah (RLS) berkisar antara 4,81 tahun (Kabupaten Tambrauw) hingga 10,92 tahun (Kota
at
Sorong). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar
r
ba

antara 4,62 juta rupiah per tahun (Kabupaten Tambrauw) hingga 13,14 juta rupiah per tahun (Kota
ua

Sorong).
ap

Kemajuan pembangunan manusia tahun 2017 juga ditunjukkan oleh peningkatan di


//p

kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat. Status pembangunan manusia kabupaten/kota masih


s:

didominasi oleh pembangunan manusia berstatus “sedang” dengan 6 kabupaten yang disandang
tp

oleh Kabupaten FakFak, Sorong, Kaimana, Teluk Bintuni, Raja Ampat, dan Sorong Selatan.
ht

Sementara itu, masih ditemukan pembangunan manusia dengan status “rendah” sebanyak 5
kabupaten/kota yaitu Kabupaten Teluk Wondama, Manokwari Selatan, Maybrat, Pegunungan
Arfak, dan Tambrauw. Di sisi lain, hanya terdapat 2 kabupaten/kota yang berstatus pembangunan
manusia “tinggi” yaitu Kota Sorong dan Kabupaten Manokwari.

Jika dilihat dari peringkatnya, terjadi perubahan peringkat yang terjadi pada Kabupaten
Teluk Bintuni dan Raja Ampat. Kabupaten Raja Ampat mengalami penurunan satu peringkat dari
posisi 6 pada tahun 2016 menjadi posisi 7 di tahun 2017. Sementara Kabupaten Teluk Bintuni
mengalami peningkatan peringkat pembangunan manusia dari posisi 7 pada tahun 2016 menjadi
posisi 6 di tahun 2017. Peningkatan peringkat Kabupaten Teluk Bintuni disebabkan oleh
setidaknya tiga peningkatan angka yang cukup mencolok. Peningkatan tersebut adalah perubahan
angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Teluk Bintuni (0,05) yang lebih tinggi dibanding
Kabupaten Raja Ampat. (0,04). Penyebab lainnya adalah peningkatan pengeluaran per kapita
yang disesuaikan Kabupaten Teluk Bintuni sebesar Rp255.000/kapita/tahun yang lebih cepat dari
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 165
pada Kabupaten Raja Ampat yang sebesar Rp115.000/kapita/tahun. Selain itu kecepatan
perubahan umur harapan hidup Kabupaten Teluk Bintuni sebesar 0,35 tahun lebih besar dibanding
Kabupaten Raja Ampat yang hanya sebesar 0,10 tahun.

o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

166 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 167


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
PENUTUP

IPM merupakan indikator penting yang dapat digunakan untuk melihat upaya dan kinerja
program pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah. Dalam hal ini IPM dianggap sebagai
gambaran dari hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya.
Demikian juga kemajuan program pembangunan dalam suatu periode dapat diukur dan ditunjukkan
oleh besaran IPM pada awal dan akhir periode tersebut. IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak

.id
kinerja pembangunan wilayah yang mempunyai dimensi yang sangat luas, karena memperlihatkan

o
.g
kualitas penduduk suatu wilayah dalam hal harapan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak.

ps
Dalam perencanaan pembangunan, IPM juga berfungsi dalam memberikan tuntunan dalam

.b
menentukan prioritas dalam merumuskan kebijakan dan menentukan program. Hal ini juga merupakan
at
tuntunan dalam mengalokasikan anggaran yang sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditentukan
r
ba

oleh pembuat kebijakan dan pengambil keputusan.


Indikator IPM merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai kualitas
ua

pembangunan manusia, baik dari sisi dampaknya terhadap kondisi fisik manusia (kesehatan dan
ap

kesejahteraan) maupun yang bersifat nonfisik (intelektualitas). Pembangunan yang berdampak pada
//p

kondisi fisik masyarakat diharapkan tercermin dalam angka harapan hidup dan kemampuan daya beli,
s:

sedangkan untuk dampak non-fisiknya (intelektualitas) bisa dilihat dari tingkat pendidikan yang
tp

ditamatkan oleh masyarakat.


ht

Namun perlu diingat bahwa IPM bukanlah satu-satunya alat ukur untuk menilai keberhasilan
dalam pembangunan manusia. Karena dimensi pembangunan manusia yang diukur oleh IPM hanya
meliputi tiga indikator saja, yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Aspek-aspek lain seperti
kesetaran jender, tingkat partisipasi masyarakat, kesehatan mental dan lainnya. Sehingga evaluasi
dalam pembangunan manusia perlu juga melihat indikator-indikator lain.
Penyusunan publikasi ini merupakan salah satu langkah awal sebuah proses jangka panjang
menuju masyarakat Provinsi Papua Barat yang lebih sejahtera. Langkah ini perlu diteruskan dan diikuti
dengan langkah-langkah lanjutannya. Melalui publikasi ini diharapkan Pemerintah Daerah Provinsi
Papua Barat dapat dengan lebih mudah menemukenali permasalahan dan tantangan yang dihadapi,
serta kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Hanya pemerintah yang sadar akan keadaan dirinya
sendiri yang mampu merumuskan program kerja yang relevan dan efektif. Sebagai langkah awal,
tinjauan keadaan pembangunan manusia di Provinsi Papua Barat ini memang belum sempurna, tetapi
langkah awal ini sudah berada pada track yang benar.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 169


Prioritas Pertama: Sektor Pendidikan

Berdasarkan pembahasan pada Bab 3, terlihat bahwa dari data pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat pada tahun 2017 dapat disimpulkan bahwa pencapaian
Indeks Pendidikan belum menggembirakan dan memberikan kontribusi yang paling kecil dibandingkan
dengan Indeks Pengeluaran maupun Indeks Kesehatan, sehingga dalam upaya meningkatkan capaian
pembangunan manusia di Provinsi Papua Barat, maka Indeks pendidikan menjadi kunci penting untuk
meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena melihat capaian indeks

.id
pengeluaran dan indeks kesehatan yang sudah cukup tinggi.

o
Di sektor pendidikan, penurunan angka putus sekolah dan peningkatan angka keberlanjutan

.g
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus tetap menjadi prioritas yang utama, mengingat hal ini akan

ps
berdampak pada meningkatnya pencapaian angka rata-rata lama bersekolah penduduk usia sekolah di

.b
Provinsi Papua Barat, disamping terus melakukan upaya penuntasan buta huruf, dan juga upaya-upaya
r at
lainnya seperti pembangunan dan revitalisasi gedung-gedung sekolah sebagai upaya meningkatkan
ba

partisipasi murid sekolah secara berkelanjutan.


ua

Memperbaiki akses dan pemerataan pendidikan di daerah dengan penduduk yang tinggal
ap

terpencar-pencar seperti Provinsi Papua Barat bukanlah masalah yang sederhana, dan akan
//p

memerlukan upaya yang berbeda dari upaya-upaya perluasan akses dan pemerataan di wilayah yang
s:

padat dan merata penduduknya. Dalam pembahasan bab sebelumnya, jarak tempuh menuju sekolah
tp

SD, SMP dan SMA terdekat masih merupakan salah satu alasan meningkatnya angka putus sekolah
ht

bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Untuk mengatasi persoalan ini perlu dipikirkan
pendekatan-pendekatan yang tidak konvensional demi mendekatkan sekolah kepada tempat tinggal
para siswa. Pendekatan melalui pembentukan sekolah terpadu yang mencakup SD dan SMP
sebagaimana telah dikembangkan di banyak daerah terpencil merupakan satu alternatif kebijakan yang
perlu dipertimbangkan secara serius di Provinsi Papua Barat.
Lebih dari itu, bahkan untuk daerah yang benar-benar terpencil dapat dipertimbangkan
sekolah-sekolah dengan ruang yang berisi multi kelas. Literatur internasional menunjukkan bahwa
pendekatan ruang dengan multi kelas secara empiris dapat memfasilitasi proses pembelajaran dengan
kualitas yang tidak kalah dari kelas konvensional. Pendekatan ini dapat mulai dicoba untuk diterapkan
di daerah-daerah terpencil yang ada di Provinsi Papua Barat. Upaya-upaya lainnya yang terbilang
standar seperti perbaikan sekolah dan ruang kelas untuk menjaga kelayakan fisik tetap harus dilakukan
untuk mempertahankan daya tampung dan mendukung proses pembelajaran yang lebih baik.
Upaya peningkatan mutu dan efisiensi internal perlu dilakukan dan diarahkan pertama-tama

170 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menurunkan angka putus sekolah. Sulit dipungkiri
bahwa upaya ini akan memerlukan upaya multidimensi yang meliputi ketersediaan dan perbaikan
persebaran serta kualitas guru, penyediaan sarana penunjang dan media pembelajaran dan lain-
lainnya.
Dalam kaitan ini, dan dengan latar belakang kondisi guru utamanya dalam hal kualifikasinya,
maka perbaikan mutu guru perlu ditempatkan pada prioritas tertinggi. Dalam konteks wilayah Provinsi
Papua Barat, dengan disparitas antar wilayah di dalamnya, prioritas pelatihan guru perlu diberikan

.id
kepada mereka yang bertugas di sekolah-sekolah pelosok yang umumnya kualifikasi rata-ratanya lebih
rendah dan bahkan seringkali gurunya tidak lengkap jumlahnya. Di tempat-tempat seperti ini kapasitas

o
.g
guru dituntut untuk lebih tinggi karena peran yang dimainkannya seringkali lebih banyak dibanding guru-

ps
guru di sekolah perkotaan yang relatif serba lebih lengkap.

.b
Dalam bab sebelumnya juga dikemukakan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan di
at
masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan masih sangat kecil. Mereka lebih cenderung menyuruh
r
ba

anak-anak mereka untuk bekerja atau membantu mencari nafkah keluarga dibanding untuk menyuruh
ua

anak-anak mereka sekolah, bahkan terhadap anak-anak perempuan mereka, orangtua lebih cenderung
menikahkan anak-anak perempuan mereka pada usia muda. Upaya meningkatkan kesadaran akan
ap

pentingnya pendidikan bagi masyarakat pedesaan ini, tidak bisa dilepaskan dari upaya memperbaiki
//p

kualitas pendidikan itu sendiri. Secara singkat, perbaiki kualitas pendidikan kemudian tunjukkan kepada
s:

masyarakat bahwa bersekolah dan tidak akan memiliki perbedaan yang signifikan, maka masyarakat
tp

dengan sendirinya akan percaya pada pendidikan.


ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 171


Gambar 85

Bagan Cara Meningkatkan IPM dari Perspektif Sektor Pendidikan

Prestasi dan
Peningkatan
Penghargaan
Sarana dan
Bidang
Prasarana
Pendidikan

.id
Peningkatan
Pengembangan
Pemasaran
Kurikulum

o
Stakeholders

.g
ps
.b
Peningkatan
at
Peningkatan
Peningkatan Fasilitas &
r
Pendidikan
ba

Kualitas Penyelenggaraan
Kepemudaan
Pendidikan
ua
ap
//p

Sumber: -
s:
tp

Prioritas Kedua: Sektor Perekonomian


ht

Meskipun Indeks Pengeluaran merupakan indeks penyusun IPM nomor dua paling kecil
kontribusinya terhadap capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua Barat pada tahun
2017, namun prioritas terhadap bidang ekonomi juga perlu dilakukan, mengingat indikator komponen
penyusun Indeks Pengeluaran, yakni pengeluaran yang disesuaikan (indeks daya beli)merupakan
indikator komponen yang pertumbuhannya cukup lambat dibandingkan dengan Indeks pendidikan dan
memberikan kontribusi terkecil kedua setelah Indeks Pendidikan, bahkan lebih lambat dan lebih kecil
bila dibandingkan dengan Indeks Pendidikan dengan indikator harapan lama sekolah (HLS) dan rata-
rata lama sekolah (RLS)..
Begitu pula halnya dalam menyusun program-program kerja ke depan, Pemerintah Daerah
Provinsi Papua Barat juga perlu memberikan prioritas utama dalam upaya meningkatkan kemampuan
daya beli masyarakat guna meningkatkan pencapaian IPM Provinsi Papua Barat.
Satu-satunya instrumen untuk meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat adalah
pendapatan. Karena pendapatan menjadi ukuran untuk melihat sejauhmana daya beli masyarakat

172 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


meningkat atau tidak. Sedangkan tingkat pendapatan masyarakat itu sendiri diukur dari seberapa besar
pendapatan tersebut bisa memenuhi kebutuhan terhadap 96 komoditas. Maksudnya, apakah
pendapatan yang diperoleh bisa memenuhi kebutuhan seperti membeli beras lokal, daging sapi, daging
ayam, membayar listrik, membayar sewa rumah, membeli air minum, membeli ikan atau komoditas
lainnya. Manakala masyarakat bisa memenuhi kebutuhan 96 komoditas tersebut, maka bisa dikatakan
indeks daya beli masyarakat bagus atau membaik.
Namun daya beli tidaklah berdiri sendiri, karena ia merupakan tujuan akhir. Sedangkan

.id
proses untuk mencapai daya beli itu sendiri ada pada pengembangan perekonomian. Peningkatan
indeks perekonomian (indeks daya beli) merupakan akibat dari pengembangan perekonomian.

o
.g
Sementara berbicara persoalan perekonomian, ia pun tidak berdiri sendiri karena saling terkait dengan

ps
kondisi ekonomi makro nasional. Bila terjadi guncangan ekonomi makro nasional, maka dengan

.b
sendirinya memberikan pengaruh kepada perekonomian Provinsi Papua Barat. Hal serupa juga
at
menyangkut kebijakan investasi, masalah kepastian hukum, dan sebagainya. Singkat kata, kebijakan
r
ba

ekonomi tidaklah berdiri tunggal, karena sangat bergantung kepada ekonomi makro nasional dan
ua

kebijakan pemerintah pusat.


Atas dasar hal tersebut di atas, maka penting adanya untuk menyadarkan Pemerintah Daerah
ap

Provinsi Papua Barat terhadap rendahnya pencapaian Indeks Pengeluaran di masyarakat. Atau jika
//p

dipandang perlu, Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat dapat melakukan berbagai terobosan dan
s:

kebijakan. Misalnya, alokasi anggaran APBD bisa lebih difokuskan kepada peningkatan daya beli
tp

dengan merumuskan tujuan bersama dengan menempatkan para pemangku kepentingan (stakeholder)
ht

seperti organisasi kemasyarakatan (ormas), perguruan tinggi (akademisi) dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM) sebagai leading sector dalam peningkatan pencapaian Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Provinsi Papua Barat. Upaya ini akan menjadikan para pemangku kepentingan sebagai
ujung tombak dalam peningkatan daya beli masyarakat yang kemudian juga akan memunculkan
kreativitas secara bersama-sama untuk membuat masyarakat lebih sejahtera.
Atau juga misalnya dengan menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya, karena
faktor yang memengaruhi tingkat pendapatan masyarakat adalah lapangan pekerjaan yang pada
akhirnya akan mendatangkan penghasilan atau upah bagi masyarakat. Untuk itu, diperlukan adanya
employment generating growth strategy yang meliputi (a) komitmen politik untuk mencapai kesempatan
kerja penuh; (b) pembangunan sumber daya manusia, termasuk pelatihan kembali tenaga kerja untuk
mengantisipasi tantangan dan perubahan global; (c) pemberdayaan usaha kecil dan sektor informal;
dan (d) meningkatkan akses pada tanah sebagai salah satu faktor produksi utama sektor pertanian.
Untuk mewujudkan komitmen politik untuk mencapai kesempatan kerja penuh, perlu untuk
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 173
secara sadar mengarahkan keputusan investasi publik dan instrumen kebijakan untuk mengarahkan
dinamika sektor swasta pada penciptaan kesempatan kerja baru. APBD sebagai salah satu instrumen
fiskal terpenting perlu difokuskan pada kegiatan-kegiatan prioritas yang berorientasi pada penciptaan
lapangan kerja dan dapat menjadi media untuk membangun komitmen bersama antar para pemaku
kepentingan (stakeholder).
Di bidang sumber daya manusia, pelatihan kembali tenaga kerja professional dan teknisi
seyogyanya diarahkan untuk meningkatkan pemahaman dan kemudian mengikuti standar kebutuhan

.id
teknis. Sementara untuk memperkuat sektor pertanian yang menjadi andalan Provinsi Papua Barat
sebagai lapangan usaha yang paling besar menyerap tenaga kerja, pelatihan perlu diberikan kepada

o
.g
para petani melalui perbaikan lembaga penyuluhan kembali agar intensitas bimbingan dan penyuluhan

ps
dapat berkelanjutan.

.b
Upaya memperkuat usaha kecil dan sektor informal sebaiknya difokuskan pada perluasan
at
akses terhadap kredit usaha kecil yang disertai dengan bimbingan. Langkah ini perlu difasilitasi
r
ba

pemerintah daerah terkait dengan penyelesaian kredit macet yang terjadi maupun pengembangan
ua

skim-skim lain yang dapat membuat kelompok usaha kecil memiliki kemampuan dalam mengelola
kredit, termasuk di dalamnya pembinaan usaha kecil agar lebih memahami persyaratan administrasi
ap

dan keuangan. Pembinaan yang lain adalah pembinaan usaha bisnis terkait dengan pemasaran dan
//p

perbaikan mutu produk yang selama ini menjadi kendala utama usaha kecil.
s:

Akses pada tanah perlu diperluas dan diarahkan pada upaya untuk menjadikannya sebagai
tp

asset dalam pengertian yang luas yang bisa mendukung akses pada fasilitas kredit modal kerja.
ht

Sertifikasi tanah yang dimiliki para petani perlu diintensifkan dalam rangka membantu petani
memperoleh kredit maupun bantuan lainnya. Akses terhadap tanah juga dapat dilakukan bagi buruh
tani ataupun petani penggarap untuk dapat memiliki hak pakai dari lahan-lahan produktif yang tidak
diusahakan.
Dan terakhir, fokus juga perlu ditujukan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang rentan
terhadap gejolak, khususnya kenaikan harga kebutuhan pokok. Kelompok ini termasuk ke dalam
kelompok paling miskin sepanjang hidupnya yakni kelompok yang tidak pernah keluar dari garis
kemiskinan. Kelompok ini perlu dibantu dengan subsidi pemerintah, baik melalui beras sejahtera
(RASTRA), bantuan langsung tunai (BLT), pelayanan gratis kesehatan (JAMKESMAS), maupun
jangkauan gratis akses pendidikan (BSM). Kelompok-kelompok ini umumnya terdapat di daerah-daerah
tertinggal seperti di desa-desa dan distrik-distrik pedalaman.

174 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Gambar 85

Bagan Cara Meningkatkan IPM dari Perspektif Sektor Ekonomi

Pengembangan Eko. Kreatif

Penumbuhan Agribisnis/Kewirausahaan

Pengembangan Jasa/perdagangan/Wisata

.id
Peningkatan Produksi/Produktivitas
Standar Hidup Layak

o
Pengembangan Wilayah Perdesaan Berbasis Komoditas

.g
Upaya Pemberdayaan Masyarakat & Penguatan Kelembagaan

ps
Perekonomian yang Kemudahan Akses Permodalan

.b
Berkualitas at
Pengembangan Nilai tambah Produk dan Daya Saing
r
Revitalisasi Sektor Pertanian & Kelautan
ba

Harapan Hidup, Melek


Huruf, dan Lama Sekolah Perluasan Pasar dan Inovasi produk
ua

Industri Padat Karya


ap

IPM
//p
s:

Sumber: -
tp
ht

Prioritas Ketiga: Sektor Kesehatan

Sektor kesehatan adalah prioritas ketiga dalam pembangunan manusia setelah sektor
perekonomian dan sektor pendidikan. Banyak dan kompleksnya permasalahan kesehatan yang
dihadapi Pemerintah Provinsi Papua Barat akan membutuhkan penanganan bertahap dengan langkah-
langkah yang strategis demi memaksimalkan kapasitas fiskal, sumber daya manusia dan kelembagaan
yang tersedia. Dengan latar belakang untuk memperbaiki capaian pembangunan manusia dan
menyiapkan sumber daya manusia bagi pembangunan yang lebih bermakna maka langkah-langkah
strategis tersebut perlu dilaksanakan secara fokus.
Di sektor kesehatan, Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat mesti lebih intensif dalam hal
perbaikan angka harapan hidup dan penurunan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu
(AKI), yang banyak dipengaruhi oleh faktor pelayanan kesehatan, lingkungan dan perilaku masyarakat.
Intervensi pelayanan diarahkan dalam rangka memperbaiki faktor lingkungan dan perilaku
masyarakat. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit, poliklinik,

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 175


puskesmas, puskesmas pembantu, tempat praktek serta tersedianya tenaga-tenaga dokter, bidan dan
tenaga paramedis lain hingga ke pelosok-pelosok daerah terpencil yang terletak di daerah pedalaman
perlu ditingkatkan untuk menunjang kualitas kesehatan penduduk.
Di bidang pelayanan kesehatan dasar, upaya-upaya pembangunan seyogyanya difokuskan
pada peningkatan keselamatan ibu hamil dan ibu melahirkan guna menurunkan angka kematian ibu,
pelayanan imunisasi ibu, bayi dan balita, pelayanan kesehatan di daerah terpencil, dan akses pada
fasilitas dan sanitasi lingkungan. Terkait upaya peningkatan status gizi masyarakat, agenda mendesak

.id
yang perlu dilakukan adalah dengan cara pemantauan tumbuh kembang balita dan pemberian
suplemen gizi.

o
.g
Di bidang sumber daya manusia, prioritas perlu diberikan pada pengembangan tenaga

ps
paramedis yang handal. Hambatan yang dihadapi selama ini untuk merekrut tenaga medis dokter

.b
seyogyanya tidak dijadikan hambatan yang terlalu mengganggu dalam upaya memperbaiki sumber
at
daya manusia kesehatan dan pelayanan kesehatan secara umum.
r
ba
ua

Gambar 85
ap

Bagan Cara Meningkatkan IPM dari Perspektif Sektor Kesehatan


//p

Antenatal Care
s:
tp

• Gizi
ht

• Imunisasi Labor & Delivery Care


• Pencegahan
Indikator
• Air & Sanitasi
• Manajemen Immediate Newborn Care
Kasus

Post Partum Care Ibu & Anak

Angka Kematian Bayi

Angka Harapan Hidup

Sumber: -

176 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Sebagai langkah akhir dari penyusunan publikasi ini, dapat kami berikan beberapa
kesimpulan dan saran sebagai berikut,
Pertama, Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat perlu menetapkan tujuan dan sasaran
rinci pembangunan manusia. Berbagai rumusan yang terasa terlalu umum seperti meningkatkan
pendidikan, kesehatan dan standar hidup yang layak, tidak banyak membantu. Tujuan dan sasaran
yang lebih rinci tersebut bermanfaat dalam memproses penyusunan program / kegiatan pembangunan,
perkembangannya dapat dimonitor dan hasilnya dapat dievaluasi secara terukur.

.id
Kedua, Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat perlu menyelenggarakan pertemuan tingkat
tinggi, semacam social summit dalam rangka menggalang kesepakatan sosial pembangunan manusia

o
.g
di Provinsi Papua Barat. Melalui pertemuan yang inklusif dari seluruh pemangku kepentingan

ps
(stakeholder), tujuan dan sasaran pembangunan manusia dapat diangkat menjadi komitmen politik

.b
semua pihak. at
Ketiga, pembagian kerja antara pemerintah daerah dan masyarakat di antara berbagai
r
ba

tingkatan pemerintahan perlu segera ditetapkan. Hal ini penting untuk menghindari duplikasi dan atau
ua

kekosongan dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam pembagian kerja ini, perlu dipertimbangkan dua
hal, yaitu keunggulan relatif masing-masing serta sinergi antarkomponen tersebut. Sementara itu
ap

pembagian kerja antara pemerintah dengan swasta adalah dalam kaitannya dengan penyediaan barang
//p

dan jasa kepentingan bersama atau perseorangan. Sinergi juga diperlukan antara kegiatan swasta,
s:

pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar daya guna dan hasil guna pengeluaran swasta dan
tp

pemerintah meningkat.
ht

Keempat, Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat perlu menyusun rencana dan biaya-
biaya program pembangunan manusia serta strategi pembiayaannya. Taksiran kebutuhan dana
pembangunan dan sumber dana pembangunan ini merupakan langkah awal menuju ke allocative
efficiency and operational efficiency. Langkah ini juga akan menyadarkan kepada kita semua bahwa
tidak ada daerah yang terlalu miskin untuk segera memulai pembangunan manusia.
Kelima, program pembangunan manusia yang sekarang sedang dilaksanakan perlu
dievaluasi efektivitas dan efisiensinya. Disamping itu, evaluasi juga perlu untuk pertanggung gugatan
program-program pembangunan. Tidak pada tempatnya kalau kita dari tahun ke tahun selalu
meningkatkan alokasi dana untuk program-program pembangunan yang ternyata tidak membantu
memecahkan permasalahan riil yang dihadapi masyarakat. Hasil evaluasi juga dapat dimanfaatkan
untuk menyusun pembiayaan program-program pembangunan ke depan. Semua itu penting untuk
meningkatkan hasil guna dan daya guna dari dana pembangunan yang masih terbatas.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 177


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua

“Halaman ini sengaja dikosongkan”


ap
//p
s:
tp
ht

178 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 179


ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
rat
.b
ps
.g
o .id
Lampiran 1

Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Provinsi di Indonesia, 2012 – 2017 (dalam tahun)

Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Aceh 69,23 69,31 69,35 69,50 69,51 69,52


Sumatera Utara 67,81 67,94 68,04 68,29 68,33 68,37
Sumatera Barat 68,00 68,21 68,32 68,66 68,73 68,78
Riau 70,49 70,67 70,76 70,93 70,97 70,99

.id
Jambi 70,19 70,35 70,43 70,56 70,71 70,76

o
Sumatera Selatan 68,67 68,84 68,93 69,14 69,16 69,18

.g
Bengkulu 68,16 68,33 68,36 68,50 68,56 68,59

ps
Lampung 69,33 69,55 69,66 69,90 69,94 69,95
Kep. Bangka Belitung 69,48 69,64 69,72 69,88 69,92 69,95

.b
Kep. Riau 68,85 69,05
at 69,15 69,41 69,45 69,48
DKI Jakarta 72,03 72,19 72,27 72,43 72,49 72,55
r
Jawa Barat 71,82 72,09 72,23 72,41 72,44 72,47
ba

Jawa Tengah 73,09 73,28 73,88 73,96 74,02 74,08


ua

D I Yogyakarta 74,36 74,45 74,50 74,68 74,71 74,74


Jawa Timur 70,14 70,34 70,45 70,68 70,74 70,80
ap

Banten 68,86 69,04 69,13 69,43 69,46 69,49


//p

Bali 70,94 71,11 71,19 71,35 71,41 71,46


Nusa Tenggara Barat 64,43 64,74 64,89 65,38 65,48 65,55
s:

Nusa Tenggara Timur 65,64 65,82 65,91 65,96 66,04 66,07


tp

Kalimantan Barat 69,46 69,66 69,76 69,87 69,90 69,92


ht

Kalimantan Tengah 69,18 69,29 69,39 69,54 69,57 69,59


Kalimantan Selatan 67,11 67,35 67,47 67,80 67,92 68,02
Kalimantan Timur 73,32 73,52 73,62 73,65 73,68 73,70
Kalimantan Utara 71,82 72,02 72,12 72,16 72,43 72,47
Sulawesi Utara 70,70 70,86 70,94 70,99 71,02 71,04
Sulawesi Tengah 66,70 67,02 67,18 67,26 67,31 67,32
Sulawesi Selatan 69,31 69,50 69,59 69,80 69,82 69,84
Sulawesi Tenggara 70,06 70,28 70,39 70,44 70,46 70,47
Gorontalo 66,76 66,92 67,00 67,12 67,13 67,14
Sulawesi Barat 63,04 63,32 64,04 64,22 64,31 64,34
Maluku 64,77 64,93 65,01 65,31 65,35 65,40
Maluku Utara 67,05 67,24 67,33 67,44 67,51 67,54
Papua Barat 64,88 65,05 65,13 65,19 65,30 65,32
Papua 64,60 64,76 64,84 65,09 65,12 65,14
INDONESIA 70,20 70,40 70,59 70,78 70,90 71,06

Sumber: BPS Republik Indonesia

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 181


Lampiran 2

Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Menurut Provinsi di Indonesia, 2012 – 2017 (dalam tahun)

Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Aceh 8,36 8,44 8,71 8,77 8,86 8,98


Sumatera Utara 8,72 8,79 8,93 9,03 9,12 9,25
Sumatera Barat 8,27 8,28 8,29 8,42 8,59 8,72
Riau 8,34 8,38 8,47 8,49 8,59 8,76

.id
Jambi 7,69 7,80 7,92 7,96 8,07 8,15
7,50 7,53 7,66 7,77 7,83 7,99

o
Sumatera Selatan

.g
Bengkulu 8,01 8,09 8,28 8,29 8,37 8,47
7,30 7,32 7,48 7,56 7,63 7,79

ps
Lampung
Kep. Bangka Belitung 7,25 7,32 7,35 7,46 7,62 7,78

.b
Kep. Riau 9,58 9,63 9,64 9,65 9,67 9,79
DKI Jakarta 10,43 10,47
r at 10,54 10,70 10,88 11,02
Jawa Barat 7,52 7,58 7,71 7,86 7,95 8,14
ba

Jawa Tengah 6,77 6,80 6,93 7,03 7,15 7,27


ua

D I Yogyakarta 8,63 8,72 8,84 9,00 9,12 9,24


Jawa Timur 6,85 6,90 7,05 7,14 7,23 7,34
ap

Banten 8,06 8,17 8,19 8,27 8,37 8,53


8,05 8,10 8,11 8,26 8,36 8,55
//p

Bali
Nusa Tenggara Barat 6,33 6,54 6,67 6,71 6,79 6,90
s:

Nusa Tenggara Timur 6,71 6,76 6,85 6,93 7,02 7,15


tp

Kalimantan Barat 6,62 6,69 6,83 6,93 6,98 7,05


7,73 7,79 7,82 8,03 8,13 8,29
ht

Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan 7,48 7,59 7,60 7,76 7,89 7,99
Kalimantan Timur 8,83 8,87 9,04 9,15 9,24 9,36
Kalimantan Utara - 8,10 8,35 8,36 8,49 8,56
Sulawesi Utara 8,71 8,79 8,86 8,88 8,96 9,14
Sulawesi Tengah 7,73 7,82 7,89 7,97 8,12 8,29
Sulawesi Selatan 7,37 7,45 7,49 7,64 7,75 7,95
Sulawesi Tenggara 7,76 7,93 8,02 8,18 8,32 8,46
Gorontalo 6,92 6,96 6,97 7,05 7,12 7,28
Sulawesi Barat 6,76 6,87 6,88 6,94 7,14 7,31
Maluku 8,80 8,81 9,15 9,16 9,27 9,45
Maluku Utara 8,04 8,27 8,34 8,37 8,52 8,61
Papua Barat 6,87 6,91 6,96 7,01 7,06 7,15
Papua 5,73 5,74 5,76 5,99 6,15 6,27

INDONESIA 7,59 7,61 7,73 7,84 7,95 8,10

Sumber: BPS Republik Indonesia

182 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Lampiran 3

Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Menurut Provinsi di Indonesia, 2012 – 2017 (dalam tahun)

Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Aceh 13,19 13,36 13,53 13,73 13,89 14,13


Sumatera Utara 11,97 12,41 12,61 12,82 13,00 13,10
Sumatera Barat 12,81 13,16 13,48 13,60 13,79 13,94
Riau 11,79 12,27 12,45 12,74 12,86 13,03

.id
Jambi 11,73 12,17 12,38 12,57 12,72 12,87
11,42 11,46 11,75 12,02 12,23 12,35

o
Sumatera Selatan

.g
Bengkulu 12,20 12,78 13,01 13,18 13,38 13,57
11,37 11,90 12,24 12,25 12,35 12,46

ps
Lampung
Kep. Bangka Belitung 10,79 10,96 11,18 11,60 11,71 11,83

.b
Kep. Riau 11,90 12,26 12,51 12,60 12,66 12,81
DKI Jakarta 11,96
at
12,24
r
12,38 12,59 12,73 12,86
Jawa Barat 11,24 11,81 12,08 12,15 12,30 12,42
ba

Jawa Tengah 11,39 11,89 12,17 12,38 12,45 12,57


ua

D I Yogyakarta 14,64 14,67 14,85 15,03 15,23 15,42


Jawa Timur 11,74 12,17 12,45 12,66 12,98 13,09
ap

Banten 11,79 12,05 12,31 12,35 12,70 12,78


12,26 12,40 12,64 12,97 13,04 13,21
//p

Bali
Nusa Tenggara Barat 12,21 12,46 12,73 13,04 13,16 13,46
s:

Nusa Tenggara Timur 11,73 12,27 12,65 12,84 12,97 13,07


tp

Kalimantan Barat 11,11 11,60 11,89 12,25 12,37 12,50


11,22 11,71 11,93 12,22 12,33 12,45
ht

Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan 11,54 11,67 11,96 12,21 12,29 12,46
Kalimantan Timur 12,46 12,85 13,17 13,18 13,35 13,49
Kalimantan Utara - 12,30 12,52 12,54 12,59 12,79
Sulawesi Utara 11,77 11,88 12,16 12,43 12,55 12,66
Sulawesi Tengah 12,09 12,36 12,71 12,72 12,92 13,04
Sulawesi Selatan 12,16 12,52 12,90 12,99 13,16 13,28
Sulawesi Tenggara 12,45 12,45 12,78 13,07 13,24 13,36
Gorontalo 11,78 12,13 12,49 12,70 12,88 13,01
Sulawesi Barat 11,28 11,46 11,78 12,22 12,34 12,48
Maluku 12,96 13,35 13,53 13,56 13,73 13,91
Maluku Utara 12,19 12,48 12,72 13,10 13,45 13,56
Papua Barat 11,45 11,67 11,87 12,06 12,26 12,47
Papua 9,11 9,58 9,94 9,95 10,23 10,54

INDONESIA 11,68 12,10 12,39 12,55 12,72 12,85

Sumber: BPS Republik Indonesia

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 183


Lampiran 4

Pendapatan Per Kapita Disesuaikan Menurut Provinsi di Indonesia, 2012 – 2017 (dalam ribu rupiah)

Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Aceh 8.134,01 8.288,79 8.297,48 8.533,00 8.768,00 8.957,00


Sumatera Utara 9.265,83 9.308,76 9.391,00 9.563,00 9.744,00 10.016,00
Sumatera Barat 9.478,88 9.569,54 9.620,73 9.804,00 10.126,00 10.306,00
Riau 10.057,84 10.179,60 10.262,40 10.364,00 10.465,00 10.677,00

.id
Jambi 8.943,55 9.066,27 9.141,15 9.446,00 9.795,00 9.990,00

o
Sumatera Selatan 9.040,35 9.230,82 9.302,02 9.474,00 9.935,00 10.220,00

.g
Bengkulu 8.681,82 8.803,21 8.864,12 9.123,00 9.492,00 9.778,00

ps
Lampung 8.273,12 8.415,11 8.476,24 8.729,00 9.156,00 9.413,00
Kep. Bangka Belitung 11.218,08 11.656,54 11.690,57 11.781,00 11.960,00 12.066,00

.b
Kep. Riau 12.739,91 12.942,28 13.018,53
at 13.177,00 13.359,00 13.566,00
DKI Jakarta 16.612,86 16.827,58 16.897,51 17.075,00 17.468,00 17.707,00
r
Jawa Barat 9.324,85 9.421,30 9.447,16 9.778,00 10.035,00 10.285,00
ba

Jawa Tengah 9.497,15 9.617,92 9.639,74 9.930,00 10.153,00 10.377,00


ua

D I Yogyakarta 12.136,69 12.260,52 12.294,43 12.684,00 13.229,00 13.521,00


Jawa Timur 9.797,47 9.978,00 10.012,16 10.383,00 10.715,00 10.973,00
ap

Banten 11.008,33 11.061,34 11.150,00 11.261,00 11.469,00 11.659,00


//p

Bali 12.529,78 12.738,09 12.830,51 13.078,00 13.279,00 13.573,00


Nusa Tenggara Barat 8.852,59 8.950,27 8.986,96 9.241,00 9.575,00 9.877,00
s:

Nusa Tenggara Timur 6.784,75 6.899,41 6.933,54 7.003,00 7.122,00 7.350,00


tp

Kalimantan Barat 8.001,86 8.127,01 8.174,98 8.279,00 8.348,00 8.472,00


ht

Kalimantan Tengah 9.556,60 9.641,41 9.681,87 9.809,00 10.155,00 10.492,00


Kalimantan Selatan 10.552,89 10.654,96 10.747,57 10.891,00 11.307,00 11.600,00
Kalimantan Timur 10.943,96 10.981,13 11.018,83 11.229,00 11.355,00 11.612,00
Kalimantan Utara - 8.228,55 8.288,86 8.354,00 8.434,00 8.643,00
Sulawesi Utara 9.430,04 9.582,67 9.627,82 9.729,00 10.148,00 10.422,00
Sulawesi Tengah 8.286,07 8.500,57 8.601,52 8.768,00 9.034,00 9.311,00
Sulawesi Selatan 9.559,61 9.632,41 9.722,70 9.992,00 10.281,00 10.489,00
Sulawesi Tenggara 8.395,91 8.537,28 8.555,13 8.697,00 8.871,00 9.094,00
Gorontalo 8.672,77 8.718,72 8.762,26 9.035,00 9.175,00 9.532,00
Sulawesi Barat 8.091,24 8.147,85 8.169,87 8.260,00 8.450,00 8.736,00
Maluku 7.726,67 7.872,45 7.925,16 8.026,00 8.215,00 8.433,00
Maluku Utara 7.059,40 7.199,80 7.233,82 7.423,00 7.545,00 7.792,00
Papua Barat 6.732,03 6.896,19 6.943,98 7.064,00 7.175,00 7.493,00
Papua 6.348,87 6.394,30 6.416,10 6.469,00 6.637,00 6.996,00
INDONESIA 9.814,68 9.858,16 9.902,85 10.150,00 10.420,00 10.664,00

Sumber: BPS Republik Indonesia

184 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Lampiran 5

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi di Indonesia, 2012 – 2017

Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Aceh 67.81 68.30 68.81 69.45 70.00 70.60


Sumatera Utara 67.74 68.36 68.87 69.51 70.00 70.57
Sumatera Barat 68.36 68.91 69.36 69.98 70.73 71.24
Riau 69.15 69.91 70.33 70.84 71.20 71.79

.id
Jambi 66.94 67.76 68.24 68.89 69.62 69.99
65.79 66.16 66.75 67.46 68.24 68.86

o
Sumatera Selatan

.g
Bengkulu 66.61 67.50 68.06 68.59 69.33 69.95
64.87 65.73 66.42 66.95 67.65 68.25

ps
Lampung
Kep. Bangka Belitung 67.21 67.92 68.27 69.05 69.55 69.99

.b
Kep. Riau 72.36 73.02 73.40 73.75 73.99 74.45
DKI Jakarta 77.53
at
78.08
r
78.39 78.99 79.60 80.06
Jawa Barat 67.32 68.25 68.80 69.50 70.05 70.69
ba

Jawa Tengah 67.21 68.02 68.78 69.49 69.98 70.52


ua

D I Yogyakarta 76.15 76.44 76.81 77.59 78.38 78.89


Jawa Timur 66.74 67.55 68.14 68.95 69.74 70.27
ap

Banten 68.92 69.47 69.89 70.27 70.96 71.42


71.62 72.09 72.48 73.27 73.65 74.30
//p

Bali
Nusa Tenggara Barat 62.98 63.76 64.31 65.19 65.81 66.58
s:

Nusa Tenggara Timur 60.81 61.68 62.26 62.67 63.13 63.73


tp

Kalimantan Barat 63.41 64.30 64.89 65.59 65.88 66.26


66.66 67.41 67.77 68.53 69.13 69.79
ht

Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan 66.68 67.17 67.63 68.38 69.05 69.65
Kalimantan Timur 72.62 73.21 73.82 74.17 74.59 75.12
Kalimantan Utara - 67.99 68.64 68.76 69.20 69.84
Sulawesi Utara 69.04 69.49 69.96 70.39 71.05 71.66
Sulawesi Tengah 65.00 65.79 66.43 66.76 67.47 68.11
Sulawesi Selatan 67.26 67.92 68.49 69.15 69.76 70.34
Sulawesi Tenggara 67.07 67.55 68.07 68.75 69.31 69.86
Gorontalo 64.16 64.70 65.17 65.86 66.29 67.01
Sulawesi Barat 61.01 61.53 62.24 62.96 63.60 64.30
Maluku 65.43 66.09 66.74 67.05 67.60 68.19
Maluku Utara 63.93 64.78 65.18 65.91 66.63 67.20
Papua Barat 60.30 60.91 61.28 61.73 62.21 62.99
Papua 55.55 56.25 56.75 57.25 58.05 59.09

INDONESIA 67.70 68.31 68.90 69.55 70.18 70.81

Sumber: BPS Republik Indonesia

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 185


Lampiran 6

Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2012 – 2017 (dalam tahun)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Fakfak 67,35 67,40 67,62 67,72 67,84 67,95


Kaimana 62,89 63,21 63,57 63,59 63,79 63,99

Teluk Wondama 57,81 58,04 58,36 58,66 58,96 59,26

.id
Teluk Bintuni 57,94 58,13 58,42 59,12 59,48 59,83

o
.g
Manokwari 67,22 67,34 67,60 67,69 67,84 68,00

ps
Sorong Selatan 64,97 65,08 65,34 65,35 65,49 65,63

.b
Sorong 64,90 64,99 at65,23 65,25 65,39 65,52
r
Raja Ampat 63,81 63,84 64,05 64,06 64,16 64,26
ba

Tambrauw 58,39 58,48 58,72 59,02 59,16 59,29


ua

Maybrat 64,39 64,43 64,65 64,65 64,73 64,80


ap

Manokwari Selatan 66,25 66,40 66,67 66,68 66,82 66,96


//p

Pegunungan Arfak 66,17 66,25 66,49 66,49 66,61 66,72


s:
tp

Kota Sorong 67,84 67,96 69,02 69,04 69,36 69,67


ht

PAPUA BARAT 64,88 65,05 65,14 65,19 65,30 65,32

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

186 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Lampiran 7

Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2012 – 2017
(dalam tahun)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Fakfak 13,08 13,17 13,25 13,26 13,51 13.76

Kaimana 10,56 11,02 11,19 11,23 11,46 11.59

.id
Teluk Wondama 9,61 9,97 10,26 10,33 10,48 10.81

o
.g
Teluk Bintuni 10,87 10,94 11,21 11,30 11,62 11.70

ps
Manokwari 12,57 12,96 13,15 13,38 13,51 13.54

.b
Sorong Selatan 11,14 11,33
at 11,52 11,71 11,93 12.28
r
Sorong 12,24 12,35 12,38 12,60 12,81 13.05
ba

Raja Ampat 11,07 11,20 11,34 11,44 11,65 11.79


ua

Tambrauw 10,02 10,46 10,73 10,80 10,89 11.20


ap

Maybrat 11,74 11,92 12,11 12,21 12,31 12.53


//p

Manokwari Selatan - 12,13 12,18 12,19 12,20 12.27


s:
tp

Pegunungan Arfak - 11,00 11,05 11,06 11,07 11.27


ht

Kota Sorong 13,55 13,76 13,95 13,99 14,00 14.01


PAPUA BARAT 11,45 11,67 11,87 12,06 12,26 12,47

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 187


Lampiran 8

Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2012 – 2017
(dalam tahun)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Fakfak 7,96 7,97 8,09 8,12 8,22 8,27

Kaimana 7,13 7,36 7,61 7,65 7,83 7,90

.id
Teluk Wondama 6,36 6,43 6,50 6,52 6,57 6,67

o
.g
Teluk Bintuni 6,98 7,28 7,44 7,45 7,57 7,62

ps
Manokwari 7,47 7,58 7,70 7,75 7,85 7,92

.b
Sorong Selatan 6,50 6,64 at 6,75 6,84 6,95 7,01
r
Sorong 6,79 7,06 7,14 7,46 7,57 7,61
ba

Raja Ampat 6,58 7,16 7,32 7,39 7,53 7,57


ua

Tambrauw 4,27 4,40 4,53 4,61 4,70 4,81


ap

Maybrat 5,91 5,92 5,96 6,22 6,33 6,43


//p

Manokwari Selatan - 6,12 6,20 6,21 6,32 6,37


s:
tp

Pegunungan Arfak - 4,79 4,85 4,86 4,90 4,91


ht

Kota Sorong 10,59 10,82 10,86 10,87 10,91 10,92


PAPUA BARAT 6,87 6,91 6,96 7,01 7,06 7,15

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

188 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


Lampiran 9

Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2012 – 2017
(dalam ribu rupiah)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Fakfak 5.793 6.662 6.731 6.796 6935 7,057

Kaimana 6.850 7.167 7.224 7.341 7538 7,752

.id
Teluk Wondama 6.884 7.162 7.222 7.317 7434 7,694

o
.g
Teluk Bintuni 8.537 8.862 8.929 9.129 9208 9,463

ps
Manokwari 10.584 10.987 11.069 11.328 11440 11,595

.b
Sorong Selatan 5.267 5.483
at 5.520 5.550 5644 5,904
r
Sorong 5.706 6.365 6.436 6.457 6563 6,975
ba

Raja Ampat 6.729 7.020 7.061 7.191 7393 7,508


ua

Tambrauw 4.020 4.339 4.405 4.431 4561 4,626


ap

Maybrat 4.309 4.519 4.562 4.576 4692 4,905


//p

Manokwari Selatan - 4.109 4.149 4.578 4702 5,012


s:
tp

Pegunungan Arfak - 4.522 4.563 4.570 4594 4,683


ht

Kota Sorong 11.786 12.455 12.515 12.590 12858 13,141


PAPUA BARAT 6.732 6.896 6.944 7.064 7175 7.493

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 189


Lampiran 10

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2012 – 2017

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Fakfak 62,56 64,29 64,73 64,92 65,55 66.09

Kaimana 58,99 60,36 61,07 61,33 62,15 62.74

Teluk Wondama 54,69 55,65 56,27 56,64 57,16 58.10

.id
Teluk Bintuni 58,84 59,73 60,40 61,09 61,81 62.39

o
.g
Manokwari 67,86 68,81 69,35 69,91 70,34 70.67

ps
Sorong Selatan 56,87 57,73 58,24 58,60 59,20 60.19

.b
Sorong 59,18 60,86
r at61,23 61,86 62,42 63.42

Raja Ampat 59,06 60,36 60,86 61,23 61,95 62.35


ba

Tambrauw 47,18 48,69 49,40 49,77 50,35 51.01


ua
ap

Maybrat 54,13 54,93 55,36 55,78 56,35 57.23


//p

Manokwari Selatan - 54,95 55,32 56,59 57,12 58.08


s:

Pegunungan Arfak - 53,36 53,69 53,73 53,89 54.39


tp

Kota Sorong 73,89 74,96 75,78 75,91 76,33 76.73


ht

PAPUA BARAT 60,30 60,91 61,28 61,73 62,21 62,99

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

190 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017


o .id
.g
ps
.b
r at
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA BARAT 2017 191

Anda mungkin juga menyukai