Indikator Pasar Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat 2017 PDF
Indikator Pasar Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat 2017 PDF
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
apu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
id
No. Publikasi : 91520.18.01
o.
.g
Katalog BPS : 2302004.91
ps
.b
Ukuran Buku: 21 cm x 29,7 cm
at
ar
Naskah :
pu
a
Gambar Kulit :
tp
Diterbitkan Oleh :
© Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
Dicetak oleh :
CV. Dharmaputra
Publikasi ini menyajikan perkembangan indicator pasar tenaga kerja (Key Indicator
id
of the Labour Market—KILM) Agustus 2016 dan Agustus 2017. Indikator-indikator yang
o.
ditampilkan mengacu pada KILM edisi 9 yang direkomendasikan ILO (International Labour
.g
ps
Organization) tahun 6459, dengan harapan bias dijadikan sebagai acuan mengenai kondisi
.b
pasar tenaga kerja di Papua Barat. Dari 17 (tujuh belas) indicator KILM baru 14 indicator
at
KILM yang dapat ditampilkan pengukurannya melalui data Sakernas. Beberapa indicator
ar
KILM menurut provinsi dan table pendukung penyusun indicator KILM, disajikan pada
ab
pu
Kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya publikasi ini, disampaikan
//p
s:
penghargaan dan ucapan terima kasih. Kritik dan saran dari pengguna sangat diharapkan
tp
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
ht
tp
s:
//p
apu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Daftar Isi | v
id
1.2. Sakernas dan KILM………………………………………………………………………….………………. 2
o.
.g
1.3. Peran KILM di Bidang Ketenagakerjaan…………………………………………………………... 4
ps
1.4. Analisis Pasar Tenaga Kerja Menggunakan KILM…………………………………………….. 7
.b
at
12
Population Ratio - EPR)..…………………………………………………………………………………………
a
//p
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Daftar Isi | vi
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Daftar Tabel | vii
id
Tabel 6. Distribusi Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan (persen), 2016 –2017 ... 39
o.
Rasio TPT Umur Muda Terhadap TPT Umur Dewasa di Papua Barat, 2016 –
.g
Tabel 7. 44
2017 ....................................................................................................................
ps
.b
Tabel 8. Penduduk Bekerja yang termasuk Setengah Penganggur (orang), 2016-2017 ... 46
at
ar
2017 ....................................................................................................................
a
Tabel 12. Persentase Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan, 2016-2017 …………….. 54
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
ht
tp
s:
//p
apu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Daftar Gambar | ix
id
o.
Gambar 7. Employment to Population ratio Menurut Kelompok Umur , 2016-2017………… 14
.g
Gambar 8.
ps
Employment to Population ratio Menurut Kelompok Umur, Agustus 2016 dan
15
.b
Agustus 2017.......................................................................................................
at
Gambar 9. 16
Agustus 2016 dan Agustus 2017………………………………………………………………………
ab
pu
Gambar 11. Persentase Pekerja Rentan Menurut Jenis Kelamin, Agustus 2017 ……………….. 19
//p
s:
Gambar 16. Tingkat Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin, 2016-2017 ………………… 25
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Daftar Gambar | x
Gambar 17. Tingkat Pekerja Paruh Waktu Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2016-2017 ..... 25
Gambar 18 Tingkat Pekerja Paruh Waktu Menurut Kabupaten/Kota, Agustus 2017 ………… 26
Gambar 19. Share Perempuan Pada Pekerja Paruh Waktu (persen), 2016-2017 .................. 27
Gambar 20. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja, 2016-2017 ………….. 27
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin,
Gambar 21. 28
Agustus 2017 ......................................................................................................
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan Daerah Tempat
Gambar 22. 29
Tinggal, Agustus 2017 ........................................................................................
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jam Ker-
Gambar 23. 30
ja, Agustus 2017 …………………………………………………………………………………………….
Gambar 24. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Formal Informal, 2016—2017 .. 31
id
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Formal Informal, Jenis Kelamin
o.
Gambar 25. 32
dan Status Kota Desa, 2016—2017 …………………………………………………………………
.g
Gambar 26.
ps
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kabupaten/kota dan Status Formal
33
.b
Informal, Agustus 2017 …………………………………………………………………………………..
at
Gambar 29. 40
//p
Gambar 31. TPT Penduduk Umur Muda Menurut Jenis Kelamin (persen), 2016-2017 ………. 43
TPT Penduduk Umur Muda Menurut Daerah Tempat Tinggal (persen), 2016-
Gambar 32. 44
2017 ……………………………………………………………………………………………………………….
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Daftar Gambar | xi
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
a pu
//p
s:
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
ht
tp
s:
//p
apu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Lampiran | xiii
id
Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
o.
Lampiran 6. 80
Utama, Agustus 2016 dan Agustus 2017 ...........................................................
.g
ps
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pengunaan Waktu, Agustus 2016 dan
Lampiran 7. 81
.b
Agustus 2017 …………………………………………………………………………………………………
at
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin
ar
Lampiran 8. 81
Agustus 2016—Agustus 2017 ………………………………………………………………………..
ab
pu
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan Daerah Tem-
Lampiran 9. 82
pat Tinggal, Agustus 2016—Agustus 2017 ……………………………………………………..
a
//p
Jumlah dan Persentase Pekerja Menurut Sektor Formal dan Informal, 2016—
s:
Lampiran 10. 82
2017 ………………………………………………………………………………………………………………
tp
ht
Lampiran 12. Indikator Pengangguran Usia Muda di Papua Barat 2016—2017 ………………….. 83
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
ht
tp
s:
//p
apu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
Daftar Istilah dan Singkatan (Akronim)| xv
AK Angkatan Kerja
id
ISCED International Standard Classification of Education
o.
.g
ISIC International Standard Industrial Classification
ps
KBLI Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
.b
at
SP Sensus Penduduk
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
ht
tp
s:
//p
apu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAB I PENDAHULUAN
Data ketenagakerjaan merupakan aspek penting untukmenggambarkan
indikator pasar tenaga kerja di Indonesia. Salah satu sumber penyajian indikator ini
berasal dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilaksanakan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS), yang bertujuan untuk memonitor dinamika ketenagakerjaan,
agar para pengambil keputusan dapat lebih cepat dalam mengambil kebijakan untuk
mengatasi dan memperbaiki permasalahan ketenagakerjaan khususnya di Indonesia.
Sejak Triwulan I Februari 2011, BPS menyusun publikasi yang merujuk pada publikasi
Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization-ILO), yaitu
Indikator Pasar Tenaga Kerja (Key Indicators of the Labour Market-KILM). ILO telah
id
meluncurkan KILM pada tahun 1999 untuk melengkapi program pengumpulan data
o.
.g
secara rutin dan untuk meningkatkan penyebaran data pada unsur utama dari pasar
ps
tenaga kerja dunia. Sejak tahun 2011, KILM Indonesia merujuk pada edisi ke-6 yang
.b
diterbitkan ILO. Untuk edisi KILM Indonesia tahun 2017 ini, KILM yang digunakan
at
sebagai rujukan adalah edisi ke-9 yang diterbitkan ILO pada tahun 2015.
ar
ab
survei seperti : Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survei
s:
Ekonomi Sosial Nasional (SUSENAS) dan SAKERNAS. Survei yang dirancang khusus
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2016 | BPS Provinsi Papua Barat 1
estimasi level kabupaten/kota, pada triwulan 3 (bulan Agustus) ditambah sampel
komplemen. Pada November 2014 karena adanya berbagai alasan Sakernas tidak
dilaksanakan. Pada tahun 2016 ini, Sakernas kembali dilaksanakan semesteran (dua
kali setahun) di seluruh wilayah republik Indonesia. Jumlah sampel Sakernas pada
agustus sekitar 200.000 rumah tangga.
id
dengan jumlah sampel sekitar 50.000 rumahtangga (Sakernas triwulanan) dan
o.
200.000 rumahtangga (Sakernas Agustus). Untuk Sakernas Agustus, jumlah sampel
.g
ps
tersebar pada 20.000 blok sensus (BS) baik daerah perkotaan maupun perdesaan.
.b
Dari 20.000 BS tersebut terbagi menjadi 5.000 BS triwulan 3 dan 15.000 sisanya
at
adalah blok sensus tambahan. Penambahan ini bertujuan untuk mampu mengestimasi
ar
rumahtangga yang tinggal di blok sensus khusus, rumahtangga khusus di bok sensus
a
biasa tidak terpilih sebagai sampel. Di Provinsi Papua Barat sendiri, Sakernas
//p
dilaksanakan pada 64 blok sensus semesteran dan 128 blok sensus tambahan di bulan
s:
2 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2016 | BPS Provinsi Papua Barat
pemakai data dalam mengintepretasikan dan menganalisa data ketenagakerjaan yang
tersedia. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi :
1. Tujuan Survei
id
relatif berbeda.
o.
.g
2. Ukuran Sampel
ps
Ukuran sampel Sakernas dan Supas atau Susenas tidak sama. Perbedaan ini
.b
at
masing sumber data juga berbeda. Semakin kecil ukuran sampel, semakin
ab
3. Faktor Pengali
//p
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2016 | BPS Provinsi Papua Barat 3
5. Perencanaan Kuesioner
6. Waktu Pelaksanaan/Pencacahan
id
diperoleh karena pengaruh musiman.
o.
.g
Penyusunan indikator kunci ketenagakerjaan /KILM pada awalnya dirancang
ps
dengan dua tujuan utama yaitu :
.b
at
merupakan hasil kolaborasi yang melibatkan ILO bersama para ahli dari
//p
s:
4 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2016 | BPS Provinsi Papua Barat
Beberapa peran KILM dalam analisis pasar tenaga kerja antara lain:
id
juga bisa menggunakan indikator yang lebih rinci yaitu tingkat ketidakaktifan
o.
.g
(KILM 13). Untuk mengetahui kualitas dan jenis pekerjaan dapat dilakukan
ps
pendekatan melalui identifikasi kelompok pekerja rentan (vulnerable
.b
employment), yaitu pekerja berdasarkan status dan sektor (KILM 7 dan KILM 8),
at
ar
jam kerja yang berlebih / exceeds working hours (KILM 6), pekerja sektor
ab
(SDG’s)
s:
Development Goals disingkat SDGs ada;ah tujuan yang telah ditentukan oleh PBB
sebagai agenda pembangunan secara global. Tujuan ini merupakan kelanjutan
dari Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015. Sakernas
sebagai salah satu sumber data penyusun indicator SDGs diharapkan dapat
memenuhi informasi yang diperlukan.
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2016 | BPS Provinsi Papua Barat 5
Tingkat pengangguran, berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, dan
penyandang disabilitas.
Persentase jumlah anak usia 5-17 tahun yang terlibat dalam pekerja
anak, menurut kelompok jenis kelamin dan umur.
id
o.
Wanita menghadapi tantangan khusus dalam mencapai pekerjaan yang
.g
layak. Sebagian besar indikator KILM dipisahkan menurut jenis kelamin yang
ps
memungkinkan untuk melakukan perbandingan kesempatan kerja bagi laki-laki
.b
dan perempuan.
at
ar
Globalisasi memiliki potensi manfaat bagi semua, namun hingga saat ini
a
hal tersebut tidak mencakup orang banyak. Oleh karena itu, perlu satu cara
//p
kesempatan kerja yang layak untuk semua. Salah satu cara untuk
ht
6 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2016 | BPS Provinsi Papua Barat
1.4 ANALISIS PASAR TENAGA KERJA MENGGUNAKAN KILM
Pengelompokan penduduk usia kerja menjadi penduduk yang tidak aktif secara
ekonomi (di luar tenaga kerja dan bukan angkatan kerja, KILM 13); penduduk yang
id
bekerja (KILM 2) atau tidak bekerja dan mencari pekerjaan (menganggur, KILM 8).
o.
Semakin besar penduduk yang masuk dalam kelompok pengangguran atau bukan
.g
ps
angkatan kerja, atau keduanya, menunjukkan underutilisasi yang besar dari angkatan
.b
kerja yang potensial. Pemerintah yang menghadapi situasi ini semestinya berusaha
at
untuk menganalisis alasan untuk tidak aktif, yang pada gilirannya bisa menentukan
ar
Jika mayoritas penduduk aktif terdiri dari perempuan yang tidak bekerja
a
misalnya, pembentukan pusat-pusat penitipan anak atau jam kerja feksibel bagi
ht
Pengangguran juga harus dianalisis menurut jenis kelamin (KILM 8), usia
(KILM 9), lamanya menganggur (KILM 10) dan tingkat pendidikan (KILM 11) untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari komposisi pengangguran sehingga
bisa menentukan kebijakan pengangguran yang tepat.
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2016 | BPS Provinsi Papua Barat 7
dianalisa, jika data tersebut tersedia, guna menentukan kelompok mana yang
mengalami kesulitan tertentu. Paradoksnya, tingkat pengangguran yang rendah
mungkin menyamarkan tingkat kemiskinan dalam satu negara (KILM 20), sedangkan
tingkat pengangguran tinggi dapat terjadi di negara-negara dengan perkembangan
ekonomi yang signifikan dengan insiden kemiskinan rendah.
id
Hal ini membawa kita pada kebutuhan untuk membedah jumlah total lapangan
o.
kerja serta untuk menilai kesejahteraan penduduk yang bekerja, di bawah premis
.g
ps
bahwa tidak semua pekerjaan adalah “pekerjaan yang layak”. Jika penduduk yang
.b
bekerja terdiri dari sebagian besar bekerja sendiri atau pekerja keluarga (lihat KILM
at
3), lalu dibandingkan dengan total penduduk yang bekerja (KILM 2), apakah indikator
ar
ini akan kehilangan nilainya sebagai ukuran nominative? Apakah orang-orang ini
ab
bekerja? Ya, menurut definisi internasional. Apakah mereka dalam pekerjaan yang
apu
layak? Mungkin tidak. Meskipun secara teknis bekerja, beberapa pekerja yang
//p
berusaha sendiri atau pekerja keluarga akan bertahan pada pekerjaan mereka saat ini
s:
sehingga batas antara bekerja dan menganggur menjadi sangat tipis. Hal ini terlihat
tp
ht
8 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2016 | BPS Provinsi Papua Barat
BAB 2 PARTISIPASI DAN
INDIKATOR TENAGA KERJA
KILM 1. TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK)
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
a pu
//p
s:
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 9
“TPAK laki-laki masih lebih tinggi dari TPAK perempuan”
id
Grafik 2. TPAK Menurut Jenis Kelamin, 2016-2017
o.
.g
Di Papua Barat, TPAK laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan.
ps
Gambaran tersebut dapat dilihat pada keadaan Agustus 2016 dan Agustus 2017, dimana
.b
at
TPAK laki-laki mencapai 78,79 persen sementara perempuan hanya 54,66 persen. Hal
ar
tersebut dapat diartikan bahwa dari 100 orang penduduk kerja laki-laki, yang termasuk
ab
angkatan kerja sekitar 79 orang, sementara pada perempuan dari 100 orang penduduk usia
pu
kerja erempuan hanya sekitar 55 orang yang termasuk angkatan kerja (Grafik 2).
a
//p
“Pada tiap kelompok umur, TPAK Agustus hampir selalu lebih rendah dari TPAK
s:
Persen
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
65 +
15 - 19
20 - 24
35 - 39
50 - 54
55 - 59
25 - 29
30 - 34
40 - 44
45 - 49
60 - 64
10 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
TPAK yang dipilah menurut kelompok umur menunjukkan pola seperti huruf
“U” terbalik. Angka partisipasi penduduk usia 15-19 tahun pada pasar kerja cenderung
rendah dikarenakan masih banyak yang bersekolah. TPAK melonjak naik pada
kelompok umur 20-24 tahun, kemudian mencapai puncaknya pada usia 45-49 tahun,
dan perlahan turun pada umur-umur berikutnya (salah satu penyebabnya karena
memasuki usia pensiun).
id
TPAK menurut kabupaten/kota berdasarkan Sakernas Agustus 2017
o.
.g
menunjukkan bahwa kabupaten dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah
ps
Pegunungan Arfak (88,89 persen), Maybrat (85,52 persen) dan Manokwari Selatan
.b
(79,54 persen). Angka TPAK ketiga kabupaten tersebut lebih tinggi darpada angka
at
ar
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 11
Tiga kabupaten/kota dengan TPAK terendah pada Sakernas Agustus 2017 ini
diduduki oleh Kabupaten Raja Ampat (56,97 persen), Kota Sorong (61,39 persen), dan
Kabupaten Teluk Wondama (62,72 persen). Lihat grafik 4 dan lampiran.
“Rasio penduduk bekerja terhadap jumlah penduduk usia kerja pada Agustus
2017 adalah sebesar 63,09 persen”
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
12 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Rasio ini memberikan informasi tentang kemampuan ekonomi untuk
menciptakan lapangan kerja, karena di banyak negara indikator ini menghasilkan
analisis yang lebih mendalam dibandingkan dengan tingkat pengangguran. Meskipun
secara keseluruhan rasio tinggi biasanya dianggap sebagai positif, indikator ini saja
tidak cukup untuk menilai tingkat pekerjaan yang layak atau tingkat defisit pekerjaan
yang layak. Indikator tambahan diperlukan untuk menilai isu-isu seperti upah/gaji,
jam kerja, lapangan kerja sektor informal, setengah pengangguran dan kondisi kerja.
Bahkan, nilai rasio ini bisa tinggi untuk alasan yang tidak selalu positif misalnya
pilihan pendidikan yang terbatas sehingga kaum muda mengambil pekerjaan yang
tersedia daripada tinggal di sekolah untuk membangun modal manusia mereka
(memilih bekerja demi melanjutkan sekolah/ membiayai sekolah). Untuk alasan ini,
sangat disarankan bahwa indikator ini harus ditinjau ulang secara kolektif dalam
setiap evaluasi kebijakan tenaga kerja di suatu negara/wilayah.
id
o.
Salah satu indikator penting dalam pasar kerja adalah EPR, Pada periode
.g
ps
Agustus 2016 ke Agustus 2017, nilai EPR Provinsi Papua Barat turun sebanyak 1,73
.b
persen poin. EPR Papua Barat sebesar 63,09 persen pada tahun 2017 mempunyai arti
at
bahwa dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas, terdapat 63 orang yang bekerja pada
ar
Agustus 2016.
ab
pu
“EPR laki-laki lebih tinggi dari EPR perempuan dan EPR di perdesaan lebih tinggi
a
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 13
Apabila dilihat menurut jenis kelamin, pada Penduduk Usia Kerja (Penduduk 15
tahun ke atas) terjadi penurunan EPR pada laki-laki dan peningkatan EPR pada
perempuan. Sedangkan jika dipisahkan menurut tempat tinggal, terjadi peningkatan
EPR di perkotaan dan penurunan di perdesaan.
“EPR kelompok muda lebih rendah dari EPR kelompok umur dewasa”
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
sebagaimana ditunjukan pada grafik 7, dapat dilihat bahwa pada Agustus 2017 EPR
ht
Penduduk Dewasa (25 tahun ke atas) sebesar 75,25 persen jauh lebih besar
dibandingkan EPR Penduduk Usia Muda (15-24 tahun) yang hanya sebesar 31,99
persen. Selisih yang cukup jauh antara EPR 25 tahun ke atas dan EPR 15-24 tahun
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk usia muda tidak terlibat dalam pasar
kerja melainkan termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja karena aktifitas
seperti menimba ilmu atau sekolah.
14 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
id
o.
Grafik 8. Employment to Population ratio Menurut Kelompok Umur, Agustus
.g
2016 dan Agustus 2017
ps
.b
Pola EPR berdasarkan kelompok umur yang terlihat pada grafik 8 mirip dengan
at
ar
pola TPAK pada Grafik 3. Hal ini menunjukkan dominasi jumlah pendduduk bekerja
ab
pada komponen penduduk usia kerja. Dari grafik 8 dapat terlihat bahwa puncak EPR
pu
untuk Agustus 2017 ini berada pada kelompok umur 35-39, 40-44 , 45-49 tahun. Pola
a
//p
peningkatan EPR di kelompok umur 35-39 dan 40-44 tahun. Penurunan terjadi pada
tp
rasio EPR pada kelompok umur 50 tahun ke atas jika dibandingkan dengan periode
ht
Agustus 2016.
Jika dilihat menurut jenis kelamin, seluruh kebupaten/kota EPR laki-laki jauh
lebih tinggi dibandingkan EPR perempuan. Fakta menarik ditemukan pada Kabupaten
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 15
Pegunungan Arfak, Maybrat dan Manokwari Selatan dimana EPR laki-laki dan EPR
perempuan tidak jauh berbeda atau hampir sama besar (lihat grafik 9).
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
Kategori status pekerjaan utama pada publikasi ini dibedakan menjadi 3 (tiga),
yaitu:
16 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
3) Pekerja keluarga masing-masing yang dinyatakan sebagai proporsi dari total
bekerja
id
Tabel 1. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama,
o.
2016 –2017
.g
ps
.b
at
ar
ab
a pu
//p
s:
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 17
karyawan/pegawai mengalami peningkatan sebesar 5.96 persen poin serta pekerja
keluarga mengalami penuruan sebesar 2,84 persen poin.
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
sendiri, berusaha dibantu buruh tetap/tidak dibayar, pekerja bebas dan pekerja
s:
tp
keluarga. Pada Agustus 2017 pekerja rentan mencapai 41,69 persen, hal ini dapat
ht
dikatakan bahwa dari 100 orang penduduk yang bekerja terdapat 42 orang yang
masuk kategori pekerja rentan. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 dan
Februari 2017, persentase pekerja rentan mengalami penurunan masing-masing
sebesar 1,45 persen poin dan 3.38 persen poin.
18 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
id
Grafik 11. Persentase Pekerja Rentan Menurut Jenis Kelamin, Agustus 2017
o.
.g
ps
KILM 4. PENDUDUK BEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
.b
at
ar
ab
pu
dalam ketenagakerjaan dan tingkat pembangunan. Dalam buku teks pembangunan ekonomi,
//p
tenaga kerja berpindah dari pertanian dan aktifitas tenaga kerja intensif lainnya ke sektor
s:
tp
industri dan akhirnya menuju ke sektor jasa-jasa; dalam prosesnya, pekerja berpindah dari
ht
desa ke kota.
Untuk kepentingan analisis, sektor dalam perekonomian dibagi menjadi 3 (tiga) sektor
yaitu A(griculture)/Pertanian, M(anufacture)/Manufaktur dan S(ervices)/Jasa-Jasa,
berdasarakan pada definisi sektor International Standard Industrial Classification (ISIC)
System (Revisi 2 dan Revisi 3).
Kondisi lapangan pekerjaan utama di Papua Barat pada Agustus 2017 masih
menunjukkan pola yang sama dengan keadaan Agustus 2016 maupun Februari 2017, yaitu
didominasi oleh sektor jasa dengan persentase sebesar 50,39 persen. Selanjutnya adalah
sektor pertanian sebesar 35,26 persen dan manufaktur sebesar 14,35 persen (Tabel 2).
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 19
Tabel 2. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,
2016-2017
id
o.
.g
ps
Apabila dilihat lebih lanjut pada Agustus 2017, penyumbang terbesar dari sektor jasa
.b
adalah jasa kemasyarakatan (23,62 persen) dan perdagangan (17,69 persen). Sedangkan
at
ar
untuk sektor manufaktur penyumbang terbesar adalah sektor konstruksi (5,83 persen) serta
ab
Pada periode Sakernas Agustus 2016-Agustus 2017, sektor jasa dan manufaktur
a
//p
mengalami peningkatan sebesar 0.26 persen poin dan 1.42 persen poin. Sedangkan sektor
s:
Jika dilihat pada periode Februari 2017– Agustus 2017, menunjukkan hal yang sama
dimana sektor jasa dan manufaktur meningkat sementara pertanian turun. sektor manufaktur
dan jasa mengalami peningkatan masing-masing sebesar 2.61 persen dan 4.7 persen poin.
Sementara itu sektor pertanian turun sebesar 7.32 persen poin.
20 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
id
o.
Grafik 12. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kabupaten Kota dan
.g
Lapangan Pekerjaan Utama, Agustus 2017
ps
.b
at
ar
2016-2017
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 21
Kondisi jenis pekerjaan utama di Papua Barat pada Agustus 2017 mempunyai
pola yang sama dengan keadaan Agustus 2016, yaitu didominasi oleh tenaga usaha
pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan dengan persentase sebesar 34,70
persen. Jenis pekerjaan terbesar kedua dan ketiga adalah tenaga produksi, operator
alat-alat angkutan dan pekerja kasar dan tenaga usaha penjualan masing-masing
sebesar 20,94 persen dan 15,48 persen.
“Pada Agustus 2017, mayoritas laki-laki bekerja sebagai tenaga usaha pertanian
sementara perempuan juga sebagian besar bekerja sebagai tenaga usaha
pertanian”
Komposisi jenis pekerjaan utama pada Sakernas Agustus 2017 menurut jenis
kelamin, persentase tertinggi penduduk laki-laki bekerja pada jenis pekerjaan tenaga
id
usaha pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan perburuan sebesar 32,35
o.
.g
persen. Sedangkan perempuan juga sebagian besar bekerja pada jenis pekerjaan
ps
tenaga usaha pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan perburuan sebesar
.b
38,55 persen.
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
Grafik 13. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis
Kelamin, Agustus 2017
22 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
“Pada Agustus 2017, mayoritas penduduk perdesaan bekerja sebagai tenaga usaha
pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan sementara penduduk perkotaan bekerja
sebagai tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar”
Bila dilihat berdasarkan daerah tempat tiggal, persentase jenis pekerjaan utama
terbesar pada Agustus 2017 di daerah perdesaan adalah tenaga usaha pertanian, kehutanan,
perburuan dan perikanan sebesar 51 persen. Sedangkan pada daerah perkotaan paling besar
pada tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar sebesar 27,7 persen
(grafik 14).
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
a pu
//p
s:
tp
Grafik 14. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah
Tempat Tinggal, Agustus 2017
Jumlah jam kerja berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan pekerja serta pada
tingkat produktivitas dan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Mengukur tingkat dan tren di jam-jam bekerja di masyarakat, untuk berbagai kelompok
pekerja dan untuk pekerja secara individu menjadi penting ketika melakukan pemantauan
kerja dan kondisi hidup maupun ketika menganalisis perkembangan ekonomi. Indikator
pekerja paruh waktu berfokus pada individu dengan jumlah jam kerja kurang dari full time,
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 23
yang merupakan proporsi dari total pekerja. Untuk kasus Indonesia, batas yang digunakan
adalah kurang dari 35 jam seminggu dan mencari pekerjaan.
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
Hasil Sakernas Agustus 2017, tinghkat pekerja paruh waktu mencapai 22, 26 persen. Hal
a
//p
ini dapat diartikan bahwa dari 100 orang yang bekerja, terdapat sekitar 22 orang yang bekerja
s:
kurang dari 35 jam per minggu dan tidak punya keinginan untuk menambah pekerja (jam
tp
kerja). Tangkat pekerja paruh waktu ini mengalami peningkatan 0.12 persen poin bila
ht
dibandingkan dengan Februari 2017. sedangkan bila dibandingkan dengan Agustus 2016
mengalami penurunan sebesar 0.63 persen poin.
“Tingkat pekerja paruh waktu perempuan lebih tinggi daripada tingkat pekerja paruh
waktu laki-laki”
Sakernas Agustus 2017 menunjukkan bahwa tingkat pekerja paruh waktu perempuan
mencapai dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan tingkat pekerja paruh waktu laki-laki yaitu
masing-masing sebesar 32,50 persen dan 16,02 persen. Tingkat pekerja paruh waktu
perempuan jika dibandingkan dengan kondisi Agustus 2016 mengalami penurunan sebesar
2.06 persen poin sedangkan pekerja paruh waktu laki-laki juga mengalami penurunan sebesar
0.5 persen poin.
24 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Grafik 16. Tingkat Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin, 2016-2017
id
o.
.g
ps
“Pada Agustus 2017 tingkat pekerja paruh waktu di perkotaan dan perdesaan mengalami
.b
peningkatan dibandingkan dengan Agustus 2016”
at
ar
ab
a pu
//p
s:
tp
ht
Grafik 17. Tingkat Pekerja Paruh Waktu Menurut Daerah Tempat Tinggal,
2016-2017
Berdasarkan klasifikasi tempat tinggalnya, terlihat bahwa pada Agustus 2017 tingkat
pekerja paruh waktu perdesaan hampir dua kali lipat di perkotaan. Besarannya masing-
masing yaitu 15,11 persen di perkotaan dan 26,130 persen di perdesaan. Pada Agustus 2017
tingkat pekerja paruh waktu laki-laki meningkat sebesar 0,17 persen poin di bandingkan
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 25
Agustus 2016 sedangkan tingkat pekerja paruh waktu perempuan juga mengalami
peningkatan sebesar 0,81 persen poin.
“Agustus 2017 : Kabupaten Pegunungan Arfak memiliki tingkat pekerja paruh waktu
tertinggi”
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2017 (Grafik 18), tingkat pekerja paruh waktu
tertinggi diduduki oleh Kabupaten Pegunungan Arfak (77,75 persen) dikuti oleh Kabupaten
Tambrauw (35,95 persen) dan Kabupaten Manokwari Selatan (34,20 persen). Persentase
tingkat pekerja penuh ketiga kabupaten tersebut lebih tinggi dari tingkat pekerja paruh waktu
tingkat provinsi sebesar 22,26 persen.
Kedudukan tiga kabupaten dengan tingkat pekerja paruh waktu terendah pada Agustus
2017 adalah Kota Sorong (12,20 persen), diikuti oleh Kabupaten Raja Ampat (12,26 persen)
dan Kabupaten Kaimana (16,56 persen).
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
“Agustus 2017: Share perempuan terhadap tingkat pekerja paruh waktu di Papua Barat
mencapai 55,27 persen”
Share perempuan pada pekerja paruh waktu berdasarkan hasil Sakernas Agustus 6457
sebesar 55,27 persen, yang dapat diartikan dari 100 orang yang bekerja paruh waktu, sekitar
55 orang diantara adalah perempuan. Share perempuan pada pekerja paruh waktu Agustus
2017 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 dengan
peningkatan sebesar 2,71 persen poin.
26 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
id
Grafik 19. Share Perempuan Pada Pekerja Paruh Waktu (persen), 2016-2017
o.
.g
ps
.b
at
KILM ini bertujuan untuk menunjukkan jumlah orang yang dipekerjakan menurut jam
a pu
kerja (biasanya atau sebenarnya): kurang dari 25 jam kerja perminggu, antara 25 dan 34 jam,
//p
antara 35 dan 39 jam, antara 40-48 jam, antara 49-59 jam, 60 jam ke atas.
s:
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 27
Hasil Sakernas Agustus 2017 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di
Indonesia bekerja di atas 35 jam per minggu mencapai hampir dua pertiga dari total penduduk
yang bekerja. Sementara itu penduduk yang bekerja di bawah 35 jam per minggu mencapai
38,62 persen, persentase ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi
Agustus 2016 (38,36 persen) yaitu sebesar 0.26 persen poin.
Jika jam kerja dikategorikan menjadi 8 kelompok seperti yang terdapat pada lampiran
persentase tertinggi penduduk berkerja pada Agustus 2017 terdapat pada kelompok 40-48
jam per minggu yang mencapai 24,54 persen. Selain itu masih banyak penduduk dengan jam
kerja lebih dari 48 jam per minggu yang masuk dalam kategori pekerjaan tidak layak yaitu
sekitar 25,60 persen (Grafik 20).
“Penduduk perempuan lebih banyak yang bekerja di bawah 35 jam per minggu daripada
id
o.
laki-laki”
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
Grafik 21. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis
Kelamin, Agustus 2017
Dapat dicermati pada grafik 21, pada Agustus 2017 secara umum lebih banyak
penduduk perempuan yang bekerja di bawah 35 jam per minggu dibanding penduduk laki-
laki. Persentase penduduk perempuan yang jam kerjanya di bawah 35 jam per minggu
mencapai 45,80 persen, sementara persentase pada laki-laki dengan kategori jam kerja yang
sama hanya sebesar 27,67 persen.
Pada jam kerja 35-48 jam, persentase penduduk laki-laki lebih besar dibanding
perempuan, yaitu 38,77 persen dibanding 30,86 persen. Begitu pula untuk jam kerja di atas 48
28 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
jam per minggu persentase laki-laki lebih tinggi dibandingkan persentase perempuan, yaitu
29,03 persen dibanding 19,97 persen.
“Penduduk perdesaan lebih banhyak yang bekerja di bawah 35 jam per minggu
dibandingkan dengan penduduk perkotaan”
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
Grafik 22. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan
a
Apabila diamati lebih lanjut, terdapat perbedaan karakteristik menurut jam kerja antara
ht
penduduk yang bekerja di perdesaaan dan di perkotaan. Penduduk di perdesaan lebih banyak
yang bekerja di bawah 35 jam per minggu dibandingkan dengan penduduk perkotaan.
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2017, persentase penduduk yang bekerja di bawah jam
kerja normal (kurang dari 35 jam per minggu) di daerah perdesaan mencapai 42,01 persen
sedangkan di daerah perkotaan hanya sebesar 21,29 persen.
“Agustus 2017: kabupaten dengan persentase penduduk yang bekerja di bawah 35 jam
per minggu tertinggi adalah Kabupaten Pegunungan Arfak”
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2017 seperti yang terihat pada Grafik 23,
menunjukkan bahwa tiga kabupaten dengan persentase penduduk bekerja di bawah 35 jam
perminggu tertinggi adalah Kabupaten Pegunungan Arfak (87,9 persen), Kota Sorong (69,9
persen) dan Kabupaten Manokwari Selatan (47,2 persen). Sedangkan tiga kabupaten dengan
persentase penduduk bekerja di bawah 35 jam seminggu yang terendah yaitu, Kabupaten
Kaimana (22,0 persen), Kabupaten Sorong Selatan (32,9 Persen) dan Kabupaten Manokwari
(34,7 persen).
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 29
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
Pekerja di sektor informal terkait perkiraan jumlah orang yang bekerja di sektor
informal dibandingkan dengan jumlah orang bekerja. Dalam hal ukuran dan pertumbuhan,
sektor informal merupakan bagian penting dari kehidupan ekonomi, sosial dan politik di
sebagian besar negara berkembang, serta beberapa negara maju. Di negara-negara dengan
tingkat pertumbuhan penduduk atau urbanisasi yang tinggi, ekonomi informal cenderung
tumbuh untuk menyerap sebagian besar tenaga kerja. Konferensi Internasional Statistik
Perburuhan (ICLS) ke-15 mendefinisikan sektor informal sebagai unit produksi dalam usaha
rumahtangga yang dimiliki oleh rumah tangga. Mereka yang bekerja di sektor informal terdiri
semua orang yang, selama periode acuan tertentu, yang bekerja di setidaknya satu unit
produksi yang memenuhi konsep sektor informal, terlepas dari status mereka dalam pekerjaan
dan apakah itu pekerjaan utama atau pekerjaan sekunder. Resolusi ICLS memperbolehkan
beberapa variasi konsep nasional. Akibatnya, informasi untuk indikator sering didasarkan pada
definisi nasional dan pengukuran ekonomi informal. BPS melakukan pendekatan khusus dalam
30 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
menentukan pekerja sektor formal/informal yaitu berdasarkan status dalam pekerjaan utama
dari jenis pekerjaan/jabatan.
“Mayoritas penduduk Papua Barat bekerja di sektor informal yaitu 59,10 persen”
Hasil Sakernas Agustus 2017 menunjukkan bahwa dari 402.526 orang yang bekerja,
sebanyak 59,10 persen merupakan penduduk yang bekerja di sektor informal (237.890
orang). Pada periode Agustus 2016 tampaknya ada penurunan secara perlahan persentase
penduduk bekerja di sektor informal dimana pada Agustus 2016, proporsi pekerja yang
bekerja di sektor informal mencapai 59,43 persen (239.116 orang) Pada periode Februari
2017 pekerja sektor informal sempat naik menjadi 65,14 persen kemudian turun menjadi 59,1
persen di Agustus 2017.
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
a
//p
s:
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 31
Grafik 25. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Formal Informal,
Jenis Kelamin dan Status Kota Desa, 2016—2017
id
o.
.g
ps
“Penduduk bekerja di sektor informal lebih banyak tinggal di daerah perdesaan”
.b
at
ar
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2017 seperti yang tampak pada Grafik 25
ab
menunjukkan bahwa penduduk bekerja pada sektor formal yang tinggal di perkotaan
pu
mencapai 58,5 persen. Angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan keadaan
a
//p
Agustus 2016 turun sebesar 4.2 persen poin. Di sisi lain, persentase penduduk yang bekerja
s:
pada sektor informal lebih didominasi oleh perdesaan (69,0 persen) bila dibandingkan dengan
tp
ht
“Pada Agustus 2017 Kabupaten Kaimana merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah
pekerja sektor informal tertinggi
32 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
a pu
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 33
ht
tp
s:
//p
apu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAB 3 INDIKATOR
PENGANGGURAN
KILM 9. Pengangguran
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2017 seperti yang tampak pada Tabel 4, TPT
mencapai 6.49 persen, yang berarti bahwa dari 100 orang angkatan kerja di Indonesia,
terdapat sebanyak 6 sampai 7 orang yang masuk kategori penganggur. Pada Agustus 2017,
id
TPT di Indonesia mengalami penurunan 0.97 persen poin bila dibandingkan dengan keadaan
o.
Agustus 2016.
.g
ps
Tabel 4. Tingkat Pengangguran Terbuka (persen), 2016-2017
.b
at
(TPT)
pu
Berdasarkan daerah tempat tinggal pada periode yang sama, TPT di daerah perkotaan
bila dibandingkan dengan Agustus 2016 turun sebesar 3.29 persen poin. Selanjutnya, di
daerah perdesaan bila dibandingkan dengan Agustus 2016 turun sebesar 0.75 persen poin.
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 35
“Agustus 2017: TPT Tertinggi ada di Kota Sorong”
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
Sebaliknya, kabupaten dengan TPT terendah pada Agustus 2017 diduduki oleh
Kabupaten Tambraw (0.44 persen), kemudian posisi kedua diduduki oleh Kabupaten
Pegunungan Arfak (0.99 persen), dan posisi ketiga diduduki Kabupaten Teluk Wondama (1.47
persen).
36 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Pengangguran dan Pendidikan
Secara umum, berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2017, TPT tertinggi menurut tingkat
pendidikan terdapat pada pendidikan sekolah menengah yaitu sebesar 10.53 persen. Dengan
kata lain ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan
sekolah menengah. Sementara mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima
pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT pada kelompok tidak pernah sekolah atau tidak
pernah mengenyam bangku sekolah yang sangat rendah yaitu sebesar 1.16 persen.
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
“Dibandingkan dengan kondisi Agustus 2016 terjadi peningkatan TPT pada tingkat
pendidikan sekolah tinggi”
Berdasarkan jenis kelamin, peningkatan TPT Agustus 2017 pada sekolah tinggi
dibandingkan dengan Agustus 2016 terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan sebesar
2.45 persen poin dan 1.11 persen poin. Pada tingkat pendidikan lainnya menurut jenis kelamin
hanya pada perempuan berpendidikan sekolah dasar yang mengalami peningkatan sebesar
1.75 persen poin untuk periode yang sama.
Apabila dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, peningkatan TPT daerah perdesaan
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 37
hanya terjadi pada tingkat sekolah menengah sebesar 1.00 persen poin. Sedangkan
peningkatan TPT pada daerah perkotaan terjadi pada mereka yang tidak pernah sekolah dan
pada tingkat pendidikan sekolah tinggi masing-masing sebesar 6.52 persen poin dan 4.01
persen poin.
Tingkat
Agustus 2016 Agustus 2017
Pendidikan
(1) (2) (3)
Tidak Pernah
Sekolah 3.99 1.16
Laki-Laki 4.17 1.45
Perempuan 3.79 0.83
id
Perkotaan 0.00 6.52
o.
Perdesaan 4.30 0.41
.g
Sekolah Dasar 4.21 ps 3.20
Laki-Laki 4.30 6.06
.b
Perempuan 4.30 1.57
at
“Pada Agustus 2016 dan Agustus 2017, persentase penganggur tertinggi terdapat pada
tingkat Sekolah Menengah”
Pada Agustus 2017, persentase penganggur pada tingkat pendidikan sekolah menengah
38 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
mencapai 53.99 persen. Selama periode Agustus 2016-Agustus 2017 penurunan persentase
penganggur berdasarkan tingkat pendidikan terjadi pada mereka yang tidak pernah sekolah
dan tingkat pendidikan sekolah menengah masing-masing sebesar 4.45 persen poin dan 3.65
persen poin.
id
Perdesaan 7.57 0.97
o.
Sekolah Dasar 20.25 20.94
.g
Laki-Laki 14.13 18.03
Perempuan 6.11 ps 2.90
.b
Perkotaan 11.01 12.93
at
Mengamati lebih lanjut Tabel 6, pada keadaan Agustus 2017, persentase laki-laki yang
menganggur dengan pendidikan sekolah tinggi lebih rendah dibandingkan persentase
perempuan yang menganggur pada tingkat pendidikan yang sama. Pada Agustus 2017, di
antara seluruh penganggur laki-laki yang mengenyam pendidikan sekolah tinggi sebesar 9.80
persen, sementara di antara seluruh penganggur perempuan yang berpendidikan sekolah
tinggi mencapai 12.16 persen.
Apabila dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, pada Agustus 2017, persentase
penduduk perdesaan yang menganggur lebih rendah daripada persentase penduduk
perkotaan pada jenjang pendidikan yang sama. Seperti yang tampak pada Tabel 6, persentase
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 39
penduduk perdesaan yang menganggur pada mereka yang tidak pernah bersekolah pada
Agustus 2017 hanya sebesar 0.97 persen, sementara pada perkotaan sebesar 2.14 persen.
“Agustus 2017: Kabupaten Tambraw, Kaimana, dan Sorong Selatan adalah tiga
kabupaten dengan persentase pengangguran berpendidikan tinggi paling tingggi”
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
40 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Grafik 32 menunjukkan urutan kabupaten dengan persentase pengangguran yang
didominasi oleh mereka yang berpendidikan sekolah tinggi pada Agustus 2017, yaitu
Kabupaten Tambraw (100.0 persen), Kabupaten Kaimana (32.7 persen), dan Kabupaten
Sorong Selatan (32.2 persen).
Tiga kabupaten dengan persentase pengangguran yang didominasi oleh mereka yang
berpendidikan menengah secara berturut-turut yaitu Kabupaten Pegunungan Arfak (100.0
persen), Kabupaten Manokwari Selatan (100 persen), dan Kabupaten Manokwari (82.1
persen). Sedangkan tiga kabupaten dengan persentase tertinggi pada pengangguran
berpendidikan dasar ke bawah adalah Kabupaten Teluk Wondama (75.27 persen), Kabupaten
Teluk Bintuni (34.85 persen), dan Kabupaten Maybrat (33.59 persen).
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
a pu
//p
s:
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 41
KILM 10. Pengangguran Pada Kelompok Umur Muda
Penganggur pada kelompok umur muda merupakan masalah kebijakan yang penting
bagi banyak negara yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Untuk tujuan
indikator ini, istilah "umur muda" mencakup orang yang berumur 15 sampai 24 tahun,
sedangkan "orang dewasa" didefinisikan sebagai orang yang berumur 25 tahun ke atas.
Indikator pengangguran kaum muda disajikan dengan rincian sebagai berikut:
id
o.
5. muda.
.g
ps
.b
“TPT kelompok umur muda masih cukup tinggi”
at
ar
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2017 TPT penduduk pada kelompok umur muda
mencapai 19.47 persen, yang dapat diartikan bahwa dari 100 orang penduduk berumur 15-24
tahun yang termasuk angkatan kerja, terdapat sekitar 19 orang yang menganggur. Angka
tersebut menurun bila dibandingkan dengan hasil Sakernas Agustus 2016 sebesar 2.29 persen
poin (Grafik 30).
42 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
“Agustus 2017: TPT kelompok umur muda lebih tinggi pada perempuan dibandingkan
laki-laki”“
Grafik 31. TPT Penduduk Umur Muda Menurut Jenis Kelamin (persen), 2016-2017
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
Ditinjau berdasarkan jenis kelamin, pada Agustus 2017, TPT penduduk umur muda
pu
pada laki-laki cenderung lebih rendah daripada perempuan. Hal ini masih sama dengan
a
Mengamati lebih lanjut TPT penduduk umur muda berdasarkan jenis kelamin,
tp
menunjukkan bahwa keadaan TPT umur muda pada Agustus 2017 menurun baik pada laki-
ht
laki maupun perempuan jika dibandingkan dengan keadaan Agustus. Penurunan TPT tersebut
lebih besar pada perempuan daripada laki-laki. TPT umur muda perempuan menurun 4.80
persen poin, sedangkan laki-laki hanya sebesar 0.67 persen poin.
“TPT kelompok umur muda lebih tinggi di wilayah perkotaan dibandingkan dengan
perdesaan”
Sementara itu, bila ditinjau berdasarkan daerah tempat tinggal tempat tinggal, pada
kelompok umur muda memperlihatkan bahwa pola TPT daerah perkotaan lebih tinggi
daripada di daerah perdesaan. Seperti pada Agustus 2017, TPT umur muda daerah perkotaan
mencapai 31.19 persen, sementara di daerah perdesaan sebesar 11.10 persen. Hal tersebut
bisa diartikan bahwa dari 100 penduduk usia 15-24 tahun yang termasuk angkatan kerja
Agustus 2017, untuk daerah perkotaan terdapat sekitar 31 orang yang menganggur, sementara
untuk daerah perdesaan sekitar 11 orang.
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 43
Grafik 32. TPT Penduduk Umur Muda Menurut Daerah Tempat Tinggal (persen),
2016-2017
id
o.
.g
ps
.b
at
“TPT kelompok muda hampir empat kali lipat lebih tinggi daripada TPT dewasa”
ar
Apabila dibedakan menurut jenis kelamin, pada periode Agustus 2017, rasio TPT umur
ab
muda terhadap TPT penduduk dewasa pada perempuan cenderung lebih rendah dibandingkan
pu
dengan laki-laki. Kondisi ini masih sama dengan keadaan Agustus 2016.
a
//p
Tabel 7. Rasio TPT Umur Muda Terhadap TPT Umur Dewasa di Papua Barat,
s:
tp
2016-2017
ht
Rasio TPT Usia Muda terhadap TPT Agustus 2016 Agustus 2017
Umur Dewasa
(1) (2) (3)
Laki-Laki 4.66 4.11
Perempuan 3.93 3.62
Perkotaan 9.48 6.65
Perdesaan 2.19 2.30
Total 4.41 3.92
Berdasarkan daerah tempat tinggal, rasio TPT umur muda terhadap TPT dewasa
cenderung lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan dengan di daerah perdesaan baik
pada Agustus 2016 maupun Agustus 2017. Sebagai contoh, pada Agustus 2017 rasio TPT umur
muda terhadap TPT penduduk dewasa di daerah perdesaan mencapai sebesar 6.65 sementara
di daerah perdesaan hanya sebesar 2.30.
44 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
“Agustus 2017: share penganggur umur muda terhadap total penganggur xx persen
sementara share penganggur terhadap total penduduk umur muda xx persen”
Share penganggur umur muda terhadap total penganggur berdasarkan hasil Sakernas
Agustus 2017 cukup tinggi yaitu 49.62 persen. Angka ini dapat diartikan bahwa pada Agustus
2017, dari 100 orang penganggur terdapat sekitar 49 orang penganggur yang berumur antara
15 sampai 24 tahun. Seperti yang terlihat pada Grafik 33, angka ini mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan Agustus 2016 sebesar 1.68 persen.
Sementara itu, share penganggur umur muda terhadap total penduduk umur muda pada
Agustus 2017 sebesar 7.88 persen, hal ini dapat diartikan bahwa pada Agustus 2017 dari 100
penduduk berumur 15-24 tahun sekitar 8-9 orang diantaranya merupakan penganggur muda.
Angka ini menurun jika dibandingkan dengan Agustus 2016 sebesar 1.81 persen poin.
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
a pu
//p
s:
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 45
KILM 12. Setengah Pengangguran (Underemployment)
Penduduk yang dikategorikan sebagai setengah penganggur adalah mereka yang jam
kerjanya di bawah ambang batas jam kerja normal (kurang dari 35 jam dalam seminggu), dan
masih mencari atau menerima pekerjaan tambahan.
“Jumlah setengah penganggur Agustus 2017 mencapai 138,997 orang dan mengalami
peningkatan dibandingkan dengan Agustus 2016”
id
Laki-Laki 71,298 69,204
o.
66,518 69,793
.g
Perempuan
Perkotaan ps
21,434 30,917
.b
Perdesaan 116,382 108,080
at
mencapai 138,997 orang (Tabel 8), sebanyak 62,204 orang berjenis kelamin laki-laki dan
a
//p
sisanya sebanyak 69,793 orang adalah perempuan. Sedangkan menurut daerah tempat tinggal,
s:
jumlah setengah penganggur di daerah perdesaan selalu lebih besar dibandingkan dengan
tp
daerah perkotaan. Pada Agustus 2017 jumlah setengah penganggur di daerah perdesaan
ht
“Share setengah penganggur terhadap total angkatan kerja maupun tingkat setengah
penganggur menurun dibandingkan Februari 2017”
46 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Share setengah penganggur terhadap total angkatan kerja pada Agustus 2017 sebesar
32.29 persen yang berarti dari 100 orang penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja,
terdapat sekitar 32 orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dan mereka masih
mencari atau menerima pekerjaan.
Tren dari share setengah penganggur terhadap total angkatan kerja selama periode
Agustus 2016 sampai Agustus 2017 cenderung naik. Dari 31.70 persen pada Agustus 2016
naik hingga 32.29 persen Agustus 2017 (Tabel 9).
id
angkatan kerja
o.
Laki-Laki 25.19 25.86
.g
Perempuan 43.83 42.87
Perkotaan
ps 16.17 18.92
.b
Perdesaan 38.50 40.47
at
ar
Tren untuk tingkat setengah penganggur terhadap total penduduk bekerja mempunyai
ht
pola yang sama dengan tren dari share setengah penganggur terhadap total angkatan kerja.
Pada Agustus 2016, dari total penduduk bekerja sekitar 34.25 persen diantaranya merupakan
setengah penganggur. Kemudian naik sedikit menjadi 34.53 persen pada Agustus 2017.
Persentase peningkatan pekerja setengah penganggur tersebut pada laki - laki sebesar
0.55 persen poin, sedangkan pada perempuan mengalami penurunan sebesar 1.90 persen
poin.
Menilik perbedaan daerah tempat tinggal selama periode Agustus 2016 sampai Agustus
2017, berbeda halnya pada jenis kelamin peningkatan tingkat setengah penganggur terjadi di
daerah perkotaan maupun perdesaan. Pada Agustus 2017 bila dibandingkan dengan Agustus
2016, peningkatan persentase pada daerah perkotaan sebesar 2.39 persen poin, sedangkan
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 47
pada daerah perdesaan mengalami peningkatan sebesar 0.18 persen poin.
“Agustus 2017: Persentase setengah penganggur paling tinggi pada tingkat Sekolah
Dasar sebesar 34.01 persen”
Masih merujuk pada hasil Sakernas Agustus 2017, persentase setengah penganggur
paling tinggi pada tingkat pendidikan sekolah dasar yaitu sebesar 34.01 persen. Dengan kata
lain, dari 100 orang setengah penganggur 34 orang diantaranya berpendidikan sekolah dasar.
Jika dibandingkan dengan kondisi Agustus 2016 persentase setengah penganggur mengalami
penurunan pada tingkat sekolah dasar yaitu sebesar 14.69 persen poin.
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
Penurunan pada tingkat pendidikan sekolah dasar ini diikuti dengan penurunan
persentase setengah penganggur pada laki-laki sebesar 8.23 persen poin dan pada perempuan
sebesar sebesar 0.93 persen poin bila dibandingkan Agustus 2016. Apabila dilihat berdasarkan
daerah tempat tinggal, penurunan terjadi pada daerah perdesaan sebesar 5.51 persen poin.
Sementara itu di daerah perkotaan meningkat sebesar 2.99 persen poin (Tabel 10).
48 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
Tabel 10. Distribusi Setengah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan (persen), 2016-
2017
id
Laki-Laki 24.15 27.94
o.
Perempuan 19.97 20.03
.g
Perkotaan 41.08 37.83
Perdesaan ps
18.64 20.01
Sekolah Tinggi 10.69 15.47
.b
Laki-Laki 13.92 17.00
at
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 49
ht
tp
s:
//p
apu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAB 4 INDIKATOR BUKAN
ANGKATAN KERJA
id
orang pendu uk usia kerja di Indonesia, yang tidak aktif dalam pasar kerja (bukan angkatan
o.
kerja) sekitar 33-34 orang.
.g
ps
Tabel 11. Ketidakaktifan (persen), 2016-2017
.b
at
ar
Apabila dilihat berdasarkan perbedaan jenis kelamin, terdapat kesenjangan yang cukup
besar antara laki-laki dan perempuan terkait tingkat ketidakaktifan. Berdasarkan hasil
Sakernas Agustus 2017 untuk laki-laki, dari 100 orang penduduk usia kerja yang tidak aktif
dalam pasar kerja hanya sekitar 21 orang, sementara untuk perempuan mencapai kisaran 45
orang. Apabila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016, terjadi peningkatan tingkat ke
tidakaktifan pada laki-laki sebesar 6.80 persen poin, sedangkan pada perempuan justru
mengalami penurunan sebesar 2.27 persen poin.
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 51
Ditinjau berdasarkan daerah tempat tinggal, tingkat ketidakaktifan ternyata lebih tinggi
di daerah perkotaan dibandingkan di perdesaan, hal ini menunjukkan bahwa peluang bekerja
di perdesaan lebih besar dibandingkan perkotaan sesuai dengan tingginya EPR di daerah
perdesaan. Pada Agustus 2017, tingkat ketidakaktifan di perkotaan mencapai 36.47 persen,
sedangkan di daerah perdesaan hanya sebesar 29.86 persen. Tingkat ketidakaktifan di daerah
perkotaan dan perdesaan pada Agustus 2017 mengalami peningkatan dibandingkan Februari
2017 masing-masing naik sebesar 1.91 persen poin dan 2.14 persen poin.
Grafik 35. Tingkat Ketidakaktifan Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin,
Agustus 2017
id
o.
79.60 Agustus 2017 Laki-Laki
.g
76.60
ps
Agustus 2017 Perempuan 69.36
.b
59.44
at
ar
51.17
47.30
ab
40.66
pu
38.61 38.30
a
26.16
s:
tp
10.53
ht
6.03 7.06
3.62 3.70 1.47 1.40
25 -
30 -
45 -
15 -
20 -
35 -
40 -
50 -
55 -
60 -
65 +
19
39
54
59
24
29
34
44
49
64
Berdasarkan Grafik 38, secara umum tingkat ketidakaktifan menurut kelompok umur
pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Pada Agustus 2017, tingkat ketidakaktifan laki-
laki berada pada titik terendah pada kelompok umur 45-49 tahun sedangkan perempuan
berada pada kelompok umur 50-54 tahun. Tingkat ketidakaktifan laki-laki pada kelompok
umur 15-19 tahun mencapai 70.60 persen kemudian mengalami penurunan hingga mencapai
1.40 persen pada kelompok umur 45-49 tahun dan terus meningkat kembali mulai dari
kelompok umur 50-54 tahun.
52 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
BAB 5 INDIKATOR PENDIDIKAN
DAN MELEK HURUF
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor produksi selain sumber daya alam,
modal, dan kewirausahaan untuk menghasilkan output. Semakin tinggi kualitas sumber daya
manusia, maka semakin menngkat pula efisiensi dan produktivitas suatu negara.
Teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber
id
daya manusia yang memberi banyak manfaat antara lain: diperolehnya kondisi kerja yang
o.
lebih baik, efisiensi produksi, peningkatan kesejahteraan, dan tambahan pendapatan
.g
ps
seseorang, apabila mampu menyelesaikan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan
.b
dengan pendapatan lulusan pendidikan di bawahnya.
at
ar
Informasi mengenai tingkat pencapaian pendidikan saat ini adalah indikator terbaik
ab
yang tersedia untuk melihat tingkat keahlian tenaga kerja. Tingkat keahlian tenaga kerja
pu
merupakan faktor penentu kemampuan suatu negara untuk bersaing dengan sukses di pasar
a
//p
yang digunakan dalam indikator ini secara konseptual berdasarkan tingkat International
Standard Classification of Education (ISCED). Akan tetapi, Sakernas tidak menyediakan data
mengenai kemampuan baca-tulis (melek huruf) penduduk yang bekerja, sehingga pendekatan
yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat literasi (melek huruf) hanyalah pendidikan
saja .
“Angkatan kerja didominasi oleh mereka yang berpendidikan sekolah menengah yaitu
pada Agustus 2017 sebesar 33.29 persen”
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2017, di Provinsi Papua Barat tidak menunjukkan
perubahan yang cukup signifikan dari kontribusi angkatan kerja menurut tingkat pendidikan
jika dibandingkan dengan Agustus 2016. Kontribusi angkatan kerja ada pada mereka yang
tidak pernah bersekolah mengalami peningkatan sebesar 3.30 persen poin. Sedangkan
kontribusi angkatan kerja pada tingkat pendidikan sekolah dasar mengalami penurunan
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 53
sebesar 3.81 persen poin. Angkatan kerja pada Agustus 2017 sebagian besar didominasi oleh
mereka yang berpendidikan sekolah menengah yaitu sebesar 33.29 persen. Angkatan kerja
tamatan sekolah tinggi hanya sebesar 17.94 persen. Kondisi yang kurang baik ini ditunjukkan
pula dengan masih adanya angkatan kerja yang tidak pernah sekolah sekitar 17.47 persen
(Tabel 12).
id
Laki-Laki 11.25 15.02
o.
Perempuan 19.62 21.49
.g
Perkotaan 3.39 5.61
Perdesaan 18.90 ps 24.72
Sekolah Dasar 35.12 31.30
.b
Laki-Laki 21.65 31.10
at
Ditinjau berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak laki-laki yang berkontribusi dalam
angkatan kerja kecuali untuk tingkat pendidikan menengah. Pada tingkat pendidikan
menengah kontribusi angkatan kerja perempuan lebih tinggi dari dari laki-laki yaitu 37.81
Perbedaan kualitas angkatan kerja antara perkotaan dan perdesaan dilihat dari tingkat
pendidikan memang cukup menarik. Pada Agustus 2017, persentase angkatan kerja perdesaan
yang tidak pernah sekolah lebih tinggi dari persentase angkatan kerja perkotaan (mencapai
hampir lima kali lipat). Begitu pula untuk jenjang pendidikan sekolah dasar, persentase
54 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
angkatan kerja perdesaan lebih tinggi dibandingkan laki -laki yaitu sebesar 34.98 persen
“Agustus 2017: Terdapat sekitar 13 persen angkatan kerja pemuda yang tidak pernah
sekolah”
Pola persebaran angkatan kerja terlihat berbeda pada setiap kelompok umur. Secara
umum pada semua kelompok umur, angkatan kerja didominasi oleh tamatan sekolah
menengah. Hal yang cukup menarik adalah bahwa pada kelompok umur muda dan pemuda,
masih tinggi persentase angkatan kerja yang tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku
sekolah, padahal program wajib belajar telah dicanangkan sejak tahun 1984.
Grafik 36. Persentase Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Kelompok
id
Umur, Agustus 2016 dan Agustus 2017
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
Pada Agustus 2017, persentase angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan lebih
banyak terkonsentrasi pada jenjang pendidikan sekolah tinggi.
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 55
Grafik 37. Perbandingan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis
Kelamin, Agustus 2017
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
56 Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat
BAB 6 INDIKATOR UPAH DAN
BIAYA TENAGA KERJA
id
rata upah/gaji bersih sebulan terakhir buruh/karyawan/pegawai. Sakernas juga tidak
o.
mendata biaya kompensasi sehingga indicator tersebut tidak dapat disajikan pada publikasi
.g
ini. ps
.b
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2017 seperti yang tampak pada Tabel 13, rata-rata
at
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 dengan kisaran
pu
rupiah), 2016-2017
tp
ht
Indikator Pasar Tenaga Kerja Papua Barat 2017 | BPS Provinsi Papua Barat 57
ht
tp
s:
//p
apu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
PENJELASAN TEKNIS
id
agar data ketenagakerjaan yang dihasilkan dari berbagai survei di Indonesia dapat
o.
dibandingkan secara internasional, tanpa mengesampingkan kondisi ketenagakerjaan
.g
spesifik Indonesia. ps
.b
Pendekatan teori ketenagakerjaan yang digunakan dalam Sakernas adalah
at
ar
Konsep Dasar Angkatan Kerja (Standard Labor Force Concepts) yang dapat dilihat pada
ab
Konsep umum yang digunakan dalam Sakernas yang juga diadopsi untuk
penyusunan KILM, meliputi konsep dan definisi mengenai penduduk, usia kerja,
periode referensi dan kriteria satu jam.
id
o.
USA (16 tahun), Canada (14 dan 15 tahun), India (5 dan 15 Tahun), dan Venezuela (10
.g
dan 15 tahun), sementara penggunaan batas atas penduduk usia kerja contohnya:
ps
Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia (74 tahun), Mesir, Malaysia, Mexico (65 tahun),
.b
bekerja dan pengangguran. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk
pu
Diantaranya dirinci menjadi tiga kelompok besar kegiatan, yaitu penduduk yang
s:
sedang sekolah, penduduk yang sedang mengurus rumah tangga, dan penduduk yang
tp
ht
sedang melakukan kegiatan lainnya (olahraga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial
seperti berorganisasi dan kerjabakti).
Kegiatan bekerja mencakup baik yang sedang bekerja maupun yang punya
pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak aktif bekerja karena sakit,
cuti, menunggu panen, mogok kerja, tugas belajar dan sejenisnya.
id
yang diinginkan. Atau mereka yang merasa karena keadaan situasi/kondisi/iklim/
o.
.g
musim menyebabkan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Sudah
ps
diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja adalah alasan bagi mereka yang tidak
.b
mencari kerja/mempersiapkan usaha karena sudah diterima bekerja, namun pada
at
ar
keterangan responden. Dalam survei rumah tangga atau individu, periode referensi
a
//p
responden dalam mengingat (recall) dan juga mengurangi masalah (statistik) yang
tp
timbul oleh karena perpindahan penduduk dan perubahan status aktivitas, pekerjaan
ht
Periode referensi lainnya yang digunakan dalam Sakernas adalah kriteria satu
jam. Kriteria ini digunakan dengan pertimbangan untuk mencakup semua jenis
pekerjaan yang mungkin ada pada suatu negara, termasuk di dalamnya adalah
pekerjaan dengan waktu singkat (short time work), pekerja bebas, stand-by work dan
pekerjaan yang tidak beraturan lainnya. Kriteria satu jam juga dikaitkan dengan
definsi bekerja dan penganggur yang digunakan, di mana penganggur adalah situasi
dari ketiadaan pekerjaan secara total (lack of work) dari jumah jam kerja dinaikkan
maka akan mengubah definisi penganggur yaitu bukan lagi ketiadaan pekerjaan
secara total.
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
a pu
//p
s:
tp
ht
ILO meluncurkan Indikator Pasar Tenaga Kerja / KILM (Key Indicator of Labor
Market) pada tahun 1999 untuk melengkapi program regular pengumpulan data dan
untuk meningkatkan penyebaran data pada elemen kunci dari pasar tenaga kerja
dunia.
Terdapat 20 (dua puluh) indikator yang disusun oleh ILO yang dikelompokkan
ke dalam 8 (delapan) kelompok, yaitu:
1) Partisipasi di dunia kerja, yang termuat dalam KILM 1, yaitu tingkat partisipasi
angkatan kerja;
id
2) Indikator penduduk bekerja, terdiri dari KILM 2 (rasio pekerja terhadap jumlah
o.
penduduk), KILM 3 (penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama),
.g
ps
KILM 4 (Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama), KILM 5
.b
(Penduduk yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama), KILM 6 (Pekerja
at
Paruh Waktu) dan KILM 7 (Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja),
ar
KILM 12 (underemployment),;
s:
tp
(tingkat ketidak-aktifan);
6) Indikator upah dan biaya tenaga kerja, yang termuat dalam KILM 15 (Upah dan
Biaya Kompensasi),;
id
TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah
o.
penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga
.g
ps
kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang-barang dan jasa
.b
dalam suatu perekonomian.
at
ar
Ratio (EPR)
pu
penduduk usia kerja suatu negara yang berstatus bekerja terhadap penduduk usia
s:
kerja. Rasio yang tinggi berarti sebagian besar penduduk suatu negara adalah bekerja,
tp
sementara rasio rendah berarti bahwa sebagian besar penduduk tidak terlibat
ht
id
Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di
o.
.g
suatu unit usaha/kegiatan. Informasi mengenai status dalam pekerjaan yang
dikumpulkan dalam Sakernas adalah:
ps
.b
at
1) Berusaha sendiri.
ar
4) Buruh/Karyawan/Pegawai.
s:
id
lapangan usaha adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009.
o.
Untuk kepentingan penyajian/publikasi, digunakan kategori/sektor sebagai berikut:
.g
1) Pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan; ps
.b
2) Pertambangan dan penggalian;
at
ar
3) Industri pengolahan;
ab
pu
5) Bangunan;
s:
9) Jasa kemasyarakatan.
/00. Lainnya
id
KILM 6. Pekerja Paruh Waktu
o.
.g
Jumlah jam kerja berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan pekerja serta
ps
pada tingkat produktivitas dan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh
.b
at
berbagai kelompok pekerja dan untuk pekerja secara individu menjadi penting ketika
ab
perkembangan ekonomi.
a
//p
Indikator pekerja paruh waktu berfokus pada individu dengan jumlah jam
s:
tp
kerja kurang dari full time, yang merupakan proporsi dari total pekerja. Karena tidak
ht
ada definisi yang disepakati secara internasional untuk jumlah minimum jam dalam
seminggu yang merupakan pekerjaan penuh-waktu (full time), garis pemisah tersebut
ditentukan, baik atas dasar negara-oleh-negara atau melalui penggunaan estimasi
khusus. Tetapi, jika tidak ada kesepakatan, biasanya digunakan batas 35 jam
seminggu sebagai jam kerja normal. Beberapa negara yang menggunakan batas 35
jam adalah Republik Korea, Amerika dan El Salvador1. Untuk kasus Indonesia, batas
yang digunakan adalah kurang dari 35 jam seminggu dan mencari pekerjaan.
id
variasi konsep nasional. Akibatnya, informasi untuk indikator sering didasarkan pada
o.
.g
definisi nasional dan pengukuran ekonomi informal.
ps
BPS melakukan pendekatan khusus dalam menentukan pekerja sektor formal/
.b
at
informal yaitu berdasarkan status dalam pekerjaan utama dari jenis pekerjaan/
ar
jabatan.
ab
pu
Penduduk yang bekerja di sektor informal terkait perkiraan jumlah orang yang
//p
s:
bekerja di sektor informal dibandingkan dengan jumlah orang bekerja. Dalam hal
tp
ukuran dan pertumbuhan, sektor informal merupakan bagian penting dari kehidupan
ht
ekonomi, sosial, dan politik di sebagian besar negara berkembang, serta beberapa
negara maju. Di negara-negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk atau
urbanisasi yang tinggi, ekonomi informal cenderung tumbuh untuk menyerap
sebagian besar tenaga kerja. Konferensi Internasional Statistik Tenaga Kerja ( The
International Conference of Labour Statisticians -ICLS) ke-15 mendefinisikan sektor
informal sebagai unit produksi dalam usaha rumah tangga yang dimiliki oleh rumah
tangga. Mereka yang bekerja di sektor informal terdiri semua orang yang selama
periode acuan tertentu yang bekerja pada setidaknya satu unit produksi yang
memenuhi konsep sektor informal, terlepas dari status mereka dalam pekerjaan dan
apakah itu pekerjaan utama atau pekerjaan sekunder. Resolusi ICLS memperbolehkan
beberapa variasi konsep nasional. Akibatnya, informasi untuk indikator ini sering
didasarkan pada definisi nasional dan pengukuran ekonomi informal.
id
o.
Pekerjaan informal dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi dua: usaha
.g
ps
sendiri informal dan pekerjaan upahan informal yang mencakup karyawan tanpa
.b
kontrak resmi, jaminan pekerja atau perlindungan sosial yang dipekerjakan di usaha
at
formal atau informal. Yang termasuk usaha sendiri informal adalah pengusaha pada
ar
sektor informal, berusaha sendiri pada usaha informal, pekerja keluarga tidak dibayar,
ab
pu
dan anggota koperasi produksi informal (Chen, 2006 seperti dikutip dalam Maligalig,
a
dkk, 2008). Pembedaan ini menyarankan agar pekerja informal dibagi dalam seluruh
//p
kategori status pekerja: pengusaha, buruh, berusaha sendiri, pekerja keluarga tidak
s:
KILM 9. Pengangguran
3) Mereka yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan; dan
4) Mereka yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima
bekerja tetapi belum mulai bekerja.
id
o.
memastikan penyesuaian (adjustment) terhadap fluktuasi ekonomi. Tingkat
.g
pengangguran pada kelompok tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis
ps
kelamin, dan pendidikan berguna dalam mengidentifikasi kelompok pekerja dan
.b
at
indikator yang paling informatif mencerminkan indikasi pasar umum dan kinerja
pu
pasar tenaga kerja dan ekonomi secara keseluruhan, tidak harus ditafsirkan sebagai
a
//p
gambaran proporsi angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan tapi bersedia dan
secara aktif mencari pekerjaan. Angka ini menggambarkan tentang sumber daya
ekonomi pekerja menganggur atau anggota keluarga mereka. Penggunaannya harus
dibatasi sebagai ukuran pemanfaatan tenaga kerja serta indikasi kegagalan untuk
mencari pekerjaan. Tindakan-tindakan lain, termasuk indikator pendapatan yang
terkait, akan diperlukan untuk mengevaluasi kesulitan ekonomi.
id
o.
Pengangguran jangka panjang merupakan stok tenaga kerja yang tidak dapat
.g
dimanfaatkan, merupakan bagian dari angkatan kerja, tetapi tidak memiliki pekerjaan
ps
(menganggur) dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya, Sakernas tidak
.b
at
Sakernas.
pu
jumlah jam kerjanya di bawah ambang batas jam kerja normal (bekerja kurang dari 35
ht
Telah lama diakui bahwa aspek-aspek struktur rumah tangga terkait dengan
id
aktivitas pasar tenaga kerja. Misalnya, perempuan kepala rumah tangga cenderung
o.
memiliki tingkat aktivitas yang relatif tinggi. Pada pasangan yang menikah, suami
.g
ps
biasanya memiliki tingkat ketidakaktifan yang rendah, terutama jika ada anak-anak
.b
dalam keluarga. Tingkat ketidakaktifan yang rendah pada wanita bisa berkorelasi
at
dengan tingginya tingkat ketidakaktifan untuk laki-laki, yaitu suami, jika laki-laki
ar
sedang menyelesaikan pendidikan atau secara fisik tidak mampu bekerja, sehingga
ab
terbaik yang tersedia untuk melihat tingkat keahlian tenaga kerja. Pendidikan
ht
merupakan salah satu faktor penentu penting untuk menilai kemampuan suatu negara
untuk bersaing dengan sukses di pasar dunia dan membuat efisiensi penggunaan
kemajuan teknologi yang cepat. Tabel KILM 14 menyajikan informasi mengenai
tingkat pendidikan angkatan kerja dengan lima tingkat pendidikan yaitu tidak pernah
bersekolah, tingkat pra-dasar, tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat tinggi
(dalam publikasi ini hanya dikategorikan dalam empat tingkat pendidikan yaitu tidak
pernah bersekolah, tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat tinggi).
4) Sekolah tinggi, yaitu mereka yang memiliki ijazah Diploma I/II, Diploma III,
Diploma IV/Sarjana dan S2/S3.
id
Indikator ini dapat memberikan gambaran mengenai tingkat kesejahteraan
o.
penduduk bekerja melalui indeks upah pada sektor ini. Tetapi, terdapat survei khusus
.g
ps
(Survei Upah dan Survei Struktur Upah) yang bukan merupakan bagian dari
.b
Sakernas yang dilakukan untuk mengumpulkan data terkait dengan indikator ini.
at
Salah satu keterbatasan variabel pada Sakernas adalah hanya menanyakan upah/
ar
pendapatan sebulan terakhir pada status pekerjaan tertentu, maka yang dapat
ab
pu
pegawai. Biaya kompensasi tidak dapat disajikan pada publikasi KILM ini.
//p
sejauh mana faktor produksi L ( Labour /Tenaga Kerja) berperan dalam proses
produksi. Tingkat produktivitas tenaga kerja memberikan gambaran mengenai output
yang dihasilkan oleh satu unit tenaga kerja. Semakin tinggi output yang dihasilkan,
maka semakin produktif tenaga kerja tersebut, demikian sebaliknya. Indikator ini juga
penting untuk melihat sektor mana saja yang memiliki tenaga kerja dengan
produktivitas tinggi, dan sektor mana yang tidak. Identifikasi ini memberikan
gambaran sektor padat karya ( labour intencive) dan sektor padat modal ( capital
intencive) . Akan tetapi karena keterbatasan variabel yang dikumpulkan pada
Sakernas mengakibatkan indikator ini tidak dapat disajikan pada publikasi kali ini.
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
a pu
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
Agustus 2016—2017
a
//p
s:
tp
ht
Lampiran 8. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin
tp
id
o.
Lampiran 10. Jumlah dan Persentase Pekerja Menurut Sektor Formal dan Informal,
.g
2016—2017 ps
.b
at
ar
ab
apu
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
2016—2017
apu
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
2016—2017
a
//p
s:
tp
ht